Anda di halaman 1dari 15

A.

Pengembangan Kualitas Pembelajaran

A.1. Berikan contoh nyata semuausaha kreatif yang telah atau sedang Saudara lakukan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran; dan jelaskan dampaknya !

1. Usaha kreatif
Setiap semester ganjil saya selalu mengajarkan mata kuliah Teori Sastra. Mata kuliah ini
saya ajarkan sejak saya mulai masuk mengjar di STKIP Hamzanwadi yang sekarang alih
staus menjadi Universitas Hamzanwadi. Sebelum masuk kelas tentu saya menyiapkan
perangkat pembelajaran RPS, silabus, dan materi ajar. Pada saat mengajar saya
menggunakan metode konvensional yaitu ceramah. Fakta di lapangan siswa tidak
memahami materi dan cepat bosan. Selain itu juga mahasiswa tidak antausias dalam belajar,
bahkan mereka mengantuk pada saat proses pembelajaran. Hal ini terjadi disebabkan oleh
metode yang tidak menarik dan kurangnya refrensi tentang teori sastra dan kurang membaca
buku yang berkaitan tentang sastra. Salain itu juga saya mamaklumi mereka masih
mahasiswa baru sehingga butuh bimbingan dan metode yang lebih interaktif dalam
pembelajaran. Melihat proses pembelajaran tidak menarik tersebut, akhirnya saya mengubah
metode pembelajaran yang lebih menarik yakni diskusi kelompok. Teknik diskusi kelompok
yang digunakan tidak seperti biasanya yakni semua kelompok maju dan membaca makalah
di depan, tetapi setiap anggota kelompok maju satu-satu berdiri di depan seperti guru
menjelaskan sub pembahasan yang sudah dibagi dengan kelompoknya masing-masing.
Alhamdulilah dengan menggunakan metode seperti ini mahasiswa sangat aktif bertanya dan
menanggapi hasil diskusi saat itu, karena saya juga mewajibkan masing-masing kelompok
harus bertanya ke kelompok yang maju pada saat itu sehingga mereka aktif membaca buku
sastra. Selain itu pula, saya membuatkan mereka bahan ajar yang berjudul “Pembelajaran
Teori Sastra”. Alhamdulilah setelah 3 kali pertemuan mereka memahami konsep sastra
dengan baik, itu terbukti 80% merakabisa menjawab pertanyaan saya ajukan, karena setiap
saya masuk kelas selalu bertanya tentang materi yang sudah dibahas minggu yang lalu.
Dalam pertemuan selanjutnya muncul lagi masalah baru yakni mahasiswa rata-rata tidak
bisa membuat puisi dengan baik. Hal ini saya temukan pada saat saya meminta salah satu
diantara mereka membuat puisi, mereka jujur sekali mengatakan “saya tidak bisa buat puisi
pak”. Memang dalam modul yang saya buat tidak ada bab yang membahasa teknik menulis
puisi, akhirnya saya menambahkan bab dalam modul tersebut khusus teknik membuat puisi.
Pada saat menjelaskan bab puisi tersebut, saya langsung membuat puisi dihadapan mereka
sekaligus memberikan mereka contoh bahwa menulis puisi itu mudah dan tidak sesulit yang
mereka banyangkan.Alhamdulilah setelah ada bab teknik puisi dan menjelaskan teknik
penulisan puisi,hampir 70% mereka bisa membuat puisi dengan baik. Selain itu, saya juga
mengajak mereka belajar di luar kelas untuk membuat puisi. Puisi yang mereka buat
langsung saya jadikan antalogi puisi dan diperbanyak oleh mereka sebagai kenang-
kengangan belajar mata kuliah teori sastra. Mengingat minimnya refrensi tentang sastra,
saya berinisiatif menyepurnakan modul “pembelajaran teori Sastra” tersebut dibuat menjadi
buku. Alhamdulilah niat baik tersebut pada bulan Mei 2014 buku itu saya terbitkan dengan
judul “Konsep Dasar Sastra: Teori dan Aplikasi” di terbitkan oleh Multi Presindo di
Yogyakarta.
Bagitu pula pada saat saya mengjar Kritik Sastra pada Semeter Ganjil (Semseter Tiga).
Awalnya pembelajaran saya gunakan menggunakan ceramah, ternyata hasilnya tidak
memuaskan, mahasiswa bosan, dan tidak semangat. Akhinya saya mengubah pola
pembelajaran dengan menggunakan teknik baru yakni dengan cara memberikan tugas
masing-masing mahasiswa untuk menganalisis cerita Sasak. Kemudian hasil analisis cerita
sasak tersebut dipersentasikan didepan kelas secara individu. Alhamdulilah 80% mahasiswa
aktif bertanya, menanggapi, dan memberikan masukan kepada temanya yang
mepersentasikan tugasnya tersebut.
Tahap pelaksaan: setiap awal perkuliahan, saya meminta Koordinator Tingkat (Korti)
untuk membaca doa. Sesuai tradisi di Universitas Hamzanwadi mahasiswa membaca
Shalawat Nahdatain. Sebelum mulai diskusi, saya melemparkan pertanyan kepada
mahasiswa untuk memancing pemahaman dan ingatan mereka tentang meteri mimggu lalu.
Setelah itu baru mereka diskusi mempersentasikan hasil analisisnya tentang cerita sasak
tersebut. Pada saat diskusi masing-masing harus menyiapkan power point hasil analisis tugas
tersebut. Setiap pertemuan, 4 mahasiswa yang harus siap mempersentasaikan hasil kajian
mininya di depan kelas.Nama mahasiswa yang maju saya rendom agar semua siap pada saat
itu. Pada saat diskusi saya langsung menilai mahasiswa yang aktif dan tidak aktif.
Mahasiswa yang tidak aktif saya langsung berikan saran dan mengubah dirinya agar menjadi
mahasiswa yang aktif dan kreatif, karena point yang paling besar dari penilaian yang saya
lakukan adalah melihat keaktifan mereka pada saat peroses pembelajaran. Setelah diskusi
saya langsung menjelaskan materi yang belum dipahami, sehingga mereka benar-benar
memahami konten materi yang dibahas pada saat itu.Kajian mini yang mereka buat tersebut
di revisi dan saya jadikan modul berupa bunga rampai sastra. Ini tidak hanya saya lakukan
sesaat saja, tetapi setiap saya mengajar mata kuliah Kritik Sastra saya selalu membuat bunga
rampai sastra dan diperbanyak kemudian sebarkan kepada semua mahasiswa program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Bagi mahaiswa yang malu bertanya atau kurang
paham materi pada saat itu, saya memperbolehkan mereka bertanya via sosmed, seperti WA,
Hp di No 087835764894, atau FB herman wijaya/email wijaya.herman33@yahoo.com.
Kebetulan pula masing-masing kelas memiliki group WhatsApp sebagai sarana diskusi
tantang materi yang belum dipahami.

2. Dampak perubahan
Berdasarkan segala usaha dan kreatifitas yang saya lakukan di atas mendapatkan buah
yang sangat memuaskan bagi saya, Alhamdulilah banyak sekali perubahan yang dialami
oleh mahasiswa. Semua usaha yang saya lakukan dengan mahasiswa dengan satu tujuan
yakni ingin menjadi lebih keratif dan lebih baik. Usaha tersebut menghasilkan buah
yakni 1) Pada saat belajar matakuliah teori sastra mahasiswa sangat aktif dan antausias
dalam belajar, bahkan meraka sangat senang sekali belajar sastra karena melalui
matakuliah ini mereka belajar berimajinasi secara kreatif. 2) membuat karya sastra
berupa puisi (3). Puisi yang mereka buat langsung kami jadikan antalogi puisi dan
disebarkan ke semua mahasiswa program studi pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia
untuk dibaca. (4) hasil pembelajaran mahasiswa dari 40% mengalami perubahan
menjadi 80% di buktikan dengan hasil UAS mereka hampir 90% mendapatkan nilai 80-
95.
Bagitupula pada matakuliah kritik sastra. Setelah melakukan segala usaha di atas, maka
banyak perubahan positif yang dialami oleh mahasiswa diantaranya (1) mahasiswa
sangat aktif dalam proses pembelajaran, pada saat diskusi 80% mahasiswa bertanya
kepada mahasiswa yang sedang maju di depan kelas. (2) mahasiswa benar-benar
meyiapkan materi/hasil kajiannya dengan matang, karena gengsi dan malu kalau tidak
mempersiapkan hasil kajiannya dengan baik, (3) mahasiswa terlihat antausias dengan
tugas analisis yang telah diberikan, dengan mengkaji cerita sasak tersebut dapat
menambah wawasan mereka tentang cerita-cerita daerah di Lombok. (4) hasil analisis
yang telah dibuat oleh mahaiswa sangat bagus dan tepat sesuai dengan konten
pendekatan yang digunakan, (5) power point yang dibuat oleh mahasiswa sangat
menarik, mereka hanya menaruh kata kunci dari hasil analisisnya, kemudian
menjelaskan isinya. (6) daya analisis mahasiswa lebih tajam kalau dibandingkan dengan
sebelum motede ini, hal ini dibuktikan hasil dari UTS dan UAS mereka sangat bagus
dan memuaskan, rata-rata mereka medapat nilai 80-95. (7) kemampuan berkomunikasi
mahasiswa semakin lancar dan memiliki kompetensi saling menghormati dan
menghargai ketika ada perbedaan pendapat pada saat diskusi (8) hasil analisis/kajian
yang telah dibuat dapat dijadikan buku ajar atau bunga rampai sastra dan sabagai
panduan mahasiswa yang lain.

A.2. Berikan contoh nyata kedisiplinan, keteladanan, dan keterbukaan terhadap kritik yang
Saudara tunjukkan dalam pelaksanaan pembelajaran.

1. Kesdesiplinan
Sebagai Ketua Program Studi (Kaprodi) dan dosen yang professional,saya sangat
mengedepankan kedesiplinan. Karena bagi saya kedisiplinan adalah factor terpenting
dalam keberhasilan proses pembelajaran dan kemempinan. Apa lagi setelah saya di
angkat sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
kedisiplinan saya lebih baik dari sebelumnya sekaligus sebabagi contoh buat teman
sejawat dan mahasiswa. Dalam konteks pembelajaran, kedisiplinan yang saya maksusd di
sini adalah kedisiplinan masuk kelas, perkuliahan, masuk kerja, mentaati aturan kampus,
dan kedisiplinan menjalankan tugas dan menyelesaiknnya tepat waktu. Pada saat saya
mengajar mata kuliah Teori Sastra dan Kritik Sastra atau mata kuliah yang lainya, saya
sangat meperhatikan kedisiplianan mahasiswa. Pertemuan awal saya dan mahasiswa
membuat kesepakaatan atau komintmen selama perkuliahan yakni berupa aturan bahwa
semua mahasiswa harus datang tepat waktu yakni masuk jam, 7.30 sesuai aturan
lembaga. Saya membuat aturan berbeda dengan dosen yang lain, yakni
batasketerlambatan mahasiswa 30 menit. Bagi mahasiswa yang terlambat dandatang lebih
dari waktu yang disepakati, maka mahasiswa tersebut boleh masuk kelas, tetapi
dianggap tidak masuk secara formalitasdan diberikan keterangannya Alpa (A). Kenapa
saya tidak menyuruh mereka pulang? Bagi saya, mereka harus tetap mengikuti pelajaran
dan tidak boleh ketinggalan karena materi yang diajarkan pada saat itu tidak akan diulang
kembali, tetapi secara formal mahasiswa yang terlambat tetap dianggap tidak masuk alias
Alpa. Dengan adanya aturan seperti ini, alhamdulilah tidak ada mahasiswa yang datang
terlambat. Selain itu pula, setiap saya diundang oleh pengurus HMPS untuk membuka
acara yang mereka buat, saya selalu datang tepat waktu, sehingga semua acara yang
dilaksanakan berjalan dengan lancar. Begitu pula pada saat saya mengundang rapat
bulanan semua dosen PBSI saya selalu datang duluan dari pada mereka. Sejujurnya saya
malu datang terlambat, karena saya yang mengudang mereka maka saya harus datang
lebih awal dari mereka.
kedisiplinan dalam berpakaian juga sangat saya perhatikan, mahasiswa tidak boleh ada
yang menggunakn kaos oblong dan celanan jens. Kalua ada mahasiswa yang
menggunakan celana dan baju seperti itu maka wajib saya akan keluarkan mereka dari
raung belajar. Mengingat kampus universitas Universitas Hamzanwadi adalah kampus
yang pesanteren dan sesuai dengan visinya yaitu mencipatkan mahasiswa yang berbudaya
santri. Selain itu pula, setiap tugas yang saya dibuat oleh mahasiswa harus dikumpulkan
tepat waktu, bagi mahsiswa yang terlambat tidak boleh mengumpulkan tugas tanpa alasan
yang jelas. Semua ini saya lakukan sesuai dengan kesepakatan dengan mahasiswa dengan
harapan mereka menjadi mahasiswa yang disiplin. Kedisiplinan tidak hanya berlaku bagi
mahasiswa tetapi bagi saya juga, kalau saya terlambat labih dari 30 menit, maka
mahasiswa boleh pulang atau meninggalkan ruangan. Kedisiplinan yang lain juga yakni
kedisiplinan ilmiah, bagi mahasiswa yang ketahuan membuat tugas dengan malakukan
plagiasi atau mencopy tugas temannya maka sanksinya adalah tugasnya tidak diterima.
Kedisiplinan tidak hanya saya lakukan dengan mahasiswa, sebagai ketua program studi
saya juga memberikan contoh kedisiplinan kepada semua dosen Pendidikan Bahasa dan
sastra Indonesia dengan masuk kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2. Keteladanan
Sebagai pendidik harus bisa memberikan contoh atau teladan yang baik bagi siswanya.
Bagitu juga kita sebagai dosen harus memberikan contoh yang terbaik untuk mahasiswa.
Semenjak saya menjadi Ketua Program pendidikan Bahasa dan Sastra Indoensia sifat
keteladanan tidak hanya saya contohkan kepada mahasiswa, tetapi juga pada semua
dosen di program studi. Setiap saya ke kampus atau masuk kelas, saya tidak pernah
terlambat. Saya sangat menghargai mahasiswa yang menunggu di kelas, karena yang
namanya menuggu hal yang sangat membosankan. Dalam proses perkuliahan, saya
selalu masuk sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat oleh akademik. Biasa pada
semester baru atau pertemuan awal perkuliahan banyak dosen yang tidak masuk kelas,
tetapi sebagai dosen dan pendidik professional, saya selalu mengisi pertemuan awal
untuk menyampikan RPS dan silabus perkuliahan serta membuat kesepakatan/aturan
perkuliahan yang harus disepakati dengan mahasiswa. Pada saat proses
perkuliahan,materi perkulihan yang saya sampaikan harus sesuai dengan RPS yang sudah
saya sepakati dengan mahasiswa. Sedangkan sub materinya selalu saya sesuaikan dengan
kontekstual sesuai dengan kebutuhan mahasiswa pada saat itu. Dalam pertemuan
perkuliahan saya selalu masuk sesuai dengan aturan lembaga dan kesepakatan yang
sudah dibuat pada RPS yakni jumlah pertemuan minimal 12 kali dan maksimalnya 16
kali.Alhamdulilah dari 16 kali pertemuan semua pertemuan atau tatapmuka bisa
diselsaikan tanpa ada kendala.
Begitu pula keteladanan dalam berpakian, saya selalu ke kampus menggunakan pakian
yang rapi dan memasukkan baju agar kelihatan rapi dan bisa diikuti oleh mahasiswa dan
teman kerja.

sangat menjaga penampilan saya di depan teman kerja dan mahasiswa baik penampilan
secara fisik, sifat, sikap, bertindak, dan berusaha menggunakan Bahasa yang baik dan
benar di depan teman kerja dan mahasiswa. Setiap masuk kelas saya menggunakan
pakian yang rapid an masuk tepat waktu. Biasanya saya tiba di kelas 5-10 menit sebelum
jam perkuliahan dimulai. Saya melakukan ini memberikan contoh yang baik kepada
mahaiswa saya dan belajar untuk menghargai waktu. Dalam keteladanan sikap, saya
selalu menjaga sikap di depan teman kerja dan mahasiswa, tidak berkata kotor atau kasar
dan saya berusaha menajaga persaan dan mental mahasiswa. Sebelum mulai proses
pembelajaran saya selalu mengajak mereka berdoa dengan berharap mendapatkan
keberkahan ilmu dan umur dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Sedangkan dalam tindakan, di
setiap saya ketemu dengan mahasiswa baik di kelas maupun di luar kelas, saya salalu
menyapa dan senyum di depan mereka. Bagitupula dengan teman kerja saya, salam dan
senyum selalu saya lemparkan ke wajah mereka agar keharmonisan dalam berkerja dan
berkomunikasi selalu hidup dan berjalan dengan baik.
Setalah saya menjadi Katua program studi, pengurus HMPS sering mengundang saya
sebagai pembicara pada acara workshop“Menulis Fiksi itu Mudah”. Pada acara tersebut
saya datang tepat waktu bahkan saya lebih dahulu dari peserta. Ini saya lakukan
memberikan teladan yang baik bagi mahasiswa agar benar-benar menghargai waktu dan
bisa membangun karekter dan penduli terhadap sesame.

3. Keterbukaan terhadap kritik


Sebagai manusia tentu kita tidak sempurna, pasti kita sering melakukan kehilafan yang
kita tidak sadari ataupun disadari. Pada saat menyampaikan matakuliah teori sastra dalam
kelas, saya pernah melakukan kesalahan yakni membaca puisi Taufik Ismail yang
berjudul “Karangan Bunga”. Pada saat saya membaca bait “pita hitam pada karangan
bunga” saya keliru dengan mengatakan “pita hitam di atas bunga”, seketika itu pula ada
mahasiswa langsung mengakat tanganya mengingatkan saya bahwa ada diksi yang salah
saya ucapkan (kebetulan saya tidak melihat teksnya pada saat itu). Saya senyum melihat
mahasiswa seperti itu dan lansung saya berika apresiasi bahwa dia benar-benar
merperhatikan bacaan saya dan tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih
kepadanya karena sudah mengingatkan diksi yang benar. Selain itu, saya pernah
mempersentasikan hasil penelitian saya di depan mahasiswa yang berjudul “Novel
“Merpati Kembar Di Lombok”Karya Nuriadi(Kajian Sosiologi Sastra, Budaya, Resepsi
Sastra dan Nilai Pendidikan)” pada mata kuliah Kritik Sastra. Setelah sesi tanya jawab
salah satu mahasiswa atas nama Royan Hidayat mengatakan bahwa dalam penelitian saya
banyak data yang tidak sesuai dalam kajian yakni perbedaan dalam proses kawin lari,
kebetulan novel itu menceritakan kawin lari di Lombok. Saya pun senang melihat
keberaninya, akhirnya saya pun menjelaskannya sesuai dengan konten dan konteks
daerah cerita yang diangkat dalam novel diatas. Ia pun menerima penjelasan saya.
Selain itu, kritikan tidak hanya dari mahasiswa, tetapi dari dosen juga yakni pada saat
Lesson Study mata kulaih Teori Sastra, banyak masukan dan keritikan dari tim atau dosen
kepada saya pada saat itu, salah satu kritikanya adalah jangan memaksa mahasiswa diluar
kemampuannya. Memang di kelas itu ada mahasiswa yang kemampuannya tidak sama
dengan mahasiswa yang lain. Dengan adanya masukan itu saya mengucapkan terima
kasih dan kritikan itu saya jadikan pelajaran. Oleh karena itu, keritikan dan saran yang
sifatnya membangun dan menambah wawasan selalu saya terima dansemakin termotivasi
untuk mengubah diri menjadi yang lebih baik. Terkadang mahasiswa malu juga
memberikan kritikan dan saran pada saat belajar di kelas, oleh sebab itu saya selalu
membuka ruang buat mereka untuk menyampikan kritikan dan saranya kepada saat via
WA, email, ataupun sosmed lainya. Semua kritikan itu saya terima dengan lapang dada
dengan harapan saya menjadi yang lebih baik dan meningkatkan kompetensi saya lagi.

B. PENGEMBANGAN KEILMUAN/KEAHLIAN

B.1.Tuliskan publikasi karya-karya ilmiah/Produk Karya Seni yang telah saudara hasilkan dan
tunjukkan buktinya dengan cara mengunggahnya. Bagaimana makna dan kegunaannya
dalam pengembangan keilmuan/keahlian. Jelaskan bila karya tersebut memiliki nilai
inovatif
1. PublikasiKarya Ilmiah
Tugas dosen tidak hanya mengajar atau mendidik mahasiswanya, tetapi harus melakukan Tri
Darma perguruan Tinggi yaitu, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Selama menjadi dosen, saya aktif melakukan penelitian baik penelitian yang dibiayai oleh
kampus, Dikti atau menggunakan anggaran sendiri. Adapun hasil penelitian yang saya
publikasikan di berbagai kegiatan seminar, baik seminar nasional, internasional atau ke jurnal
nasional.
1) Buku “Konsep Dasar Sastra: Teori dan Aplikasi”. Buku ini diterbitkan oleh penerbit
Multipresindo Yogyakarta Tahun 2014; ISBN 602-1227-12-1.
2) Kajian Tingkat Tutur Bahasa Sasak Pada Masyarakat Sakra Lombok Timur Nusa
Tenggara Barat. Telah diseminarkan pada Seminar Tahunan Tahunan Linguistik
(SETALI) UPI Tingkat Internasional dan telah diprosidingkan dengan ISBN 978-
979-3786-47-6.
3) Membangun Keaktifan Mahasiswa Pada Proses Pembelajaran Mata Kuliah
Sosiolinguistik Program Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan
Konstruktivisme Dalam KegiatanLesson Study. Telah diseminarkan di seminar
internasional dan telah di Prosiding Internatioanl Confrence on Counseling and
Education” STKIP Hamzanwadi ISBN 978-602-98097-3-2
4) Nilai-NilaiPendidikanKarakterdalamCerita Rakyat Sasak (PendekatanPragmatik),
dipublikasikan di Prosiding Seminar Nasional STKIP Hamzanwadi Selong ISBN
978-602-1570-38-8
5) Novel “Merpati Kembar Di Lombok” Karya Nuriadi (Kajian Sosiologi Sastra,
Budaya, Resepsi Sastra dan Nilai Pendidikan). Penelitian saya ini telah diseminarkan
di mahasiswa PBSI pada tanggal 15 Maret 2015 dan diterbitkan di jurnal SeBaSa
STKIP Hamzanwadi Selong Vol II, No 2, Februari 2016 dengan ISSN 2442-5561.
6) Bentuk dan Fungsi Mantra Pelet dalam Masyarakat Sasak di Desa Bagik Payung
(Kajian Psikologis). Telah diseminarkan di international conference 2016 dan
langsung diprosidingkan ICETE 2016 Universitas Hamzanwadi.
7) The Princple of Civility in The Speech-Act in Trading in Meekly Market In Tebaban-
Suralaga. Telah diseminarkan di international conference on lesson study.
Dilaksanakan oleh Universitas Hamzanwadi tahun 2017.
Selain karya-karya yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi karya dalam bentuk
artikel hasil penelitian dan pemikiran yang dapat dilihat pada CV.

2. Makna dan Kegunaan


Hasil penelitian yang saya lakukan tersebut tentu memiliki makna dan kegunaan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang Bahasa dan sastra. Adapun
dampak dan kegunaan penelitian saya tersebut sebagai berikut.
1. Buku saya yang berjudul “Konsep Dasar Sastra: Teori dan Aplikasi” saya jadikan
refrensi utama dalam mata kuliah Teori Sastra dan Kritik Sastra. Buku ini
memberikan informasi kepada mahasiswa secara detail mengenai konsep sastra dan
pendekatan yang digunakan dalam menganalisis karya sastra. Buku ini saya wajibkan
kepada semua mahasiswa untuk dimiliki karena buku ini rujukan utama dalam
pembelajaran teori sastra. Setalah mahasiswa memiliki buku tersebut, alhamdulilah
pemahaman mereka tentang sastra semakin luas dan mendalam karna disajikan secara
detail dengan menggunakan Bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Dengan
adanya buku ini mahasiswa sangat terbantu dalam belajar sastra bahkan dalam
menciptakan karya sastra. Buku ini juga dilengkapi dengan pendekatan dalam karya
sastra serta bagaimana cara mengaplikasikannya. Setiap dosen yang mengajar
berkaitan dengan ilmu sastra selalu menggunakan buku ini sebagai refrensi utama.
Salah satu dosen atas nama Eva Nurmayani, M.Pd. yang mengajar Matakuliah
pengkajian Prosa Fiksi dan Drama. Buku ini sangat menbantu saudari Eva Nurmayani
dalam menyampaikan materi perkuliahnya saat itu. Selain itu, buku ini tidak hanya
digunakan oleh dosen dan mahasiswa tetapi juga guru Bahasa Indonesia dapat
menggunakan buku tersebut sebagai rujukan dalam mempelajari sastra. Salah satu
guru yang menggunakn buku ini sebagai refrensi adalah guru SMP Islam Terampil
NW Pancor Kopong yakni Suryadi Efendi, S.Pd. karena isi buku ini langsung
bersentuhan dengan konten pembelajaan Bahasa Indonesia khusunya pada sub tema
kesusteraan.
Buku ini juga sudah saya bedah di depan mahasiswa pendidikan Bahasa dan sastra
Indonesia pada tahun 2014.
2. Novel “Merpati Kembar Di Lombok” Karya Nuriadi (Kajian Sosiologi Sastra,
Budaya, Resepsi Sastra, dan Nilai Pendidikan). Penelitian ini dilatar belakangi oleh
kurangnya pemahaman keluarga bangsawan di Lombok dalam kebebasan seorang
anak memilih jodohnya sendiri. Novel ini menceritakan kawin lari (Merariq: bahasa
sasak) di Lombok yang dilakukan oleh pemuda sasak (nonbangsawan) dengan
keluarga bangsawan. Oleh karena itu, perlu diteliti dan dikaji secara ilmiah
bagaimana sebenarnya proses perkawinan kawin lari di Lombok. Makna dan
kegunaan penelitian ini bagi bagi guru dan dosen Bahasa dan Sastra Indonesia,
hendaknya guru dan dosen memperkenalkan novel “Merpati Kembar di Lombok”
kepada siswa untuk dijadikan bahan ajar dalam pembelajaran bahasa dan sastra,
karena novel ini kental dengan budaya dan adat Lombok yang mungkin tidak ada di
daerah lain. Selain itu novel ini banyak mengandung nilai-nilai pendidikan yang harus
ditanamakan kepada siswa/mahasiswa agar menjadi pelajaran. Bagi pembaca novel
“Merpati Kembar di Lombok”hendaknya memahami karya ini sebagai sebuah karya
yang mampu memberikan informasi dan hal-hal positif. Pembaca bisa memetik nilai-
nilai pendidikan luhur yang terkadung dalam novel sebagai bahan pembelajaran
bersama. Banyak nilai-nilai pendidikan dan pelajaran yang bisa dikaji untuk
menambah pemahaman dan pengetahuan tentang kehidupan peradaban budaya
masyarakat Lombok yang memiliki sisi “unik” dan tidak ditemukan pada daerah
lainnya.
3. Bentuk dan Fungsi Mantra Pelet dalam Masyarakat Sasak di Desa Bagik Payung
(Kajian Psikologis Sastra). Telah diseminarkan di International Conference 2016 dan
langsung diprosidingkan ICETE 2016 dengan ISBN …………..Universitas
Hamzanwadi. Penelitian ini membahas tentang mantra pelet yang digunakan oleh
orang sasak dalam menarik simpati atau mahabbah seseorang terutama lawan jenis.
Mantra pelet salah satu budaya yang masih kental di masyarakat sasak dan dijadikan
sebagai senjata andalan untuk mengambil rasa mahabbah seseorang (wanita). Mantra
pelet ini perlu untuk di teliti dan dikaji secara mendalam, karena makna yang
terkandung dalam pelet tesebut sangat dalam. Makan dan kegunaan mantra pelet ini
perlu diinformasikan kepada mahasiswa agar bisa memahami dan bisa
melestraikanya. Disisi lain, mantra pelet ini memiliki nilai edukasi yakni kesabaran.
Dalam mengamalkan dan menggunakan mantra ini butuh kesabaran dan keyakinan
agar tujuan bisa tercapai. Di sisi lain mantra pelet ini dapat menyatukan dua insan
lawan jenis dengan menggunakan mantra pelet ini sebagai syarat untuk menyatukan
rasa mahabbahnya. Mantra pelat tidak dimiliki oleh sembarang orang, hanya orang-
orang tertentu yang memiliki dan menggunakanya, sehingga perlu juga mahasiswa
memahami fungsi dan makna mantra pelet sebagai edukasi dalam kehidupanya.

3. Nilai Inovatif
Buku saya berjudul “Konsep Dasar Sastra: Teori Dan Aplikasi” tentu memiliki nilai
inovatif. Seperti yang saya katakan di atas, bahwa buku saya ini sudah dijadikan refrensi
utama oleh dosen PBSI. Buku ini sangat membantu dosen dan mahasiswa memahami
teori sastra dan kritik sastra, serta mengetahui berbagai jenis pendekatan yang digunakan
untuk menganalisis karya sastra. Bahkan buku ini juga dilengkapi contoh aplikasi dalam
menganalisis karya sastra, yakni terdapat sub bab yang membahas pendekatan yang
digunkan menganalisis karya sastra, sehingga sangat tepat dijadikan salah satu refrensi
utama dalam mengajar tentang sastra. Sementara penelitian saya yang berjudulNovel
“Merpati Kembar Di Lombok” Karya Nuriadi (Kajian Sosiologi Sastra, Budaya, Resepsi
Sastra dan Nilai Pendidikan) memiliki nilai inovatif yaitu penelitian ini dapat dijadikan
acuan pembelajaran oleh dosen, guru, dan mahasiswa tantang bagaimana kultural dan
budaya proses kawin lari (Merariq) di Lombok antara keluarga bangsawan dan
nonbangsawan, karena novel ini di buat berdasarkan fakta social yang terjadi di Lombok.
Selain itu, penelitian ini juga mengupas nilai pendidikan yang terdapat di dalamnya
sehingga tepat diajarkan kepada mahasiswa oleh dosen dalam menelaah kajian sastra.
Begitu juga dengan penelitian saya yang berjudul “Bentuk dan Fungsi Mantra Pelet
dalam Masyarakat Sasak di Desa Bagik Payung (Kajian Psikologis Sastra)” di atas tentu
memiliki nilai inovasi yakni hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan ajar dalam
kelas sekaligus media yang digunakan untuk memperkenalkan jenis-jenis mantra sasak
masih berkembang saat ini. Mengingat saat ini mahasiswa jarang sekali melirik budaya
sasak dalam hal ini mantra pelet tersebut, karena mantra pelet ini tidak sembarang di
miliki dan digunakan oleh orang, hanya orang tertentu yang memiliki keyakinan yang
bisa menggunakan dan memahami makna dibalik mantra tersebut. Itulah sebabnya
mahasiswa zaman sekarang perlu mengetahui kelebihan dan fungsi mantra tersebut dan
dijadikan sebagai pelajaran serta dilestraikan dalam kehidupan.

B.2. Berikan contoh nyata konsistensi dan target kerja yang Saudara tunjukkan dalam
pengembangan keilmuan/keahlian.

1. Konsistensi
Sebagai dosen sekaligus sebagai Ketua Program Studi tentu harus memilili konsistensi dan
target kerja dalam bekerja, baik secara mandiri ataupun kelompok. Bagi saya konsistesi atau
keistikomahan adalah hal utama dalam menjalankan tugas. Sebagai dosen dan pimpinan di
tingkat prodi saya selalu mengajak teman-teman sejawat saya mengembangkan dan
melaksanakan tri darma perguruan tinggi untuk mengembangkan keilmuan sesuai dangan
bidang yang kami tekuni, baik dalam pengajaran, penelitian, dan pengabbdian kepada
masyarakat. Setiap semester Ganjil mengajar matakuliah teori sastra, kritik sastra. Bagitu
pula pada semester genap selalu mengajar matakuliah sejarah sastra, Metode pengajaran
Bahasa dan Sastra. Saya tidak hanya mengajar matakuliah tentang sastra, tetapi juga
mengajar mata kuliah yang lainya seperti yang ada di CV, tetapi mata kuliah teori sastra,
kritik sastra, dan sejarah sastra selalu saya ajarkan secara konsisten setiap muncul dalam
semester. Sehingga dari mata kuliah tersebut, saya menulis buku berjudul “Konsep Dasar
Sastra: Teori dan Aplikasi”, serta saya juga konsisten melakukan penelitian tentang
kesusastraan, dan PkM berkaitan tentang sastra. Selain itu, dengan konsistensi matakuliah
teori sastra dan kritik sastra, saya melakukan penelitian tentang sastra untuk
mengembangkan keilmuan saya dalam bidang sastra. Ini dibuktikan dengan hasil penelitian
saya yang berkaitan dengan sastra yang berjudul Novel “Merpati Kembar Di Lombok”
Karya Nuriadi (Kajian Sosiologi Sastra, Budaya, Resepsi Sastra dan Nilai Pendidikan) dan
Bentuk dan Fungsi Mantra Pelet dalam Masyarakat Sasak di Desa Bagik Payung (Kajian
Psikologis Sastra). Hasil dari peneltian saya ini saya jadikan sebagai bahan ajar di kelas,
karena isi atau informasi dari penilitian ini memberikan informasi kepada mahasiswa
tentang keberadaan sastra local yang masih berkembang di masyarakat sasak serta
bagaimana cara mengkaji/menganalisis tentang sastra. Selain konsistensi di atas, satiap
tahunnya juga saya selalu melakukan penelitian, seperti yang ada di CV saya, sejak tahun
2014 sampai sekarang saya selalu melakukan penelitian dan menseminarkan hasil penelitian
saya disetiap ada acara seminar, baik seminar nasional maupun internasional (judul
penelitian dan seminar yang pernah saya ikuti bisa dilihat di CV). Selain pengajaran dan
penelitian, setiap tahunnya saya juga melakukan pengabdian kepada masyarakat. PkM saya
terbaru Pada Fabruari 2018 saya melakukan PkM bersama mahasiswa yang berjudul “Sastra
Masuk Desa (SMD): Pembinaan Penulisan Karya Sastra Bagi Siswa di Desa Dames
Kecamatan Suralaga. Bagitupula pada tahun 2017 saya bersama mahasiswa melakukan PkM
di desa Paok Lombok yang berjudul “PBSI Bejango Desa : Penumbuhan Minat Baca pada
Anak Usia Dini di TK Walbadriyah Desa Paok Lombok”. Kedua PkM ini saya lakukan
bersama mahasiswa dengan tujuan mengembangkan kompetensinya dan belajar di
masyarakat.
3. Target Kerja
Setiap perkerjaan atau tugas yang saya lakukan selalu saya targetkan untuk menyelesaikanya
tepat waktu. Seperti dalam bidang pengajaran, setiap matakuliah yang saya ajarkan harus
selesai tepat waktu sesuai dengan kontrak perkuliahan yang sudah saya sepakati dengan korti,
dan sesuai pula dengan batas waktu dalam kalender akademik lembaga. Setiap semester
perkuliahan saya isi maksimal 16 kali pertemuan, maka saya selsaikan sesuai dengan jumlah
pertemuan dalam semester tersebut dan sehingga tidak ada materi yang ditinggalkan dalam
semester itu sehingga saya tidak perlu menambah jam di luar jadwal perkuliahan untuk
melengkapi pertemuan. Bagitupula dalam peng-oplud-tan nilai semester, saya selalu
menginput nilai tepat waktu sesuai intruksi lembaga, sehingga tidak ada satupun mahasiswa
yang bermasalah tentang nilai, semua nilai mahasiswa keluar di wbsite atau akunya masing-
masing.

Contoh lain adalah pada saat saya melakukan penelitian tentang Novel “Merpati Kembar Di
Lombok” Karya Nuriadi (Kajian Sosiologi Sastra, Budaya, Resepsi Sastra dan Nilai
Pendidikan 2016) dan Bentuk dan Fungsi Mantra Pelet dalam Masyarakat Sasak di Desa
Bagik Payung (Kajian Psikologis Sastra) saya taergetkan selsai sesuai dengan kontrak
penelitian. Dalam kontrak batas waktu menyelesaikan penelitian itu 6 bulan. Alahmdulilah
sebelum 6 bulan saya selsaikan tugas tersebut sesuai dengan perincia kegiatan sejak bulan
April-September 2015 dengan perincian tugas pada bulan April-Agustus melakukan
observasi, verifikasi data, penentuan informan penelitian, dan bulan September 2015 saya
membuat laporanya dan dipersentasikan diinternal kampus. Kemudia pada tahun 2016 saya
publikasikan hasil penelitian teresebut di jurnal SeBaSa STKIP Hamzanwadi Selong Vol II,
No 2, Februari 2016 dengan ISSN 2442-5561. Bagitu pula dengan penelitian yang kedua
tentang mantra pelet, peneltian ini saya lakukan di desa bagik payung kecamatan suralaga.
Penelitian ini juga saya selsaikan tepat waktu sesuai dengan perencanaan yang telah saya
susun. Dalam penelitian ini, saya juga melibatkan 4 mahasiswa dalam pengambilan data di
lapangan guna untuk mebantu tenaga dan mengurangi biaya. Hasil penelitian ini saya
seminarkan pada acara seminar International Conference 2016 yang diadakan oleh
Universitas Hamzanwadi berkerjasama dengan………... Semua hasil penelitian saya di atas,
baik buku “Konsep Dasar Sastra:Teori dan Aplikasi” dan semua penelitian dan PkM saya baik
yang saya paparkan disini atupun yang ada di CV selalu saya jadikan refensi pembelajaran di
kelas dan saya diskusikan dengan mahasiswa. Sehingga mereka mendapatkan informasi baru
dari penelitian dan mereka tahu bagaimana cara melakukan penelitian di lapangan.

C. Pengabdian kepada Masyarakat

C.1. Berikan contoh nyata penerapan ilmu/keahlian Saudara dalam berbagaikegiatan


pengabdian kepada masyarakat. Deskripsikan dampak perubahan dan dukungan
masyarakat terhadap kegiatan tersebut !

1. Kegiatan PKM
Sesuai dengan CV yang saya miliki judul PkM saya yang terbaru pada bulan Februari
2018 adalah “Sastra Masuk Desa (SMD): Pembinaan Penulisan Karya Sastra di Desa
Dames Kec.Suralaga”. PkM ini dibiayai oleh internal kampus dengan melibatkan
mahasiswa. PkM ini saya lakukan dengan kerjasama pihak desa dalam hal ini kepala desa
dames dan sekolah MA NW Dames. PkM ini saya laksanakan di aula kantor desa dames
kecamatan suralaga dengan berkerjasama dengan pihak kantor dan sekolah MA NW
Dames. Sebelum saya menjalin kerjasama dengan kepala desa dan MA NW Dames,
sebelumnya saya mengirim surat pemberitahuan kepada kedua mitra tersebut untuk
melakukan kerjasama untuk mendukung kegiatan tersebut. Surat yang saya kirim ke
kepala desa berisi izin lokasi dan dukungan social, sedangkan surat ke pihak sekolah
berisi tentang mengikut sertakan siswanya dalam kegiatan PkM tersebut. Allhamdulillah
tanggapan pihak desa dan sekolah sangat mendukung kegitan tersebut sehingga saya
tidak mendapatkan kesulitan berkaitan dengan lokasi pelaksanaan, karena ternyata kapala
desa Dames tersebut alumni STKIP Hamzanwadi sehingga tujuan dan hajatan saya
diterima oleh pak kepala desa atas nama……….. Kenapa diadakan dikantor desa?
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan dengan 5 mahasiswa yang terlibat salah
satunya berasal dari desa tersebut yakni atas nama wahyu …. Semester 4 program studi
pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Hamzanwadi bahwa banyak anak-
anak muda yang putus sekolah yang memiliki potensi dalam bersastra, sehingga potensi
yang dimilikinya perlu dikembangkan melalui pembelajaran nonformal. Peserta PkM
tidak hanya pemuda yang putus sekolah, tentu juga siswa MA NW Dames menjadi
protitas utama. PkM dilaksanakan selam 2 minggu, dalam satu minggu 3 kali pertemuan
dengan perinciaan 1 hari materi dan 2 hari latihan membuat karya sastra. Dalam
pelaksanan tersebut jumlah peserta 25 orang, 20 dari siswa MA NW Dames dan 5 orang
di luar anak sekolah. Pada saat pelaksanaan saya sebagai Pembina sekaligus pembicara,
sementara 5 mahasiswa saya tugaskan sebagai tutor untuk melatih peserta membuat karya
sastra. Karya sastra yang dibuat pada saat itu adalah puisi. Melakasanakan PkM di desa
tidak semudah yang saya bayangkan, banyak cobaan dari peserta, terumata peserta
pemuda yang putus sekolah. Mereka banyak bermain dan tidak serius, tetapi setelah saya
memberikan arahan dan pentingnya bersastra/berimajinasi Alhamdulillah ada kesadaran
memperhatikan penjelasan materi dan keseriusan dalam membuat sastra. Alhamdulilah
hasil puisi-puisi yang dibuat oleh peserta sangat bagus dan saya jadikan antalogi puisi
(saat ini masih dalam penerbitan). Sebelum Puisi tersebut saya jadikan antalogi puisi,
terlebih dahulu saya meminta tolong kepada dosen senior mengoreksinya agar setelah
terbit menjadi karya yang berkualitas. Hiruk-pikuk yang saya alami dengan mahasiswa
yang terlibat sangat luar biasa, terutama kenakalan anak-anak yang putus sekolah.
Dengan kesabaran dan ketekunan adik-adik mahasiswa, hasil PkM kami sangat
memuaskan dan para mahasiswa banyak mendapatkan pengalaman pembelajaran pada
saat PkM tersebut.

2. Dampak Perubahan
Setelah saya melakukan PkM di atas, allhamdulilah dampak perubahan yang dialami oleh
peserta dan mahasiswa sangat luar biasa, begitupula siswa MA NW Dames dan peserta 5
orang yang putus sekolah tersebut. Khusus siswa MA NW Dames setelah selsai
mengikuti PkM mereka paham kesustraan dan pentingnya bersastra. Informasi dari salah
satu gurunya bahwa siswa yang mengikuti PkM sangat aktif dan kreatif di sekolah dan
memiliki kreatifitas dalam menulis karya sastra terutama penulisan puisi. Teknik-teknik
yang didapatkan pada saat pelatihan mereka terapkan di sekolah, bahkan bisa
mengajarkan teman dikelasnya. Saya secara pribadi sangat senang mendengar informasi
tersebut dari guru MA NW Damses tersebut. Sementara peserta yang putus sekolah
hanya dua orang yang menekuni dalam bidang menulis sastra (puisi).Sedangkan dampak
perubahan mahasiswa yang saya libatkan tersebut sangat luar biasa. Dengan pengalaman
yang dimiliki pada saat PkM menjadikan mereka memiliki kreatifitas
bersastra/berimajinasi. Ini terbukti 2 orang mendapatkan juara dalam lomba membaca
puisi yang didakan oleh HMPS pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia pada
saat acara hari ulang tahun Sanggar Narariawani PBSI pada bulan April 2018 kemarin.
Salah satu dari mereka atas nama Izza… mendapatkan juara 1 dan debi,…. Mendapatkan
juara 3. Alhamdulilah banyak hal yang mereka didapatkan pada saat mengikuti PkM
yang saya lakukan.

3. Dukungan Masyarakat
PkM yang saya lakukan yang berjudul “Sastra Masuk Desa (SMD): Pembinaan Penulisan
Karya Sastra di Desa Dames Kec.Suralaga” sangat mendapatkan dukungan dari
masyarakat, terutama pihak kantor desa yang sudah memberikan ruang dan waktu kepada
saya untuk melakukan PkM tersebut. Segala urusan perizinan lokasi PkM dipermudah
oleh pak kepala desa, kami tidak dimintai syarat-syarat yang khusus, semua urusan benar-
benar dipermudah. Bagi saya hal itu wajar karena kepala desa tersebut alumni dari STKIP
Hamzanwadi yang sekarang alih setatus menjadi Universitas Hamzanwadi. Dukungan
yang lain dari kantor desa adalah fasilitas sarana seperti sound system yang saya gunakan
pada acara tersebut adalah dari pihak desa. Dukungan lain datang dari masyarakat yaitu
peserta dari MA NW Dames dan 5 pemuda putus sekolah tersebut. Mereka sangat
antausias mengikuti kegiatan PkM yang saya laksanakan. Pada saat pelaksanaan mereka
selalu hadir semua dan tepat waktu. Mereka sangat peduli dan mendukung segala
kegiatan yang kami lakukan pada saat itu. Alahamdulilah kerjasama dan silaturrahmi
yang kami jalin dengan pihak desa dan MA NW Dames berjalan harmonis sampai
sekarang. bahkan MA NW Dames meminta kepada saya untuk membantu para siswanya
kelas 3 yang akan datang untuk di les kan oleh mahasiswa khususnya mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Saya pun sangat mendukung hal tersebut dan siap menerjukkan
mahasiswa yang berkompten di kampus untuk membantu para siswa MA NW dames
tersebut.

C.2. Berikan contoh nyata kemampuan berkomunikasi dan kerjasama yang Saudara
tunjukkan dalam pengabdian kepada masyarakat
1. Kemampuan berkomunikasi
Setiap pendidik tentu memiliki kemampuan komunikasi yang bervariasi, hal ini disebabkan
oleh pengalaman sejauh mana orang tersebut bergelut dimasyarakat dan memiliki
kompetensi sosialnya. Sebagai dosen dan Kaprodi tentu kemampuan komunikasi saya
harus baik, baik di depan dosen, mahasiswa, dan masyarakat. Dalam konteks PkM yang
telah saya paparkan di atas, allhamdulilah komunikasi saya dengan pihak masyarakat
berjalan lancar. Ini terbukti pada saat saya meminta izin lokasi raung dan waktu kepada
pak kepala desa. Tidak ada hambatan dalam proses perizinan ruang dan waktu tersebut,
bahkan beliau menyiapkan fasilitas sound system yang ada di aula kantor bisa dipakai
dengan bebas. Pada saat bertemu dengan kepala desa saya memaparkan kepada beliau
tujuan dari PkM saya yakni memberikan pelatihan dan pembinaan bagi anak-anak muda
yang memiliki jiwa berkereasi dalam berimajinasi supaya ada pengalaman dan bekal hidup
yang mereka miliki. Allhamdulilah beliau menerima paparan yang saya jelaskan di atas.
Bagitu juga dengan peserta pemuda yang putus sekolah, saya kumpulkan mereka dengan
bantuan mahasiswa yang terlibat kemudian saya memberikan pencerahan dengan Bahasa
persuasif agar mereka mau mengikuti kegiatan tersebut. Selain itu, para siswa MA NW
Dames melalui kepala sekolah dan gurunya saya dipertemukan dengan mereka dan
memamparkan kegiatan tersebut serta tujuannya. Allhamdulilah guru dan siswa
menanggapi positif kegiatan tersebut. Bagitu juga dengan 5 mahasiswa yang saya ajak,
saya tidak terlalu banyak bicara dengan mereka, bahkan mereka sangat senang terlibat
dengan PkM tersebut dan atas nama mahasiswa Wahyu Nusantar Aji yang menawarkan
kegiatan PkM tersebut di adakan di desanya. Pada saat pembukaan acara PkM tersebut,
saya menyapaikan kepada mereka bahwa peran sastra dalam kehidupan sanagat penting.
Dengan benyak bersastra dan membaca sastra kita bisa menambah ilmu pengetahuan
tantang kehidupan bermasyarakat.

2. Kemampuan Kerjasama
Untuk mewujudkan kegiatan berjalan lancar dan sukses, tentu kerjasama dengan mitra
atau orang yang ada disekitar kita harus kita utamakan. Biarbagaimanapun tanpa
dukungan dan kerjasama yang baik dengan mereka kegiatan kita tidak bisa berjalan
lancar sesuai harapan. Sebelum saya melakukan kegiatan PkM di atas, tentu saya
meminta saran dan masukan kepada dosen-dosen yang ada di program studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Alhamdulilah banyak masukan dan saran yang beliau
berikan seperti melibatkan mahasiswa dan mencari lokasi yang strategis yang tidak jauh
dari kampus agar tidak banyak menghasilkan biaya. Setelah itu saya memanggil
mahasiswa untuk diskusi dan melakukan kerjasama dalam kegiatan PkM. Dengan diskusi
yang panjang allhamdulilah salah satu dari mahasiswa menawarkan di desanya diadakan
PkM tersebut. Setelah saya dan mahasiswa melakukan observasi di lapangan
alhamdulilah lokasinya snagat stretegis dan masyarakatnya mendukung. Sehingga saya
berinisiatif mengadakan di desa tersebut dengan mengambil lokasi acara di kantor desa.
Tentunya sebelum itu, saya bertemu dengan pihak desa dan menjelaskan tujuan dan
kegiatan tersebut. Alahmdulilah dengan kerjasama dan komunikasi yang baik ruang dan
waktu saya disipakan oleh pihak desa. Bagitupula kerjasama saya dengan mahasiswa,
selama proses PkM kegiatan tersebut kami membanguan kekompakan dan kerjasama
yang baik untuk mencapai hasil yang maksimal. Selama proses kegiatan PkM, tidak ada
mahasiswa pun yang mengeluh dengan kegiatan tersebut. Bagitu juga dengan peserta
yang mengikuti kegiatan PkM tersebut, mereka kompak dan semangat dalam
menjalankan kegiatan PkM sampai selesai. Tentu di akhir kegiatan kami memberikan
mereka hadiah, peserta yang menulis puisi dengan baik tentu mendapat hadiah yang
paling bagus yaitu uang Rp 500.000. peserta yang lain juga kami berikan hadiah, tetapi
tidak sebanyak peserta yang menghasilkan karya yang baik. Ucapan terima kasih dan
hadiah untuk pihak desa juga tidak kami lupa. Saya memberikan jam dinding kepada
pihak desa sebagai kenagan-kengangan PkM kami.

D. Manajemen/Pengelolaan Institusi
D.1. Berikan contoh nyata kontribusi Saudara sebagai dosen, berupa pemikiran untuk
meningkatkan kualitas manajemen/pengelolaan institusi (universitas, fakultas, jurusan,
laboratorium, manajemen sistem informasi akademik, dll), implementasi kegiatan, dan
bagaimana dukungan institusi terhadap kegiatan tersebut.

1. Implementasi kegiatan dari usulan/pemikiran


Pada rapat bulan bersama semua kaprodi FKIP dan Dekan Fakultas FKIP pada tanggal 3
Maret 2018, saya mengusulkan beberapa usulan yang berkaitan dengan fasilitas
pembelajaran di rung kelas ke Dekan Fakultas tentang Lab Bahasa, mengganti Proyektor
yang rusak setiap ruang, ruangan bengkel sastra, dan PKL/kunjungan mahasiswa PBSI ke
kantor Bahasa Provinsi NTB. Saya memaparkan ke dekan Fakultas FKIP tentang pentingnya
Lab Bahasa yang harus dimiliki oleh program Studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Karena salama ini Lab Bahasa program studi Bahasa Indonesia tidak ada, mengingat ada
beberapa matakuliah harus praktik seperti keterampilan menyimak dan keterampilan
berbicara. Agar pembelajaran mata kuliah tersebut bisa berjalan lancara maka harus
didukung dengan fasilitas ruangan serta alat yang memadai. Selama ini kedua mata kuliah
tersebut jika ingin praktik selalu mencari ruang kosong dan menyewa alat sound system di
luar kampus. Sehingga saya mengusulkan agar Program Studi pendidikan Bahasa memiliki
Lab untuk melakukan praktik mata kuliah tersebut. Allhamdulilah Dekan FKIP mengabulkan
permintaan tersebut dengan cara menggabungkan Lab Bahasa Inggris dengan Lab Bahasa
Indonesia. Karena salama ini hanya Bahasa inggris yang memiliki Lab Bahasa dan sekarang
jika program studi pendidikan Bahasa Indonesia ingin praktik selalu menggunakan ruang Lab
Bahasa tersebut. Sedangkan usulan saya kedua tentang mengganti proyektor yang rusak di
kelas, karena salama ini proyektor yang ada di raungan Pendidikan Bahasa dan sastra
Indonesia sudah lama tidak berfungsi sehingga dalam proses penyampaian materi
pembelajaran berupa slide tidak bisa. Melihat hal tersebut saya mengusulkan ke dekan FKIP
agar menyampaikan hal tersebut ke pimpinan (wakil rector 2 bagian keuangan) untuk
mengganti atau memperbaiki proyektor yang rusak tersebut. Hal tersebut di tanggapi positif
oleh dekan FKIP. Tidak satu minggu usulan tersebut proyektor di ruang Bahasa diganti
dengan yang baru sehingga kami semua dosen Bahasa Indonesia mudah menyampaikan
materi dengan menggunakan slide yang sudah kami siapkan. Kemudian usulan selanjutnya
adalah PKL/Kunjungan mahasiswa PBSI ke Kantor Bahasa Provinsi NTB. Sudah lama
mahasiswa PBSI tidak mengadakan kunjungan ke kantor Bahasa provinsi NTB. Sehingga
saya mengsulkan atau meminta izin ke dekan FKIP untuk mengadakan PKL/kunjungan ke
kantor Bahasa provinsi dengan mahasiswa PBSI. Alahmdulilah pada kunjungan tersebut
terjalin kerjasama yakni menandatangi MoU dengan kantor Bahasa dengan Program Studi
pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia tantang tes Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia
(UKBI). Jadi tes UKBI saya jadikan salah satu syarat mahasiswa ujian skrispi. Jadi
mahasiswa yang sudah ACC skripsinya harus memiliki sertifikat tes UKBI yakni mengikuti
tes UKBI di kantor Bahasa provinsi NTB dengan level minmal kategori ISTIMEWA. Bagi
mahasiswa yang belum bisa mencapai kretiria tersebut, maka dia harus mengulang tes lagi
sampai mendapat ketegori Istimewa dalam sertifikatnya. Allahmdulilah program ini sudah
berjalan semanjak saya menjadi Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, bahkan sertifikat tes UKBI ini salah satu dijadikan Surat Keterangan Pendamping
Ijazah (SKPI) oleh institusi Universitas Hamzanwadi.
2. DUKUNGAN INSTITUSI
Berdasarkan pemikiran atau beberapa usulan program yang saya sampaikan ke dekan FKIP,
alhamdulilah semuanya di tanggapi dengan positif. Lab Bahasa yang saya ajukan
mendapatkan respon baik dari dekan FKIP. Dekan FKIP sangat mendukung agar program studi
pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia juga memiliki lab Bahasa untuk menunjang
pembelajaran keterampilan menyiak dan berbiacara. Beliau juga mengatakan setiap program
studi di FKIP memiliki Lab masing-masing agar bisa melakukan pembelajaran dengan efektif.
Sedangakan bentuk dukungan usulan program kedua yang berkaitan pergantian proyektor
yang rusak di kelas lansung itu mendapatkan dukungan positif dari dekan FKIP. Ini terbukti
tidak seminggu setalah saya mengusulkan agar digantikan dengan yang baru, tiba-tiba diganti
dengan yang baru, sehingga kami dosen Bahasa Indonesia merasa senang telah dipenuhinya
hajatan atau keinginan kami untuk menggantikan proyektor yang rusak dengan yang baru.
Karena setahun lebih proyektor di ruangan PBSI tidak rusak dan tidak diganti-ganti. Bagi saya
adanya fasilitas proyektor di ruang kelas sangat mendukung kegiatan pembelajaran di kelas.
Setelah saya menjadi ketua program studi langsung saya usulkan ke dekan FKIP. Saya tidak
tau apakah ketua program studi dulu beliau mengusulkan atau tidak, yang penting satu tahun
proyektor yang rusak di ruang program studi PBSI tidak pernah diganti atau mati.
Sedangkan usulan program yang ketiga mendapatkan sambutan hangant oleh dekan FKIP.
Bahkan bliau mengintruksikan kepada semua program studi yang ada di FKIP harus melakukan
PKL atau studi banding dengan instasi yang lainya. Bukti dukungan dekan FKIP adalah kami di
izinkan melakukan kunjungan ke kantor Bahasa provinisi dengan mahasiswa untk
mensosialisasikan tes UKBi beserta perannya kedepan. Alhamdulillah hasil dari kunjungan
tersebut adalah adanya kerja sama kantor Bahasa Provinsi dengan Program Studi PBSI.

dalam tes UKBI sangat baik untuk pengemnangan

Anda mungkin juga menyukai