Disusun Oleh;
INTAN WAHYUNI
NIM : 07C10203062
Bidang : Manajemen Rekayasa Konstruksi
Jurusan : Teknik Sipil
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh
Diketahui/Disahkan oleh,
Dekan Fakultas Teknik Sipil Ketua Jurusan Teknik Sipil
ii
KATA PENGANTAR
iii
maupun spiritual.
9. Kakak-kakak dan adik-adikku tersayang seperjuangan, terima kasih
atas cinta dan kasih sayang, dukungan dan semangatnya.
10. Sahabat dan teman-teman Teknik Sipil angkatan 2007, yang telah
memberikan bantuan dan motivasi.
11. Sahabat-sahabatku dan semua pihak yang telah memberikan
dukungan baik secara langsung ataupun tidak langsung yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu.
Intan Wahyuni
NIM: 07C10203062
iv
ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT BERAT
PEKERJAAN LAND CLEARING
(Study Kasus Pada Proyek Bundaran Nol Kilometer
Kabupaten Nagan Raya)
Oleh
Intan Wahyuni
Nim: 07C10203062
Dosen Pembimbing:
1. Zakia, ST, M.T
2. Astiah Amir, ST, M.T
ABSTRAK
Alat berat di dalam proyek konstruksi memegang peranan sangat penting. Oleh
karena itu, pemahaman akan jenis-jenis alat berat sangat diperlukan. Terutama
pada tahap perencanaan, karena alat berat yang dipilih harus sesuai dengan
kebutuhan proyek. Pelaksanaan pekerjaan land clearing pada proyek Bundaran
Nol Kilometer Kabupaten Nagan Raya didominasi oleh penggunaan alat berat.
Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui optimalisasi pengelolaan dan
pemanfaatan alat berat pada pekerjaan sipil dibidang land clearing. Dan
mengetahui komposisi jenis alat berat yang digunakan agar seluruh alat berat
dapat bekerja optimal. Selanjutnya mengetahui biaya dan waktu yang dibutuhkan
pada pekerjaan galian dan timbunan tanah pada kondisi optimal. Penyusunan
laporan tugas akhir ini menggunakan teori komposisi produktivitas alat berat,
penentuan jenis dan jumlah alat sesuai dengan medan, lokasi dan jenis tanah yang
digali. Komposisi alat yang dipakai akan mempengaruhi waktu dan biaya yang
dibutuhkan dengan tujuan mencari hubungan antara biaya dan waktu yang
optimum pada pelaksanaan pekerjaan galian dan timbunan pada pekerjaan land
clearing pada jam kerja normal yaitu 8 jam serta metode perhitungan yang
dilakukan adalah dengan cara menetapkan komposisi produktivitas alat berat. Dari
perhitungan produksi alat berat dengan mengambil tiga alternatif. Hasil perolehan
waktu optimum yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan galian dan
timbunan tanah pada proyek Bundaran Nol Kilometer Kabupaten Nagan Raya
didapatkan pada alternatif ketiga yaitu total biaya Rp. 86.214.480 dengan jumlah
alat, 2 excavator, 4 grader, dan 6 dump truck.
v
DAFTAR ISI
Lembaran Judul............................................................................................ i
Lembar Pengesahan...................................................................................... ii
Kata Pengantar............................................................................................. iii
Abstrak......................................................................................................... v
Daftar Isi............…………………………………………………….......... vi
Daftar Tabel................................................................................................. vii
Daftar Lampiran Gambar…..……………………………………………... viii
Daftar Lampiran Tabel ……………………...………………………….. ix
BAB I PENDAHULUAN.………………………………........…..... 1
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN TABEL
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Penyusunan tugas akhir ini akan menjadi lebih jelas dan terarah, maka
dilakukan batasan dalam pembahasan dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
1. Data yang digunakan adalah data PPTK Bidang Perumahan Dinas Tata
Kota dan Perumahan, sebagai studi kasus. Data yang dikumpulkan berupa
gambar elevasi tanah (countur), jenis alat yang digunakan, dan jam kerja
alat.
2. Pengadaan alat berat yang digunakan adalah dengan menyewa dan milik
sendiri.
3. Alat berat yang dipakai adalah excavator, grader, dan dump truck
3
4. Jam kerja alat berat yang ditinjau adalah jam kerja normal dengan waktu 8
jam/hari.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
4
5
Tanah memiliki jenis yang berbeda-beda, dan juga memiliki nilai faktor
yang berbeda. Karena akan mengalami perubahan sesuai dengan kondisi yang
mempengaruhi disekitarnya. Untuk mengetahui jenis tanah, % swell, dan beban
faktor tanah dapat dilihat pada Lampiran B Tabel B.2.1
Sifat-sifat tanah seperti tersebut di atas dipengaruhi oleh keadaan tanah
asli tersebut, karena bila tanah dipindahkan dari tempat aslinya selalu akan terjadi
perubahan isi dan kepadatannya dari keadaan yang asli. Oleh sebab itu dari
beberapa jenis-jenis tanah, maka dapat dikondisikan tanah semula berupa tanah
asli, tanah lepas atau tanah padat. Sehingga akan diketahui nilai kondisi tanah
6
yang akan dikerjakan. Konversi jenis tanah ini dapat dilahat pada Lampiran B
tabel B.2.2.
8. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis
material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan
dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek.
9. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik
merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.
Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana kerja
alat berat antara lain:
1. Volume pekerjaan yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu.
2. Dengan volume pekerjaan yang ada tersebut dan waktu yang telah
ditentukan harus ditetapkan jenis dan jumlah alat berat yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
3. Dengan jenis dan jumlah alat berat yang tersedia, dapat ditentukan berapa
volume yang dapat diselesaikan, serta waktu yang diperlukan.
2.5.1 Excavator
Keterangan:
KB = kapasitas bucket
Ct = cycle time (det)
FK = faktor koreksi, terdiri dari:
- efisiensi waktu
- efisiensi kerja
- keterampilan operator
- bucket faktor
2.5.2 Grader
Menurut Iriansyah Putra (2001), mesin grader adalah suatu mesin sortir,
juga biasanya dikenal sebagai suatu mata pisau atau suatu mesin sortir motor,
9
adalah suatu sarana angkut rancang-bangun dengan suatu mata pisau besar yang
digunakan untuk menciptakan suatu permukaan datar. Model khas mempunyai
tiga poros sumbu, dengan taxi dan mesin/motor meletakkan di atas poros belakang
sambil mengakhiri dari sarana (angkut) dan sepertiga poros sumbu pusat perhatian
pada sarana (angkut), dengan mata pisau di tengahnya. Tujuan mesin Grader
digunakan sebagai bagian dari proses akhir (menetapkan dengan tepat) "penilaian
yang keras/kasar" yang dilakukan oleh sarana (angkut) yang dirancang sebagai
alat lebih berat seperti traktor dan pengikis.
Grader memiliki fungsi yaitu untuk meratakan permukaan, biasanya
grader ini digunakan pada pemerataan permukaan pada bidang jalan raya. Dan
dibeberapa negara Eropa grader ini digunakan untuk membersihkan areal
permukaan jalan yang tertutupi salju. Dalam beberapa tempat terjadi peristiwa
seperti Kanada dan tempat di Amerika, mesin grader sering digunakan di dalam
residential pengemasan salju.
Kapasitas terbentang dari suatu mata pisau lebar 2.50 m panjang 7.30 m
dan daya mesin dari 93- 373 kW ( 120- 500 hp). Sesuai dengan fungsinya, grader
digunakan untuk meratakan permukaan, maka grader dijalankan dengan
kecepatan rendah, sekitar 2800 rpm, supir grader di ruang kontrol mengontrol
proses kerja grader dengan menyesuaikan kondisi lapangan. Kerja grader
meratakan jalan dan bahkan grader sering maju dan mundur berulang-ulang,
dengan daya yang rendah. Grader melakukan pendorongan untuk meratakan
bidang dengan menggunakan pisau yang tajam dan besar.
Pada saat grader maju maka pisau itu akan diturunkan. Dan ketika grader
mundur untuk mengulang kembali pemerataan maka pisau itu terangkat begitu
seterusnya. Pisau tersebut di letakan antara hidrolik yang bagian memutar dan
mengangkat. Motor grader dapat dipergunakan untuk berbagai jenis pekerjaan,
misalnya: untuk perawatan jalan, penggalian parit, pemotongan tanah,
pemotongan tebing dan lain-lain. Maka dari itu kapasitas produksi motor grader
bervariasi sesuai jenis pekerjaannya.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
11
12
Q = q x N x E = q x 60/Cm x E.....................................................(3.4.1)
Dimana:
Q = Produksi per jam (m³/jam)
q = Produksi siklus per jam, (m³)
13
- sedang = 0,82
- buruk = 0,75
e. Faktor cuaca
- baik = 1,00
- sedang = 0,80
f. Faktor kondisi lapangan
- berat = 0,70
- sedang = 0,80
- ringan = 1,00
a. Jam operasi normal adalah waktu kerja pada setiap hari kerja senin sampai
dengan sabtu, ditetapkan selama 8 jam per hari dengan upah kerja sebesar
upah kerja normal.
b. Jam operasi lembur dihitung dari lama waktu kerja yang melebihi batas
waktu kerja normal (8 jam/perhari). Waktu kerja lembur dilaksanakan diluar
jam operasi normal untuk setiap hari kerja atau penambahan jumlah hari kerja
per minggu (hari minggu).
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar potongan galian dan timbunan pada potongan 1 dapat dilihat pada
Lampiran A.4.1 Halaman 48.
16
17
Gambar potongan galian dan timbunan pada potongan 6 dapat dilihat pada
Lampiran A.4.6 Halaman 50.
Gambar potongan galian dan timbunan pada potongan 7 dapat dilihat pada
Lampiran A.4.7 Halaman 51.
, ,
Q=
= 85,66 m³/jam
Produktivitas excavator per jam (m3/jam) untuk tanah lepas
Q x 3600 x 0,83
=
Cm
0,86 x 3600 x 0,83
= 0,8 = 68,53 m³/jam
30
Kapasitas 2 excavator per jam (m3/jam)
Q = 85,66 x 2 = 171,3 m3/jam
4.3.2 Grader
Kapasitas bucket = 3 m3
Metode operasi = Muat – angkut
Jarak angkut (D) = 300 m
Tipe tanah = lempung berpasir
Factor bucket = 0,7
Efisiensi kerja = 0,75
Kecepatan maju = 10 km/jam
Produksi per siklus:
q = q1 x K
= 3x 0,7
= 2,1 m3
21
Waktu siklus
• Kecepatan maju (F) = 10 x 0,8 = 8 km/jam = 133 m/menit
• Waktu tetap (Z) = 0,35 menit
Cm = D/F x 2 + Z
= 300 /133 x 2 + 0,35 = 4,861 Menit
Efisiensi kerja = 0,75
Faktor konversi volume tanah:
Tanah asli (f) = 1,00
Tanah lepas (f) = 0,8
Produktivitas tanah asli
Q = Q x 60 / Cm x E
= 2,1 x 60 / 4,86 x 0,75 x 1
= 19,44 m³/Jam
Produktivitas tanah lepas
Q = Q x 60 / Cm x E
= 2,1 x 60 / 4,86 x 0,75 x 0,8
= 15,55 m³/Jam
10
=
0,95 x 0,90
= 11,7
Produksi per siklus
C = n x q1 x K
= 11,7 x 0,95 x 0,90
= 10 m3
Waktu Siklus
D D
Cm = n x Cms + + + t1 + t2
V1 V2
1000 1000
= 11,7 x 0,5 + + + 0,5 + 0,1
V1 2
= 15,44 Menit
Produksi per jam
C x 60 x E
=
Cm
10 x 60 x 0,83
=
15,44
= 32,25 m³/Jam
Alat yang dioptimalkan pada pekerjaan tanah adalah excavator sejumlah 4 unit
sehingga jumlah dump truck disesuaikan dengan jumlah excavator.
Produksi
Jumlah =
Produksi
171,32
= = 5,3 ≈ 6
32,25
23
4.4.2 Grader
Dari hasil perhitungan diatas maka didapatkan total sewa alat berat adalah:
Tabel 4.8 Total Biaya Sewa Alat Berat
Jenis Alat Durasi (hari) Biaya Sewa (Rp.)
Excavator 78 269.328.000,00
Grader 48 82.134.000,00
Dumptruck 78 237.744.000,00
589.206.400,00
Cm = D/F x 2 + Z
= 100/133 x 2 + 0,35
= 1,854 Menit
Efisiensi kerja = 0,75
Faktor konversi volume tanah
Tanah asli (f) = 1,00
Tanah lepas (f) = 0,8
Produktivitas tanah lepas
60
=q
Cm
60
Q = 2,1 x 0,75 x 0,8 = 40,78 m³/jam
1,85
Volume pekerjaan
Perhitungan waktu 2 =
2 x Produksi perjam
10.505,5
= = 131,03 Jam
81,56
Pekerjaan grader yang terdapat sisa tanah harus diangkat atau
dipindahkan ke quary, sisa tanah tersebut sebelumnya dikumpulkan
di stock pile. Pengangkutan tanah dari stock pile ke quary
diperlukan alat pengangkut yaitu dumptruck, sedangkan dumptruck
memerlukan alat pemuat tanah dari stock pile ke bak truck yaitu
excavator. Sedangkan volume tanah yang harus dipindahkan sebesar
8.406,5 m3. Produksi excavator pada pekerjaan ini berbeda dengan
produksi excavator pada waktu excavator melakukan pekerjaan
galian, disebabkan ada perbedaan pada waktu gali excavator dari 12
detik menjadi 6 detik.
Dari perbedaan di atas, produksi excavator dihitung kembali;
Waktu siklus:
Cm = waktu gali + (2 x waktu putar) + waktu buang
= 6 + (2 x 6) + 6
= 24 detik
28
Dari pekerjaan grader tadi terdapat sisa tanah yang harus diangkat
atau dipindahkan ke quary. Sisa tanah tersebut dikumpulkan di stock
pile, untuk mengangkut tanah dari stock pile ke quary diperlukan alat
pengangkut yaitu dumptruck, sedangkan dumptruck memerlukan alat
pemuat tanah dari stock pile ke bak truck yaitu excavator. Sedangkan
volume tanah yang harus dipindahkan sebesar 2.824 m3.
Produksi excavator sebagai alat pemuat pada alternatif ini sama
dengan produksi excavator sebagai alat pemuat pada alternatif
pertama sebesar 171,32 m3/jam. Jadi waktu excavator untuk
melaksanakan pekerjaan pemuat sebesar 17 jam. Sedangkan dumptruck
yang dibutuhkan per jam sebanyak:
30
Produksi perjam
Jumlah =
Produksi perjam
171,32
= = 5,3 ≈ 6
32,25
a) Biaya sewa alat excavator adalah:
= 14 jam x 2 unit excavator x Rp. 211.000,00 /jam + mobilisasi
= 14 x 2 x Rp. 211.000,00 + Rp. 6.000.000,00
= Rp. 11.908.000,00
b) Biaya sewa alat grader adalah:
= 88 jam x 3 unit grader x Rp. 185.900,00 + mobilisasi
= 88 x 3 x 185.900,00 + 7.200.000,00
= Rp. 56.040.000,00
c) Biaya sewa alat dumptruck adalah:
= 49,06 jam x 6 unit dumptruck x Rp. 63.500,00 /jam
= Rp. 40.386.000,00
volume pekerjaan
Perhitungan waktu 4 =
4 x produksi
. ,
=
,
= 65,5 ≈ 66 jam
Dari pekerjaan grader tadi terdapat sisa tanah yang harus
diangkat atau dipindahkan ke quary. Sisa tanah tersebut
dikumpulkan di stock pile, untuk mengangkut tanah dari stock pile ke
quary diperlukan alat pengangkut yaitu dumptruck, sedangkan
dumptruck memerlukan alat pemuat tanah dari stock pile ke bak truck
yaitu excavator.
Sedangkan volume tanah yang harus dipindahkan sebesar 8.406,5
m3. Produksi excavator sebagai alat pemuat pada alternatif ini sama
dengan produksi excavator sebagai alat pemuat pada alternatif
pertama sebesar 171,32 m3/jam. Jadi waktu excavator untuk
melaksanakan pekerjaan pemuat sebesar 17 jam.
4.9 Pembahasan Jenis, Jumlah Alat Berat, Durasi, dan Biaya Pekerjaan
Dari data dan analisis pada Halaman didapat biaya dan waktu peralatan
dengan menggunakan alternatif pertama yaitu:
Dari data dan analisis pada Halaman didapat biaya dan waktu
peralatan dengan menggunakan alternatif kedua yaitu:
Dari data dan analisis Halaman didapat biaya dan waktu peralatan
dengan menggunakan alternatif kedua yaitu:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Berdasarkan hasil analisis, maka komposisi jenis alat berat yang dapat
bekerja secara optimal yaitu pada alternatif 3 (2 unit Excavator PC
200, 4 unit Grader 926 E dan 6 unit Dumptruck kapasitas 10 m3).
b. Waktu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan adalah 2 bulan
dengan total biaya Rp. 86.214.480,00. Maka dapat disimpulkan bahwa
komposisi alternatif 3 lebih efisien, karena waktu penyelesaian
pekerjaan yang sama dan biaya yang dibutuhkan pun lebih hemat
dibandingkan alternatif 2. Penambahan jumlah grader pada setiap
alternatif komposisi dapat mempengaruhi efisiensi waktu dan biaya
untuk dapat menyelesaikan pekerjaan land clearing pada proyek
bundaran nol kilometer kabupaten Nagan Raya.
5.2 Saran
Pengelolaan dan pemanfaatan alat berat yang baik mempercepat
target waktu yang diharapkan dan dapat menekan biaya lebih efisien, hal ini
didukung oleh:
1. Cara penataan alat berat dan sistim pemilihan alat berat harus di
sesuaikan dengan bidang yang dikerjakan.
2. Untuk menaikkan angka produktivitas alat berat harus dihitung sesuai
dengan kebutuhan di lapangan.
3. Cara mengkombinasi alat berat juga harus disesuaikan dengan kondisi
lapangan dan bagian-bagian yang akan dilakukan.
4. Kondisi alat berat yang baik.
5. Adanya operator yang berpengalaman akan menghasilkan pengendalian
alat berat yang sempurna dan menghasilkan pelaksanaan yang efisien.
36
37
DAFTAR PUSTAKA