Anda di halaman 1dari 1

KLARIFIKASI TENTANG RUJUKAN BERJENJANG

BPJS Kesehatan menerima sejumlah pertanyaan sehubungan dengan beredarnya informasi di jejaring dan
media sosial bahwa mulai tanggal 6 Juni 2018 sistem rujukan BPJS Kesehatan berubah, pasien tidak dapat
memilih rumah sakit yang dituju karena telah ditentukan oleh aplikasi BPJS Kesehatan.

Sehubungan dengan hal di atas, pada dasarnya sistem rujukan BPJS Kesehatan tidak berubah.

Sistem rujukan tetap mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014, pelayanan
kesehatan dilaksanakan secara berjenjang kecuali pada keadaan gawat darurat, kekhususan
permasalahan kesehatan pasien, pertimbangan geografis, dan pertimbangan ketersediaan fasilitas.

Selama ini proses merujuk pasien dari fasilitas kesehatan tingkat satu ke rumah sakit dilakukan secara
manual. Menyesuaikan perkembangan dan kemajuan teknologi digital, sistem rujukan secara manual ini
akan diotomasi dengan menggunakan aplikasi yang berbasis IT. Saat ini proses rujukan berjalan normal
seperti biasa.

Kenapa proses rujukan berjenjang harus pakai aplikasi IT?

Perlu dipahami bahwa keberadaan aplikasi IT yang dikembangkan BPJS Kesehatan yang dikenal sebagai
aplikasi P-Care bukan aplikasi baru, dan tidak mengubah kebijakan yang ada saat ini. Ke depannya, aplikasi
ini bertujuan untuk mempermudah proses rujukan. Peserta yang dirujuk tidak harus membawa berkas
rujukan (tidak khawatir tercecer/hilang), sementara untuk fasilitas kesehatan akan lebih efisien karena
sifatnya paperless, dan pada akhirnya memastikan peserta mendapatkan pelayanan di rumah sakit sesuai
dengan kebutuhan medis.

Prinsipnya, konsep rujukan berjenjang melalui aplikasi tersebut sama halnya seperti rujukan berjenjang
yang berlaku saat ini, jadi tidak benar informasi yang menyatakan bahwa sistem rujukan BPJS Kesehatan
sekarang ini akan menyulitkan pasien. Tentu saja, aplikasi rujukan berjenjang yang ada (P-Care) akan
selalu dilakukan penyempurnaan sesuai dengan kebutuhan.

Benarkah BPJS Kesehatan hanyalah juru bayar yang tidak boleh memanfaatkan aplikasi IT dalam sistem
rujukan dan mengembangkan kebijakan lainnya dalam melayani pesertanya?

Merujuk pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN Pasal 24 ayat (3), BPJS Kesehatan
diperintahkan mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan, dan sistem
pembayaran pelayanan kesehatan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas jaminan kesehatan.
Pemanfaatan aplikasi IT dalam sistem rujukan berjenjang, merupakan bagian dari upaya mengembangkan
sistem pelayanan kesehatan.

Artinya, opini tentang BPJS Kesehatan adalah sebagai juru bayar tidak tepat.

Secara lebih khusus tugas BPJS Kesehatan dapat dilihat pada Undang Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2011 Pasal 10.

Informasi lebih lanjut hubungi:


Humas BPJS Kesehatan Kantor Pusat
humas@bpjs-kesehatan.go.id

Anda mungkin juga menyukai