Anda di halaman 1dari 4

Tugas 2

SIG DAN PEMODELAN SPASIAL

Konsep Penentuan Zonasi

Seleksi Masuk Sekolah Menengah Atas

oleh :

MUHAMMAD BUDI

17 / 417775 / PGE / 01323

PROGRAM STUDI PENGINDERAAN JAUH

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

Maret, 2018
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2017 mengenai penerimaan peserta didik baru dari semua tingkat sekolah, pada pasal
11 telah disebutkan bahwa sistem seleksi untuk masuk sekolah salah satunya yaitu dengan
menerapkan ketentuan zonasi. Hal ini mempertimbangkan terhadap jarak tempat tinggal para
siswa ke sekolah sesuai dengan ketentuan zonasi yang akan diterapkan. Hal ini bertujuan untuk
meratakan kualitas tiap sekolah dan tetap mempertimbangkan daya tampung yang seimbang.

Dalam merumuskan hal seperti zonasi ini, diperlukan sebuah konsep analisis spasial
untuk menghasilkan suatu model zonasi dengan menggunakan beberapa metode pada sistem
informasi geografis. Dalam melakukan pengukuran ini, parameter yang paling berperan yaitu
jarak. Pada kasus ini, jarak yang dimaksud yaitu jarak dari sekolah SMA terhadap rumah atau
pemukiman penduduk. Konsep yang diterapkan dalam kasus ini yaitu pendekatan dan
pengukuran jarak.

Tahap awal dalam merumuskan masalah ini yaitu pembagian kecamatan di satu
kabupaten atau kota. Lalu dibagi lagi menjadi per kelurahan di tiap-tiap kecamatan. Hal ini
dilakukan guna melakukan pendekatan perhitungan jarak lokasi di satu sekolah dalam satu
kecamatan karena dapat diprioritaskan untuk menetapkan bahwa seorang siswa harus bersekolah
di kecamatannya sendiri. Tiap kecamatan dapat dipastikan memiliki satu buah sekolah, sehingga
kesimpulannya bahwa seluruh isi dari kecamatan itu hampir dipastikan harus masuk ke sekolah
yang terdapat di kecamatan tersebut. Itu hal pertama yang dapat dipertimbangakn dalam
penentuan zonasi sekolah.

Kemudian untuk kasus seperti terdapatnya beberapa sekolah dalam satu kecamatan, maka
sistem pembagian blok pemukiman diberlakukan. Pembagian blok-blok pemukiman dapat
dilakukan menurut unit kelurahan, bagian setelah kecamatan. Tiap-tiap pemukiman di dalam satu
kelurahan dibagi kedalam beberapa blok, dapat berdasarkan tata letak, lokasi, kategori
pemukiman, dan lain sebagainya. Hal ini hanya dilakukan sebagai pembagian sementara, tidak
ada ketentuan baku untuk menentukan ini. Sebuah sekolah dianggap sebagai sebuah titik,
kemudian kelurahan dianggap sebagau sebuah garis atau area (polygon). Dari hal ini dapat
diterapkan metode “Near” yangmana metode Near yaitu metode untuk menemukan feature
terdekat dalam satu jenis feature yang sama ataupun yang lain. Dalam kasus ini, feature pertama
yaitu sekolah yang diwakilkan dengan titik lalu dari sebuah titik ini akan mencari feature yang
terdekat. Misalnya dalam satu kelurahan terdapat satu sekolah maka dipastikan bahwa seluruh
pemukiman yang ada disitu harus bersekolah di sekolah tersebut, jika terdapat dua atau lebih
sekolah, maka dilakukan metode Near terhadap blok-blok pemukiman, kemudian jika tidak
terdapat sekolah dalam satu kelurahan, maka kelurahan tersebut dapat memilih sekolah di luar
kelurahan yang terdekat dengan menerapkan metode Near tersebut.

Point to Line Point to Mixed Feature

Metode “Near”

Kemudian, konsep dalam menjalankan metode pendekatan perhitungan jarak yang lain
untuk kasus seperti penentuan zonasi sekolah ini yang memiliki banyak feature dapat dilakukan
metode Point Distance. Pada PPDB Pasal 15 ayat 1 disebutkan bahwa sekolah yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah wajib menerima calon peserta didik yang berdomisili
pada radius zona terdekat dari sekolah paling sedikit sebesar 90% dari total jumlah keseluruhan
peserta didik yang diterima. Radius zona terdekat yang dimaksud yaitu disesuaikan berdasarkan
ketentuan rombongan belajar masing-masing sekolah dengan ketersediaan anak usia sekolah di
daerah tersebut.

Kita dapat menentukan sebuah sekolah terhadap masing-masing lokasi pemukiman


berdasarkan kecamatan dan kelurahan, atau menentukan suatu pemukiman terhadap beberapa
sekolah yang berjarak terdekat. Dengan menggunakan metode Point Distance, dapat mengetahui
jarak ke tiap-tiap feature dan menyimpannya langsung dalam sebuah tabel dan dari tabel ini kita
dapat melihat jarak-jarak mana saja yang terdekat terhadap suatu objek. Kemudian jika sudah
didapat angka (jarak) tersebut, kita dapat mempertimbangkan hasil tersebut terhadap kondisi dari
objek tersebut. Jika satu sekolah sudah dipenuhi dengan jumlah siswa yang ada di daerah
tersebut, seperti yang ada di pasal 15 mengenai daya tampung satu sekolah sebesar 90% untuk
daerah sekitar, maka dapat diurutkan opsi-opsi sekolah lain untuk menetapkan lokasi para siswa
untuk masuk ke sekolah mana.

Contoh kasus pada gambar di bawah ini, untuk mengetahui kelurahan mana saja yang
memiliki jarak terdekat menuju sekolah SMA Negeri 5. Pendekatan yang dilakukan yaitu tiap
kelurahan ditentukan titik tengahnya sehingga Point Distance yang dilakukan yaitu antar point,
SMA 5 dan pusat kelurahan.

Setelah dilakukan metode Point Distance, akan didapatkan nilai jarak tiap kelurahan
menuju SMA 5 (pada tabel di bawah) dan kita dapat menentukan zonasi SMA dalam lingkungan
kota dan dapat memutuskan wilayah mana saja yang memilki lokasi sekolah yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai