PENDAHULUAN
Teori distribusi kecepatan maxwell tidak akan bisa langsung menjadi sebuah teori
apabila tidak ada suatu experimen yang menyebabkan teori maxwell tersebut muncul.
Gerakan partikel yang sangat kecil menyebabkan partikel sangat sulit diamati secara
langsung, sehingga dalam pembuktikan teori distribusi kecepatan Maxwell diamatilah
berbagai dampak-dampak dari adanya distribusi kecepatan partikel oleh Maxwell
fisika statistik 1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, adapun rumusan masalah dalam nakalah ini adalah
sebagai berikut.
1.2.1. Bagaimana kecepatan molekul rms dalam jaras molekul?
1.2.2. Bagaimana percobaan Zartman dan Ko membuktikan distribusi Maxwell?
1.2.3. Bagaimana percobaan Estermaan, Simpson, dan Stern membuktikan distribusi
Maxwell?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1.3.1. Untuk mempelajari kecepatan molekul rms dalam jaras molekul.
1.3.2. Untuk mempelajaripercobaan Zartman dan Ko dalam membuktikan distribusi
Maxwell.
1.3.3. Untuk mempelajaripercobaan Estermaan, Simpson, dan Stern dalam
membuktikan distribusi Maxwell
1.4. Manfaat
Melalui penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat lebih dalam
memahami distribusi Maxwell berdasarkan hasil yang diperoleh dalam eksperimen.
Berdasarkan pada hasil percobaan Zarman dan Ko dan percobaan Estermaan, Simpson,
dan Stern diharapkan mampu untuk memahami distribusi kecepatan molekul.
fisika statistik 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Jaras Molekul
Jaras molekul dapat dibuat dengan membuat lubang kecil pada dinding dapur
seperti Gambar 2.1, kemudian menyaringnya dengan lapisan lainnya yang juga berupa
lubang kecil.
Jaras molekul
v 4 vdnv
0 v 4kT
v rm s
m
1 4 vdnv
0
fisika statistik 3
1 1
v 2 1 2
v 3 2
v 4 vdnv v dnv
v rm s 0 v 0v
1 4 vdnv vdnv
0 0
1
v 3
mv 2
2
v3
4n 2kT 2 2
v exp dv
0 m 2kT
v rms
v
4n 2kT 2 2 3
mv
2
v v exp dv
0 m 2kT
3
4n 2kT 2
dengan melakukan eleminasi terhadap , maka diperoleh :
m
1
v 5 mv 2 2
v exp dv
v rm s 0v 2kT
3 mv 2
v exp dv
0 2kT
1
v 5 2
v exp( v )dv
2 2
v rm s 0v
3
v exp( v )dv
2 2
0
fisika statistik 4
∞ ∞
2 𝑣2 𝑣 3 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢 ∞
𝑣 2 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢
∫ 𝑣 3 𝑒 −𝛽 𝑑𝑣 = ∫ =∫
0 0 2𝛼𝑣 0 2𝛼
∞
𝑣 2 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢 1 ∞
𝑢 −𝑢 1 ∞
∫ = ∫ 𝑒 𝑑𝑢 = ∫ 𝑢𝑒 −𝑢 𝑑𝑢
0 2𝛼 2𝛼 0 𝛼 2𝛼 2 0
Bagian integral adalah fungsi gamma yang besarnya adalah 1! = 1, maka
∞
2 𝑣2 1
∫ 𝑣 3 𝑒 −𝛽 𝑑𝑣 =
0 2𝛼 2
Sehingga nilai untuk pembilang dan penyebut adalah:
1 1 1 1
Pembilang : , dimana a 2 , sehingga 3 2 3 6
a 3
a ( )
1 1 1 1
Penyebut : , dimana a 2 , sehingga
2a 2
2a 2
2( )
2 2
2 4
Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa :
1 1
1 2
1 2
vrms 6 2 4 2 2
m
Karena , maka :
2kT
1
2
1
1
1 2
1 2kT 2
vrms 6 2 4 2 2
m m
2kT
1
4kT 2
4kT
v rm s
m m
Laju rms untuk molekul yang terdapat dalam oven yaitu :
4kT
vrms
m (2.1)
Distribusi arah molekul yang ke luar dari lubang dapat dirumuskan dengan
perumusan jumlah tumbukan total persatuan luas persatuan sudut ruang, termasuk
seluruh harga kecepatan adalah :
1
nv cos (2.2)
4
fisika statistik 5
Dimana 𝜃 adalah sudut antara kecepatan v dengan normal lubang atau dinding.
Harga ini akan maximum bila cos 1 atau arah v tegak lurus pada dinding dan minimal
kalau cos 0 atau arah v sejajar dengan dinding
fisika statistik 6
Ketika oven dipanaskan menyebabkan molekul yang ada di dalam oven
bergerak. Berkas molekul keluar dari oven menuju celah 𝑆1. Celah 𝑆1 menentukan lebar
berkas molekul yang dikeluarkan oleh oven. Berkas molekul yang melewati celah 𝑆1
menuju celah 𝑆2 dan berkas diperkecil lagi oleh celah 𝑆2 . Berkas molekul yang melewati
celah 𝑆2 menuju celah 𝑆3 dan berkas diperkecil lagi oleh celah 𝑆3 . Berkas molekul yang
keluar dari celah 𝑆3 bergerak menuju tabung 𝐷(Garg, 1993).
Jika silinder diam, maka semua molekul yang masuk celah keluar dari celah
𝑆3 akan masuk melalui celah 𝑆 dan menumbuk pelat gelas 𝑃 pada satu tempat di 𝐴.
Tempat ini dapat ditentukan dengan mencuci pelat foto pada gelas 𝑃 dan hasilnya yang
berupa titik hitam dan dapat diselidiki dengan microphotometer. Bintik hitam ini akan
berkumpul pada satu daerah kecil tergantung dari lebar celah 𝑆.
Jika silinder berputar, maka molekul dapat masuk ke dalam silinder selama celah
𝑆berhadapan dengan berkas molekul yang keluar dari celah 𝑆3 dalam waktu yang sangat
singkat. Jika silinder diputar searah dengan jarum jam, maka pelat 𝑃 bergerak ke kanan
sedangkan molekul bergerak ke atas menuju pelat 𝑃. Hal ini mengakibatkan molekul-
molekul menumbuk pelat 𝑃 di sebelah kiri dari tempat kalau selinder itu diam. Molekul-
molekul yang menumbuk pelat 𝑃 ternyata berada pada daerah yang berbeda-beda pada
pelat 𝑃. Molekul-molekul yang bergerak cepat menumbuk pelat di kiri 𝐴, sedangkan
molekul yang lebih lambat menumbuk pelat 𝑃 di daerah 𝐵 atau di daerah 𝐶. Penemuan
ini dapat ditunjukkan dalam gambar berikut(Garg, 1993).
fisika statistik 7
Gambar 3.3. Kurva Kerapatan Molekul pada Pelat
Jarak yang ditempuh molekul adalah 2R (di mana R = jari-jari silinder). Molekul
dengan kecepatan rendah akan memerlukan waktu lebih lama untuk menumbuk pelat
hingga tempat tumbukannya lebih ke kiri. Berdasarkan percobaan ini dapat ditentukan
bahwa molekul-molekul itu memiliki kecepatan yang bermacam-macam (spektrum
kecepatan).
B A
a
A
R
fisika statistik 8
a
𝑡= ×𝑇
2𝜋𝑅
a 1
𝑡= × s
2𝜋𝑅 100
a
𝑡= s (3.1)
200πR
Waktu yang diperlukan untuk menempuh a adalah selisih waktu molekul yang jatuh di 𝐵
dengan waktu molekul yang jatuh di 𝐴 untuk menumpuh jarak 2𝑅. Maka selisih
kecepatan molekul yang jatuh di 𝐵 dengan molekul yang jatuh di 𝐴 adalah:
𝑠 2𝑅
𝑣= = a
𝑡
200𝜋𝑅
400𝜋𝑅 2
𝑣= 𝑚⁄𝑠 (3.2)
𝑎
Persamaan 3.2 merupakan persamaan kecepatan molekul jika silinder berputar dengan
kecepatan 6000 𝑟𝑝𝑚. Dari percobaan ini dapat ditentukan bahwa molekul-molekul itu
memiliki kecepatan yang bermacam-macam. Dengan demikian terbukti adanya
distribusi kecepatan molekul.
fisika statistik 9
2.3. Percobaan Estermann, Simpson, dan Stern
Eksperimen yang lebih teliti mengenai distribusi kecepatan Maxwell dengan
menggunakan molekul jatuh bebas dalam berkas molekul dilakukan oleh Estermann,
Simpson, dan Stern pada tahun 1947. Pada eksperimen ini, atom jatuh bebas diobservasi
pada balok panjang molekul dari atom potasium dan atom cesium.
(a) (b)
Gambar 4.1. (a) Stern, (b) Estermann
Diagram sederhana dari alat eksperimennya seperti Gambar 4.2 atau yang dapat
pula digambarkan seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.3.
fisika statistik 10
O D
S
D’
D”
Ketika tidak ada medan gravitasi, seluruh atom yang muncul secara horizontal
dari oven akan melewati celah S, melakukan perjalanan tanpa peyimpangan dan
menumbuk kolektor di D, terlepas dari kecepatannya. Namun, karena medan gravitasi,
setiap atom yang muncul secara horizontal akan berprilaku sebagai proyektil dan
mengikuti jalur parabola. Atom yang berjalan sepanjang jalur 1 (kecepatan 𝑣1 ) akan
sampai pada kolektor 𝐷1 dan jalur 2 (kecepatan 𝑣2 ) akan sampai ke kolekor 𝐷2 .
Pengukuran arus ion sebagai fungsi tinggi vertikal dari kolektor memberikan ukuran
distribusi kecepatan.
fisika statistik 11
Dapat diperhatikan pada gambar 4.4, kesesuaian antara prediksi secara teori dan
hasil eksperimen sangatlah baik.
intensitas
speed
Gambar 4.4. Grafik Hubungan Intensitas terhadap S
fisika statistik 12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan materi yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
√4𝑘𝑇
1. Laju rms molekul yang keluar dari oven pada jaras molekul adalah 𝑣𝑟𝑚𝑠 = 𝑚
3.2. Saran
fisika statistik 13
DAFTAR PUSTAKA
fisika statistik 14