Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teori distribusi kecepatan Maxwell adalah teori yang menggambarkan kecepatan
partikel dalam gas, dimana partikel bergerak secara bebas antara tumbukan kecil, tetapi
tidak berinteraksi satu sama lain, sebagai fungsi suhu dari sistem, massa partikel, dan
kecepatan partikel. Partikel dalam konteks ini mengacu pada atom atau molekul dari gas.

Partikel-partikel yang bergerak pada sistem tersebut mempunyai kecepatan yang


berbeda-beda. Kecepatan dari tiap-tiap partikel tersebut berubah-ubah sesuai dengan
adanya tumbukan antar partikel penyusun sistem, namun kecepatan partikel dalam
keadaan setimbang akan menjadi konstan jika sistem mendekati.

Teori distribusi kecepatan maxwell tidak akan bisa langsung menjadi sebuah teori
apabila tidak ada suatu experimen yang menyebabkan teori maxwell tersebut muncul.
Gerakan partikel yang sangat kecil menyebabkan partikel sangat sulit diamati secara
langsung, sehingga dalam pembuktikan teori distribusi kecepatan Maxwell diamatilah
berbagai dampak-dampak dari adanya distribusi kecepatan partikel oleh Maxwell

Eksperimen-eksperimen yang dilakukan untuk membuktikan teori ini adalah


eksperimen yang dirancang Zartman & Ko, dan Stern. Maka dari itu kita perlu
mengetahui dan memahami mengenai Hukum distribusi Maxwell. Menyadari pentingnya
experimen tersebut, penulis akan membahas makalah mengenai Pembuktian Distribusi
Kecepatan Maxwell Menurut Percobaan Zartman & Ko dan Percobaan Stern.

fisika statistik 1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, adapun rumusan masalah dalam nakalah ini adalah
sebagai berikut.
1.2.1. Bagaimana kecepatan molekul rms dalam jaras molekul?
1.2.2. Bagaimana percobaan Zartman dan Ko membuktikan distribusi Maxwell?
1.2.3. Bagaimana percobaan Estermaan, Simpson, dan Stern membuktikan distribusi
Maxwell?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1.3.1. Untuk mempelajari kecepatan molekul rms dalam jaras molekul.
1.3.2. Untuk mempelajaripercobaan Zartman dan Ko dalam membuktikan distribusi
Maxwell.
1.3.3. Untuk mempelajaripercobaan Estermaan, Simpson, dan Stern dalam
membuktikan distribusi Maxwell

1.4. Manfaat
Melalui penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat lebih dalam
memahami distribusi Maxwell berdasarkan hasil yang diperoleh dalam eksperimen.
Berdasarkan pada hasil percobaan Zarman dan Ko dan percobaan Estermaan, Simpson,
dan Stern diharapkan mampu untuk memahami distribusi kecepatan molekul.

fisika statistik 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Jaras Molekul
Jaras molekul dapat dibuat dengan membuat lubang kecil pada dinding dapur
seperti Gambar 2.1, kemudian menyaringnya dengan lapisan lainnya yang juga berupa
lubang kecil.

Jaras molekul

Gambar 2.1 Jaras molekul


Berdasarkan Gambar 2.1 dapat dihitung vrms molekul yang ke luar dari dinding molekul.
Untuk menghitung vrms molekul yang ke luar dari dinding dapur diambil persamaan berikut
:
1
a. vdn , merupakan jumlah molekul yang menumbuk dinding persatuan luas
4
persatuan waktu.
b. Menurut distribusi kecepatan (speed) Maxwell dinyatakan bahwa jumlah molekul
yang memiliki speed v dalam satu satuan volume adalah sebagai berikut.
3
4n  2kT  2  mv 2 
dnv    v 2 exp  dv
 m   2kT 
c. Kalau lubang dapur cukup kecil sehingga keluarnya molekul tidak mengganggu
1
kesetimbangan dalam dapur maka harga vdnv dapat menyatakan jumlah molekul
4
yang keluar dengan speed v lewat lubang persatuan volume persatuan waktu.
d. Selanjutnya harga vrms untuk molekul yang ke luar dihitung dengan ketentuan.
1
v 2 1  2

  v  4 vdnv 
 0 v  4kT
v rm s 
  m
  1 4 vdnv 
 0 

Pembuktian adalah sebagai berikut

fisika statistik 3
1 1
v 2 1  2
v 3  2

  v  4 vdnv    v dnv 
v rm s  0 v    0v 
   
  1 4 vdnv    vdnv 
 0   0 
1
v  3
 mv 2   
2

  v3 
4n  2kT  2 2
  
 v exp   dv
0    m   2kT  
v rms    
v 
  4n  2kT  2 2 3
 mv  
2 
  v   v exp  dv 
 0    m   2kT  
  
3
4n  2kT  2
dengan melakukan eleminasi terhadap   , maka diperoleh :
  m 
1
v 5  mv 2   2

  v exp  dv 
v rm s   0v  2kT  
 3  mv 2  
  v exp  dv 
 0  2kT  
1
v 5  2

  v exp(  v )dv 
2 2

v rm s   0v 
 3 
  v exp(  v )dv 
2 2

 0 

Dengan integral tertentu dapat dilakukan integral sebagai berikut:


Misal 𝛽 2 = 𝛼 dan 𝛼𝑣 2 = 𝑢, maka
𝑢
𝑣2 =
𝛼
𝑑𝑢 = 2𝛼𝑣 𝑑𝑣
Sehingga untuk bagian pembilang
∞ ∞
2 𝑣2 𝑣 5 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢 ∞
𝑣 4 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢
∫ 𝑣 5 𝑒 −𝛽 𝑑𝑣 = ∫ =∫
0 0 2𝛼𝑣 0 2𝛼

𝑣 4 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢 1 ∞
𝑢2 −𝑢 1 ∞
∫ = ∫ 𝑒 𝑑𝑢 = ∫ 𝑢2 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢
0 2𝛼 2𝛼 0 𝛼2 2𝛼 3 0
Bagian integral adalah fungsi gamma yang besarnya adalah 2! = 2, maka

2 𝑣2 2 1
∫ 𝑣 5 𝑒 −𝛽 𝑑𝑣 = 3
= 3
0 2𝛼 𝛼

Untuk bagian penyebut

fisika statistik 4
∞ ∞
2 𝑣2 𝑣 3 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢 ∞
𝑣 2 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢
∫ 𝑣 3 𝑒 −𝛽 𝑑𝑣 = ∫ =∫
0 0 2𝛼𝑣 0 2𝛼

𝑣 2 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢 1 ∞
𝑢 −𝑢 1 ∞
∫ = ∫ 𝑒 𝑑𝑢 = ∫ 𝑢𝑒 −𝑢 𝑑𝑢
0 2𝛼 2𝛼 0 𝛼 2𝛼 2 0
Bagian integral adalah fungsi gamma yang besarnya adalah 1! = 1, maka

2 𝑣2 1
∫ 𝑣 3 𝑒 −𝛽 𝑑𝑣 =
0 2𝛼 2
Sehingga nilai untuk pembilang dan penyebut adalah:
1 1 1 1
Pembilang : , dimana a   2 , sehingga 3  2 3  6
a 3
a ( ) 
1 1 1 1
Penyebut : , dimana a   2 , sehingga  
2a 2
2a 2
2(  )
2 2
2 4
Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa :
1 1
 1  2
 1  2
vrms   6  2 4   2  2 
    

m
Karena   , maka :
2kT
1
   2

  
1

1
 1  2
 1  2kT  2
vrms   6  2 4   2     2 
    m   m 
   2kT 

1
 4kT  2
4kT
v rm s  
 m  m
Laju rms untuk molekul yang terdapat dalam oven yaitu :

4kT
vrms 
m (2.1)
Distribusi arah molekul yang ke luar dari lubang dapat dirumuskan dengan
perumusan jumlah tumbukan total persatuan luas persatuan sudut ruang, termasuk
seluruh harga kecepatan adalah :

1
nv cos (2.2)
4

fisika statistik 5
Dimana 𝜃 adalah sudut antara kecepatan v dengan normal lubang atau dinding.
Harga ini akan maximum bila cos  1 atau arah v tegak lurus pada dinding dan minimal
kalau cos  0 atau arah v sejajar dengan dinding

2.2. Percobaan Zartman dan Ko

Pengukuran berkas molekul secara langsung telah dilakukan dengan sejumlah


metode. Percobaan yang lebih lanjut mengenai pengukuran berkas molekul dilakukan
oleh Zartman dan Ko pada tahun 1930 − 1934. Percobaan yang dilakukan oleh
Zartman dan Ko merupakan modifikasi dari teknik yang dikembangkan oleh Stern pada
tahun 1920. Skematik percobaan Zartman dan Ko dapat ditunjukkan dengan gambar
berikut.

Gambar 3.1. Skema Percobaan Zartman dan Ko


Komponen-komponen dalam alat yang digunakan oleh Zartman dan Ko seperti yang
ditunjukkan pada gambar 4.1 adalah sebagai berikut.
1) 𝐵𝑖 adalah oven yang menyebabkan molekul bergerak.
2) 𝑆1 , 𝑆2 dan 𝑆3 adalah celah sempit penjaras molekul.
3) 𝐷 adalah silinder yang bergerak sangat cepat searah tanda panah.
4) 𝑆 adalah celah pada silinder 𝐷.
5) 𝑃 adalah plat kaca di dalam silinder 𝐷 yang terbagi menjadi bagian 𝐴, 𝐵, dan 𝐶.

fisika statistik 6
Ketika oven dipanaskan menyebabkan molekul yang ada di dalam oven
bergerak. Berkas molekul keluar dari oven menuju celah 𝑆1. Celah 𝑆1 menentukan lebar
berkas molekul yang dikeluarkan oleh oven. Berkas molekul yang melewati celah 𝑆1
menuju celah 𝑆2 dan berkas diperkecil lagi oleh celah 𝑆2 . Berkas molekul yang melewati
celah 𝑆2 menuju celah 𝑆3 dan berkas diperkecil lagi oleh celah 𝑆3 . Berkas molekul yang
keluar dari celah 𝑆3 bergerak menuju tabung 𝐷(Garg, 1993).

Jika silinder diam, maka semua molekul yang masuk celah keluar dari celah
𝑆3 akan masuk melalui celah 𝑆 dan menumbuk pelat gelas 𝑃 pada satu tempat di 𝐴.
Tempat ini dapat ditentukan dengan mencuci pelat foto pada gelas 𝑃 dan hasilnya yang
berupa titik hitam dan dapat diselidiki dengan microphotometer. Bintik hitam ini akan
berkumpul pada satu daerah kecil tergantung dari lebar celah 𝑆.

Jika silinder berputar, maka molekul dapat masuk ke dalam silinder selama celah
𝑆berhadapan dengan berkas molekul yang keluar dari celah 𝑆3 dalam waktu yang sangat
singkat. Jika silinder diputar searah dengan jarum jam, maka pelat 𝑃 bergerak ke kanan
sedangkan molekul bergerak ke atas menuju pelat 𝑃. Hal ini mengakibatkan molekul-
molekul menumbuk pelat 𝑃 di sebelah kiri dari tempat kalau selinder itu diam. Molekul-
molekul yang menumbuk pelat 𝑃 ternyata berada pada daerah yang berbeda-beda pada
pelat 𝑃. Molekul-molekul yang bergerak cepat menumbuk pelat di kiri 𝐴, sedangkan
molekul yang lebih lambat menumbuk pelat 𝑃 di daerah 𝐵 atau di daerah 𝐶. Penemuan
ini dapat ditunjukkan dalam gambar berikut(Garg, 1993).

Gambar 3.2. Molekul Menumbuk Pelat 𝑃


Perbedaan kerapatan molekul yang menumbuk pelat memberikan distribusi
kecepatan molekul. Representasi hasil ini dapat ditunjukkan dalam gambar berikut.

fisika statistik 7
Gambar 3.3. Kurva Kerapatan Molekul pada Pelat

Jarak yang ditempuh molekul adalah 2R (di mana R = jari-jari silinder). Molekul
dengan kecepatan rendah akan memerlukan waktu lebih lama untuk menumbuk pelat
hingga tempat tumbukannya lebih ke kiri. Berdasarkan percobaan ini dapat ditentukan
bahwa molekul-molekul itu memiliki kecepatan yang bermacam-macam (spektrum
kecepatan).

B A

a
A
R

Gambar 3.4. Perjalanan Molekul dalam Silinder A


Berdasarkan gambar 3.4. di atas dapat dilakukan analisis kecepatan molekul-
molekul adalah sebagai berikut.
1 1
Jika silinder berputar 6000 𝑟𝑝𝑚, maka 𝑇 = 6000 × 60 detik = 100 detik

Keliling silinder adalah 𝐾 = 2𝜋𝑅


Jarak 𝐴𝐵 = a.
Berdasarkan data fisis tersebut, maka waktu untuk menempuh a adalah:

fisika statistik 8
a
𝑡= ×𝑇
2𝜋𝑅
a 1
𝑡= × s
2𝜋𝑅 100
a
𝑡= s (3.1)
200πR
Waktu yang diperlukan untuk menempuh a adalah selisih waktu molekul yang jatuh di 𝐵
dengan waktu molekul yang jatuh di 𝐴 untuk menumpuh jarak 2𝑅. Maka selisih
kecepatan molekul yang jatuh di 𝐵 dengan molekul yang jatuh di 𝐴 adalah:
𝑠 2𝑅
𝑣= = a
𝑡
200𝜋𝑅

400𝜋𝑅 2
𝑣= 𝑚⁄𝑠 (3.2)
𝑎
Persamaan 3.2 merupakan persamaan kecepatan molekul jika silinder berputar dengan
kecepatan 6000 𝑟𝑝𝑚. Dari percobaan ini dapat ditentukan bahwa molekul-molekul itu
memiliki kecepatan yang bermacam-macam. Dengan demikian terbukti adanya
distribusi kecepatan molekul.

Gambar 3.5 Plot Perbedaan Kerapatan sebagai Fungsi Kecepatan Molekul

fisika statistik 9
2.3. Percobaan Estermann, Simpson, dan Stern
Eksperimen yang lebih teliti mengenai distribusi kecepatan Maxwell dengan
menggunakan molekul jatuh bebas dalam berkas molekul dilakukan oleh Estermann,
Simpson, dan Stern pada tahun 1947. Pada eksperimen ini, atom jatuh bebas diobservasi
pada balok panjang molekul dari atom potasium dan atom cesium.

(a) (b)
Gambar 4.1. (a) Stern, (b) Estermann

Diagram sederhana dari alat eksperimennya seperti Gambar 4.2 atau yang dapat
pula digambarkan seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.3.

Gambar 4.2. Diagram percobaan Estermann, Simpson, dan Stern

fisika statistik 10
O D
S
D’

D”

Gambar 4.3. Diagram percobaan Estermann, Simpson, dan Stern

Berdasarkan pada gambar diatas, gambar tersebut menunjukkan diagram


skematik dari peralatan yang digunakan oleh Esterman, Simpson, dan Stern. Atom-atom
dibelokkan oleh gravitasi yang menyebabkan molekul jatuh bebas dalam balok.
Seberkas molekul cessium muncul dari oven yang ditempatkan si ruang yang panjang
dan sangat dijaga tekanannya sebesar 10-8 mmHg. Berkas molekul cessium dipancarkan
dari O lewat celah S dan menumbuk kawat panas dari tungsten di D. Atom cesium
menumbuk kawat dan menyebabkan kawat terionisasi dan kawat menjadi berion positif
kemudian elektron dari cesium tereksitasi dan dikumpulkan oleh silinder bermuatan
negatif yang mengelilingi kawat. Arus di silinder pengumpul ini memberi ukuran
jumlah atom cesium yang menumbuk kawat pendeteksi per satuan waktu.

Ketika tidak ada medan gravitasi, seluruh atom yang muncul secara horizontal
dari oven akan melewati celah S, melakukan perjalanan tanpa peyimpangan dan
menumbuk kolektor di D, terlepas dari kecepatannya. Namun, karena medan gravitasi,
setiap atom yang muncul secara horizontal akan berprilaku sebagai proyektil dan
mengikuti jalur parabola. Atom yang berjalan sepanjang jalur 1 (kecepatan 𝑣1 ) akan
sampai pada kolektor 𝐷1 dan jalur 2 (kecepatan 𝑣2 ) akan sampai ke kolekor 𝐷2 .
Pengukuran arus ion sebagai fungsi tinggi vertikal dari kolektor memberikan ukuran
distribusi kecepatan.

fisika statistik 11
Dapat diperhatikan pada gambar 4.4, kesesuaian antara prediksi secara teori dan
hasil eksperimen sangatlah baik.

intensitas

speed
Gambar 4.4. Grafik Hubungan Intensitas terhadap S

fisika statistik 12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan materi yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
√4𝑘𝑇
1. Laju rms molekul yang keluar dari oven pada jaras molekul adalah 𝑣𝑟𝑚𝑠 = 𝑚

2. Intensitas kerapatan molekul pada pelat percobaan Zartman dan Ko


membuktikan adanya distribusi kecepatan molekul.
3. Pengukuran arus ion sebagai fungsi tinggi vertikal dari kolektor dalam
percobaan Estermann, Simpson, dan Stern membuktikan adanya distribusi
kecepatan.

3.2. Saran

Adapun saran yang dapat kami sampaikan bagi mahasiswa adalah


pengetahuan mengenai fisika dasar, kalkulus, fismat, mekanika, dan statistika lebih
diperdalam sehingga nantinya dapat memudahkan dalam memahami dan
meningkatkan pengetahuan mengenai fisika statistik. Selain itu juga diharapkan
untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam menggunakan penyelesaian
matematis dalam menyelesaikan permasalahan dalam fisika statistik.

fisika statistik 13
DAFTAR PUSTAKA

Garg, S. C., dkk. 1993. Thermal Physics. Tersedia


pada:https://books.google.co.id/books?id=G71oC99BLgYC&pg=PA27&lpg=PA2
7&dq=zartman+and+ko+experiment&source=bl&ots=TAPJ_lRtJW&sig=j9N4tyk
u0ir3_hv3YmKsKQbBQoE&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj79OK1rdrZAhWGqo8
KHTXqC38Q6AEILzAB#v=onepage&q=zartman%20and%20ko%20experiment&
f=false. Diakses pada tanggal 5 Maret 2018.
Stern Otto. 1946. The Method of Molecular Rays. TT. Dari
https://www.nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1943/stern-lecture.pdf.
Diakses pada tanggal 8 Maret 2018
Sears, Francis W dan Gerhard L. Salinger. 1975. Thermodynamics, Kinetic Theory and
Statistical Thermodynamics third edition. Adison Wisley. Massachusets.
Surungan, Tasrief. 2011. Diktat Kuliah Fisika Statistik. Makasar: Universitas Hasanudin.

fisika statistik 14

Anda mungkin juga menyukai