Anda di halaman 1dari 13

PERILAKU MASYARAKAT DALAM

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI WILAYAH


PESISIR DESA LERO KECAMATAN SINDUE
KABUPATEN DONGGALA

MUH WAWAN DG MATASSE


A 351 12 036

JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2017
ABSTRAK

Muh Wawan Dg Matasse, 2017. Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan Di


Wilayah Pesisir Desa Lero Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala. Skripsi, Program Studi
Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Tadulako, 2017. Pembimbing (I) Asep Mahpudz., (II) Amiruddin.

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana perilaku masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan laut dan bagaimana perilaku masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
permukiman di Desa Lero Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala. Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat pesisir Desa Lero dalam pengelolaan
lingkungan laut dan pengelolaan lingkungan permukiman. Jenis penelitian ini deskriptif
kualitatif dengan metode penelitian studi kasus Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
Purposive Sampling.Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara,
kuisioner, dan dokumentasi. analisis data menggunakan persentase. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perilaku masyarakat dalam pengelolaan lingkungan laut dengan rata-
rata persentase sebesar 66% masuk dalam kategori mengetahui, Sementara perilaku
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan permukiman dengan rata-rata persentase 87%
masuk dalam kategori sangat mengetahui. namun tingkat pengetahuan masyarakat yang
tinggi tidak didukung oleh tersedianya fasilitas wc umum, tempat pembuangan sampah dan
jamban keluarga.

Kata Kunci : Perilaku, Masyarakat Dan Pengelolaan Lingkungan

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD


Penerbit : E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: muhwawandaengmatase@gmail.com
ABSTRACT

Muh Wawan Dg Matasse, 2017. Behavior of Society toward Enviroment


Management in Coastal Area of Lero Village in Sindue District of Donggala
regency. Skripsi, geography educasion study program, nature science
educasion Department, Teacher Training and Education Faculty, Tadulako
University, 2017. Under supervision of Asep Mahpudz and Amiruddin

The problem of this study is how behavior of society manages both sea
environment and residence environment in Lero Village of Sindue District of
Donggala Regency. This research aims at finding out behavior of society in the
cost of Lero village in line with managing sea environment and residence
environment. It is descriptive qualitative research that applied case study
method and samples were taken by purposive sampling tachnigue. Technique of
data collectin was conducted through observation, questionnaire, and
documentation. The data collected, them, analyzed by percentage analysis. The
finding shows that the behavior of society in managing sea environment is about
66% and it is categorized as ‘understand’. Meanwhile, the behavior of society
in managing categorized as ‘understand’ well’. However, the high level of
knowledge of society is not supported by the availability of facilities, for
example: public privy, public dump, familiy toilet.

Keywords: Behavior, Society and Environment Management.

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD


Penerbit : E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: muhwawandaengmatase@gmail.com
PENDAHULUAN
Kabupaten Donggala merupakan salah satu wilayah di Provinsi Sulawesi Tengah
yang memiliki wilayah pesisir pantai di sekitar Selat Makassar. Berdasarkan data dari Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Donggala, panjang pesisir pantai Kabupaten Donggala
adalah 414 km dengan 15 pulau kecil yang berada di sekitarnya. Pontensi pantai dan laut
yang dimiliki Kabupaten Donggala, mendorong masyarakat untuk mengelola menjadi sumber
mata pencarian. Seperti yang terjadi pada masyarakat Desa Lero Kabupaten Donggala,
khususnya yang bermukim di sekitar garis pantai mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai
sebagai nelayan.
Secara umum masyarakat Desa Lero memanfaatkan lingkungan laut dan pesisir
sebagai penunjang utama keberlangsungan hidup mereka, mereka mengelola sumber daya
laut dan pesisir dengan pengetahuan sederhana yang mereka miliki, walaupun beberapa tahun
terakhir mereka banyak mengunakan beberapa alat untuk menambah daya tangkap mereka
yang kadang justru dinilai dapat merusak lingkungan misalnya bom ikan dan zat kimia
beracun.
Pengetahuan dan perilaku masyarakat yang tidak peduli terhadap kelestarian
lingkungan dapat dijumpai pada masyarakat Desa Lero yang bermukin di daerah pesisir
pantai, kurangnya pengetahuan masyarakat Desa Lero tentang kebersihan lingkungan
pemukiman pesisir yang masih kurang arif.
Berdasarkan hasil observasi awal pada bulan Desember 2015 di Desa Lero
Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala. Bahwa jumlah penduduk di Desa Lero pada tahun
2014 berjumlah 2.329 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.172 jiwa dan
jumlah penduduk perempuan berjumlah 1.157 jiwa.
Desa Lero memiliki 5 pembagian dusun yaitu dusun 1 bernama Dusun Pompaya,
dusun 2 bernama Dusun Mpanau, dusun 3 bernama Dusun Kamboja, dusun 4 bernama Dusun
Pajeko dan dusun 5 bernama Dusun Bonda. Kemudian yang menjadi objek penelitian peneliti
di Desa ini yaitu dusun 2 Dusun Mpanau dan dusun 5 Dusun Bonda. Kenapa peneliti
mengambil kedua dusun ini karena letak kedua dusun tersebut berada di daerah pesisir atau
dekat dengan pantai dan juga bermatapencarian sebagai nelayan..
Bentuk perilaku masyarakat dusun 2 dan dusun 5 di Desa Lero dalam pengelolaan
lingkungan permukiman pesisir, masih sangat kurang arif dalam pengelolaan lingkungan

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD


Penerbit : E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: muhwawandaengmatase@gmail.com
permukimannya, ini terbukti bahwa banyaknya sampah yang berserakan di sekitar
lingkungan pesisir sehinga membuat lingkungan pesisir jadi kotor dan tidak terawat.
Masyarakat di Desa tersebut juga masih ada yang melakukan aktifitas membuang kotoran
(hajat) mereka kelaut, ini juga akan berdampak pada kelestarian laut itu sendiri dan
lingkungan permukiman pesisir.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan persoalan
dalam bentuk pertanyaan yakni, (1) Bagaimana perilaku masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan laut di wilayah pesisir Desa Lero Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala dan (2)
Bagaimana perilaku masyarakat dalam pengelolaan lingkungan pemukiman di wilayah
pesisir Desa Lero Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala

Tujuan dan Manfaat Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini yakni,
mendeskripsikan perilaku masyarakat dalam pengelolaan lingkungan laut di wilayah pesisir
Desa Lero Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala dan mendeskripsihkan perilaku
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan permukiman di wilayah pesisir Desa Lero
Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan beberapa manfaat antara lain : 1) Memberikan konstribusi positif bagi
pemahaman pembaca tentang perilaku masyarakat pesisir dalam pengelolaan lingkungan di
wilayah pesisir di Desa Lero Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala. 2) Penelitian ini juga
dapat bermanfaat bagi para peneliti lain yang memiliki arah dan tujuan yang sama dengan
penelitian ini.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini kualitatif dengan pendekatan deskriptif metode penelitian studi
kasus. Tipe kualitatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menggambarkan kondisi
obyek penelitian, terkhusus pada perilaku masyarakat dalam pengelolaan lingkungan di
wilayah pesisir. Pendekatan geografi yang digunakan penelitian ini yakni pendekatan
lingkungan yaitu interelasi yang menonjol antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD


Penerbit : E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: muhwawandaengmatase@gmail.com
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Lero khususnya dusun 2 dan dusun 5
yang tinggal di pesisir pantai.

Populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Lero
yang bermata pencarian sebagai nelayan dan tinggal di pesisir pantai yaitu Dusun 2 Mpanau
dan Dusun 5 Bonda berjumlah 207 kk. Adapun jumlah responden yang dipilih pada
penelitian ini adalah 30 orang. Pemilihan/penentuan responden dilakukan secara sengaja
(purposive sampling)

Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survei yang bersifat
deskritif meliputi : wawancara, kousioner, dokumentasi serta studi literatur pendukung.
Penelitian ini mengunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut :
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah:
a) Observasi dan Dokumentasi
Observasi adalah teknik pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti di
lapangan. kegiatan observasi tidak dapat lepas dari pendokumentasian. Hal tersebut
merupakan langkah awal dalam memahami kondisi lapangan yang akan diteliti, adapun yang
diobservasi dilapangan adalah perilaku masyarakat nelayan dalam pengelolaan lingkungan
yang bermukim di Desa Lero dengan cara melakukan pengambilan gambar.
b) Wawancara(interview)
wawancara adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan peneliti yakni dengan
menanyakan secara langsung pada sumber informasi. Pengertian diatas jelas bahwa
wawancara merupakan salah satu cara untuk memperoleh informasi terutama tentang perilaku
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan diwilayah pesisir di lokasi penelitian. Dalam
penelitian ini peneliti mengunakan dua metode yaitu wawancara bebas dengan menggali
informasi dari berbagai informan. Kedua wawancara dengan terstruktur memberikan
pertanyaan secara langsung pada informan menggunakan pedoman wawancara untuk
menjawab permasalahan terkait perilaku masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
c) Kuisioner

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD


Penerbit : E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: muhwawandaengmatase@gmail.com
Kuisioner adalah alat pengumpul data berupa serangkaian pertanyaan atau pernyataan
yang diajukan kepada responden dengan alternative pilihan jawaban untuk mendapatkan
jawaban dari responden.. Pengukuran sikap harus dilakukan secara cermat, sikap dapat diukur
berdasarkan inferensi yang ditarik dari respon-respon individu terhadap objek, tindakan-
tindakannya yang nyata dan pernyataan lisan tentang keyakinannya, perasaannya dan
disposisinya untuk bertindak berkaitan dengan objek tersebut. Salah satu metode yang paling
banyak dipergunakan untuk mengukur sikap itu adalah skala sikap. Untuk mengukur sikap,
dapat dilakukan dengan menggunakan skala sikap yang di kembangkan oleh Likert. Menurut
Sugiyono (2013:134) skala likert digunakan untuk mengukur sikap atau pendapat seseorang
atau sejumlah kelompok terhadap sebuah fenomena sosial dimana jawaban setiap item
instrument mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Peneliti
memberikan kuisioner berupa pernyataan tentang masalah penelitian di lapangan, pada
perilaku masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan di wilayah pesisir. Serta jawaban pada
setiap kuisioner disesuaikan dengan pertanyaan dan pernyataan.

Analisis Data
Analisis data diperlukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan penelitian
sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan peneliti. Setelah data terkumpul kemudian di
analisis, sehingga nantinya akan menghasilkan kesimpulan yang akan dipertanggung
jawabkan kebenarannya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kualitatif.
Teknik ini digunakan karena dalam penelitian ini menjelaskan data yang lebih
mengutamakan kata-kata di tunjang dengan mengunakan tabel seperluhnya, sesuai dengan
yang ditemukan dalam penelitian dan persentase data. Berdasarkan instrumen yang
digunakan dalam penelitian dilapangan dengan mengunakan kosieoner, wawancara dan
dokumentasi, maka analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu teknik
analisis data angket dan teknik analisis data kualitatif (hasil wawancara). untuk menganalisis
hasil dari penilaian kosioner responden dihitung tingkat pencapaiannya dengan menggunakan
formula persentase.
Hasil penelitian (koesioner) yang mendapatkan kriteria “mengetahui” sampai “tidak
mengetahui”, berdasarkan pengambilan keputusan tentang kriteria tersebut menggunakan
kriteria validitas dibawah ini: Suwastono (2011 dalam Zumrotin 2014: 67 )
Sangat Mengetahui = 81 -100 %

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD


Penerbit : E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: muhwawandaengmatase@gmail.com
Mengetahui = 61 – 80 %
Cukup Mengetahui = 41 – 60 %
Kurang Mengetahui = 21 – 40 %
Sangat Kuramg Mengetahui = 0 - 20 %

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Perilaku masyarakat dalam pengelolaan lingkungan laut Desa Lero Kecamataan Sindue
Kabupaten Donggala
Pengetahuan masyarakat Desa Lero tentang Perilaku masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan laut sudah mengetahui, hal ini terbukti berdasarkan rata- rata nilai persentase
sebesar 66% masuk dalam kategori mengetahui. Jika di persentasekan hasil pernyataan
perilaku masyarakat Desa Lero dalam pengelolaan lingkungan laut berdasarkan item soal
dapat dilihat pada gambar diagram sebagai berikut

Persentase Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan Laut

91 90 88
84 87 86 85
78

53
43 40 38
30 27

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Keterangan :
1. Sampah Di Pesisir Pantai 6. Penggunaan Bom Ikan 11. Keberadaan Mangrove
2. Membuang Sampah Di Tempatnya 7. Senang Mengunakan Bom Ikan 12. Senang Pada Penanaman Mangrove
3. Membuang Sampah Sembarangan 8. Bangga Mengunakan Bom Ikan 13. Diam Jika Penanaman Mangrove
4. Membuang Sampah Di Manan Saja 9. Marah Jika Penggunaan Bom Ikan 14. Penebangan Mangrove
5. Lingkungan Laut Bersih 10. Keadaan Terumbuh Karang

Gambar 1. hasil jawaban pertanyaan responden berdasarkan item soal pada perilaku
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan laut di wilayah pesisir Desa Lero
Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala
Berdasarkan gambar diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa jawaban responden
berdasarkan item pernyataan yang memiliki persentase tertingi, terdapat pada pernyataan

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD


Penerbit : E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: muhwawandaengmatase@gmail.com
nomor 5 tentang bangga jika lingkungan laut bersih dari sampah dengan persentase 91%,
kemudian, yang memiliki persentase terendah terdapat pada pernyataan nomor 7 tentang
senang mengunakan bom ikan dengan persentase 27%
Kesimpulan dari data diatas bahwa pengetahuan perilaku masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan laut, mayoritas masyarakatnya sudah sangat mengetahui tentang
pengelolaan lingkungan laut, ini terbukti dengan rata-rata tingkat persentase lebih banyak
mengetahui dibandingkan dengan yang tidak mengetahui.

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan lingkungan Permukiman Di Desa Lero Kecamataan


Sindue Kabupaten Donggala

Lingkungan permukiman yang sehat selalu menjadi dambaan setiap warga


masyarakat, di kota maupun di Desa. Hal ini sesuai dengan kodrat manusia yang selalu ingin
memenuhi kebutuhannya, berupa kebutuhan biologis, sosial ekonomi, budaya dan kesehatan.
Pengetahuan masyarakat Desa Lero tentang perilaku masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan pemukiman sudah sangat mengetahui, hal ini terbukti berdasarkan rata-rata nilai
persentase masayarakat dalam pengelolaan permukiman sebesar 87% masuk dalam kategori
sangat mengetahui. Jika di persentasekan hasil pernyataan perilaku masyarakat Desa Lero
dalam pengelolaan lingkungan permukiman berdasarkan item soal dapat dilihat pada gambar
diagram sebagai berikut

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD


Penerbit : E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: muhwawandaengmatase@gmail.com
Persentase Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Permukiman

96 99
92 91 92 90 90 88
85 82 82
73 75 76

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
keterangan :
15. Kebersihan Lingkungan Permukiman 22. Penggandaan Tempat Sampah
16. Lingkungan Tinggal Bersih 23. Membuang Sampah Sembaranag Tempat
17. Hidup Bersih Dan Sehat 24. Rumah Harus Memiliki Jamban
18. Layanan Fasilitas Air Bersih 25. Membersihkan Jamban Atu Sampai Dua Pekan
19 Penggandaan Air Bersih 26. Dilarang Membuangtinja Kelaut
20 Pembuatan Sumur Di Tiap Rumah 27. Saluran Pembuangan Limbah
21. Tempat Pembuangan Akhir 28. Penggandaan TPA Limbah

Gambar 2. hasil jawaban pertanyaan responden berdasarkan item soal pada perilaku
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan pemukiman di wilayah pesisir Desa
Lero Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala

Berdasarkan gambar diagram diatas dapat disimpulkan bahwa jawaban responden


berdasarkan item soal yang memiliki persentase yang tertinggi ialah pernyataan nomor 16
tentang senang melihat lingkungan desa bersih dengan persentase 99%.
Kemudian persentase terendah ialah pernyataan nomor 21 tentang pembuatan sumur
di tiap rumah dengan persentase 73%. Kesimpulan dari data diatas menunjukkan bahwah,
pengetahuan masyarakat Desa Lero terhadap pengelolaan lingkungan permukiman di wilayah
pesisir sudah sangat mengetahui, hal ini terbukti berdasarkat rata-rata tingkat persentase
masyarakat yang tinngi.

Pembahasan
Perilaku masyarakat dalam pengelolaan lingkungan laut di desa lero kecamatan sindue
kabupaten donggala

Pengetahuan masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan laut sudah mengetahui, hal


ini terbukti berdasarkan hasil penelitian, rata-rata persentase tentang perilaku masyarakat
Desa Lero dalam pengelolaan lingkungan laut sebesar 66% dalam kategori mengetahui.
Kemudian berdasarkan persentase grafik item pernyataan, persentase tertinggi terdapat pada
pernyataan nomor 5 tentang bangga jika lingkungan laut bersih dari sampah, dengan

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD


Penerbit : E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: muhwawandaengmatase@gmail.com
persentase 91%, ini membuktikan bahwah keinginan masyarakat Desa Lero terhadap
lingkungan laut bersih dari sampah sangat ingin. Tetapi fasilitas yang masih terbatas seperti,
tempat sampah yang masih kurang dan tempat jamban keluarga, sehingga masih ada sebagian
masyarakatnya yang membuang sampah di laut dan pesisir pantai, kadang juga masyarakat
Desa Lero membakar sampah tersebut. Kurangnya tempat jamban keluarga juga
mempengaruhi, masih ada sebagian masyarakat membuang hajat mereka ke pesisir pantai
atau kelaut, hal ini di sebabkan karena kurangnya fasilitas jamban keluarga di dusun dua dan
dusun lima, dan fasilitas wc umum yang masih kurang hanya terdapat satu unit wc umum di
setiap dusun.
Kemudian yang memiliki persentase terendah terdapat pada pernyataan nomor 7
tentang senang mengunakan bom ikan dengan persentase 27%. Aktifitas penangkapan ikan-
ikan karang dengan menggunakan bahan peledak di Desa Lero, dapat memberikan akibat
yang kurang baik, bagi ikan-ikan yang akan ditangkap maupun untuk karang yang terdapat
pada lokasi penangkapan. Penggunaan bahan peledak dalam penangkapan ikan di sekitar
daerah terumbu karang, menimbulkan efek samping yang sangat besar. Perilaku masyarakat
Desa Lero dalam penangkapan ikan mengunakan bahan peledak ternyata sudah mulai
berkurang, pada pertanyaan no 7 dalam kategori kurang mengetahui.
Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwah kesadaran masyarakat dalam menjaga
lingkungan laut sudah ada dengan makin kurangnya masyarakat yang mengunakan bahan
peledak jika menagkap ikan

Perilaku Masyarakat Desa Lero Terhadap Pengelolaan Lingkungan Permukiman Desa Lero.

Lingkungan permukiman yang sehat selalu menjadi dambaan setiap warga


masyarakat, di Kota maupun di Desa. Hal ini sesuai dengan kodrat manusia yang selalu ingin
memenuhi kebutuhannya, berupa kebutuhan biologis, sosial ekonomi, budaya dan kesehatan.
Pengetahuan masyarakat Desa Lero tentang perilaku masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan pemukiman sudah sangat mengetahui, hal ini terbukti berdasarkan rata-rata nilai
persentase masayarakat dalam pengelolaan pemukiman sebesar 87% masuk dalam kategori
sangat mengetahui. Kemudian berdasarkan persentase grafik item pernyataan, yang memiliki
persentase tertinggi ialah pernyataan nomor 16 tentang senang melihat lingkungan Desa
bersih dengan persentase 99%. Berdasarkan persentase menunjukkan bahwa masyarakat
sangat senang jika lingkungan Desa mereka bersih, tetapi faktanya berbeda, keinginan

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD


Penerbit : E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: muhwawandaengmatase@gmail.com
lingkungan Desa mereka bersih, tidak di dukung dengan tersedianya sarana dan perasaranan
di Desa tersebut. Masih kurangnya tempat sampah dimasing-masing rumah warga dan
kurangya tempat pembuang akhir menyebabkan, sebagian masyarakat membuang sampah
mereka ke pesisir patai.

Kemudian persentase terendah ialah pernyataan nomor 20 tentang pembuatan sumur


di tiap rumah dengan persentase 73%. Kesimpulan dari data di atas menunjukkan bahwah
pengetahuan masyarakat Desa Lero terhadap pengelolaan lingkungan permukiman di wilayah
pesisir sudah sangat mengetahui, hal ini terbukti berdasarkat rata-rata tingkat persentase
masyarakat yang tinngi. Tetapi fasilitas dan infrastrukturnya yang masih kurang.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian secara langsung di lapangan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pengetahuan masyarakat Desa Lero terhadap pengelolaan lingkungan laut sudah
mengetahui, hal ini terbukti berdasarkan rata-rata persentase sebesar 66% masuk dalam
kategori mengetahui, tetapi berbandin terbalik dengan tindakan masyarakatnya yang
banyak membuang sampah kepesisir pantai dan terbatasnya fasilitas di desa tersebut
menyebabkan banyaknya sampah di pesisir pantai dan di lingkungan laut.
2. Pengetahuan masyarakat Desa Lero tentang perilaku masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan pemukiman sudah sangat mengetahui, hal ini terbukti berdasarkan rata-rata
nilai persentase masayarakat dalam pengelolaan pemukiman sebesar 87% masuk dalam
kategori sangat mengetahui.
fakta di lapangan sebaliknya banyaknya sampah di pesisir pantai dan banyak
masyarakat yang membuang hajat mereka ke pesisir pantai. Hal ini di sebabkan karena
fasilitas yang kurang memadai seperti, jamban keluarga, tempat sampah yang masih
kurang, sehingga banyak masyarakat Desa Lero khususnya dusun 2 dan dusun 5,
membuang sampah kesembarangan tempat. Kurangnya tempat jamban dan tempat
sampah dimasing-masing rumah warga disebabkan karena keterbatasan ekonomi untuk
membuat tempat tersebut. dan dintai juga dengan tidak adanya TPA di Desa Lero untuk
penampungan akhir sampah. Tersedianya fasilitas wc umum yang hanya 1 buah di setiap
dusun denga jumlah yang terbatas.

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD


Penerbit : E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: muhwawandaengmatase@gmail.com
Saran
1. Bagi pemerintah

a. Harus adanya sikap solidaritas dan kerja sama antara pemerinta dan masyarakat
dalam upaya pengelolaan sampah serta menumbuhkan sikap sadar terhadap
kebersihan lingkungan
b. Perluh adanya ketegasan umum dari pihak yang terkait mengenai masalah sampah
agar supaya masyarakat merasa takut untuk melakukan pencemaran lingkungan
dengan membuang sampah sembarang
2. Bagi masyarakat
a. Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai agar supaya dapat menjaga kebersihan
lingkungan agar terhindar dari segala macampenyakit dan bencana alam
b. Pembuatan TPA juga harus dilakukan agar ada penampungan akhir terhadap sampah
yang ada di Desa Lero

DAFTAR PUSTAKA

Nisa, Zumrotin. (2014). Pengembangan Suplemen Bahan Ajar Geografi Sumber Daya
Berbasis Kearifan Lokal tentang Pelestarian Taman Nasional Lore Lindu (TNLL).
Tesis Magister pada Pendidikan Geografi UM Malang.

Miles, Matthew B, & A. Michael Huberman. (1992). Analisis data kualitatif. Jakarta:
universitas indonesia press

Purba, J. (2005), Pengelolaan Lingkungan Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Sara, La. (2014), Pengelolaan Wilayah Pesisir. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD


Penerbit : E- Journal Geo- Tadulako UNTAD Email: muhwawandaengmatase@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai