Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai salah satu target dalam
Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menurunnya jumlah penduduk yang belum mempunyai akses air
minum dan sanitasi dasar sebesar 50 % pada tahun 2015. Berdasarkan UU No.32/2004 tentang Pemerintah
Daerah dan UU No.33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemeritah Daerah,
maka Pemerintah Daerah bertanggung jawab penuh untuk memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat
di daerahnya masing-masing, termasuk pelayanan air minum dan sanitasi. Namun demikian, bagi daerah-
daerah dengan wilayah pedesaan relatif luas, berpenduduk miskin relatif tinggi dan mempunyai kapasitas
fiskal rendah, pada umumnya kemampuan mereka sangat terbatas, sehingga memerlukan dukungan finansial
untuk membiayai investasi yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kemampuan pelayanannya kepada
masyarakat, baik untuk investasi fisik dalam bentuk sarana dan prasarana, maupun investasi non-fisik yang
terdiri dari manajemen, teknis dan pengembangan sumber daya manusia.
Mengingat pentingnya peningkatan kondisi sanitasi dan dalam rangka mendukung program Pemerintah
serta dalam rangka pelaksanaan misi keenam dalam RPJMD Kabupaten Lampung Timur, maka Pemerintah
Kabupaten Lampung Timur memiliki komitmen untuk ikut serta dalam program PPSP, komitmen tersebut
dimulai dengan memenuhi persyaratan antara lain :
1) Surat penyampaian minat Nomor : 050/555/19/SK/2012 tanggal 27 Februari 2012 tentang Surat
Pernyataan Peminatan, yang ditandatangani oleh Bupati dan Ketua DPRD Lampung Timur.
2)Surat Pernyataan Komitmen Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Timur tanggal 15 Agustus 2012 .
3) Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) melalui Keputusan Bupati Lampung Timur Nomor :
B.545/19/SK/2012 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Lampung Timur.
Komimen Pemerintah Kabupaten Lampung Timur tersebut telah ditindaklanjuti oleh Pemerintah Pusat
dengan ditetapkannya Kabupaten Lampung Timur sebagai peserta Program PPSP Tahun 2013 melalui
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 648-607/Kep/Bangda/2012 tentang Penetapan Kabupaten atau
Kota Sebagai Peserta Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2013.
Di dalam program PPSP, proses perencanaan strategi menghasilkan 3 (tiga) dokumen berikut: Buku
Putih Sanitasi, SSK, dan Memorendum Program Sanitasi (MPS). Ketiga dokumen tersebut perlu disiapkan
Kabupaten/Kota sebelum implementasi fisik dapat dilakukan. Buku putih sanitasi dan SSK merupakan
dokumen yang dihasilkan dari tahap pelaksanaan tahap 3 didalam PPSP, yaitu Perencanaan Strategi Sanitasi.
Sedangkan MPS merupakan hasil dari pelaksanaan Tahap 4 , yaitu Memorandum Program .Proses tersebut
harus dapat menghasilkan dokumen perencanaan strategi yang mencerminkan 4 (empat) karakteristik
dokumen perencanaan didalam PPSP, yaitu:
1. Dari, oleh dan untuk Kabupaten Lampung Timur.
2. Berdasarkan data empiris,
3. Menggunakan pendekatan top down meets bottom up,
4. Komprehensif dan berskala Kabupaten Lampung Timur.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013 berisi hasil pengkajian dan pemetaan
sanitasi. Buku Putih merupakan informasi awal yang diperlukan sebagai langkah menyusun Strategi Sanitasi
Kabupaten Jangka Menengah.

1.2. Landasan Gerak


1.2.1 Landasan gerak diambil berdasarkan Defenisi sanitasi adalah sebagai berikut :
 Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap semua faktor lingkungan fisik manusia yang
mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi sehingga merugikan pertumbuhan fisik, kesehatan dan
kelangsungn hidupnya (WHO).
 Sedangkan Defenisi sanitasi menurut panduan TTPS Sanitasi juga diartikan sebagai usaha untuk
memastikan pembuangan kotoran manusia, cairan limbah, dan sampah secara higienis yang akan
berkontribusi pada kebersihan dan lingkungan hidup yang sehat baik di rumah maupun lingkungan
sekitarnya.

Ruang lingkup penanganan Sanitasi dalam program PPSP adalah sebagai berikut:
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domistic waster water) yaitu air limbah yang berasal
dari pemukiman penduduk yang terbagi atas :
a. Blacwater adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir.
b. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar
mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci.
2. Air buangan industri (industrial wastes water) yang berasal dari berbagai jenis industri akibat dari
sebuat proses industri. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi antara lain : nitrogen,
logam berat, zat pelarut dan sebagainya.
3. Air buangan (municipal waster water) yaitu buangan yang berasal dari kawasan perkantoran,
perdagangan, hotel dan restoran serta tempat-tempat ibadah dan sebagainya. Pada umumnya
zat-zat yang terkandung dalam jenis limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga. Karakteristik air
limbah yang perlu dikenali, karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga
tidak mencemari lingkungan.
4. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penganganan sampah yang dihasilkan oleh
masyarakat, baik yang berasal dari kawasan permukiman, perkantoran, perdagangan, hotel/restoran
dan tempat-tempat lain sebagainya yang ditampung melalui Tempat Penampungan
Sampah Sementara dan diangkut ke Tempat Pengolahan Sampah Akhir.
5. Penyediaan air minum dengan kualitas dan kuantitas serta kontinuitas dalam upaya pemerintah
Kabupaten untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun non
PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur dalam.

Landasan gerak dan Ruang lingkup penanganan sanitasi di atas dapat di selaraskan dengan Visi dan
Misi Kabupaten Lampung Timur yaitu Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor
10 Tahun 2010 tentang Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2005-2025.
1.2.2. Kesepakatan wilayah Kajian dari BPS dan SSK
Kesepakatan wilayah kajian dari BPS dan SSK Kabupaten Lampung Timur yang telah menjadi
kesepakatan Pokja Sanitasi Kabupaten Lampung Timur mencakup seluruh wilayah Kabupaten Lampung
Timur, terdiri dari 264 desa di 24 Kecamatan . Seperti tertera pada table 1.1 dibawah ini

Tabel 1.1 Nama, jumlah desa dan luas wilayah per-Kecamatan


Luas Wilayah
Nama Kecamatan Jumlah Desa Km2 (%) thd total
1. Sukadana 20 75.675,50 14,21
2. Labuhan Maringgai 17 14.887,95 2,80
3. Jabung 17 14.834,39 2,79
4. Batang Hari 13 25.072,94 4,71
5. Sekampung 15 33.912,45 6,37
6. Pekalongan 15 26.784,54 6,37
7. Way Jepara 8 19.393,83 3,64
8. Purbolinggo 11 21.107,32 3,96
9. Raman Utara 8 17.732,34 3,33
10. Metro Kibang 11 19.498,73 3,66
11. Marga Tiga 7 7.956,11 1,42
12. Sekampung Udik 7 18.570,67 3,49
13. Batang Hari Nuban 6 13.929,74 2,62
14. Bumi Agung 5 7.852,25 1,47
15. Bandar Sribawono 15 22.926,92 4,31
16. Mataram Baru 7 24.760,68 4,65
17. Melinting 11 48.551,22 9,12
18. Gunung Pelindung 7 7.677,83 1,44
19. Pasir Sakti 8 7.317,47 1,37
20. Waway Karya 13 18.068,84 3,40
21. Labuhan Ratu 12 10.012,81 1,88
22. Braja Slebah 11 16.136,91 3,03
23. Way Bungur 12 22.203,37 4,17
24. Marga Sekampung 8 37.638,19 7,07
Sumber : Lampung Timur dalam angka 2012
1.2.3. Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Lampung Timur 2005-2025
Visi Pembangunan Kabupaten Lampung Timur 2005 -2025
“LAMPUNG TIMUR SEJAHTERA, BERDAYA SAING, RELEGIUS, DAN BERKELANJUTAN ”
Penjabarannya sebagai berikut:
1. SEJAHTERA :
Masyarakat sejahtera adalah masyarakat yang makmur dilihat dari perekonomian, sains dan teknologi,
pendidikan, kesehatan dan civilization (politik dan hukum) yang maju, adil dan merata.
Masyarakat sejahtera ditandai : jumlah penduduk terkendali, derajat kesehatan dan angka harapan
hidup tinggi, serta memiliki kualitas pelayanan sosial yang baik.
2. BERDAYA SAING
Daya saing artinya “kemampuan, dan atau kekuatan”, adalah satu kemampuan berdasarkan potensi
yang ada untuk bersaing, memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Oleh karena itu daya saing
sangat ditentukan oleh ketersediaan infrastruktur dan sarana prasarana pendukung berkualitas tinggi,
pemanfaatan teknologi, informasi, komunikasi, kualitas SDM, serta jajaran birokrasi yang visioner.
3. RELEGIUS
Relegius menggambarkan hubungan erat dan mendalam antara manusia dan Tuhan dalam segala
kiprah dan karyanya dalam kehidupan. Jadi seyogyanya masyarakat Lampung Timur selalu
mengkaitkan segala perbuatan, kiprah, karya dan hasil baktinya dalam konteks hubungan khalik dan
makhluk dengan iklas, tulus dan syukur.
4. BERKELANJUTAN
Berkelanjutan dengan prinsip “pemenuhan kebutuhan sekarang tanpa mengorban- kan pemenuhan
kebutuhan generasi pada masa depan”.

Misi Pembangunan Kabupaten Lampung Timur 2005-2025 sebagai berikut:


1. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lampung Timur
Dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan social antar masyarakat yang diarahkan pada
peningkatan pendapatan per kapita masyarakat dan distribusi pendapatan yang merata serta
kesempatan kerja sehingga mengurangi penduduk miskin. Caranya dengan memberikan akses yang
adil kepada masyarakat terhadap berbagao pelayanan social sarana dan prasarana, tanpa
diskriminasi.
Sasaran pembangunan :
a. Pengembangan Wilayah berdasarkan Perda Tata Ruang
b. Peningkatan kuantitas sarana dan pelayanan kesehatan
c. Peningkatan kuantitas sarana dan pelayanan pendidikan
d. Pengembangan UMKM
e. Inventarisasi dan penggalian sumber PAD non konvensional
f. Peningkatan kuantitas sarana dan pelayanan pariwisata
g. Jaminan sosial kemiskinan
h. Perlindungan wanita dan anak
i. Pemuda dan olahraga
j. Kualitas dana kuantitas pemukiman
k. Akselerasi program revitalisasi pertanian
l. Kuantitas program pendanaan agribisnis
m. Infrastruktur pertanian
n. Pengembangan terminal agribisnis.
o. Sentra perdagangan dan jasa baru
p. Kuantitas perkreditan rakyat
q. Akselerasi pengembangan industri hasil pertanian.
2. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good govermance) secara mantap dan harmonis
berlandaskan tata peraturan pemerintahan yang berlaku.
Pelaksanaan pembangunan dilandasi transparansi pemerintahan yang didukung oleh akuntabiitas
dan profesionalisme personil serta efisiensi dan efektivitas kelembagaan dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Lampung Timur secara otonom.
Sasaran pembangunan :
a. Menjaga partisipasi politik masyarakat
b. Meningkatkan kualitas pilkada melalui teknologi informasi
c. Mendorong pertumbuhan LSM Mandiri
d. Meningkatkan kualitas aparatur pemerintah daerah
e. Mengembangkan mekanisme pengawasan & renumerasi yang terukur dan terbuka.
f. Meningkatkan kualitas good and clean government, serta fit and proper test sebagai proses
penentapan dan pengangkatan jabatan publik.
g. Meningkatkan kualitas administrasi pemerintahan.
3. Mewujudkan kualitas infrastruktur wilayah yang mendukung pembangunan daerah dan
nasional.
Bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan sarana dan sarana seperti
transportasi, pengairan, energy listrik, dan telekomunikasi.
Sasaran pembangunan :
a. Peningkatan kualitas sarana dan inftastruktur perhubungan darat, sungai, & laut.
b. Peningkatan kuantitas saran dan infrastruktur social kemasyarakatan
c. Perencanaan dan pengembangan perumahan rakyat yang terjangkau.
d. Pengembangan sarana pelabuhan sungai dan laut
e. Kuantitas fasilitas komunikasi.
f. Kelistrikan untuk rumah tangga dan industry.
g. Perluasan layanan sarana air bersih.
4. Membangun pendidikan, penguasaan IPTEKS, dan kesehatan.
Misi ini adalah upaya memperkuat daya saing SDM dengan melaksanakan pendidikan berkualitas
disemua jalur, jenis dan jenjang. Ini harus didukung oleh peningkatan layanan kesehatan dan
keolahragaan.
Sasaran pembangunan :
a. Penentuan kawasan pembangunan sarana pendidikan
b. Peningkatan kuantitas sarana pendidikan : rehabilitasi dan direkontruksi.
c. Peningkatan kualitas tenaga pengajar dengan pelatihan dan studi banding.
d. Peningkatan kualitas KB,kesehatan reproduksi dan derajat kesehatan masyarakat.
5. Mewujudkan ketentraman dan Ketertiban Masyarakat serta mendukung penegakan
supremasi hukum.
Misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur dalam
mewujudkan keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat melalui penegakan hukum yang
adil, bersih dan berwibawa.
Sasaran pembangunan :
a. Pengembangan perda bidang pertanahan yang adil dan kepastian hukum.
b. Mencegah dan penangkalan penyebaran narkotika
c. Masyarakat yang taat hukum
d. Melaksanakan regulasi untuk bidang investasi.
6. Membangun masyarakat relegius, berbudi luhur, dan berbudaya, serta melestarikan dan
mengembangkan
budaya daerah.
Misi ini dimaksudkan memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME melalui penmdidikan
disemua lapisan masyarakat, dengan menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.
Sasaran pembangunan :
a. Peningkatan kuantitas sarana peribadatan
b. Pembinaan kehidupan keagamaan.
c. Pembinaan karakter dan jati diri masyarakat.
d. Pelestarian dan eksplorasi ragam budaya dan seni daerah berbagai etnis
e. Pembinaan kehidupan social budaya masyarakat yang multi etnis.
7. Mengoptimalkan sumberdaya alam daerah berbasiskan pada keberlanjutan
dan kelestarian lingkungan hidup.
Misi ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan pengelolaan SDA (lahan, air, hutan dan mineral) secara
kelanjutan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup Keberhasilan ini akan sangat
bergantung dari komitmen politik yang dituangkan dalam bentuk peraturan yang mengikat dengan
mengikut sertakan peran masyarakat.
Sasaran pembangunan :
a. Pengelolaan dan penggunaan lahan yang sesuai peruntukan dan rencana tata ruang
b. Perlindungan dan pelestarian berbagai kawasan hutan lindung dan cagar budaya.
c. Mempertahankan luas lahan dan optimalisasi produksi hutan hasil non kayu.
d. Perlindungan dan pelestarian sumber air dan sungai.
e. Optimalisasi pengelolaan dan pengembangan perekonomian kawasan pesisir.
f. Optimalisasi informasi endapan geologi.
Tujuan peñataan ruangan
Penata ruang wilayah kabupaten bertujuan mewujudkan pengembangan wilayah
berbasis agrobisnis yang berdaya saing secara berkelanjutan dan merata.

1.3. Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud Penyusunan Buku Putih Sanitasi


Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual mengenai
kondisi dan profil sanitasi Kabupaten Lampung Timur pada saat ini. Pemetaan kondisi dan profil sanitasi
(sanitation mapping) dilakukan untuk menetapkan zona sanitasi prioritas yang penetapannya berdasarkan
urutan potensi resiko kesehatan lingkungan (priority setting). Dalam Buku Putih ini, priority setting dilakukan
dengan menggunakan data sekunder yang tersedia, hasil studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan
(Environmental Health Risk Assessment) atau EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Kabupaten Lampung Timur yang menangani secara langsung pembangunan dan pengelolaan sektor sanitasi
di Kabupaten Lampung Timur.

1.3.2 Tujuan Penyusunan Buku Putih Sanitasi


Tujuan dari penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi ini adalah :
1. Melakukan analisis dari kondisi dan potensi yang ada di Kabupaten Lampung Timur serta
melakukan identifikasi strategi dan langkah pelaksanaan kebijakan dalam sektor sanitasi .
2. Menghasilkan kebijakan daerah terkait sanitasi yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan
Pemerintah Daerah berdasarkan kesepakatan seluruh lintas pelaku (stakeholder) Pokja PPSP
Kabupaten Lampung Timur.
3. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan pengorganisasian pelaksanaan
pembangunan sanitasi secara efektif, efisien, sistematis, terpadu dan berkelanjutan.

1.4 Metodologi
Penyusunan buku putih sanitasi ini dilaksanakan secara partisipatif yang melibatkan para
pemangku kepentingan, transaparan dan akuntabel.

1.4.1 Metodologi dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi adalah sebagai berikut :
a. Fasilitasi, bukan menggantikan. Tugas POKJA untuk menyusun BPS, SSK dan MPS akan
didampingi oleh Tenaga Ahli dalam berbagai aspek keahlian dan pengalaman seperti teknik sipil,
lingkungan, tata ruang, komunikasi, statistik, kelembagaan, keuangan, dan kesehatan masyarakat.
Dengan demikian kesenjangan pengalaman dan keahlian dari POKJA untuk melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya menyusun BPS, SSK, dan SAMIK dapat dijembatani.
b. Pemberdayaan POKJA melalui pertemuan untuk saling menukar pengalaman dan memperoleh
solusi terhadap kendala yang dialami dari setiap POKJA, maupun pertemuan tematik tertentu.
c. Pelatihan dan atau pembekalan dalam berbagai bentuk sesuai dengan peluang yang diciptakan
agar proses berlatih diri – melatih dapat tercapai tanpa mengganggu kegiatan tugas pekerjaan
POKJA atau CF.
Pendekatan yang dipakai dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Lampung Timur
bertumpu pada:
- Pendekatan partisipatif (participatory approach) dengan melibatkan semua pemangku kepentingan
di kabupaten
- Pendekatan berbasis kebutuhan (demand responsive approach)
- Pendekatan berbasis fakta (evidence based approach)

1.4.2. Jenis data yang digunakan


Jenis data yang digunakan terdiri dari:
a. Data – data sekunder yang berkaitan dengan sanitasi seperti RPJPD,RPJMD,RTRW,RKPD, Data
penduduk, Daerah Aliran Sungai dan data Keuangan,
b. Data- data primer dari hasil study Ehra, PMJK,SSA dan Komunikasi.

1.4.3 Proses Penulisan


Proses penulisan, diawali dengan proses pengumpulan data. Pengumpulan data merupakan bagian
yang terpenting dalam suatu penelitian, bahkan merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti. Untuk
mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa metode
dalam proses pengumpulan data, yaitu metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi
serta kesepakatan pokja dalam mengambil keputusan tentang penetapan data sekunder dan data primer
yang dikumpulkan dan melalui beberapa tahapan seperti pengumpulan dokumen awal, analisis dan
kesimpulan.
Data tersebut diolah dan dianalisis berdasarkan kesepakatan Pokja Sanitasi Kabupaten dan CF,
dilanjutkan dengan:
1. Penulisan bab perbab, Setiap bab selesai akan dikoordinasikan bersama Pokja dan CF.untuk
dikoreksi bersama lalu diupload ke Nawasis PPSP..
2. BPS yang sudah selesai diadakan penjaminan kualitas bersama baik dari pokja sanitasi kabupaten
maupun pokja provinsi, bila ada kekurangan dan kesalahan perlu direvisi.
3. BPS yang sudah selesai dikonsultasikan ke DPRD.
4. Melaksanakan Konsultasi Publik, tujuannya untuk menginformasikan kondisi sanitasi Kabupaten sat
ini dan bila ada masukan dan perlu perubahan, maka isi buku putih Sanitasi ( BPS) harus direvisi.
5. Pengesahan oleh Bupati setelah direvisi.

1.4.4. Proses Penyepakatan


Proses penyepakatan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Lampung Timur terdiri:
1. Proses Penjaminan Kualitas BPS yang dilaksanakan Pokja Sanitasi Provinsi Lampung.
2. Proses konsultasi ke DPRD Lampung Timur
3. Proses Konsultasi Publik
4. Proses Pengesahan oleh Bupati Lampung Timur.
1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain
Penyusunan Program Strategi Pembangunan Sanitasi di Kabupaten Lampung Timur didasarkan
pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi :
A. Undang-undang:
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025.
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
B. Peraturan Pemerintah :
1. Surat Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Penetapan Kabupaten Kota sebagai
pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitas Permukiman Tahun 2013 Nomor
660/4500/Bangda tanggal 28 September 2011
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian
Pencemaran Air.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2001 Tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Pengembangan Sistim Penyediaan Air
Minum.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
10. Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimum.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang dan Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014.
C. Keputusan Presiden :
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan.
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air.
D. Peraturan Menteri Republik Indonesia :
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/1992 tentang Persyaratan dan
Pengawasan Kualitas Air.
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 294/PRT/M/2005 tentang Badan Pendukung
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 69/PRT/1995 tentang Pedoman Teknis Mengenai
Dampak Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum.
4. Permen PU No14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang
E. Keputusan Menteri :
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang
Program Kali Bersih.
2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 269/1996 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
UKL dan UPL Departemen Pekerjaan Umum.
3. Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No 337/1996 tentang Petunjuk Tata Laksana UKL
dan UPL Departemen Pekerjaan Umum.
4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 296/1996 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
UKL –UPL Proyek Bidang Pekerjaan Umum.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/Menkes/1999 tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan.
6. Kepmen Kimpraswil 534/2000 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Permukiman.
7. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis
Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL.
8. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku
Mutu air Limbah Domestik.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang
Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
10.Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/KPTS/M/2005 tentang Pedoman
Pemberdayaan Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha Jasa Konstruksi Kualifikasi Kecil.
11. Kepmen PU Nomor 21 tahun 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan
persampahan.
12.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
13.Surat Edaran Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah tentang Penetapan Kabupaten/Kota
sebagai Pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2013.
F. Peraturan Daerah Provinsi:
1. Perda No. 6 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Provinsi Lampung Tahun 2005 – 2025.
2. Perda No. 5 Tahun 2001 Tentang Penataan Ruang Provinsi lampung.
3. Perda No. 1 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Lampung
G. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur:
1. Keputusan Bupati Lampung Timur No. 73 tentang pembentukan Kelompok Kerja (Pokja)
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Lampung Timur
Tahun Anggaran 2013
2. Peraturan Daerah No. 04Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Lampung Timur Tahun 2011-2031
3. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 07.a Tahun 2012 tentang Rencana Kerja
Pemerintaaerah (RKPD) Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013
4. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 39 Tahun 2011 tentang Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lampung Timur Tahun 20011-2015.
5. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lampung Timur Tahun 2005-2025.

Anda mungkin juga menyukai