Tanda bahaya dalam keadaan darurat yang paling umum kita kebiasaan lama sulit dihilangkan, Inggris terus
ris terus menggunakan CQD.
ketahui adalah SOS. Beberapa orang beranggapan bahwa SOS
merupakan singkatan dari ‘Save Our Ship’ , ‘Save Our Souls’ dan
‘Survivor On Ship’. Ternyata semua anggapan tersebut salah, SOS
bukanlah singkatan dari suatu kalimat, melainkan rangkaian kode
morse berbentuk tiga titik, tiga garis dan tiga titik (...___..). Kode
darurat ini digunakan pertama kali kali oleh Jerman pada tahun
1905. Sangat tidak mungkin Jerman akan mengadopsi frase Bahasa
Inggris atau Amerika sebagai singkatan untuk kondisi daruratnya.
Lantas mengapa SOS sering dipilih sebagai tanda sinyal bahaya?
Huruf S-O-S dalam sandi morse ditandai dengan cukup sederhana
(...___...) sehingga dalam keadaan genting dan darurat, pesan morse
tersebut bisa dikirim dengan cepat.
Pada awalnya, setiap negara memiliki cara sendiri untuk
mengomunikasikan keadaan darurat, Inggris menggunakan kode
CQD, Angkatan Laut AS menggunakan NC dan Italia menggunakan
kode SSSDDD. Perbedaan kode tersebut menjadi masalah karena
dapat menyebabkan salah penafsiran. Oleh karena itu, dibutuhkan
kode bahaya yang bersifat universal.
SOS diresmikan menjadi sinyal darurat internasional pada 3
Oktober 1906 dalam Berlin Radiotelegraphic Conference dan
pertama kali diperkenalkan ke publik pada 1 Juli 1908. Namun
Sandi morse yang dikirimkan oleh kapal Titanic pada saat celaka
pada 15 April 1912 pada awalnya merupakan kode CQD, namun
pada akhirnya diselingi oleh kode SOS. Fakta ini akhirnya dapat
menampik rumor yang mengatakan bahwa Titanic merupakan kapa
pertama yang menggunakan kode SOS saat celaka pada 15 April
1912. SOS pertama kali digunakan 3 tahun sebelum Titanic
tenggelam, TD Haubner dari SS Araphone menjadi orang pertama
yang menggunakan panggilan tanda bahaya SOS. Saat itu, kapal
tempatnya bekerja kehilangan salah satu komponen di dekat
Diamond Shoals yang dikenal sebagai ‘pemakaman Atlantik’.
Saat ini, SOS telah berkembang. SOS bukanlah lagi kode
bahaya yang terbatas pada kode morse di telegraf, melainkan dapat
digunakan dengan tanda lainnya, misalnya dengan menggunakan
cahaya senter, peluit atau bendera. Tiupan peluit atau cahaya senter
tiga kali panjang, tiga kali pendek, tiga kali panjang yang diulang
setiap satu menit merupakan kode sinyal SOS. Jika menggunakan
bendera, pegang bendera pada sisi kiri untuk tanda garis dan pada
sisi kanan untuk titik. Selain dengan ketiga alat tersebut, sinyal SOS
juga dapat dilakukan dengan api, asap, cermin, pakaian, material
alami dan suara tembakan.