Anda di halaman 1dari 29

BAB 1

PENDAHULUAN

Ponek merupakan pelayanan obstetrik neonatal esensial/ ermergensi


komprehensif, dari proses pelayanan berkesinambungan yang berorientasi pada
keselamatan pasien. Dalam perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu
pelayanan rumah sakit tidak hanya dinilai dari aspek klinisnya saja namun juga dari
aspek keselamatan pasien dan pemberian asuhan serta pelayanannya.
Tujuan dari ponek itu sendiri adalah menurunkan AKI dan AKB dirumah
sakit dengan peningkatan mutu melalui program yang disusun secara objektif dan
sistematis untuk memantau dan menilai mutu asuhan terhadap pasien,
menggunakan peluang untuk meningkatka asuhan pasien dan memecahkan
masalah-masalah yang terungkap.
Rumah Sakit Nahdlatul ulama Banyuwangi sebagai salah satu organisasi
penyedia jasa pelayanan kesehatan yang berkomitmen untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas terhadap karyawan rumah sakit, pasien maupun
pengunjung.

2017

Monev program PONEK 1


BAB II
LATAR BELAKANG

2.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur


kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi
seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya sebagaimana yang tertuang dakam UUD 1945 pasal 16.
Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam
komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millenium Development Goals
(MDGs). Dalam MDGs terdapat tujuan yang terkait langsung dengan bidang
kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka kematian anak), target 5
(meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6 (memerangi HIV dan AIDS, TB dan
Malaria serta penyakit lainnya), serta 2 target lainnya tidak terkait langsung
yaitu target 1 (menanggulangi kemiskinan dan kelaparan) dan target 3
(mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan).
Kementrian Kesehatan telah menyusun strategi untuk pencapaian target-target
tersebut.
Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti Berat
Badan lahir Rendah (40%), asfiksia (24,6%) dan infeksi (sekitar 10%). Hal
tersebut kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan,
merujuk dan mengobati. Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan
perdarahan (25%), infeksi (15%), pre-eklampsia/eklampsia (15%), persalinan
macet dan abortus. Mengingat kematian bayi dan perawatan bayi harus
dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional. Terkait dengan
target MDGs yang ke-3 (meningkatkan kesehatan ibu) dan ke-4 (menurunkan
angka kematian bayi), pemerintah menetapkan salah satu kebijakan untuk
mencapai target tersebut, yaitu PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal

Monev program PONEK 2


Komprehensif). Pelayanan Obstetri Neonatal Komprehensif adalah pelayanan
untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal serta
komprehensif yang terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin maupun ibu dalam masa
nifas dengan komplikasi obstetri yang mengancam jiwa ibu dan janinnya.
Kebijakan ini diterapkan untuk mengurangi angka kematian ibu dan angka
kematian bayi (Destiana, 2012).
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan
pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan
Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam
pelayanan kedaruratan dalam bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK
adalah ketersediaan tenaga.

Monev program PONEK 3


BAB III
TUJUAN

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Penyelenggarakan program PONEK yang komprehensif dan berkualitas
sesuai dengan visi misi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Banyuwangi
dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan Millenium Development
Goals (MDGs). Sehingga diharapkan menurunnya angka kematian Ibu
dan Bayi.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mendukung kebijakan Rumah Sakit dalam penyelenggaraan
pelayanan PONEK 24 jam.
2. Tercapainya kemampuan teknis tim PONEK sesuai standar.
3. Terciptanya dan dilaksanakannya acuan pelayanan PONEK di RS
Nahdlatul Ulama Banyuwangi.
4. Meningkatkan pelayanan maternal dan neonatal sehingga dapat
menurunkan kematian maternal dan neonatal di Rumah sakit
Nahdlatul Ulama Banyuwangi.
5. Kerjasama integrative dengan unit terkait di Rumah sakit untuk
mendukung layanan PONEK.
6. Melakukan Audit internal kematian maternal dan neonatal, serta turut
berpartisipasi dalam kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP) atau
Review Maternal Perinatal (RMP)

Monev program PONEK 4


BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

4.1 Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


1. Aktivasi tim PONEK
2. Menyusun rencana program dan analisis masalah
3. Sosialisasi program ponek ke unit terkait (poli kadungan, IGD ponek,
kamar bersalin, rawat inap, kamar operasi, ICU)
4. Pelaksanaan program
5. Evaluasi hasil program dan rencana tindak lanjut

Monev program PONEK 5


BAB V
CARA MELAKSANAAN KEGIATAN

5.1 Melaksanakan rapat / Pertemuan


Pertemuan meliputi pertemuan bulanan dan tahunan yang diadakan setiap hari
kamis minggu ke-4.
Saat pertemuan mengundang semua penanggungjawab ruangan terkait
PONEK dan nara sumber yang dibutuhkan.
Tata cara dan Prosedur Rapat adalah sebagai berikut :
1. Rapat diadakan sesuai dengan kegiatan rutin dan kondisi
2. Acara rapat diajukan ke pihak manajemen untuk kebutuhan tempat, waktu
dan fasilitasnya melalui surat
3. Rapat rutin dihadiri seluruh anggota pokja dan undangan terkait
4. Semua yang hadir mengisi daftar hadir
5. Rapat dibuka oleh pembawa acara dan dilanjutkan arahan ketua atau wakil
PONEK sesuai dengan topik
6. Pimpinan rapat membacakan pokok rekomendasi notulen yang lalu yang
belum maupun yang sudah terlaksana
7. Notulen dilaksanakan oleh sekretaris dan membacakannya pada akhir rapat
8. Semua peserta rapat menandatangani notulen rapat, yang diketahui oleh
ketua rapat dengan membubuhkan tanda tangan
9. Membuat laporan hasil rapat kepada direktur

5.2 Melaksanakan Audit


Audit dilakukan, bila ada masalah PONEK yang masuk atau teramati
melalui survey. Audit dilakukan dengan mengundang pihak terkait.
Pemberitahuan kepada pihak terkait tentang Audit. Audit dilakukan dengan
mendasarkan cara mekanisme persidangan.
1. Audit dilakukan secara tertutup, terbuka, jujur, sopan dan adil, kekeluargaan
serta pikiran positif (praduga tak bersalah)
2. Dibuka oleh pimpinan Audit

Monev program PONEK 6


3. Dilanjutkan dengan pembacaan paparan/masalah
4. Dialog dilakukan sedemikian rupa, sehingga jelas, teratur, dan terarah guna
mencapai pokok yang mengerucut
5. Bila belum dapat kata sepakat, dapat dilakukan mediasi oleh yang ditunjuk
dan dipercaya
6. Audit dilanjutkan setelah mediasi mencapai final. Dan ditutup setelah ada
keputusan akhir
7. Pembacaan kesimpulan Audit, faktor predisposisi, penyebab, tindakan
pencegahan dan solusi masalah
8. Penutupan audit oleh pembawa acara, dilanjutkan semua yang hadir
bersalaman
9. Hasil Audit didokumentasikan dan dilaporkan kepada Direktur, secara lisan
dan tertulis dalam laporan bulanan atau tahunan

5.3 Menerima keluhan dan masukan pada masing-masing instalasi terkait PONEK
1. Keluhan atau masalah PONEK dapat berasal dari manajemen, karyawan,
pasien, keluarga pasien maupun masyarakat
2. Keluhan harusnya tertulis
3. Semua keluhan didokumentasikan dan diagendakan dalam laporan PONEK

5.4 Tahapan-tahapan pelaksanaan program ponek


5.4.1 Langkah 1
Ada kebijakan tertulis manajemen yang mendukung pelayanan
kesehatan ibu dan bayi termasuk Inisiasi Menyusui Dini (IMD),
Pemberian ASI Eksklusif dan indikasi yang tepat untuk pemberian susu
formula serta Perawatan Metode Kanguru (PMK) untuk Bayi Berat
Badan Lahir rendah (BBLR)
1. Pelaksanaan
a. Direktur Rumah Sakit membuat Kebijakan tertulis tentang
pelayanan PONEK seperti :

Monev program PONEK 7


 Pelaksanaan Program RSSIB dengan penerapan 10 langkah
perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paipurna.
 Penetapan Pokja/Komite di Rumah sakit yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan dan evaluasi Program RSSIB.
 Pemberian ASI termasuk IMD yang secara rutin
dikomunikasikan kepada petugas kesehatan.
 Pelaksanaan PMK bagi BBLR.
 Ada pemberian keringanan/pembebasan atas biaya
perawatan/tindakan/rujukan kasus resiko tinggi dan kasus
gawat darurat obstretri dan neonatal bagi penderita yang
tidak mampu.
 Sistem rujukan pelayanan ibu dan bayi dengan system
regionalisasi.
 Kerjasama dengan kelompok pendukung ASI dan Posyandu
di wilayahnya tentang proses rujukan pasca persalinan dalam
rangka monev ASI Eksklusif dan PMK pada BBLR.
 Semua kebijakan di atas harus dikomunikasikan kepada
seluruh petugas RS.
b. Direktur Rumah Sakit membuat SK tentang Pemberian ASI dan
Penerapan kode pemasaran PASI yang secara rutin
dikomunikasikan kepada seluruh petugas RS dan dipampangkan
Susunan keanggotaan tim POKJA pendukung/pemasaran
pemberian ASI di RS Nahdlatul Ulama Banyuwangi
Pelindung/penasehat : Direktur
Koodinator : Kepala Bidang Pelayanan Medik
Ketua : dr. Rofi Budianto, Sp.A
Sekertaris : Uul Lufarin, Amd.Keb
Anggota : dr. Made Ayu, Sp.OG
dr. Novran Armaniardo
Mila Multakhimah, Amd.Keb

Monev program PONEK 8


c. Direktur Rumah Sakit menanda tangani protap-protap
pelaksanaan progam RSSIB terpadu yang telah dibuat oleh
pokja/komite dan cara/ format pelaporan, seperti:
 Kegawatdarurat kebidanan
 Kegawatdarurat neonatal
 Pelayanan antenatal
 Persalinan bersih dan aman (APN) termasuk persalinan yang
ditunggu oleh suami dan keluarga
 Perawatan bayi baru lahir (perinatologi) termasuk pemberian
vitamin K1 injeksi (untuk bayi normal setelah IMD, bayi
sakit setelah resusitasi) dan salep/tetes mata
 Perawatan nifas dan rawat gabung
 Perawatan PMK untuk bayi BBLR dan premature
 Pencegahan infeksi nosokomial
 Pelaksanaan 10 langkah keberhasilan menyusui (termasuk
IMD, membantu ibu dalam masalah pelekatan dan cara
menyusui yang benar, on demand, ASI Eksklusif)
 Tindakan medis dan operasi sesar
 Hygiene perineum
 Pengaturan jadwal dokter, perawat dan bidan sehingga
pelayanan siap 24 jam
 Pelayanan penunjang laboratorium dan radiologi
 Keluarga berencana
 Audit Maternal Perinatal
d. Adanya pertemuan berkala untuk melakukan evaluasi program
RSSIB

Monev program PONEK 9


5.4.2 Langkah 2
Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk konseling maternal
dan neonatal, serta konseling pemberian ASI.
1. Pelaksanaan
a. Adanya pelayanan antenatal sesuai standar di poliklinik
kebidanan RS Nahdlatul Ulama’ Banyuwangi
b. Melakukan penapisan dan pengenalan dini kehamilan resiko
tinggi dan komplikasi kehamilan
c. Memberikan informasi kepada ibu hamil mengenai keuntungan
pemberian ASI, manajemen laktasi termasuk IMD dan rawat
gabung, penyuluhan gizi dan penyuluhan “perubahan pada ibu
dan janin seta kebutuhan setiap trimester kehamilan, persiapan
persalinan, tanda-tanda bahaya” di poliklinik dan ruangan-
ruangan perawatan RS Nahdlatul Ulama’ Banyuwangi dengan
menggunakan multimedia dan media cetak berupa leafleat
d. Melibatkan suami saat pemeriksaan dan penyuluhan konseling
e. Semua petugas dibagian kebidanan dan anak dapat memberikan
informasi kepda ibu-ibu paska persalinan mengenai cara
menyusui yang benar dan pentingnya ASI
5.4.3 Langkah 3
Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta penanganan pada
bayi bau lahir dengan Inisiasi Menyusui Dini dan kontak kulit ibu-bayi
1. Pelaksanaan
a. Melakukan penapisan resiko persalinan dan pemantauan
persalinan
b. Diterapkan standar pelayanan kebidanan pada persalinan
c. Adanya fasilitas kamar bersalin sesuai standar
d. Adanya fasilitas pencegahan infeksi sesuai standar
e. Adanya fasilitas peralatan resusitasi dan perawatan bayi baru
lahir
f. Adanya fasiitas kamar operasi sesuai standar

Monev program PONEK 10


g. Inisiasi Menyusui Dini, skin to skin contact, perhatikan tanda-
tanda bayi siap menyusu, bayi mulai menghisap
h. Perawatan bayi baru lahir termasuk pemberian vitamin K1
injeksi dan tetes/salep mata (tetrasiklin/eritromisin) setelah
selesai IMD
i. Adanya pelatihan berkala bagi dokter, bidan dan perawat (in
house training) dalam penanganan persalinan aman dan
penanganan pada bayi baru lahir
j. Adanya pelatihan IMD neonatus
k. Adanya pelatihan Manajemen Laktasi
l. Penanggung jawab program perinatal resiko tinggi dan program
RSSIB berkoordinasi melalui pertemuan lintas sektor maupun
lintas program secara rutin
2. RS dapat mengembangkan pelaksanaan program berupa :
a. Menambah sarana dan prasarana fisik untuk setiap rumah sakit
harus mempunyai dua buah OK dan kamar bersalin dan
peralatan 3 set
b. Pengembangan unit perawatan neonatus resiko tinggi
3. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
a. Definisi
Segera mungkin meletakan bayi di dada ibunya, kontak kulit
dengan kulit (skin to skin contact) setelah lahir setidaknya
selama satu jam atau lebih sampai bayi menyusu sendiri.
Apabila bayi sehat segera tali pusat dipotong bayi diletakan pada
perut dan dada ibu dalam posisi terkurap untuk kontak kulit ibu
dan bayi. Bayi memperlihatkan kemampuan yang menakjubkan.
Bayi siaga. Bayi dapat merangkak, dirangsang oleh sentuhan ibu
yang lembut, melintasi perut ibu mencapai payudara. Bayi mulai
menyentuh dan menekan payudara. Sentuhan awal yang lembut
oleh tangan atau kepala bayi pada payudara merangsang
produksi oksitosin ibu, sehingga mulailah ASI mengalir dan juga

Monev program PONEK 11


meningkatkan rasa cinta kasih pada bayi. Kemudian bayi
mencium, menyentuh dengan mulut dan menjilat putting ibu.
Akhirnya bayi melekat pada payudara dan mengisap minum
ASI.
b. Tatalaksana inisiasi Menyusui dini secara umum :
 Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat
persalinan
 Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaaan obat
kimiawi saat persalinan, dapat diganti dengan cara non
kimiawi, misalnya pijat, aromaterapi atau gerakan
 Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan,
misalnya melahirkan normal, atau dengan jongkok
 Keringkan bayi secepatnya, kecuali kedua tangannya, karena
bau cairan amnion pada tangan akan membantunya mencari
putting ibu yang mempunyai bau yang sama. Pertahankan
lemak putih alami (vernix) yang melindungi kulit baru bayi
 Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit
bayi melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan
kulit ini dipertahankan minimum satu jam atau setelah
menyusu awal selesai. Keduanya diselimuti, jika perlu
gunakan topi bayi
 Biarkan bayi mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang
bayi dengan sentuhanlembut, tetapi tidzzak memaksakan
bayi ke putting susu
 Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-
tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu
 Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit pada
ibu yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi
sesar
 Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur dan dicap
setelah satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang

Monev program PONEK 12


invasif misalnya suntikan vitamin K1 dan tetesan mata bayi
dapat diberikan selesai IMD
 Rawat gabung – ibu dan bayi dirawat satu kamar selama 24
jam, bayi tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam
jangkauan ibu. Pemberian minuman prelaktal (cairan yang
diberikan sebelun ASI keluar) dihindarkan
c. Tata laksana Inisiasi Menyusui Dini pada operasi sesar
 Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif
 Jika mungkin diusahakan suhu ruangan 20-25c, disediakan
selimut untuk menutupi punggung bayi untuk mengurangi
hilangnya panas dari kepala bayi
 Usahakan pembiusan ibu bukan pembiusan umum tetapi
epidural
 Tatalaksana selanjutnya sama dengan tatalaksana umum di
atas
 Jika inisiasi dini belum terjadi di kamar bersalin, kamar
operasi, atau bayi harus dipindah sebelum satu jam maka
bayi tetap diletakan di dada ibu ketika dipindahkan kekamar
perawatan atau pemulihan. Menyusu dini dilanjutkan di
kamar perawatan ibu atau kamar pulih
5.4.4 Langkah 4
Menyelenggarakan Pelayanan mampu PONEK (Pelayanan Obstetri dan
Neonatal Emergensi komprehensif (PONEK) sesuai standar minimal
RS Nahdlatul Ulama banyuwangi
1. Pelaksanaan
a. Ada dokter jaga yang terlatih di IGD untuk mengatasi kasus
emergensi baik secara umum maupun emergensi obstetri neonatal
b. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK
di rumah sakit meliputi resusitasi neonatus, kegawatdaruratan
obstetrik dan neonatus

Monev program PONEK 13


c. Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan dan
penanganan pasien kegawatdaruratan obstretri dan neonatal
d. Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu
e. Mempunyai standar respon time di UGD selama 10 menit, di
kamar bersalin kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari
1 jam
f. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk
melakukan operasi, bila ada kasus emergensi obstretri atau umum
g. Memiliki tim yang siap melakukan operasi atau melaksanakan
tugas sewaktu-waktu, meskipun on call
h. Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK,
antara lain dokter kebidanan, dokter anak, dokter/petugas
anastesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta dokter
umum, bidan dan perawat
i. Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK,
seperti Laboratorium dan Radiologi selama 24 jam atau
melaksanakan tugas sewaktu-waktu meskipun on call dan alat
penunjang yang selalu siap tersedia
j. Pelengkapan
 Semua perlengkapan bersih (bebas debu, kotoran, cairan, dll)
 Permukaan metal bebas karat atau bercak
 Semua perlengkapan kokoh (tidak ada bagian yang longgar
atau tidak stabil)
 Permukaan yang dicat utuh dan bebas dari goresan besar
 Roda perlengkapan lengkap dan berfungsi dengan baik
 Instrumen yang sudah disterilisasi
 Semua pelengkapan listrik berfungsi baik (saklar, kabel dan
steker menempel kokoh)
 Bahan
Semua bahan bekualitas baik dan jumlahnya cukup

Monev program PONEK 14


5.4.5 Langkah 5
Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk sifat, rawat gabung
termasuk membantu ibu menyusui yang benar, termasuk mengajarkan
ibu cara memerah ASI bagi bayi yang tidak bisa menyusu langsung dari
ibu dan tidak memberikan ASI perah melalui botol serta pelayanan
neonates sakit
1. Pelaksanaan
a. Praktekkan rawat gabung ibu dan bayi bersama 24 jam sehari
b. Adanya pemantauan infeksi nosokomial pada bayi yang dirawat
gabung
c. Melakukan manajemen laktasi dan perawatan bayi
d. Adanya tata tertib/jam kunjungan ibu dan bayi
e. Adanya larangan promosi susu formula di RS dan
lingkungannya
f. Melaksanakan pemberian ASI sesuai kebutuhan bayi atau
sesering semau bayi
g. Tidak memberikan minuman dan makanan kepada bayi bayi
baru lahir selain ASI kecuali ada indikasi medis
h. Melaksanakan Perawatan Metode kanguru untuk bayi kurang
bulan/BBLR (Kangaroo Mother Care)
i. Memberitahu ibu bagaimana cara menyusui yang benar
j. Tidak memberikan dot/empeng pada bayi
k. Tetap mempertahankan laktasi walaupun harus terpisah dari
bayinya dengan memerah ASI
l. Adanya fasilitas ruang nifas sesuai standar
m. Melakukan Perawatan Nifas
n. Melakukan Hygiene perineum
o. Pencegahan infeksi nosokomial pada ibu yang dirawat

Monev program PONEK 15


5.4.6 Langkah 6
Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina jejaring
rujukan pelayanan ibu dan bayi dengan sarana lain
1.Pelaksanaan
a. RS sebagai pembina wilayah rujukan
b. Menyediakan pelayanan ambulan 24 jam
c. Melaksanakan umpan balik rujukan
d. Menyelenggarakan pelatihan PONEK atau pelatihan YanKes ibu
bayi lainnya bagi semua petugas yang tekait dan bagi petugas
Puskesmas/Rumah Bersalin dan Bidan Praktek Mandiri di wilayah
lingkup rujukan
e. Membina jejaring rujukan ibu bayi dengan sarana kesehatan lain
di wilayah binaannya
5.4.7 Langkah 7
Menyelenggarakan pelayanan imunisasi bayi dan tumbuh kembang
1. Pelaksanaan
a. Menyelenggarakan konseling dan pelayanan imunisasi bayi di
RS sesuai dengan usia
b. Memantau tumbuh kembang bayi sejak lahir (stimulasi, deteksi
dan intervensi dini tumbuh kembang)
c. Memantau dan mengusahakan pemberian ASI eksklusif pada
bayi
d. Penanganan penyakit bayi sesuai standar
5.4.8 Langkah 8
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan Keluarga berencana termasuk
pencegahan dan penanganan kehamilan yang tidak diinginkan serta
kesehatan reproduksi lainnya
1. Pelaksanaan
a. Menyelenggarakan konseling mengenai KB dan kontrasepsi
termasuk Metode Amenorhea laktasi (LAM) untuk pasien dan
suami sebelum meninggalkan RS

Monev program PONEK 16


b. Menyelenggarakn pelayanan KB paripurna termasuk kontrasepsi
baik untuk perempuan maupun pria
c. Menyelenggarakan konseling mengenai kesehatan reproduksi
termasuk konseling pranikah
5.4.9 Langkah 9
Melaksanakan Audit Maternal dan Perintal rumah sakit secara periodic
dan tindak lanjut
SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM AMP RS NAHDLATUL
ULAMA BANYUWANGI
Pelindung/penasehat : Direktur RSNU Banyuwangi
Koordinator : Kepala Bidang Pelayanan Medik
Ketua : dr. Rofi Budianto, Sp. A
Wakil ketua : dr. Erva Dharmawanti, Sp. OG
Sekertaris : Andi Guswanto, Amd.Kep
Anggota : 1. dr. Made Ayu, Sp. OG
2. dr. Novran Armaniardo
3. Uul lufarin, Amd. Keb
4. Mila Multakhimah, Amd.Keb
Penyiapan Data : 1. Qur’aini Bighum, Amd.Keb
1. Pelaksanaan
a. Menyelenggarakan petemuan dilakukan teratur sesuai kebutuhan
oleh RS dan direktur memimpin acra dan moderator pembahasan
klinisnya adalah dokter ahli
b. Semua kasus ibu/perinatal yang meninggal di RS di audit dengan
mengkaji riwayat penanganan kasus sejak timbulnya gejala
pertama dan penanganan oleh keluarga/tenaga kesehatan di
rumah, proses rujukan yang terjadi, siapa yang memberi
pertolongan dan apa saja yangtelah dilakukan, sampai kemudian
meninggal atau dapat dipertahankan hidup
c. Masing-masing tim membuat rencana pertemuan dan
menyiapkan bahan/data sesuai bidang tugasnya dan melaporkan

Monev program PONEK 17


hasil pertemuan pelaksanaan audit untuk menyelesaikan masalah
dan rencana tindak lanjut kepada direktur RS Nahdlatul Ulama’
Banyuwangi
5.4.10 Langkah 10
Memberdayakan kelompok pendukung ASI dalam menindaklanjuti
pemberian ASI eksklusif dan PMK
1. Pelaksanaan
a. Adanya kelompok binaan rumah sakit sebagai pendukung ASI
dan PMK, dimana anggota kelompok ini akan saling membantu
dan mendukung pemberian ASI eksklusif temasuk pelaksanaan
PMK
b. Adanya ruang menyusui
c. Mendokumentasikan kegiatan kelompok pendukung ASI

Monev program PONEK 18


BAB VI
TARGET

6.1 Sasaran
Instalasi pelayanan medis dan perawatan pasien yaitu Instalasi Rawat
Inap, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Kamar Operasi,
Instalasi Kamar Bersalin.

Monev program PONEK 19


BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

7.1 Skejul ( Jadwal ) Pelaksanaan Kegiatan


BULAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
MONEV 

Monev program PONEK 20


BAB VIII
MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

8.1 EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN & PELAPORAN


8.1.1 Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
1. Evaluasi pelaksanaan program dilaksanakan setiap bulan dan
tahunan dan dilaporkan pada ketua PONEK melalui rapat tim.
2. Laporan tahunan dibuat pada akhir tahun mengetahui pelaksanaan
program dilaporkan ketua PONEK kepada Direktur.
3. Rencana tindak lanjut dilaksanakan pada bulan akhir tahun
berdasarkan hasil evaluasi tahunan sebagai dasar penyusunan
rencana program PONEK tahun berikutnya.

Monev program PONEK 21


BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

9.1 PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pelaporan atas pelaksanaan kegiatan program disampaikan berupa :
1. Laporan 3 Bulanan
Sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja pokja
PONEK yang dilaporkan kepada ketua PONEK setiap bulan dan diteruskan
kepada Direktur.
2. Laporan 6 Bulanan
Sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja pokja
PONEK yang dilaporkan kepada ketua PONEK setiap bulan dan diteruskan
kepada Direktur.
3. Laporan Tahunan
Sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja pokja
PONEK yang dilaporkan kepada ketua PONEK setiap tahun dan diteruskan
kepada Direktur.

9.2 KESIMPULAN
Ketepatan pelayanan PONEK sesuai dengan standar prosedur operasional yang
telah ditetapkan di RSNU hanya mencapai 58% dari target yang ditentukan
(100%)

9.3 RENCANA TINDAK LANJUT


3.4.1 Sosialisasi ulang SPO pelayanan PONEK
3.4.2 Melakukan sosialisasi kepada perawat, dokter dan petugas penunjang
medis lainnya
3.4.3 Melakukan supervisi
3.4.4 Melanjutkan monitoring evaluasi kembali.

Monev program PONEK 22


BAB X
PENUTUP

3.1 PENUTUP
Demikian hasil monitor dan evaluasi pelaksanaan program pelayanan
obstetri neonatal emergency komprehensif (PONEK) di RS Nahdlatul Ulama
Banyuwangi ini disusun sebagai indikator peningkatan mutu pelayanan pasien.

Banyuwangi,

Monev program PONEK 23


1.1 Grafik berdasarkan pasien yang tidak dilakukan Rawat Gabung

RAWAT GABUNG
120%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%

80%
66% 66% 68%
60%
60%
46% 44%
40% 30%
28% 25%
24% 24%
20% 12%

0%
juli agustus september oktober november desember

standar rawat gabung non rawat gabung

Data diolah dari Rekam Medis dan buku Register RSNU Banyuwangi Tahun 2017
Dari gambar 1.2 diatas dapat dilihat bahwa pelayanan yang tidak bisa melakukan
rawat gabung tertinggi terjadi di Bulan oktober yaitu 45 pasien (1,4%).
Saat ini pelayanan rawat gabung dilaksanakan pada pasien kelas 1 dan kelas VVIP
Ibu dan bayi dirawat bersama 24 jam. Dan pasien kelas 2 dan 3 tidak dapat
melakukan rawat gabung dikarenakan ruang nifas masih belum tersedia, bayi sering
dianjurkan untuk di tempatkan di ruang perinatologi dengan alasan di ruang
perawatan tidak ada bidan.
Analisa :
- Penyebab rendahnya jumlah bayi rawat gabung selain karena adanya indikasi
medis dari ibu dan bayi juga disebabkan karena fasilitas perawatan rawat
gabung yang belum sesuai standar, sehingga perawat ruangan bayi
(perinatologi) lebih sering menganjurkan keluarga untuk di rawat di ruang bayi
(perinatologi)
- Ketidaksiapan ibu dalam merawat bayi dan ketidakpercayaan ibu untuk
memberikan ASI Eksklusif pada bayi.

Monev program PONEK 24


1.2 Grafik berdasarkan pasien yang tidak dilakukan IMD

IMD
120%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%

80%
61% 59%
54%
60% 50%
46%
38%
40% 33%
28% 25%
23% 21%
20% 11%

0%
juli agustus september oktober november desember

standar IMD NON IMD

Data diolah dari Rekam Medis dan Buku Register Kamar Bersalin RSNU
Banyuwangi Tahun 2017
Dari gambar 1.2 diatas dapat dilihat bahwa pelayanan yang tidak bisa melakukan
IMD tertinggi terjadi di Bulan SEPTEMBER yaitu 61%.
Saat ini pelayanan imd dilaksanakan bila bayi yang nilai apgar score diatas 6. Tidak
dilakukan imd bila bayi mengalami asfiksia, bayi berat lahir rendah, dan lain-lain.
Analisa :
- Penyebab rendahnya jumlah bayi yang tidak IMD selain karena adanya indikasi
medis dari ibu dan bayi juga disebabkan karena fasilitas perawatan yang belum
sesuai standar.
- Ketidaksiapan ibu dalam melakukan tindakan IMD pada bayi.

Monev program PONEK 25


1.3 Grafik berdasarkan pasien yang tidak dilakukan pmk

PMK
120%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%

80%

60%

40%
17%
20% 7% 8% 7%
6% 6%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
0%
juli agustus september oktober november desember

STANDAR PMK NON PMK

Data diolah dari Rekam Medis dan Buku Register Kamar Bersalin RS Nahdlatul
Ulama Banyuwangi Tahun 2017
Dari gambar 1.3 diatas dapat dilihat bahwa pelayanan yang dilakukan PMK
tertinggi terjadi di Bulan desember yaitu 8 pasien (17%). Saat ini pelayanan PMK
dilaksanakan bila bayi yang bb <2500gram. Tidak dilakukannya pmk dikarenakan
orang tuanya yang tidak mau.
Analisa :
- Penyebab rendahnya jumlah bayi yang tidak PMK selain karena ibu yang tidak
berani melakukan PMK karena terlalu kecil bayi dan karena fasilitas perawatan
yang belum sesuai standar.
- Ketidaksiapan ibu dalam melakukan tindakan PMK pada bayi.

Monev program PONEK 26


1.4 Grafik berdasarkan pasien yang tidak dilakukan ASI Eksklusif

ASI EKSKLUSIF
120%
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%

80% 68%
66% 66%
60%
60%
46% 44%
40% 28% 30%
24% 25% 24%
20% 12%

0%
JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

standar ASI NON ASI

Data diolah dari Rekam Medis dan Buku Register RS Nahdlatul Ulama
Banyuwangi Tahun 2017
Dari gambar 1.4 diatas dapat dilihat bahwa pelayanan yang tidak bisa memberikan
ASI Eksklusif tertinggi terjadi di Bulan november yaitu 51 pasien (68%). Saat ini
pemberian asi eksklusif dilaksanakan pada pasien kelas 1 dan kelas VVIP Ibu dan
bayi dirawat bersama 24 jam. Dan pasien kelas 2 dan 3 tidak dapat memberikan asi
eksklusif dikarenakan ruang nifas masih belum tersedia, bayi sering dianjurkan
untuk di tempatkan di ruang perinatologi dengan alasan di ruang perawatan khusus
ibu post partum belum tersedia.
Analisa :
- Penyebab rendahnya jumlah bayi yang diberikan asi eksklusif karena belum
tersedianya ruang perawatan ibu nifas
- Ketidaksiapan ibu dalam memberikan asi pada bayi dan ketidakpercayaan ibu
untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayi.

Monev program PONEK 27


Analisa :

Ketepatan pelaksanaan pelayanan PONEK periode 2017 belum bisa tercapai ( 100% ) dengan kurangnya fasilitas ruangan sesuai
standar, bersih dan nyaman dalam melaksanakan pelayanan PONEK.
PLAN DO STUDY ACTION
Mengupayakan  Melakukan sosialisasi Melakukan 1. Rawat Gabung
capaian target 100% ulang tentang supervise
Rekomendasi :
pelayanan PONEK.
a. Dibuat ruangan rawat gabung yang sesuai standar, sebaiknya
 Melakukan kordinasi ruang instalasi kamar bersalin terpisah
dengan petugas medis b.Fasilitas untuk rawat gabung seperti meja perawatan bayi
yang bertugas di
dan fasilitas air mengalir
instalasi gawat darurat,
instalasi kamar c. Pelatihan manajemen asi eksklusif bayi bidan ruang nifas
bersalin, instalasi agar dapat meningkatkan jumlah ibu yang memberikan asi
kamar operasi dan
eksklusif pada bayi
instalasi rawat inap
(perinatology) untuk 2. Inisiasi Menyusu Dini
memperbaiki kinerja Rekomendasi :
petugas a. Dibuatkan kamar bersalin yang sesuai standar, bersih dan
nyaman
b.Diadakan tim pendukung ASI
3. Perawatan Metode Kanguru

Monev program PONEK 28


Rekomendasi :
a. Dibuatkan ruang NICU yang sesuai standar, bersih dan
nyaman.
4. Asi Eksklusif
Rekomendasi :
a. Dibuat ruangan rawat gabung (ruang nifas) yang sesuai
standar.
b.Fasilitas untuk rawat gabung seperti lampu sorot dan fasilitas
air mengalir
c. Pelatihan manajemen asi eksklusif bayi bidan ruang nifas
agar dapat meningkatkan jumlah ibu yang memberikan asi
eksklusif pada bayi

Monev program PONEK 29

Anda mungkin juga menyukai