RSU
RSU
BAB I DEFINISI
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Pengertian
SURAT KEPUTUSAN
TENTANG
Menimbang :
1. Bahwa seluruh staf bertanggung jawab melindungi dan mengedepankan hak pasien
dan keluarga
2. Bahwa Rumah Sakit Umum Erni Medikamenghormati hak pasien dalam
berpartisipasi hak istimewa keluarga pasien
3. Bahwa hak pasien dan keluarga merupakan elemen dasar dari semua kontrak di
Rumah Sakit, stafnya serta pasien dan keluarganya
4. Bahwa sesuai dengan pertimbangan butir 1,2, dan 3 diatas perlu adanya keputusan
karukmit RSU Erni Medika
Mengingat :
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Erni Medika tentang kebijakan
hak pasien dan keluarga
Ditetapkan di : Jambi
Tanggal :
Direktur RSU Erni Medika
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap pasien adalah unik, dengan kebutuhan, kekuatan, budaya dan kepercayaan
masing-masing. Keunikan ini dibawa pasien kedalam proses pelayanna di rumah sakit.
Hak pasien didalam pelayanan kesehatan dilindungi oleh peraturan perundang-undangan
di Negara kita, sebagaimana diatur dalam UU no 29 tahun 2004 tentang praktik
kedokteran, UU no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, dan UU no. 44 tahun 2009 tentang
rumah sakit. RS harus membangun kepercayaan dan psikososial, nilai spiritual, hak dan
kebutuhan pasien dalam proses pelayanan kesehatan. Hasil pelayanan pasien akan
meningkat/ bertambah baik bila pasien dan keluarga atau mereka yang berhak mengambil
keputusan diikutsertakan dalam keputusan pelayanan. Untuk itu diperlukan mengenai hak
pasien oleh rumah sakit dalam proses pelayanan.
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
2. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
3. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
C. Tujuan
Panduan ini bertujuan agar dijadikan acuan bagi seluruh tenaga kesehatan di RSU
Erni Medika tentang penjelasan hak pasien dalam pelayanan di Rumah Sakit
D. Pengertian
Hak pasien dalam pelayanan kesehatan berarti hak pasien untuk mendapatkan perlakuan
dan perlindungan sebagaimana diamanatkan peraturan perundang-undangan.
BAB II
RUANG LINGKUP
1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Intensif
BAB III
TATA LAKSANA
1. Pada saat pendaftaran dijelaskan hak dan kewajiban pasien secara umum oleh admisi
rumah sakit di ruang pendaftaran
2. Pada saat masuk rawat inap dijelaskan hak dan kewajiban pasien yang berlaku khusus
oleh petugas diruangan / unit yang bersangkutan
3. Pada saat akan direncanakan tindakan medis operasi/prosedur invasif, sebelum prosedur
tranfusi darah, sebelum anastesi, sebelum pelaksanaan tindakan, dan pengobatan resiko
tinggi, bahwa pasien dan atau keluarga berhak menerima atau menolak tindakan tersebut
RSU ERNI MEDIKA
Jl.Barlin Rt 12 Kel. Talang Bakung Kec.Jambi Selatan , Kota Jambi Telp: 0741-3081014HP: 0823-8075-8262
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional;
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian
fisik dan materi;
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit;
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya;
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
mengganggu pasien lainnya;
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit;
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang dianutnya;
17. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
KEWAJIBAN PASIEN (BERDASARKAN UU RI NO 29 PASAL 53, TAHUN 2009
TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN)
RSU
SURAT KEPUTUSAN
NOMOR : Skep/ / / 2018
TENTANG
Menimbang :
1. Bahwa dalam upaya meningkatkan upaya peningkatan mutu pelayanan RSU Erni
Medika, maka diperlukan ketepatan perlindungan terhadap kebutuhan privasi
pasien
2. Bahwa agar kebijakan tentang perlindungan terhadap kebutuhan privasi pasien di
RSU Erni Medika dapat terlaksana dengan baik, maka perlu adanya peraturan
kepala rumah sakit tentang kebijakan perlindungan terhadap kebutuhan privasi
pasien, sebagai landasan bagi penyelenggara seluruh pelayanan di RSU Erni
Medika
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a dan b
perlu ditetapkan dengan keputusan Kepala RSU Erni Medika
Mengingat :
Memperhatikan :
Penyusunan pedoman pelayanan pasien di RSU Erni Medika harus seragam dan
sesuai dengan undang-undang
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Ditetapkan di : Jambi
Tanggal :
Direktur RSU Erni Medika
DEFINISI
A. Latar Belakang
Rahasia kedokteran diatur dalam beberapa peraturan /ketetapan yaitu: Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1996 dan peraturan pemerintah nomor 33 tahun 1963 untuk
dokter gigi yang menetapkan bahwa tenaga kesehatan termasuk mahasiswa kedokteran ,
murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan, dan / atau perawatan
diwajibkan menyimpan rahasia kedokteran. Pasal 22 ayat 1 b peraturan pemerintah
nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan diatur bahwa bagi tenaga kesehatan jenis
tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan
identitas dan data kesehatan pribadi pasien. Koe etik keperawatan dalam pasal 12
menetapkan : “setiap dokter wajib merahasikan sesuatu yang diketahuinya, tetntang
seorang penderita bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia”. Rahasia
kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien,memenuhi
permintaan aparatur penegak hukumm, permintaan pasien sendiri, atau berasarkan
ketentuan perundang-undangan.
Dan pasal 51 huruf c undang-undang nomor 29 tahun 2004 adanya kewajiban
merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia. Berkaitan dengan pengungkapan rahasia keokteran tersebut
diatur dalam pasal 10 ayat (2) peraturan mentri kesehatan nomor 269/MENKES/III/2008
tentang rekam medis sbb:
Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan, dan
riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal:
a. untuk kepentingan kesehatan pasien;
b. memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum
atas perintah pengadilan;
c. permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri;
d. permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan; dan
e. untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak
menyebutkan identitas pasien
Mengenai rahasia kedokteran dikenal adanya trilogi rahasia kedokteran yang
meliputi persetujuan tindakan kedokteran, rekam medis dan rahasia kedokteran karena
keterkaitan satu sama lain. Jika menyangkut pengungkapan rahasia kedokteran maka
harus ada izin pasien (consent) dan bahan rahasia kedokteran terdapat dalam berkas
rekam medis.
Hak privacy ini bersifat umum dan berlaku untuk setiap orang.Inti dari hak ini
adalah suatu hak atau kewenangan untuk tidak diganggu. Setiap orang berhak untuk tidak
dicampuri urusan pribadinya oleh lain orang tanpa persetujuannya. Hak atas privacy
disini berkaitan dengan hubungan terapeutik antara dokter-pasien ( fiduciary relationship
). Hubungan ini di dasarkan atas kepercayaan bahwa dokter itu akan berupaya
semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan pengobatan. Pula kepercayaan bahwa
penyakit yang di derita tidak akan diungkapkan lebih lanjut kepada orang lain tanpa
persetujuannya. Dalam pasal 11 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III
/2008 diatur bahwa penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh
dokter atau dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Pada saat pemeriksaan seperti wawancara klinis prosedur tindakan, pengobatan,
dokter / perawat / bidan / petugas medis lainnya wajib melindungi privasi pasien seperti
data pasien, diagnose pasien, dan lainnya, dapat juga menutup korden pintu pada saat
dilakukan pemeriksaan atau pengobatan semua bergantung dari kebutuhan pasien.
B. Tujuan
Guna mengetahui kebutuhan pasien akan privasinya selama dalam rumah sakit
sebagai bentuk kepedulian RS yang diterapkan untuk melindungi hak hak asasi pasien
(hak privasi)
C. Pengertian
Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki
seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu.tingkatan privasi yang diinginkan itu
menyangkut keterbukaan atau ketertutupan, yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi
dengan orang lain, atau justru ingin menghindar atau berusaha supaya sukar dicapai oleh
orang lain. adapun definisi lain dari privasi yaitu sebagai suatu kemampuan untuk
mengontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan pilihan atau kemampuan
untuk mencapai interaksi seperti yang diinginkan. privasi jangan dipandang hanya
sebagai penarikan diri seseorang secara fisik terhadap pihak pihak lain
Privasi pasien adalah merupakan hak pasien yang perlu dilindungi dan dijaga,
selama dalam rs.
1. Faktor Privasi : Ada Perbedaan jenis kelamin dalam privasi, dalam suatu
penelitian pria lebih memilih ruangan yang terdapat tiga orang sedangkan wanita tidak
mempermasalahkan isi dalam ruangan itu. Menurut Maeshall perbedaan dalam latar
belakang pribadi akan berhubungan dengan kebutuhan privasi.
2. Faktor Situasional : Kepuasan akan kebutuhan akan privasi sangat berhubungan
dengan seberapa besar lingkungan mengijinkan orang-orang di dalamnya untuk mandiri.
3. Faktor Budaya : Pada penelitian tiap-tiap budaya tidak ditemukan adanya
perbedaan dalam banyaknya privasi yang diingikan, tetapi sangat berbeda dalam cara
bagaimana mereka mendapatkan privasi. Misalnya rumah orang jawa tidak terdapat pagar
dan menghadap kejalan, tinggal dirumah kecil dengan dinding dari bamboo, terdiri dari
keluarga tunggal anak ayah dan ibu.
D. Prosedur
1. Untuk rawat inap
a. Perawat menerima pasien baru dan melakukan identifikasi pasien dengan
meminta pasien menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir
b. Perawat memberikan informasi dengan menjelaskan mengenai hak dan
kewajibannya termasuk didalamnya hak akan privasi pasien selama alam
perawatan.
c. Perawat melakukan koordinasi dengan pihak terkait sesuai dengan kebutuhan
pasien guna menjaga privasinya selama dalam perawatan :
1. Menutup acces masuk pengunjung (baik keluarga / kerabat)
2. Menempatkan tanda atau signage pada pintu masuk kamar
3. Memastikan preverensi pasien untuk gender atau jenis kelamin petugas yang
diberi ijin masuk kamar
d. Pada semua tindakan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau perawat
dikamar perawatan pastikan privasi pasien terlindungi dengan pintu dengan tirai
kamar tertutup
e. Untuk pasien yang akan transfer antar unit karena akan dilakukan pemeriksaan
penunjang atau pindah rawat/kamar, pastikan saat transfer privasi pasien
terlindungi, contoh dengan menggunakan selimut
f. Pastikan dokumen / file pasien pada tempatnya
g. Memastikan seluruh staff rumah sakit tidak membicarakan hal-hal yang
menyangkut pasien diare umum
2. Untuk pasien rawat jalan
a. Pada semua tindakan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau perawat
diruang konsultasi pastikan privasi terlindungi dengan pintu dan tirai ruang
konsultasi tertutup
b. Memastikan seluruh staff rumah sakit tidak membicarakan hal-hal menyangkut
pasien diarea umum
BAB II
RUANG LINGKUP
a. IGD
b. Poliklinik
c. Ruang Perawatan
BAB III
TATA LAKSANA
Catat pada case note/catatan keperawatan tentang privasi pasien yang dikehendaki
PANDUAN
MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP
KERAHASIAAN INFORMAFI
TENTANG PASIEN
RSU
BAB I DEFINISI
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Pengertian
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
RSU ERNI MEDIKA
Jl.Barlin Rt 12 Kel. Talang Bakung Kec.Jambi Selatan , Kota Jambi Telp: 0741-3081014HP: 0823-8075-8262
SURAT KEPUTUSAN
TENTANG
Menimbang :
1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSU Erni Medika, maka diperlukan
kebijakan perlindungan terhadap kerahasiaan informasi tentang pasien
2. Bahwa agar kebijakan tentang perlindungan terhadap kerahasiaan informasi tentang
pasien di RSU Erni Medika dapat terlaksana dengan baik, maka perlu adanya peraturan
Kepala Rumah Sakit tentang kebijakan perlindungan terhadap kerahasiaan informasi
tentang pasien, sebagai landasan bagi penyelenggara seluruh pelayanan di RSU Erni
Medika
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir 1 dan 2 perlu
ditetapkan dengan keputusan kepala RSU Erni Medika
Mengingat :
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Keputusan Kepala RSU Erni Medika tentang kebijakan tentang kerahasiaan informasi
tentang pasien di RSU Erni Medika
Ditetapkan di Jambi
Tanggal :
Direktur RSU Erni Medika
DEFINISI
A. Latar Belakang
Rahasia informasi tentang pasien adalah segala sesuatu yang dianggap rahasia
oleh pasien yang terungkap dalam hubungan medis dokter-pasien baik yang
diungkapkan secara langsung oleh pasien (subjektif ) maupun yang diketahui oleh
dokter ketika melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang ( objektif). Rahasia medis
ini juga sering disebut sebagai rahasia jabatan dokter yang timbul karena
menjalankan tugas profesionalnya sebagai dokter.
Setiap penyelenggaraan pelayanan kesehatan, pelanggaran terhadap hak pasien ini
merupakan sebuah kejahatan yang dapat dimintai pertanggung jawaban hukum.
Perlindungan terhadap hak rahasia medis ini dapat dilihat dalam peraturan
perundang-undangan antara lain:
(1) Semua ,pihak yang terlibat dalam ,pelayanan kedokteran danataumenggunakan data dan
informasi tentang pasien wajib menyimpanrahasia kedokteran
(2) Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi:
a. dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memilikiakses terhadap data
dan informasi kesehatan pasien;
d. tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasikesehatan pasien di
fasilitas pelayanan kesehatan;
Setiap catatan dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan
petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Apabila dalam pencatatan rekam medis
menggunakan teknologi informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda tangan dapat
diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi/personal identification number (PIN).
Dalam hal terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam medis, catatan dan
berkas tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun. Perubahan catatan atas
kesalahan dalam rekam medis hanya dapat dilakukan dengan pencoretan dan kemudian
dibubuhi paraf petugas yang bersangkutan. Lebih lanjut penjelasan tentang rekam medis dan
pedoman pelaksanaannya.
E. Kepemilikan rekam medis
Sesuai UU Praktik Kedokteran, berkas rekam medis menjadi milik dokter, dokter
gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis dan lampiran dokumen
menjadi milik pasien
F. Penyimpanan Rekam Medis
Rekam Medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaan oleh dokter, dokter gigi dan
pimpinan sarana kesehatan. Batas waktu lama penyimpanan menurut Peraturan Mentri
Kesehatan paling lama 5 tahun dan resume
PANDUAN
IDENTIFIKASI NILAI-NILAI DAN
KEPERCAYAAN PASIEN
DALAM PELAYANAN
RSU
BAB I DEFINISI
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Pengertian
A. Prosedur
B. Pihak yang berhak mengisi formulir
C. Ketentuan pasien keadaan kritis
D. Penolakan pengisian formulir
E. Dokumen pengisian formulir
F. Penutup
BAB IV DOKUMENTASI
RSU ERNI MEDIKA
Jl.Barlin Rt 12 Kel. Talang Bakung Kec.Jambi Selatan , Kota Jambi Telp: 0741-3081014HP: 0823-8075-8262
SURAT KEPUTUSAN
NOMOR : Skep / / /2018
Menimbang :
1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSU Erni Medika maka diperlukan
ketepatan dalam pelayanan identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien
2. Bahwa agar ketepatan dalam pelayanan di RSU Erni Medika dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya persatuan Kepala RS tentang kebijakan ketepatan dalam pelayanan di
RSU Erni Medika
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a dan b perlu
ditetapkan dalam keputusan kepala RSU Erni Medika
Mengingat :
Menetapkan :
1. Rumah Sakit Umum Erni Medika mempunyai pedoman pelayanan rawat gabung yang
seragam
2. Rumah sakit umum erni medika mempunyai pedoman pelayanan rawat gabung sesuai
dengan tingkat kebutuhan pasien
3. Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jambi
Tanggal :
Direktur RSU Erni Medika
A. Latar Belakang
Sebagai dasar ditetapkannya Panduan identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan
pasien dalam pelayanan adalah peraturan perundang-undangan dalam bidang
kerohanian yang menyangkut persetujuan tindakan kedokteran, yaitu
1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
3. Peraturan pemerintah nomor 10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia
kedokteran
4. Peraturan pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Mentri Kesehatan RI nomor 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang
Rekam Medis
B. Tujuan
Panduan ini bertujuan agar dijadikan acuan bagi seluruh tenaga kesehatan dan tim
identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien di RSU Erni Medika dalam
melaksanakan bimbingan rohani dan spiritual untuk pasien dan keluarga selama
dalam perawatan.
C. Pengertian
Pelayanan identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien dalam pelayanan adalah
suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk bimbingan rohani dan spiritual untuk pasien
dan keluarga selama dalam perawatan di RSU Erni Medika
1. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit baik dalam
keadaan sehat maupun sakit
2. Tim identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien adalah tim kerohanian dan
spiritual dari tiap-tiap agama yang dipercaya oleh pasien
3. Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak
kandung, saudara-saudara kandung atau pengampunya.
a. Ayah
1) Ayah Kandung
2) Ternasuk ayah adalah ayah angkat yang ditetapkan berdasarkan
penepatan pengadilan atau berdasarkan hukum adat
b. Ibu
1) Ibu Kandung
2) Termasuk “Ibu” adalah ibu angkat yang ditetapkan berdasarkan
penepatan pengadilan atau berdasarkan hukum adat
c. Suami
Seorang laki-laki yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang
perempuan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
d. Istri :
1) Seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang
laki-laki berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
2) Apabila yang bersangkutan memiliki lebih dari (1) istri
persetujuan/penolakan dapat dilakukan oleh salah satu dari mereka
e. Wali, adalah orang yang menurut hukum menggantikan orang lain yang
belum dewasa untuk mewakilinya dalam melakukan perbuatan hukum, atau
orang yang menurut hukum menggantikan kedudukan orang tua
f. Induk semang, adalah orang yang berkewajiban untuk mangawasi serta ikut
bertangung jawab terhadap pribadi orang lain, seperti pemimpin asrama dari
anak perantauan atau kepala rumah tangga dari seorang pembantu rumah
tangga yang belum dewasa.
g. Gangguan Mental, adalah sekelompok gejala psikologis atau perilaku yang
secara klinis menimbulkan penderitaan dan gangguan dalam fungsi kehidupan
seseorang, mencakup Gangguan Mental Berat, Retardasi Mental Sedang,
Retardasi Mental Berat, Dementia Senilis.
h. Pasien Gawat Darurat, adalah pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan
gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota
badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
BAB III
RUANG LINGKUP
a. IGD
b. Poliklinik
c. Ruang Perawatan