BAB I Pendahuluan
BAB I Pendahuluan
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai salah satu target dalam
Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menurunnya jumlah penduduk yang belum mempunyai akses air
minum dan sanitasi dasar sebesar 50 % pada tahun 2015. Berdasarkan UU No.32/2004 tentang Pemerintah
Daerah dan UU No.33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemeritah Daerah,
maka Pemerintah Daerah bertanggung jawab penuh untuk memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat
di daerahnya masing-masing, termasuk pelayanan air minum dan sanitasi. Namun demikian, bagi daerah-
daerah dengan wilayah pedesaan relatif luas, berpenduduk miskin relatif tinggi dan mempunyai kapasitas
fiskal rendah, pada umumnya kemampuan mereka sangat terbatas, sehingga memerlukan dukungan finansial
untuk membiayai investasi yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kemampuan pelayanannya kepada
masyarakat, baik untuk investasi fisik dalam bentuk sarana dan prasarana, maupun investasi non-fisik yang
terdiri dari manajemen, teknis dan pengembangan sumber daya manusia.
Mengingat pentingnya peningkatan kondisi sanitasi dan dalam rangka mendukung program Pemerintah
serta dalam rangka pelaksanaan misi keenam dalam RPJMD Kabupaten Lampung Timur, maka Pemerintah
Kabupaten Lampung Timur memiliki komitmen untuk ikut serta dalam program PPSP, komitmen tersebut
dimulai dengan memenuhi persyaratan antara lain :
1) Surat penyampaian minat Nomor : 050/555/19/SK/2012 tanggal 27 Februari 2012 tentang Surat
Pernyataan Peminatan, yang ditandatangani oleh Bupati dan Ketua DPRD Lampung Timur.
2)Surat Pernyataan Komitmen Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Timur tanggal 15 Agustus 2012 .
3) Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) melalui Keputusan Bupati Lampung Timur Nomor :
B.545/19/SK/2012 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Lampung Timur.
Komimen Pemerintah Kabupaten Lampung Timur tersebut telah ditindaklanjuti oleh Pemerintah Pusat
dengan ditetapkannya Kabupaten Lampung Timur sebagai peserta Program PPSP Tahun 2013 melalui
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 648-607/Kep/Bangda/2012 tentang Penetapan Kabupaten atau
Kota Sebagai Peserta Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2013.
Di dalam program PPSP, proses perencanaan strategi menghasilkan 3 (tiga) dokumen berikut: Buku
Putih Sanitasi, SSK, dan Memorendum Program Sanitasi (MPS). Ketiga dokumen tersebut perlu disiapkan
Kabupaten/Kota sebelum implementasi fisik dapat dilakukan. Buku putih sanitasi dan SSK merupakan
dokumen yang dihasilkan dari tahap pelaksanaan tahap 3 didalam PPSP, yaitu Perencanaan Strategi Sanitasi.
Sedangkan MPS merupakan hasil dari pelaksanaan Tahap 4 , yaitu Memorandum Program .Proses tersebut
harus dapat menghasilkan dokumen perencanaan strategi yang mencerminkan 4 (empat) karakteristik
dokumen perencanaan didalam PPSP, yaitu:
1. Dari, oleh dan untuk Kabupaten Lampung Timur.
2. Berdasarkan data empiris,
3. Menggunakan pendekatan top down meets bottom up,
4. Komprehensif dan berskala Kabupaten Lampung Timur.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013 berisi hasil pengkajian dan pemetaan
sanitasi. Buku Putih merupakan informasi awal yang diperlukan sebagai langkah menyusun Strategi Sanitasi
Kabupaten Jangka Menengah.
Ruang lingkup penanganan Sanitasi dalam program PPSP adalah sebagai berikut:
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domistic waster water) yaitu air limbah yang berasal
dari pemukiman penduduk yang terbagi atas :
a. Blacwater adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir.
b. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar
mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci.
2. Air buangan industri (industrial wastes water) yang berasal dari berbagai jenis industri akibat dari
sebuat proses industri. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi antara lain : nitrogen,
logam berat, zat pelarut dan sebagainya.
3. Air buangan (municipal waster water) yaitu buangan yang berasal dari kawasan perkantoran,
perdagangan, hotel dan restoran serta tempat-tempat ibadah dan sebagainya. Pada umumnya
zat-zat yang terkandung dalam jenis limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga. Karakteristik air
limbah yang perlu dikenali, karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga
tidak mencemari lingkungan.
4. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penganganan sampah yang dihasilkan oleh
masyarakat, baik yang berasal dari kawasan permukiman, perkantoran, perdagangan, hotel/restoran
dan tempat-tempat lain sebagainya yang ditampung melalui Tempat Penampungan
Sampah Sementara dan diangkut ke Tempat Pengolahan Sampah Akhir.
5. Penyediaan air minum dengan kualitas dan kuantitas serta kontinuitas dalam upaya pemerintah
Kabupaten untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun non
PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur dalam.
Landasan gerak dan Ruang lingkup penanganan sanitasi di atas dapat di selaraskan dengan Visi dan
Misi Kabupaten Lampung Timur yaitu Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor
10 Tahun 2010 tentang Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2005-2025.
1.2.2. Kesepakatan wilayah Kajian dari BPS dan SSK
Kesepakatan wilayah kajian dari BPS dan SSK Kabupaten Lampung Timur yang telah menjadi
kesepakatan Pokja Sanitasi Kabupaten Lampung Timur mencakup seluruh wilayah Kabupaten Lampung
Timur, terdiri dari 264 desa di 24 Kecamatan . Seperti tertera pada table 1.1 dibawah ini
1.4 Metodologi
Penyusunan buku putih sanitasi ini dilaksanakan secara partisipatif yang melibatkan para
pemangku kepentingan, transaparan dan akuntabel.
1.4.1 Metodologi dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi adalah sebagai berikut :
a. Fasilitasi, bukan menggantikan. Tugas POKJA untuk menyusun BPS, SSK dan MPS akan
didampingi oleh Tenaga Ahli dalam berbagai aspek keahlian dan pengalaman seperti teknik sipil,
lingkungan, tata ruang, komunikasi, statistik, kelembagaan, keuangan, dan kesehatan masyarakat.
Dengan demikian kesenjangan pengalaman dan keahlian dari POKJA untuk melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya menyusun BPS, SSK, dan SAMIK dapat dijembatani.
b. Pemberdayaan POKJA melalui pertemuan untuk saling menukar pengalaman dan memperoleh
solusi terhadap kendala yang dialami dari setiap POKJA, maupun pertemuan tematik tertentu.
c. Pelatihan dan atau pembekalan dalam berbagai bentuk sesuai dengan peluang yang diciptakan
agar proses berlatih diri – melatih dapat tercapai tanpa mengganggu kegiatan tugas pekerjaan
POKJA atau CF.
Pendekatan yang dipakai dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Lampung Timur
bertumpu pada:
- Pendekatan partisipatif (participatory approach) dengan melibatkan semua pemangku kepentingan
di kabupaten
- Pendekatan berbasis kebutuhan (demand responsive approach)
- Pendekatan berbasis fakta (evidence based approach)