Anda di halaman 1dari 4

1.

Patofisiologi Ulkus kornea

Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya, dalam
perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih, sebab susunan sel dan seratnya
tertentu dan tidak ada pembuluh darah. Biasan cahaya terutama terjadi di permukaan anterior
dari kornea. Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea, segera mengganggu pembentukan
bayangan yang baik di retina. Oleh karenanya kelainan sekecil apapun di kornea, dapat
menimbulkan gangguan penglihatan yang hebat terutama bila letaknya di daerah pupil.6
Patologi ulkus kornea tanpa perforasi dibagi dalam 4 Fase :

1. Fase Infiltrasi Progresif

Karakteristik dari tingkat ini aialah infiltrasi sel – sel PMN dan atau limfosit ke dalam
epitel dari sirkulasi perifer. Selanjutnya dapat terjadi nekrosis dari jaringan yang terlibat
bergantung virulensi agen dan pertahanan tubuh host.

2. Fase Ulserasi Aktif

Ulserasi aktif merupakan hasil dari nekrois dan pengelupasan epitel, membran Bowman,
dan stroma yang terlibat. Selama fase ulserasi aktif terjadi hiperemia yang
mengakibatkan akumulasi eksudat purulen di kornea. Jika organisme penyebab
virulensinya tinggi atau pertahanan tubuh host lemah akan terjadi penetrasi yang lebih
dalam selama fase ulserasi aktif.

3. Fase Regresi

Regresi ditimbulkan oleh sistem pertahanan natural (antibodi humoral dan pertahanan
seluler) dan terapi yang memperbesar respon host normal. Garis batas yang merupakan
kumpulan leukosit mulai timbul di sekitar ulkus, lekosit ini menetralisir bahkan
memfagosit organisme debris seluler. Proses ini disertai vaskularisasi superfisial yang
yang meningkatkan respon imun humoral dan seluler. Ulkus mulai menyembuh dan
epitel mulai tumbuh dari tepi ulkus.

4. Fase Sikatrisasi

Pada fase ini penyembuhan berlanjut dengn epitelisasi progresif yang membentuk
sebuah penutup permanen. Di bawah epitel baru terbentuk jaringan fibrosa yang
sebagain berasal dari fibroblas kornea dan sebagian lagi berasal dari sel endotel
pembuluh darah baru. Stroma menebal dan mendorong permukaan epitel ke anterior.
Derajat sikatrik bervariasi, jika ulkus sangat superfisial dan hanya melibatkan epitel
maka akan menyembuh sempurna tanpa bekas. Jika ulkus melibatkan memran Bowman
dan sedikit lamela stroma superficial maka akan terbentuk sikatrik yang disebut
“nebula”. Apabila ulkus melibatkan hingga lebih dari sepertiga stroma akan membentuk
“makula”dan “leukoma”.

a. Fase Infiltrasi progresif

b. Fase ulserasi aktif

c. Fase regresi

d. Fase sikatrisasi

Fase sikatrisasi

A. nebular B. macular C. leucoma D. adherent leucoma

Ulkus kornea dengan perforasi terjadi jika proses ulserasi berlanjut lebih dalam dan
mencapai membran Descemet, membran ini akan mengeras dan membengkak ke luar
menjadi desmatokel. Pada fase ini semua pengerahan tenaga pada pasien seperti saat batuk,
bersin, dll. akan membuat perforasi. Segera setelah terjadi perforasi cairan aqueous akan
keluar, tekanan intra okuler akan turun dan diafragma iris-lensa akan lepas.

Ulkus kornea perforasi dengan prolaps iris

Efek perforasi bergantung pada posisi dan ukuran perforasi. Jika perforasi kecil dan
berlawanan dengan jaringan iris, biasanya akan disumbat oleh jaringan sikatrik dengan cepat
dan menyembuh. Hasil paling umum dari proses ini adalah leukoma adherent.

2. Efek tyndall
Efek Tyndall Efek Tyndall adalah gejala penghamburan cahaya oleh partikel-partikel
koloid. Partikel koloid menghamburkan cahaya ke segala arah, sehingga partikel koloid
yang sebenarnya tidak terlihat akan tampak sebagai titik-titik terang. Efek Tyndall ini
dapat digunakan untuk membedakan antara koloid dengan larutan maupun suspensi. Efek
Tyndall yang ditunjukkan oleh larutan tidak begitu nyata. Dalam suspensi cahaya tidak
dapat dilewatkan.
3. Factor resiko ulkus kornea
Ulkus biasanya terbentuk akibat:
 Infeksi oleh bakteri (misalnya stafilokokus, pseudomonas atau pneumokokus),
jamur, virus (misalnya herpes) atau protozoa akantamuba
 Kekurangan vitamin A atau protein
 Mata kering (karena kelopak mata tidak menutup secara sempurna dan
melembabkan kornea).

Faktor resiko terbentuknya ulkus:

- Cedera mata

- Ada benda asing di mata

- Iritasi akibat lensa kontak

4. Diagnosis banding Visus turun mendadak dan visus turun perlahan

Mata merah visus turun Mata tenang visus turun Mata tenang visus turun
mendadak mendadak perlahan
1. Keratitis 1. Neuritis optic 1. Katarak
2. Infeksi herpes zoster 2. Ablasio retina 2. Glaucoma
3. Keratokonjungtivitis 3. Oklusi vena retina 3. retinopati
epidemic sentral
4. Ulkus kornea 4. Oklusi arteri retina
5. Keratomikosis sentral
6. Glaukoma akut 5. Kekeruhan dan
7. Uveitis perdarahan badan kaca
8. Iridoksiklitis 6. Amblyopia toksik
9. Sindrom Vogt Koyanagi- 7. Thrombosis arteri
Harada carotid interna
10. Endoftalmitis 8. Okulopati iskemik
11. Panoftalmitis 9. Buta sentral bilateral
12. Oftalmia simpatika 10. Hysteria dan malingering
13. Glaucomatocyclitic crisis 11. Migren
12. Retinopati serosa sentral
13. Amaurosis fugaks
14. Uveitis
posterior/koroiditis

5. berapa lama onset terjadinya penurunan visus mendadak dan visus turun perlahan?
onset visus turun mendadak <24 jam dan onset visus turun perlahan terjadi >2 bulan

Anda mungkin juga menyukai