Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 1
SOAL .............................................................................................................................................................. 2
JAWABAN ...................................................................................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 11

1
SOAL
1. Apa yg dimaksud dengan Las? Jelaskan!
2. Jelaskan secara singkat sejarah pengelasan!
3. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi 3 kelas utama dalam pengelasan!
4. Jelaskan yang dimaksud dengan Las Karbit!
5. Jelaskan yang dimaksud dengan Las Listrik!
6. Las Listrik merupakan dasar dari banyak proses las dengan aplikasi khusus. Salah satu
yang paling terkenal adamah las MIG/MAG ( Metal Inert Gas/ Metal Active Gas).
Jelaskan perbedaan antara Las Listrik dan Las MIG/MAG!
7. Jelaskan fungsi Elektroda atau kawat las yang dipergunakan untuk melakukan
pengelasan listrik!
8. Standar yang umum dipakai adalah standar yang ditentukan oleh AWS (American
Welding Society), yang merupakan badan pengelasan resmi di Amerika Serikat.
Sebutkan dan jelaskan standar-standar tersebut!
9. Untuk elektroda yang akan dipergunakan untuk pengelasan baja lunak sendiri terdiri
atas berbagai jenis tergantung dari material yang dipergunakan. Sebutkan beberapa
contoh diantaranya!
10. Jelaskan yang dimaksud dengan kampuh las!
11. Jelaskan fungsi dari mur dan baut keduanya dalam dunia otomotif dan konstruksi!
12. Sebutkan keuntungan menggunakan sambungan baut dan mur dalam bidang otomotif
maupun konstruksi!
13. Jelaskan fungsi ulir yang terdapat pada mur dan baut!
14. Jelaskan menurut anda pengertian dari 3 benda dibawah ini :
a. Mur
b. Baut
c. Sekrup
15. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis dari Mur!
16. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis dari Baut!
17. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis dari Sekrup!
18. Sebutkan ukuran-ukuran mur, baut, dan sekrup!
19. Jelaskan bagaimana teknik cara membaca ukuran dari mur, baut, dan sekrup!
20. Jelaskan fungsi utama dari mur dan baut!

2
JAWABAN
1. Las menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994) adalah penyambungan besi dengan
cara membakar. Dalam referensi-referensi teknis, terdapat beberapa definisi dari Las,
yakni sebagai berikut :

Berdasarkan defenisi dari Deutsche Industrie Normen (DIN) dalam Harsono dkk(1991:1),
mendefinisikan bahwa "Las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan
yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair ".

Sedangkan menurut Maman Suratman (2001:1) mengatakan tentang pengertian


mengelas yaitu "Salah satu cara menyambung dua bagian logam secara permanen
dengan menggunakan tenaga panas".

Sedangkan Sriwidartho, "Las adalah suatu cara untuk menyambung benda padat dengan
cara mencairkannya melalui pemanasan."

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerja las adalah
menyambung dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas.

2. Pengelasan dengan metode yang dikenal sekarang, mulai dikenal pada awal abad ke 20.
Sebagai sumber panas digunakan api yang berasal dari pembakaran gas acetylena yang
kemudian dikenal sebagai las karbit. Waktu itu sudah dikembangkan las listrik namun
masih mulai langka.

Pada Perang Dunia II, proses pengelasan untuk pertama kalinya dilakukan dalam skala
besar. Dengan las listrik, dalam waktu singkat, Amerika Serikat dapat membuat sejumlah
kapal sekelas dengan kapal SS Liberty, yang merupakan kapal pertama yang diluncurkan
dengan di las. Di mana sebelumnya kapal yang dikeluarkan, proses pengerjaan
menggunakan paku keling (‘’rivets’’). Pada masa itu, muncul pula cara pertama untuk
mengetes hasil pengelasan, seperti uji ‘’kerfslag’’ (lekukan yang tertutup lapisan).

3
3. Berdasarkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu :
pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.

a. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai


mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang
terbakar.
b. Pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan
kemudian ditekan hingga menjadi satu.
c. Pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan
denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam
hal ini logam induk tidak turut mencair.

4. Las Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang
menggunakan gas karbit (gas aseteline=C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah
membakar bahan bakar yang telah dibakar gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala
api dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi.

5. Pada las listrik, panas yang diperoleh untuk proses pelelehan diperoleh dari perbedaan
tegangan antara ujung tangkai las dengan benda yang akan di las. Kalau elektroda las
cukup dekat dengan benda yang akan dikerjakan itu, akan terjadi loncatan bunga api
permanen yang berasal dari arus listrik. Selama melakukan las listrik, tetesan elektroda
lempengan logam berdiameter tertentu, berjatuhan menjadi kumpulan cairan logam.

6. Bedanya dengan las listrik biasa ialah, dari ujung tangkai las juga keluar aliran gas. Dapat
beripa gas karbondioksida yang disebut las CO2, tetapi dapat juga argon atau campuran
beberapa gas. Aliran gas itu melindungi cairan yang meleleh dari udara sekitarnya.
Udara mengandung oksigen yang pada suhi sekitar 1800 derajat Celcius dapat membuat
karat.

7. Elektroda atau kawat las ialah suatu benda yang dipergunakan untuk melakukan
pengelasan listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur
nyala.

Banyak orang yang berpikir bahwa kawat las hanya memiliki satu jenis saja. Apapun
barang yang dilas, maka jenis las dan bentuk kawatnya pun hanya itu-itu saja. Padahal
sebenarnya, terdapat banyak sekali jenis kawat las yang biasa dipanggil elektroda di
pasaran. Satu jenis eletroda ini dipakai khusus untuk suatu pekerjaan pengelasan.
Elektroda atau kawat las ini menentukan seberapa besar arus listrik yang pas untuk

4
suatu pengerjaan pengelasan. Elektroda sendiri memiliki berbagai kode spesifikasi yang
dapat kita lihat pada kardus pembungkus kawat las. Kebanyakan pengelas biasanya
menggunakan insting, pengalaman, dan kebiasaan dalam menentukan kawat las dan
besarnya arus listrik, namun, kita dapat mengenal beberapa kode yang tertulis dalam
bungkus elektroda atau kawat las, khususnya yang memiliki tipe SMAW.

Kebanyakan masyarakat awam yang tidak memiliki pengetahuan yang mendalam


mengenai dunia pengelasan berpikir bahwa hanya ada satu kawat las saja. Tidak banyak
yang mengetahui bahwa sebenarnya ada berbagai jenis kawat las yang dipergunakan
untuk melakukan pengelasan untuk jenis material yang berbeda. Perbedaan yang ada di
antara berbagai jenis kawat las listrik atau yang sering juga disebut elektroda ini terletak
pada berbagai hal termasuk juga besaran arus listrik yang akan dipergunakan dalam
proses pengelasan. Material yang berbeda membutuhkan besaran arus listrik yang
berbeda pula untuk memberikan hasil las yang paling pas, sesuai dengan kebutuhan
yang ada.

8. Ada standar tertentu yang dipergunakan oleh para pelaku industri pengelasan untuk
bisa menentukan elektroda yang akan dipakai dan besaran arus listrik yang diperlukan.
Standar yang umum dipakai adalah standar yang ditentukan oleh AWS (American
Welding Society), yang merupakan badan pengelasan resmi di Amerika Serikat. Standar
yang ditetapkan oleh badan ini telah diakui secara luas dan dipergunakan sebagai
standar pengelasan di berbagai negara. Badan ini mengeluarkan standar yang
dinyatakan dengan tanda E XXXX yang berarti:

a. E merujuk pada keterangan kawat las listrik alias elektroda


b. XX (dua angka pertama) merujuk pada kekuatan tarikan dari kawat las yang
dinyatakan dalam satuan kilo pund square inch atau Ksi. Satuan ini juga sering
dinyatakan dalam lb/in²
c. X (angka ketiga) merujuk pada posisi pengelasan yang bisa dilakukan dengan
elektroda tersebut. Angka 1 menunjukkan penggunaan pada semua posisi, angka
2 menunjukkan bahwa kawat las tersebut dapat dipakai pada posisi datar dan
horizontal dan angka 3 menunjukkan bahwa kawat las tersebut hanya dapat
dipakai pada posisi flat saja
d. X (angka keempat) merujuk pada jenis pelapis dan arus yang dipergunakan pada
elektroda tersebut

5
Spesifikasi tersebut berlaku untuk penggunaan pengelasan pada Mild Steel sementara
untuk spesifikasi atau standar untuk proses pengelasan yang lain seperti untuk Low
Alloy Steel dan juga untuk Stainless Steel memiliki berbagai kode tambahan lagi di
belakang kode standar yang telah disebutkan diatas. Para pelaku industri pengelasan
wajib mengetahui dengan persis apa yang tercantum pada kotak kemasan elektroda
yang akan mereka beli sehingga mereka bisa mengetahui kegunaan yang spesifik dari
elektroda tersebut.

9. Beberapa contoh elektroda yang dipergunakan untuk pengelasan baja lunak yang
terdiri atas berbagai jenis tergantung dari material yang dipergunakan terbagi atas :

a. Elektroda untuk proses pengelasan besi tuang yang terbagi lagi atas beberapa
jenis elektroda yaitu elektroda baja, elektroda nikel, elektroda perunggu dan
elektroda dengan hydrogen rendah.
b. Elektroda untuk aluminium.
c. Elektroda untuk pelapis keras yang bertujuan untuk memberikan lapisan yang
keras pada material yang dilas sehingga material tersebut bisa lebih tahan
terhadap berbagai hal. Elektroda jenis ini sendiri terbagi atas 3 macam yaitu
elektroda tahan aus, elektroda tahan pukulan dan elektroda tahan kikisan.

10. Kampuh las merupakan bagian dari logam induk yang akan diisi oleh logam las, kampuh
las awalnya adalah berupa kubungan las yang kemudian diisi dengan logam las.
Sambungan las dengan menggunakan alur kampuh dikategorikan kedalam sambungan
las tumpul. Sambungan las tumpul adalah jenis sambungan paling efisien. Sambungan
ini dibagi menjadi dua yaitu sambungan penetrasi penuh dan sambungan penetrasi
sebagian.

Pada dasarnya dalam memilih bentuk kampuh harus menuju kepada penurunan
masukan panas dan penurunan logam las sampai kepada harga terendah dan tidak
menurunkan mutu sambungan. Untuk kampuh-kampuh las pada saat pembakarannya
dapat mengisi pada seluruh tebalnya pelat.

Sebelum pengelasan dilaksanakan kampuh las harus melalui proses pengerjaan awal.
Karat, minyak, cat harus dihilangkan. Untuk memperoleh pembakaran yang baik, pada
kampuh V dipakai elektroda dengan diameter yang kecil atau disesuaikan dengan besar
sudut kampuh dan tebal pelat yang akan dilas.

6
11. Baut atau mur tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik jika berdiri sendiri-
sendiri. Baut tidak akan bisa menyambungkan sebuah komponen dengan rekat jika tidak
dilengkapi dengan mur, begitupun sebaliknya. Baut dan mur yang digunakan sebagian
besar menggunakan arah memutar sesuai dengan arah jarum jam.

Dalam dunia otomotif, baut dan mur dberfungsi untuk menyambungkan atau
merekatkan beberapa komponen yang ada pada mesin. Baik pada kendaraan roda 4
maupun roda 2, jenis baut yang digunakan kebanyakan sama. Selanjutnya dalam bidang
konstruksi, baut dan mur digunakan dalam pembuatan jembatan atau jenis konstruksi
lainnya.

Baut dan mur dalam konstruksi bangunan biasanya digunakan dalam proses pengaitan
pasak yang digunakan sebagai fondasi. Ketika dipasang, baut atau mur biasanya juga
dilengkapi dengan ring. Ring ini yang nantinya berfungsi untuk mencegah baut dan mur
dol sehingga menyebabkan ambruknya konstruksi bangunan.

12. Tentunya ada banyak keuntungan menggunakan sambungan baut dan mur dalam
bidang konstruksi maupun otomotif. Beberapa keuntungannya adalah sebagai berikut :

a. Menggunakan baut dan mur membuat sambungan lebih mudah disetel dan
dipasang. Hal ini sangat menguntungkan sekali dalam pembuatan konstruksi di
lapangan.
b. Konstruksi sambungan dengan mudahnya dapat dibongkar atau dipasang
kembali sesuai penggunaan dan kebutuhan.
c. Baut dan mur bisa menembus baja yang sangat tebal sekalipun. Oleh karena itu,
sambungan yang menggunakan baut dan mur dapat menyambung konstruksi
dengan tebal baja lebih dari 4d.
d. Sambungan bisa digunakan untuk konstruksi yang bersifat berat dengan beban
bertukar.

7
13. Dengan adanya sistem ulir memungkinkan kita untuk menggabungkan atau
menyambung beberapa komponen menjadi satu unit produk jadi. Berdasarkan hal ini
maka fungsi dari ulir secara umum dapat dikatakan sebagai berikut:

a. Sebagai alat pemersatu, artinya menyatukan beberapa komponen menjadi satu


unit barang jadi. Biasanya yang digunakan adalah ulirulir segi tiga baik ulir yang
menggunakan standar ISO, British Standard maupun American Standard.
b. Sebagai penerus daya, artinya sistem ulir digunakan untuk memindahkan suatu
daya menjadi daya lain misalnya sistem ulir pada dongkrak, sistem ulir pada
poros berulir (transportir) pada mesin-mesin produksi, dan sebagainya. Dengan
adanya sistem ulirini maka beban yang relatif berat dapat ditahan/diangkat
dengan daya yang relatif ringan. Ulir segi empat banyak digunakan disini.
c. Sebagai salah satu alat untuk mencegah terjadinya kebocoran, terutama pada
sistem ulir yang digunakan pada pipa. Kebanyakan yang dipakai untuk
penyambungan pipa ini adalah ulir-ulir Whitworth

14. Adapun pengertian dari ketiga benda tersbeut, adalah :

a. Mur
Mur adalah alat yang bentuknya menyerupai cincin, dimana di dalamnya
terdapat sebuah lubang, untuk memasukkan sekrup atau baut. Ukuran dan
bentuk mur ini sendiri cukup beragam di pasaran.
b. Sekrup
Sekrup adalah sebuah pasak atau juga paku besi, yang memiliki ulir di bagian
batangnya. Ulir yang ada pada sekrup ini penuh, mulai dari bagian kepala hingga
kaki, ujungnya lancip, dan Anda membutuhkan obeng ketika memasangnya ke
dalam dudukan. Sekrup ini, biasanya digunakan pada kayu, besi atau bahan lain
yang menggunakan teknik putar.
c. Baut
Baut adalah sebuah batang berulir, berbeda dengan sekrup, dimana ulir yang ada
pada batang baut ini, tidak penuh. Ulir tersebut hanya ada pada bagian tengah
batang hingga bagian ujung yang datar. Untuk memasang baut pada lubang
dudukan, Anda sebaiknya menggunakan kunci dengan ukuran yang tepat.

8
15. Adapun jenis-jenis mur antara lain :

a. Hex, mempunyai bentuk bagian luar seperti heksagonal.


b. Heavy hex, mempunyai bentuk ukuran luar yang berbentuk heksagonal yang
lebih jelas.
c. Nylon Insert lock, mempunyai tonjolan di bagian atas, yang berfungsi untuk
mengunci logam dengan lebih kuat.
d. Jam, adalah baut yang mempunyai ukuran yang tidak terlalu tinggi.
e. Nylon insert jam lock, adalah bentuk Nylon lock dengan ukuran yang tidak terlalu
tinggi.
f. Wing, baut dengan sayap di kiri dan kanan untuk teknik mengunci dengan
tangan.
g. Cap, baut dengan penutup bulat di bagian kepala.
h. Acorn, baut yang memiliki penutup di bagian kepala yang cukup tinggi.
i. Flange, baut yang dibuat langsung dengan washer.
j. Tee, baut yang didesain secara khusus untuk kayu, guna memperoleh lubang
tertentu.
k. Square, baut yang mempunyai sisi segi empat.
l. Prevealing torque lock, adalah baut yang dibuat secara khusus untuk temperatur
yang panas.
m. K-Lock or kep, baut yang dirancang khusus agar dapat berputar dengan lebih
bebas, dan diaplikasikan dengan washer.
n. Coupling, adalah baut panjang, yang biasanya digunakan untuk menggabungkan
kedua benda tertentu.

16. Berikut ini adalah beberapa jenis baut yang ada di pasaran, antara lain :

a. Baut biasa, baut jenis ini paling banyak Anda temukan di pasaran, wananya
kuning dan memiliki bentuk kepala yang cukup beragam.
b. Baut kayu, bentuknya seperti baut pada umumnya, dmana bentuk kepalanya
mirip dengan jamur.
c. Baut L, baut jenis ini banyak digunakan pada kendaraan dan aksesorisnya, bahan
dasar dari baut ini adalah baja.
d. Baut ranjang, bahan untuk membuat baut ini cukup beragam, terdapat ring
berbentuk tipo di bagian leher baut, yang fungsinya mengganti ring.
e. Baut siku, baut jenis ini terdiri atas beberapa bagian, biasanya dilengkapi dengan
kaitan siku yang membentuk huruf L atau T. Fungsi alat ini untuk
mempertemukan siku di salah satu bagian.

9
17. Berikut ini adalah jenis-jenis sekrup yang ada di pasaran, antara lain :

a. Skrup kayu, berfungsi untuk membentuk ikatan antar kayu jadi lebih kuat.
b. Sekrup kaca, terbuat dari bahan stainless yang fungsinya menggabungkan kedua
buah kaca.
c. Deks sekrup, sekrup ini biasanya digunakan untuk menggabungkan beberapa
bagian meja, ketika diaplikasikan, ukuran sekrup ini cukup bervariasi.
d. Skrup gantung, sekrup ini biasanya digunakan untuk menggantungkan alat-alat
rumah tangga, atau sebagai gantungan.
e. Sekrup gypsum, umumnya terbuat dari besi yang berwarna hitam, berfungsi
untuk memasang lembaran gypsum pada rangka.

18. Untuk ukuran mur, baut dan sekrup pastinya cukup beragam di pasaran. Adapun aneka
ukuran mur, baut dan sekrup di pasaran antara lain M 3,5; M 7; M 14; M 18, M 22; M
27, dan terakhir adalah M 33.

19. Adapun teknik untuk membaca ukuran ketiga benda tersebut tidak terlalu sulit, yaitu :

a. Teknik membaca umum, misalnya ukuran baut L adalah M6 x 50, artinya,


diameter dari badan baut tersebut adalah 6 mm, sedangkan panjang badannya
50 mm, hal ini tidak dihitung dari kepala.
b. Ukir setiap skrup atau baut berbeda beda, misalnya saja ukuran M4, mempunyai
panjang ulir sekitar 0,7, untuk ukuran M5, mempunyai ulir 0,8, dan hal lainnya.
c. Teknik menggunakan kunci untuk mengaplikasikan ketiga benda tersebut juga
berbeda-beda, misalnya saja M4, maka kunci yang sebaiknya digunakan adalah
kunci L 3, demikian pula ketika akan menggunakan ukuran baut M 5 sebaiknya
Anda menggunakan kunci L 4, dan seterusnya.

20. Fungsi utama baut dan mur adalah menggabungkan beberapa komponen sehingga
tergabung menjadi satu bagian yang memiliki sifat tidak permanen. Maka dari itu
komponen yang menggunakan sambungan ini dapat dengan mudah dilepas dan
dipasang kembali tanpa merusak benda yang disambung.

10
DAFTAR PUSTAKA
"Definition of Bolt by Merriam-Webster". Merriam-webster.com

a b c d Machinery's Handbook (edisi ke-Twenty-First). New York: Industrial Press. 1980. hlm.
1131.

Dyke's Automobile and Gasoline Engine Encyclopedia. A.L. Dyke. 1919. hlm. 701.

a b "Correct and Incorrect Grip Lengths". Airman - Aviation Theories and Other Practices.

ASM International (2003). Trends in Welding Research. Materials Park, Ohio:

Cary, Howard B (2005). Modern Welding Technology. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson
Education

Hicks, John (1999). Welded Joint Design. New York: Industrial Press

Kalpakjian, Serope (2001). Manufacturing Engineering and Technology. Prentice Hall.

Lincoln Electric (1994). The Procedure Handbook of Arc Welding. Cleveland

Weman, Klas (2003). Welding processes handbook. New York

11

Anda mungkin juga menyukai