Anda di halaman 1dari 11

IATMI 2005-22

PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2005
Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 16-18 November 2005.

KELAKUAN PRODUKSI SUMUR MINYAK


PADA RESERVOIR REKAH ALAMI

Amega Yasutra, Pudjo Sukarno dan Leksono Mucharam; Institut Teknologi Bandung

akibat dilakukannya penyederhanaan pada


ABSTRAK waktu mengembangkan modelnya. Hampir
semua metode IPR yang telah dikembangkan
Pengalaman memproduksi sumur minyak
sampai saat ini terbatas pada reservoir
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
konvensional, yaitu reservoir batu pasir yang
kelakuan produksi sumur dari reservoir rekah
homogen, bukan reservoir rekah alami, seperti
alami dengan reservoir batu pasir. Pada saat ini
yang telah dikembangkan Vogel, Sukarno, Klins,
kelakuan produksi sumur minyak pada reservoir
Wiggins, dll. Dengan pertimbangan diatas maka
rekah alami belum banyak difahami dengan
dirasa perlu untuk mempelajari kelakuan
baik. Makalah ini, merupakan hasil penelitian
produksi sumur yang berproduksi dari reservoir
dengan menggunakan dual porosity model
rekah alami.
sistem sumur tunggal yang memproduksi dari
reservoir rekah alami berbentuk silindris, dan
Reservoir Rekah Alami
tertutup. Penelitian ini menggunakan berbagai
macam kondisi tekanan, karakteristik batuan Untuk lebih mengetahui perbedaan antara
dan sifat fluida reservoir. reservoir rekah alami dengan reservoir biasa
dapat dilihat perbandingan antara kedua
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelakuan reservoir tersebut yang telah dilakukan oleh T.D.
produksi yang dinyatakan dalam hubungan tak Van Golf-Racht2) yaitu sebagai berikut :
berdimensi antara tekanan dan laju produksi
minyak menunjukkan kecenderungan yang GOR dari reservoir, GOR vs recovery, pada
berbeda dibandingkan dengan hubungan linier reservoir rekah alami lebih rendah dibanding
yang lazimnya digunakan. Namun, reservoir konvensional (Gambar 1). Hal ini
penyederhanaan dari hubungan tak berdimensi disebabkan karena gas yang terbebaskan
tersebut menghasilkan suatu hubungan tak dengan cepat mengalir ke puncak formasi
berdimensi yang sesuai dengan hubungan linier melalui rekahan daripada mengalir menuju
yang biasa digunakan. Penggunaan simulator lubang sumur (Gambar 2). Pemisahan gas
untuk menentukan laju produksi maksimum selama fluida mengalir dalam formasi sangat
menghasilkan harga yang jauh lebih besar, jika dimungkinkan terjadi, disebabkan kehilangan
dibandingkan dengan perkiraan laju produksi tekanan pada jaringan rekahan secara umum
maksimum berdasarkan data test sumur. sangat rendah. Sebagai akibatnya, gradien
tekanan aliran yang mendorong fluida menuju
Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlu lubang bor menjadi lebih kecil dibandingkan
diperhatikan tentang produktivitas sumur yang dengan gradient gravitasi, terutama jika jauh
berproduksi dari reservoir rekah alami yang dari lubang bor.
menunjukan kelakuan yang berbeda jika
dibandingkan dengan produktivitas sumur yang Laju penurunan tekanan per produksi
berproduksi dari reservoir batu pasir. kumulatif minyak (ΔP/ΔN) secara normal
sangat rendah pada reservoir rekah alami
PENDAHULUAN (Gambar 3). Sedangkan pada reservoir batu
pasir hal tersebut hanya akan terjadi jika
Dengan berkembangnya metode-metode dalam sebagian besar gas yang terproduksi
memperkirakan kelakuan produksi sumur, telah diinjeksikan kembali ke dalam reservoir. Jika dua
dikembangkan banyak metode IPR untuk reservoir yang identik, tetapi yang satu
berbagai kondisi reservoir. Setiap metode merupakan reservoir rekah alami dan yang
tersebut mempunyai keterbatasan, sebagai

1
lain reservoir batu pasir, maka kelakuan
reservoir batu pasir akan sama dengan yang
reservoir rekah alami jika 80% gas yang
terproduksi diinjeksikan kembali kedalam
reservoir. Hal ini disebabkan adanya porositas
ganda pada reservoir rekah alami, yang mampu
menghasilkan produksi minyak yang besar WELL
sdbagai akibat terproduksikannya minyak dari
matrik ke rekahan sebagai akibat dari gradien
gravitasi yang digabungkan dengan ekspansi
fluida, segregasi, konveksi dll.

Tidak adanya zona transisi pada reservoir


rekah alami menjadikan hal ini sebagai Gambar 2. Kelakuan Gas pada Rekahan dalam
keunikan karakteristik dari reservoir tersebut. Reservoir Rekah Alami

Kehilangan tekanan dalam sumur produksi


GOR

Reservoir
Konvensional pada reservoir rekah alami sangat kecil,
hal ini disebabkan oleh permeabilitas rekahan
Reservoir yang sangat besar, bahkan pada harga laju
Rekah alami produksi yang sangat besar sekalipun tidak
menyebabkan penurunan tekanan yang
signifikan. Kecilnya gradient tekanan sangat baik
untuk terjadinya aliran minyak dalam rekahan,
namun gradient tekanan tersebut masih terlalu
kecil untuk dapat mengalirkan fluida dari matrix
menuju rekahan. Aliran fluida dari matrik
Np/N ditentukan oleh mekanisme aliran sebagai akibat
Gambar 1. Perbandingan Performa Reservoir dari perbedaan saturasi fluida pada matrik dan
Rekah Alami dan Konvensional rekahan (dimana dalam hal ini kapilaritas dan
gravitasi sangat berperan).
Pada kenyataannya batas antara air-minyak
atau minyak-gas pada resevoir rekah alami P
hanya merupakan suatu garis yang jelas antara Reservoir
keduanya berbeda dengan jenis reservoir lain Rekah alami
yang merupakan bidang transisi (Gambar 4).
Pada reservoir rekah alami batas air-minyak dan
minyak-gas hanya merupakan garis horisontal
baik dalam keadaan statis maupun dinamis, hal
ini disebabkan oleh adanya permeabilitas rekah Reservoir
yang besar sehingga secara cepat dapat Konvensional
menstabilkan permukaan dari batasan tersebut.
Np/N
Gambar 3. Perbedaan Penurunan Tekanan pada
Reservoir Rekah Alami dan Konvensional

2
diatas tekanan bubble point, serta saturasi air
GAS GAS dijaga dibawah saturasi air kritik, untuk
menghindari ikut mengalirnya air dalam
GAS-OIL
CONTACT GAS TRANSITION
reservoir. Untuk menyederhanakan pemodelan
ZONE penyebaran rekahan dianggap homogen di
OIL ZONE OIL ZONE
seluruh reservoir. Dengan demikian diperkirakan
bahwa kelakuan produksi sumur akan mengikuti
WATER TRANSITION persamaan Darcy.
WATER-OIL ZONE

Adapun tujuan dari penulisan penelitian ini


CONTACT

WATER WATER adalah untuk mencari jawaban dari berbagai


Reservoir Reservoir pertanyaan yang belum terjawab, yaitu : (1)
Rekah alami Konvensional
Apakah persamaan IPR Linier satu fasa yang
Gambar 4. Perbandingan Zona Transisi diturunkan berdasarkan persamaan Darcy masih
Reservoir Rekah Alami dan Konvensional berlaku untuk kondisi reservoir rekah alami (2)
Mengembangkan persamaan kurva IPR yang
Sebagai akibat rendahnya gradien tekanan menggambarkan kelakuan produksi suatu sumur
aliran pada reservoir rekah alami, maka pada berbagai tekanan alir dasar sumur, yang
perubahan tekanan sepanjang reservoir juga berproduksi dari reservoir rekah alami.
rendah. Hal ini menyebabkan perubahan sifat
fisik fluida reservoir kecil dan dapat dianggap Untuk mereperensentasikan reservoir rekah
tetap. alami, dikembangkan model reservoir yang
dikembangkan oleh Gilman-Kazemi dan Warren-
KELAKUAN PRODUKSI SUMUR PADA Root, dengan menerapkan model dual porosity
RESERVOIR REKAH ALAMI (dimana diperhitungkan aliran matrik-matrik dan
matrik-rekah), model dual permeability (dengan
memperhitungkan aliran antar matrik, antara
Model Sumur Tunggal pada Reservoir matrik dan rekahan, serta antar rekah), dual
Rekah Alami porosity Subdomain Method dan dual porosity
Untuk meneliti tentang kelakuan produksi sumur Multiple-Interacting-Continua (MINC) method.
dari reservoir rekah alami, akan digunakan
simulator reservoir, yang diharapkan dapat Simulator reservoir yang digunakan dalam
memodelkan aliran fluida didalam reservoir penelitian ini adalah software black oil simulator
rekah alami. Simulator akan mewakili suatu dari CMG (Computer Modelling Group Ltd).
reservoir berbentuk silinder dengan sumur Sedangkan data fisik rekahan yang menjadi
produksi berada tepat ditengah lingkaran, fluida input dalam simulator diambil dari beberapa
reservoir mengalir secara radial. Didalam sumber, yaitu data lebar rekahan (fracture
reservoir saturasi air dianggap tetap, dan width) ditentukan dengan menggunakan
pengaruh gravitasi diabaikan. Selain itu, Gambar 4, sedangkan porositas dan
perubahan kompresibilitas batuan dan air permeabilitas rekahan ditentukan dengan
diabaikan, komposisi minyak dan gas konstan. menggunakan Gambar 5a dan 5b.
Berdasarkan deskripsi model reservoir sumur
minyak tunggal tersebut maka dapat
disimulasikan aliran fluida dari reservoir menuju
lubang sumur. Selain itu, simulator ini juga akan
memodelkan operasi produksi sumur, yang
diharapkan dapat mewakili kondisi operasi
produksi di lapangan.

Ruang lingkup pembahasan pada penelitian ini


adalah pengamatan terhadap suatu sumur
minyak tunggal yang memproduksikan minyak
dari reservoir rekah alami. Minyak sebagai fasa
tunggal berada dalam reservoir rekah alami,
dengan demikian tekanan reservoir dijaga tetap

3
FRACTURE POROSITY AS A FUNCTION OF
FRACTURE WIDTH FREQUENCY DIAGRAMS FRACTURE WIDTH AND SPACING
SHOWING THE RELATIVE STATISTICAL VALUES 1.0 X 10 1
IN SKEWED AND NON-SKEWED DISTRIBUTIONS.
after Wilson and Witherspoon, (1970) 50.0 %
1.0 X 10 0
10.0 %

FRACTURE WIDTH (e) IN CENTIMETER


MODE 1.0 %
RELATIVE FREQUENCY

1.0 X 10 -1
40 MEDIAN
0.1 %
MEAN 1.0 X 10 -2
30 0.01 %

0.001 %
1.0 X 10 -3
20 SKEWED (0 f)
ITY
DISTRIBUTION OS
STANDARD DEVIATION OR
1.0 X 10 -4 EP
UR
10 B = 0.027 cm A CT ASSUMES ONE SET OF
FR
PARALLEL FRACTURE
1.0 X 10 -5 e
0f = D + e x 100

1.0 X 10 -6
MODE 0.1 1 10 100 1000
50 MEDIAN FRACTURE SPACING (D) IN CENTIMETER
MEAN
RELATIVE FREQUENCY

40 Gambar 5b. Porositas Rekah sebagai fungsi dari


NON-SKEWED
OR SYMETRIC Lebar dan Spasi Rekah
30 DISTRIBUTION

20 Validasi Model Sumur Tunggal


STANDARD DEVIATION Validasi untuk model ini dilakukan berdasarkan
dua pendekatan, yaitu validasi terhadap model
10
B = 0.008 cm

0 sumur tunggal tanpa memasukkan variabel


.01 .02 .03 .04 .05 .06 .07 .08 .09 .10 cm
WIDTH OR APERTURE DISTRIBUTION rekahan, dengan demikian model ini
merepresentasikan reservoir batu pasir. Validasi
Gambar 4. Data statistik Lebar Rekah
ini dilakukan untuk mengetahui apakah model
FRACTURE PERMEABILTY AS A FUNCTION OF
tersebut dapat menghasilkan kelakuan produksi
1.0 X 10 1
FRACTURE WIDTH AND SPACING
yang sama dengan solusi analitik untuk aliran
satu fasa. Sedangkan validasi yang kedua
dilakukan dengan memperhitungkan variabel
1.0 X 10 0

rekahan. Validasi yang kedua ini untuk


FRACTURE WIDTH (E) IN CENTIMETER

md
1.0 X 10 -1 10,00 0
md 1,0 00
Y (kf) in
membuktikan apakah model reservoir rekah
EABILIT
RE PERM 100
FRACTU 10
1.0 X 10 -2
1
0.1 alami menunjukkan kelakuan suatu sumur yang
1.0 X 10 -3
berproduksi dari reservoir rekah alami.
1.0 X 10 -4

Dengan menggunakan data hipotetik untuk


1.0 X 10 -5
model sumur tunggal pada reservoir batu pasir
1.0 X 10 -6
0.1 1 10 100 1000 telah disimulasikan uji drawdown yang
menghasilkan slope 1.151 pada awal aliran
FRACTURE SPACING (D) IN CENTIMETER

Gambar 5a. Permeabilitas Rekah sebagai fungsi transien. Secara sama, data hipotetik tersebut
dari Lebar dan Spasi Rekah digunakan untuk memodelkan uji drawdown
untuk sumur tunggal pada reservoir rekah alami,
yang menghasilkan plot seperti ditunjukkan
Tekanan alir dasar sumur pada berbagai laju alir pada Gambar 6. Seperti yang diharapkan, kurva
dapat merupakan hasil keluaran simulator. Plot yang dihasilkan mempunyai dua kemiringan
antara kedua harga tersebut adalah kurva IPR, yang sejajar, sesuai dengan hasil pemecahan
yang selanjutnya dapat dibuat kurva IPR tidak secara analitik. Berdasarkan kedua hasil simulasi
berdimensi. Dengan memvariasikan data sifat uji drawdown tersebut, dapat disimpulkan
fisik minyak, relatif permeability, data fisik bahwa model sumur tunggal pada reservoir
rekahan, serta data lainnya maka akan dapat rekah alami sesuai dengan hasil pemecahan
diperoleh karateristik kelakuan produksi suatu secara analitik, sehingga dapat memberikan
sumur pada reservoir rekah alami. keyakinan bahwa model sumur tunggal pada
reservoir rekah alami tersebut, dapat digunakan
untuk menganalisis kelakuan produksi sumur
pada berbagai variable reservoir rekah alami
yang berbeda. Selain itu, model akan digunakan
untuk mensimulasikan kelakuan produksi sumur

4
pada reservoir rekah alami yang dinyatakan (MINC) method. Ilustrasi dari model-model
dalam bentuk kurva IPR sumur. tersebut dicantumkan dalam Lampiran. Selain
itu juga di variasikan harga permeabilitas dan
2800
porositas serta lebar dan distribusi rekahan.
2750 Setiap skenario merupakan variasi dari berbagai
2700
kelompok data dan kemudian untuk setiap
kelompok data dilakukan simulasi tentang
Pressure (psia)

2650
kelakuan produksi sumur, yaitu dalam bentuk
2600 hubungan antara tekanan alir dasar sumur pada
2550
beberapa harga laju produksi tertentu, pada
kondisi aliran stabil, yang merupakan
2500
representasi dari kurva IPR. Dari hasil simulasi
2450 untuk setiap skenario tersebut dihasilkan
berbagai plot kurva IPR, yang kemudian
0.0001 0.001 0.01 0.1 1 10 100 1000 10000

log t (hr)
dilanjutkan dengan membuat plot kurva IPR tak
Gambar 6. Hasil Test Drawdown pada Model berdimensi.
Simulasi Sumur pada Reservoir Rekah Alami
Perbandingan dengan persamaan IPR
PENGEMBANGAN IPR REKAH ALAMI Linier
Untuk tujuan dapat memperoleh kelakuan Beberapa contoh kurva IPR sebagai hasil dari
produksi sumur pada reservoir rekah alami, simulasi ditunjukkan pada Gambar A-3 dan A-4
dengan melakukan simulasi pada berbagai pada Lampiran. Gambar sebelah kiri
kondisi reservoir, yang dilakukan dengan menunjukkan kurva IPR untuk model Warren-
mengubah-ubah harga permeabilitas dan Root dan Gilman-Kazemi, pada berbagai harga
porositas rekahan, API gravity minyak serta permeabilitas matriks dan rekahan. Kurva-kurva
kurva tekanan kapiler, dengan tujuan dapat IPR tersebut menunjukkan suatu representasi
dikembangkan suatu bentuk umum kelakuan yang berbeda dengan kurva IPR untuk sumur
produksi sumur. Sebelum dilakukan simulasi, yang berproduksi dari reservoir konvensional
ditentukan terlebih dahulu pengaruh dari setiap (batu psir), dimana kedua Gambar tersebut
parameter terhadap kelakuan produksi sumur. menunjukkan bahwa pada harga drawdown
Dengan menggunakan berbagai data hipotetik, yang sangat rendah, maka terjadi harga laju
hasil simulasi menunjukkan bahwa API gravity produksi meningkat dengan tajam, sampai
minyak dan tekanan kapiler tidak banyak mencapai laju produksi maksimum. Hal ini
berpangaruh terhadap kelakuan produksi sumur, disebabkan oleh peningkatan kontribusi produksi
seperti ditunjukkan pada Gambar A-2, untuk minyak dari matriks ke dalam rekahan dan
berbagai harga API Gravity minyak, terutama menuju dasar lubang sumur, dimana pada harga
setelah dinyatakan dalam bentuk kurva IPR tak drawdown yang rendah terjadi perbedaan
berdimensi; sehingga selanjutnya harga API tekanan yang besar antara matriks dan rekahan,
gravity minyak dan kurva tekanan kapiler hanya yang menyebabkan keluarnya minyak dari
digunakan satu data saja. matriks. Meskipun dalam operasional sehari-hari
keadaan ini sulit untuk dicapai, namun untuk
Selanjutnya skenario disusun berdasarkan tujuan pengembangan kurva IPR yang sifatnya
variasi dari berberapa parameter yang dianggap umum, hal ini perlu dipertimbangkan.
paling berpengaruh terhadap kelakuan produksi
sumur. Parameter yang lebih ditekankan dalam Jika kurva-kurva IPR pada Gambar A-3 dan A-4
uji coba penelitian ini adalah berkaitan dengan yang disebelah kiri diplot dalam bentuk kurva
pendekatan model matriks dan rekahan, yaitu IPR tak berdimensi, maka dihasilkan plot yang
dengan menggunakan (1) Model Gilman-Kazemi ditunjukkan di sebelah kanan. Kedua plot
dan Warren-Root shape factor style calculation tersebut menunjukkan bahwa kelompok data
formula (2) Model porositas dengan yang berbeda yang masing-masing
menggunakan dual porosity (aliran matrik- menghasilkan kurva IPR, setelah diplot dalam
matrik dan matrik-rekah) dan dual permeability bentuk tak berdimensi menghasilkan suatu
(aliran matrik-matrik, matrik-rekah dan rekah - kurva yang memberikan satu gambaran umum
rekah), dual porosity subdomain method dan yang mewakili seluruh kelompok data tersebut.
dual porosity multiple-interacting-continua
5
Jika kedua kurva IPR tak berdimensi tersebut Gambar 8. Perbandingan Dimensionless IPR
diplot menjadi satu, maka dihasilkan Gambar 7. Hasil Simulasi dengan IPR Linier pada Reservoir
Jika dibandingkan antara kurva IPR tak Konvensional
berdimensi untuk sumur pada reservoir rekah
alami dengan sumur pada reservoir Karena perbedaan yang sangat besar tersebut,
konvensional, maka dapat dilihat perbedaan untuk menghindari kesalahan dalam membuat
yang sangat besar, seperti ditunjukkan pada kurva IPR, maka diusulkan kurva IPR tak
Gambar 8. berdimensi untuk sumur pada reservoir rekah
alami. Pengembangan persamaan ini
Garis lurus mewakili kurva IPR tak berdimensi berdasarkan pada hasil penelitian yang
untuk reservoir konvensional, sedangkan titik- menunjukkan bahwa dalam bentuk kurva IPR
titik merupakan penyebaran kurva IPR tak tak berdimensi terjadi penyimpangan kurva
berdimensi untuk sumur pada reservoir rekah pada harga perbandingan Pwf/Pr yang rendah,
alami. Dengan demikian jika data uji tekanan yaitu sekitar 0.05. Mengingat bahwa secara
dan produksi yang diperoleh dari suatu sumur operasional harga Pwf/Pr rendah tersebut tidak
pada reservoir rekah alami, digunakan untuk pernah tercapai, maka pada pengembangan
membuat kurva IPR, dengan menggunakan usulan kurva IPR yang baru, bagian yang
persamaan kurva IPR linier akan dihasilkan rendah tersebut diabaikan, atau dengan
suatu perbedaan yang besar, serta kesalahan perkataan lain, kurva IPR diperpanjang melewati
yang sangat besar. titik belok kurva, sampai memotong sumbu laju
1.2
Dimensionless IPR produksi, yaitu sampai pada harga Pwf sama
dengan nol. Titik potong tersebut menunjukkan
Gilaman & Kazemi

1
Warren & Root suatu harga laju produksi maksimum semu,
Qo,max-pseudo. Jika harga Qo,max-pseudo tersebut
0.8
digunakan sebagai pembagi dalam menentukan
laju produksi tak berdimensi, yaitu Qo/Qmax-pseudo,
Pw f / Pr

0.6 maka plot kurva IPR tak berdimensi untuk


sumur pada reservoir rekah alami serupa
0.4 dengan kurva IPR tak berdimensi untuk sumur
pada reservoir konvensional, hanya saja bahwa
0.2 harga Qo,maxnya adalah Qo,max-pseudo. Kurva IPR
tak berdimensi tersebut dapat direpresentasikan
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
Qo / Qomax Qo Pwf
= 1− (1)
Gambar 7. Dimensionless IPR Hasil Simulasi Q o,max - pseudo Pr
pada Reservoir Rekah Alami
Dimensionless IPR dimana :
1 Qo,max-pseudo = 0.4 Qo,max (2)
Simulasi

0.8
IPR Linier Berdasarkan dari hasil penelitian ini, salah satu
hal yang perlu difahami adalah bahwa jika harga
Qo,max untuk sumur pada reservoir rekah alami
0.6
ditentukan dengan menggunakan simulator,
Pwf / Pr

dengan menentukan harga laju produksi


0.4 maksimum berdasarkan harga tekanan alir dasar
sumur sama dengan nol, maka akan diperoleh
0.2 harga laju produksi maksimum yang sangat
besar, yang secara operasional keadaan ini tidak
akan pernah tercapai, dimana harga Qo,max yang
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
diperoleh dari simulasi dapat 2,5 kali lebih besar
Qo / Qomax dari kemampuan operasional suatu sumur.

6
pseudo menghasilkan kurva IPR yang
Contoh Perbandingan Kurva IPR mendekati sebagian besar kurva IPR dari
Berdasarkan hasil simulasi untuk sumur pada hasil simulasi. Harga Qo,max-pseudo yang dapat
reservoir rekah alami, yang mempunyai tekanan dihitung dari hasil uji tekanan dan produksi
reservoir 2000 psi, diperoleh Qo,max=11763 b/d. sumur, berharga sekitar 0.4 Qo,max
Dari hasil simulasi diperoleh bahwa pada
Pwf=1750 psi harga laju produksi, Qo=598.56 SARAN
b/d. Jika data tersebut digunakan untuk 1. Persamaan (1) perlu diuji coba dengan
menentukan laju produksi maksimum semu, menggunakan data lapangan, dan
dengan menggunakan persamaan (1), maka digunakan dalam perencanaan sumur
dihasilkan harga Qo,max-pseudo=4788.50 b/d. Plot produksi.
kurva IPR dari hasil simulasi, dengan anggapan 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
IPR linier (Darcy), serta berdasarkan persamaan terutama jika sumur mengalami kerusakan
(1) maka dihasilkan plot kurva IPR seperti yang serta untuk kondisi aliran fluida dua fasa
ditunjukkan pada Gambar 9. dan tiga fasa pada reservoir rekah alami.

IPR Satu Fasa - Reservoir Rekah Alami DAFTAR PUSTAKA


2500 1. Robert Aguilera., “Naturally Fractured
Reservoirs”.,Pennwell Publishing Company,
Simulasi
2000 IPR Linier
Tulsa, Oklahoma.
Usulan 2. Van Golf Racht., “Fundamentals of
Fractured Reservoir Engineering”, Elsevier
Te k a na n, P s i

1500
Scientific Publishing Company Amsterdam,
Oxford, New York 1982
1000 3. Warren, J.E., Root, P.J.,”The Behavior of
Naturally Fractured Reservoir”, SPE Journal,
500 September, 1963, pp. 245 – 255.
4. Festoy, S., Van Golf-Racht,T.D., and Norsk
Hydro A/S.,”Gas Gravity Drainage in
0
0 2500 5000 7500 10000 12500 Fractured Reservoir Through New Dual-
Qo, b/d Continuum Approach”, SPE Reservoir
Gambar 9. Perbanding IPR Simulasi, IPR Linier Engineering Journal, Vol.4, Number 3,
dan Usulan August, 1989, pp. 271 - 278.
5. Pallav Sarma, Khalid Aziz,”New Transfer
Dari hasil plot kurva-kurva IPR tersebut terlihat Functions for Simulation on Naturally
bahwa jika Qo,max dari hasil simulasi yang Fractured Reservoirs with Dual Porosity
digunakan sebagai referensi pembuatan kurva Models” SPE Annual Technical Conference
IPR, maka akan dihasilkan suatu kurva IPR yang and Exhibition 26 – 29 September, Houston,
jauh lebih besar dibandingkan dengan kurva IPR Texas.
yang diperoleh dari simulasi. Sedangkan kurva 6. Gilman, James R.,”Improvement in
IPR simulasi dapat didekati dengan baik dengan Simulation of Naturally Fractured Reservoir”,
menggunakan persamaan (1). SPE Journal, August 1983, pp. 695 – 707
7. Vogel, J.V., "Inflow Performance
KESIMPULAN Relationship for Solution Gas Drive Wells",
Journal Petroleum of Technology, January
Berdasarkan hasil studi ini dapat diambil 1968.
beberapa kesimpulan, sebagai berikut: 8. Earlougher, Robert C., :”Advances in Well
1. Sebagai akibat terproduksikannya minyak Test Analysis”, Monograph Volume 5,
dari matriks, yang terjadi pada tekanan alir Society of Petroleum Engineers of AIME,
dasar sumur yang rendah, maka diperoleh 1977.
harga Qo,max sumur yang sebenarnya, yang 9. Matthews, C.S. and Russel, D.C., "Pressure
sangat tinggi, yang dinilai kurang realistik. Buildup and Flow Test in Wells", Monograph
2. Korelasi kurva IPR sumur pada reservoir Vol. 1, SPE-AIME.
rekah alami, dengan menggunakan Qo,max-

7
8
LAMPIRAN
Tabel A-1. Hubungan Permeabilitas dan Porositas serta Width
dan Spacing rekah yang digunakan dalam studi ini

Matrix Fracture
K (mD)
Porosity (%) Width (Cm) Spacing (Ft) Porosity (%)
10 12.14 0.025 0.50 0.02
100 20.00 0.025 1.76 0.13
200 22.37 0.025 5.48 0.39
1000 27.86 0.025 21.06 1.50
2000 30.23 0.025 61.79 4.66
10000 35.72 0.025 540.50 16.23

Standard dual-porosity model

Dual-permeability model MINC model


(Multiple-interacting-continua)

Gambar A-1. Variasi Porosity Model yang digunakan

IPR @ K m =10 ; K f = 200


1.2
A PI = 20 A PI = 25 A PI = 30 A PI = 35 A PI = 40

0.8
Pwf / Pr

0.6

0.4

0.2

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Qo / Qomax

9
Gambar A-2. Kurva IPR Satu fasa tidak berdimensi untuk
Berbagai harga API minyak

IPR Natural Fracture Reservoir IPR Natural Fracture Reservoir


(Warren & Root) (Gilman & Kazemi)
3500
1.2
10000_10
10000_10
3000 2000_10
2000_10
1
1000_10
1000_10
2500 200_10
200_10
100_10
0.8 100_10
10_10
10_10
Pwf (Psi)

2000

Pwf / Pr
10_100
10_100
10_200 0.6
10_200
1500 10_1000
10_1000
10_2000
0.4 10_2000
1000 10_10000
10_10000

500 0.2

0 0
0 100000 200000 300000 400000 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Qo (b/d) Qo / Qomax

Gambar A-3. Kurva IPR dan Kurva IPR tidak berdimensi


dengan menggunakan metoda Gilman & Kazemi

IPR Natural Fracture Reservoir IPR Natural Fracture Reservoir


(Warren & Root) (Warren & Root)
3500 1.2
10000_10 10000_10
3000 2000_10 2000_10
1
1000_10 1000_10
200_10 200_10
2500
100_10 0.8 100_10
10_10 10_10
Pwf / Pr

2000
10_100 10_100
Pwf

0.6
10_200 10_200
1500 10_1000 10_1000
10_2000 0.4 10_2000
1000 10_10000 10_10000

0.2
500

0
0
0 100000 200000 300000 400000
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Qo Qo / Qomax

Gambar A-4. Kurva IPR dan Kurva IPR tidak berdimensi


dengan menggunakan metoda Warren & Root

10
11

Anda mungkin juga menyukai