Anda di halaman 1dari 5

HUKUM KEPARIWISATAAN

OLEH:

I GEDE EKA DANA PUTRA (01750100111)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS DWIJENDRA

2017
1. Situasi lingkungan pariwisata khususnya di daerah bali yaitu:

Pariwisata di bali memiliki dampak negatif lingkungan fisik dan tergerusnya kearifan local
Permasalahan lingkungan merupakan permasalah yang dialami hampir seluruh lapisan
negara di dunia termasuk juga Bali sebagai pulau yang tidak hanya terkenal karena kearifan
lokalnya tetapi juga panorama alamnya yang ditunjang oleh keadaan lingkungan alam Bali.
Permasalahan lingkungan merupakan permasalah yang dialami hampir seluruh lapisan
negara di dunia termasuk juga Bali sebagai pulau yang tidak hanya terkenal karena kearifan
lokalnya tetapi juga panorama alamnya yang ditunjang oleh keadaan lingkungan alam Bali.
Globalisasi membuat pembangunan berskala besar yang mengutamakan keuntungan tanpa
memperhatikan pelestarian lingkungan. Pencemaran atas air, tanah, dan udara terjadi akibat
pembangunan yang mengeksploitasi sumber daya yang menyebabkan kesuburan tanah
berkurang, pengairan terhambat, serta polusi udara yang semakin menjadi-jadi. Tumpukan
sampah dimana-mana akibat pola prilaku masyarakat membuat pencemaran dan kerusakan
lingkungan. Selain itu, pembangunan pariwisata Bali memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan fisik yang mudah terlihat baik air, tanah, maupun udara. Kawasan hutan dibabat
untuk sarana pariwisata sehingga berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan. Jika seluruh
kawasan hutan ditebang dan digunakan untuk kepentingan pariwisata serta
mengesampingkan fungsi hutan itu sendiri, akan membawa dampak yang negatif seperti
banjir dan tanah longsor. Sehingga meskipun tujuan pembangunan untuk sarana pariwisata
namun dampak negatif ini tentu saja dapat menjadi bumerang mematikan pariwisata
Bali.Hamparan lahan pertanian kini berubah menjadi gedung, villa, dan hotel yang dibangun
dengan mengesampingkan fungsi lahan itu sendiri. Banyak lahan-lahan produktif yang dialih
fungsikan begitu saja untuk pembangunan pariwisata. Lihat saja kawasan wisata Ubud,
Gianyar serta kawasan Bali selatan dan tempat lainnya di Bali. Banyak obyek wisata yang
dibangun dengan memanfaatkan lahan produktif. Tidak hanya itu, pembangunan obyek
wisata kerap kali menggusur atau mengganggu keberadaan tempat-tempat suci. Hal inilah
yang semakin menyiratkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era ini
membuat semakin banyak masyarakat yang berpedoman pada kepentingan masing-masing
serta berpacu untuk mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya dan mengesampingkan
kelestarian lingkungan tempat dimana kita hidup. Tidak hanya itu, masyarakat juga semakin
tergerus moral dan nilai-nilai budayanya sehingga dalam membangun sarana pariwisata
mengesampingkan adat dan budaya serta kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat Bali.
2. Situasi organisasi yang menentukan pengembangan model kopetensi manusia pariwisata di
indonesia yaitu:

(a) situasi lingkungan dan kondisi organisasi mempunyai peran penting dalam menentukan
kebijakan pengembangan SDM di sebuah organisasi,(b) terjadinya perubahan yang
penting dan mendasar dalam pemerintahan Indonesia melalui UU No.29/1999 tentang
Otonomi Daerah, dan (c) pegawai (SDM) Dinas Pariwisata Informasi dan Komunikasi
berasal dari gabungan dari dinas pariwisata dan departemen penerangan. Berdasarkan
latar belakang seperti itu, maka penelitian ini berusaha mencoba menjawab beberapa
pertanyaan dalam penelitian, yaitu; (a) situasi lingkungan, (b) situasi organisasi
bagaimana yang menentukan pengembangan model kompetensi manusia Pariwisata. dan
(c) bagaimana model kompetensi Manusia Pariwisata tersebut. Penelitian menggunakan
metode kualitatif analisis deskriptif dengan teknik pengumpula data kuisioner,
wawancara. penelitian ini dilakukan Berdasarkan penelitian intensif dengan sejumlah
informan penelitian, maka peneliti menyimpulkan beberapa hasil yang ditemukan, yaitu:
(a) lingkungan yang menjadi dasar pengembangan model kompetensi Manusia
Pariwisata lingkungan politik dan keamanan yang potensial dan kondusif, eknomi yang
relatif stabil, dan geografis (b) situasi organisasi yaitu keuangan yang terbatas dan
kurang memadai manajerial yang demokrtais, terbuka. dan akrab. budaya organisasi
yang mendukung, (dan (c) model kompetensi Manusia Pariwisata yang dikembangkan
adalah SDM yang mempunyai kemampuan kepariwisataan. sikap dan kepribadian, dan
kemampuan manajerial; dan model kompetensi Manusia Pariwisata di dalamnya juga
termasuk pelaku dan pengelola obyek wisata yang berasal dari masyarakat. Berdasarkan
penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu: (a) perlu usaha terus-menerus
menumbuhkan sinergi di antara pegawai dinas yang berbeda latar belakang. (b) siatuasi-
situasi yang ada perlu dikaji lebih mendalam sehingga dapat diambil kebijakan yang
sangat sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, dan (c) sinergi dan kerjasama antara
pemerintah (dinas) dan masyarakat akan membantu pengembangan model kompetensi
Manusia Pariwisata di masa depan
3. Model kopentesi manusia itu sendiri yaitu:

a. Meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta


kegiatan ekonomi sekitarnya;
b. Tidak mengganggu fungsi lindung;
c. Tidak mengganggu upaya pelestarian sumber daya alam;
d. Meningkatkan pendapatan masyarakat;

e. Meningkatkan pendapatan nasional dan daerah;


f. Meningkatkan kesempatan kerja;
g. Melestarikan budaya;
h. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Dari ketiga hal itu yang harus dilakukan dan sarannya yaitu :
Dalam pembangunan sektor kepariwisataan harus memperhatian kaidah-kaidah pengelolaan
lingkungan hidup mengingat salah satu unsur wisata adalah sumber daya alam yang
merupakan bagian dari lingkungan hidup. Pengembangan sektor pariwisata yang tidak
memperhatikan aspek lingkungan hidup dapat berdampak negatif pada perkembangan
pariwisata itu sendiri pada masa yang akan datang. Pencegahan yang dimaksud dilakukan
dengan cara menaati tata ruang, menaati peraturan perundang-undangan terkait dengan
bidang kepariwisataan, melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan kepariwisataan,
melakukan pemantauan lingkungan, mensosialisasikan kepariwisataan dan menggunakan
cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai