Practice Description :D
check dam ( CD ) adalah suatu bangunan air yang berfungsi untuk mengendalikan sedimen di sungai fungsi
berikutnya yaitu untuk memperbaiki dasar sungai sehingga lebih baik tingkat kemiringan dasar salurannya
Pengendalian sedimen :
Mencegah terjadinya proses sedimentasi adalah suatu hal yang tidak mungkin dapat dilakukan, karena
sedimentasi adalah hasil suatu proses gejala alam yang sangat komplex di atas permukaan bumi ini. Proses ini
berlangsung secara menerus dan kadang kadang lebih diperparah oleh kegiatan manusia. Oleh aliran air hujan
bahan bahan hasil sedimentasi tersebut dihanyutkan memasuki palung – palung sungai.
Secara teknis proses sedimentasi dapat diperlambat mencapai tingkat yang tidak membahayakan, yaitu tingkat
sedimentasi yang seimbang dengan kemampuan daya angkut aliran sungai secara fluvifal dan dapat dihindarkan
gerakan sedimen secara massa. Dengan demikian alur sungai di daerah pengendapan pada tingkat – tingkat
Guna memperlambat proses sedimentasi, maka diperlukan data mengenai tipe sedimen yang dihasilkan dan
cara terangkutnya, lokasinya, volume, intensitas evolusi dasar sungainya, hujan, debit sungai, sebab – sebab
bencana yang pernah terjadi,dan lain –lain (ini sih yang susah n agak ribet ).
Usaha – usaha yang dilakukan untuk memperlambat proses sedimentasi ini antara lain dengan mengadakan
pekerjaan teknik sipil untuk mengendalikan gerakannya menuju bagian sungai di sebelah hilirnya, jadi
bangunan ini amat di rekomendasikan pemasangannya di daerah hulu sehingga sedimentasi di daerah hilirnya
menjadi sedikit dan normal, tapi bila terjadi sedimentasi di daerah hilir maka perlu di lakukan kegiatan kegiatan
perawatan sungai yaitu normalisasi atau kegiatan optimalisasi buka tutup pintu atau permainan debit air yang
suatu sungai dimana dengan sedimen yang di tangkap dan mengendap di hulu bangunan dapat menstabilkan
modus lain saya menulis ini adalah sekalian belajar karena besok saya ujian n menjelaskan ini
jadi mohon maaf jikan ada salah salah persepsi atau pengertian :)
http://mochamadhw.blogspot.com/2013/05/artifisial-check-dam.html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau
tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik
Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak
diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia mendefinisikan
bendungan sebagai "bangunan yang berupa tanah, batu, beton, atau pasangan batu yang dibangun selain untuk
menahan dan menampung air, dapat juga dibangun untuk menampunglimbah tambang atau
lumpur."[1] Bendungan (dam) dan bendung (weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda.[2] Bendung
(weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air,
biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui puncak / mercu
bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai pengukur kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga
sebagai penggerak pengilingan tradisional di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yang cukup besar
dan deras alirannya, serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di
Indonesia, bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari muka tanah
Dam dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau ketinggian. Berdasarkan struktur dan bahan yang
digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan sebagai dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam",
dengan berbagai subtipenya. Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air di
atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri
seperti pertambangan atau pabrik. Hanya beberapa dam yang dibangun untuk semua tujuan di atas. Menurut
ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih dari 150 m. Sedangkan, dam
rendah kurang dari 30 m, dam sedang antara 30 - 100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m. Kadang-kadang ada
yang namanya Bendungan Sadel sebenarnya adalah sebuah dike, yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi
di sekitarnya dari kebanjiran. Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk
mengurangi dan mengontrol arus erosi tanah. Bendungan kering dry dam adalah bendungan yang didisain
untuk mengontrol banjir. Ia biasanya kering, dan akan menahan air yang bila dibiarkan akan membanjiri daerah
dibawahnya.
Lokasi proyek pembangunan Waduk Jatigede merupakan bagian wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung
mencakup daerah aliran sungai Kab.Garut, Sumedang, Majalengka, Cirebon, Indramayu, Kuningan serta
Brebes Jawa Tengah.Rencana letak Dam Proyek Pembangunan Waduk Jatigede terletak di Kampung Jatigede
Kulon Desa Cijeungjing Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang. Adapun lahan yang dibutuhkan seluas
4.891,13 ha yang meliputi 5 (lima) kecamatan atau 26 (dua puluh enam) desa.
Fluktuasi Debit Air di Sungai Cimanuk yang tercatat di bendung rentang sangat besar : Q max = 1.004 m3/det;
Lahan kritis DAS Cimanuk di Rentang pada saat ini telah mencapai kurang lebih 110.000 Ha atau sekitar 31 %
Potensi air Sungai Cimanuk di Rentang rata-rata sebesar 4,3 milyar m3/th dan hanya dapat dimanfaatkan 28%
Sistem irigasi rentang seluas 90.000 Ha sepenuhnya mengandalkan pasokan air dari sungai Cimanuk ( river
runoff ), sehingga pada musim kemarau selalu mengalami defisit air irigasi yang mengakibatkan kekeringan
disamping itu, diwilayah hilir Sungai Cimanuk ( Pantura CIAYU ) pada musim kemarau terjadi pula krisis
Waduk jatigede perlu segera dibangun guna mengatasi krisis air tersebut, baik untuk menjamin ketersediaan air
Pembangunan waduk jatigede merupakan stratregi pemerintah untuk mengetasi kekeringan di musim
kemaraudan banjir di musim penghujan khususnya di daerah pantura jawa timur. Pembangunan waduk jati
gede sudah di rencanakan sejak tahun 1963. Di samping itu, waduk jatigede diharapkan dapat berfungsi sebagai
penyedia air baku khususnya untuk areal pertanian yang merupakan salah satu penyedia padi regional dan
nasional, di samping kepentingan-kepentingan lainnya yang bersifat strategis, seperti pembangkit tenaga listrik,
tergenang, hal tersebut membawa konsekuensi terhadap adanya perubahan mata pencaharian. Dampak dari
berubahnya lingkungan fisik yang mengakibatkan dampak lanjutan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
yaitu terjadinya perubahan fungsi lahan dari lahan pertanaian menjadi pembangunan waduk yang menimbulkan
Daerah yang akan tergenang bendungan jatigede merupakan daerah pertanian karena didukung oleh luasnya
wilayah pertanian dan juga keadaan geografis di mana merupakan daerah yang letaknya berada di sekitar hutan
dengan potensi alam yang memadai bagi tumbuhnya sektor pertanian yang mayoritas penduduknya sebagai
petani.
Hilangnya lahan subur yang termasuk di dalamnya adalah pertanian, kabupaten sumedanf yang akan kehilangan
80.000 ton padi per tahun. Selain itu terdapat penduduk yang memiliki profesi utama di luar sektor pertanian
pun masih tergantung pada sektor usaha ini dalan membantu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
Masyarakat yang selama ini menjadi petani sawah akan sulit untuk berpindah mata pencaharian baik di
perikanan, pariwisata, maupun lainnya. Puluhan ribu warga yang dengan terpaksa harus meninggalkan
daerahnya yang selama ini sudah hidup berpuluh-puluh tahun secara turun temurun. Mereka harus memulai
hidup baru lagi segala sesuatunya. Puluhan ribu orang akan kehilangan pekerjaanya, terutama yang selama ini
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka, rumusan masalah adalah sebagai
berikut :
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana struktur organisasi pada Proyek Bendungan jatigede
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan di atas maka, manfaat yang ingin
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai struktur organisasi dalam suatu proyek,
PEMBAHASAN
2.1.1 definisi
Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen atau unit-unit kerja dalam sebuah
organisasi. Struktur organisasi menunjukan bahwa adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau
kegiatan-kegiatan berbeda yang dikoordinasikan. Dan selain itu struktur organisasi juga menunjukkan
mengenai spesialisasi-spesialisasi dari pekerjaan, saluran perintah maupun penyampaian laporan. Struktur
organisasi adalah suatu susunan atau hubungan antara kemponen bagian-bagian dan posisi dalam sebuah
organisasi, komponen-komponen yang ada dalam organisasi mempunyai ketergantungan. Sehingga jika
terdapat suatu komponen baik maka akan berpengaruh kepada komponen yang lainnya dan tentunya akan
Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antara setiap bagian maupun posisi yang terdapat pada
sebuah organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya dengan maksud untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Struktur organisasi dapat menggambarkan secara jelas
pemisahan kegiatan dari pekerjaan antara yang satu dengan kegiatan yang lainnya dan juga bagaimana
hubungan antara aktivitas dan fungsi dibatasi. Di dalam struktur organisasi yang baik harus dapat menjelaskan
hubungan antara wewenang siapa melapor atau bertanggung jawab kepada siapa, jadi terdapat suatu
Adapun fungsi / kegunaan dari struktur dalam sebuah organisasi, berikut dibawah ini penjelasannya:
jawabkan. Setiap anggota suatu organisasi tentunya harus dapat bertanggung jawab kepada pimpinannya atau
kepada atasannya yang telah memberikan kewenangan, karena pelaksanaan atau implementasi kewenangan
tersebut yang perlu di pertanggung jawabkan. Itulah fungsi struktur organisasi tentang kejelasan tanggung
jawab.
2. Kejelasan kedudukan.
Yang selanjutnya yaitu kejelasan mengenai kedudukan,disini artinya anggota atau seseorang yang ada didalam
struktur organisasi sebenarnya dapat mempermudah dalam melakukan koordinasi dan hubungan, sebab adanya
keterkaitan penyelesaian mengenai suatu fungsi yang telah di percayakan kepada seseorang atau anggota.
Fungsi selanjutnya yaitu sebagai kejelasan jalur hubungan maksudnya dalam melaksanakan pekerjaan dan
tanggung jawab setiap pegawai didalam sebuah organisasi maka akan dibutuhkan kejelasan hubungan yang
tergambar dalam struktur sehingga dalam jalur penyelesaian suatu pekerjaan akan semakin lebih efektif dan
Dan Fungsi lainnya yaitu kejelasan mengenai uraian tugas didalam struktur organisasi akan sangat membantu
pihak atasan atau pimpinan untuk dapat melakukan pengawasan maupun pengendalian, dan juga bagi bawahan
akan dapat lebih berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan karena uraian yang jelas. Itulah
Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain struktur, antara
lain:
· Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa
pekerjaan tersendiri.
· Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke eselon
· Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
· Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan
terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian yang lain mengikuti
karakteristik organik.[1] Berikut adalah faktor-faktor utama yang diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu
Strategi
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya.[6] Karena
sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait
erat.[6] tepatnya, struktur harus mengikuti strategi.[6] Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam
strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini.
[6] Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi -inovasi, minimalisasi biaya, dan
imitasi- dan pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.[6]
Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi
andalan.[6] Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang menekankan pengendalian biaya secara ketat,
menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang tidak perlu, dan pemotongan harga.
[6] Strategi imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya setelah
viabilitas terbukti.[6]
Ukuran organisasi
Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi
strukturnya.[6] Sebagai contoh, organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih
cenderung memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan
daripada organisasi kecil.[6]Namun, hubungan itu tidak bersifat linier.[6] Alih-alih, ukuran
memengaruhi struktur dengan kadar yang semakin menurun. Dampak ukuran menjadi kurang penting saat
organisasi meluas.[6]
Teknologi
Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi output.[6] Setiap organisasi
paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber dayafinansial, SDM, dan sumber daya fisik
Lingkungan
Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang
berpotensi memengaruhi kinerja organisasi.[6] Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan,
Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu berubah.[6] Beberapa organisasi
menghadapi lingkungan yang relatif statis -tak banyak kekuatan di lingkungan mereka yang berubah.
[6] Misalnya, tidak muncul pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak
banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin memengaruhi organisasi.
[6] Organisasi-organisasi lain menghadapi lingkungan yang sangat dinamis -peraturan pemerintah cepat
berubah dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, preferensi
pelanggan yang terus berubah terhadap produk, dan semacamnya. Secara signifikan, lingkungan yang statis
memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi para manajer dibanding lingkungan yang dinamis.[6] Karena
ketidakpastian adalah sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan menocba
meminimalkannya.[6] Salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian
struktur organisasi.
2.2.1 Definisi
Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan suatu ruang
lingkup pekerjaan secara bersama – sama dengan kemampuan dan keahlianya masing – masing untuk mencapai
suatu tujuan sesuai yang direncanakan. Dengan adanya organisasi kerja yang baik diharapkan akan memberikan
Suatu proyek konstruksi yaitu proyek fisik yang dicapai dengan kegiatan konstruksi merupakan suatu sistem.
Sedangkan sistem itu sendiri secara konseptual berpengertian adanya perangkat atau kelompok yang
menyangkut beberapa usur yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.
Proyek konstruksi yang mempunyai tujuan menghasilkan suatu bangunan fisik yang memenuhi dan
persyaratan melalui suatu ruang lingkup pekerjaan tertentu yang dilakukan beberapa orang atau beberapa
kelompok orang. Untuk proyek proyek besar yang harus di laksanakan oleh beberapa kontraktor, maka pemilik
proyek dapat memberikan kepercayaan yang penuh pada suatu badan yang disebut manajemen konstruksi ( MK
1. Pemilik Proyek
Pemilik proyek adalah pihak yang menginginkan suatu fasilitas proyek, sekaligus yang menangung pembiayaan
Pemimpin Proyek adalah orang yang diangkat untuk memimpin pelaksanaan kegiatan proyek, mempunyai hak,
wewenang, fungsi serta bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang dipimpinnya dalam mencapai target
b. Menandatangani Surat Perintah Keja (SPK) dan surat perjanjian (kontrak) antara pimpro dengan
kontraktor.
2. Bendahara.
Bendahara adalah orang yang bertanggung jawab kepada Pemimpin Proyek atas pengaturan penbiayaan sesuai
dengan peraturan yang berlaku pada pelaksanaan keuangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
a. Mematuhi peraturan-peraturan serta ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi pelaksanaan keuangan Daerah
dan Negara.
d. Bertangung jawab atas uang kas proyek yang diamanatkan oleh Pemimpin Proyek.
e. Menyelenggarakan pengurusan keuangan baik bersifat penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran serta
d. Mempersiapkan semua kebutuhan perlengkapan administrasi dan alat-alat kantor untuk menunjang
a. Membantu pelaksana kegiatan dalam mengendalikan proyek sejak awal kegiatan sampai pelaksanaan
kegiatan.
b. Membantu mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan sehingga sesuai dengan yang direncanakan.
d. Mengambil keputusan yang berhubungan dengan proyek atas persetujuan pelaksana kegiatan.
e. Mengumpulkan, meneliti dan mengelola data yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek.
5. Pengawas Lapangan.
Pengawas lapangan adalah orang yang melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan apakah
sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati agar dapat memberikan laporan kepada Pimpinan Proyek
mengenai kualitas material dan peralatan yang digunakan sesuai dengan rencana atau belum.
a. Melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan, sehingga tetap terlaksana dengan baik sesuai dengan
rencana kerja.
6. Pelaksana Kegiatan.
7. Pemegang Kas.
a. Meyelenggarakan data-data kearsipan yang berhubungan dengan bukti-bukti pembukuan keuangan selama
pelaksanaan proyek.
c. Melaksanakan pembayaran atas persetujuan pelaksana kegiatan serta menyiapkan surat permintaan
pembayaran (SPP).
a. Mempersiapkan daftar biaya berkaitan dengan rancangan dalam bentuk batas biaya dan target biaya untuk
b. Menyelenggarakan sistem administrasi umum dan teknis dalam rangka memperlancar pengelolaan proyek.
c. Membuat pembukuan arsip-arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek.
1. General Superintendent.
General Superintendent adalah unit organisasi kontraktor pelaksana yang berada dilapangan. General
b. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari awal sampai selesai.
d. Memotivasi seluruh stafnya agar bekerja sesuai dengan ketentuan dan sesuai dengan tugasnya masing-
masing.
b.Mengambil keputusan yang berkenaan dengan proyek atas persetujuan general superintendent.
c. Membantu general superintendent dalam mengkoordinir pelaksanaan proyek dari awal sampai selesai.
b. Memberikan cara-cara penyelesaian atas usul-usul perubahan desain dari lapangan berdasarkan persetujuan
pihak pemberi perintah kerja, sedemikian rupa sehingga tidak menghambat kemajuan palaksanaan di lapangan.
c.Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan dokumen kontrak.
d. Menetapkan rencana dan petunjuk pelaksanaan untuk keperluan pengendalian dari pelaksanaan pekerjaan.
a. Memberikan rekomondasi kepada perencana agar dapat mencapai kemajuan pekerjaan yang telah
direncanakan.
7. Quality Control.
Tugas Quality Control yaitu :
b. Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan tersebut sesuai dengan dokumen.
8. Pelaksana.
9. Surveyor/Drawing.
https://koleksitugasku.blogspot.com/2017/03/makalah-tentang-dam-atau-waduk.html
DAM PENGENDALI
a. Persiapan
Contoh Penerapan Dam Pengendali Tipe Busur. (Sumber Foto: BTP DAS Surakarta)
Pemilihan calon lokasi dilakukan dengan cara inventarisasi terhadap beberapa calon lokasi dam
pengendali yang telah ditetapkan dalam Rencana Teknik Tahunan (RTT) yang telah disusun, dengan
2. Orientasi lapangan
Calon lokasi yang terpilih (memenuhi kriteria) kemudian dilakukan orientasi lapangan untuk
menentukan letak dan ukuran badan bendung, saluran pelimpah dan daerah tangkapan air (DTA) serta
3. Konsultasi
Berdasarkan hasil orientasi lapangan dilakukan konsultasi dengan instansi terkait baik secara formal
(Dinas Kimpraswil/PU, Dinas Pertanian dsb.) maupun non formal (kelompok tani, lembaga adat dsb)
untuk memperoleh masukan sebelum lokasi dan tipe dam pengendali ditetapkan.
Pengadaan bahan dan alat diprioritaskan terhadap bahan habis pakai, sedangkan peta dasar dan peralatan
lain seperti alat ukur/survey lapangan dapat memanfaatkan yang sudah ada.
5. Administrasi
a) Administrasi kegiatan
1. Data primer
Data primer diperoleh dengan cara survey dan pengukuran lapangan, meliputi sebagai berikut :
d) Luas DTA
e) Jumlah, kepadatan dan pendapatan penduduk dan tingkat harga/upah disekitar lokasi
Data sekunder dapat diperoleh dengan cara pengumpulan data yang telah ada/tersedia baik di instansi
a) Administrasi wilayah
Dari hasil pengumpulan data dan informasi di lapangan dilakukan pengolahan dan analisa, sebagai berikut :
1. Dari data tanah, erosi/sedimentasi, topografi, curah hujan dan luas DTA diolah dan dianalisa menjadi:
a) Letak bangunan
b) Spesifikasi teknis bangunan utama dan pelengkap
2. Dari data jumlah penduduk, mata pencaharian, pendapatan serta adat istiadat diolah dan dianalisa
menjadi informasi:
a) Administrasi
b) Geografis
2. Kata Pengantar
3. Lembar pengesahan
5. Spesifikasi teknis
a) Fisik
b) Hidrologi
Rencana anggaran biaya disusun secara rinci didasarkan pada volume pekerjaan dan satuan biaya
Rancangan harus memuat tata waktu pelaksanaan baik kegiatan fisik maupun pemeliharaan.
Penyusunan rancangan sebaiknya dibuat pada T-1. Namun demikian pada kondisi tertentu penyusunan
Sebelum dilakukan pembuatan dam pengendali, agar dilakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada
kelompok tani yang akan melaksanakan kegiatan tersebut. Disamping itu pada saat pengukuran
dan penyusunan rancangan dam pengendali, kelompok tani tersebut dilibatkan sehingga ada rasa
memiliki dan ini akan meningkatkan kontinuitas atau kelestarian kegiatan tersebut khususnya pasca
proyek.
Rancangan dam pengendali perlu dilampiri gambar dan peta yang meliputi
a) Gambar detail konstruksi dan spesifikasi teknis bangunan utama (badan bendung), saluran pelengkap
c) Peta kontur site (lokasi) bangunan utama, pelengkap dan daerah tangkapan air serta daerah genangan
Rancangan Dam Pengendali (DPi) disusun oleh Kepala Sub Dinas yang menangani perencanaan pada
Dinas Kabupaten/Kota, dan dikonsultasikan dengan Dinas Kimpraswil/PU. Sebagai penilai adalah
e. Hasil Kegiatan
Sebagai hasil kegiatan penyusunan rancangan berupa buku rancangan dam pengendali (DPi) yang dilengkapi
dengan lampiran data, gambar dan peta dan telah disahkan oleh instansi terkait yang berwenang.
Gambar skematis tentang bangunan pengendali tipe busur dan tipe kedap air dapat dilihat pada Gambar 14 dan
15 di bawah ini.
Gambar 1. Dam Pengendali (Tipe busur)
a. Persiapan
1. Penyiapan Kelembagaan
dam pengendali.
Pengadaan peralatan/sapras diutamakan untuk jenis peralatan dan bahan habis pakai. Sedang pembuatan
sarana dan prasarana dibuat dengan tujuan untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan di
a) Pembersihan lapangan
b) Pengukuran kembali
d) Pembuatan badan bendung dan saluran pelimpah/spill way di tanah milik masyarakat, tidak ada ganti
rugi.
b. Pembuatan
c. Pemeliharaan
Berdasar sistem pembayarannya, pembuatan bangunan Dam Pengendali dapat dilaksanakan melalui dua
alternatif, yaitu:
1. Sistem Swakelola, melalui SPKS dengan kelompok tani, dalam rangka pemberdayaan sumberdaya dan
meningkatkan partisipasi masyarakat lokal secara langsung serta menumbuhkan rasa memilikinya dan
2. Sistem pemborongan oleh Pihak III, melalui lelang dengan mengutamakan potensi lokal yang ada.
e. Organisasi pelaksana
Sebagai pelaksana dalam rancangan pembuatan Dam Pengendali adalah kelompok masyarakat dan/atau pihak
ketiga didampingi Petugas Lapangan Gerhan dibawah koordinasi Dinas Kabupaten/Kota yang diserahi
f. Jadwal Kegiatan
Tahapan dalam pelaksanaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang tertuang dalam rancangan.
g. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan adalah berupa bangunan Dam Pengendali (DPi) yang dibuat sesuai dengan rancangan. Hasil
kegiatan diserahkan kepada Dinas Kehutanan Kab/Kota yang selanjutnya diserahkan kepada Kepala Desa
Kehutanan tentang Pedoman Teknis dan Petunjuk. Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi. Hutan
Tanggul Penghambat
Tanggul penghambat atau cek dam adalah bendungan kecil dengan konstruksi sederhana (urugan tanah atau
batu), dibuat pada alur jurang atau sungai kecil. Tanggul penghambat berfungsi untuk mengendalikan sedimen
dan aliran permukaan yang berasal dari daerah tangkapan di sebelah atasnya.
Tanggul penghambat dibuat dengan luas daerah tangkapan air dari 100 – 250 ha, dan dapat lebih luas untuk
wilayah-wilayah tertentu yang mempunyai curah hujan yang rendah. Tinggi dan panjang bendungan maksimal
adalah 10 meter tergantung pada kondisi geologi dan topografi lokasi yang bersangkutan. Pembuatan tanggul
Keuntungan
Menyediakan air untuk kebutuhan air minum, air rumah tangga, pengairan daerah di sebelah bawahnya
Untuk rekreasi
Kelemahan
Faktor biofisik
Jakarta, CyberNews. Pakar Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Konservasi Tanah dan Air Institut Pertanian Bogor
(IPB), Prof. Naik Sinukaban mengusulkan pembangunan cek dam di wilayah hulu (puncak Bogor) agar Jakarta
untuk menampung air hujan yang turun. Dengan demikian dapat menurunkan koefisien aliran permukaan
sungai yang selama ini menjadi penyebab banjir di daerah Jakarta dan sekitarnya.
“Di setiap sungai di daerah hulu hendaknya dibangun cek dam. Cukup dengan ukuran kecil, misalnya dengan
daya tampung sekitar 100 atau 200 meter kubik. Selain dapat mencegah banjir, cek dam juga dapat memberikan
manfaat untuk irigasi dan sebagainya,” kata Prof Naik dalam siaran pers IPB, Jumat (9/2).
Tingginya aliran permukaan, disebutkan Prof. Naik, juga mengakibatkan hilangnya jumlah air sebanyak 1,5
miliar liter kubik di setiap musim hujan. Padahal, dengan jumlah tersebut, dapat memenuhi kebutuhan air bagi
11 juta warga Jakarta dan dapat mengairi sekitar 20 ribu hektar area persawahan.
Lebih lanjut Prof Naik menjelaskan, masalah banjir Jakarta hanya bisa diselesaikan jika pemerintah pusat
melakukan intervensi, yakni dengan membuat badan khusus untuk menanganinya. Sebab DAS Jabodetabek
melibatkan lebih dari satu pemerintah provinsi dan menyangkut departemen terkait, seperti Departemen
Menyinggung proyek Banjir Kanal Timur yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta, Prof Naik mengatakan, hal
tersebut perlu dilakukan, namun tidak cukup efektif. Karenanya ia mengusulkan, sebagian pendanaan proyek
tersebut, hendaknya bisa diperuntukkan bagi pembuatan cek dam di daerah hulu.( mh habieb shaleh/Cn08 )
Reporter : Widjajadi
WONOGIRI–MI: Bupati Wonogiri Begug Poernomosidi mengajak sejumlah bupati di wilayah hilir Bengawan
Solo agar bersedia membantu membangunkan cekdam atau bendungan di bagian hulu, sebagai upaya mencegah
bencana banjir berskala besar seperti yang terjadi pada 26 Desember 2007 lalu tidak terulang lagi.
“Kalau saja pemerintah pusat bersedia menyetujui usulan pembangunan 22 cekdam di tiga aliran sungai
wilayah hulu yang pernah diajukan Pemkab Wonogiri sejak 2003 silam, saya yakin banjir akhir Desember lalu
tidak perlu terjadi. Tapi sudahlah, saya kini mencoba membujuk para bupati yang ada di wilayah hilir untuk
kepentingan pembangunan waduk di bagian hulu. Dan syukurlah, Bupati Karanganyar dan Sragen langsung
Selain dua bupati tersebut, sejumlah pengusaha di Solo ternyata juga menyatakan kesediannya untuk secara
kongsi membangunkan cekdam di bagian hulu. Mereka yang berimpati untuk membangunkan cekdam, karena
mengaku sedih melihat banjir luapan Bengawan Solo pada 26 – 29 Desember itu, telah menenggelamkan
puluhan ribu rumah ,menghancurkan tanaman padi serta merusakkan berbagai infrastruktur yang ada di wilayah
hilir mulai dari Sukoharjo, Jateng hingga Tuban, Jatim, hingga kerugian mencapai Rp 2 triliun lebih.
Bupati Wonogiri menambahkan,dengan adanya cekdam-cekdam di bagi an hulu, nantinya sedimentasi yang
masuk ke Waduk Gajah Mungkur jelas lebih bisa diminimalisasi. Selain itu cekdam bisa menjadi pengatur debit
air yang masuk ke waduk terbesar di Asia Tenggara itu, jika sewaktu-waktu curah hujan di bagian hulu sangat
“Jadi ketika di bagian hulu hujan deras, dan waduk tidak lagi mampu menampung air maka pintu cekdam bisa
ditutup dahulu, sehingga hilir tidak lagi banjir seperti akhir Desember lalu. Yang jelas terkait bantuan
pembangunan cekdam, Pemkab Wonogiri hanya fasilitator. Pelaksanaan terserah mereka yang mau bantu,”
imbuhnya.
Sedangkan Bupati Karanganyar Rina Iriani ketika dikonfirmasi menyatakan, kesediaan untuk membangunkan
cekdam di bagian hulu Bengawan Solo ini, dilatarbelangi oleh kepentingan rakyatnya agar tidak terganggu lagi
oleh banjir, yang bisa menganggu pertanian teknis serta pemukimannya. “Sebab sebagian besar pertanian teknis
di Kabupaten Karanganyar selama ini sangat menggantungkan irigasi dari Waduk Gajah Mungkur. Kalau air
terukur jelas dibutuhkan, tapi kalau banjir seperti Desember lalu, petani kan jelas jadi rugi besar. Karena itu
cekdam di bagian hulu Bengawan Solo memang perlu dibangun. Kita sedang memikirkan dananya,” ungkap
Rina Iriani.
Yang jelas, di tengah penantian realisasi pembangunan cekdam dari para bupati di bagian hilir serta kepedulian
pengusaha, Bupati Begug mengaku terus melakukan program penghijauan di bagian hulu dan juga pengerukan
lumpur enam sungai besar yang airnya bermuara di Waduk Gajah Mungkur. Setidaknya sejak sepekan terakhir
ini, 5000 warga Wonogiri telah dikerahkan untuk melakukan pengerukan lumpur di sungai Keduang sepanjang
10 km.
Saat ini aliran air dan lumpasan Sungai Keduang yang memiliki luas sekitar 35.993 hektare mengakibatkan
Tingginya laju sedimentasi yang dialami Waduk Gajah Mungkur berasal dari lima sungai besar di bagian hulu.
Selain Keduang, maka sungai lainnya adalah Wiroko, Solo Hulu, Alang, dan Wuryantoro.
“Karena luas sungai berbeda, laju sedimentasi pun lain. Jadi, tidak semua wilayah harus ditangani dengan cara
yang sama. Saya saat ini juga menunggu pembicaraan dengan pihak Perum Jasa Tirta I untuk penanganan
Practice Description
Check Dam
A check dam is a small barrier or dam constructed across a swale, drainage ditch or other area of concentrated
flow for the purpose of reducing channel erosion. Channel erosion is reduced because check dams flatten the
gradient of the flow channel and slow the velocity of channel flow. Most check dams are constructed of rock,
but hay bales, logs and other materials may be acceptable. Contrary to popular opinion, most check dams trap
not to be used in a live stream. Situations of use include areas in need of protection during establishment of
grass and areas that cannot receive a temporary or permanent non-erodible lining for an extended period of
time.
Site Preparation
Materials Installation
Construction Verification
Construction
Prior to start of construction a qualified design professional should determine the location, elevation and size of
the structure to optimize flattening of channel grade. Usually, check dam dimensions are taken from a standard
drawing. Check dams are typically constructed using materials included in a contract. Note: Construction with
rock is the only check dam material covered in this edition of the handbook.
Site Preparation
Locate and mark the site for each check dam in strategic locations (to avoid utilities and optimize effectiveness
Remove debris and other unsuitable material which would interfere with proper placement of the check dam
materials.
Excavate a shallow keyway (12”-24” deep and at least 12” wide) across the channel and into each abutment for
Materials Installation
As specified, install a non-woven geotextile fabric in the keyway in sandy or silty soils. This may not be
Construct the dam with a minimum 2:1 side slopes over the keyway and securely embed the dam into the
channel banks. Position rock to form a parabolic top, perpendicular to channel flow, with the center portion at
the elevation shown in the design so that the flow goes over the structure and not around the structure.
Erosion and Sediment Control
Install vegetation (temporary or permanent seeding) or mulching to stabilize other areas disturbed during the
construction activities.
Construction Verification
Check finished size, grade and shape for compliance with standard drawings and materials list (check for
Common Problems
Variations in topography on site indicate check dam will not function as intended. Change in plan will
be needed.
Maintenance
Inspect the check dam for rock displacement and abutments for erosion around the ends of the dam after each
significant rainfall event. If the rock appears too small, add additional stone and use a larger size.
Inspect the channel after each significant rainfall event. If channel erosion exceeds expectations, consult with
the design professional and consider adding another check dam to reduce channel flow grade.
Sediment should be removed if it reaches a depth of ½ the original dam height. If the area behind the dam fills
with sediment there is a greater likelihood that water will flow around the end of the check dam and cause the
practice to fail.
Check dams may be removed when their useful life has been completed. The area where check dams are
removed should be seeded and mulched immediately unless a different treatment is prescribed.
Sumber: http://www.swcc.state.al.us
https://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/dam-penghambat-check-dam/
Usaha untuk memperlambat proses sedimentasi adalah dengan mengadakan pekerjaan teknik sipil untuk
mengendalikan gerakannya menuju bagian sungai di sebelah hilir. Pekerjaan teknik sipil tersebut berupa
pembangunan bendung penahan (check dam), kantong lahar, bendung pengatur (sabo dam), bendung
konsolidasi serta pekerjaan normalisasi alur sungai dan pengendalian erosi di lereng-lereng pegunungan.
Bendung-bendung penahan dibangun di sebelah hulu yang berfungsi memperlambat gerakan dan berangsur-
angsur mengurangi volume banjir lahar. Untuk menghadapi gaya-gaya yang terdapat pada banjir lahar maka
diperlukan bendung penahan yang cukup kuat. Selain itu untuk menampung benturan batu-batu besar, maka
mercu dan sayap bendung harus dibuat dari beton atau pasangan yang cukup tebal dan dianjurkan sama dengan
diameter maksimum batu-batu yang diperkirakan akan melintasi. Sangat sering runtuhnya bendung penahan
disebabkan adanya kelemahan pada sambungan konstruksinya, oleh sebab ini sambungan-sambungan harus
Walaupun terdapat sedikit perbedaan perilaku gerakan sedimen, tetapi metode pembuatan desain untuk
pengendaliannya hampir sama, kecuali perbedaan pada konstruksi sayap mercu serta ukuran pelimpah dan
bahan tubuh bendung. Untuk bendung pengendali gerakan sedimen secara fluvial yang bahannya berbutir halus,
mercunya dapat dibuat lebih tipis. Bahan untuk tubuh beton selain beton dan pasangan batu dapat juga dari
kayu, bronjong kawat, atau tumpukan batu. Sedangkan untuk bendung penahan gerakan massa biasanya
digunakan beton dan pasangan batu. Tipe bendung yang dipakai adalah tipe gravitasi yang lebih rendah dari 15
m.
Bendung Pengatur (sabo dam)
Di samping dapat pula menahan sebagian gerakan sedimen, fungsi utama bendung pengatur adalah untuk
mengatur jumlah sedimen yang bergerak secara fluvial dalam kepekatan yang tinggi, sehingga jumlah sedimen
yang meluap ke hilir tidak berlebihan. Dengan demikian besarnya sedimen yang masuk akan seimbang dengan
kemampuan daya angkut aliran air sungainya, sehingga sedimentasi pada daerah kipas pengendapan dapat
dihindarkan.
Pada sungai-sungai yang diperkirakan tidak akan terjadi banjir lahar, tetapi banyak menghanyutkan sedimen
dalam bentuk gerakan fluvial, maka bendung-bendung pengatur dibangun berderet-deret di sebelah hulu daerah
kipas pengendapan. Untuk sungai-sungai yang berpotensi banjir lahar, maka bendung-bendung ini dibangun di
Jika tanah pondasi terdiri dari batuan yang lunak, maka gerusan tersebut dapat dicegah dengan pembuatan
bendung anakan (sub dam). Kadang-kadang sebuah bendung memerlukan beberapa buah sub-dam, sehingga
dapat dicapai kelandaian yang stabil pada dasar alur sungai di hilirnya. Stabilitas dasar alur sungai tersebut
dapat diketahui dari ukuran butiran sedimen, debit sungai dan daya angkut sedimen, kemudian barulah jumlah
sub-dam dapat ditetapkan. Selanjutnya harus pula diketahui kedalaman gerusan di saat terjadi banjir besar dan
menetapkan jumlah sub-dam yang diperlukan, agar dapat dihindarkan terjadinya keruntuhan bendung-bendung
secara beruntun.
Penentuan tempat kedudukan bendung, biasanya didasarkan pada tujuan pembangunannya sebagaimana tertera
di bawah ini:
– Untuk tujuan pencegahan terjadinya sedimentasi yang mendadak dengan jurnlah yang sangat besar yang
dapat timbul akibat terjadinya tanah longsor, sedimen luruh, banjir lahar dan lain-lain maka tempat kedudukan
bendung haruslah diusahakan pada lokasi di sebelah hilir dari daerah sumber sedimen yang labil tersebut, yaitu
pada alur sungai yang dalam, agar dasar sungai naik dengan adanya bendung tersebut
– Untuk tujuan pencegahan terjadinya penurunan dasar sungai, tempat kedudukan bendung haruslah
sebelah hilir dari diusahakan penempatannya di ruas sungai tersebut. Apabila ruas sungai tersebut cukup
panjang, maka diperlukan beberapa buah bendung yang dibangun secara berurutan membentuk terap-terap
sedemikian, sehingga pondasi bendung yang lebih hulu dapat tertimbun oleh tumpukan sedimen yang tertahan
– Untuk tujuan memperoleh kapasitas tampung yang besar, maka tempat kedudukan bendung supaya
diusahakan pada lokasi di sebelah hilir ruas sungai yang lebar sehingga dapat terbentuk semacam kantong.
Kadang-kadang bendung ditempatkan pada sungai utama di sebelah hilir muara anak-anak sungai yang
biasanya berupa sungai arus deras (torrent) dapat berfungsi sebagai bendung untuk penahan sedimen baik dari
Bendung Konsolidasi
Peningkatan agradasi dasar sungai di daerah kipas pengendapan dapat dikendalikan dan dengan demikian alur
sungai di daerah ini tidak mudah berpindah-pindah. Guna lebih memantapkan serta mencegah terjadinya
degradasi alur sungai di daerah kipas pengendapan ini, maka dibangun bendung-bendung konsolidasi
(consolidation dam). Jadi bendung konsolidasi tidak berfungsi untuk menahan atau menampung sedimen yang
berlebihan.
Apabila elevasi dasar sungai telah dimanfaatkan oleh adanya bendung-bendung konsolidasi, maka degradasi
dasar sungai yang diakibatkan oleh gerusan dapat dicegah. Dengan demikian dapat dicegah pula keruntuhan
bangunan perkuatan lereng yang ada pada bagian sungai tersebut. Selanjutnya bendung-bendung konsolidasi
dapat pula mengekang pergeseran alur sungai dan dapat mencegah terjadinya gosong pasir.
Tempat kedudukan bendung konsolidasi ditentukan berdasarkan tujuan pembuatannya dengan persyaratan
sebagai berikut:
– Untuk tujuan pencegahan degradasi dasar sungai, bendung-bendung konsolidasi ditempatkan pada ruas
sungai yang dasarnya selalu menurun. Jarak antara masing-masing bendung didasarkan pertimbangan
– Apabila terdapat anak sungai, mesti dipertimbangkan penempatan bendung-bendung konsolidasi pada
– Untuk tujuan pencegahan gerusan pada lapisan tanah pondasi suatu bangunan sungai, bendung-bendung
– Untuk menghindarkan tergerus dan jebolnya tanggul pada sungai-sungai arus deras serta mencegah
keruntuhan lereng dan tanah longsor, bendung-bendung konsolidasi ditempatkan langsung pada kaki-kaki
tanggul, kaki lereng dan kaki tebing bukit yang akan diamankan.
tebing, jarak antara masing-masing bendung yang berdekatan supaya diarnbil 1,5 – 2,0 kali lebar sungai
Kantong Lahar
Bahan-bahan endapan hasil letusan gunung berapi atau hasil pelapukan batuan lapisan atas permukaan tanah
yang oleh pengaruh air hujan bergerak turun dari lereng-lereng gunung berapi atau pegunungan memasuki
bagian hulu alur sungai arus deras. Oleh aliran air sungai arus deras ini bahan-bahan endapan ini bergerak turun
baik secara massa maupun secara fluvial dengan konsentrasi yang tinggi memasuki bagian sungai di sebelah
hilirnya.
Suplai sedimen yang berlebihan akan menimbulkan penyempitan penampang sungai dan kapasitas alirannya
akan mengecil. Di waktu banjir, maka aliran banjir yang melalui ruas-ruas yang sempit akan meluap dan
untuk selama mungkin atau untuk sementara pada ruangan-ruangan yang dibangun khusus yang disebut
kantong lahar. Dalam rangka pengendalian banjir lahar, kantong lahar ini merupakan salah satu komponen
sistem pengendalian banjir lahar. Di saat terjadinya banjir lahar, bahan-bahan yang berukuran besar diharapkan
dapat tertahan pada deretan bendung penahan, sedangkan kantong-kantong lahar diharapkan dapat berfungsi
menahan dan menampung bahan-bahan berbutir lebih halus (pasir dan kerikil), Dengan demikian suplai
sedimen ke bagian hilirnya akan dapat dikurangi, hingga pada tingkat yang seimbang dengan kemampuan daya
Selanjutnya pada daerah gunung berapi yang masih aktif, suplai sedimen akan berlangsung secara terus-
menerus tanpa berakhir. Dalam keadaan demikian deretan bendung-bendung penahan dan bendung-bendung
pengatur tidak akan mampu menampung suplai sedimen yang terus-menerus tanpa berakhir, maka kantong-
kantong lahar akan sangat berperanan guna menahan masuknya sedimen yang berlebihan ke dalam alur sungai,
khususnya ke dalam alur sungai-sungai di daerah kipas pengendapan. Guna meningkatkan fungsi kantong-
kantong lahar biasanya diusahakan supaya kantong senantiasa dalam keadaan kosong, yaitu menggali endapan
yang sudah masuk ke dalamnya. Hasil galiannya biasanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, yang
kualitasnya cukup baik , Pada gunung berapi yang masih aktif dengan periode letusan yang panjang, diperlukan
adanya kantong yang cukup besar, jika perlu dengan membebaskan tanah-tanah yang akan digunakan sebagai
kantong secara permanen. Pada saat aliran lahar terhenti dan sambil menunggu periode letusan selanjutnya,
https://fadlysutrisno.wordpress.com/2010/07/15/bangunan-pengendali-sedimen/