PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rencana Strategis Bisnis (RSB) adalah suatu dokumen perencanaan
yang harus dibuat oleh setiap organisasi yang mencari laba maupun yang
nirlaba. Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit yang merupakan milik
Pemerintah Kabupaten Mempawah juga harus memiliki RSB sebagai syarat
agar bisa ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Lingkungan bisnis yang terus berubah memerlukan pengelolaan perubahan
yang dapat memetakan pengaruh kekuatan-kekuatan terhadap arah organisasi.
Pemetaan kekuatan-kekuatan tersebut, akan dijadikan bahan penyusunan
dokumen perencanaan yang diharapkan benar-benar mampu menampung
berbagai kepentingan dan pengetahuan antisipatif sebagai dasar penetapan
keputusan strategis dalam rangka pencapaian visi organisasi.
Dalam upaya mewirausahakan puskesmas maka perubahan Puskesmas
Rawat Jalan Sungai Kunyit menjadi BLUD adalah sangat tepat. Fleksibilitas
yang diberikan akan menjadikan puskesmas secara leluasa merencanakan
alokasi sumber daya, sesuai dengan perubahan kondisi puskesmas itu sendiri.
Diharapkan Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit akan dapat tumbuh,
efisien dalam pengelolaan keuangan dan bahkan bersaing menjadi mandiri
sesuai dengan arah bisnis yang ditetapkan dalam dokumen RSB. Tentu saja
dengan catatan semua pihak berhak dan wajib berkomitmen agar dokumen
perencanaan ini tidak hanya sekadar dokumen kelengkapan administrasi saja.
B. Tujuan
Beberapa tujuan yang hendak dicapai atas penyusunan RSB ini di
antaranya adalah:
1. Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas
2. Tersedianya sistem adminstrasi dan pelaporan puskesmas yang baik.
3. Tersedianya sarana dan prasarana yang layak dan cukup
1
4. Tersedianya pedoman alat pengendalian organisasi terhadap penggunaan
anggaran.
5. Untuk menyatukan langkah dan gerak serta komitmen seluruh insan
puskesmas dalam meningkatkan kinerja sesuai standar manajemen dan
standar mutu layanan yang telah ditargetkan dalam dokumen perencanaan.
D. Konsep Dasar
Pengelolaan keuangan dan non keuangan pada entitas bisnis
merupakan sebuah siklus yang terus berlangsung dalam organisasi. Siklus
tersebut diawali dengan aktivitas perencanaan, pengukuran, evaluasi, dan
pelaporan yang akan dijadikan umpan balik untuk perencanaan berikutnya.
Pengelolaan pelayanan kesehatan pada puskesmas menuntut kecermatan,
keakuratan dan kecepatan pengambilan keputusan karena menyangkut
kepentingan hidup-matinya pasien. Oleh karena itu perencanaan puskesmas
memiliki fleksibilitas dan elastisitas relatif tinggi yang mensyaratkan
pemenuhan implementasi siklus tersebut dalam pelaksanaan pengelolaan
kinerjanya.
2
E. Metodologi
Rencana Strategis Bisnis (RSB) disusun oleh suatu kelompok kerja
dengan memanfaatkan dokumen-dokumen yang tersedia, pengamatan, dan
wawancara. Kelompok kerja tersebut terdiri dari seluruh komponen yang
memiliki kompetensi perencanaan. Seluruh isi materi Rencana Strategis
Bisnis telah ditelaah dan dibahas secara transparan dengan menggunakan
kaidah-kaidah profesi yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari
kelompok kerja.
Penyusunan Rencana Strategis Bisnis memperhatikan sejarah
puskesmas, aspek legal, lokasi dan isu strategis yang sedang berkembang.
Potensi yang dimiliki digali dari lingkungan baik internal maupun eksternal,
posisi puskesmas, dan diidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilannya.
Keinginan para pemangku kepentingan diapresiasi menjadi arah bisnis atau
mau dibawa ke mana organisasi puskesmas. Arah itu tercermin dalam visi,
misi dan strategi. Rencana Strategis Bisnis disusun dengan menggunakan
konsep Balanced Scorecard (BSC). Balanced Scorecard adalah alat yang
menyediakan bagi para pimpinan untuk melakukan pengukuran secara
komprehensif bagaimana organisasi mencapai kemajuan lewat sasaran-
sasaran strategisnya. Metode ini secara komprehensif memandang pada empat
perspektif meliputi :
1. Perspektif Pelanggan/stakeholder
2. Perspektif Proses Bisnis Internal
3. Perspektif Keuangan
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Setiap perspektif yang ada harus menunjukkan cause-effect
relationship sehingga masing-masing dapat dihubungkan dengan misi yang
akan dicapai. Adapun kaitan masing-masing perspektif dapat dijelaskan
sebagai berikut
1) Perspektif Pelanggan. Perspektif ini menunjukkan seperti apa puskesmas
di mata pelanggan. Pelanggan mempunyai kemampuan teknis melihat
puskesmas dari berbagai sisi: waktu, kualitas, kinerja dan jasa, dan biaya
3
yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh pelayanan. Dimensi
kebutuhan pelanggan yang demikian pada akhirnya akan menentukan
bagaimana Puskesmas dilihat oleh pelanggan. Semakin baik persepsi
pelanggan, semakin baik pula nilai puskesmas di mata pelanggan.
2) Perspektif Proses Bisnis Internal. Ukuran ini menunjukkan dalam proses
pelayanan seperti apa puskesmas akan lebih baik. Orientasi kepada
pelanggan memang mutlak, akan tetapi permasalahan bagi manajemen
adalah bagaimana caranya menyiapkan kompetensi yang dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan.
3) Perspektif Keuangan. Perspektif ini menunjukkan bagaimana puskesmas
dilihat oleh pemerintah daerah baik dalam jangka pendek maupun dalam
jangka panjang dalam mengelola keuangan. Puskesmas bisa defisit pada
waktu tertentu, akan tetapi pemerintah daerah menyadari bahwa setelah itu
puskesmas akan surplus. Semakin baik puskesmas di mata pemerintah
daerah, semakin aman puskesmas memperoleh sumber pembiayaan.
4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Perspektif ini menunjukkan
bagaimana puskesmas dapat bertahan dan mampu berubah sesuai dengan
tuntutan eksternal.
Pendekatan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pertanggungjawaban dengan menggunakan Strategic Based Responsibility,
yang berarti seluruh unit layanan yang ada di Puskesmas Rawat Jalan Sungai
Kunyit diukur kinerja berdasarkan perspektif tersebut.
4
BAB II
PROFIL PUSKESMAS
Namun Pada Tahun 1979 Terjadi lagi Pemekaran Wilayah Kecamatan Sungai
Kunyit Kabupaten Mempawah, Selain Puskesmas Rawat Jalan Semudun di
tambah Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit terletak di Desa Sungai Limau
juga terkena imbas dari pemekaran wilayah tersebut sehingga wilayah kerja
Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit hingga saat ini adalah :
5
1. Desa Sungai Duri I
2. Desa Sungai Duri II
3. Desa Bukit Batu
4. Desa Sungai Bundung Laut
5. Desa Sungai Kunyit Laut
6. Desa Sungai Kunyit Hulu
7. Desa Sungai Kunyit Dalam
8. Desa Sungai Limau
6
8. Suryati Tahun 2003 s/d 2007
9. H. A. Samad Tahun 2008 s/d 2013
10. Jurairiah A.Md Keb Tahun 2013 s/d Sekarang
Selain dari upaya wajib juga ada upaya kesehatan pengembang yaitu :
1. Kesehatan Jiwa
2. Kesehatan mata dan pencegahan kebutaan
3. Kesehatan telinga dan pencergahan ketulian
4. Kesehatan Usia Lanjut
5. Kesehatan Kerja
6. Kesehatan Olah Raga
7. Kesehatan Matra
8. Pembinaan pengobatan tradisional
9. Laboratorium sederhana
7
10. Penyuluhan obat
11. Rekam Medik
8
Pada tahun 2015 ini jumlah penduduk diwilayah kerja puskesmas 16.685 jiwa
dengan jumlah kepala keluarga 4632 KK.
Adapun jejaring Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit:
9
d. Pos Lansia
- Desa Sungai duri II : 1 Posyandu
- Desa Sungai Kunyit Laut : 1 Posyandu
- Desa Sungai Kunyit Hulu : 1 Posyandu
- Desa Sungai Kunyit Dalam : 1 Posyandu
10
BAB III
ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS
11
B. Analisis Lingkungan Internal
1.1 Perspektif Pelanggan
Salah satu kinerja pelayanan adalah bagaimana memperoleh
gambaran dari perilaku pelanggan. Terdapat tiga indikator yang dapat
menunjukkan perilaku pelanggan, yaitu:
a. Customer Acquisition. Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai
sejauh mana "pasien baru" menggunakan jasa layanan yang disediakan.
Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan
peningkatan kinerja. Rata-rata kunjungan pasien baru mencapai 35.79% per
tahun dengan jumlah kunjungan tertinggi pada tahun 2014 mencapai 32.09%
Perkembangan jumlah kunjungan pasien baru dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tahun Pasien Baru Total Pasien %
2012 1846 4678 39.46
2013 1576 4210 37.43
2014 2079 6478 32.09
Rata-rata 5501 15366 35.79
c. Keluhan Pasien. Indikator ini untuk mengukur sampai sejauh mana kepuasan
pasien terhadap layanan yang diberikan. Data survei kepuasan pelanggan
12
yang tersedia pada tahun 2012 sd tahun 2014 Survei tentang kepuasan
pelanggan terakhir dilakukan pada tahun 2014 dengan menyediakan layanan
keluhan pelanggan baik melalui kotak saran, maupun layanan pesan singkat
(SMS). Sampai dengan bulan Desember 2014, terdapat 10 keluhan dari
pasien dan seluruhnya (100%) telah direspon dan dapat diselesaikan dengan
baik. Selain itu, pihak manajemen secara mandiri telah melakukan survei
mutu pelayanan dengan metode sampling terhadap 150 pasien. Hasil survey
tersebut menyimpulkan bahwa mutu pelayanan Puskesmas Rawat Jalan
Sungai Kunyit sudah baik.
Dari ketiga indikator berkenaan dengan perspektif pelanggan menunjukkan
indikasi yang masih belum menguntungkan posisi puskesmas.
1.2 Perspektif Proses Bisnis Internal
Kinerja pelayanan juga dapat diukur dari aspek teknis yang
diharapkan dari tujuan (goal) pelayanan medis, yang meliputi kualitas mutu
pelayanan (quality of services).
a. Quality Of Services
Kualitas mutu layanan puskesmas mengacu pada SPM
Rincian lengkap bisa dilihat di table lampiran.
Tahun Evaluasi kinerja
2012 77,02 %
2013 75,00 %
2014 75,29 %
Rata-rata 75,77%
13
pelayanan utamanya dari aspek sumber daya manusia dan infrastruktur.
Dalam perspektif ini terdapat empat aspek yang dinilai, yaitu:
a. Penyediaan Sumber Daya Manusia
Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit senantiasa menempatkan
sumber daya manusia pada posisi sentral dalam pengelolaannya. Sebab
keberhasilan pengelolaan SDM merupakan salah satu kunci sukses dalam
upaya memberikan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat. Oleh
karenanya, seluruh aspek terkait dengan sumber daya manusia, baik kuantitas
maupun kualitas mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Puskesmas
Rawat Jalan Sungai Kunyit memiliki 2 puskesmas pembantu sebagai upaya
untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan membantu
pelaksanaan program menuju tercapainya visi dan misi puskesmas.
1. Kegiatan Pengelolaan SDM
Saat ini tengah dilakukan berbagai upaya penyempurnaan fungsi
manajemen; Penyempurnaan Sistem pengelolaan aset, pengembangan kompetensi
dan pembinaan karir; Penyempurnaan Sistem Reward and punishment.
Pengembangan SDM diprioritaskan pada pendidikan SDM yang mempunyai
daya ungkit yang signifikan terhadap kemajuan Puskesmas berdasarkan prestasi,
kompetensi & kontribusi terhadap puskesmas serta pengembangan/pendidikan
yang mengutamakan pelayanan, maka berbagai kegiatan manajemen umum,
diantaranya meningkatkan kinerja manajemen operasional dengan mewujudkan
indikator kinerja serta menyempurnakan sistem informasi manajemen, sistem
pengelolaan keuangan dan akuntansi serta mengembangkan sistem monitoring
dan evaluasi.
Komposisi ketenagaan berdasarkan latar belakang pendidikan di
Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit tahun 2015 adalah sebagai berikut
14
DATA : KEPEGAWAIAN PUSKESMAS
RAWAT JALAN SUNGAI KUNYIT
15
21 Ana Setya Budhi D-I Bidan Desa Sui PNS
Kebidanan Kunyit Laut
16
Sedangkan Komposisi ketenagaan berdasarkan jenis ketenagaan saat ini
87.5 % tenaga di Puskesmas adalah PNS.
Kebijakan kegiatan pengembangan SDM didasarkan pada peningkatan
kualitas SDM sesuai standar kompetensi, kebutuhan Puskesmas sehingga
memiliki daya ungkit yang besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Untuk pengembangan SDM, sampai akhir tahun 2014 Puskesmas telah
memberikan kesempatan peningkatan pendidikan berbagai jenis ketenagaan
diantaranya tenaga perawat, tenaga medis, tenaga non medis, dan tenaga
kesehatan lainnya.
Sedangkan penyelenggaraan pelatihan, seminar dan workshop baik
internal maupun eksternal meningkat dibandingkan dengan penyelenggaraan pada
tahun ..............., yaitu dari ........ kali penyelenggaraan di tahun ........ menjadi ......
kali penyelenggaraan di tahun 2014, dengan jumlah SDM terlatih meningkat.
Perkembangan ini tentunya diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja
pelayanan Puskesmas pada tahun-tahun selanjutnya
b. Pengembangan Infrastruktur
Unsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran lainnya adalah kondisi infrastruktur puskesmas Dalam menilai
kondisi infrastruktur digunakan dua indikator yaitu ketersediaan peralatan dan
ruangan. Ketersediaan peralatan diukur dengan 3 proxy yaitu (1) kelengkapan
peralatan, (2) kalibrasi, dan (3) kondisi peralatan pada layanan rawat jalan
maupun rawat inap, penunjang medis, dan non medis. Sedangkan ketersediaan
ruangan diukur dengan pemenuhan standar minimum luas ruangan pada layanan
rawat jalan, penunjang medis, dan non medis.
Kondisi ketersediaan peralatan tahun 2014 dibandingkan dengan standar
minimum digambarkan dalam tabel berikut:
Layanan Kelengkapan Alat di Kalibrasi Kondisi Alat
Rawat Jalan % %
Rawat Inap % %
Penunjang Medis % %
PenunjangNon Medis % %
Rata-rata % %
17
Dari tabel di atas, rata-rata kelengkapan alat, baru mencapai 80 % dari
standar minimum yang harus ada. Kalibrasi alat sudah pernah dilakukan.
Sedangkan kondisi peralatan 60 % masih baik.
Kondisi ketersediaan ruangan tahun 2014 dibandingkan dengan standar minimum
digambarkan dalam tabel berikut:
Layanan Pemenuhan Standar Minimum
Luas Ruangan
Rawat Jalan m2
Rawat Inap .......... m2
Penunjang Medis ......... m2
Penunjang Non Medis .......... m2
Dari kinerja indikator perspektif pelanggan di atas dapat disimpulkan
bahwa penyediaan sumber daya pelayanan berupa SDM dan infrastruktur masih
belum memadai dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang prima.
1.4 Perspektif Keuangan
Kinerja keuangan adalah gambaran posisi keuangan puskesmas baik dari
sumber pendanaan maupun pembiayaan. Dalam mengukur perspektif keuangan
digunakan 3 indikator yaitu :
a. Sales Growth Rate (SGR) : Indikator ini digunakan untuk mengukur
kemampuan puskesmas menggali pendapatan fungsional dari jasa layanan
kesehatan. Rata-rata pertumbuhan pendapatan fungsional Puskesmas Rawat
Jalan Sungai Kunyit dapat dilihat dari tabel berikut :
Tahun Realisasi Pendapatan Tingkat
Fungsional Pertumbuhan
(Rp) (%)
2012 ............................. ......... %
2013 ............................ ........ %
2014 ............................ ......... %
Rata-rata ............................. .......... %
18
b. Cost Recovery Rate (CRR) : Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai
sejauh mana kontribusi pendapatan fungsional puskesmas mampu menutup
belanja operasional pelayanan. Perkembangan kemampuan pembiayaan
operasional puskesmas dari 2012 s.d 2014 dapat dilihat dari tabel berikut:
Tahun Realisasi Pendapatan Realisasi Belanja CRR
Fungsional Langsung (%)
2012 ............................... ............................ ........... %
2013 ............................... ............................ ............ %
2014 ............................... ........................ ............. %
Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir menunjukkan biaya
langsung Puskesmas belum dapat menutupi pendapatan fungsional sehingga
kekurangan belanja langsung dibantu oleh pemerintah daerah.
b. Tingkat Kemandirian Puskesmas: Indikator ini digunakan untuk mengukur
sampai sejauh mana kontribusi pendapatan fungsional terhadap total belanja.
Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir tingkat kemandirian keuangan
puskesmas rata-rata... % dari total belanja puskesmas. Tingkat kemandirian
keuangan Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tahun Realisasi Pendapatan Realisasi Anggaran
Fungsional Belanja
(Rp) (Rp)
2012 ...................... ..........................
2013 ...................... ..........................
2014 ...................... ..........................
Dari gambaran tabel di atas, tampak bahwa sejak tahun 2012 sampai
tahun 2014 tingkat kemandirian keuangan puskesmas cenderung
......................... Kondisi keuangan puskesmas yang demikian cukup wajar
karena adanya kegiatan puskesmas yang membutuhkan dana sangat besar
yang masih ditunjang dari subsidi pemerintah (pemerintah pusat maupun
daerah). Biaya investasi untuk kegiatan puskesmas diproyeksikan masih
cukup dominan untuk lima tahun ke depan. Pemerintah masih berkomitmen
19
untuk terus mengucurkan dana dalam rangka mendukung program penguatan
kapasitas infrastruktur sesuai dengan pesatnya perkembangan teknologi
kedokteran dan perkembangan jenis penyakit.
Dari gambaran tiga indikator kinerja perspektif keuangan dapat
disimpulkan bahwa satu sisi pendapatan fungsional terdapat kecenderungan
meningkat, namun sisi lain puskesmas masih memiliki ketergantungan
kepada pemerintah dalam segi pembiayaan untuk pengadaan sarana dan
prasarana.
Atas dasar pengukuran kinerja internal yang diuraikan di atas,
selanjutnya data pengukuran dijadikan obyek analisis pada masing-masing
perspektif sebagai kekuatan atau kelemahan yang dimiliki puskesmas dengan
kesimpulan sebagai berikut:
Kekuatan Kelemahan
1 2 3 -1 -2 -3
A PELANGGAN
1 Customer acquisition √
2 Customer loyality √
3 Number of complain √
Sub Jumlah 9
B PROSES BISNIS INTERNAL
Qualty of Service
1 Mutu pelayanan puskesmas √
Sub Jumlah 3
C PERTUMBUHAN DAN
PEMBELAJARAN
1 Penyediaan SDM √
2 Pengembangan SDM √
3 Pengembangan Infrastruktur √
Sub Jumlah 9
D KEUANGAN
1 Sales Growth Rate √
2 Cost Recovery Rate √
3 Tingkat kemandirian keuangan √
Sub Jumlah 9
Jumlah 30
20
C. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk melihat situasi
eksternal puskesmas yang dapat memberikan peluang atau ancaman bagi
keberadaan puskesmas. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah
berikut:
Kebutuhan pelanggan terhadap provider kesehatan, yang dapat diindikasikan
dari variabel-variabel berikut:
Derajat Kesehatan
1. Angka Kematian (Mortalitas)
a. Angka Kematian Ibu
Kasus Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit
adalah :
Tahun 2012 : 1 Kasus
Tahun 2013 : 0 Kasus
Tahun 2014 : 0 Kasus
Tahun 2015 : 0 Kasus
21
2. Angka Kesakitan (Morbiditas)
a. Pola 10 Penyakit Terbesar
Dari sumber data SP2TP Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit
ditemukan bahwa penyakit Ispa tetap menempati urutan 1 pola 10 penyakit
terbesar selama 3 tahun terakhir ini. Disusul dengan penyakit- penyakit lain
yang tetap bertahan di peringkat 10 penyakir terbesar. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar penyakit yang ada merupakan penyakit menular
berbasis lingkungan di samping penyakit degeneratif yang banyak menyerang
usia lanjut yang semakin lama semakin meningkat.
b. Penyakit Menular
Penyakit menular yang menjadi sorotan selama periode 2012 s.d 2014
adalah ISPA, Diare dan Disentri.
c. Penyakit Tidak menular
Penyakit tidak menular yang banyak ditemukan di wilayah kerja
puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit adalah ........................., penyakit
...................., dan penyakit ................................
3. Status Gizi Masyarakat
1. Status Gizi Balita
2012 2013 2014 2015
NO KEGIATAN SPM Ca. SPM Ca. SPM Ca. SPM Ca.
% % % %
1 Balita Naik 80 69,9 80 65,4 80 69,8
Berat 3 4 6
Badanya
2 Cakupan <15 1,79 <15 2,24 5 3,96
Balita BGM
3 Balita 90 92,1 90 88,1 85 87,8
Mendapat Vit 4 1 3
A 2x
4 Bumil 90 78,5 90 80,7 95 75
mendapat 3 0
tablet FE
5 Pemberian 100 100 100 100 100 100
22
MPASI bayi
BGM
6 Balita Gizi 100 100 100 100 100 100
Buruk
mendapat
perawatan
7 Kelurahan 100 0 100 0 100 0
mengalami
KLB
ditangani
8 Kelurahan 80 0 80 0 80 0
rawan gizi
9 Bayi ASI 80 44,3 80 61,6 80 56,3
Eklusif 7 7 9
23
berkembanganya asuransi jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin oleh
Pemerintah hal ini dilihat dari jumlah kunjungan pasien miskin yang dilayani
serta pembiayaan pelayanan sejak tahun 2011. Setiap bulannya sejak tahun
2011 sampai dengan 2013 terjadi peningkatan rata-rata layanan pasien miskin
sebesar .....%
2. Peraturan Perundang-undangan
Lahirnya Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara beserta peraturan pelaksanaannya membuka koridor baru
dalam pengelolaan keuangan pada puskesmas yang ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umum. Hal ini merupakan peluang bagi puskesmas khususnya dalam
rangka meningkatkan pelayanan kesehatannya melalui fleksibilitas pengelolaan
keuangan yang diberikan melalui peraturan-peraturan tersebut.
Atas dasar pengukuran data eksternal yang diuraikan di atas,
selanjutnya data pengukuran dijadikan obyek analisis pada masing-masing
perspektif sebagai peluang atau ancaman bagi puskesmas dengan kesimpulan
sebagai berikut:
Peluang Ancaman
1 2 3 -1 -2 -3
A KEBUTUHAN PELANGGAN
TERHADAP PROVIDER
KESEHATAN
1 Angka Kesakitan - - √ - - -
2 Kemampuan Daya Beli - - √ - - -
Masyarakat
3 Jumlah Peserta Jaminan - - √ - - -
24
Kesehatan
4 Jejaring Puskesmas Sebagai - - √ - - -
Sumber Rujukan
Sub Jumlah 12 -
B KEKUATAN PESAING - - - - √
Sub Jumlah - -2
C PERATURAN PERUNDANG- - - - - - √
UNDANGAN
-3
Sub Jumlah
Jumlah 12 -5
25
BAB IV
ARAH BISNIS PUSKESMAS RAWAT JALAN SUNGAI KUNYIT
VISI:
MISI:
C. Strategis
Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia untuk mencapai
kemandirian puskesmas. Pernyataan misi tersebut menunjukkan perhatian yang
seimbang terhadap seluruh aspek puskesmas, yaitu :
a. Perspektif keuangan, yang dicerminkan dengan kemandirian puskesmas.
b. Perspektif pelanggan, yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas yang
terpercaya dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
c. Perspektif proses bisnis internal, yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas
yang unggul dalam pelayanan masyarakat khususnya ibu dan anak..
d. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, yang dicerminkan dengan SDM
yang profesional, sehingga senantiasa berupaya meningkatkan keahlian dan
profesionalitas pegawai.
26
D. Kebijakan dan Sasaran Strategis
Strategi puskesmas sejalan dengan visi Pemerintah pusat mendukung
pencapaian MDGs dan mendukung visi dinas kesehatan Kabupaten Mempawah
yaitu, terwujudnya derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Mempawah yg
optimal thn 2015.
1.1 Perspektif Pelanggan
Berdasarkan data historis 3 tahun kondisi pelanggan Puskesmas Rawat
Jalan Sungai Kunyit menunjukkan kecenderungan customer loyality
............................ setiap tahunnya. Untuk meningkatkan customer acquisition dan
mempertahankan customer loyality dan mempertimbangkan peluang yang ada,
puskesmas menetapkan beberapa sasaran strategis dan target sebagai berikut:
a. Meningkatnya kepuasan pasien, dengan indikator beserta target kinerjanya
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Kunjungan Pasien
- Customer Acquisition 50%
- Customer Loyality 75%
Indeks Kepuasan Pasien 80%
Tingkat Keluhan Yang Ditangani 100%
27
1.2 Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal menjadi tumpuan utama bagi puskesmas agar
pelayanan prima dapat diberikan kepada pelanggan. Sasaran strategis dan target
yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya mutu layanan puskesmas
Indikator Kinerja Target Kinerja
kunjungan ibu hamil K-4 95%
komplikasi kebidanan yang ditangani 80%
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 90%
pelayanan nifas 90%
neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80%
kunjungan bayi 90%
atau kelurahan Universal Child Immunization 100%
(UCI)
Pelayanan anak balita 100%
balita gizi buruk mendapat perawatan 100%
Pemberian makanan pendamping ASI pada anak 100%
usia 6-24 bulan keluarga miskin
balita gizi buruk mendapat perawatan 100%
penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 80%
peserta KB aktif 70%
Cakupan penemuan dan penanganan penderita <15 per 100.000 pend/th
penyakit, meliputi penyakit
Acute Flaccid Paralysis (AFP)
Penderita pneumonia balita 100%
Pasien baru TB BTA positif 85%
Penderita DBD yg ditangani 100%
Pelayanan kesehatan rujukan 100%
desa/ kelurahan mengalami KLB yang dilakukan 100%
28
penyelidikan epidemiologi < 24 jam
Promosi kesehatan dan pemberdayaan 100%
masyarakat: Cakupan desa siaga aktif
29
- Tenaga keperawatan 100%
- Tenaga penunjang medis 100%
- Tenaga non medis 100%
- Manajemen 100%
30
BAB V
STRATEGI BISNIS
A. Program Kerja
1. Perspektif Pelanggan
Program dalam perspektif pelanggan diarahkan untuk meningkatkan
kepuasan kepada pelanggan. Beberapa program dimaksud merupakan program
lokalitas kewenangan UPTD, sebagai berikut:
a. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
b. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin.
31
c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
4. Perspektif Keuangan
Program dalam perspektif keuangan selain diarahkan untuk
mendukung penyediaan pelayanan, juga diarahkan kepada upaya-upaya untuk
mencapai kemandirian puskesmas khususnya dalam hal pembiayaan belanja
operasional terkait pelayanan dan peningkatan akuntabilitas keuangan dan kinerja
kepada Pemerintah dan masyarakat. Program-program dalam perspektif ini
merupakan program lokalitas kewenangan Puskesmas, yaitu Program Manajemen
Pelayanan Kesehatan.
32
BAB VI
PENUTUP
33
Masyarakat telah memandang bahwa pelayanan yang baik adalah
haknya, oleh karena itu palayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah bukan
sekedar dalam rangka pelaksanaan kewajibannya saja seperti yang terjadi di masa
lampau.
Puskesmas di era reformasi ini harus bisa tumbuh dan berkembang.
Untuk dapat tumbuh dan berkembang maka perlu diupayakan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan di Puskesmas yang berkesinambungan sesuai kebutuhan
masyarakat sebagai pelanggan (costumers).
Langkah strategis perlu ditempuh dalam upaya memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pelayanan, dengan cara memberikan fleksibilitas yang
lebih besar kepada unit pelayanan seperti Puskesmas yang merupakan ujung
tombak dalam memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama untuk
melaksanakan manjemen pelayanan dan pengelolaan keuangan secara mandiri
diantaranya dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD).
34