3/Jul-Sep/2012
57
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012
kegiatan lain seperti bersekolah dan bekerja secara optimal. Tujuan kesehatan
mengurus rumah tangga.3 kerja adalah meningkatkan dan memelihara
Tenaga kerja adalah tiap-tiap orang yang derajat kesehatan tenaga kerja yang
mampu melaksanakan pekerjaan baik setinggi-tingginta baik phisik, mental
didalam maupun di luar hubungan kerja maupun sosial, mencegah dan melindungi
guna menghasilkan jasa atau barang untuk tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang
memenuhi kebutuhan masyarakat.4 disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja,
Pasal 1 Butir 2 Undang-undang Nomor menyesuaikan tenaga kerja dengan
13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pekerjaan atau pekerjaan dengan tenaga
memberikan pengertian tentang tenaga kerja, meningkatkan produktivitas kerja.6
kerja, yakni tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan PEMBAHASAN
guna menghasilkan barang dan/atau jasa A. Subyek Dalam Perlindungan Kesehatan
baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri Kerja di Indonesia
maupun masyarakat. Pengertian tersebut 1. Subyek yang di lindungi dalam
belum jelas menunjukan status hubungan penyelenggaraan kesehatan kerja
kerja yang dimiliki ataupun yang dijalani Subyek yang dilindungi dalam
oleh tenaga kerja. penyelenggaraan kesehatan tenaga kerja
adalah tenaga kerja itu sendiri, yang
dimaksud dengan tenaga kerja berdasarkan
B. Pengertian Kesehatan Tenaga Kerja undang-undang nomor 13 tahun 2003
Kesehatan kerja menurut Join ILO WHO tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 ayat (2)
Committee on Occupational Health tahun adalah setiap orang yang mampu
1995 adalah kesehatan kerja bertujuan melakukan pekerjaan guna menghasilkan
pada promosi dan pemeliharaan derajat barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi
yang setinggi-tingginya dari kesehatan fisik, kebutuhan sendiri maupun masyarakat.
mental dan sosial dari pekerja pada semua Berdasarkan ketentuan undang-undang
pekerjaan, pencegahan gangguan ketenagakerjaan yang telah dijelaskan
kesehatan pada pekerja yang disebabkan diatas, tenaga kerja juga dapat dibedakan
oleh kondisi kerjanya, perlindungan pekerja atas tenaga kerja dewasa dan anak-anak
yang disebabkan akibat faktor-faktor yang sesuai dengan Konvensi No. 138 Mengenai
menggangu kesehatan, penempatan dan Usia Minimum untuk di perbolehkan
pemeliharaan pekerja dalam suatu bekerja, dan konvensi tersebut telah
lingkungan kerja sesuai dengan dibahas dalam kongres organisasi
5
kemampuan fisik dan psikologisnya. internasional di Jenewa oleh badan
Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu pengurus kantor ketenagakerjaan
kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja internasional, dan setelah mengadakan
memperoleh keadaan kesehatan yang sidang yang ke lima puluh delapan pada
sempurna baik phisik, mental maupun tanggal 6 juni 1973, yang akhirnya
sosial sehingga memungkinkan dapat memutuskan untuk menerima beberapa
3
usul mengenai usia minimum untuk
Manulang Sendjun, Pokok-Pokok Hukum diperbolehkan bekerja, yang merupakan
Ketenagakerjaan di Indonesia, Rineka Cipta,
Jakarta, 1995 hal 3
acara dalam keempat agenda sidang
4
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tersebut, dan memperhatikan syarat-syarat
tentang Ketenagakerjaan
5
Soedarjadi, Hukum Ketenagakerjaan di
6
Indonesia, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2008 hal 89 Manulang Sendjun Op.cit hal 89
58
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012
dari konvensi usia minimum (industri) seorang pun dibawah usia itu yang
tahun 1919. Konvensi usia minimum (laut) diperbolehkan masuk dalam setiap jabatan.
tahun 1920. Konvensi usia minimum Ayat 2 konvensi ini berbunyi : Setiap
(pertanian) tahun 1921, Konvensi usia anggota yang telah meratifikasi konvensi ini
minimum (penghias dan juru api) tahun dapat memberitahukan kepada Direktur
1921, Konvensi usia minimum (pekerjaan jenderal kantor ketenagakerjaan
on industri), tahun 1932, Konvensi (Revisi) internasional dengan deklarasi selanjutnya
usia minimum (laut) tahun 1936, konvensi bahwa ia menetapkan usia minimum yang
(refisi) usia minimum (industri) tahun 1937, lebih ttinggi dari yang telah ditetapkan
konvensi (revisi) usia minimum (pekerja sebelumnya.
non industri) tahun 1937, konvensi usia Pasal 2 ayat (3) berbunyi : Usia minimum
minimum (nelayan) tahun 1959 dan yang telah ditetapkan sesuai dengan
konvensi usia minimum (kerja bawah ketentuan ayat 1 Pasal ini, tidak boleh
tanah) tahun 1965, dan menimbang bahwa kurang dari usia tamat wajib belajar, yaitu
telah tiba waktunya untuk menetapkan tidak boleh kurang dari 15 tahun dalam
suatu naskah umum mengenai hal itu, yang keadaan apapun;
secara berangsur-angsur akan Pasal 2 ayat (4) : Tanpa mengurangi
menggantikan naskah-naskah yang berlaku ketentuan ayat 3 Pasal ini, anggota yang
pada sektor ekonomi yang terbatas, dengan perekonomian dan fasilitas pendidikannya
tujuan untuk melakukan penghapusan kerja tidak cukup berkembang, setelah
anak secara menyeluruh. berkonsultasi dengan organisasi pengusaha
Setelah menetapkan bahwa naskah dan pekerja jika ada, sebagai permulaan
tersebut harus berbentuk konvensi dapat menetapkan usia minimum 14 tahun;
internasional, menyetujui pada tanggal dua Pasal 2 ayat (5) : Setiap anggota yang telah
puluh enam bulan juni tahun seribu menetapkan usia minimum 14 tahun sesuai
sembilan ratus tujuh puluh tiga konvensi dengan ketentuan ayat itu, wajib
tersebut, yang disebut Konvensi Usia mencantumkan, di dalam laporannya
Minimum tahun 1973. mengenai pelaksanaan konvensi ini yang
Sesuai konvensi tersebut maka diajukan berdasarkan Pasal 22 konstitusi
dalam Pasal 1 berbunyi : Setiap anggota organisasi ketenagakerjaan internasional,
yang memberdayakan konvensi tersebut pernyataan. (a) bahwa alasan untuk
wajib membuat kebijakan nasional yang melakukan hal itu memang ada, atau (b)
dirancang untuk menjamin penghapusan bahwa ia melepaskan haknya untuk
secara efektif pekerja anak secara bertahap melaksanakan ketentuan tersebut sejak
meningkatkan usia minimum untuk tanggal penetapan.
diperbolehkan bekerja sampai pada suatu Pasal 3 ayat (1) : Usia minimum
tingkat yang sesuai dengan perkembangan untuk diperbolehkan bekerja disetiap jenis
fisik dan mental sepenuhnya dari orang pekerjaan, yang karena sifatnya atau
muda. keadaan lingkungan tempat pekerjaan itu
Pasal 2 ayat (1) berbunyi : Setiap dilakukan dapat membahayakan kesehatan,
anggota yang meratifikasi konvensi ini keselamatan atau moral oarang muda,
wajib menetapkan dalam sebuah deklarasi tidak boleh kurang dari 18 tahun.
yang dilampirkan pada ratifikasinya, usia Pasal 3 ayat (2) : Jenis pekerjaan atau kerja
minimum untuk diperbolehkan bekerja yang padanya ketentuan ayat 1 Pasal ini
dalam wilayahnya dan pada sarana berlaku, harus ditetapkan denag peraturan
pengangkutan yang terdaftar di perundang-undangn nasional, atau oleh
wilayahnya; sesuai dengan Pasal 4 sampai penguasa yang berwenang, setelah
dengan Pasal 8 Konvensi tersebut, tidak
59
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012
60
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012
Kesehatan merupakan unsur penting boleh atau dilarang dilakukan oleh orang
agar kita dapat menikmati hidup yang lain, bahkan pada tingkat tertentu
berkualitas, baik dirumah maupun dalam pemerintah boleh melakukan peniflain
pekerjaan. Kesehatan juga menjadi faktor terhadap kepentingan-kepentingan orang
penting dalam menjaga keberlangsungan lain dan atas dasar penilaian pemerintah.
hidup sebuah organisasi. Fakta ini Pemerintah melakukan tindakan-tindakan
dinyatakan oleh Health and Safety yang dianggap perlu demi kepentingan
Executive (HSE) atau pelaksana kesehatan umum. Posisi yang istimewa dari
dan keselamatan kerja sebagai Good Helth pemerintah bukan hanya tentang hak
is Good Business (kesehatan yang baik semata tetapi juga membebankan
menunjang bisnis yang baik). Beberapa kewajiban-kewajiban yang merupakan
situasi dan kondisi pekerjaan, baik tata tugas dalam bestuurszor.9
letak tempat kerja atau material-material Negara Indonesia merupakan negara
yang digunakan, menghadirkan resiko yang yang demokrasi sebagaimana yang tertulis
lebih tinggi dari pada normal, terhadap dalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 1
kesehatan. Dengan memahami karakteristik ayat (2) bahwa kedaulatan berada di
material-material yang digunakan dan tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
kemungkinan reaksi tubuh terhadapnya, Undang-undang Dasar. Teori kedaulatan
kita dapat meminimalkanya resikonya bagi demokrasi adalah ajaran yang memberikan
kesehatan.8 kekuasaan tertinggi kepada rakyat. Hal
Prinsip Good Healt is Good Business yang tersebut melahirkan negara demokrasi
dinyatakan oleh Health and Safety dimana rakyat yang memerintah dan
Executive (HSE) penting untuk diterapkan di dengan kata lain pemerintah dari rakyat,
Indonesia dalam hal pelaksanaan oleh rakyat dan untuk rakyat. Prinsip
ketenagakerjaan, karena dengan tersebut jelas memposisikan dimana rakyat
menganggap bahwa kesehatan yang baik sebenarnya dalam pemerintah. 10
dapat menunjang bisnis yang baik dapat Keberadaan rakyat dalam pelaksanaan
membuat pemerintah sebagai lembaga pemerintahan sebanarnya memiliki
pengayom masyarakat dapat lebih peranan penting, karena dalam
memperjuangkan kepentingan tenaga pelaksanaan pemerintahan, pemerintahan
kerja, dan bukan hanya pemerintah tetapi harus dilaksanakan dari rakyat, yang artinya
pengusaha sebagai pihak yang memberi apa yang diperjuangkan merupakan suara
pekerjaan dan yang menggunakan tenaga rakyat yakni kehedak dari rakyat dan oleh
dari pekerjanya dapat lebih memperhatikan rakyat bahwa keputusan-keputusan yang
kesehatan dari tenaga kerja yang diambil adalah keputusan yang oleh rakyat,
dipekerjakan. kemudian untuk rakyat adalah bagaimana
Pemerintah Indonesia harus bisa lebih hasil dari program yang dilaksanakan oleh
peduli dan kritis terhadap perlindungan pemerintah adalah untuk rakyat.
kesehatan tenaga kerja. Kedudukan Kedaulatan rakyat intinya berbicara soal
pemerintah yang istimewa membuat segala pemenuhan kepentingan umum oleh
sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah pemerintah. Pemerintah sudah semestinya
harus dengan alasan demi kepentingan benar-benar mementingkan kepentingan
umum. Pemerintah dalam kedudukan yang
istimewa dapat atau boleh melakukan hal-
hal yang dalam keadaan yang sama tidak 9
Tim Pengajar, Bahan Ajar Hukum Administrasi
Negara, Fakultas Hukum Unsrat, Manado, 2008 hal
34
8 10
Ridley John, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Tim Pengajar, Bahan Ajar Ilmu Negara,
Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta, 2006 hal 123 Fakultas Hukum Unsrat, Manado, 2007 hal 60
61
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012
umum, yang termasuk didalamnya masalah Sosial Tenaga Kerja, (6) Undang-undang
perlindungan kesehatan kerja. Pemerintah Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat
harus bisa lebih peduli dan kritis dalam Pekerja/ Serikat Buruh, (7) Undang-undang
pemenuhan kesehatan tenaga kerja, Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
dimana pemerintah harus membuat Perselisihan Hubungan Industrial, (8)
pengusaha atau pemilik perusahaan yang Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004
mempekerjakan tenaga kerja untuk dapat tentang Tenaga Kerja Indonesia Di Luar
memenuhi kebutuhan kesehatan tenaga Negeri, (9) Peraturan Pemerintah Nomor 13
kerja, sebagaimana yang telah diatur dalam Tahun 1950 tentang Waktu Kerja Dan
Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 Waktu Istirahat, (10) Peraturan Pemerintah
tentang Ketenagakerjaan. Nomor 21 Tahun 1954 tentang Istirahat
Tahunan Bagi Buruh, (11) Keputusan
B. Bentuk Perlindungan Kesehatan Tenaga Bersama Menteri Tenaga Kerja RI dan
Kerja Berdasarkan Undang- Undang 13 kepala kepolisian RI Nomor kep-
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan 275/Men/1989 dan Nomor Pol-04/V/1989
Tujuan perlindungan tenaga kerja adalah tentang Pengaturan Jam Kerja, Shift, Dan
untuk menjamin berlangsungnya sistem Kerja Istirahat, Serta Pembinaan Tenaga.
hubungan kerja secara harmonis tanpa Perlindungan tenaga kerja sangat
disertai adanya tekanan dari pihak yang mendapat perhatian dalam hukum
kuat kepada pihak yang lemah. Untuk ini ketenagakerjaan. Beberapa Pasal dalam
pengusaha wajib melaksanakan ketentuan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
perlindungan tenaga kerja tersebut sesuai tentang ketenagakerjaan di antaranya
peraturan perundang-undangan yang mengatur hal tersebut, (1) Salah satu
11
berlaku. tujuan pembangunan ketenagakerjaan
Indonesia sebenarnya sudah ada produk adalah memberikan perlindungan kepada
hukum yang dapat dijadikan dasar dalam tenaga kerja dalam mewujudkan
hal perlindungan terhadap tenaga kerja, kesejahteraan (Pasal 4 huruf c), (2) Setiap
dimana produk-produk hukum tersebut tenaga kerja memiliki kesempatan yang
mengatur tentang perlindungan tenaga sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh
kerja secara menyeluruh, termasuk pekerjaan (Pasal 5), (3) Setiap
didalamnya soal kesehatan tenaga kerja. pekerja/buruh berhak memperoleh
Dasar hukum perlindungan tenaga kerja, perlakuan yang sama tanpa diskriminasi
antara lain (1) Undang-undang Nomor 13 dari pengusaha (Pasal 6), (4) Setiap tenaga
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, (2) kerja berhak untuk memperoleh dan/atau
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 meningkatkan dan/atau mengembangkan
tentang Pernyataan Berlakunya Undang- kompetensi kerja sesuai dengan bakat,
undang Nomor 23 tahun 1948 tentang minat, dan kemampuannya melalui
Pengawasan Perburuhan dari Republik pelatihan kerja (Pasal 11), (5) Setiap
Indonesia untuk seluruh Indonesia, (3) pekerja/ buruh memiliki kesempatan yang
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 sama untuk mengikuti pelatihan kerja
tentang Keselamatan Kerja, (4) Undang- sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 12
undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib ayat (3), (6) Setiap tenaga kerja mempunyai
Lapor Ketenagakerjaan, (5) Undang-undang hak dan kesempatan yang sama untuk
Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan memilih, mendapatkan, atau pindah
pekerjaan dan memperoleh penghasilan
11
yang layak didalam atau di luar negeri
Khakim Abdul, op.cit hal 105
62
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012
(Pasal 31), (7) Setiap pekerja/ buruh berhak undangan yang berlaku. (2) Pasal 5
memperoleh perlindungan atas Keputusan Menteri tenaga kerja dan
keselamatan dan kesehatan kerja, moral transmigarasi Nomor Kep-220/Men/X/2004
dan kesusilaan, dan perlakuan yang sesuai yang menyebutkan bahwa setiap perjanjian
dengan harkat dan martabat manusia serta pemborongan pekerjaan wajib memuat
nilai-nilai agama (Pasal 86 ayat 1), (8) Setiap ketentuan yang menjamin terpenuhinya
pekerja/buruh berhak memperoleh hak-hak pekerja/ buruh dalam hubungan
penghasilan yang memenuhui penghidupan kerja sebagaimana diatur dalam peraturan
yang layak bagi kemanusiaan (Pasal 88 ayat perundang-undangan yang berlaku. 12
1) (9) setiap pekerja/buruh dan keluarganya Perlindungan kesehatan tenaga kerja
berhak untuk memperoleh jaminan sosial menurut Soepomo di bagi menjadi tiga
tenaga kerja (Pasal 99 ayat 1), (10) Setiap macam, yaitu: (a) Perlindungan Ekonomis
pekerja/ buruh berhak membentuk dan yaitu perlindungan tenaga kerja dalam
menjadi anggota serikat pekerja/serikat bentuk penghasilan yang cukup, termasuk
buruh (Pasal 104 ayat 1). jika tenaga kerja tidak mampu bekerja
Ketentuan Pasal 5 secara yuridis diluar kehendaknya. (b) Perlindungan Sosial
memberikan perlindungan bahwa setiap yaitu perlindungan tenaga kerja dalam
tenaga kerja berhak dan mempunyai bentuk jaminan kesehatan kerja dan
kesempatan yang sama untuk memperoleh kebebasan berserikat dan perlindungan hak
pekerjaan dan penghidupan yang layak untuk berorganisasi. (c) Perlindungan
tanpa membedakan jenis kelamin, suku, Teknis yaitu perlindungan tenaga kerja
ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan dalam bentuk keamanan dan keselamatan
minat dan kemampuan tenaga kerja yang kerja.13
bersangkutan, termasuk perlakuan yang Ketiga jenis perlindungan tersebut
sama terhadap para penyandang cacat. mutlak harus dipahami dan dilaksanakan
Sedangkan pasal 6 mewajibkan pengusaha sebaik-baiknya oleh pengusaha sebagai
untuk memberikan hak dan kewajiban pemberi kerja, dan jika melakukan
kepada pekerja/buruh tanpa membedakan pelanggaran, maka pengusaha tersebut
jenis kelamin, suku, ras, agama, warna kulit, dikenakan sanksi.14 Setiap pekerja/ buruh
dan aliran politik. berhak mendapatkan perlindungan atas
Masa pemberlakuan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
ketenagakerjaan terhadap semua pekerja, melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
dimana disebutkan bahwa semua hidup dan meningkatkan produksi serta
ketentuan ketenagakerjaan berlaku produktivitas nasional. 15
terhadap semua pekerja tanpa Menjamin Perlindungan atas
membedakan statusnya (Pasal 3 Peraturan keselamatan dan kesehatan tersebut perlu
Menteri Tenaga Kerja Nomor Per- adanya kebijakan penyelenggaraan upaya
06/Men/1985 tentang Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja pada
Pekerja Harian Lepas). Memang peraturan setiap perusahaan.
ini sudah tidak berlaku setelah berlakunya Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu
peraturan baru, tetapi jiwanya dapat kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja
ditemukan lagi pada ketentuan: (1) Pasal 2 memperoleh keadaan kesehatan yang
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan sempurna, baik fisik, mental, maupun
Transmigrasi Nomor Kep-100/Men/VI/2004 sosial sehingga memungkinkan dapat
yang menyebutkan bahwa syarat kerja yang
12
diperjanjikan dalam Perubahan Perjanjian Ibid, hal 106
13
Kerja Waktu tidak boleh rendah daripada Ibid, Hal 107
14
Ibid, Hal 108
ketentuan dalam Peraturan Perundang- 15
Ibid, Hal 115
63
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012
64
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012
65
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012
66
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012
67
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012
dan menaati peraturan yang berlaku Kerja yang di dirikan menurut Peraturan
di tempat kerja. Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977. Secara
Pasal 166 Ayat (1) berbunyi; yuridis penyelenggaraan program
majikan atau pengusaha wajib jamsostek di maksudkan sebagai
menjamin kesehatan pekerja pelaksanaan pasal 10 dan pasal 15 Undang-
melalui upaya pencegahan, undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang
peningkatan, pengobatan dan Ketentuan-Ketentuan Pokok mengenai
pemulihan serta wajib menanggung Tenaga Kerja (yang sekarang sudah di cabut
seluruh biaya pemeliharaan dan di ganti dengan Undang-undang Nomor
kesehatan pekerja. Ayat (2) 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan).
berbunyi : Majikan atau pengusaha Sebelum Tahun 1977, sebenarnya sudah
menanggung biaya atas gangguan terdapat beberapa ketentuan yang
kesehatan akibat kerja yang di mewajibkan pengusaha untuk memberikan
derita oleh pekerja sesuai dengan jaminan dan ganti rugi jika terjadi musibah
peraturan perundang-undangan. atau resiko yang menimpa pekerjanya(
Ayat (3) berbunyi : Pemerintah Budiono, 1995:235), antara lain: (1)
memberikan dorongan dan bantuan Peraturan Kecelakaan (ongevallenregeling)
untuk perlindungan pekerja 1939; (2) peraturan Kecelakaan Pelaut
sebagaimana dimaksud pada ayat (Schepen Ongevallenregeling) 1940;
(1) dan ayat (2). (3)Undang-undang Kecelakaan Nomor 33
Tahun 1947. Pada kenyataannya masih
2. Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja banyak pengusaha yang tidak mematuhi
Pengertian Jaminan Sosial Tenaga Kerja sehingga diterbitkan Peraturan Pemerintah
menurut ketentuan pasal 1 ayat (1) Nomor 33 Tahun 1977 tentang Asuransi
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 Sosial Tenaga Kerja (ASTEK).
adalah suatu perlindungan bagi tenaga Mengingat pentingnya program jaminan
kerja dalam bentuk santunan berupa uang dalam menjalankan fungsi perlindungan
sebagai pengganti sebagian dari sosial dan ekonomis, maka program yang
penghasilan yang hilang atau berkurang yang semula yang hanya mencakup tiga
dan pelayanan sebagai akibat peristiwa jenis program ditingkatkan menjadi empat
atau keadaan yang dialami oleh tenaga jenis program, sejalan dengan
kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, dikeluarkannya Undang-undang Nomor 3
bersalin, hari tua dan meninggal dunia. Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa Kerja. Sejalan dengan Undang-undang
program jaminan sosial Tenaga Kerja Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
(program jamsostek) merupakan bentuk Jaminan Sosial Nasional, maka PT.
perlindungan ekonomis dan perlindungan Jamsostek (persero), PT Askes (persero), PT
sosial. Dikatakan demikian karena program Taspen (persero), dan Asabri (persero) di
ini memberikan perlindungan dalam bentuk tetapkan badan penyelenggara jaminan
santunan berupa uang atas berkurangnya sosial, dan wajib menyesuaikan prinsip-
penghasilan dan perlindungan dalam prinsip penyelenggaraan Sistem Jaminan
bentuk pelayanan perawatan/ pengobatan Sosial Nasional paling lama lima tahun sejak
pada saat seorang bekerja tertimpa resiko- Undang-undang diundangkan. Jenis
resiko tertentu. program jaminan sosial menurut Undang-
Program Jamsostek merupakan undang Nomor 40 Tahun 2004 mencakup
kelanjutan Program Asuransi Sosial Tenaga
68
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012
lima program, yaitu jaminan pensiun, dan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004
jaminan kematian. tentang System Jaminan Sosial Nasional. (4)
Secara Umum mengenai Jaminan Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun
Pensiun dalam sistem jaminan sosial 1993 tentang Penyelenggaraan Program
Nasional ini diatur sebagai berikut: (1) Iuran Jaminan Sosial Tenaga Kerja, yang telah
Program Jaminan Pensiun ditanggung beberapa kali diubah dengan Peraturan
bersama antara pemberi kerja dan pekerja/ Pemerintah Nomor 64 tahun 2006. (5)
buruh yang besarnya ditetapkan Peraturan Pemerintan Nomor 36 tahun
berdasarkan formula masa kerja dan upah 1995 tentang Penetapan Badan
terakhir. (2) Jaminan pensiun di berikan Penyelenggara Program Jaminan Sosial
secara berkala setiap bulan kepada peserta Tenaga Kerja. (6) Keputusan Presiden
yang telah membayar iuran minimal selama Nomor 22 tahun 1993 tentang Penyakit
lima belas tahun. Sedangkan peserta yang Yang Timbul Karena Tenaga Kerja. (7)
telah mencapai usia pension, tetapi Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
membayar iuaran kurang dari lima belas Per-03/Men/1993 tentang
tahun, maka jaminan pensiunnya di berikan Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
sekaligus sebesar akumulasi iuran di Tenaga Kerja. (8) Peraturan Menteri Tenaga
tambah hasil pengembangannya. (3) Kerja Nomor Per-04/Men/1993 tentang
Ketentuan mengenai iuran jaminan pension Jaminan Kecelakaan Kerja. (9) Peraturan
diatur lebih lanjut dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-
pemerintah, sedangkan untuk manfaat 05/Men/1993 tentang Petunjuk Teknis
pension di atur lebih lanjut dalam Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran
peraturan presiden. Iuran, Pembayaran Santunan, dan
Pemeliharaan kesehatan adalah hak Pelayanan Jaminan Kecelakaan Kerja. (10)
tenaga kerja. Jaminan Pemeliharaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor
Kesehatan adalah salah satu program Kep-150/Men/1999 tentang Program
Jamsostek yang membantu tenaga kerja Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga
dan keluarganya mengatasi masalah Kerja Harian, Lepas, Borongan dan
kesehatan. Mulai dari pencegahan, Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. (11)
pelayanan diklinik kesehatan, rumah sakit, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
kebutuhan alat bantu peningkatan fungsi Transmigrasi Nomor Per-02/Men/XII/2004
organ tubuh, dan pengobatan, secara tentang Pelaksanaan Program Jaminan
efektif dan efisien. Setiap tenaga kerja yang Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja
telah mengikuti program Jaminan Asing.
Pemeliharan Kesehatan akan diberikan KPK Beberapa hal penting berkenaan dengan
(Kartu Pemeliharaan Kesehatan) sebagai pelaksanaan program jamina sosial tenaga
bukti diri untuk mendapatkan pelayanan kerja (1) Setiap tenaga kerja berhak atas
kesehatan. Manfaat Jaminan Perlindungan jamina sosial tenaga kerja (Pasal 3 ayat (2)
Kesehatan bagi perusahaan yakni Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992). (2)
perusahaan dapat memiliki tenaga kerja Setiap perusahaan wajib melaksanakan
yang sehat, dapat konsentrasi dalam program jaminan sosial tenaga kerja bagi
bekerja sehingga lebih produktif. Jumlah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan
iuran yang harus dibayarkan: berdasarkan hubungan kerja (Pasal 4
Dasar hukum pelaksanaan program ayat(1) dan Pasal 17 Undang-Undang
Jamsostek ialah (1) Undang-undang Nomor Nomor 3 Tahun 1992). Perusahaan adalah
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. perusahaan yang mempekerjakan sepuluh
(2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 orang atau lebih atau membayar upah
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. (3) paling sedikit Rp. 1.000.000,00 sebulan
69
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012
(Pasal 2 ayat (3) Peraturan Pemerintah oleh pengusaha; (b) Jaminan hari tua (JHT)
Nomor 14 tahun 1992). (3) Setiap tenaga sebesar 5,7% dari upah sebulan, ditanggung
kerja yang tertimpa kecelakaan kerja oleh pengusaha (3,70%) dan pekerja (2%);
berhak menerima jaminan kecelakaan kerja (c) Jaminan Kematian (JK) sebesar 0,30%
(Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 dari upah sebulan, yang ditanggung oleh
Tahun 1992). (4) Yang termasuk tenaga pengusaha; dan (d) Jaminan Pemeliharaan
kerja dalam program jaminan kecelakaan kesehatan (JPK) sebesar 6% dari upah
kerja (Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang sebulan bagi tenaga kerja yang berkeluarga
Nomor 3 Tahun 1992) adalah: (a) Peserta dan 3% dari upah sebulan bagi tenaga kerja
magang atau siswa/murid yang bekerja di bujang, yang ditanggung oleh pengusaha.
perusahaan, baik yang menerima upah atau (11) Penyelenggaraan program jaminan
tidak. (b) Mereka yang memborong sosial tenaga keja dilakukan oleh badan
pekerjaan, kecuali jika yang memborong penyelenggara sebagai BUMN yang di
adalah perusahaan. (c) Narapidana yang di bentuk dengan Undang-Undang (Pasal 25
pekerjakan di perusahaan. (5) Setiap tenaga Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992) (12)
kerja yang menderita penyakit akibat Badan penyelenggara sebagaimana yang
hubungan kerja berhak menerima jaminan dimaksud dalam pasal 25 ayat (2), wajib
kecelakaan kerja, baik selama atau setelah membayar jamina sosial tenaga kerja dalam
hubungan kerja (Pasal 2 Keputusan waktu tidak lebih dari 1 bulan (Pasal 26
Presiden Nomor 22 Tahun 1993). (6) Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992). (13)
Tenaga Kerja Yang meninggal dunia bukan Pengendalian terhadap penyelenggaraan
akibat kecelakaan kerja, keluarganya program jamsostek oleh badan
berhak atas jaminan kematian (Pasal 12 penyelenggara dilakukan oleh pemerintah,
ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun sedangkan dalam pengawasannya
1992). (7) Setiap tenaga kerja atau melibatkan unsur pengusahadan unsur
keluarganya berhak atas jaminan hari tua tenaga kerja melalui wadah yang dijalankan
karena factor usia pension 55 tahun, cacat fungsi pengawasan ssuai ketentuan
total tetap, atau beberapa alas an lainnya perundang-undangan (Pasal 27 Undang-
(Pasal 14 dan pasal 15 Undang-Undang Undang Nomor 3 tahun 1992). 18
Nomor 3 Tahun 1992). (8) Tenaga kerja dan Bagi setiap pelaku pelanggaran terhadap
keluarganya berhak memperoleh jaminan ketentuan program jaminan sosial tenaga
pemeliharaan kesehatan (Pasal 16 Undang- kerja di kenakan sanksi :
Undang Nomor 3 Tahun 1992). (9) Iuran 1. Di ancam hukuman kurungan maksimal
Jaminan kecelakaan kerja(JKK), Jaminan 6 bulan atau denda maksimal Rp.
hari tua(JHT), dan Jaminan pemeliharaan 50.000.000,00 bagi setiap pelanggaran
keseahatan(JPK) ditanggung sepenuhnya Undang-undang Nomor 3 tahun 1992
oleh pengusaha (Pasal 20 ayat (1) Undang- atas Pasal 4 ayat (1) : Pasal 10 ayat (1),
Undang Nomor 3 tahun 1992). Sedangkan (2) dan (3); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4),
untuk jaminan hari tua (JHT) ditanggung dan (5); Pasal 19 ayat (2); Pasal 22 ayat
oleh pengusaha dan pekerja (pasal 20 ayat (1) ; dan Pasal 26.
(2) Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992). 2. Pidana kurungan maksimal 8 bulan bagi
(10) Besarnya iuran jamsostek (Pasal 9 pelanggar yang mengulangi tindakan
peraturan pemerintah nomor 14 tahun pidana pelanggar dimaksud butir (1)
1993) (a) Jaminan kecelakaan kerja (JKK) diatas untuk kedua kalinya atau lebih,
berkisar antara 0,24% sampai dengan
1,74% dari upah sebulan, yang ditanggung 18
Ibid hal 126-128
70
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012
71
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012
72