Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL KERJA PRAKTIK

PENGAMATAN TEKNIK PEKERJAAN PELEDAKAN DALAM


KEGIATAN PERTAMBANGAN DI PT. BORNEO INDOBARA
KALIMANTAN SELATAN

DI AJUKAN OLEH :

RAMOS FRANS SWAMITRAN SITANGGANG (DBD 114 073)


IBETH AFRYATI SIHOTANG (DBD 114 114)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
2017
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL KERJA PRAKTIK
DI AJUKAN KE
PT. BORNEO INDOBARA KALIMANTAN SELATAN

Nama : Ramos Frans Swamitran Sitanggang (DBD 114 073)


Jl. Batu Mahasur no 17 ,Palangka Raya
Ibeth Afryati Sihotang (DBD 114 114)
Jl. Yos Sudarso II no 4 ,Palangka Raya
Alamat Jurusan : Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Palangkaraya
Jl. H. Timang No.1 (73112) Palangkaraya
Telp : 0536 – 3226487
Fax : 0536 – 3226487
E-mail Koordinator : aprindpirantawan@mining.upr.ac.id
Kerja Praktik (KP)
Palangka Raya, April 2017

Mahasiswa, Mahasiswa,

Ramos F S Sitanggang Ibeth Afryati Sihotang


DBD 114 073 DBD 114 114

Menyetujui, Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan, Koordinator Kerja Praktik,

Ir. Yulian Taruna, M.Si Aprind Pirantawan, ST


NIP. 19580705 198905 1 019 NIP. 19820418 200604 1 003
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas

rahmat dan karuniaNya penyusun masih diberikan kesehatan jasmani dan rohani,

sehingga penyusun dapat menyelesaikan Proposal Kerja Praktik untuk memenuhi

persyaratan dalam mengajukan Kerja Praktik kepada Perusahaan/Instansi. Kerja

Praktik (KP) adalah salah satu dari matakuliah wajib dengan bobot 2 sks yang

wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas

Teknik Universitas Palangka Raya sebagai salah satu syarat untuk mengambil

matakuliah Tugas Akhir (TA). Melalui KP diharapkan mahasiswa dapat

memperluas pengetahuan dan pemahaman mengenai disiplin ilmu disertai

penerapannya secara nyata.

Dalam penulisan proposal ini penyusun menyadari masih banyak

kekurangan pada teknis penulisan proposal, mengingat akan keterbatasan

kemampuan yang dimiliki oleh penyusun. Untuk itu kami mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari semua pihak untuk penulisan berikutnya.

Palangka Raya, Maret 2017

Penyusun
I. JUDUL
PENGAMATAN TEKNIK PEKERJAAN PELEDAKAN DALAM
KEGIATAN PERTAMBANGAN DI PT. BORNEO INDOBARA
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN.

II. PENDAHULUAN
2.1 KONSEP DASAR PELEDAKAN
Kegiatan pada massa batuan mempunyai beberapa tujuan yakni:
a. Membongkar atau melepaskan batuan (bahan galian) dari batuan
induknya.
b. Memecah dan memindahkan batuan
c. Membuat rekahan
Bahan peledak merupakan sarana yang efektif sebagai alat
pembongkar batuan dalam industri pertambangan. Oleh karena itu perlu
dimanfaatkan sebagai barang yang berguna, disamping juga merupakan
barang yang berbahaya. Untuk itu dalam pelaksanaan pekerjaan
peledakan harus hati-hati sesuai dengan peraturan dan teknik-teknik
yang diterapkan, sehingga pemanfaatannya lebih efisien dan aman.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan guna mencapai pekerjaan
peledakan yang optimum:
a. Karakteristik batuan yang diledakkan
b. Karakteristik bahan peledak yang digunakan
c. Teknik dan metode yang diterapkan
Suatu proses peledakan biasanya dilakukan dengan cara membuat
lubang tembak yang diisi dengan sejumlah bahan peledak; dengan
penerapan metode peledakan, geometri peledakan dan jumlah bahan
peledak yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
III. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan yang
melipah ruah baik itu berupa hasil hutanmaupun hasil tambang yang berupa
bijih, minyak bumi maupun mineral yang salah satunya adalah batubara.
Batubara merupakan bahan galian yang sangat penting sebagai bahan bakar
alternatif setelah minyak bumi. Mengingat yang semakin menipisnya
cadangan minyak bumi, maka sejak tahun 1980 pemerintah mencanangkan
penggunaan batubara secara optimal sebagai sumber energy untuk keperluan
industri dan rumah tangga sebagai pengganti minyak bumi, sehingga
disamping menjadi energi alternatif pengganti minyak bumi maka dengan
adanya penambangan batubara diharapkan dapat menambah devisa bagi
negara dan juga menambah pendapatan asli daerah. Maka saat ini banyak
bermunculan pengusaha-pengusaha swasta maupun pengusaha asing yang
menambhkan modalnya untuk kegiatan baik eksplorasi maupun ekploitasi
dalam bidang pertambangan batubara diwilayah negara Indonesia.
Indonesia sendiri memiliki cadangan batubara yang cukup besar terutama
yang terdapat di Kalimantan Timur, sehingga dengan adanya cadangan
batubara yang cukup besar tersebut Idonesia yang besar. Di Kalimantan
Timur ini banyak dijumpai perusahaan pertambangan yang mengusahakan
dan memanfaatkan batubara untuk memenuhi kebutuhan para domestik
maupun kebutuhan manca negara (komoditas ekspor), tapi mengingat
batubara adalah sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui mak batubara
tersebut dimanfaatkan secara efektif dan efisien sehingga mampu member
keuntungan yang maksimal.
PT. BORNEO INDOBARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
adalah salah satu perusahaan produsen batubara di Indonesia dimana
perusahaan ini menerapakan system tambang terbuka dengan metode open
pit. Kegiatan utama pada tahapan penambangan tersebut terdiri dari
pengupasan lapisan tanah penutup, pembongkaran dengan peledakan.
Pemuatan dan pengangkuatan dari lokasi penambangan ke lokasi
pengumpulan (stock pile).
Salah satu kegiatan penambangan adalah pengupasan lapisan tanah penutup
dengan cara pemboran dan peledakan. Dalam pekerjaannya, peledakan
merupakan metode yang dominan dalam penggalian batuan dan batubara.
Masalah yang sering timbul pada penambangan adalah tidak diperolehnya
geometris atau perhitungan yang tepat dalam kegiatan peledakan tersebut. Hal
ini menyebabkan kgiatan pembongkaran dengan peledakan tidak ekonomis
lagi. Dan biasanya masalah ini terjadi karena cara pembongkaran yang tidak
sesuai dengan pola pemboran dan peledakan yang dianjurkan dalam hal ini
dapat juga karena factor pengisian bahan peledak.
Dengan perencanaan yang baik yang mencakup pemilihan alat bor yang
tepat, penentuan geometri peledakan, pola pemboran, pola peledakan dan
pemilihan bahan pledak serta pelaksanaan dilapangan yang sesuai dengan
prosedur dan pengawasan yang bertanggung jawab akan sangat menentukan
keberhasilan proses pembongkaran sehingga akan diperoleh ukuran boulder
atau fragmentasi yang dibutuhkan.

IV. MAKSUD DAN TUJUAN


Berikut merupakan maksud dari pengajuan proposal kerja praktik
penyusun dengan judul “Pengamatan Teknik Pekerjaan Peledakan Dalam
Kegiatan Penambangan di PT. Borneo Indobara Provinsi Kalimantan
Selatan”, yaitu:
1. Untuk mengamati pengeboran lubang ledak
2. Untuk mengamati metode atau geometri peledakan
3. Untuk mengamati pola peledakan
4. Untuk mengamati distribusi relative energy bahan peledak
5. Untuk mengetahui produktivitas hasil peledakan
Adapun tujuan penyusun mengajukan proposal kerja praktik dengan judul
“Pengamatan Teknik Pekerjaan Peledakan Dalam Kegiatan Penambangan di
PT. Borneo Indobara Provinsi Kalimantan Selatan”, yaitu:
1. Untuk mengamati pengeboran lubang ledak
2. Untuk mengamati metode atau geometri peledakan
3. Untuk mengamati pola peledakan
4. Untuk mengamati distribusi relative energy bahan peledak
5. Untuk mengetahui produktivitas hasil peledakan

V. MANFAAT
Diharapkan hasil penyusunan laporan kerja praktik dengan judul
“Pengamatan Teknik Pekerjaan Peledakan Dalam Kegiatan Penambangan di
PT. Borneo Indobara Provinsi Kalimantan Selatan” dapat menjadi bahan
referensi bagi pembaca terutama penyusun sebagai syarat dalam penyusunan
tugas akhir.

VI. RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah yang akan dikaji dalam pengamatan dan pnyusunan
laporan proposal dengan judul “Pengamatan Teknik Pekerjaan Peledakan
Dalam Kegiatan Penambangan di PT. Borneo Indobara Provinsi Kalimantan
Selatan” adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengamati pengeboran lubang ledak?
2. Bagaimana mengamati metode atau geometri peledakan?
3. Bagaimana mengamati pola peledakan?
4. Bagaimana mengamati distribusi relative energy bahan peledak?
5. Bagaimana mengetahui produktivitas hasil peledakan?

VII. BATASAN MASALAH


Untuk batasan masalah dalam pengamatan dan penyusunan laporan
proposal dengan judul “Pengamatan Teknik Pekerjaan Peledakan Dalam
Kegiatan Penambangan di PT. Borneo Indobara Provinsi Kalimantan
Selatan” adlah sebagai berikut:
1. Penyususun mengamati pengeboran lubang ledak
2. Penyususun mengamati metode atau geometri peledakan
3. Penyususun mengamati pola peledakan
4. Penyususun mengamati distribusi relative energy bahan peledak
5. Penyususun mengetahui produktivitas hasil peledakan

VIII. METODE PENGAMBILAN DATA


Metode pengambilan data yang akan digunakan sebagai referensi
penyusunan laporan kerja praktik judul “Pengamatan Teknik Pekerjaan
Peledakan Dalam Kegiatan Penambangan di PT. Borneo Indobara Provinsi
Kalimantan Selatan” nantinya adalah:
 Observasi (Pengamatan)
Dengan metode ini penyusun melakukan pengamatan langsung teknik
pekerjaan peledakan dalam kegiatan pertambangan
 Metode Pustaka
Metode ini dilakukan dengan studi literatur terkait dengan kegiatan
peledakan dalam kegiatan pertambangan

IX. DASAR TEORI


9.1 PROSES PECAHNYA BATUAN PADA PELEDAKAN
Dari titik pembakaran/ initiation point, bahan peledak memecah
dinding lubang tembak, ini terjadi karena adanya tekanan yang sangat
besar disekitar ledakan.
Tegangan tekan (compressive stress) mengalir kesegala arah lubang
tembak dengan kecepatan = kecepatan gel sonic, ketika teg tekan ini
melewati bidang bebas (free face) memantul kembali, sehingga timbul
gaya tarik apabila kekuatan tarik batuan terlewati batuan akan pecah
atau retak.
Ketika timbul rekahan akibat pecahnya batuan, aliran/ ekspansi gas
dari handak mendorong batuan ke segala arah sehingga batuan
terlempar.
Reaksi handak dalam lubang tembak sangat cepat, dan proses daya
guna handak diperkirakan selesai ketika ekspansi volumenya sudah
lebih besar 10 kalinya dengan memakan waktu sekitar 5 ms.
Pada tahap pertama terjadi
Bidang Bebas penghancuran batuan disekitar lubang
ledak dan diteruskannya energi ledakan
kesegala arah.

Retakan disekitar lubang ledak


Energi ledakan menghancurkan batuan
disekitar lubang tembak
Energi ledakan diteruskan ke segala arah

Bidang Bebas Pada tahap kedua energi ledakan


yang bergerak sampai bidang
bebas menghancurkan batuan pada
dinding jenjang tersebut

Pecahnya batuan pada dinding


jenjang diakibatkan tegangan tarik

Pada tahap terakhir, energi ledakan


yang dipantulkan oleh bidang bebas
Bidang Bebas pada tahap sebelumnya,dan ekspansi
gas akan menghancurkan batuan
dengan lebih sempurna

Lubang ledak
Bidang Bebas
Batas bidang bebas
Gambar 1.1 Proses pecah batuan pada peledakan
9.2 POLA PEMBORAN DAN POLA PELEDAKAN
a. Pola Pemboran (Drilling Patern)
Hasil dari peledakan tergantung dari mutu pemboran antara lain:
- Keteraturan letak lobang bor
Tujuan pemboran adalah untuk meletakkan bahan peledak pada
posisi (tempat) yang sudah direnacanakan.
Untuk itu didalam pelaksanaan lobang bor dirancang dengan
pola yang teratur, sehingga bahan peledak dapat terdistribusi
secara merata.
- Penyimpangan arah dan sudut lobang bor
Pada pemboran miring posisi lubang Bor perlu dicermati,
walaupun letak lobang bor sudah sempurna, bila posisi alat bor
tidak sejajar dengan alat bor sebelumnya maka dasar lobang
tidak akan sejajar.
Penyimpangan arah dan sudut pemboran dipengaruhi:
• Struktur batuan
• Keteguahan (stiff ness) batang bor
• Kesalahan “collaring” (awal pemboran)
• Kesalahan posisi alat bor
- Kedalaman dan kebersihan lobang bor
Permukaan (lantai) bor biasanya tidak rata dan datar sehingga
kedalaman lobang bor tidakakan sama seluruhnya
b. Pola Peledakan
Perlu diperhatikan dalam pemilihan kombinasi dari pola pemboran
dan pola peledkan untuk mendapatkan “fragmentation” dan arah
lemparan (tumpukan/muck pile) yang diharapkan. Peledakan
dengan “delay” ditunjukkan dengan nomor yang akan meledak,
dapat:
- mengurangi getaran yang timbul (ground vibration),
- airblast,
- memperkecil fragmentasi dsb
Free Face : Permukaan batuan yang berhubungan langsung dengan
udara.
Floor : Lantai/kaki yang sudah ada atau yang akan direncanakan
ada. Floor harus selalu rata untuk kemudahan transportasi dan
sedikit bersudut untuk penirisan air sewaktu diperlukan.
Toe : Bagian batuan yang tertinggal antara floor dengan free face
berupa tonjolan.

9.3 PERSIAPAN PELEDAKAN


Persiapan peledakan dapat dibagi atas beberapa bagian atau tahapan
kerja diantaranya :
1. Pengamanan lapangan kerja selama pelaksanaan persiapan
peledakan; ini dimaksudkan untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan atau terjadinya kerusakan pada alat-alat tambang maupun
keamanan pekerja tambang.
2. Persiapan alat bantu peledakan, antara lain : detonator, kabel
pembantu, kabel utama, blasting ohm meter, dan blasting machine.
3. Pembuatan primer; yang berfungsi untuk menghentakkan (shock)
isian utama atau blasting agent, sedangkan primer itu sendiri
dihentakkan dengan detonator.
4. Pengisian lubang ledak; syarat pengisian lubang ledak adalah :
b. Periksa lebih dahulu keadaan lubang. Pemerikasaan ini dapat
dilakukan dengan pantulan sinar dari sepotong cermin atau
tongkat kayu yang cukup panjang.
c. Waktu pengisian ke dalam lubang ledak harus hati-hati sehingga
detonator atau leg wire tidak terluka.
d. Hindari pemakaian leg wire yang terlalu pendek, namun kalau
terpaksa sambungan-sambungan harus diisolasi dengan baik.
e. Jangan memadatkan primer (tapping)
f. Diameter primer harus lebih kecil dari diameter lubang ledak.
Bila waktu memasukkan primer agak susah turunnya ke dalam
lubang maka dapat dibantu atau didoromg dengan tongkat kayu
secara perlahan-lahan.
g. Setelah primer telah sampai benar-benar didasar lubang maka
bahan peledak dapat dimasukkan. Bila memakai bahan peledak
ANFO maka dilarang memadatkannya sehingga berat jenisnya
bertambah
h. Pengisian bahan peledak, paling banyak dua per tiga dari tinggi
lubang ledak.
5. Stemming; syarat pengisian stemming adalah sebagai berikut:
a. Bahan stemming adalah tanah liat atau cutting pemboran
b. Stemming harus dibuat cukup padat, untuk itu perlu dipadatkan
(di-tapping) dengan tongkat kayu.
c. Stemming diusahakan bisa memperkecil suara peledakan.
6. Sistem Rangkaian
Dalam melakukan penyambungan detonator listrik ada empat
cara atau sistem rangkaian, antara lain :
a. Hubungan Seri
Rangkaian yang disusun secara seri, arus dari sumber tenaga
hanya melalui satu jalan. Jumlah arus yang melalui setiap
detonator adalah sama. Rangkaian seri sangat cocok untuk
meledakkan jumlah detonator yang tidak banyak, maksimum 50
buah atau tahanannya 100 ohm. Arus minimum untuk peledakan
dalam rangkaian seri adalah 1,5 Ampere untuk DC dan 2,0
Ampere untuk AC.
b. Hubungan Paralel
Dalam rangkaian paralel setiap cabang hanya berisi satu
detonator; tahanan detonator dalam rangkaian paralel adalah kecil
dan yang terbesar adalah tahanan firing line. Salah satu jalan
untuk menambah total arus yang mengalir dalam setiap detonator
adalah mengurangi tahanan firing line. Caranya adalah dalam
peledakan tersebut dipakai firing line dengan kawat yang
ukurannya lebih besar. Arus yang mengalir dalam rangkaian
dibatasi 10 Ampere, apabila terlalu besar akan terjadi arcing.
Sedangkan arus minimum yang mengalir untuk setiap detonator
adalah 0,5 Ampere.
c. Rangkaian Seri Paralel
Pada rangkaian Seri-Paralel, masing-masing seri dihubungkan
satu dengan yang lainnya dalam paralel. Rangkaian ini biasanya
dipakai apabila jumlah detonator dalam peledakan lebih dari 50
buah. Setiap seri dibatasi tidak lebih dari 40 detonator atau
tahanan maksimumnya 100 ohm. Dalam rangkaian paralel-seri
jumlah arus yang mengalir dalam firing line dibagi dalam masing-
masing seri yang diperhatikan bahwa tahanan di setiap seri adalah
sama atau tahanan satu seri mendekati serta sama dengan tahanan
seri yang lainnya. Hal ini disebut series balancing dan akan
menjamin bahwa total arus yang mengalir dalam firing line
terbagi sama pada setiap seri.
d. Hubungan Paralel Seri
Rangkaian paralel-seri merupakan kebalikan dari rangkaian
seri-paralel dimana setiap rangkaian paralel digabungkan dalam
hubungan seri dengan sambungan paralel lainnya.
7. Penyambungan Rangkaian
Dengan menggunakan detonator listrik maka harus diperhatikan
hal-hal berikut :
a. Sambungan leg wire dengan kabel pembantu harus baik dan kuat.
b. Penyambungan rangkaian antara semua lubang ledak harus
dilaksanakan secepatnya dan ujung rangkaian diikat satu sama
lain, sebelum dihubungkan dengan kabel utama.
c. Rangkaian harus dibuat rapi dan efektif, hindari kabel agar tidak
kusut dan terlipat.
d. Sebelum rangkaian antara lubang ledak disambung dengan kabel
utama, maka tahanan listrik dan kesinambungan arus dari
rangkaian harus ditest dengan blasting ohm meter. Tahanan listrik
rangkaian harus sesuai dengan perhitungan teoritis, namun
dengan toleransi 10% dapat dianggap baik.
8. Setelah semuanya aman maka selanjutnya siap diledakkan dengan
blasting machine.

9.4 PARAMETER RANCANGAN PELEDAKAN


Parameter rancangan peledakan merupakan hal yang sangat penting
dalam perencanaan dan pelaksanaan peledakan lapisan penutup, adapun
parameter yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Ketinggian teras (bench height)
Ketinggian teras biasanya ditentukan oleh parameter dilapangan
misalnya jangkauan oleh peralatan bor dan alat gali-muat yang
tersedia. Tinggi jenjang disesuaikan dengan kemampuan alat bor
dan diameter lubang, dimana jenjang yang rendah dipakai diameter
lubang kecil sedangkan diameter lubang bor besar utnuk jenjang
yang tinggi. Penerapan tinggi jenjang dilapangan bervariasi,
tergantung dari posisi endapan bahan galian.
2. Diameter lubang ledak (hole diameter)
Untuk mencapai tingkat penyebaran energi yang baik digunakan
diameter lubang peledakan (mm) yang sebanding dengan
ketinggian teras (m) dikalikan 8, atau didasarkan pada ketersediaan
alat bor yang dipakai. Secara umum diameter lubang akan sedikit
lebih besar daripada diameter mata bor yang mengakibatkan
kepadatan pengisian lebih tinggi.

3. Burden
Burden adalah jarak dari lubang peledakan ke bidang bebas
yang terdekat. Penentuan burden tergantung pada densitas batuan,
densitas bahan peledak (bahan peledak yang digunakan), diameter
bahan peledak atau diameter lubang peledakan, dan fragmentasi
yang dibutuhkan. Peledakan dengan jumlah row (baris) yang
banyak, true burden tergantung penggunaan bentuk pola peledakan
yang digunakan. Bila peledakan digunakan delay detonator dari
tiap-tiap baris delay yang berdekatan akan menghasilkan free face
yang baru.
4. Spacing
Spacing adalah jarak diantara lubang tembak dalam baris (row)
yang sama, tegak lurus terhadap burden, baik untuk nomor delay
yang sama maupun beda waktu delaynya. Distribusi energi
optimum diperoleh apabila jarak lubang sebanding dengan dimensi
burden dikalikan 1,15 dan polanya disusun dengan konfigurasi
yang berselang-seling. Jika spacing lebih kecil daripada burden,
cenderung mengakibatkan stemming injection yang lebih dini.
5. Stemming
Stemming adalah penempatan material isian (cutting pemboran)
diatas bahan peledak pada lubang peledakan untuk menahan
energi, mencegah terjadinya gelombang tekanan udara (air blast)
dan batuan melayang (flying rock) yang disebabkan tekanan gas-
gas hasil ledakan. Ukuran stemming secara umum dapat ditentukan
dengan cara dimensi burden dikalikan dengan 0,7. Di lapangan,
biasanya material stemming yang digunakan adalah cutting
pemboran, yang menjadi masalah adalah pada saat musim hujan;
untuk mengisi lubang ledak dengan material stemming, susah
karena basah. Lubang ledak yang basah membutuhkan material
stemming yang lebih banyak untuk pengungkungan energi bahan
peledak daripada lubang ledak yang kering, karenanya perlu
ditentukan pengungkungan relatif (relative confinement = RC) dari
suatu bahan peledak sehingga energi dapat tertahan dengan baik.
Faktor pengungkungan relatif bersifat sangat spesifik terhadap
lokasi, tergantung pada kondisi geologi disekitar lubang peledakan.
Secara umum pengungkungan relatif harus lebih besar dari 1,4
untuk mencegah hilangnya energi yang terkungkung secara
berlebihan.
6. Subdrilling
Subdrilling merupakan jarak pemboran lubang peledakan yang
berada di bawah dasar teras (jenjang). Subdrilling perlu untuk
menghindari problem tonjolan (toe) pada lantai, karena dibagian
ini merupakan tempat yang paling sukar diledakkan. Dengan
demikian gelombang ledak yang ditimbulkan pada lantai dasar
jenjang akan bekerja secara maksimum. Peledakan dengan
subdrilling memberikan tegangan tarik yang cukup besar pada
dasar jenjang, selain itu juga mengurangi keterikatan dengan
bagian lainnya yang menyebabkan bagian dasar mudah hancur dan
tidak terjadi tonjolan (toe). Secara umum panjang subdrilling dapat
ditentukan paling tidak 0,3 ~ 0,5 kali panjang burden.
7. Kedalaman Lubang Ledak
Merupakan dimensi tinggi teras ditambahkan dengan dimensi
panjang subdrilling
8. Volume Hasil Ledakan
Volume hasil ledakan merupakan dimensi burden (B) dikalikan
dengan jarak lubang dalam satu row yang sama (S) serta dikalikan
dengan ketinggian teras (H). Satuan volume hasil ledakan
dinyatakan dalam bank cubic metric (BCM), untuk mendapatkan
volume dalam satuan Ton, dikalikan dengan densitas batuan.

9. Kepadatan Pengisian
Kepadatan pengisian merupakan jumlah bahan peledak setiap
satuan panjang, sama dengan 0,000785 dikalikan dengan densitas
bahan peledak dikalikan dengan kuadrat diameter bahan peledak.
10. Blasting Ratio
Blasting ratio adalah jumlah berat bahan peledak setiap volume
hasil ledakan. Penerapan blasting ratio dilapangan jarang tepat
karena pengaruh pengisian bahan peledak.
11. Konfigurasi Pola Lubang Peledakan
Hal ini tergantung pada diameter lubang ledak, sifat-sifat
batuan, sifat-sifat bahan peledak, tinggi jenjang dan hasil yang
diinginkan. Pada umumnya ada tiga jenis pola peledakan yang
sering diterapkan, yaitu pola persegi panjang (rectangular), pola
bujur sangkar (square), dan pola selang-seling (staggered).

9.5 HAL-HAL YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM


MEMBUAT RANCANGAN
1. Kepekaan Lokasi
Kondisi lokasi di sekitar lokasi peledakan dalam hal prakiraan
getaran dan tingkat getaran yang diperbolehkan pada struktur
terdekat.
2. Fragmentasi yang diperlukan.
3. Perpindahan tumpukan material hasil ledakan (muckpile)
Arah perpindahan tergantung pada jalur daya tahan paling kecil
yang dapat ditelusuri energi bahan peledak, dimana rancangan
peledakan yang tepat (stemming yang baik, distribusi energi yang
tepat, toe yang kecil, dll); urutan delay dapat mengendalikan arah
dan tingkat perpindahan material hasil ledakan.
4. Pengendalian dinding
Interval delay yang terlalu singkat antara lubang dalam satu
baris dan antar baris dapat menyebabkan overbreak yang
berlebihan.
5. Geologi
Batuan berlapis-lapis dengan kohesi terbatas dapat bergeser
sehingga menyebabkan patahnya bahan peledak. Sedangkan
batuan besar yang banyak retakannya dapat mengalirkan gas bahan
peledak ke semua arah sehingga meningkatkan potensi terjadinya
cutoff. Batuan yang lunak memerlukan waktu yang lebih lama
untuk melakukan perpindahan sehingga diperlukan waktu yang
lebih lama antara baris-baris untuk mengendalikan pecah yang
berlebihan.
6. Kondisi air
Batuan jenuh (lubang peledakan yang terisi air) dapat
meneruskan tekanan air dari titik peledakan ke daerah-daerah di
sekitarnya (water hammer). Tekanan ini dapat menyebabkan
decoupling isi bahan peledak atau meningkatkan densitasnya
sampai ke titik yang tidak memungkinkan peledakan
(deadpressed).
7. Bahan peledak yang digunakan
Produk bahan peledak dengan densitas yang lebih besar (> 1,25
g/cc) yang menggunakan udara tersirkulasi untuk mengatur
kepekaan, mudah terkena dead pressing dari peledakan lubang
peledakan yang berdekatan.
8. Sederhana
Rancangan yang rumit akan memerlukan waktu tambahan untuk
menghubungkan dan mengevaluasi rangkaian (dengan memeriksa
penyambungan pada konfigurasi delay).
9. Biaya
Dengan meningkatnya tingkat kerumitan rancangan, biaya
biasanya akan meningkat. Biaya ini harus dipertimbangkan
berdasarkan biaya modifikasi rancangan lain agar diperoleh
efisiensi biaya.

9.6 PENYEMPURNAAN RANCANGAN PELEDAKAN


Untuk menyempurnakan rancangan peledakan, dapat dilakukan
dengan merancang kembali rangkuman data, tentang :
1. Jarak batu-batuan melayang (fly rock)
2. Fragmentasi yang dihasilkan
3. Getaran dan airblast (getaran udara dari hasil peledakan) yang
ditimbulkan
4. konfigurasi tumpukan tanah (muckpile)
5. kemudahan penggalian
6. bahan peledak yang gagal meledak
7. sumber material oversize dan overbreak
8. biaya keseluruhan dari pemboran, peledakan, dan penggalian
9. mengendalikan getaran
10. Mencegah batu-batu melayang dan hilangnya energy melindungi
lapisan bahan galian

X. PENUTUP
Dengan adanya proposal kerja praktik dengan judul “Pengamatan Teknik
Pekerjaan Peledakan Dalam Kegiatan Penambangan di PT. Borneo Indobara
Provinsi Kalimantan Selatan” yang kami ajukan, sekiranya dari perusahaan
dapat menerimanya.
Dan apabila judul yang kami ambil tidak sesuai dengan keadaan
perusahaan saat ini ataupun ada permasalahan lain sehingga judul kerja
praktik kami tidak diterima, maka kami berharap agar perusahaan dapat
memberikan kami masukan-masukan lain untuk kegiatan kerja praktik.

XI. WAKTU KEGIATAN


Waktu pelaksanaan kegiatan kerja praktik ini adalah selama dua bulan dari

Juli sampai Agustus 2017. Dengan rincian kegiatan sebagai berikut:

Juli-Agustus 2017

No. Kegiatan Minggu ke

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Orientasi Lapangan
2 Pengumpulan dan Pengolahan Data

3 Penyusunan Laporan

4 Presentasi Laporan

XII. CURRICULUM VITAE


Peserta dalam kerja praktik ini adalah mahasiswa Jurusan Teknik

Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya yang berjumlah dua

orang sebagai berikut :

Data Diri Pemohon

1. Nama : Ramos Frans Swamitran Sitanggang


NIM : DBD 114 073
IPK/Semester : 3,33 / VI
Status Mahasiswa : Aktif
Tempat, Tgl Lahir : Lumban Ihur Siriaon, 22 Maret 1996
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum Menikah
Agama : Kristen Protestan
Kebangsaaan : Indonesia
Alamat Asal : Lumban Ihur, Desa Sitoluhuta
Kec.Pangururan, Kab.Samosir,
Prov.Sumut
Alamat Palangka Raya : Jl. Batu Mahasur No. 17 Kel. Menteng,
Kec. Jekan Raya
HP : 082350512554
E-mail : ramos@std.mining.upr.ac.id

Data Pendidikan Formal

2002 – 2008 : SD Swasta Santo Michael Pangururan, Pangururan, Kec.

Pangururan, Kab. Samosir, Prov. Sumatera Utara


2008 – 2011 : SMP Negeri 1 Pangururan, Kec. Pangururan, Kab. Samosir,

Prov. Sumatera Utara

2011 – 2014 : SMA Negeri 1 Pangururan, Kec. Pangururan, Kab. Samosir,

Prov. Sumatera Utara

2014 – sekarang : Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik,

Universitas Palangka Raya

Pengalaman Pelatihan :

1. Pelatihan Komputer Ms.Office (Word, Excel, Power Point dan Internet)

mahasiswa BIDIKMISI tahun 2015

2. USMC V (UPR Student Mining Competition) Tahun 2015

3. Kuliah Lapangan Kulon Progo Yogyakarta 2016

Pengalaman Organisasi :

1. Panitia USMC (UPR Student Mining Competition) 2016

2. Anggota HMTP (Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan)

Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya tahun 2017

Demikian riwayat hidup saya buat dengan sebenar – benarnya dan dengan

sejujur - jujurNya.

Data Diri Pemohon

2. Nama : Ibeth Afryati Sihotang


NIM : DBD 114 114
IPK/Semester : 3,37 / VI
Status Mahasiswa : Aktif
Tempat, Tgl Lahir : Pinang Tinggi, 04 April 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Agama : Kristen Protestan
Kebangsaaan : Indonesia
Alamat Asal : Perum. Aur Duri Indah Blok C. No. 306 Kel. Penyengat
Rendah Kec. Telanaipura Kota Jambi.
Alamat Palangka Raya : Jl. Yos Sudarso II No. 4, Palangka Raya
HP : 082373142941
E-mail : Ibeth.afryati@std.mining.upr.ac.id

Data Pendidikan Formal

2001 – 2002 : TK Pkstaria Sungai Bahar Kab. Muaro Jambi, Prov. Jambi

2002 – 2008 : SDN 120/IV Kota Jambi

2008 – 2011 : SMPS Xaverius 2 Kota Jambi

2011 – 2014 : SMAN 5 Kota Jambi

2014 – sekarang : Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik,

Universitas Palangka Raya

Pengalaman Pelatihan :

1. Pelatihan Komputer Ms.Office (Word, Excel, Power Point dan Internet)

mahasiswa bidikmisi tahun 2015

2. Kuliah Lapangan Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2016

Pengalaman Organisasi :

1. Panitia USMC (UPR Student Mining Competition) Tahun 2016

2. Anggota FORMABIUP (Forum Mahasiswa Bidikmisi Universitas

Palangka Raya) Tahun 2017

Demikian riwayat hidup saya buat dengan sebenar – benarnya dan dengan

sejujur - jujurNya.
XIII. PENUTUP
Demikianlah proposal kerja praktik ini kami ajukan, besar harapan kami

agar proposal kerja praktik ini dapat diterima dan kami di ijinkan untuk

melakukan Kerja Praktik di PT. Borneo Indobara Kalimantan Selatan sesuai

dengan rencana yang telah kami buat. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan

berkat dan rahmat-Nya kepada kita semua. Atas bantuan dan kerjasamanya kami

ucapkan Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai