Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Efisiensi
Energi
Disusun Oleh:
Annisa Fitri Shaumi (151734003)
Anggota Kelompok:
Cipta Tri Satria (151734006)
Dio Setiawan (151734008)
Rifqi Muhamad R (151734025)
Ryan Fadillah A (151734019)
Tika Faradita Anggraeni (151734031)
1.2 Tujuan
1) Mahasiswa dapat mengetahui sistem percobaan
2) Mahasiswa dapat memahami karakteristik/parameter operasi pencahayaan
3) Mahasiswa dapat menentukan parameter kinerja sistem pencahayaan
4) Mahasiswa dapat mengidentifikasi operasi efisien sistem pencahayaan
1
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Cahaya
Cahaya adalah suatu energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang
kasat mata. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan
panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket
partikel yang disebut foton. Kedua definisi tersebut merupakan sifat yang
ditunjukkan cahaya secara bersamaan. Paket cahaya yang disebut spektrum
kemudian dipersepsikan secara visual oleh indra penglihatan sebagai warna.
Sumber cahaya memancarkan energi dalam bentuk gelombang yang
merupakan bagian dari kelompok gelombang elektromagnetik. Pada gambar
menunjukkan sumber cahaya alam dari matahari yang terdiri dari cahaya tidak
tampak dan cahaya tampak.
2
Panjang gelombang tampak berukuran antara 380mµ sampai dengan 780mµ
seperti pada tabel berikut ini.
Panjang Gelombang
1 lm = 1 cd⋅sr.
3
Satu bola penuh memiliki solid angle sebesar 4π steradian, maka sebuah
sumber cahaya yang memancarkan satu candela ke semua arah memiliki total fluks
cahaya sebesar 1 cd × 4π sr = 4π cd⋅sr ≈ 12.57 lumen.
2.2.3 Luminasi
Luminasi adalah suatu ukuran terangnya suatu benda baik pada sumber
cahaya maupun pada suatu permukaan. Luminasi yang terlalu besar akan
menyilaukan mata (contoh lampu pijar tanpa armatur). Luminasi suatu sumber
cahaya dan suatu permukaan yang memantulkan cahayanya adalah intensitasnya
dibagi dengan luas semua permukaan. Sedangkan luas permukaan adalah luas
proyeksi sumber cahaya pada suatu bidang rata yang tegak lurus pada arah pandang,
jadi bukan permukaan seluruhnya.
Keterangan :
2.2.4 Iluminasi
Tingkat Pencahayaan (iluminasi) merupakan besarnya cahaya yang
dibutuhkan untuk menerangi suatu ruangan. Tingkat pencahayaan digunakan untuk
menentukan kualitas pencahayaan pada setiap ruangan sesuai dengan
fungsinya.Lambang iluminasi adalah E dengan satuan lux (lux) sesuai persamaan
berikut.
E = F/A
Keterangan :
4
2.2.5 Efikasi
Efikasi adalah rentang angka perbandingan antara fluks cahaya (lumen)
dengan daya listrik suatu sumber cahaya (watt), dalam satuan lumen/watt. Efikasi
juga disebut fluks cahaya spesifik. Efikasi dapat diperoleh dari data katalog produk
lampu. Nilai efikasi ini berbanding lurus dengan efisiensi lampu, sesuai persamaan
berikut
𝑃
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 =
𝐴
5
Bola lampu pijar terdiri dari hampa udara atau berisi gas, yang dapat
menghentikan oksidasi dari kawat pijar tungsten/wolfram, namun tidak akan
menghentikan penguapan. Warna gelap bola lampu dikarenakan tungsten yang
teruapkan mengembun pada permukaan lampu yang relatif dingin. Dengan adanya
gas inert, akan menekan terjadinya penguapan, dan semakin besar berat molekulnya
akan makin mudah menekan terjadinya penguapan.
6
2.3.3 Lampu TL (Tabung Floresecent)
Di antara berbagai jenis lampu, lampu neon termasuk kategori lampu hemat
energi dan banyak dipakai di perumahan dan perindustrian. Lampu neon dapat
berusia 10 ribu jam, sepuluh kali usia lampu pijar. Namun dampaknya bagi
lingkungan, kedua jenis lampu ini cukup berbahaya. Lampu pijar sangat boros
dalam efisiensi energi dan cahayanya tidak cukup terang, sehingga di negara-negara
maju lampu ini sudah jarang dipakai lagi. Kandungan merkuri pada lampu neon pun
tidak baik bagi kesehatan manusia maupun lingkungan. Tingkat efisiensi energi
yang rendah membawa pengaruh bagi pemanasan global.
Lampu TL, penggunaannya sudah sangat luas dan sangat umum baik untuk
penerangan rumah tempat tinggal ataupun penerangan pada bangunan gedung
perkantoran. Keuntungan dari lampu TL ini adalah menghasilkan cahaya output
per watt daya yang digunakan lebih tinggi daripada lampu pijar. Operasi lampu
TL standar hanya membutuhkan komponen yang sangat sedikit yaitu: Ballas
(berupa induktor), starter, dan sebuah kapasitor (pada umumnya tidak digunakan)
dan sebuah tabung lampu TL. Konstruksi ini dapat dilihat pada gambar:
7
normalnya adalah normally open ini akan ‘closed’ sehingga gas neon di dalamnya
dingin (deionisasi) dan dalam kondisi starter ‘closed’ ini terdapat aliran arus yang
memanaskan filamen tabung lampu TL sehingga gas yang terdapat didalam tabung
lampu TL ini terionisasi. Pada saat gas neon di dalam tabung starter sudah cukup
dingin maka bimetal di dalam tabung starter tersebut akan ‘open’ kembali sehingga
ballast akan menghasilkan spike tegangan tinggi yang akan menyebabkan terdapat
lompatan elektron dari kedua elektroda dan memendarkan lapisan fluorescent pada
tabung lampu TL tersebut, perstiwa ini akan berulang ketika gas di dalam tabung
lampu TL tidak terionisasi penuh sehingga tidak terdapat cukup arus yang melewati
filamen lampu neon tersebut. Lampu neon akan tampak berkedip.
Dengan jumlah watt (energi listrik) yang lebih kecil, lampu TL atau neon
lebih murah digunakan daripada membeli lampu pijar biasa, dan saat ini jenis lampu
TL juga bervariasi baik bentuk, fitting pemasangan, serta warna cahayanya ada
yang putih, kuning, dan warna lainnya. Dengan keseimbangan antara harga dan
lama pemakaian, lampu TL banyak digunakan untuk penerangan toko, mall, serta
tempat-tempat lain yang membutuhkan cahaya terang dan lebih hemat energi.
8
Ada3 tipe rangkaian Ballas elektronik yang sering digunakan yaitu :
-Flyback inverter
-Rangkaian Current source Resonant
-Rangkaian Voltage source resonant
Perbedaan ketiga tipe rangkaian ballas elektronik terletak pada rangkaian kontrol
yang membangkitkan frekuensi tinggi.
9
BAB III
METODA PENGUJIAN
3 Display Lampu
Halogen
10
4 Lampu LHE Lampu TL
Tornado
11
5) Catat parameter yang dibutuhkan :
- Tegangan (V)
- Arus (A)
- Intensitas cahaya dengan menggunakan luxmeter (Lux)
- Tinggi lampu terhadap bidang kerja (cm)
- Luas bidang kerja (m2)
6) Matikan MCB
TL
BE
mcb
C
A
CFL
L1
LED
L2
AC ~ V
HLG
L3
2) Titik Pengukuran
Skema simulasi titk pengukuran tingkat pencahayaan pada bidang kerja (1m2).
Skema titik pengukuran dibawah digunakan untuk jenis lampu yang lain seperti :
CFL, Halogen, LED. Namun,sebagai referensi kelompok kami menggunakan tiga
titik pengukuran yaitu: di ujung kanan,di ujung kiri, dan di tengah yang tegak lurus
dengan lampu.
12
Lampu TLD
Lampu TLD
58W
62cm
Bidang kerja
Luxmeter
3.3. Pertanyaan
1) Tentukan karakteristik jenis lampu tersebut!
2) Dari table pengukuran buat profil lux dari lampu tanpa armature dan lampu
dengan armature!
3) Hitung tingkat pencahayaan, daya pencahayaan, dan effikasi dalam bentuk
table!
4) Dari table yang dibuat pada butir 3, buat profil tingkat pencahayaan, daya
pencahayaan dan effikasi untuk lampu tanpa armature dan lampu dengan
armature!
5) Jelaskan fenomena energy efisiensi pada sistem pencahayaan tersebut melalui
perbandingan dengan standar teknologi lampu tersebut!
13
BAB IV
DATA PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DATA
14
Lampu 5 (LHE 3)
Philips – Tornado 12 W
665 lm 55 lm/W
220 – 240 V 50 – 60 Hz 90 mA
Lampu 6 Halogen
100W 230V
Lampu 7 (lampu TL ballast konvensional)
Philips – Lifemax
TLD 36 W / 54 – 765 Cool daylight
2600 lm 72 lm/W
Lampu 8 (lampu TL ballast Elektronik)
Philips – Lifemax
TLD 36 W / 54 – 765 Cool daylight
2600 lm 72 lm/W
15
4.3 Data Pengukuran
16
17
4.4 Perhitungan
18
4.5 Profil Data Pengukuran
2000
1750 Lampu Halogen
1500 Lampu TL K
1250
1000 Lampu TL K+Kapasitor
750
500 Lampu TL E+Kapasitor
250
0 Lampu TL E
0 1 2 3 4
Pengukuran Ke-
Profil Effikasi
60
Lampu Softone
50
Effikasi (lumen/watt)
Lampu Pijar
40 Lampu LHE 1 (Genie)
30 Lampu LHE 2 (Essential)
19
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini saya melakukan pengamatan pada Sistem
Pencahayaan. Pengamatan ini dilakukan di Laboratorium Konservasi Energi
menggunakan 10 jenis lampu yang berbeda-beda dan juga karakteristik yang
berbeda tiap jenis lampunya. Lampu yang saya amati adalah sebagai berikut:
1. Lampu Softone
2. Lampu Pijar
3. Lampu LHE 1 (Genie)
4. Lampu LHE 2 (Essential)
5. Lampu LHE 3 (Tornado)
6. Lampu Halogen
7. Lampu TL Konvensional
8. Lampu TL Konvensional + Kapasitor
9. Lampu TL Elektronik
10. Lampu TL Elektronik + Kapasitor
20
dialiri ke bahan – bahan tergantung dari jenis lampu tersebut sehingga dapat
menghasilkan cahaya. Parameter operasi pencahayaan di percobaan ini adalah
kondisi dari tiap jenis lampu tersebut, kondisi ruangan, dan penggunaan sesuai
kebutuhan dari tiap jenis lampu serta parameter kelistrikan (yang terbaca didisplay)
antara lain tegangan, arus, daya aktif dan faktor daya. Terakhir adalah parameter
luas yang diukur oleh meteran panjang Kita dapat melihat hasil dari pengoperasian
sistem cahaya dari kinerja nya. Parameter kinerja sistem pencahayaan pada
percobaan ini ada tiga, yaitu Lux, Daya Pencahayaan dan juga nilai Efikasi nya.
Percobaan dilakukan selama 3 kali setiap jenis lampunya dengan
pengambilan data setiap 3 menit sekali, dalam pengoperasiannya juga dilakukan
penambahan kapasitor pada Lampu TL ballast elektronik maupun ballast
konvensional.
Pertama-tama saya akan membahas karakteristik dari 10 jenis lampu
tersebut:
1. Tegangan
Lampu Halogen
224 Lampu TL K
Lampu TL K + Kapasitor
223,5
Lampu TL E
223
0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Waktu (menit)
21
2. Arus
Dari profil diatas arus rata-rata menunjukan hubungan yang konstan terhadap
waktu, lampu dengan arus tertinggi adalah lampu TL E + Kapasitor dengan nilai
621,87 A dan nilai arus terkecil adalah lampu LHE 2 (essential) dengan nilai 64,157
A.
3. Cos ф
22
Dari profil diatas Cos ф rata-rata menunjukan hubungan yang cenderung turun
terhadap waktu, Cos ф dengan arus tertinggi adalah lampu Halogen dengan nilai
sebesar 0,988 dan arus terendah adalah lampu 0,11342
4. Daya
23
Dilihat dari data diatas nilai lux tertinggi adalah lampu Halogen karena dari
jenis lampu ini sendiri adalah jenis lampu yang biasa dipakai untuk acara – acara
besar seperti pentas seni. Sehingga Intensitas Cahaya nya pun harus besar agar
dapat memancarkan sinar yang sangat terang. Tetapi daya pencahayaan nya pun
akan tinggi yang artinya konsumsi daya yang digunakan dari listrik PLN semakin
banyak.
Untuk nilai lux terendah yaitu pada Lampu Softone, memang karakteristik
dari lampu ini tidak terlalu terang. Sehingga Intensitas cahaya yang dihasilkannya
pun rendah. Lampu ini cocok digunakan untuk penggunaan kamar tidur karena
tidak terlalu terang. Tetapi Daya yang digunakan lampu ini tidak paling rendah
karena konsumsi daya yang paling rendah yaitu ada pada lampu LHE 2 (Essential).
Untuk nilai Efikasi tertinggi yaitu pada lampu LHE 3 (Tornado) ini
menunjukkan bahwa lampu ini cocok digunakan pada ruangan ini karena nilai
effikasi tertinggi diantara jenis lampu lainnya. Lampu jenis ini adalah lampu yang
berbentuk spiral sehingga pemancaran cahayanya dapat kesemua sisi atau bisa
disebut merata. Sedangkan untuk nilai efikasi terendah yaitu ada pada lampu
Softone, nilai lux dari jenis lampu ini sangat lah rendah yang menunjukkan bahwa
intensitas cahaya yang dihasilkan rendah. Lampu ini tidak cocok dipakai diruangan
Laboratorium Konservasi Energi karena saat lampu dinyalakan, lampu tidak terlihat
seperti menyala karena kondisi dari ruangan tersebut sangat lah terang dan
permukaan dindingnya pun sangat putih bersih. Sehingga pemakaian lampu jenis
ini tidak terlihat, karena cahaya yang dihasilkan kalah dengan cahaya alami.
Pengaruh penambahan kapasitor pada lampu TL berdampak pada
penggunaan daya oleh lampu yang dapat berkurang atau sebagai penghemat daya.
Sehingga nilai efikasi yang didapat juga akan lebih tinggi dari Lampu TL yang tidak
menggunakan kapasitor. Ini juga berarti pemberian nilai kapasitor sebesar 8mF
sesuai dengan yang dibutuhkan karena penambahan kapasitor tidak selalu
menghasilkan perubahan yang menguntungkan bila kita salah dalam pemberian
nilai kapasitor bisa saja daya dan efikasi yang didapat tidak sesuai dengan yang kita
inginkan.
Namun terkait dengan jenis ballastnya, ballast elektronik membuat lampu
TL lebih hemat daya dibanding dengan ballast konvensional. Hal ini disebabkan
24
karena ballast elektronik menggunakan frekuensi tinggi dapat dibuktikan dengan
kamera jika kita lihat lampu TL ballast konvensional dengan kamera maka akan
terlihat bahwa lampu tersebut berkedip sedangkan pada lampu TL ballast elektronik
tidak terlihat berkedip.
Dibawah adalah data standar dari spesifikasi pabrikan sebagai berikut :
Efikasi (Lum/Watt) Daya (Watt) Standar
No. Jenis Lampu Standar Standar Label
Percobaan Percobaan
Pabrikan Pabrikan Efisiensi
Philips Standard
1 Candle Clear / 8 7,426 25 19,3 E
Lampu Pijar
Philips Genie/
2 52 39,28 11 5,921 A
LHE 1
Philips Essential/
3 52 41,07 11 5,71 A
LHE 2
Philips Tornado/
4 61 51,67 12 5,43 A
LHE 3
Philips Softone/
6 - 40,03 100 94,9 -
Lampu Halogen
Philips Lifemax/
7 90 15,67 36 56,34 A
Lampu TL (K)
Philips Lifemax/
8 Lampu TL (K) + 90 23,98 36 36,33 A
C
Philips Lifemax/
9 Lampu TL (E) + 90 50,32 36 16,64 A
C
Philips Lifemax/
10 90 28,96 36 28,85 A
Lampu TL (E)
25
jarak pengukuran dan luas ruang)
3. Lampu yang dibuat standar adalah lampu yang baru diproduksi
4. Kualitas alat ukur yang dipakai berbeda
Untuk membuat semua jenis lampu menjadi efisien kita dapat mengubah
parameter-parameter dari masing-masing lampu yaitu lampu dalam kondisi bersih,
lampu digunakan sesuai kebutuhan, sesuai kebutuhan disini adalah penggunaan
jenis lampu tergantung kondisi ruangan, pemakaian saat kita membutuhkan cahaya
lebih namun kurang bila hanya dari cahaya alami, penambahan ballast elektronik,
penambahan kapasitor dengan nilai yang sesuai, dan yang terakhir tentunya
perawatan lampu. Efikasi juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan intensitas
cahaya pada sebuah bidang sangat dipengaruhi oleh jaraknya terhadap sumber
cahaya.
26
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Sistem pencahayaan sendiri adalah sebuah sistem untuk memancarkan cahaya
pada benda atau kondisi yang perlu diterangi.
2. Lampu yang di amati sebanyak 10 jenis yaitu lampu Softone,Pijar,LHE 1
(Genie), LHE 2 (Essential), LHE 3 (Tornado), Halogen, TL K, TL K + kapasitor,
TL E + kapasitor, TL E.
3. Parameter operasi pencahayaan di percobaan ini adalah
Kondisi dari tiap jenis lampu tersebut
Kondisi ruangan
Penggunaan sesuai kebutuhan dari tiap jenis lampu
Parameter kelistrikan (yang terbaca didisplay) antara lain tegangan, arus,
daya aktif dan faktor daya.
Parameter luas yang diukur oleh meteran panjang
4. Parameter kinerja sistem pencahayaan pada percobaan ini ada tiga, yaitu Lux,
Daya Pencahayaan dan juga nilai Efikasi nya.
5. Dari data yang didapat Nilai Efikasi tertinggi adalah 51,67 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛/𝑤𝑎𝑡𝑡 yaitu
pada lampu LHE 3 (Tornado) dibanding ke 9 jenis lampu lainnya
6. Penambahan kapasitor pada lampu jenis TL menyebabkan daya menjadi turun
dan nilai efikasi menjadi lebih tinggi.
7. Agar sistem pencahayaan menjadi efisien dilakukan beberapa operasi
pencahayaan:
Kondisi bersih,
Lampu digunakan sesuai kebutuhan, sesuai kebutuhan disini adalah
penggunaan jenis lampu tergantung kondisi ruangan,
Pemakaian saat kita membutuhkan cahaya lebih namun kurang bila hanya
dari cahaya alami,
Penambahan ballast elektronik,
Penambahan kapasitor dengan nilai yang sesuai,
dan yang terakhir tentunya perawatan lampu.
27
DAFTAR PUSTAKA
https://greenbuilding.jakarta.go.id/files/userguides/IFCGuideVol3-IND.pdf
http://www.lighting.philips.co.id/id/sistem/sistem-pencahayaan
28
LAMPIRAN
29
Perhitungan
Berikut merupakan contoh perhitungan yang diambil dari data Lampu
Softone,data selanjutnya menggunakan excel.
Lampu Softone
Lux
Waktu V (V) I (mA) cos ø P (kW)
Kiri Tengah Kanan Rata-rata
14:06 223,68 92,269 0,9274 0,019 111 155 83 116,3333
A. Tingkat Pencahayaan
Tingkat Pencahayaan=Rata-rata Intensitas Penerangan=116,3 Lux
𝐹
𝐸 = 𝐴 = 116,3
Keterangan:
E = Intensitas Penerangan (Lux)
F = Fluks cahaya (Lumen)
A = Luas bidang (m2)
B. Daya Pencahayaan
30
𝑃
𝑃𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 =
𝐴
0,019𝑥1000
=
0,9513
= 19,9726 𝑊𝑎𝑡𝑡/𝑚2
Keterangan:
P = Daya (Watt)
A = Luas bidang (m2)
C. Effikasi
𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖
𝐸𝑓𝑓 =
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 (𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡)
𝐸 (𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛)
=
𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
116,3
=
19,9726
= 5,824 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛/𝑤𝑎𝑡𝑡
31