Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN POST OP LAPARATOMI dan KOLOSTOMI :


PERITONITIS GENERALISATA
et causa PERFORASI ILLEUM
DI RUANG KENANGA RS Prof. Dr. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO

Oleh:
Tatik Noerhayati, S. Kep

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R DENGAN POST OP LAPARATOMI dan
KOLOSTOMI : PERITONITIS GENERALISATA et causa PERFORASI ILLEUM
DI RUANG KENANGA RS Prof. Dr. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO

Pengkajian dilakukan pada : Hari Senin, tanggal 05 Mei 2014, pukul 11.00 wib.
Di Ruang Kenanga RS Prof. Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 62 th
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Bingkeng RT 02/08 Dayehluhur-Cilacap
Suku Bangsa : Jawa-Sunda / Indonesia
Diagnosa Medis preop : Peritonitis generalisata ec perforasi holoviscus
Diagnosa Medis postop : Peritonitis generalisata ec perforasi illeum
Nomor RM : 00739847
Masuk RS : 01 Mei 2014

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan nyeri pada perutnya
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSMS pada tanggal 01 Mei 2014 dengan keluhan nyeri
pada lapang perut, pusing dan BAB sedikit. Pasien dipindah rawat ke ruang
HCU RSMS pada tanggal 02 Mei 2014 dan dilakukan tindakan operasi
laparatomi eksplorasi dan kolostomi pada tanggal 02 Mei 2014 pada jam
15.30-19.00 WIB. Kemudian pasien dipindah rawat ke ruang kenanga pada
tanggal 04 Mei 2014 pada pukul 11.0 WIB. Di ruang kenanga pasien
mengeluhkan nyeri pada luka jahitan post operasi laparatomi dan mengeluhkan
susah tidur. Pasien terpasang oksigen. Selain itu pasien juga terpasang
kolostomi, drainase, dan kateter. Dan diberikan terapi farmakologi sesuai
instruksi dokter.
Pengkajian nyeri:
P (Provokes) : luka jahitan post operasi laparatomi
Q (Quality) : Nyeri terasa tertusuk-tusuk
R (Regio) : abdomen (luka jahitan post operasi laparatomi)
S (Severity) : Skala nyeri 5 (1-10)
T (Time) : nyeri muncul sewaktu-waktu dan ketika dilakukan perawatan luka
jahitan post operasi laparatomi
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sudah pernah dirawat di rumah sakit. Pada bulan September 2013 pasien
pernah mengalami jatuh dari tangga bambu dan jatuh dalam keadaan berdiri
menginjak tanah. Kemudian pasien mengeluh nyeri pada bagian punggung dan
pergi ke tukang urut untuk diurut. Pada bulan Oktober 2013 pasien mengeluhkan
nyeri hebat pada perut, mual, muntah dan akhirnya dibawa ke Puskesmas
Dayehluhur dan dirawat inap selama ±7 hari. Pasien mengalami tekanan darah
rendah sehingga dirujuk ke RSUD Majenang dirawat inap ±7hari dan dilakukan
transfusi. Kemudian pasien dilakukan USG, dan dinyatakan terdapat benjolan
atau tumor di ususnya. Sehingga dirujuk ke RSUD Banyumas dirawat inap ±4
hari, dan nyeri berkurang serta BAB lancar. Pasien dipulangkan oleh dokter.
Akan tetapi pada bulan februari pasien mengeluhkan nyari hebat kembali dan
BAB sedikit sehingga berobat ke Puskesmas kemudian dirujuk ke RSUD
Majenang dan pada akhirnya dirujuk ke RSMS.
4. Riwayat Keluarga
Di dalam keluarga pasien, tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama dengan pasien atau penyakit keturunan.
5. Diagnosa medik pada saat sebelum operasi yaitu peritonitis generalisata et causa
perforasi holoviscus dan diagnose medik pada saat setelah operasi yaitu
peritonitis generalisata et causa perforasi ileum.
C. Pengkajian Pola Fungsional
1. Pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan bahwa pasien jika mengalami penurunan kesehatan
langsung berobat ke dokter. Tidak pernah mengkonsumsi obat di warung.
Dalam keluarga pasien, sehat merupakan kegiatan sehari-hari tanpa gangguan.
Pasien berharap kondisi pasien akan semakin membaik.
2. Nutrisi – pola metabolik
Sebelum sakit : Makan: nasi, lauk pauk, sayur, porsi habis 3 kali makan
sehari
Minum: 6-8 gelas/hari, minum air putih dan jarang minum
teh.
Selama sakit : Makan: pasien hanya makan 3 sendok makan bubur.
Minum: minum ±3 gelas/hari jenis air putih, jus, dan air
gula jawa.
3. Pola eliminasi
a. Pola defekasi
Sebelum sakit : BAB 1x/ hari, konsistensi lunak, warna khas.
Selama sakit : Pasien terpasang kolostomi, dan BAB dengan warna
khas konsistensi lunak.

b. Pola eliminasi urin


Sebelum sakit : BAK 5-6x/hari dengan frekuensi sedikit-sedikit,
warna dan bau khas.
Selama sakit : Saat pengkajian pasien terpasang kateter dan pada hari
senin urin yang dibuang yaitu ±600cc.
4. Aktifitas-pola latihan
Sebelum sakit : Kemampuan perawatan diri pasien baik, dilakukan secara
mandiri baik dalam makan/minum, toileting, berpakaian
dan mobilitas fisik
Selama sakit : Kemampuan perawatan diri pasien terbatas, dijelaskan
pada tabel:
Kemampuan dlm perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum x
Mandi x
Toileting x
Berpakaian x
Mobilitas di tempat tidur x
Berpindah x
Ambulasi/ROM x
Keterangan : 0 : mandiri, 1: dengan alat, 2 : dibantu orang lain, 3 : di bantu
orang lain dan alat, 4 : tergantung total.

5. Pola kognitif dan sensori


kognitif:
a. Penglihatan
Pasien mengatakan penglihatan masih jelas dan pasien tidak menggunakan
kacamata.
b. Pendengaran
Pasien masih dapat mendengar suara dengan jelas tanpa melihat mimik
muka lawan bicara.
c. Pengecap
Pasien masih dapat membedakan rasa antara manis, pahit, asam dan asin
dengan baik.
d. Sensasi
Pasien masih dapat membedakan panas, dingin, sakit maupun nyeri.
Sensori:
Pasien masih mampu berbicara dengan baik, mampu mempraktekkan teknik
nafas dalam yang diajarkan dan dapat mengingat kapan nafas dalam dilakukan
untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien.
6. Pola istirahat-tidur
Pasien sebelum dirawat tidur 7-8 jam/hari. Selama dirawat diruang Kenanga,
pasien mengatakan susah tidur karena nyeri yang dirasakan. Pasien hanya tidur
10 menit kemudian terbangun kembali. Pasien tidak merasakan tidur yang
nyenyak.
7. Pola konsep diri
a. Gambaran diri/body image
Pasien mengatakan bahwa pasien merasa bersyukur dengan anugrah yang
Tuhan telah berikan kepadanya.
b. Identitas diri
Pasien adalah seorang laki-laki, dan menurut pasien yaitu pasien merasa
kurang puas dengan keadaannya.
c. Peran
Pasien berperan sebagai seorang suami.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan, pasien harus tetap bersemangat sehingga dapat tetap
bermanfaat dan melakukan aktivitas secara mandiri.
e. Harga diri
Pasien tidak mempunyai harga diri rendah. Pasien tidak merasa malu karena
menderita penyakit tersebut.
8. Pola peran dan hubungan
Selama di rumah sakit, pasien ditunggu oleh istrinya dan anaknya. Keluarga Tn.
R dalam keadaan baik dan tidak ada masalah.
9. Pola reproduksi dan seksual
Pasien berjenis kelamin laki-laki dan berperan sebagai suami.
10. Pola pertahanan diri/koping
Pasien mengatakan jika pasien ada masalah selalu bercerita kepada
keluarganya.
11. Pola keyakinan dan nilai
Pasien mengatakan pasien beragama Islam, dan sebelum sakit pasien rajin
beribadah. Sesudah sakit, pasien tidak beribadah karena kondisinya tersebut.

D. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : CM dengan GCS = E4M6V5
2. Tanda vital
a. Pernafasan: 21 x/menit
b. Nadi : 98 x/menit
c. Suhu : 37 0 C
d. Tekanan darah: 110/60mmHg
3. Head to toe
a. Kepala : bentuk mesochepal
1) Rambut : lurus dan sudah beruban, tidak ada luka
2) Mata : konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik
3) Hidung : bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret
4) Mulut : mukosa lembab, bibir tidak sianosis, lidah kotor, tidak ada
stomatitis.
5) Telinga : bentuk simetris, tidak ada serumen
b. Leher : tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c. Dada
1) Paru :
- Inspeksi : tidak ada luka, simetris
- Palpasi : tidak ada krepitasi
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : suara napas vesikuler, tidak ada wheezing
2) Jantung :
- Inspeksi : pergerakan dada simetris
- Palpasi : teraba dentyut jantung
- Perkusi : pekak di ICS 2 sampai ICS 5
- Auskultasi : tidak ada murmur, tidak ada gallop.

d. Abdomen : tympani
- Inspeksi : ada luka laparatomi dan kolostomi
- Palpasi : nyeri tekan
- Auskultasi : peristaltik = 6x/menit
- Perkusi : tympani
e. Punggung : Tidak ada lordosis, kifosis maupun skoliosis.
f. Genitalia : laki-laki.
g. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas : pergerakan tidak terbatas, tidak edema ekstremitas
atas, ekstremitas teraba hangat, turgor kulit <2detik.
2) Ekstremitas bawah : terpasang infus RL, ada edema ekstremitas bawah,
ada pitting edema, ekstremitas teraba hangat.
3) Reflek dan kekuatan motorik ekstremitas :
Tangan kanan Tangan kiri
(5) (5)
Kaki kanan Kaki kiri
(4) (4)
h. Kulit : Warna putih, turgor kulit <2detik dan lembab, akral hangat.
E. Pemeriksaan Penunjang

Hari, Tanggal: Senin, 05 Mei 2014

Jx. Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi


Kimia Klinik
Total protein 3,97 gr/dl 6,40-8,10 gr/dl turun
albumin 1,76gr/dl 3,40-5,60 gr/dl turun
globulin 2,21 gr/dl 2,70-3,20 gr/dl turun

F. Program Terapi

Tanggal Obat Dosis Jalur Keterangan


05 Mei 2014 - IVFD RL 12 tpm IV
- Inj Ceftriaxone 1x2 g IV Antibiotik
- Inj Ketorolac 2x30 g IV Analgesik
- Inj Ranitidin 2x50 g IV antiinflamasi
- Inj 3x500 mg IV antibiotik
Metrodinazol

06 Mei 2014 - IVFD RL 12 tpm IV


- Inj Ceftriaxone 1x2 g IV Antibiotik
- Inj Ketorolac 2x30 g IV Analgesik
- Inj Ranitidin 2x50 g IV antiinflamasi
- Inj 3x500 mg IV antibiotik
Metrodinazol

07 Mei 2014 - IVFD RL 12 tpm IV


- Inj Ceftriaxone 1x2 g IV Antibiotik
- Inj Ketorolac 2x30 g IV Analgesik
- Inj Ranitidin 2x50 g IV antiinflamasi
- Inj 3x500 mg IV antibiotik
Metrodinazol

G. Laporan Operasi
Tanggal pembedahan : 2 Mei 2014
Pembedahan dimulai 15.30 WIB
Pembedahan selesai 19.00 WIB
- Pasien tidur terlentang dalam GA
- Diinspeksi : persempit duk steril
- Insisi di midline
- Eksplorasi ditemukan perforasi dr lis treitz 130 cm, 140 cm, 170 cm, 230 cm, 250
cm, 260 cm dengan diameter variasi dari 0,5-1 cm pada usus halus jarak 230-
250cm tidak sehat, kami putuskan reseksi usus 25 cm dan anatomose E to E 
kirim sampel ke PA
- Perforasi lain dilakukan simple closure dan dilakukan proteksi dengan ileostomy
170 cm dari treitz
- Cuci cavum abdomen, pasang drain
- Tutup luka operasi lapis demi lapis
- Instruksi post op:
- IVFD RL II / D5%
- Injeksi Ceftriaxone 2x1g
- Injeksi metrodinazole 3x500mg
- Injeksi ketorolac 3x30g
- Injeksi ranitidine 3x50g
- puasa
- Rawat stoma

II. ANALISA DATA

Tanggal, Data Fokus Etiologi Problem


Jam
Senin, 05 DS: Agen injury fisik Nyeri akut
Mei 2014 - Pasien mengatakan nyeri (luka jahitan post op
pada bagian perutnya laparatomi)
- Pasien mengeluhkan nyeri
ketika perawatan post op
laparatomi

DO:
- Pengkajian nyeri :
 P (Provokes) : luka
jahitan post operasi
laparatomi
 Q (Quality) : Nyeri
terasa tertusuk-tusuk
 R (Regio) : abdomen
(luka jahitan post
operasi laparatomi)
 S (Severity) : Skala
nyeri 5 (1-10)
 T (Time) : nyeri
muncul sewaktu-
waktu dan ketika
dilakukan perawatan
luka jahitan post
operasi laparatomi

- Pasien tampak kesakitan


ketika dilakukan
perawatan luka jahitan
post op laparatomi
- Pasien tampak meringis
ketika kesakitan

DS: Ketidaknyamanan Insomnia


- Pasien mengatakan sulit (nyeri)
tidur
- Pasien mengatakan hanya
tidur 10 menit kemudian
terbangun dan sulit untuk
tidur kembali, dan seperti
itu seterusnya
- Pasien mengatakan sulit
untuk tidur nyenyak
- Pasien juga menyatakan
kurang puas tidurnya saat
ini
- Pasien mengeluhkan
nyeri pada luka jahitan
post laparatomi
DO:
- Tampak luka jahitan post
laparatomi
- Pasien tampak kurang
bergairah
DS: Port de entry Resiko infeksi
- Pasien dan keluarga
belum mengetahui tanda-
tanda infeksi
- Pasien belum mengetahui
pencegahan infeksi

DO:
-pasien terpasang
kolostomi
- pasien sudah dilakukan
operasi laparatomi
III. NCP

Diagnosa
No. Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1 1. Nyeri akut b.d NOC : NIC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 Pain management
agen injury jam, pasien membaik, - Lakukan pengkajian nyeri (P Q R S T )
biologis dengan skala : - Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
1 = Tidak pernah - Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
2 = Jarang pengalaman nyeri pasien
3 = Kadang-kadang - Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi dan
4 = Sering nonfarmakologi)
5 = Konsisten menunjukkan - Ajarkan teknik non farmakologi
yang dibuktikan dengan indikator : - Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Tingkatkan istirahat
Tujuan - Monitor pasien tentang penerimaan manajemen nyeri
No Indikator Awal
1 2 3 4 5 - Monitor TTV
1. Mampu mengenal 3 v
nyeri
2. Mampu 2 v
mengontrol nyeri
3. Melaporkan bahwa 2 v
nyeri berkurang
dengan manajemen
nyeri
4. Menyatakan rasa 2 v
nyaman
5. TTV dalam rentang 3 v
normal
2. Insomnia b.d NOC : NIC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 - Kaji tidur yang dirasakan oleh pasien
ketidaknyamanan
jam, diharapkan pasien membaik - Kaji jam tidur pasien
(nyeri) dengan skala : - Kaji penyebab insomnia yang dirasakan oleh pasien
1 = Tidak pernah - Anjurkan tidak terlalu sering dan lama untuk tidur siang
2 = Jarang ataupun sore harinya
3 = Kadang-kadang - Anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi seperti napas
4 = Sering dalan untuk memulai tidur
5 = Konsisten menunjukkan - Anjurkan tidur disaat mengantuk
yang dibuktikan dengan indikator : - Anjurkan mengkonsumsi tinggi protein sebelum tidur
seperti susu
Tujuan
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Jam tidur bertambah 3 v
2. Mengenali 3 v
penyebab insomnia
3. Merasakan tidur 3 v
nyenyak
3 Resiko infeksi b.d NOC : NIC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 Infection control
port de entry
jam, diharapkan pasien membaik - Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
dengan skala : keperawatan kepada pasien
1 = Tidak pernah - Instruksikan keluarga untuk selalu mencuci tangan ketika
2 = Jarang berinteriksai dengan pasien
3 = Kadang-kadang - Ajarkan cuci tangan 6 langkah
4 = Sering - Jelaskan tanda-tanda infeksi kepada pasien dan keluarga
5 = Konsisten menunjukkan - Monitor tanda-tanda infeksi pada pasien
yang dibuktikan dengan indikator : - Tingkatkan istirahat pasien
- Berikan antbiotik
Tujuan
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Pengetahuan tentang 3 v
tanda-tanda infeksi
2. Tanda-tanda infeksi 3 v
IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/tgl Dx Implementasi/Respon Evaluasi Paraf
Senin, 05 1 - Mencuci tangan sebelum tindakan keperawatan Diagnosa 1 :
Mei 2014 Respon : Tangan terbebas dari kuman S : Pasien mengeluh nyeri di bagian abdomen. Pasien mengatakan sulit
- Pengkajian nyeri: tidur nyenyak pada malam hari, sering terbangun karena nyerinya.
- P (Provokes) : luka jahitan post operasi
laparatomi O : Pengkajian nyeri :
- Q (Quality) : Nyeri terasa tertusuk-tusuk. - P (Provokes) : luka jahitan post operasi laparatomi
- R (Regio) : abdomen - Q (Quality) : Nyeri terasa tertusuk-tusuk.
- S (Severity) : Skala nyeri 5 (1-10) - R (Regio) : abdomen
- T (Time) : nyeri muncul sewaktu-waktu - S (Severity) : Skala nyeri 5 (1-10)
dan ketika dilakukan perawatan luka - T (Time) : nyeri muncul sewaktu-waktu dan ketika dilakukan
jahitan laparatomi perawatan luka jahitan laparatomi
- Observasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan TTV :
Respon : ketika perawatan laparatomi pasien  Pernafasan: 21 x/menit
merasakan kesakitan  Nadi : 98 x/menit
- Memonitor vital sign  Suhu : 37 0 C
Respon :  Tekanan darah: 110/60mmHg
a. Pernafasan: 21 x/menit
b. Nadi : 98 x/menit
c. Suhu : 37 0 C A : Masalah belum teratasi
d. Tekanan darah: 110/60mmHg Tujuan
No Indikator Saat Awal 1 2 3 4 5
- Tingkatkan isitrahat pasien ini
Respon : pasien mengatakan sulit untuk tidur 1. Mampu mengenal 3 3 v
nyenyak pada malam hari nyeri
2. Mampu mengontrol 2 2 v
nyeri
3. Melaporkan bahwa 2 2 v
nyeri berkurang
dengan manajemen
nyeri
4. Menyatakan rasa 2 2 v
nyaman
5. TTV dalam rentang 3 3 v
normal
P : Lanjutkan intervensi :
- Lakukan evaluasi nyeri
- Control lingkungan
- Berikan analgesik
- Ajarkan teknik non farmakalogi
- Monitor TTV

2
- Kaji tidur yang dirasakan oleh pasien Diagnosa 2
Respon : pasien mengatakan sulit untuk tidur S : Pasien mengatakan sulit untuk tidur dan sering terbangun.
dan sering terbangun O : terdapat luka jahitan post laparatomi
- Kaji jam tidur pasien A : Masalah belum teratasi
Pasien mengatakan tidur pada malam hari N Tujuan
selama 10 menit kemudian terbangundan sulit Indikator Awal
o Saat ini 1 2 3 4 5
untuk tidur kembali 1. Jam tidur 3 3 v
- Kaji penyebab insomnia yang dirasakan oleh bertambah
pasien 2. Mengenali 3 3 v
Respon : peasien merasakan ketidaknyamanan penyebab
post operasi laparatomi insomnia
3. Merasakan tidur 3 3 v
nyenyak
- P : Lanjutkan intervensi
- Anjurkan tidak terlalu sering dan lama untuk tidur siang ataupun
sore harinya
- Anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi seperti napas dalan
untuk memulai tidur
- Anjurkan tidur disaat mengantuk
- Anjurkan mengkonsumsi tinggi protein sebelum tidur seperti susu
3 - Mencuci tangan sebelum dan sesudah S: pasien dan keluarga mengatakan paham langkah cuci tangan yang
melakukan tindakan keperawatan kepada pasien baik dan benar
- Menginstruksikan keluarga untuk selalu mencuci
tangan ketika sebelum dan sesudah berinteriksai O: pasien masih terpasang kolostomi dan jahitan laparatomi
dengan pasien A:Masalah belum teratasi
Respon : keluarga memahami untuk mencuci N Tujuan
tangan Indikator Awal
o Saat ini 1 2 3 4 5
- Mengajarkan cuci tangan 6 langkah kepada 1. Pengetahuan 3 3 v
pasien dan keluarga tentang tanda-tanda
Respon : pasien dan keluarga mengikuti yang infeksi
diajarkan 2. Tanda-tanda 3 3 v
infeksi

P: Lanjutkan intervensi
- Jelaskan tanda-tanda infeksi kepada pasien dan keluarga
- Monitor tanda-tanda infeksi pada pasien
- Tingkatkan istirahat pasien
- Berikan antbiotik

Selasa, 06 1 - Mencuci tangan sebelum tindakan keperawatan Diagnosa 1 :


Mei 2014 Respon : Tangan terbebas dari kuman S : Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang yaitu dengan skala nyeri
- Monitor skala nyeri 3 (1-10)
Respon : pasien mengatakan bahwa nyeri sudah
berkurang yaitu 3 (1-10) O : pasien mampu mengikuti dan melakukan teknik napas dalam yang
- Berikan terapi nonfarmakologi/analgesic diajarkan
Respon :Inj Ketorolac 2x30 gram (IV) - Pernafasan: 23 x/menit
- Mengajarkan teknik napas dalam untuk - Nadi : 72 x/menit
mengurangi nyeri - Suhu : 36 0 C
Respon : pasien mampu mengikuti dan - Tekanan darah: 110/80mmHg
melakukan teknik napas dalam

- Memonitor vital sign


Respon :
 Pernafasan: 23 x/menit
 Nadi : 72 x/menit A : Masalah sebagian teratasi
 Suhu : 36 0 C Tujuan
 Tekanan darah: 110/80mmHg No Indikator Saat Awal 1 2 3 4 5
ini
- Memonitor kenyamanan pasien 1. Mampu mengenal 4 3 v
Respon : pasien sudah sedikit merasakan nyeri
kenyamanan karena nyeri sudah berkurang 2. Mampu mengontrol 4 2 v
nyeri
3. Melaporkan bahwa 3 2 v
nyeri berkurang
dengan manajemen
nyeri
4. Menyatakan rasa 4 2 v
nyaman
5. TTV dalam rentang 4 3 v
normal
P : Lanjutkan intervensi :
- Lakukan evaluasi nyeri
- Berikan analgesik
2 - Anjurkan tidak terlalu sering dan lama untuk - Monitor teknik non farmakalogi
tidur siang ataupun sore harinya - Monitor TTV
Respon :pasien kurang memahami yang
dianjurkan perawat, pasien tampak masih sering Diagnosa 2
tertidur pada siang hari S : Pasien memahami apa yang dianjurkan oleh perawat dalam hal
- Anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi melakukan napas dalam sebelum tidur, tidur disaat mengantuk.
seperti napas dalan untuk memulai tidur Pasien mengakan masih sulit untuk tidur nyenyak dan sering
Respon : pasien mengatakan akan melakukan terbangun
napas dalam untuk memulai tidur
- Anjurkan tidur disaat mengantuk O :. pasien masih sering tertidur di siang hari
Respon : pasien memahami apa yang dianjurkan
perawat A : Masalah belum teratasi
- Evaluasi tidur pasien: N Tujuan
Pasien mengakan masih sulit untuk tidur Indikator Awal
o Saat ini 1 2 3 4 5
nyenyak dan sering terbangun 1 Jam tidur 3 4 v
. bertambah
2 Mengenali 3 5 v
. penyebab
insomnia
3 Merasakan 3 4 v
. tidur nyenyak

P : Lanjutkan intervensi
- Evaluasi tidur pasien
- Anjurkan mengkonsumsi tinggi protein sebelum tidur seperti
3 - Menjelaskan tanda-tanda infeksi kepada pasien susu
dan keluarga - Evaluasi teknik napas dalam
Respon : pasien dan keluarga memperhatikan
apa yang dijelaskan perawat dan sedikit paham S: pasien dan keluarga sedikit paham tentang tanda-tanda infeksi
- Memonitor tanda-tanda infeksi pada pasien O : tanda-tanda infeksi : nyeri (+), merah (-), panas (-), pus (-), bengkak
Respon : nyeri (+), merah (-), panas (-), pus (-), (-)
bengkak (-)
- Meningkatkan istirahat pasien A : masalah teratasi sebagian
Respon : pasien sulit tidur N Tujuan
- Memberikan antbiotik Indikator Awal
o Saat ini 1 2 3 4 5
Respon: injeksi ceftriaxone 1x2g (IV) 1. Pengetahuan 3 5 v
tentang tanda-
tanda infeksi
2. Tanda-tanda 3 4 v
infeksi

P: Lanjutkan intervensi
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Berikan antibiotik
Rabu, 07 1 - Mencuci tangan sebelum tindakan keperawatan Diagnosa 1 :
Mei 2014 Respon : Tangan terbebas dari kuman S : Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang yaitu dengan skala nyeri
- Monitor skala nyeri 2 (1-10)
Respon : pasien mengatakan bahwa nyeri sudah
berkurang yaitu 2 (1-10) O : pasien mampu melakukan teknik napas dalam yang diajarkan
- Berikan terapi nonfarmakologi/analgesik - Pernafasan: 24 x/menit
Respon : Inj Ketorolac 2x30 gram (IV) - Nadi : 75 x/menit
- Memonitor teknik napas dalam untuk - Suhu : 36 0 C
mengurangi nyeri - Tekanan darah: 120/70mmHg
Respon : pasien mampu melakukan teknik napas
dalam A : Masalah sebagian teratasi
- Memonitor vital sign Tujuan
 Respon : Pernafasan: 24 x/menit No Indikator Saat Awal 1 2 3 4 5
 Nadi : 75 x/menit ini
 Suhu : 36 0 C 1. Mampu mengenal 5 3 v
 Tekanan darah: 120/70mmHg nyeri
2. Mampu mengontrol 5 2 v
nyeri
3. Melaporkan bahwa 4 2 v
nyeri berkurang
dengan manajemen
nyeri
4. Menyatakan rasa 5 2 v
nyaman
5. TTV dalam rentang 5 3 v
normal

P : Lanjutkan intervensi :
- Lakukan evaluasi nyeri
- Berikan analgesik
- Monitor teknik non farmakalogi
- Monitor TTV

Diagnosa 2
2 - Evaluasi tidur pasien S : Pasien mengatakan jam tidur pasien sudah bertambah lebih dari 10
Respon : pasien mengatakan jam tidur menit dan sudah tidak sering terbangun. Pasien merasakan nyenyak
pasien sudah bertambah lebih dari 10 menit tidurnya
dan sudah tidak sering terbangun. Pasien O : pasien memahami yang dianjurkan perawat
merasakan nyenyak tidurnya A : Masalah sebagian teratasi
- Anjurkan mengkonsumsi tinggi protein Tujuan
sebelum tidur seperti susu N
Indikator Awal 1 2 3 4 5 Saat
Respon : pasien memahami yang o
ini
dianjurkan perawat 1. Jam tidur 3 v 5
- Evaluasi teknik napas dalam bertambah
Respon : pasien menggunakan napas dalam 2. Mengenali 3 v 5
untuk memulai tidur penyebab
insomnia
3. Merasakan tidur 3 v 5
nyenyak

P : Lanjutkan intervensi
- Evaluasi tidur pasien

S :-
O: Respon : nyeri (+), merah (-), panas (-), pus (-), bengkak (-)
3 - Memonitor tanda-tanda infeksi injeksi ceftriaxone 1x2g (IV)
Respon : nyeri (+), merah (-), panas (-), pus A: masalah teratasi sebagian
(-), bengkak (-)
N Tujuan
- Memberikan antibiotic Indikator Awal
o Saat ini 1 2 3 4 5
Respon : injeksi ceftriaxone 1x2g (IV)
1. Pengetahuan 3 5 v
tentang tanda-
tanda infeksi
2. Tanda-tanda 3 4 v
infeksi

P: Lanjutkan intervensi
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Berikan antibiotic
- Perawatan kolostomi dan laparatomi
V. EVALUASI
Hari/tanggal Evaluasi paraf
Rabu, 07 Mei Diagnosa 1 :
2014 S : Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang yaitu dengan skala nyeri 2 (1-10)

O : pasien mampu melakukan teknik napas dalam yang diajarkan


- Pernafasan: 24 x/menit
- Nadi : 75 x/menit
- Suhu : 36 0 C
- Tekanan darah: 120/70mmHg

A : Masalah sebagian teratasi


Tujuan
No Indikator Saat Awal 1 2 3 4 5
ini
1. Mampu mengenal 5 3 v
nyeri
2. Mampu mengontrol 5 2 v
nyeri
3. Melaporkan bahwa 4 2 v
nyeri berkurang
dengan manajemen
nyeri
4. Menyatakan rasa 5 2 v
nyaman
5. TTV dalam rentang 5 3 v
normal

P : Lanjutkan intervensi :
- Lakukan evaluasi nyeri
- Berikan analgesik
- Monitor teknik non farmakalogi
- Monitor TTV

Diagnosa 2
S : Pasien mengatakan jam tidur pasien sudah bertambah lebih dari 10 menit dan sudah tidak sering terbangun. Pasien
merasakan nyenyak tidurnya
O : pasien memahami yang dianjurkan perawat
A : Masalah sebagian teratasi
Tujuan
No Indikator Awal 1 2 3 4 5 Saat
ini
1. Jam tidur 3 v 5
bertambah
2. Mengenali 3 v 5
penyebab
insomnia
3. Merasakan 3 v 5
tidur
nyenyak

P : Lanjutkan intervensi
Evaluasi tidur pasien

Diagnosa 3
S :-
O: Respon : nyeri (+), merah (-), panas (-), pus (-), bengkak (-)
injeksi ceftriaxone 1x2g (IV)
A: masalah teratasi sebagian
Tujuan
No Indikator Awal
Saat ini 1 2 3 4 5
1. Pengetahuan 3 5 v
tentang tanda-
tanda infeksi
2. Tanda-tanda 3 4 v
infeksi

P: Lanjutkan intervensi
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Berikan antibiotic
Perawatan kolostomi dan laparatomi

Anda mungkin juga menyukai