BAB I
PENDAHULUAN
Didalam pengukuran suatu alat tak dapat dipisahkan dengan dimendi dan
toleransi, hal ini karena semua alat ukur mempunyai dimensi dan toleransi yang
berbeda-beda yang harus dipahami dan dipatuhi oleh setiap orang yang akan
menggunakan alat ukur.
Hal ini penting agar kita tidak merusak alat ukur maupun bahan yang
diukur. Dalam merangkai komponen juga perlu diperhatikan adanya toleransi
yang diperbolehkan oleh tiap-tiap komponen yang akan dirangkai.
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
1. Toleransi
a. Ukuran dasar.
a. Toleransi ukuran
IT 01 IT 0 IT 1
Nilai dalam µm 0,3 + 0,008 D 0,5 + 0,012 D 0,8 + 0,0 20 D
untuk D dalam µm
a. Toleransi Umum
a. Ukuran dasar
Ukuran dasar atau ukuran nominal adalah ukuran pokok yang di tulis sebelum
di sertai angka – angka batas penyimpangan yang di ijinkan .
b. Penyimpangan atas
c. Penyimpangan bawah
d. Ukuran maksimum
e. Ukuran minimum
f. Garis nol
Garis nol adalah garis dasar atau garis dengan penyimpangan nol
g. Ukuran sesungguhnya
Ukuran sesungguhnya adalah ukuran jadi atau ukuran yang di dapat setelah
benda selesai di buat,yang dapat di ketahui dengan mengguakan alat ukur.
h. Kelonggaran (Clearance )
Kesesakan adalah suatu nilai selisih ukuran antara lubang poros , di mana
ukuran poros lebih besar daripada ukuran lubang .
a) 65H7 b) 53g6
Keterangan :
Sifat dari daerah yang akan diberi toleransi dan cara memberi ukuran,
daerah toleransi di kelompokkan menjadi berikut .
c. Luas antara dua garis yang berjarak sama , atau dua garis lurus sejajar
( selanjutnya di lambangkan dengan #3)
Berikut ini adalah gambaran mengenai hubungan sifat yang diberi toleransi di
berikan dalam satu table.
Daerah Toleransi #1 #2 #3 #4 #5 #6 #7 #8
Kelurusan • • • •
Kedataran •
Kebulatan •
Kesilindrisan •
Profil garis •
Profil permukaan •
Kesejajaran • • • •
Ketegaklurusan • • • •
Ketirusan • • •
Posisi • • • • • •
Konsentrisitas • •
dan koaksialitas
Kesimetrisan • •
Putar tunggal • •
Putar total • •
Uaian – Suaian
Cara Penulisan Toleransi Ukuran/Dimensi
2. Satuan Toleransi
i � 0,453 D � 0,001D
TingkatanSuaian
BAB III
PENUTUP
A. Kesimulan