Bila kamu remehkan mereka, Ia melihat panen Aku bertanya :
Karena kami makan akar di jalan kamu akan diburu bayangan. Dan suatu hari subuh Apakah gunanya pendidikan dan terigu menumpuk di gudangmu Tidurmu akan penuh igauan, Para wanita dengan gendongan Bila hanya akan membuat seseorang menjadi Karena kami hidup berhimpitan dan bahasa anak-anakmu sukar kamu terka. Pergi ke pasar… asing dan ruangmu berlebihan Di tengah kenyataan persoalanya?? maka kita bukan sekutu Jangan kamu bilang negara ini kaya Dan ia juga melihat karena orang-orang berkembang di kota dan di Suatu pagi hari Apakah gunanya pendidikan Karena kami kucel desa. Di dekat sumur Bila hanya mendorong seseorang dan kamu gemerlapan Jangan kamu bilang dirimu kaya Gadis-gadis bercanda Menjadi layang-layang di ibukota Karena kami sumpeg bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya. Sambil menumbuk jagung Kikuk pulang ke daerahnya?? dan kamu mengunci pintu Lambang negara ini mestinya trompah dan Menjadi maisena Apakah gunanya seseorang maka kami mencurigaimu blacu. Belajar filsafat,teknologi,ilmu kedokteran,atau Dan perlu diusulkan Sedang di dalam dapur apa saja. Karena kami terlantar di jalan agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Tungku-tungku menyala Ketika ia pulang ke daerahnya,lalu berkata : dan kamu memiliki semua keteduhan Belanda. Di dalam udara murni “disini aku merasa asing dan sepi” Karena kami kebanjiran Dan tentara di jalan jangan bebas memukul Tercium bau kue jagung dan kamu berpesta di kapal pesiar mahasiswa. maka kami tidak menyukaimu Seonggok jagung dikamar Orang-orang miskin di jalan Dan seorang pemuda Karena kami dibungkam masuk ke dalam tidur malammu. Ia siap menggarap jagung dan kamu nrocos bicara Perempuan-perempuan bunga raya Ia melihat menggarap jagung Karena kami diancam menyuapi putra-putramu. Ia melihat kemungkinan dan kamu memaksakan kekuasaan Tangan-tangan kotor dari jalanan Otak dan tangan maka kami bilang tidak kepadamu meraba-raba kaca jendelamu. Siap bekerja Mereka tak bisa kamu biarkan. Karena kami tidak boleh memilih Tetapi ini : dan kamu bebas berencana Jumlah mereka tak bisa kamu mistik menjadi Seonggok jagung dikamar Karena kami cuma bersandal nol. Dan seorang pemuda tamat S.L.A dan kamu bebas memakai senapan Mereka akan menjadi pertanyaan Tak ada uang, tak bisa jadi mahasiswa Karena kami harus sopan yang mencegat ideologimu. Hanya ada seonggok jagung dikamarnya dan kamu punya penjara Gigi mereka yang kuning Ia memandang jagung itu maka tidak dan tidak kepadamu akan meringis di muka agamamu. Dan ia melihat dirinya terlunta-lunta Kuman-kuman sipilis dan tbc dari gang-gang Karena kami arus kali gelap Ia melihat dirinya ditendang dari discotheque dan kamu batu tanpa hati akan hinggap di gorden presidenan Ia melihat sepasang sepatu kenes maka air akan mengikis batu dan buku programma gedung kesenian. di balik etalase Ia melihat sainganya naik sepeda motor Orang-orang Miskin (feudal/miskin) Orang-orang miskin berbaris sepanjang sejarah, Ia melihat nomer-nomer lotere bagai udara panas yang selalu ada, Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal Orang-orang miskin di jalan, bagai gerimis yang selalu membayang. Seonggok jagung ia di kamar yang tinggal di dalam selokan, Orang-orang miskin mengangkat pisau-pisau Tidak menyangkut pada akal yang kalah di dalam pergulatan, tertuju ke dada kita, Tidak akan menolongnya yang diledek oleh impian, atau ke dada mereka sendiri. janganlah mereka ditinggalkan. O, kenangkanlah : Seonggok jagung dikamar orang-orang miskin Tak akan menolong seorang pemuda Angin membawa bau baju mereka. juga berasal dari kemah Ibrahim Yang pandangan hidupnya berasal dari buku Rambut mereka melekat di bulan purnama. Dan tidak dari kehidupan Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala, Sajak Seonggok Jagung Yang tidak terlatih dalam metode mengandung buah jalan raya. Dan hanya penuh hafalan kesimpulan Seonggok jagung dikamar Yang hanya terlatih sebagai pemakai Orang-orang miskin. Orang-orang berdosa. Dan seorang pemuda Tatapi kurang latihan bebas berkarya Bayi gelap dalam batin. Rumput dan lumut jalan Yang kurang sekolahan Pendidikan telah memisahkanya dari raya. Memandang jagung itu kehidupanya Tak bisa kamu abaikan. Sang pemuda melihat lading