Anda di halaman 1dari 6

Bab 4

PERMINTAAN TENAGA KERJA

Permintaan tenaga kerja merupakan fungsi yang menggambarkan hubungan


antara tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja yang diminta. Permintaan tenaga
kerja dapat dianalisis secara mikro maupun makro. Pada analisis mikro, unit
analisisnya adalah sebuah perusahaan atau institusi tertentu, sedang dalam analisis
makro unit analisisnya adalah industri secara agregat (keseluruhan).
Dalam Hubungan Industrial ini membahas permintaan tenaga kerja dari sudut
pandang makro. Analisis permintaan tenaga kerja secara makro didasarkan atas
asumsi bahwa permintaan tenaga kerja diturunkan / diderivasi dari permintaan
masyarakat terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan. Semakin besar permintaan
barang dan jasa dari masyarakat semakin besar pula permintaan tenaga kerja
perusahaan ke masyarakat. Perusahaan meminta tenaga kerja karena kemampuannya
menghasilkan barang dan jasa. Dengan demikian pembahasan permintaan tenaga
kerja didasarkan pada teori produktivitas tenaga kerja. Disini akan dibahas variabel-
variabel yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja dan kesempatan kerja.

Varibel Yang Mempengaruhi Permintaan Tenaga Kerja

1. Tingkat Upah
Tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi
perusahaan. Kenaikan tingkat upah akan mengakibatkan kenaikan biaya produksi,
yang selanjutnya akan meningkatkan harga per unit produk yang dihasilkan.
Apabila harga per unit produk yang dijual ke konsumen naik, reaksi yang biasanya
timbul adalah mengurangi pembelian atau bahkan tidak lagi membeli produk
tersebut. Kondisi ini memaksa produsen untuk mengurangi jumlah produk yang
dihasilkan, yang selanjutnya juga dapat mengurangi akibat perubahan skala
produksi disebut efek skala produksi (scale effect).

39
Suatu kenaikan upah dengan asumsi harga barang-barang modal yang lain
tetap, maka pengusaha mempunyai kecenderungan untuk menggantikan tenaga
kerja dengan mesin. Penurunan jumlah tenaga kerja akibat adanya penggantian
dengan mesin disebut efek substitusi (substitution effect).

2. Teknologi
Penggunaan teknologi dalam perusahaan akan mempengaruhi berapa
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Kecanggihan teknologi saja belum tentu
mengakibatkan penurunan jumlah tenaga kerja. Karena dapat terjadi kecanggihan
teknologi akan menyebabkan hasil produksi yang lebih baik, namun
kemampuannya dalam menghasilkan produk dalam kuantitas yang sama atau
relatif sama. Yang lebih berpengaruh dalam menentukan permintaan tenaga kerja
adalah kemampuan mesin untuk menghasilkan produk dalam kuantitas yang jauh
lebih besar dari pada kemampuan manusia. Misalnya, mesin huller (penggilingan
padi) akan mempengaruhi permintaan tenaga kerja untuk menumbuk padi.

3. Produktivitas tenaga kerja


Berapa jumlah tenaga kerja yang diminta dapat ditentukan oleh seberapa
tingkat produktivitas dari tenaga kerja itu sendiri. Apabila untuk menyelesaikan
suatu proyek tertentu dibutuhkan 30 karyawan dengan produktivitas standar yang
bekerja selama 6 bulan. Namun dengan karyawan yang produktivitasnya melebihi
standar, proyek tersebut dapat diselesaikan oleh 20 karyawan dengan waktu 6
bulan.

4. Kualitas Tenaga Kerja


Pembahasan mengenai kualitas ini berhubungan erat dengan pembahasan
mengenai produktivitas. Mengapa demikian. karena dengan tenaga kerja yang
berkualitas akan menyebabkan produktivitasnya meningkat. Kualitas tenaga kerja

40
ini tercermin dari tingkat pendidikan, ketrampilan, pengalaman, dan kematangan
tenaga kerja dalam bekerja.

5. Fasilitas Modal
Dalam prakteknya faktor-faktor produksi baik sumber daya manusia
maupun yang non sumber daya manusia seperti modal tidak dapat dipisahkan
dalam menghasilkan barang atau jasa. Pada suatu industri, dengan asumsi faktor-
faktor produksi yang lain konstan, maka semakin besar modal yang ditanamkan
akan semakin besar permintaan tenaga kerja. Misalnya, dalam suatu industri
rokok, dengan asumsi faktor-faktor lain konstan, maka apabila perusahaan
menambah modalnya, maka jumlah tenaga keja yang diminta juga bertambah.

Kesempatan Kerja
Besarnya permintaan tenaga kerja dapat ditunjukkan oleh jumlah orang yang
bekerja pada suatu saat. Jumlah orang bekerja ini merupakan kesempatan kerja.
Kesempatan kerja berubah dari waktu ke waktu, karena besarnya permintaan tenaga
kerja dapat ditunjukkan oleh besarnya kesempatan kerja, maka dapat dinyatakan
bahwa penyebab perubahan kesempatan kerja sama dengan penyebab perubahan
permintaan kerja.

1. Kesempatan Kerja Berdasar Sektor Ekonomi


Lapangan usaha yang sudah baku secara internasional, yang disebut dengan
International Standard Industrial Clasification (ISIC). ISIC ini kemudian diadopsi
Indonesia, dan dikenal dengan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI).

41
Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia ini meliputi :
1. Pertanian
2. Pertambangan
3. Industri pengolahan
4. Industri gas dan air minum
5. Kontruksi
6. Perdagangan
7. Perhubungan
8. Keuangan dan bank
9. Jasa-jasa lain.

2. Kesempatan Kerja Berdasar Pendidikan


Secara umum analisis kesempatan kerja berdasar jenjangnya dibedakan
menjadi sembilan (9) :
1. Tidak Sekolah
2. Sekolah Dasar Tidak Tamat
3. Sekolah Dasar Tamat
4. Sekolah Menengah Pertama Umum
5. Sekolah Menengan Pertama Kejuruan
6. Sekolah Menengah Umum (SMU)
7. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
8. Program Diploma
9. Universitas

Idealnya analisis berdasar pendidikan ini dilengkapi dengan jenis


pendidikannya. Hal ini disebabkan meskipun jenjangnya sama, tetapi dengan jenis
yang berbeda mempunyai kekhususan yang berbeda pula. Misalnya jenjangnya
SLTA, tetapi dengan jenis pendidikan teknik dan pendidikan ekonomi akan
mempunyai kekhususan yang berbeda. Dari kekhususan yang berbeda ini, bagi
siswa lulusannya akan mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan yang
berbeda pula.
Dari sisi permintaan tenaga kerja, analisis berdasar jenis pendidikan ini
dapat menunjukkan bagaimana penyerapan pada masing-masing jenis pendidikan.
Jenis pendidikan seperti apa yang menyediakan kesempatan kerja rendah dan
yang menyediakan kesempatan kerja tinggi. Analisis lebih lanjut yaitu dalam hal

42
prediksi dimasa yang akan datang, jenis pendidikan seperti apa yang masih
dibutuhkan dan berapa jumlahnya.

3. Kesempatan Kerja Berdasar Jenis Jabatan


Pengertian jabatan disini bukan menunjukkan pada kedudukan sebagai
manajer (fisrt line, middle, top) dalam perusahaan. Pengertian jabatan disini adalah
menyangkut penempatan seseorang pada suatu pekerjaan tertentu, apakah itu
manajerial, operasional, atau profesi. Jenis jabatan yang digunakan sebagai dasar
analisis adalah Klasifikasi Jabatan Indonesia (KJI) yang merupakan adopsi dari
International Standard Clasification of Ocuption (ISCO). Menurut Klasifikasi
Jabatan Indonesia, jenis jabatan dibedakan menjadi delapan yaitu :
1. Professional
2. Manajerial
3. Tenaga produksi
4. Klerikal
5. Pekerja pertanian
6. Pramuniaga
7. Teknisi
8. Lain-lain

43
SENERAI
efek skala produksi (scale effect) = perubahan skala produksi
efek substitusi (substitution effect) = Penurunan jumlah tenaga kerja akibat
adanya penggantian dengan mesin

SOAL
1. Jelaskan pengertian permintaan tenaga kerja
2. Mengapa variabel-variabel seperti tingkat upah, teknologi, produktivitas,
kualitas tenaga kerja, dan fasilitas modal, dapat berpengaruh pada permintaan
tenaga kerja ?
3. Jelaskan penggolongan kesempatan kerja berdasarkan sektor pekerjaan,
tingkat pendidikan, dan jenis jabatan

44

Anda mungkin juga menyukai