Anda di halaman 1dari 4

Jurnal KesMaDaSka - Juli 2017

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI NAFAS DALAM


UNTUK MENURUNKAN SKALA NYERI SAAT
DILAKUKAN RANGE OF MOTION (ROM) PADA
PASIEN ASAM URAT DI PANTI WREDHA DHARMA
BHAKTI KASIH SURAKARTA

Isnaini Rahmawati 1), Happy Indri Hapsari 2)


1, 2
Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKes Kusuma Husada Surakarta
rahmawati_isnaini@yahoo.com

ABSTRAK
Proses penuaan merupakan proses alamiah yang ditandai dengan penurunan kondisi biologis,
psikologis, maupun sosial. Kondisi biologis yang dapat menimbulkan masalah pada lanjut usia salah
satunya adalah nyeri akibat dari kadar asam urat yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh terapi nafas dalam untuk menurunkan skala nyeri saat dilakukan Range of
Motion (ROM) pada pasien asam urat di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta. Metode
penelitian menggunakan desain pre experimental dengan pendekatan pretest-posttest without control.
Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling sebanyak 12 lansia yang mengalami penyakit
asam urat. Intervensi diberikan setiap hari satu kali selama 21 hari. Analisa data menggunakan uji
Wilcoxon dan menunjukkan adanya penurunan skala nyeri yang signifikan pada lansia dengan penyakit
asam urat (p value 0,002)
Kata Kunci : nafas dalam, nyeri, lansia, asam urat

ABSTRACT
The aging process is naturally process that accompanied with the decrease of their bilogical, psycological
and social condition. Biological condition that cause healthy condition in elderly is pain that causes by
highly uric acid levels. The aim of this study was to analyze the the influence of deep breathing therapy
to reduce the pain scale during Range of Motion (ROM) in elderly with gouty arthritis in Panti Wredha
Dharma Bhakti Kasih Surakarta. The methode of this study is pre experimental design with pretest-
postest without control approach. The sampling techniques was done with total sampling of 12 elderly
who suffer from gouty arthritis. This deep breathing therapy performed once in every day for 21 days.
Data were analyzed using Wilcoxon test, and the result showed that decrased pain scale significantly in
elderly with gouty arthritis (p value 0,002)
Keywords : deep breathing, pain, elderly, gouty arthritis

1. PENDAHULUAN tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008).


Proses penuaan merupakan proses alamiah Proses menua merupakan proses yang terus-
yang ditandai dengan penurunan kondisi biologis, menerus secara alami. Menua bukanlah suatu
psikologis, maupun sosial. Memasuki usia proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam
tua berarti mengalami kemunduran, misalnya menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar
kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit tubuh.
mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, Proses menua merupakan proses yang
pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin terus menerus/berkelanjutan secara alamiah
memburuk, gerakan-gerakan lambat, dan postur dan umumnya di alami oleh semua makhluk

136
136
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2017

hidup, misalnya, dengan terjadinya kehilangan bahan purin ini. Purin diolah tubuh menjadi asam
jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan urat, tetapi jika kadar asam urat berlebih, ginjal
lain, hingga tubuh mati sedikit demi sedikit. tidak mampu mengeluarkan sehingga kristal asam
Kecepatan proses menua setiap individu pada urat menumpuk di persendian. Akibatnya sendi
organ tubuh tidak akan sama. Adakalanya terasa nyeri, bengkak dan meradang (Hinkle and
seseorang belum tergolong lanjut usia/masih Cheever, 2014)
muda, tetapi telah menunjukkan kekurangan Nyeri merupakan pengalaman sensori
yang mencolok. Adapula orang yang sudah lanjut dan emosional yang tidak menyenangkan yang
usia, penampilannya masih sehat, segar bugar, berkaitan dengan kerusakan jaringan actual
dan badan tegap. Walaupun demikian, harus maupun potensial yang dirasakan dalam jangka
diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering waktu dimana kerusakan itu terjadi. Nyeri
dialami lanjut usia. Manusia secara lambat dan dirasakan dalam cara yang berbeda setiap
progresif akan kehilangan daya tahan terhadap individunya. Secara umum, nyeri dibagi menjadi
infeksi dan akan menempuh semakin banyak dua, yaiutu nyeri akut dan kronis. Kontrol nyeri
penyakit degeneratif (hipertensi, arteriosklerosis, yang tidak baik akan menyebabkan resiko
diabetes militus, asam urat dan kanker) yang komplikasi pada pasien akibat dari penekanan
akan menyebabkan berakhirnya hidup dengan sistem saraf simpatik.
episode terminal.
Penatalaksanaan nyeri meliputi farma-
Prevalensi lansia di Indonesia pada tahun kologi dan nonfarmakologi (Daniels and Nicol
2020 diperkirakan mencapai 11% dari total (2012). Penatalaksanaan farmakologi untuk
populasi penduduk, yakni sekitar 28,8 juta. menentukan terapi medis merupakan masalah
Maryam (2008) mengatakan bahwa sekitar bagi lansia, karena pemberian analgetik yang
74% dari lansia usia 60 tahun keatas menderita berlebihan dapat meningkatkan produksi asam
penyakit kronis yang harus mengkonsumsi obat lambung karena analgetik bersifat korosif (Potter
selama hidupnya. and Perry, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian dari Zeng Pemberian analgesik bukan merupakan pe-
QY et al (2008), prevalensi nyeri sendi di natalaksanaan utama dalam mengatasi keluhan
Indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%. nyeri pada pasien, akan tetapi dapat dikombinasi-
Angka ini menunjukkan bahwa rasa nyeri sendi kan dengan non farmakologi (Broyles, Reiss, and
sudah cukup mengganggu aktivitas masyarakat Evans, 2007). Beberapa jenis terapi non farma-
Indonesia. Pada lansia, penyakit asam urat kologi yang dapat membantu menurunkan nyeri
merupakan salah satu kelainan musculoskeletal antara lain: massase, terapi hot and cold, stimu-
yang dapat menyebabkan disability. Penyakit lasi saraf elektris, distraksi, relaksasi, guided im-
asam urat merupakan akibat dari konsumsi agery dll (Smeltzer and Bare, 2010).
zat purin secara berlebihan. Asam urat adalah
Pemberian terapi nafas dalam merupakan
penyakit dari sisa metabolisme zat purin yang
salah satu bentuk terapi non farmakologis
berasal dari sisa makanan yang kita konsumsi.
yang dalam dipalikasikan kepada pasien yang
Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam
mengalami nyeri ringan-sedang. Dengan teknik
setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh
nafas dalam, pasien diharapkan dapat relax dan
makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh
berkurang skala nyerinya.
makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena
kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat Penelitian bertujuan untuk menganalisis
purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. pengaruh terapi nafas dalam untuk menurunkan
Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat skala nyeri saat dilakukan range of motion pada
purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan pasien asam urat di Panti Wredha Dharma Bhakti
sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau Kasih Surakarta.
karena penyakit tertentu. Biasanya asam urat Manfaat penelitian adalah memberikan wa-
menyerang pada usia lanjut, karena penumpukan cana keilmuan bagi perkembangan ilmu penge-
tahuan dalam memberikan solusi pemecahan

137
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2017

terhadap efek farmakologis pada lansia dalam Tabel 2. Skala Nyeri Responden Setelah
menurunkan skala nyeri pada pasien yang me- diberikan Terapi Nafas Dalam saat dilakukan
ngalami asam urat sehingga dapat meningkatkan ROM di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih
kualitas asuhan keperawatan dan dapat mening- Surakarta (N = 12)
katkan kualitas hidup pasien.
Nilai
Skala nyeri Mean SD
2. METODE PENELITIAN Min Max
Penelitian ini merupakan penelitian kuan- Setelah diberikan
3,33 3 5 1,073
titatif dengan jenis penelitian pre-experimental terapi
design tanpa kelompok pembanding. Rancangan Berdasarkan Tabel 2 diperoleh rata-rata
penelitian yang digunakan pada penelitian adalah skala nyeri responden sebelum diberikan terapi
one group pretest-posttest design (Sugiyono, yaitu 3,33 dan standar deviasi yaitu 1, 073.
2013).
Analisa Bivariat
Pelaksanaan intervensi dilakukan setiap hari
satu kali selama 21 hari berturut-turut. Sebelum Tabel 3. Analisa Perbedaan Skala Nyeri
dilakukan intervensi, peneliti memberikan pretest Sebelum dan Setelah Terapi Nafas Dalam saat
kepada responden dengan mengukur skala nyeri dilakukan ROM di Panti Wredha Dharma Bhakti
menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) Kasih Surakarta (N = 12)
dan mengukurnya kembali setelah pelaksanaan
Skala nyeri Mean Z p-value
intervensi (posttest). Intervensi diberikan kepada
12 orang lansia yang didapatkan melalui total Sebelum 5,25
3,134 0,002
sampling. Setelah 3,33

Penelitian menggunakan data primer (data Tabel 3 menunjukkan uji perbedaan rata-
langsung diambil dari responden). Pengambilan rata skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian
data dijawab langsung oleh responden dan di- terapi nafas dalam saat dilakukan Range of
dokumentasikan dalam lembar observasi pene- Motion pada lansia yang mengalami asam urat
liti. Analisa univariat dalam penelitian adalah di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta.
skala nyeri responden sebelum dan sesudah inter- Hasil uji statistik Wilcoxon menunjukkan hasil p
vensi. Analisa bivariat dengan menggunakan uji value adalah 0,002 yang berarti bahwa terdapat
wilcoxon karena data berdistribusi tidak normal perbedaan skala nyeri yang signifikan pada lansia
(Dharma, 2011) dengan penyakit asam urat.
Teknik relaksasi napas dalam merupakan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN suatu bentuk asuhan keperawatan yang dalam
Analisa Univariat hal ini perawat mengajarkan kepada pasien
Tabel 1. Skala Nyeri Responden Sebelum bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas
diberikan Terapi Nafas Dalam saat dilakukan lambat (menahan inspirasi secara maksimal)
ROM di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih dan bagaimana menghembuskan nafas secara
Surakarta (N = 12) perlahan (Potter and Perry, 2014).
Ada tiga hal yang utama yang diperlukan
Nilai SD dalam relaksasi yaitu posisi yang tepat, pikiran
Skala nyeri Mean
Min Max beristirahat, lingkungan yang tenang. Posisi
Sebelum pasien diatur senyaman mungkin dengan semua
5,25 2 7 1,545
diberikan terapi bagian tubuh disokong (misal bantal menyokong
leher), persendian fleksi, dan otot-otot tidak ter-
Berdasarkan Tabel 1diperoleh rata-rata skala tarik (misal tangan dan kaki tidak disilangkan).
nyeri responden sebelum diberikan terapi yaitu Untuk menenangkan pikiran pasien dianjurkan
5,25 dan standar deviasi yaitu 1, 545. pelan-pelan memandang sekeliling ruangan. Un-
tuk melestarikan muka, pasien dianjurkan sedikit

138
138
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2017

tersenyum atau membiarkan geraham bawah (ROM) pada pasien asam urat di Panti Wredha
kendor. Dengan merelaksasikan otot-otot skelet Dharma Bhakti Kasih Surakarta dengan nilai p
yang mengalami spasme yang disebabkan oleh value 0,002 (p < 0,005).
peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vaso-
dilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan 5. REFERENSI
aliran darah ke daerah yang mengalami spasme Black, J. M & Hawks, J. H. 2009, Medikal
dan iskemik, sehingga dapat menurunkan inten- Surgical Nursing, Edisi 8.Philadelpia: WB
sitas nyeri (Smeltzer and Bare, 2010). Saunders Company.
Hal ini sebanding dengan penelitian yang Broyles, B.E, Reiss, B.S & Evans, M.E. 2007.
dilakukan oleh Dewi, Setyoadi, & Widastra Pharmacological Aspects of Nursing Care
(2009) yang meneliti mengenai relaksasi nafas (7th ed.). New York: Delmar Cengage
dalam pada pasien rheumatoid arthritis yang Learning..
menunjukkan hasil bahwa relaksasi nafas dalam Cheever, J.L., Hinkle K..H. 2014. Textbook of
dalam menurunkan intensitas nyeri pasien dengan Medical Surgical Nusing (Vol. 1). Lippincot,
rheumatoid arthritis. Hal ini dikarenakan teknik William and Wilkins.
relaksasi nafas dalam mampu merangsang tubuh
Daniels, R. & Nicoll, L. 2012. Contemporary
untuk melepaskan endogen yaitu endorphin dan
Medical Surgical Nursing (2nd ed.). New
enkefalin. Prinsip yang mendasari penurunan
York: Delmar Cengage Learning.
nyeri oleh teknik relaksasi terletak pada fisiologi
system saraf otonom yang merupakan bagian Dewi, D., Setyoadi, & Widastra, N. M. 2009.
dari system saraf perifer yang mempertahankan Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam
sistem homeostatis lingkungan internal individu Terhadap Penurunan Nyeri pada Lansia
(Hinkle and Cheever, 2014). dengan Artritis Reumatoid. Jurnal
Keperawatan Soedirman , 46 - 52.
Organisasi resmi di Atlanta (www.arthritis.
org) mengatakan bahwa nyeri sendi yang di- Dharma, Kusuma Kelana. 2011. Metodologi
rasakan oleh pasien yang mengalami gangguan Penelitian Keperawatan : Panduan
sendi, terutama pada lansia, disebabkan oleh pe- Melaksanakan dan Menerapkan Hasil
radangan pada sendi tersebut. Selain peradangan, Penelitian, Jakarta, Trans Info Media.
dapat pula karena adanya penumpukan callus di Maryam, Siti dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut
sendi, sehingga penderita akan mengalami nyeri Dan Perawatannya. Jakarta : Salemba
ketika digerakkan. Penumpukan callus yang Medika
terus menerus dan tidak diberikan pengobatan Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik &
akan mengakibatkan terbentuknya tophy yang Geriatrik, Edisi-3. Jakarta:EGC
dapat memperparah tingkat nyeri pasien (Black Potter, et al. 2014. Fundamental of Nursing (8th
and Hawks, 2009). Oleh sebab itu penting bagi ed.). Mosby: Elsevier.
tenaga kesehatan untuk mengatasi masalah terse-
Smeltzer, S. C. Bare, B. G. Hinkle, J. L &
but, salah satunya dengan memberikan tindakan
Cheever, K. H. 2010, Brunner & suddarth’s
non farmakologis pemberian terapi nafas dalam
Textbook Of Medical Surgical Nursing. 11th
pada pasien yang mengalami penyakit asam urat.
edition. Philadelphia : Lippincott Williams
Sehingga pasien dapat mengontrol nyeri sendi-
& Wilkins.
nya ketika bergerak, dengan demikian resiko ter-
jadinya tophy dapat diminimalkan. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta
4. KESIMPULAN Zeng, Q.Y. 2008. Effect of tumor necrosis factor
Terdapat pengaruh yang signifikan a on disease arthritis reumatoid. Journal of
pemberian terapi nafas dalam untuk menurunkan Experimental Medicine, 180: 995-1004
skala nyeri saat dilakukan Range of Motion www.arthritis.org
-oo0oo-

139

Anda mungkin juga menyukai