Chapter III - V PDF
Chapter III - V PDF
BAB 3
3.1 Umum
meramalkan respons struktur akibat gempa. Tetapi untuk melakukan analisis time
history diperlukan banyak perhitungan dan waktu yang cukup lama. Untuk
penyederhanaan dari alasan tersebut, para ahli menjadikan efek beban dinamik
oleh gempa menjadi gaya statik horizontal yang bekerja pada pusat massa, yang
perencanaan gedung tahan gempa harus dilakukan dengan tepat. Pada peraturan,
analisis time history dapat digunakan untuk struktur beraturan maupun tidak
beraturan. Struktur bangunan yang memiliki sudut dalam adalah salah satu
beraturan ataupun tidak beraturan. Pada tugas akhir ini dilakukan analisis statik
ekivalen dan analisis time history pada struktur beraturan dengan sudut dalam
10% dan struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40%, sehingga akan
disesuaikan dengan peraturan terbaru yang berlaku di Indonesia yaitu RSNI 03-
1726-201x.
35
Adapun peraturan yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
(PPPURG 1987)
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat
serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau
penggunaan suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari
barang-barang yang dapat berpindah dan termasuk beban akibat air hujan pada
Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada
gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat
peraturan terbaru perencanaan ketahanan gempa untuk gedung, yaitu RSNI 03-
gempa dari program Spektra Indonesia dan metode kedua adalah analisis time
struktur bangunan gedung dan non gedung, serta berbagai bagian dan
Untuk berbagai kategori resiko struktur bangunan gedung dan non gedung
sesuai tabel 3.1 untuk pengaruh gempa rencana terhadapnya harus dikalikan
dengan suatu faktor keutamaan I menurut tabel 3.2 seperti berikut ini:
Tabel 3.1 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Struktur Lainnya untuk
Beban Gempa
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori
resiko I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
38
Gedung dan struktur lainnya yang memiliki resiko tinggi terhadap jiwa III
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat
darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan struktur lainnya, tidak termasuk ke dalam kategori resiko IV,
yang memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar
dan/atau gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila
terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan struktur lainnya yang tidak termasuk dalam kategori resiko
IV, (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses,
penanganan, penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan bahan
bakar berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan
yang mudah meledak) yang mengandung bahan beracun atau peledak di
mana jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan
oleh instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan bahaya bagi
masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan struktur lainnya yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang IV
penting, termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas
bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta
garasi kendaraan darurat
39
Sistem penahan gaya gempa lateral dan vertikal dasar harus memenuhi
salah satu tipe yang ditunjukkan dalam tabel 3.3. Pembagian setiap tipe
berdasarkan pada elemen vertikal yang digunakan untuk menahan gaya gempa
lateral. Sistem struktur yang digunakan harus sesuai dengan batasan sistem
struktur dan batasan ketinggian struktur yang ditunjukkan dalam tabel 3.3. Faktor
modifikasi respons yang sesuai, R, faktor kuat lebih sistem, Ω0, dan faktor
digunakan dalam penentuan geser dasar, gaya desain elemen, dan simpangan antar
Tabel 3.3 Faktor R, Cd, dan Ω0 untuk Sistem Penahan Gaya Gempa
FaktorFakto
Koefisien Batasan sistem
r struktur
modifika kuat Faktor
dan batasan tinggi
Sistem penahan- si lebih pembesara
gaya seismik respon sistem n
defleksi, struktur (m)
(R) ,
(Ω0) (Cd) Kategori desain
seismik
B C D E F
Sistem rangka pemikul
momen
1. Rangka baja pemikul
T T T T T
momen khusus 8 3 5½
B B B B B
2. Rangka batang baja
T T
pemikul momen 7 3 5½ 48 30 TI
B B
khusus
3. Rangka baja pemikul
T T
momen menengah 4½ 3 4 10 TI TI
B B
4. Rangka baja pemikul T T
momen biasa 3½ 3 3 TI TI TI
B B
5. Rangka beton
T T T T T
bertulang pemikul 8 3 5½
B B B B B
momen khusus
6. Rangka beton
T T
bertulang pemikul 5 3 4½ TI TI TI
B B
momen menengah
4. beton bertulang
7. Rangka
pemikul momen biasa
T
3 3 2½ TI TI TI TI
B
8. Rangka baja dan beton
T T T T T
komposit pemikul 8 3 5½
B B B B B
momen khusus
9. Rangka baja dan beton
komposit pemikul T T
momen menengah 5 3 4½ TI TI TI
B B
41
FaktorFakto
Koefisien Batasan sistem
r struktur
modifika kuat Faktor
dan batasan tinggi
Sistem penahan- si lebih pembesara
gaya seismik respon sistem n
defleksi, struktur (m)
(R) ,
(Ω0) (Cd) Kategori desain
seismik
B C D E F
10.Rangka baja dan beton
6
Komposit terkekang 3 5½ 48 48 30 TI TI
parsial pemikul
momen baja dan beton
11.Rangka
T
komposit pemikul 3 3 2½ TI TI TI TI
B
momen biasa
12.Rangka baja canai
dingin
pemikul momen 3½ 3 3½ 10 10 10 10 10
khusus
dengan pembautan
3.4.4 Redundansi
Faktor redundansi (ρ), harus dikenakan pada sistem penahan gaya gempa
dalam masing-masing kedua arah ortogonal untuk semua struktur sesuai dengan
ketentuan berikut.
atau F, ρ harus sama dengan 1,3 kecuali jika satu dari dua kondisi berikut
dinding geser dibagi dengan tinggi tingkat atau dua kali panjang
ringan.
43
1. 1,4D
5. 1,2D + 1,0E + L
6. 0,9D + 1,0W
7. 0,9D + 1,0E
E=Eh+Ev (3.1)
E=Eh–Ev (3.2)
Keterangan:
- E adalah pengaruh beban gempa;
- Eh adalah pengaruh beban gempa horizontal;
- Ev adalah pengaruh beban gempa vertical.
Eh=ρQE (3.3)
Keterangan:
- Q adalah pengaruh gaya gempa horisontal dari V atau Fp;
- Jika disyaratkan pengaruh tersebut harus dihasilkan dari penerapan gaya
horisontal secara serentak dalam dua arah tegak lurus satu sama lain;
- ρ adalah faktor redundansi.
Ev=0,2SDS D (3.4)
Keterangan :
- SDS adalah parameter percepatan spektrum respons desain pada perioda
pendek;
- D adalah pengaruh beban mati.
desainnya, SDS dan SD1. Masing-masing bangunan dan struktur harus ditetapkan
ke dalam kategori desain seismik yang lebih parah dengan mengacu tabel 3.4 dan
Kategori Resiko
Nilai SDS
I atau II atau III IV
SDS < 0,167 A A
0,167 ≤ SDS < 0,33 B C
0,33 ≤ SDS < 0,50 C D
0,50 ≤ S DS D D
45
Kategori Resiko
Nilai SDS
I atau II atau III IV
SD1 < 0,067 A A
0,067 ≤ SD1 < 0,133 B C
0,133 ≤ SD1 < 0,20 C D
0,20 ≤ S D1 D D
merupakan arah yang akan menghasilkan pengaruh beban paling kritis. Arah
dalam masing-masing arah dari dua arah ortogonal dan pengaruh interaksi
terpisah dalam semua dua arah ortogonal. Pengaruh beban paling kritis
akibat arah penerapan gaya gempa pada struktur dianggap terpenuhi jika
beban yang ditetapkan berikut: 100 persen gaya untuk satu arah ditambah
serentak.
Sebagai tambahan, semua kolom atau dinding yang membentuk bagian dari
dua atau lebih sistem penahan gaya gempa yang berpotongan dan dikenai
beban aksial akibat gaya gempa yang bekerja sepanjang baik sumbu denah
utama sama atau melebihi 20 persen kuat desain aksial kolom atau dinding
47
harus didesain untuk pengaruh beban paling kritis akibat penerapan gaya
Bila spektrum respons desain diperlukan dan prosedur gerak tanah dari
ini:
1. Untuk perioda yang lebih kecil dari T0 , spektrum respons percepatan desain,
sama dengan TS, spektrum respons percepatan desain, Sa, sama dengan SDS;
3. Untuk perioda lebih besar dari TS, spektrum respons percepatan desain, Sa,
S D1 (3.6)
Sa
T
Keterangan:
- SDS adalah parameter respons spektral percepatan desain pada perioda pendek;
- SD1 adalah parameter respons spektral percepatan desain pada perioda 1 detik;
- T adalah perioda getar fundamental struktur.
S D1
T0 0,2 (3.7)
S DS
S D1
TS (3.8)
S DS
48
analisis yang teruji. Perioda fundamental struktur, T, tidak boleh melebihi hasil
koefisien untuk batasan atas pada perioda yang dihitung (Cu) dari tabel 3.6 dan
persamaan berikut:
Ta C t hnx (3.9)
Keterangan:
hn adalah ketinggian struktur, dalam m, di atas dasar sampai tingkat tertinggi
struktur, dan koefisien Ct dan x ditentukan dari tabel 3.7.
49
Tabel 3.6. Koefisien untuk batas atas pada perioda yang dihitung
Tipe Struktur Ct x
Sistem rangka pemikul momen di mana rangka memikul
100 persen gaya gempa yang disyaratkan dan tidak
dilingkupi atau dihubungkan dengan komponen yang lebih
kaku dan akan mencegah rangka dari defleksi jika dikenai
gaya gempa:
Rangka baja pemikul momen 0,0724a 0,8
Rangka beton pemikul momen 0,0466a 0,9
Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731a 0,75
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk 0,0731a 0,75
Semua sistem struktur lainnya 0,0488a 0,75
sebagai perbedaan defleksi pada pusat massa di tingkat teratas dan terbawah yang
Keterangan:
- Cd adalah faktor pembesaran defleksi ;
- δxe adalah defleksi pada lokasi yang disyaratkan yang ditentukan dengan
analisis elastik;
- Ie adalah faktor keutamaan gempa.
δ3 Tingkat 3
F3 = gaya gempa desain tingkat kekuatan
F3 δe3 = perpindahan elastis yang dihitung akibat gaya
δe3 gempa desain tingkat kekuatan
L3 δ3 = Cd.δe3/IE = perpindahan yang diperbesar
Δ3 = (δe3 – δe2)Cd/ IE ≤a
δ2 Tingkat 2
F2 F2 = gaya gempa desain tingkat kekuatan
δe2 δe2 = perpindahan elastis yang dihitung akibat gaya
gempa desain tingkat kekuatan
L2 δ2 = Cd.δe2/IE = perpindahan yang diperbesar
Δ3 = (δe2 – δe1)Cd/ IE ≤a
Tingkat 3
δ1
F1 = gaya gempa desain tingkat kekuatan
F1 δe1 Δe1 = perpindahan elastis yang dihitung akibat gaya
L1 gempa desain tingkat kekuatan
δ1 = Cd.δe1/IE = perpindahan yang diperbesar
Δ1 = δ1 ≤a
Δi = simpangan antar lantai
Δi/Li = rasio simpangan antar lantai
δ3 = perpindahan total
Simpangan antar lantai tingkat desain (Δ) tidak boleh melebihi simpangan
antar lantai tingkat ijin (Δa) seperti didapatkan dari tabel 3.8 untuk semua tingkat.
51
Keterangan:
- hsx adalah tinggi tingkat di bawah tingkat x.
Geser dasar seismik, V, dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan sesuai
denganpersamaan berikut:
V = CsW (3.11)
Keterangan:
- Cs adalah koefisien respons seismik;
- W adalah berat seismik efektif.
-
Koefisien respons seismik, Cs, harus ditentukan sesuai dengan persamaan berikut.
S DS
Cs
R
(3.12)
Ie
Keterangan:
- SDS adalah parameter percepatan spektrum respons desain dalam rentang
perioda pendek;
- R adalah faktor modifikasi respons;
- Ie adalah faktor keutamaan gempa.
52
Nilai Cs yang dihitung sesuai dengan 3.6 tidak perlu melebihi nilai dari
berikut ini:
SD1 (3.13)
Cs
R
T
Ie
Cs harus tidak kurang dari
sama dengan atau lebih besar dari 0,6g, maka Cs harus tidak kurang dari:
0,5S D1
Cs
R (3.14)
Ie
Keterangan:
- SD1 adalah parameter percepatan spektrum respons desain pada perioda
sebesar 1,0 detik
- T adalah perioda fundamental struktur (detik)
- S1 adalah parameter percepatan spektrum respons maksimum yang dipetakan
Gaya gempa lateral (Fx) (kN) yang timbul di semua tingkat harus ditentukan dari
persamaan berikut :
Fx = CvxV (3.14)
dan
wx hxk
CVX n
wh k (3.15)
i i
i 1
Keterangan:
- Cvx adalah faktor distribusi vertikal;
- V adalah gaya lateral desain total atau geser di dasar struktur (kN);
53
- wi and wx adalah bagian berat seismik efektif total struktur (W) yang
ditempatkan atau dikenakan pada tingkat i atau x;
- hi and hx adalah tinggi (m) dari dasar sampai tingkat i atau x;
- k adalah eksponen yang terkait dengan perioda struktur sebagai berikut :
untuk struktur yang mempunyai perioda sebesar 0,5 detik atau kurang, k = 1
untuk struktur yang mempunyai perioda sebesar 2,5 detik atau lebih, k = 2
untuk struktur yang mempunyai perioda antara 0,5 dan 2,5 detik, k harus
sebesar 2 atau harus ditentukan dengan interpolasi linier antara 1 dan 2
terdiri dari analisis model matematis suatu struktur untuk menentukan responsnya
gerak tanah yang kompatibel dengan spektrum respons desain untuk situs yang
bersangkutan.
3.6.2 Pemodelan
elemen struktur dan perpindahan struktur yang dihasilkan dari beban yang
diterapkan dan semua perpindahan yang dikenakan atau pengaruh P-delta. Model
Sebagai tambahan, model tersebut harus sesuai dengan hal berikut ini:
terdiri dari translasi dalam dua arah denah ortogonal dan rotasi torsi
Paling sedikit tiga gerak tanah yang sesuai harus digunakan dalam analisis.
berikut berikut.
Apabila analisis dua dimensi dilakukan maka setiap gerak tanah harus
terdiri dari riwayatwaktu percepatan tanah horisontal yang diseleksi dari rekaman
gempa aktual. Percepatantanah yang sesuai harus diambil dari rekaman peristiwa
55
persen dari semua gerak tanah yang sesuai di situs tersebut tidak boleh kurang
dari spektrum respons desain setempat untuk rentang perioda dari 0,2T hingga
1,5T, di mana T adalah perioda getar alami struktur dalam ragam getar
Apabila analisis tiga dimensi dilakukan maka gerak tanah harus terdiri dari
sepasang komponen percepatan tanah horizontal yang sesuai, yang harus diseleksi
dan diskalakan dari rekaman peristiwa gempa individual. Gerak tanah yang sesuai
patahan, dan mekanisme sumber gempa yang konsisten dengan hal-hal yang
pasangan rekaman gerak tanah yang sesuai tidak mencukupi maka harus
digunakan pasangan gerak tanah buatan untuk menggenapi jumlah total yang
spektrum SRSS harus dibuat dengan mengambil nilai SRSS dari spektrum respons
telah diskalakan (dimana faktor skala yang sama harus digunakan untuk setiap
komponen dari suatu pasangan gerak tanah). Setiap pasang gerak-gerak tanah
tersebut harus diskalakan sedemikian rupa sehingga pada rentang perioda dari 0,2
T hingga 1,5 T, nilai rata-rata spektrum SRSS dari semua pasang komponen
horizontal tidak boleh kurang dari nilai ordinat terkait pada spektrum respons
yang digunakan dalam desain. Untuk situs yang berada dalam jarak 5 km dari
patahan aktif yang menjadi sumber bahaya gempa, setiap pasangan komponen
sumber gempa dan harus diskalakan sedemikian rupa sehingga nilai rata-rata
komponen normal patahan tidak kurang dari spektrum respons gempa MCER
a. Parameter respons gaya harus dikalikan dengan Ie/R, di mana Ie adalah faktor
Untuk setiap gerak tanah i, dimana i adalah penamaan untuk setiap gerak
tanah yang dipertimbangkan, nilai maksimum gaya geser dasar (Vi), gaya dalam
elemen struktur (QEi) yang diskalakan sebagaimana telah dijelaskan dalam bagian
sebelumnya dan simpangan antar lantai, Δi, pada setiap lantai seperti yang harus
57
ditentukan. Apabila gaya geser dasar maksimum hasil analisis yang telah
atau lebih besar dari 0,6g, menggunakan nilai minimum Cs, maka gaya-gaya
elemen struktur yang diskalakan, QEi, harus diperbesar dengan faktor skala V/Vi
menggunakan nilai minimum Cs, atau bila berada di lokasi dengan S1 sama
dengan atau lebih besar dari 0,6g. Apabila nilai gaya geser dasar maksimum hasil
analisis yang telah diskalakan, Vi, adalah kurang dari 0,85CsW, maka simpangan
Jika digunakan paling sedikit tujuh gerak tanah dalam analisis, gaya-gaya
elemen struktur yang digunakan dalam kombinasi beban dan simpangan antar
lantai yang digunakan dalam evaluasi simpangan antar lantai dapat diambil
sebagai nilai rata-rata dari masing-masing nilai QEi dan i yang diskalakan, yang
dihasilkan dari analisis dengan menggunakan faktor skala sebagaimana yang telah
ditentukan pada bagian sebelumnya. Apabila gerak tanah yang digunakan dalam
analisis kurang dari tujuh, maka gaya-gaya elemen struktur dan simpangan antar
lantai harus diambil sebagai nilai maksimum dari nilai QEi dan Ωi hasil analisis
yang telah diskalakan. nilai Ω0QE tidak perlu diambil lebih besar dari nilai
BAB 4
PEMBAHASAN
struktur gedung, model pertama adalah struktur beraturan dengan sudut dalam
10% dan model kedua adalah struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40%.
berikut.
- Gambar struktur :
400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
400
400
400
400
400
400
400
A A 400
A A
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
Gambar 4.1 Denah bangunan beraturan Gambar 4.2 Denah bangunan tidak beraturan
dengan sudut dalam 10 % dengan sudut dalam 40 %
400
400
400
400
400
400
400
400
400 400 400 400 400 400 400 400 400 400
resiko II. Untuk kategori resiko II, berdasarkan tabel 3.2, memiliki faktor
keutamaan gempa (Ie) adalah 1,0. Kategori resiko dan faktor keutamaan tersebut
kemudian di input ke program spektra Indo dengan kota Padang sebagai lokasi
dari struktur yang ditinjau. Hasil dari program spektra Indo akan diperoleh
parameter beban gempa yang akan digunakan dalam perhitungan. Output spektra
Indo selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Parameter spektrum desain yang
diperoleh dari program spektra Indo untuk SDs (Periode pendek) adalah 0,96 g
Dalam 10% dan Struktur Tidak Beraturan dengan Sudut Dalam 40%
Perhitungan beban mati dan beban hidup hanya dilakukan untuk beban
yang bekerja di pelat lantai dan plat atap, sedangkan untuk berat sendiri struktur
Adapun beban beban mati dan beban hidup yang bekerja pada tiap lantai
Beban Mati
Beban Hidup
Beban Mati
Beban Hidup
a. Berat Lantai 1
Beban Mati
b. Berat Lantai 2
Beban Mati
Beban Mati
Beban Mati
e. Berat Lantai 7
Beban Mati
Beban Hidup
Beban Mati
momen khusus yang memiliki kategori resiko II dan faktor keuatamaan (Ie) 1,
berdasarkan tabel 3.3, maka koefisien modifikasi respons (Ra) dari struktur
berikut:
T = Ct hn x
= 0,0466. H. 0,9, dimana H= 32 m
=1.0544 dt
SDS = 0,96 g, sedangkan SD1 = 0,59 g. Dengan demikian koefisien beban dinamik
= 0,12
S D1
Cs
R
T
Ie
0,59
8
1,0544
1
= 0,0699
Namun, nilai CS harus lebih besar dari,
Cs = 0,044.SDS.Ie
= 0,044. 0,96. 1
= 0,0422
atau,
Cs = 0,01
Wt = W1+W2+W3+W4+W5+W6+W7+W8
= 13.171.046,40 kg
Karena nilai periode fundamental 0,5 detik < T = 1,0544 < 2,5 detik, maka nilai k
( 2 1)
k (1,0544 0,5)
( 2,5 0,5)
k 1,2772
66
w x h xk
Fx n
.V
w h
i 1
i i
k
Tingkat wi Hi wi.hi k Fi V
(kg) (m) (kg) (kg)
8 (atap) 942.048,00 32 78.786.278,01 147.362,21 147.362,21
7 1.502.611,20 28 105.963.637,74 198.194,86 345.557,07
6 1.606.291,20 24 93.031.511,70 174.006,56 519.563,63
5 1.606.291,20 20 73.705.481,99 137.859,06 657.422,69
4 1.733.011,20 16 59.800.306,69 111.850,76 769.273,45
3 1.733.011,20 12 41.412.519,84 77.458,16 846.731,61
2 1.882.771,20 8 26.805.510,21 50.137,15 896.868,76
1 2.165.011,20 4 12.717.775,91 23.787,38 920.656,14
0 0 0 0,00 0 920.656,14
Ʃ 13.171.046,40 492.223.022,08
Gaya horizontal statik ekivalen tersebut akan bekerja pada pusat massa
pada tiap lantai yang ada. Karena gedung dengan sudut dalam 10% tidak simetris,
maka terlebih dahulu dicari pusat massa dari struktur sebagai berikut.
67
Tabel 4.2 Ordinat Terhadap Sumbu – Y Struktur dengan Sudut Dalam 10%
y = 378.547/2.073.571 = 0,182 m
Tabel 4.3 Absis Terhadap Sumbu – X Struktur dengan Sudut Dalam 10%
Jarak Pusat ke Statis
Massa
Jenis Massa Sumbu Y Momen
(Kg)
(m) (Kgm)
Plat Lantai I 20 x 40 x 0,12 x 2.400 = 230.400 0 0
II 16 x 40 x 0,12 x 2.400 = 184.320 0 0
III 4 x 36 x 0,12 x 2.400 = 41.472 -2 -82.944
Maka, koordinat pusat massa untuk struktur beraturan dengan sudut dalam
a. Berat Lantai 1
Beban Mati
b. Berat Lantai 2
Beban Mati
Beban Hidup
Beban Mati
Beban Mati
Beban Hidup
Beban hidup perkantoran = 4 x 4 x 1 x 99 x 250 = 336.000,00 Kg
Total Beban Hidup Lantai 5/6= 336.000,00 Kg
e. Berat Lantai 7
Beban Mati
Beban Mati
Beban Hidup
Beban hidup perkantoran = 4 x 4 x 1 x 99 x 100 = 336.000,00 kg
Total Beban Hidup Lantai 8 = 134.400,00 kg
momen khusus yang memiliki kategori resiko II dan faktor keuatamaan (Ie) 1,
berdasarkan tabel 3.3, maka koefisien modifikasi respons (Ra) dari struktur
71
berikut:
T = Ct hn x
= 0,0466. H. 0,9, dimana H= 32 m
=1.0544 dt
SDS = 0,96 g, sedangkan SD1 = 0,59 g. Dengan demikian koefisien beban dinamik
S DS
Cs
R
Ie
0,96
8
1
= 0,12
S D1
Cs
R
T
Ie
0,59
8
1,0544
1
= 0,0699
Cs = 0,044.SDS.Ie
= 0,044. 0,96. 1
= 0,0422
72
atau,
Cs = 0,01
Wt = W1+W2+W3+W4+W5+W6+W7+W8
= 11.290.262,40 kg
Berdasarkan SNI 1726 201x, mengingat nilai periode fundamental 0,5 detik < T =
1,0544 < 2,5 detik, maka nilai k diperoleh melalui interpolasi berikut.
( 2 1)
k (1,0544 0,5)
( 2,5 0,5)
k 1,2772
Tingkat wi Hi wi.hi k Fi V
(kg) (m) (kg) (kg)
8 (atap) 805.248,00 32 67.345.286,86 126.145,70 126.145,70
7 1.284.019,20 28 90.548.603,23 169.608,26 295.753,96
6 1.374.739,20 24 79.620.722,55 149.139,05 444.893,01
5 1.374.739,20 20 63.080.601,67 118.157,44 563.050,45
4 1.485.619,20 16 51.263.652,41 96.022,89 659.073,35
3 1.485.619,20 12 35.500.771,48 66.497,15 725.570,50
2 1.616.659,20 8 23.016.803,47 43.113,20 768.683,70
1 1.863.619,20 4 10.947.329,68 20.505,65 789.189,34
0 0 0 0,00 0 789.189,34
Ʃ 11.290.262,40 421.323.771,35
Gaya horizontal statik ekivalen tersebut akan bekerja pada pusat massa
pada tiap lantai yang ada. Karena gedung dengan sudut dalam 40% tidak simetris,
maka terlebih dahulu dicari pusat massa dari struktur sebagai berikut.
Tabel 4.5 Ordinat Terhadap Sumbu - Y Struktur dengan Sudut Dalam 40%
Tabel 4.6 Absis Terhadap Sumbu – X Struktur dengan Sudut Dalam 40%
Jarak Pusat ke Statis
Massa
Jenis Massa Sumbu Y Momen
(Kg)
(m) (Kgm)
Plat Lantai I 20 x 40 x 0,12 x 2.400 = 230.400 0 0
II 4 x 40 x 0,12 x 2.400 = 46.080 0 0
III 16 x 24 x 0,12 x 2.400 = 110.592 -8 -884.736
Beban gempa yang digunakan dalam analisis time history diambil dari 4
rekaman catatan gempa yang telah disesuaikan dengan respon spektra desain Kota
gempa Parkfield. Untuk setiap percepatan gempa pada interval waktu tertentu
75
Gambar 4.4. Percepatan gempa yang telah disesuaikan dengan respon spektra desain
Kota Padang dengan Program Seismomatch
Sumber: Teruna (2012)
Dari program spektra indo, diperoleh nilai SDs = 0,96g. Berdasarkan tabel
3.4, karena nilai SDs > 0,50, maka gedung tersebut termasuk kategori desain
mensubstitusikan nilai SDs dan nilai faktor redundansi (ρ) ke dalam persamaan
1. 1,4 DL
2. 1,2 DL + 1,6 LL
76
untuk QEx merupakan beban gempa arah X dan QEy merupakan beban gempa arah
Y. Dan untuk QE diambil dari beban gempa statik ekivalen, Imp Parachute,
1. Pilih unit satuan yang akan digunakan dalam perhitungan, dalam hal ini
2. Pilih new model, kemudian pilih grid only, masukkan ukuran panjang, lebar,
material, dan masukkan spesifikasi material baik baja maupun beton yang
digunakan.
penampang rencana.
gambar rencana.
join agar tidak overlap karena frame yang sebenarnya berupa garis, maka
pilih semua balok dan kolom, dan pilih menu assign, pilih frame, dan pilih
79
end (length) offsets, pilih automatic from connectivity, dan beri nilai 1 pada
8. Defenisikan plat lantai sebagai diafragma dengan memilih semua join pada
lantai yang mempunyai elevasi yang sama, setelah semua terpilih pilih menu
9. Tentukan tipe penjepitan fondasi melalui menu assign, pilih joint, kemudian
pilih reistraint, tetapi sebelumnya dipilih terlebih dahulu titik-titik yang akan
dijadikan tumpuan.
10. Definisikan pembebanan melalui menu define, pilih load patterns, dan
masukkan jenis beban antara lain beban mati (DL), beban hidup (LL) dan
11. Untuk beban gempa analisis time history, di masukkan melalui menu define,
pilih functions, pilih time history, pilih rekaman percepatan gempa yang akan
parkfield.
12. Agar fungsi rekaman percepatan gempa tersebut dibuah menjadi pembebanan
pada struktur, maka dilakukan dengan menu define, pilih load case,
load combinations.
14. Definisikan beban-beban yang terjadi pada area melalui menu assign, pilih
telah dilakukan untuk beban mati dan beban hidup. Sedangkan untuk beban
gempa statik ekivalen di defenisikan melalui menu assign, pilih joint loads,
sebelum melakukan defenisi beban, terlebih dahulu dipilih area dan join yang
15. Defenisikan massa struktur yang akan digunakan dalam analisis time history
dengan menggunakan menu define, pilih mass source, kemudian pilih loads
dan masukkan koefisien reduksi beban hidup sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
melalui menu analyze, pilih set analysis option, pilih space frame.
17. Lakukan analisa struktur dengan menggunakan menu analyze, pilih run
analysis, kemudian pilih run now, dan tunggu sampai analysis complete dan
Setelah struktur selesai dianalisis dengan program SAP 2000 V.14, maka
perlu dilakukan pegecekan terhadap standar atau peraturan yang berlaku saat ini,
Periode getar maksimum tidak boleh lebih besar dari nilai Cu.Ta. Dimana
struktur yang memiliki parameter SD1 ≥ 0,4 maka dari tabel 3.6 diperoleh nilai Cu
adalah 1,4 dan Ta adalah periode pendekatan struktur. Berikut periode getar dari
Mode Periode
(Detik)
1
0,991205
2
0,990683
3
0,925748
4
0,370965
5
0,370848
6
0,218886
7
0,218818
8
0,14808
9
0,142763
10
0,110826
11
0,079982
12
0,063651
T max = 0,991205
Cu. Ta = 1,4 . 1,0544
= 1,467 detik ….. OK!
82
Mode Periode
(Detik)
1
1,221583
2
1,221437
3
1,142894
4
0,449389
5
0,449331
6
0,272353
7
0,263533
8
0,231058
9
0,177615
10
0,133312
11
0,12343
12
0,075565
T max = 1,221583
Cu. Ta = 1,4 . 1,0544
= 1,467 detik ….. OK!
sehingga perlu diketahui apakah analisis telah menyertakan jumlah ragam yang
sedikit 90% dari massa aktual dalam masing-masing arah horizontal ortoganal
dari respon yang ditinjau oleh model. Berikut nilai partisipasi massa dari struktur
yang ditinjau.
Dari tabel 4.9 dapat dilihat jumlah partisipasi massa pada mode ke 12
untuk arah X adalah 0,997 dan untuk arah Y adalah 0,997, berarti telah memenuhi
Tabel 4.10 Modal Participating Mass Ratios Pada Struktur Tidak Beraturan
Dari tabel 4.10 dapat dilihat jumlah partisipasi massa pada mode ke 12
untuk arah X adalah 0,992dan untuk arah Y adalah 0,992, berarti telah memenuhi
Nilai akhir respon dinamik struktur (base shear) tidak boleh kurang dari
85% nilai respons ragam pertama (statik ekivalen). Apabila nilai tersebut belum
memenuhi, maka diberikan faktor pengali yaitu 85% V statik/ V dinamik. Berikut
Arah-X
Tabel 4.11 Base Shear Pada Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 10%
Arah Gempa X
Setelah diperoleh nilai faktor skala, kemudian nilai tersebut diinput pada
program SAP 2000 V.14 dengan mengalikan nilai faktor skala tersebut dengan
faktor skala awal yaitu Ie/R x 9,81 m/s2, kemudian dilakukan analisa struktur
Tabel 4.12 Base Shear Setelah diberi Faktor Skala Pada Struktur Beraturan
Arah-Y
Tabel 4.13 Base Shear Pada Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 10%
Arah Gempa Y
Faktor skala:
Setelah diperoleh nilai faktor skala, kemudian nilai tersebut diinput pada
program SAP 2000 V.14 dengan mengalikan nilai faktor skala tersebut dengan
faktor skala awal yaitu Ie/R x 9,81 m/s2, kemudian dilakukan analisa struktur
Tabel 4.14 Base Shear Setelah diberi Faktor Skala Pada Struktur Tidak
Arah –X
Faktor skala:
Setelah diperoleh nilai faktor skala, kemudian nilai tersebut diinput pada
program SAP 2000 V.14 dengan mengalikan nilai faktor skala tersebut dengan
faktor skala awal yaitu Ie/R x 9,81 m/s2, kemudian dilakukan analisa struktur
Tabel 4.16 Base Shear Setelah diberi Faktor Skala Pada Struktur Tidak
Arah – Y
Faktor skala:
Setelah diperoleh nilai faktor skala, kemudian nilai tersebut diinput pada
program SAP 2000 V.14 dengan mengalikan nilai faktor skala tersebut dengan
faktor skala awal yaitu Ie/R x 9,81 m/s2, kemudian dilakukan analisa struktur
Tabel 4.18 Base Shear Setelah diberi Faktor Skala Pada Struktur Tidak
desain (Δ) tidak boleh melebihi simpangan antar lantai tingkat ijin (Δa) seperti
didapatkan dari tabel 3.8 untuk semua tingkat. Dalam hal ini sttruktur termasuk ke
91
dalam kategori semua struktur lainnya, dan berada pada kategori resiko II. Oleh
karena itu simpangan antar lantai ijin (Δa) ditentukan dengan rumus 0,020hsx,
dimana hsx adalah tinggi tingkat di bawah tingkat x, yaitu 4000 mm. Maka
diperoleh Δa = 0,020 x 4000 = 80 mm. Berikut pada tabel dapat dilihat simpangan
antar lantai pada tiap struktur, baik struktur beraturan dengan sudut dalam 10 %
maupun pada struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40% yang masing-
Tabel 4.19 Simpangan Antar Lantai Akibat Gempa Statik Ekivalen Pada
Tabel 4.20 Simpangan Antar Lantai Akibat Gempa Imp Parachute Pada Struktur
Tabel 4.21 Simpangan Antar Lantai Akibat Gempa Imperialvalley Pada Struktur
Tabel 4.22 Simpangan Antar Lantai Akibat Gempa Lomacoralito Pada Struktur
Tabel 4.23 Simpangan Antar Lantai Akibat Gempa Parkfield Pada Struktur
Tabel 4.24 Simpangan Antar Lantai Akibat Gempa Statik Ekivalen Pada Struktur
Tabel 4.25 Simpangan Antar Lantai Akibat Gempa Imp Parachute Pada Struktur
Tabel 4.26 Simpangan Antar Lantai Akibat Gempa Imperialvalley Pada Struktur
Tabel 4.27 Simpangan Antar Lantai Akibat Gempa Lomacoralito Pada Struktur
Tabel 4.28 Simpangan Antar Lantai Akibat Gempa Parkfield Pada Struktur Tidak
Dengan hasil kontrol yang telah memenuhi syarat, kemudian dapat dilihat
perbandingan respons struktur hasil analisis statik ekivalen dan analisis time
history yang telah dilakukan pada struktur beraturan dengan sudut dalam 10%,
dan struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40% sebagai berikut.
10% dan struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40% dengan analisis statik
ekivalen dan analisis time history dapat dilihat pada tabel 4.29 dan tabel 4.30
berikut.
97
Perpindahan (Displacement)
Perpindahan (Displacement)
Apabila nilai-nilai dari tabel 4.29 dan tabel 4.30 tersebut di plot ke grafik
dapat dilihat lebih jelas perbandingan displacement dari ke dua struktur tersebut
seperti berikut.
Analisis Time History pada Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 10%
Dari gambar 4.7 dapat dilihat bahwa pada struktur beraturan dengan sudut
dalam 10% analisis statik ekivalen masih akurat digunakan, karena memiliki nilai
displacement yang lebih besar dibandingkan dengan analisis time history, namun
dari gambar 4.8 dapat dilihat bahwa pada struktur tidak beraturan dengan sudut
dalam 40% analisis statik ekivalen sudah tidak akurat lagi digunakan, karena
sebagian nilai displacement lebih kecil dibandingkan dengan analisis time history.
Perbandingan drift ratio pada struktur beraturan dengan sudut dalam 10%
dan struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40% dengan analisis statik
ekivalen dan analisis time history dapat dilihat pada tabel 4.31 dan tabel 4.32
berikut.
Tabel 4.31 Perbandingan Drift Ratio Analisis Statik Ekivalen dengan Analisis
Tabel 4.32 Perbandingan Drift Ratio Analisis Statik Ekivalen dengan Analisis
Time History pada Struktur Tidak Beraturan dengan Sudut Dalam 40%
Apabila nilai-nilai dari tabel 4.31 dan tabel 4.32 tersebut di plot ke grafik
dapat dilihat lebih jelas perbandingan drift ratio dari ke dua struktur tersebut
seperti berikut.
Analisis Time History pada Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 10%
101
Analisis Time History pada Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 40%
Dari gambar 4.9 dapat dilihat bahwa pada struktur beraturan dengan sudut
dalam 10% analisis statik ekivalen masih akurat digunakan karena memiliki nilai
drift ratio yang lebih besar dibandingkan dengan analisis time history, namun dari
gambar 4.10 dapat dilihat bahwa pada struktur tidak beraturan dengan sudut
dalam 40% analisis statik ekivalen sudah tidak akurat lagi digunakan, karena
sebagian nilai drift ratio lebih kecil dibandingkan dengan analisis time history.
10% dan struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40% dengan analisis statik
ekivalen dan analisis time history dapat dilihat pada tabel 4.33 dan tabel 4.34
berikut.
102
Analisis Time History pada Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 10%
Momen Balok
Statik Imp Imperial Loma
Lantai Parkfield
Ekivalen Parachute valley coralito
(kg/m)
(kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m)
8 -3.726,37 -3.511,12 -4.176,68 -3.489,16 -3.826,94
7 -8.897,55 -7.789,12 -8.246,97 -8.041,79 -8.162,00
6 -12.912,48 -11.001,21 -11.349,64 -11.193,48 -12.004,99
5 -15.829,23 -13.479,42 -14.061,21 -13.595,37 -13.586,37
4 -17.986,07 -15.448,92 -16.159,88 -15.256,60 -14.986,60
3 -19.047,95 -16.569,53 -17.240,86 -16.390,51 -16.575,72
2 -19.090,98 -16.839,31 -17.370,71 -16.695,74 -17.106,07
1 -16.561,65 -14.720,24 -15.188,41 -14.652,48 -14.932,51
Momen Baloks
Statik Imp Imperial Loma
Lantai Parkfield
Ekivalen Parachute valley coralito
(kg/m)
(kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m)
8 -3.424,89 -4.131,85 -4.464,63 -3.720,52 -3.929,17
7 -8.298,61 -8.694,76 -10.855,16 -8.094,91 -9.654,39
6 -12.155,07 -12.629,80 -13.618,33 -11.161,11 -13.425,26
5 -15.090,35 -15.696,71 -15.356,75 -13.837,13 -16.061,11
4 -16.810,04 -17.829,42 -15.678,62 -15.513,89 -17.277,03
3 -17.875,63 -19.122,98 -16.270,43 -16.826,85 -17.654,09
2 -16.736,02 -17.890,26 -15.420,71 -16.062,11 -15.632,51
1 -13.526,80 -14.322,86 -12.755,18 -13.099,33 -12.555,64
Apabila nilai-nilai dari tabel 4.33 dan tabel 4.34 tersebut di plot ke grafik
dapat dilihat lebih jelas perbandingan momen balok dari kedua struktur tersebut
seperti berikut.
103
Analisis Time History pada Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 10%
Dari gambar 4.11 dapat dilihat bahwa pada struktur beraturan dengan
sudut dalam 10% analisis statik ekivalen masih akurat digunakan, karena
memiliki nilai momen balok yang hampir seluruhnya lebih besar dibandingkan
dengan analisis time history, namun dari gambar 4.12 dapat dilihat bahwa pada
struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40% analisis statik ekivalen sudah
tidak akurat lagi digunakan, karena memiliki banyak nilai momen balok yang
10% dan struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40% dengan analisis statik
ekivalen dan analisis time history dapat dilihat pada tabel 4.35 dan tabel 4.36
berikut.
Analisis Time History pada Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 10%
Momen Kolom
Statik Imp Imperial Loma
Lantai Parkfield
Ekivalen Parachute valley coralito
(kg/m)
(kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m)
8 4.523,05 4.259,06 5.448,51 4.089,38 4.850,37
7 12.073,83 6.930,03 7.306,69 5.925,91 8.049,03
6 13.180,00 11.136,71 11.354,78 9.492,44 11.234,46
5 14.757,03 12.120,35 13.005,23 10.155,97 11.845,12
4 18.179,26 15.290,78 16.214,05 12.910,87 15.541,42
3 18.106,20 15.183,89 16.202,62 12.691,89 15.762,55
2 21.820,38 18.719,68 19.643,20 15.669,18 19.369,03
1 31.928,78 27.846,27 29.054,54 22.742,21 28.241,25
105
Analisis Time History pada Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 40%
Momen Kolom
Statik Imp Imperial Loma
Lantai Parkfield
Ekivalen Parachute valley coralito
(kg/m)
(kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m)
8 4.409,71 5.308,94 6.105,17 4.752,96 5.273,67
7 7.960,04 8.176,50 9.670,28 7.073,13 9.113,04
6 12.714,94 13.168,48 13.244,40 11.314,34 13.569,61
5 14.627,73 15.403,73 13.912,44 13.057,77 15.224,84
4 17.740,34 19.086,33 15.890,69 16.389,73 17.559,87
3 17.392,24 18.978,32 16.105,54 16.258,75 17.641,77
2 23.179,52 25.187,33 21.338,18 22.073,10 21.784,74
1 37.599,87 40.203,28 36.015,68 36.119,86 34.793,58
Apabila nilai-nilai dari tabel 4.35 dan tabel 4.36 tersebut di plot ke grafik
dapat dilihat lebih jelas perbandingan momen kolom dari kedua struktur tersebut
seperti berikut.
Analisis Time History pada Struktur Beraturan dengan Sudut Dalam 10%
106
Dari gambar 4.13 dapat dilihat bahwa pada struktur beraturan dengan
sudut dalam 10% analisis statik ekivalen masih akurat digunakan karena memiliki
nilai momen kolom yang hampir seluruhnya lebih besar dibandingkan dengan
analisis time history, namun dari gambar 4.14 dapat dilihat bahwa pada struktur
tidak beraturan dengan sudut dalam 40% analisis statik ekivalen sudah tidak
akurat lagi digunakan, karena memiliki banyak nilai momen kolom yang lebih
BAB 5
5.1 Kesimpulan
pada struktur beraturan dengan sudut dalam 10% pada analisis statik
ekivalen masih memiliki nilai yang lebih besar bila dibandingkan dengan
dan rasio simpangan antar lantai (drift ratio) pada struktur tidak beraturan
dengan sudut dalam 40%, dimana pada analisis statik ekivalen memiliki
sebagian nilai yang lebih kecil bila dibandingkan dengan analisis time
digunakan pada struktur beraturan dengan sudut dalam 10%, tetapi tidak
dalam 40%.
2. Momen kolom pada struktur beraturan dengan sudut dalam 10% pada
lebih besar bila dibandingkan dengan analisis time history, berbeda halnya
dengan momen kolom pada struktur tidak beraturan dengan sudut dalam
40%, dimana pada analisis statik ekivalen memiliki banyak nilai momen
yang lebih kecil bila dibandingkan dengan analisis time history. Dari
108
dalam 10%, tetapi tidak akurat apabila digunakan pada struktur tidak
3. Momen balok pada struktur beraturan dengan sudut dalam 10% pada
lebih besar bila dibandingkan dengan analisis time history, berbeda halnya
dengan momen balok pada struktur tidak beraturan dengan sudut dalam
40%, dimana pada analisis statik ekivalen memiliki banyak nilai momen
yang lebih kecil bila dibandingkan dengan analisis time history. Dari
dalam 10%, tetapi tidak akurat apabila digunakan pada struktur tidak
5.2 Saran
dalam yang lebih lebih besar seperti 60% dan 80%, sehingga dapat di
peroleh hasil yang lebih teliti lagi mengenai perbandingan respon struktur