Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang Masalah

Pembelajaran Bahasa Inggris pada anak Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dewasa ini belum optimal dilakukan oleh guru dan oknum

yang terkait. Hal ini bisa kita lihat pada saat proses dan evaluasi

pembelajaran. Kurangnya sarana seperti laboratorium Bahasa Inggris di

sekolah merupakaan hambatan yang sering dialami oleh siswa dan guru,

kemudian proses evaluasi atau ujian bahasa inggris yang hanya

mengukur kemampuan siswa dalam membaca dan memahami text saja,

padahal masih ada tiga aspek lain yang harus dikuasai untuk dievalasi.

Akibatnya siswa tidak mengunakan bahasa tersebut untuk beromunikasi.

Padahal hakikat dari kita mempelajari bahasa asing agar kita bisa

menggunakanya untuk berkomunikasi.

Mengajarkan listening pada anak SMP sangatlah penting dilakukan

oleh para guru Bahasa Inggris. Siswa yang tidak bisa menyimak kata,

phrase maupun kalimat dalam bahasa inggris, akan sulit untuk

menggunakan bahasa tersebut baik secara verbal maupun non verbal.

Dengan kata lain, listening merupakan ketrampilan utama yang harus

dimiliki oleh siswa untuk memahami bahasa inggris. Sebuah contoh

praktis bisa kita temukan ketika bayi umur 0 – 5 tahun berkomunikasi

dengan orang tua atau lingkungan sekitar mereka. Mereka memperoleh

1
2

kemapuan berkomunikasi bukan dari apa yang mereka lihat atau baca,

tapi dari setiap suara atau kata yang setiap hari mereka dengar, walaupun

outputnya belum sepenuhnya tepat.

Materi - materi listening yang kita temui kadang tidak selaluh familiar

dengan keadaan dan kebutuhan siswa SMP, bahkan beberapa di

antaranya tidak familiar. Para siswa biasanya kurang pengetahuan dan

informasi tentang negara asing dan kebudayaanya. Oleh karena itu,

banyak siswa yang tidak memehami, atau mereka salah memahami

makna dari apa yang mereka dengar. Hal ini sama dengan apa yang

diungkapkan oleh Luo (2008) bahwa lebih dari 50% siswa tersesat atau

tidak paham arti dari materi setelah dia atau mereka memutar kaset audio

pembelajaran bahasa inggris.

Kesulitan dalam menyimak teks fungsional pendek seperti action

verbs dan command verbs merupakan permasalahan yang dijumpai oleh

siswa KLS VII SMP N Toaro. Mereka tidak bisa merespond apa yang

dikatakan ata diperintahkan oleh guru. Contohnya beberapa command

verbs seperti; shut the door, come in front plese, turn around, etc.

Beberapa siswa memilih untuk diam karena takut salah, tapi ada juga

yang melakukanya walaupun salah. Begitu juga halnya dengan

kemampuan siswa yang kurang dalam menyimak beberapa kosakata

(Nouns) yang di ucapkan oleh guru. Padahal apabilah ditinjukan dalam

bentuk tulisan mereka bisa mengetahui artinya. Oleh karena itu, peneliti

tertarik untuk mencoba menerapkan metode pembelajaran listening yang


3

contextual, berdasrkan analisa kebutuhan siswa dan bisa meningkatkan

kemampuan listening siswa.

Pendekatan langsung kepada merupakan cara terbaik yang dianggap

oleh peneliti. Hal ini akan lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan

secara tidak langsung diterapkan oleh guru, seperti pemutaran audio

maupun audio – visual yang tidak melibatka siswa secara langsung dalam

proses pembelajaran. Padahal siswa kita skarang ini suka dilibatkan

dalam aktivitas di dalam kelas.

Mengacu kepada keterbatasan media seperti laboratorium bahasa dan

multimedia yang mendukung, peneliti memutuskan untuk menerapkan

metode Total physical respond (TPR) dalam pembelajaran bahaasa

inggris khususya listening. Didalam pendekatan ini guru bertindak sebagai

role model selama proses pembelajaran sedangkan siswa sebagai

demonstrator. Guru harus mampu berperan dan memperagakan materi

yang akan diajarkan. Media pendukung seperti puppet yang menarik

perhatian siswa juga bagus digunakan dalam penerapan metode ini.

TPR merupakan metode pembelajaran bahasa dimana pendengar

dalam hal ini siswa menyimak pembelajaran kemudian merespon atau

memberikan feedback dalam bentuk physical action. Hal ini berdasarkan

kepercayaan bahwa bahasa kedua paling efektif dipelajari pada tahap

awal untuk memahami dan mengingatnya dalam jangka panjang. Asher

mengklaim bahwa dengan menerapkan TPR dalam peroses pembelajaran

bahasa asing siswa akan lebih cepat dan tanpa tekanan dalam
4

memahami dan penyerap materi yang diajarkan oleh instruktur yang

bukan perupakan penutur asli bahasa tersebut.

Berdasarkan permasalahan dan penjelasan tersebut, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul

“Menerapkan metode total physical response untuk meningkatkan

listening skill siswa KLS VII SMP N Toaro”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa hal di atas, rumusan masalh diformulasikan seperti

berikut. “Apakah Penerapan Total Physical Responce dapat

Meningkatkan Listening Skill Siswa KLS VII SMP N Toaro?”

C. Tujuan Penelitian

Mengacu kepada rumusan masalah dia atas, maka tujuan penelitian ini

adalah

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Setelah melakukan penelitian ini, siswa diharapkan memliki

kemampuan menyimak teks fungsional pendek dalam bahasa

inggris melalui metode pembelajaran total physical response

2. Bagi Guru dan Peneliti Selanjutnya

Setelah melakukan penelitian ini guru diharapkan mampu untuk

mengembangkan metode pembelajaran bahasa inggris

khusnya dalam mengajarkan listening. Bagi guru atau peneliti


5

lainya, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber

referensi apabilah ingin mengkaji atau melkukan peneliitian

yang

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi dokumentasi

bagi sekolah dalam hal ini perpustakaan yang kelak bisa

menjadi tambahan pengetahuan bagi guru dan siswa.

Anda mungkin juga menyukai