Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN KEPERAWATAN

METODE FUNGSIONAL

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1


KELAS A :

AGIK CINTYA DEWI (15C11412)

IDA AYU GEDE ANGGARA NINGSIH (15C11416)

NI MADE DARMA UNTARI (15C11423)

NI LUH PUTU DARMAYANTI (15C11424)

I GUSTI AYU AGUNG MAS APSARI (15C11440)

NI KADEK PAMILIAWATI (15C11449)

NI KADEK AYU PURNAMA DEWI (15C11452)

NI MADE AYU TRISNA DEWI (15C11464)

VERALIN POLLY (15C11465)

NI LUH PUTU WHULAN CANDRA DHEWI (15C11469)

MADE AYU WIDYANINGSIH (15C11470)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI

PRODI ILMU KEPERAWATAN

TAHUN AJAR 2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Modul Manajemen Keperawatan dan Kepemimpinan:
Asuhan Keperawatan Metode Fungsional dapat selesai.

Modul ini disusun agar mampu memahami asuhan keperawatan metode fungsional dan
pelaksanaan dari asuhan keperawatan metode fungsional.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah yang telah membimbing
kami dalam menyelesaikan pembuatan modul ini.

Kami menyadari bahwa modul ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu
kritik dan saran selalu kami harapkan, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, 18 April 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................... 1


1.2 RUMUSAN MASALAH ..................................................................... 1
1.3 TUJUAN MAKALAH ......................................................................... 2
1.4 MANFAAT MAKALAH ..................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN DAN KONSEP MODEL KEPERAWATAN

METODE FUNGSIONAL .................................................................. 3

2.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE FUNGSIONAL .... 4

2.3 PROSEDUR ASUHAN KEPERAWATAN METODE FUNGSIONAL 5

2.4 APLIKASI ATAU ROLE PLAY ASUHAN KEPERAWATAN

METODE FUNGSIONAL ................................................................... 5

BAB III. PEMBAHASAN

3.1 PEMBAHASAN TINJAUAN TEORI ................................................. 14

BAB IV. PENUTUP

4.1 KESIMPULAN .................................................................................... 15

4.2 SARAN ................................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk
bersikap profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas dan profesional tersebut adalah pengembangan model praktek keperawatan
fungsional (MPKP) yang memungkinkan perawat fungsional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.
MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat memahami tugas dan
tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga keluar rumah sakit.
Implementasi MPKP harus ditunjang dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
yang memadai.
Banyak metode praktek keperawatan yang telah dikembangkan selama 35 tahun
terakhir ini, yang meliputi keperawatan fungsional, keperawatan tim, keperawatan
primer, praktik bersama, dan managemen kasus. Setiap unit keperawatan mempunyai
upaya untuk menyeleksi model yang paling tepat berdasarkan kesesuaian antara
ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Katagori pasien didasarkan
atas, tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien , Usia, Diagnosa atau
masalah kesehatan yang dialami pasien dan terapi yang dilakukan. Pelayanan yang
fungsional identik dengan pelayanan yang bermutu, untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan dalam melakukan kegiatan penerapan standart asuhan keperawatan dan
pendidikan berkelanjutan. Dalam kelompok keperawatan yang tidak kalah pentingnya
yaitu bagaimana caranya metode penugasan tenaga keperawatan agar dapat dilaksanakan
secara teratur, efesien tenaga, waktu dan ruang, serta meningkatkan ketrampilan dan
motivasi kerja. Model pemberian asuhan keperawatan ada enam macam, yaitu: model
kasus, model fungsional, model tim, model primer, model manajemen perawatan, dan
model perawatan berfokus pada pasien.
Maka dari itu kelompok tertarik untuk membahas salah satu metode pemberian
asuhan keperawatan dalam manajemen keperawatan yaitu metode fungsional.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apakah pengertian dan konsep teori dari model keperawatan metode fungsional?
1.2.2 Apakah kelebihan dan kekurangan model keperawatan metode fungsional?
1.2.3 Bagaimanakah prosedur asuhan keperawatan metode fungsional?
1.2.4 Bagaimanakah roleplay asuhan keperawatan metode fungsional?

1.3 TUJUAN MAKALAH


1.3.1 Tujuan umum :
Mahasiswa dapat memahami Model Keperawatan metode fungsional
1.3.2 Tujuan khusus :
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang :
1) Model Praktik Keperawatan Fungsional
2) Kelebihan dan kekurangan keperawatan Fungsional
3) Prosedur pelaksanaan askep Metode Fungsional
4) Aplikasi atau roleplay asuhan keperawatan metode fungsional

1.4 MANFAAT MAKALAH


Adapun manfaat yang dari makalah yang kami buat adalah sebagai berikut :
1.4.1 Perawat
Manfaat untuk perawat adalah perawat mampu memberikan asuhan keperawatan
pada pasien dengan metode fungsional secara tepat.
1.4.2 Mahasiswa
Manfaat makalah ini untuk mahasiswa adalah agar mahasiswa mampu
mengaplikasikan asuhan keperawatan dengan metode fungsional dalam praktek
klinin laboratorium.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN DAN KONSEP TEORI MODEL KEPERAWATAN METODE


FUNGSIONAL
Metode fungsional adalah salah satu model pemberian asuhan keperawatan
yang menggambarkan sebagai keperawatan yang berorientasi pada tugas dimana fungsi
keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap anggota staff. Model pemberian asuhan
keperawatan ini berorientasi pada penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan.
Perawat ditugaskan untuk melakukan tugas tertentu untuk dilaksanakan kepada semua
pasien yang dirawat di suatu ruangan. Setiap staff perawat hanya melakukan 1-2 jenis
intervensi keperawatan pada semua pasien dibangsal.
Misalnya seorang perawat bertanggung jawab untuk pemberian obat-obatan,
seorang yang lain untuk tindakan perawatan luka, seorang lagi mengatur pemberian
intravena, seorang lagi ditugaskan pada penerimaan dan pemulangan, yang lain
memberi bantuan mandi dan tidak ada perawat yang bertanggung jawab penuh untuk
perawatan seorang pasien.
Seorang perawat bertanggung jawab kepada manajer perawat. Perawat senior
menyibukan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pelaksana pada tindakan
keperawatan. Penugasan yang dilakukan pada model ini berdasarkan kriteria efisiensi,
tugas didistribusikan berdasarkan tingkat kemampuan masing-masing perawat dan
dipilih perawat yang paling murah. Kepala ruangan terlebih dahulu mengidentifikasm
tingkat kesulitan tindakan, selanjutnya ditetapkan perawat yang akan bertanggung
jawab mengerjakan tindakan yang dimaksud. Model fungsional ini merupakan metode
praktek keperawatan yang paling tua yang dilaksanakan oleh perawat dan berkembang
pada saat perang dunia kedua.
Maka dari penjelasan diatas dapat disimpulkan metode fungsional adalah
pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada pembagian
tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Metode ini dibagi menjadi beberapa
bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian tersebut secara umum, sebagai berikut :
a. Kepala Ruangan : Merencanakan pekerjaan, menentukan kebutuhan
perawatan pasein, membuat penugasan, melakulan
supervisi, menerima instruksi dokter.

3
b. Perawat Staff : Melakukan askep langsung pada pasien dan
membantu supervisi askep yang diberikan oleh
pembantu tenaga keperawatan.
c. Perawat Pelaksana : Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan
askep sedang, pasein dalam masa pemulihan
kesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan
membantu tindakan sederhana (ADL).
d. Pembantu Perawat : Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan
mandiri untuk mandi, menbenahi tempat tidur, dan
membagikan alat tenun bersih.
e. Tenaga Administrasi : Menjawab jika ada telepon, menyampaikan pesan,
memberi informasi, mengerjakan pekerjaan
administrasi ruangan, mencatat pasien masuk dan
pulang, membuat duplikat laporan ruangan,
membuat permintaan lab untuk obat-
obatan/persediaan yang diperlukan atas instruksi
kepala ruangan.

2.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL KEPERAWATAN METODE


FUNGSIONAL
Adapun kelebihan dan kelemahan dari model keperawatan dengan metode
fungsional adalah sebagai berikut :
a. Kelebihan model keperawatan metode fungsional :
1) Efisien karena dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dalam waktu singkat
dengan pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik
2) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
3) Perawat akan trampil untuk tugas pekerjaan tertentu saja
4) Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai kerja.
5) Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk tugas sederhana.
6) Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang
melakukan praktek untuk ketrampilan tertentu.

4
b. Kelemahan model keperawatan fungsional :
1) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah atau tidak total sehingga kesulitan dalam
penerapan proses keperawatan.
2) Perawat cenderung meninggalkan klien setelah melakukan tugas pekerjaan.
3) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja
4) Tidak memberikan kepuasan pada pasien ataupun perawat lainnya.
5) Menurunkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
6) Hubungan perawat dan klien sulit terbentuk

2.3 PROSEDUR ASUHAN KEPERAWATAN MODEL KEPERAWATAN


METODE FUNGSIONAL
Adapun sistem pemberian asuhan keperawatan metode fungsional adalah sebagai
berikut :

Misalnya seorang perawat khusus menangani tanda – tanda vital pasien, perawat
yang lain khusus memandikan pasien, perawat lain mengurus obat-obatannya, sehingga
tidak ada perawat yang han menangani kebutuhan total pasien.

2.4 ROLEPLAY ASUHAN KEPERAWATAN METODE FUNGSIONAL

Kepala ruangan : Ns. Purnama Dewi


TIM 1
Perawat shift malam : Ns. Ayu Widyaningsih
Shift pagi

5
PP : Ns. Darmayanti

Perawat 2 : Ns. Pamilia

TIM 2

Perawat shift malam : Ns. Dayu Anggara

Shift Pagi

PP : Ns. Veralin Polly

Perawat 2 : Ns. Agung Mas

Pasien 1 : Ny. Whulan Chandra Dhewi

Pasien 2 : Ny. Ayu Trisna

Keluarga pasien : Ny. Agik Cintya Dewi (Ibu dari Ny. Whulan Chandra
Dhewi) dan Ny. Untari (Ibu dari Ny. Ayu Trisna)

Pada suatu hari di Ruang Mawar RS Nanas, terdapat 2 pasien bernama


Ny, Whulan Chandra Dhewi berumur 15 Tahun dengan diagnosa penyakit DHF
yang baru datang tadi malam daru ruang UGD dengan kesadaran Compos mentis
dan GCS: E 4V 5M 5 dengan suhu 39o C dengan keluhan penyerta mual dan
muntah-muntah, dan pasien Ny. Ayu Trisna dengan umur 50 tahun yang sudah
dirawat selama sehari dengan diagnose medis stroke kesadaran somnolen, GCS :
E2V3M3 dengan hemiplagia ekstremitas kanan.

Pada pagi hari diadakan timbang terima di ruangan.

Ns. Purnama : Selamat pagi untuk semua rekan – rekan.

Semua Perawat : Selamat pagi juga Ibu.

Ns. Purnama : Pagi ini saya selaku kepala ruangan seperti biasa
mengumpulkan kalian semua di ruangan ini untuk
melakukan timbang terima. Sebelumnya, saya akan mendata
perawat terelebih dahulu.. Untuk yang dinas malam perawat
Darmayanti, Dayu Anggara

6
Perawat shift malam : Hadir bu.

Ns. Purnama : Perawat shift pagi perawat Ayu Trisna, Ayu Widyaningsih,
Veralin Polly, Agung Mas.

Perawat shift pagi : Hadir Bu.

Ns. Purnama : Baik sekarang kita akan melakukan timbang terima, untuk
selanjutnya kepada perawat yang dinas malam dipersilahkan
untuk menyampaikan dan menjelaskan kondisi masing-
masing pasien saat ini kepada PP yang shift pagi.

Ns. Ayu. W. : Selamat pagi, terima kasih atas waktu yang diberikan.
Jumlah pasien yang tim 1 kelola saat ini 1 orang dengan
tingkat ketergantungan : total care. Identitas pasien, nama
Ny. Pamilia dengan diagnose medis stroke kesadaran
somnolen, GCS : E2V3M3 dengan hemiplagia ekstremitas
kanan. Pasien memerlukan perawatan penuh. Pasien sempat
kehilangan koordinasi atau kontrol tubuh sehingga tampak
mengamuk dan NGT terlepas tadi malam. Implementasi
yang sudah diberikan adalah pemberian citicolin 125 mg IV.
Intervensi yang belum dilakukan adalah memasang NGT
dan memenuhi kebutuhan ADL pasien. Selanjutnya akan
disampaikan oleh perawat Dayu Anggara.

Ns. Dayu Anggara : Selamat pagi. Saya akan menyampaikan bahwa jumlah
pasien yang tim 2 kelola saat ini adalah 1 orang dengan
tingkat ketergantungan : minimal care. Identitas pasien,
nama Ny. Wulan Candra dengan diagnose medis DHF
tingkat kesadaran compos mentis. Pasien tadi malam
mengeluh demam, suhu 380C serta mengeluh mual tanpa
disertai muntah serta lemas. Hasil laboratorium Hb : 6 g/dL.
Implementasi yang telah diberikan adalah pemberian obat
paracetamol 500 mg oral dan ranitidine 50 mg IV. Observasi

7
suhu belum dilakukan kembali da nada rencana untuk
tranfusi darah, formulir untuk permintaan darah sudah siap.
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai kondisi
pasien.

Ns. Purnama : Terima kasih atas penyampaiannya, mungkin ada yang perlu
ditambahkan?

Ns. Darmayanti : Untuk perawat yang dinas pagi mohon disiapkan apa yang
perlu dicatat mengenai kondisi pasien saat nanti kita akan
melakukan validasi terhadap pasien.

Ns. Purnama : Baik sebelum kegiatan dimulai, mari kita berdoa dulu sesuai
kepercayaan masing-masing.

Berdoa mulai.

Berdoa selesai.

Selanjutnya KARU dan TIM menuju ke ruang pasiennya masing-masing.

Ns. Purnama : Selamat pagi Ny. Untari seperti biasa Ibu, kita disini akan
melakukan timbang terima. Yang dimana tujuannya adalah
untuk mengkomunikasikan keadaan pasien sekarang dan
menginformasikan informasi penting antar shift jaga.
Perkenalkan perawat yang bertugas pagi ini ada perawat Ayu
Widya dan Pamilia.

Ns. Darmayanti : Pagi ibu saya perawat Darmayanti, apakah ibu keluarganya
Ny. Ayu Trisna ?

Untari : Iya sus saya ibunya

Ns. Darmayanti : Sebelumnya apakah Ny. Ayu Trisna pagi ini sudah mandi ?

8
Untari : Belum sus karena tidak ada alat mandi dan air hangatnya

Ns. Darmayanti : Oh begitu, baik nanti akan dibantu memandikan ya bu

Untari : Iya sus, baiklah

Ns. Darmayanti : Baik bu, apa ada keluhan lain lagi ?

Untari : Ini sus selang yang dihidungnya tadi lepas karena anak saya
sempat mengamuk dan belum dipasang lagi

Ns. Darmayanti : Baik ibu nanti juga kami akan memasang kembali

Untari : Oh iya makasi sus

Ns. Darmayanti : Baik bu, kalau begitu kami permisi dulu

Selanjutnya KARU dan TIM menuju ke ruang pasien lainnya

Ns. Purnama : Selamat pagi Ny. Agik dan Whulan seperti biasa, kita disini
akan melakukan timbang terima. Yang dimana tujuannya
adalah untuk mengkomunikasikan keadaan pasien sekarang
dan menginformasikan informasi penting antar shift jaga.
Perkenalkan perawat yang bertugas pagi ini ada perawat
Vera dan Agung Mas.

Ns. Vera : Pagi ibu saya perawat Vera, apakah ini benar dengan ibu
Whulan ?

Whulan : Iya sus benar

Ns. Vera : Sebelumnya apakah Ny. Whulan masih mengeluh mual ?

Whulan : Masih sus

9
Ns. Vera : Apakah tadi sudah ada perawat yang memberikan obat lewat
infus ?

Whulan : Sudah ya bu ?

Ny. Agik : Oh sudah tadi ada dimasukan obat melalui infus sus katanya
tadi itu obat mual

Ns. Vera : Oh iya begini bu, hasil laboratoriumnya sudah keluar dan
HB whulan rendah sehingga perlu dilakukan transfuse darah

Ny. Agik : Oh begitu, lalu apakah saya perlu mencari pendonor sus buat
di transfusikan darahnya ?

Ns. Vera : Kalau itu nanti saya coba amprahkan dulu ke bank darah
apakah ada stock darah sesuai golongan daran dik Whulan
bu

Ny. Agik : Iya baik sus kalau begitu

Ns. Vera : Kalau begitu saya permisi dulu ya bu dan dik Whulan

Ny. Agik : Baik sus

KARU dan TIM kembali ke nurse station.

Ns. Purnama : Baik karena timbang terima sudah selesai dilakukan,


silahkan PP membagi tugasnya bersama masing-masing
TIMnya. Apakah ada yang ingin ditanyakan lagi ?

Semua Perawat : Tidak bu

Ns. Purnama : Kalau begitu, saya permisi ke ruangan

Semua Perawat : Baik bu.

10
Ns. Darmayanti : Pamilia nanti tolong bertugas memenuhi KDM pasien atas
nama Ny. Ayu Trisna, dan nanti saya akan memasang NGT

Ns. Pamilia : Iya baik

Ns. Vera : Untuk Agung Mas tolong bertugas memberikan obat untuk
pasien Whulan karena dia masih merasa mual, dan nanti saya
akan melakukan transfuse darah

Ns. Agung Mas : Baik saya siap.

Setelah briefing selesai masing-masing perawat melaksanakan tugas yang telah


direncanakan.

Ns. Darmayanti memasang NGT pada Ny. Ayu trisna pada pukul 07.30 WITA Ns.
Pamilia memberikan makanan melalui sonde pasien pukul 08.00 WITA pada Ny.
Ayu Trisna lalu langsung memandikan Ny. Ayu Trisna, pada waktu yang
bersamaan Ns. Vera mengukur suhu Ny. Wulan sebagai persiapan sebelum
tranfusi darah. Pada pukul 10.00, Ns. Agung Mas memberikan obat ranitidine 50
mg IV pada Ny. Ayu Trisna.

Setelah semua rencana dilaksanakan, semua perawat melaporkan tindakan yang


telah dilakukan kepada kepala ruangan.

Kepala ruangan : Selamat siang rekan – rekan semua.

Semua perawat : Selamat siang Ibu

Kepala ruangan : Baik, langsung saja. Tadi menurut hasil pemantauan saya,
semua berjalan dengan baik ya rekan rekan sekalian.
sekarang langsung saja ya bagaimana dengan keadaan
pasien - pasien. Silahkan untuk Ns. Vera yang ingin pertama
melaporkan?

11
Ns. Vera : Iya terima kasih bu, sesuai dengan rencana saya sudah
memberikan tranfusi darah sebanyak 1 kolf kepada Ny.
Whulan serta sudah dilakukan pengambilan sampel darah
dari petugas lab. Pasien tidak ada keluhan namun hasil
pemeriksaan lab terakhir menunjukkan trombosit masih
rendah, dan membutuhkan tranfusi lagi.

Kepala ruangan : Terimakasih Ns. Vera, sepertinya semuanya berjalan dengan


lancar, mungkin ada yang ingin menambahkan?

Kepala ruangan : Baiklah jika tidak ada yang ingin menambahkan lagi, saya
ucapkan terimaksih untuk rekan - rekan semua atas
kerjasamanya dan rencana kita berjalan dengan sangat lancar
serta tanpa hambatan, namun mungkin saya hanya ingin
sedikit mengingatkan kembali untuk para rekan - rekan
semua agar lebih memperhatikan pasien. Hanya itu saja. Ada
lagi yang ingin disampaikan?

Semua perawat : Tidak ada bu.

Kepala ruangan : Baiklah kalalu begitu, kita menunggu jam timbang terima
berikutnya untuk yang dinas siang.

12
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PEMBAHASAN PADA TINJAUAN TEORI

Metode yang kami gunakan adalah metode fungsional. Metode fungsional


sangat di perlukan dalam manajemen keperawatan karena dalam metode fungsional
perawat memiliki tanggung jawabnya masing – masing dan tugasnya masing – masing
kepada pasien. Sehingga perawat dapat lebih fokus pada pasien yang ditangani. Maka
dari itu tidak ada tugas yang tumpang tindih antara perawat satu dengan lainnya.

Struktur organisasi pada metode fungsional yaitu perawat bertugas sesuai apa
yang ditugaskan oleh kepala ruangan dan perawat satu dengan lainnya bisa saja tugas
dan merawat pasien yang berbeda. Sehingga perawat bertanggung jawab dengan pasien
yang rawatnya sesuai dengan tugas yang diberikan oleh kepala ruangan.

13
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Metode fungsional adalah pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang


didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Adapun
struktur organisasinya yaitu kepala ruangan, perawat staf, perawat pelaksana, pembantu
perawat, tenada administrasi.

Adapun kelebihan dan kelemahan metode fungsional adalah..

A. Kelebihan metode fungsional :


1. Efisien karena dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dalam waktu singkat
dengan pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik
2. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga

3. Perawat akan trampil untuk tugas pekerjaan tertentu saja

4. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai kerja.

5. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang


berpengalaman untuk tugas sederhana.

6. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang
melakukan praktek untuk ketrampilan tertentu.

14
B. Kelemahan model keperawatan fungsional :
1. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah atau tidak total sehingga kesulitan dalam
penerapan proses keperawatan.
2. Perawat cenderung meninggalkan klien setelah melakukan tugas pekerjaan.

3. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan


ketrampilan saja

4. Tidak memberikan kepuasan pada pasien ataupun perawat lainnya.

5. Menurunkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat

6. Hubungan perawat dan klien sulit terbentuk

4.2 SARAN

Adapun saran yang dapat kami sampaikan agar perawat dan mahasiswa dapat
mengaplikan model keperawatan metode fungsional secara tepat dan bisa memberikan
asuhan kepada pasien secara efektif dan efisien dan tetap memberikan kepuasan kepada
pasien.

15

Anda mungkin juga menyukai