Anda di halaman 1dari 9

REFLEKSI KASUS APRIL 2018

VERUKA VULGARIS

DISUSUN OLEH:
DIAH IRFAINI ZULHIJ
N111 17 112

PEMBIMBING KLINIK
dr. Nur Hidayat, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
STATUS PASIEN
BAGIAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. R
Umur : 10 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Tg. Satu
Agama : Kristen
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal Pemeriksaan : 06 April 2018
Ruangan : Poliklinik Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD
Undata

II. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Ada nodul di bagian siku sebelah kanan

Keluhan Penyakit Sekarang :


Pasien anak laki-laki berumur 10 tahun datang ke poliklinik kesehatan
kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan terdapat nodul berwarna abu-
abu berukuran seperti jagung dan permukaannya yang kasar di bagian siku
sebelah kanan. Keluhan ini pertama kali dialami pasien, yang mulai muncul
sejak 1 tahun yang lalu. Sudah diberikan callusol tapi tidak ada perubahan.
Pasien mengatakan tidak merasakan nyeri ataupun gatal. Pasien belum pernah
berobat sebelumnya.
Riwayat Penyakit dahulu :
Pasien tidak pernah menderita gejala ini sebelumnya. Pasien tidak
memiliki riwayat alergi (-), riwayat hipertensi (-), diabetes mellitus (-), riwayat
asma(-).

Riwayat Penyakit Sekarang :


Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Status Generalisata
1) Keadaan Umum : Sakit ringan
2) Status Gizi : Baik
3) Kesadaran : Composmentis
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 68x/menit
Pernapasan : 18x/menit
Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Status Dermatologis
Ujud Kelainan Kulit :
1. Kepala : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
2. Leher : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
3. Dada : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
4. Punggung : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
5. Perut : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
6. Genitalia : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
7. Bokong : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
8. Ekstremitas atas : Pada siku kanan : tampak nodul berukuran
lentikular, berbatas tegas dan berwarna abu-abu, serta permukaannya
yang kasar.
9. Ekstremitas bawah: Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

IV. GAMBAR

Gambar 1. Tampakan Ujud Kelainan Kulit pada siku sebelah kanan : Nodul
berukuran lentikuler, berbatas tegas, berwarna abu-abu dengan permukaannya yang
kasar.

V. RESUME
Pasien laki-laki berumur 10 tahun datang ke poliklinik kesehatan kulit dan
kelamin RSUD Undata dengan keluhan terdapat benjolan berwarna abu-abu
berukuran seperti jagung dan permukaannya yang kasar di bagian. Keluhan ini
pertama kali dialami pasien, yang mulai muncul sejak 1 tahun yang lalu. Pasien
mengatakan tidak merasakan nyeri ataupun gatal. Pasien belum pernah berobat
sebelumnya.
Keadaan umum pasien sakit ringan, status gizi baik, kesadaran
composmentis. Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan tampakan nodul
berukuran lentikuler, berbatas tegas, berwarna abu-abu dengan permukaannya
yang kasar.

VI. DIAGNOSA KERJA


Veruka Vulgaris

VII. DIAGNOSA BANDING


 Keratosis Seboroik
 Moluskum Kontagiosum

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


- Pemeriksaan Histopatologi

VIII. PENATALAKSANAAN
a. Non-Medikamentosa
 Hindari Kontak langsung
 Menjaga Kebersihan
 Tidak melakukan tindakan yang dapat melukai pada area kutil
b. Medikamentosa
- Farmakologis :
 Topikal : Asidum salisilat 25-50%
Triklorasetat 25%
- Terapi Invasif
 Bedah Listrik
 Bedah Laser
IX. PROGNOSIS
a. Qua ad vitam : dubia ad bonam
b. Qua ad fungtionam : dubia ad bonam
c. Qua ad sanationam : dubia ad bonam
d. Qua ad cosmetikam : dubia ad bonam

PEMBAHASAN
Veruka Vulgaris adalah proliferasi jinak pada kulit dan mukosa di bagian
epidermis yang disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV). Veruka vulgaris
sering terkena terutama pada anak, tetapi juga terdapat pada dewasa dan orang tua.
Cara penyebaran virus ini ialah dengan kontak langsung atau inokulasi.
Veruka disebabkan oleh Human Papiloma Virus, yang tergolong dalam virus
papiloma (grup papova), virus DNA dengan karakteristik replikasi terjadi
intranuklear. Tipe HPV yang paling sering menimbulkan veruka vulgaris adalah HPV
tipe 2 dan 4, selain itu juga dapat disebabkan oleh HPV tipe 1, 3, 27, dan 57.
Tempat predileksi veruka vulgaris terutama di ekstremitas bagian ekstensor dan
tempat yang paling sering terjadi trauma tangan, jari, dan lutut. Veruka vulgaris pada
tangan dan kaki disebabkan oleh HPV tipe 1, 2, 4, 27, 57, dan 19. Gambaran klinis
veruka vulgaris berupa papul dengan ukuran bervariasi, hyperkeratosis dengan
permukaan filiformis, berbatas tegas, dan tampak red or brown dots yang merupakan
cirri khas dari penyakit ini.
Virus HPV penyebab veruka vulgaris ini tidak memberikan gejala akut, namun
pertumbuhan lesinya bersifat perlahan dan menyebabkan perluasan fokal dari pada
sel epitel. Lesi dapat diam dalam periode subklinis dalam waktu yang lama atau
tumbuh menjadi sebuah massa yang secara awam dikenal sebagai kutil. Beberapa
faktor resiko yang dapat meningkatkan terjadinya veruka vulgaris adalah penggunaan
tempat pemandian umum, trauma, dan seseorang dengan daya tahan tubuh yang
lemah.
Veruka vulgaris memiliki beberapa bentuk klinis, yaitu :
1. Veruka vulgaris. Veruka vulgaris nampak berupa tonjolan berupa papul seperti
kembang kol yang terutama sering terdapat pada ekstremitas bagian ekstensor,
terutama pada tangan, walaupun penyebarannya dapat ke bagian lain tubuh
termasuk mukosa mulut dan hidung. Lesi yang nampak bentuknya bulat berwarna
abu-abu, besarnya lentikular atau jika berkonfluensi berbentuk plakat, dengan
permukaan yang kasar (verukosa), bila dilakukan goresan, dapat timbul
autoinokulasi sepanjang goresan (fenomena Kobner).
2. Veruka viliformis merupakan varian dari veruka vulgaris yang terdapat pada
daerah wajah dan kulit kepala. Lesi nampak sebagai penonjolan yang tegak lurus
pada permukaan kulit dengan permukaannya yang mukosa.
3. Veruka plana juvenilis. Lesi yang tampak memiliki permukaan yang licin dan
rata, berwarna sama dengan warna kulit atau agak kecoklatan. Penyebarannya
terdapat pada daerah wajah dan leher, dorsum manus dan pedis, pergelangan
tangan serta lutut, juga terdapat pada fenomena kobner dan termasuk penyakit
yang sembuh sendiri tanpa pengobatan. Jumlah kutil dapat sangat banyak
terutama pada anak dan usia muda, walaupun juga terdapat pada orang tua.
4. Veruka Plantaris. Lesi terdapat pada telapak kaki, terutama pada daerah yang
banyak mengalami penekanan, bentuknya berupa cincin yang keras, dengan
bagian tengah yang agak lunak dan berwarna kekuning-kuningan. Permukaannya
licin karena gesekan dan menimbulkan nyeri pada waktu berjalan, yang
disebabkan oleh penekanan massa yang terdapat pada daerah tengah cincin. Bila
beberapa veruka bersatu dapat timbul gambaran seperti mozaik.
5. Veruka akuminatum. Lebih dikenal dengan nama kondyloma akuminata.
Predileksi umumnya pada daerah genital, tidak nyeri dan bentuk lesi yang
nampak datar maupun seperti jengger ayam tergantung pada tipe HPV yang
menginfeksi.
Diagnosa yang memungkinkan selain veruka vulgaris adalah moluskum
kontagiosum dan keratosis seboroik. Gambaran klinis moluskum kontagiosum ialah
papul miliar atau lentikular berwarna putih seperti lilin, berbentuk kubah yang
ditengahnya terdapat lekukan (delle). Lesi dapat terjadi diseluruh tubuh, baik pada
kulit maupun mukosa, dan terkadang menimbulkan rasa gatal. Diagnosis moluskum
kontagiosum bisa disingkirkan dengan melihat tempat predileksi dan rasa gatal yang
tidak sesuai dengan keluhan penderita.
Gambaran klinik keratosis seboroik, lesi pada awalnya berbentuk macula datar
berwarna coklat dengan batas tegas. Kemudian perlahan lahan menjadi papula
berminyak dengan permukaan mirip veruka dan tampak seperti menempel pada kulit.
Warnanya berkisar antara coklat terang dengan bagian-bagian berwarna pink, coklat
gelap atau hitam, sampai warna putih. Tempat predileksinya tubuh bagian atas dan
wajah, biasanya terjadi pada orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
1. Androphy EJ, Rowy DR, Wart : Human Papiloma Virus, Common Wart.In:
Wolff K, Goldsmith LA, et al, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General
Medicine (7th ed). New York : McGraw-Hill, 2008; p.1914-22
2. Handoko, RP. Penyakit Virus dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.
Djuanda A; Edisi Keempat, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,
2005, p 110-182
3. Mansjoer A, Suptohaita, Wardhani W. I, Setiowulan W. Kapita Selekta
Kedokteran (Edisi ke-3). Jakarta : Media Aesculapius.
4. Pohan SS, Sukaanto, Narakbah J, et al. veruka vulgaris dalam atlas penyakit kulit
dan kelamin; edisi ke tiga, bag/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK
UNAIR, Surabaya, 2007, p20-21.

Anda mungkin juga menyukai