PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode pemuliaan ini sangat ditentukan oleh sistem penyerbukan ataupun cara
metode pemuliaan tanaman yang diketahui yaitu introduksi, seleksi dan hibridisasi
dilanjutkan seleksi.
Tanaman menyerbuk silang yang diutamakan pada sifat fenotip suatu tanaman
ini mengusahakan untuk menubah frekuensi dari gen tanaman mengarah ke gen
yang diinginkan.
ekonomis yang terpenting dulu, tanpa dicampur aduk dengan sifat–sifat lain yang
Weinberg pengertian mengenai silang dalam, macam -macam gen dan sebagainya
sangat membantu memahami sifat - sifat tanaman penyerbuk silang dan metode -
metode seleksinya.
B. Tujuan
3. Mendapatkan biji F1
II. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Bari et al., (1982) bahwa tujuan setiap program pemuliaan tanaman
adalah untuk mendapatkan varietas (hibrida, klon dan sebagainya) baru dengan
sifat-sifat keturunan yang lebih baik dari pada apa yang kini mudah diusahakan.
Varietas baru ini dipilih dan dikembangkan dari hasil seleksi terhadap suatu
populasi tertentu. Membedakan antara genotip unggul dari genotip yang tidak
individu atau kelompok individu sangat sukar. Kebanyakan dari pewarisan sifat-
sifat agronomis tidak sederhana karena dikendalikan oleh banyak gen, Sifat
dan penyerbukan silang. Polonasi sendiri sudah barang tentu hanya merupakan
salah satu system perbanyakan tanaman dan hanya sebagai salah satu jalan
dalam kontaminasi stok pemuliaan. Terdapat perbedaan yang besar antara jumlah
persilangan dengan luar didalam species dari suatu kelompok. Jumlah persilangan
Penyerbukan silang adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma bunga
yang berbeda. Contoh dari persilangan ini adalah ubi kayu, alfalfa, jagung, padi
mekanis terhadap penyerbukan sendiri: (a) Perbedaan periode matang serbuk sari
dan kepala putik; (b) Sterilitas dan inkompatibilitas serta adanya bunga
lebih (Nasir,2001).
Menurut Jud et al., (2002) pembentukan variasi pada tanaman baru dapat
diploid, dimana persilangan antara dua jenis diploid menghasilkan jenis diploid
penyerbukan yang baik. Pemilihan induk jantan dan betina, pemilihan bunga-
akan di gunakan dalam proses persilangan harus memenuhi syarat dan kriteria
dalam persilangan. Sebagai contoh pada persilangan jagung kali ini tonggkol
dari bunga betina harus mempunyai rambut yang pendek supaya proses
bunga yang akan dijadikan induk betina dalam penyerbukan silang. Hal ini
bunga mekar (putik dan benang sari belum masak) (Darjanto dan Satifah,
1984).
:Serbuk sari tidak dapat disimpan terlalu lama pada kelembaban relatif tinggi,
Makin tua umur serbuk sari, makin rendah kemampuan kecambahnya untuk
serbuk sari disimpan dalam desiccator yang diisi CaCl2 atau H2SO4 dengan
putik dapat langsung diserbuki (tanpa kastrasi terlebih dahulu) saat bunga
adalah 20-25 ºC. Hindarkan kompetisi nutrisi antar putik yang diserbuki
(dalam satu cabang, sebaiknya jumlah putik yang diserbuki tidak terlalu
banyak). Kepala putik harus sudah mencapai masa reseptif, dan serbuk sari
tanpa penyerbukan dan pembuahan tidak akan ada regenerasi dari suatu
Bahan yang digunakan adalah tongkol tetua betina yang sudah matang dan
malai tetua jantan yang sudah terbuka dan kotak sari yang belum pecah. Alat yang
B. Prosedur Kerja
pemotongan bunga jantan pada tanaman materi induk btina dilakukan setiap
bunga betina.
serbuk sari tidak keluar dan tidak terjadi kontaminasi, serbuk sari didekatkan
6. Jika sudah terlalu panjang, rambut tongkol dipotong hingga panjangnya kira-
kira 2 cm dari ujung tongkol. Dengan demikian rambut tongkol menjadi rata.
7. Serbuk sari ditaburkan pada ujung rambut tongkol dengan cepat untuk
menghindari kontaminasi.
11. Setelah penyerbukan selesai, tongkol ditutup kembali dengan kantong kertas
13. Tanaman yang dihibridisasi dipelihara dan diamati perkembangan bakal biji
A. Hasil
Tabel Pengamatan
PARENTAL TALENTA >< PIONER
F1 MRA
Dokumentasi sebelum hibridisasi Dokumentasi sesudah hibridisasi
Keterangan :
Waktu penyerbukan : Tanggal 15 Meni 2018 / Jam 07.00 WIB
Waktu pengamatan : Tanggal 29 Mei 2018 / Jam 07.00 WIB
Warna kelobot : Hijau tua
Jumlah biji per tongkol : 264 biji
Jumlah baris per tongkol : 14 baris
Panjang tongkol : 19 cm
Diameter tongkol : 3,5 cm
Warna biji : kuning keputihan
B. Pembahasan
salah satu bahan pokok yang paling banyak dibutuhkan di dunia. Pentingnya
menjadi sangat pesat. Jagung menjadi sangat penting dalam pemuliaan tanaman
elain menjadi tanaman yang dihibridisasi pertama kali, juga menjadi dasar dari
(1934) sampai saat ini, riset tentang hibridisasi masih tetap berfokus pada 2 tema.
jagung. Praktikum ini kelompok 6 memilih tetua yaitu jagung jenis talenta dan
jagung jenis pioneer-1. Jagung ini memiliki karakter masing masing yang
Varietas tetua yang satunya yaitu digunakan jagung varietas pioneer-1 dengan
Perakaran : Baik
Ketahanan : Cukup tahan terhadap penyakit karat, tahan penyakit bulai strain
(Aqil et al.,2012).
Secara garis besar teknik persilangan pada semua tanaman sama yaitu
mengumpulkan polen.
(Syukur et al.,2012).
1. Dalam suatu lahan jagung, dipilih bunga betina (tongkol) yang sehat dan
tongkolnya masih berwarna hijau. Jika rambut tongkol sudah coklat dan
2. Setelah itu, dipilih bunga jantan (malai) yang sehat dan kotak sarinya belum
pecah pada tanaman jagung yang lain. Karena jika kotak sarinya sudah
pecah maka serbuk sari tidak tersedia karena sudah menyebar. Serbuk sari
diambil dengan cara malai jagung ditutup dengan kantong kertas , lalu malai
3. Kantong kertas dibuka , lalu serbuk sarinya ditaburkan pada tongkol jagung
lalu distapler, dan diberi label nama kelompok dan waktu penyerbukan.
Tujuan dari tongkol yang disungkup ini adalah untuk mencegah terjadinya
serbuk sari dari malai lain jatuh dan menyerbuki tongkol yg sudah terpilih
tersebut.
5. Ditunggu selama 2 minggu, setelah itu dihitung jumlah biji jagung yang
berhasil terbentuk.
Panjang tongkol : 19 cm
Cukup tahan terhadap penyakit karat, tahan penyakit bulai strain Filipina
Wegner (1954), dalam penyerbukan pemilihan tetua jantan dan betina sangat
penting. Apabila pemilihan tetua jantan dan tetua betina tidak tepat maka
silang ini adalah pemilihan tetua dalam hubungannya dengan tujuan dilakukannya
cuaca saat penyerbukan (Syukur et al., 2009). Pemilihan tetua jantan dan betina
yang sehat dan baik menjadi salah satu kunci keberhasilan penyerbukan silang
buatan ini. Tetua jantan (malai) yang masih menghasilkan serbuk sari dan tetua
akan besar. Selain itu selang waktu antara keluarnya bunga jantan dan bunga
betina merupakan hal yang penting. Menurut Takdir et al.(2007) ASI (Anthesis
persilangan
Minggu 1
357,5
Vh1 = 98+160+69+30,5 = = 89,375
4
252
Vh2 = 82+45+72+53 = = 63
4
152,375
∑ Vh1 + ∑Vh2 = = 76,1875 = 76,1875 × 7
2
= 533,3125
Minggu 2
33
Vh1 = 7+7+4+15 = = 8,25
4
0
Vh2 = 0+0+0+0 = 4 = 0
8,25
∑ Vh1 + ∑Vh2 = = 4,125 = 4,125 × 7
2
= 28,875
∑𝑀𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 1+ ∑𝑀𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢2
Rata-rata curah hujan 2 minggu = 2
533,3125+28,875
= = 281,09375 ml.
2
Curah hujan yang tinggi pada saat melakukan proses persilangan akan
menyebabkan bunga yang telah diserbuki menjadi gugur (Syukur et al., 2009).
Hal ini terbukti dengan adanya beberapa sungkup yang rusak akibat hujan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
2. Hibridisasi penyerbukan silang yang dilakukan dari tetua jantan dan betin
3. Karena dipanen sebelum waktunya, maka sifat yang dihasilkan belum terlalu
B. Saran
Darjanto dan Satifah, S. 1984. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik
Penyerbukan Silang Buatan. PT. Gramedia, Jakarta.
Olfati, J.A., H. Samizadeh, B. Rabiei & G.H. Peyvast. 2012. Griffing’s methods
comparison for general and specific combining ability in cucumber. The
cientific world journal. 1(1): 1-4
Takdir A., Sunarti S., dan M. J. Mejaya. 2007. Pembentukan varietas jagung
hibrida. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
Departemen Pertanian, Jakarta.
ACARA IV
HIBRIDASI TANAMAN MENYERBUK SILANG
Semester:
Genap 2017/2018
Oleh:
Riza Baihaqi
NIM A1D01620/8