Anda di halaman 1dari 79

Teknik Gas Alam

BAB I
SIFAT GAS ALAM

Sifat Gas Alam 1- 0


Teknik Gas Alam

SIFAT GAS ALAM

Gas bumi merupakan sumber daya yang terdiri dari senyawa hidrokarbon (CnH2n+2)
dan komponen non-hidrokarbon lainnya seperti N2, CO2, dan H2S. Gas bumi yang
dihasilkan di permukan dapat dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu :

1. Sebagai produk ikutan dari minyak dikenal sebagai associated gas.


2. Gas sebagai produk utama dikenal sebagai non - associated gas.

Kelompok yang kedua ini, walaupun di dalam reservoar terbentuk dalam satu fasa,
mungkin di permukaan berubah menjadi gas dan cairan. Kadar cairan menjadi patokan
kasar pembagian lebih lanjut dari non – associated gas menjadi gas kering dan gas basah
(kondensat). Gas disebut kering bila GOR > 100,000 SCF/STB, sebaliknya disebut sebagai
gas basah. Akan tetapi klasifikasi yang tetap baru diperoleh dari diagram P.T. dari fluida
reservoar. Gambar skematis yang umum diberikan pada Gambar 1-1.

Gambar 1-1.

Sifat Gas Alam 1- 1


Teknik Gas Alam

1.1. Sifat-sifat Gas Ideal


Suatu gas ideal adalah fluida yang:

1. Memiliki volume dari molekul relatif dapat diabaikan dibandingkan dengan volume
dari fluida secara menyeluruh.

2. Tidak memiliki gaya tarik atau gaya tolak antara sesama molekul atau antara molekul
dengan dinding dari tempat di mana gas itu berada.

3. Semua tubrukan dari molekul bersifat elastik murni, yang berarti tidak ada kehilangan
energi dalam akibat tubrukan tadi.

Dasar untuk menggambarkan suatu gas ideal datang dari percobaan – percobaan
yang kemudian dikenal sebagai hukum – hukum gas.

1. Hukum Boyle

Bahwa perubahan volume dari suatu gas ideal berbanding terbalik dengan tekanan pada
temperatur konstan.

V α 1/P atau VP = konstan

2. Hukum Charles

Bahwa perubahan volume berbanding lurus dengan perubahan temperatur pada tekanan
yang konstan.

V α T atau V/T = konstan

3. Hukum Avogardo

Bahwa pada kondisi tekanan dan temperatur yang sama suatu gas ideal dengan volume
yang sama akan mempunyai jumlah molekul yang sama.

Dari gabungan antara Humuk Boyle, Charles dan Avogardo maka didapat suatu persamaan
kesetimbangan,

PV = n RT (1.1)

Sifat Gas Alam 1- 2


Teknik Gas Alam

Dimana:

P = Tekanan , psia

V = volume, cuft

T = temperatur, R

n = jumlah mol gas

R = konstanta, dimana untuk satuan di atas harganya 10.732 psia cuft/lb-mol R

1.2. Sifat – sifat Gas Nyata


Beberapa asumsi telah digunakan untuk memformulasikan persamaan kesetimbangan
gas untuk gas ideal. Namun asumsi tersebut tidak tepat untuk gas yang berada pada
kondisi jauh dari kondisi ideal atau standar. Untuk menanggulangi hal tersebut digunakan
suatu koreksi yang dinamakan sebagai faktor deviasi gas (Z). Faktor deviasi gas
didefinisikan sebagai perbandingan antara volume gas pada keadaan tekanan dan
temperatur sebenarnya dibagi dengan volume gas pada keadaan ideal/standar,

Vactual
Z= atau Vactual = Z Videal
Videal

Sehingga persamaan kesetimbangan menjadi

PV = Z nRT (1.2)

Dimana untuk gas idela harga Z = 1.

Harga faktor deviasi gas tergantung dari perubahan tekanan, temperatur atau
kompisisi gas. Gambar 1-2 menunjukkan Z yang umum terhadap tekanan untuk suatu
temperatur dan komposisi gas tertentu.

Sifat Gas Alam 1- 3


Teknik Gas Alam

1.3. Sifat Fisik Gas

1.3.1. Komposisi Gas


Komposisi dari suatu campuran gas diekspresikan sebagai fraksi mol, fraksi volume
atau fraksi berat dari setiap komponen. Atau dapat juga diekspresikan sebagai persen mol,
persesn volume atau persen berat.

5 Fraksi mol, yi, didefinisikan sebagai

ni
yi =
∑ ni
dimana

yi = fraksi mol dari komponen i

ni = jumlah mol dari komonen i

∑n i = total mol dari seluruh komponen campuran

Sifat Gas Alam 1- 4


Teknik Gas Alam

Sehingga berat molekul total untuk suatu campuran adalah

Mα = ∑y i Mi (1.4)

Harga berat molekul untuk setiap komposisi dapat dilihat di Tabel 1-1.

5 Fraksi volume didefinisikan sebagai

Vi
( Fraksi Volume ) i = (1.5)
∑Vi
dimana

Vi = Volume dari komponen I pada kondisi standar

∑Vi = Volume total dari campuran pada kondisi standar

5 Fraksi berat, ωi , didefinisikan sebagai

Wi
ωi = (1.6)
∑Wi
dimana

ωi = fraksi berat dari komponen Ii

Wi = berat dari komponen i

∑ Wi = berat total dari campuran

1.3.2. Perkiraan Sifat Fisik Gas


Sifat fisik fluida sangat diperlukan dalam perhitungan selanjutnya. Pada sub bab ini
akan dibahas korelasi-korelasi yang sejauh pengamtan dapat dipercayai dan diuji
kebenarannya. Akan tetapi prioritas utama adalah data yang didapatkan dari Laboratorium
dan korelasi ini digunakan apabila data tersebut tidak tersedia.

Sifat Gas Alam 1- 5


Teknik Gas Alam

Sifat-sifat fisik metana sampai dekana, dan juga senyawa-senyawa yang biasa
terkandung di dalam fluida hidrokarbon di reservoir diberikan pada Tabel 1-1. Informasi
ini dapat dipakai untuk memperkirakan sifat-sifat campuran hidrokarbon.

Sifat Gas Alam 1- 6


Teknik Gas Alam

Dua besaran, Temperatur Pseudokritis dan Tekanan Pseudokritis suatu campuran


banyak digunakan untuk korelasi-korelasi yang diterangkan pada sub bab ini. Sifat-sifat
tadi dapat diperkirakan dari persamaan:

Tpc = ∑ yi Tci (1.7)

Ppc = ∑ yi Pci (1.8)

dimana

yi = Fraksi mol komponen i

Tci = Temperatur kritis komponen ke i, oR

Pci = Tekanan kritis komponen ke i, Psia

Atau dapat juga menggunakan korelasi Gambar 1-3, dimana perlu diketahui terlebih
dahulu harga Spesifik Gravity gas yaitu

γ g = Mα / 28.97 (1.9)

dimana M α adalah berat molekul total campuran gas dan harga 28.97 adalah berat
molekul udara.

Sehingga Pseudo Tekanan dan Temperatur adalah:

P
Ppr = (1.10)
Ppc

T
Tpr = (1.11)
Tpc

1.3.2.1. Faktor Deviasi Gas

Dengan diketahuinya harga Ppr dan Tpr, maka harga factor deviasi gas dapat
ditentukan. Katz dan Standing telah menghasilkan grafik korelasi : z = f(Ppr, Tpr)
seperti dapat dilihat pada Gambar 1-4. Grafik ini memberikan hasil yang memuaskan
bila gas tidak mengandung CO2 dan H2S. Untuk gas yang mengandung kedua unsur

Sifat Gas Alam 1- 7


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 8


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 9


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 10


Teknik Gas Alam

tersebut perlu dilakukan koreksi harga Ppc dan Tpc lebih dahulu sebelum menghitung Pr dan
Tr. Koreksi tersebut adalah sebagai berikut:

T ' pc = Tpc − ε (1.12)

Ppc T ' pc
p' pc = (1.13)
Tpc + ε ( B − B 2 )

dimana

Tpc = Temperatur Pseudokritis sebelum koreksi

Ppc = Tekanan Pseudokritis sebelum koreksi

T’pc = Temperatur Pseudokritis sesudah koreksi

ε = 120 (A0.9 – A1.6) + 15 (B0.5 – B4)

B = frkasi mol H2S

A = fraksi mol CO2 + B

sehingga

Tpr = T/T’pc dan Ppr = P/P’pc

dan selanjutnya harga factor diviasi gas dapat ditentukan dari Gambar 1-4.

Grafik korelasi Z dari Standing – Katz telah dipakai secara meluas dilingkungan
industri. Dengan munculnya komputer, maka komputasi persoalan gas bumi membutuhkan
cara yang lebih sederhana dari pada memasukkan harga-harga Z dari grafik Standing –
Katz ke dalam program komputer. Cara yang sederhana adalah dalam bentuk persamaan Z
yang diperoleh berdasarkan penyelarasan dengan grafik Z dari Standing – Katz atau
berdasarkan “equation of state”. Pendekatan yang pertama ini digunakan oleh Dranchuck
dkk, dengan menggunakan equation of state dari Benedict – Webb – Rubin (BWR).
Pendekatan yang kedua dilakukan oleh Hall – Yarborough dengan menggunakan
persamaan “equation of state” dari Starling – Karnahan.

Persamaan dari Dranchuck – Purcis Robinson dinyatakan dalam bentuk:

Sifat Gas Alam 1- 11


Teknik Gas Alam

( )
Z =1 + A1 + A2 / Tr + + A3 / Tr3 + ( A4 + A5 / Tr )ρ r2 + A5 A6 ρ r5 / Tr

( ) (
+ A7 ρ r2 / Tr3 + 1 + A8 ρ r2 exp − A8 ρ r2 ) (1.14)

dimana:

ρ r = 0.27 Pr / (Z .Tr ) (1.15)

dan

A1 = 0.31506237 A5 = -0.61232032

A2 = -1.04670990 A6 = -0.10488813

A3 = -0.57832729 A7 = 0.68157001

A4 = 0.53530771 A8 = 0.68446549

Mengingat ρ r adalah fungsi dari Z, maka penyelesaian persamaan 1.14 dilakukan


dengan cara trial & error.

Hall – Yarbough menghasilkan persamaan 1.16 untuk menghitung Z.

−1.2 (1− t ) 2
0.06125 Pr te
Z= (1.16)
y

dimana

t = 1/Tr

y = akar dari persamaan F(y) = 0

y + y 2 + y3 + y 4
F = −0.06125 Pr te−1.2 (1− t ) +
2

(1 − y )3
− (14.76 t − 9.76 t 2 + 4.58 t 3 )y 2 + (90.7 − 242.2 t 2 + 42.4 t 3 )y (2.18 + 2.82t ) = 0 (1.17)

Penyelesaian dari persamaan 1.16 menggunakan teknik iterasi dari Newton –


Raphson, yaitu dengan menganggap harga y dan namakan yo. Gunakan harga yo pada

Sifat Gas Alam 1- 12


Teknik Gas Alam

persamaan 1.17 sehingga diperoleh harga Fo yang tidak sama dengan nol, mengingat harga
yo hanya perkiraan saja. Dengan rangkaian Taylor

0 = F = Fo +
dFo
( y − yo ) (1.18)
dy

dapat disusun persamaan untuk memperkirakan harga y

dFo
y = yo − Fo /( ) (1.19)
dy

= −(29.52 t −19352 t 2) y + (2.18 + 2.82 t )


df
dy

(90.7 t − 242.2 t 2 + 42.4 t 3 ) * y (1.18 + 2.82 t ) (1.20)

Jadi dengan menggunakan persamaan 1.19 itu dihitung harga y yang baru sehingga
akhirnya diperoleh harga F = 0. Harga y ini kemudian dimasukkan ke dalam persamaan
1.16 untuk mencari harga Z.

1.3.2.2. Faktor Volume Formasi Gas (Bg)

Faktor Volume Formasi Gas (Bg) didefinisikan sebagai perbandingan volume gas
dalam kondisi reservoir dengan volume gas dalam kondisi permukaan,

V p ,T Z n RT / P
Bg = = vol / vol std
Vsc Z sc n R Tsc / Psc

Dengan menggunakan Tsc = 5200R dan Psc = 14.7 psia serta Zsc=1, maka persamaan faktor
volume formasi gas, Bg

ZT 3
Bg = 0.0283 ft / scf (1.21)
P

atau

ZT
Bg = 0.00504 bbl / scf (1.22)
P

Sifat Gas Alam 1- 13


Teknik Gas Alam

1.3.2.3. Kompresibilitas Gas (Cg)

Kompresibilitas isothermal dari gas diukur dari perubahan volume per unit volume
dengan perubahan tekanan pada temperatur konstan. Atau dalam persamaan ditulis
menjadi:

1 δV
C =− ( )T (1.23)
V δP

Untuk gas ideal,

n RT δV n RT
V= maka ( )T = − 2
P δP p

sehingga

P n RT 1
C =− (− 2 ) = (1.24)
n RT p p

Sedangkan untuk gas nyata,

ZnRT
V=
P

dimana Z = f(P), maka didapat

1 1 δZ
C= − ( ) (1.25)
P Z δP

⎛ δZ ⎞
Harga ⎜ ⎟ dapat ditentukan secara analitis, yaitu
⎝ δP ⎠

⎛ δZ ⎞ ⎛ Z1 − Z 2 ⎞
⎜ ⎟ ≈ ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ δP ⎠ ⎝ P1 − P2 ⎠

Persamaan 1.25 dapat diubah menjadi

Cr = C Ppr (1.26)

dimana

1 1 ⎛ δZ ⎞
Cr = − ⎜ ⎟Tpr (1.27)
Ppr Z ⎜⎝ δPpr ⎟

Sifat Gas Alam 1- 14


Teknik Gas Alam

Mattar telah membuat korelasi untuk menentukan Cr Tpr yang merupakan fungsi dari Ppr
dan Tpr seperti terlihat pada Gambar 1-5 dan 1-6. Berdasarkan korelasi ini, maka harga
kompresibilitas gas (Cg) dapat ditentukan.

1.3.2.4. Viskositas Gas

Viskositas dari suatu gas campuran tergantung pada tekanan, temperatur dan
komposisi. Carr – Kobayashi – Burrows telah menyusun grafik korelasi untuk menentukan
viskositas dari gas seperti ditunjukkan oleh Gambar 1-7 dan 1-8. Kedua gambar tadi
didasarkan pada hubungan

μ 1 = f (M .T ) = f (γ , T )

μ / μ1 = f (Ppr , Tpr )

dimana :

μ1 = viskositas pada tekanan 1 atm

μ = viskositas pada tekanan > 1 jam

Dengan mengetahui harga berat molekul M dari gas atau spesifik graviti gas, γ g , serta

menggunakan gambar 1-7 maka diperoleh harga μ 1 . Harga μ / μ 1 diperoleh dari gambar
1-8 bila dketahui harga Ppr dan Tpr.

Viskositas gas juga dapat diperkirakan berdasarkan Gambar 1-9.

Persamaan semi empiris untuk keperluan program komputer dijabarkan oleh Lee –
Gonzales – Eakin yang akan memberikan hasil yang memuaskan untuk “seet gas”.

μ = K exp (X ρy ) (1.28)

dimana

K=
(9.4 + 0.025M )T 1.5
209 +19 M + T

986
X = 3.5 + + 0.01 M
T

Y = 2.4 − 0.2 X

Sifat Gas Alam 1- 15


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 16


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 17


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 18


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 19


Teknik Gas Alam

Gambar 1-9

μ = viskositas, mikro poise

ρ = massa jenis, gr/cc

T = temperatur, oR

M = berat molekul dari gas, (28.964 x γ g )

1 mikro – poise = 10-6 poise

Sifat Gas Alam 1- 20


Teknik Gas Alam

Persamaan lain yang dapat digunakan dalam komputasi komputer adalah seperti
yang diusulkan oleh Hollo – Holmes – Pais.

μ1 = [1.790 × 105 − 2.062 ×10−6 ( γg ) ]T + 8.188 (10−3 ) − 6.15 (10−3 ) log γg (1.29)

dimana T dalam 0F

μ
ln ( Tr ) = ao + a1Pr + a2 Pr2 + a3 Pr3 + Tr (a4 + a5 Pr + a6 Pr2 + a7 Pr3 )
μ1
+ Tr2 (a8 + a9 Pr + a10 Pr2 + a11Pr3 ) + Tr3 (a12 + a13 Pr + a14 P 2r + a15 Pr3 )

(1.30)

a0 = -2.4611820 a8 = -7.93385684.10-1

a1 = 2.97054714 a9 = -1.39643306

a2 = -2.86264054. 10-1 a10 = -1.49144925.10-1

a3 = 8.05420522.10-3 a11 = 4.41015512.10-3

a4 = 2.80860949 a12 = 8.39387178.10-2

a5 = -3.49803305.10-1 a13 = -1.86408848.10-1

a6 = 3.60373020 a14 = 2.03367881.10-2

a7 = -1.04432413.10-2 a15 = -6.09579263.10-4

1.3.2.5. Kelarutan Gas di Air

Harga kelarutan Gas di Air tergantung dari tekanan temperatur dan salinitas air.
Hubungan tersebut ditunjukkan pada Gambar 1-10, dimana faktor koreksi untuk salinitas
dihitung dari persamaan

Rsw
= 1 − XY . 10 − 4 (1.31)
Rswp

dimana

Y = salinitas air, ppm

X = 3.471/T0.837

Sifat Gas Alam 1- 21


Teknik Gas Alam

T = Temperatur, 0F

Rsw = Kelarutan gas terkorelasi, cuft/bbl

Rswp = Kelarutan gas di air tawar, cuft/bbl

Sifat Gas Alam 1- 22


Teknik Gas Alam

1.3.2.6. Kelarutan Air dalam Gas

Kelarutan air dalam gas tergantung dari tekanan, temperatur dan salinitas air.
Hubungan tersebut ditunjukkan pada Gambar 1-11, dimana faktor koreksi untuk salinitas
dihitung dengan

Ws
= 1 − 2.87 10 −8 Y 1.266 (1.32)
W sp

dimana

Ws = kelarutan air dalam gas, lbm/MMscf

Wsp = kelarutan air tawar dalam gas (dari Gambar 1-11)

Y = Salinitas air, ppm

1.4. Sistem Gas - Kondensat

Diagram fasa untuk sistem reservoar kondensat dapat dilihat di Gambar 1-12. Dari
gambar tersebut terlihat bahwa pada saat awal, fluida yang keluar dari reservoar tersebut
adalah gas. Ketika tekanan reservoar mengalami penurunan, garis dew point akan terlewati
sehingga fasa cair terbentuk. Dari fakta inilah bahwa fluida hidrokarbon sering terdiri dari
dua fasa sehingga diperlukan suatu metoda untuk menghitung volume atau massa setiap
fasa dan juga komposisi setiap fasa.

Distribusi komponen dari suatu sistem gas dan cairan diekspresikan dengan
Konstanta Kesetimbangan, K, yaitu perbandingan antara fraksi mol komponen pada fasa
gas dengan fraksi mol komponen pada fasa cair.

yi
Ki = (1.33)
xi

dimana

Ki = konstanta Kesetibangan dari komponen i

yi = fraksi mol dari komponen I dalam fasa gas

xi = fraksi mol dari komponen I dalam fasa cair

Sifat Gas Alam 1- 23


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 24


Teknik Gas Alam

Penggunaan Konstanta Kesetimbangan tersebut adalah untuk menentukan tekanan


gelembung, tekanan embun dan perbandingan antara fasa gas dan cair pada kondisi
tekanan dan temperatur kedua fasa tersebut. Di dalam perhitungan, sistem diasumsikan
berada dalam kesetimbangan termodinamik. Notasi-notasi yang digunakan dalam
persamaan adalah :

n = total mol dari fluida campuran

L = total mol dari fasa cair

V = total mol dari fasa gas

Sifat Gas Alam 1- 25


Teknik Gas Alam

Zi = fraksi mol dari komponen i dalam campuran

Zin = mol komponen i dari fluida campuran

xiL = mol komponen i dari fluida cair pada saat kesetimbangan

yiV = mol komponen i dari fasa gas pada saat kesetimbangan

Dari suatu sistem sistem seperti yang terlihat pada Gambar 1-13, persamaan
kesetimbangan untuk sistem tersebut adalah :

n=L+V (1.34)

Gambar 1-13

Persamaan kesetimbangan untuk komponen ke-i adalah

Zi n = xiL + yiV (1.35)

atau

Sifat Gas Alam 1- 26


Teknik Gas Alam

nZi
xi = (1.36)
L + VK i

Pada saat setimbang, jumlah fraksi mol untuk setiap fasa adalah sama,

∑x i =1 (1.37)

∑y i =1 (1.38)

Sehingga,

Zi
∑ x = ∑ L +VK
i =1 (1.39)
i

Zi
∑ y =∑V + L / K
i =1 (1.40)
i

Prosedur perhitungan untuk kedua persamaan di atas adalah secara coba-coba (trial
and error). Prosedur tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perkirakan harga K untuk setiap komponen pada kondisi tekanan dan temperatur
penentuan (untuk setiap komposisi dapat dilihat pada Gambar 1-14 – 1-25)

2. Asumsikan harga V dan kemudian harga L, dari hubungan L + V = 1

3. Menghitung jumlah fraksi mol untuk setiap komponen dari asumsi harga V pada
langkah 2 dengan menggunakan persamaan 1.39.

4. Jika jumlah fraksi mol yang dihasilkan dari langkah 3 tidak sama dengan 1 maka
asumsi harga V tidak benar. Ulangi lagi dengan mengasumsikan harga V dan kembali
ke langkah 3 hingga jumlah fraksi mol yang dihasilkan sama dengan 1.

5. Dengan diketahuinya harga xi dari langkah 4 maka fraksi mol gas dapat dihitung dari :

yi = Ki xi

Untuk menentukan tekanan gelembung dari sistem ini maka dibuat jumlah fraksi mol gas
sama dengan nol.

V→0 dan L → n

Sehingga

Sifat Gas Alam 1- 27


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 28


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 29


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 30


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 31


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 32


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 33


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 34


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 35


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 36


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 37


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 38


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 39


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 40


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 41


Teknik Gas Alam

n Zi
∑ yi = lim ∑ V + L / K
V →0
=1
i

atau

∑K Z i i =1 (1.41)

Sedangkan untuk menentukan titik embun, maka dibuat jumlah fraksi mol dari fasa
cair sama dengan nol,

V→ n dan L→ 0

Sehingga

n Zi
∑x i = lim ∑
L →0 L +V Ki
=1

atau

∑Z / K
i i =1 (1.42)

Dalam banyak kasus, sifat dari campuran fluida reservoar tidak diketahui, tetapi
sifat-sifat gas dan kondensat setelah dipisahkan diketahui. Untuk itu dibuat perhitungan
yang merupakan gabungan dari kedua fasa tersebut.

Spesifik gravity dari campuran adalah

γ g + 4584γ o / R
γ gm = (1.43)
1+ Vo / R

dimana

γ gm = spesifik gravity dari campuran

γg = spesifik gravity dari gas

γo = spesifik gravity dari kondensat

Vo = volume kondensate yang teruapkan

R = perbandingan produksi gas – kondensat

Sifat Gas Alam 1- 42


Teknik Gas Alam

Harga Vo didapat dari Gambar 1-26 untuk kasus dimana γ o diukur pada separator

bertekanan tinggi. Jika γ o diukur pada kondisi standar, harga Vo tergantung pada tekanan
separator dan dapat ditentukan dari Gambar 1-27.

1.5. Termodinamika

Pada suatau proses dinamis dalam suatu sistem termodinamika berlangsung


perpidahan energi dari dan ke dalam sistem serta perubahan energi di dalam sistem.
Sebagai contoh pengaliran gas dalam pipa, dimana energi dibawa oleh gas yang mengalir
dan yang mungkin dipindahkan ke luar sistem. Perpindahan energi dari sistem ke luar
lingkungannya hanya dapat berbentuk panas dan kerja.

Energi yang terbawa bersama fluida meliputi:

1. Energi dalam (internal energy) U; energi yang dimiliki oleh fluida tanpa
ketergantungan pada lokasi dan gerakan.

mv 2
2. Energi kinetis ; energi yang berkaitan dengan gerakan yang dinyatakan
2 gc
terhadap suatu titik tertentu.

mgz
3. Energi potensial , yang diakibatkan oleh kedudukan sistem.
gc

4. Energi penekanan PV, yang terbawa ke dalam atau ke luar dari sistem sebagai
akibat dari penekanan.

Energi yang dipindahkan dari dan ke dalam sistem terdiri dari:

1. Panas q, yang diserap oleh system sebagai akibat perbedaan temperatur antara
sistem dengan lingkungannya. Panas yang diperoleh sistim diberi tanda positif.

2. Kerja W, dilaksanakan dari sistem ke sekelilingnya. Kerja yang diberikan oleh


sistem ke sekelilingnya diberi tanda positif.

Kesetimbangan energi di mana pompa digunakan dalam sistem untuk mengalirkan gas
diberikan oleh persamaan berikut ini:

Sifat Gas Alam 1- 43


Teknik Gas Alam

mV22 mgZ z
U2 + + + p2V2 =
2 gc gc

mV12 mgZ1
U1 + + + p1 V1 + q −W (1.44)
2 gc gc

atau

mV 2 mgz
ΔU + Δ +Δ + ΔPV = q −W (1.45)
2 gc gc

1.5.1. Entalpi

Entalpi merupakan konsep termodinamika yang didefinisikan sebagai

H = U + V, BTU/lb.mole (1.46)

Penentuan entalpi dari suatu komponen dibagi atas dua bagian. Yang pertama
menyangkut penentuan entalpi yang dipengaruhi oleh temperatur berdasarkan konsep gas
yang ideal. Yang kedua memperhatikan pengaruh tekanan atas entalpi dari gas nyata (real
gas). Hubungan bagian tersebut diberikan oleh persamaan 1.47.

H TP − H 0o = ( H To − H 00 ) − ( H To − H TP ) (1.47)

Subscript T = temperatur

Superscript P = tekanan pada P

o = tekanan pada p = 0

H 0o = entalpi pada datum BTU/lb.mole.

= 0

Persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi

H TP = H To − ( H To − H TP ) (1.48)

H = H o − (H o − H ) (1.49)

Sifat Gas Alam 1- 44


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 45


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 46


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 47


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 48


Teknik Gas Alam

dimana

H = entalpi pada P,T.

H0 = entalpi dari gas ideal pad T.

Harga H0 atau ( H TO − H OO ) dalam BTU/lb dari komponen murni dapat dicari dari
grafik korelasi H0 vs. T(0F), seperti pada Gambar 1-28 dan Gambar 1-29. Untuk komponen
yang tidak tercantum pada kedua grafik tersebut, grafik korelasi Gambar 1-30 dapat
digunakan untuk memperkirakan harga H0 atau menggunakan persamaan 1.50.

ln T 25.159
ln(ln H 0 ) = 2.61456 − 0.5
(2.49639 + 1.56283 γ + ) (1.50)
T M

M = berat molekul

γ g = specific gravity

T = 0R

Harga (H0 – H) = RTc [{ (H0 – H)/RTc}(0) + ω {(H0 – H)/RTc}(‘)] (1.51)

dimana

ω = acentric factor (diberikan pada Tabel 1-2)

R = 1,986 BTU/lb.mole 0R

Tc = 0R

(H0 – H) = BTU/lb.mole

(H0 – H)/RTc}(0) = ditentukan berdasarkan Gambar 1-30 dengan

mengetahui Pr dan Tr

{(H0 – H)/RTc}(‘) = ditentukan berdasarkan Gambar 1-31 dengan

mengetahui Pr dan Tr

Bagian atas dari masing-masing gambar dimaksudkan untuk cairan.

Entalpi dari campuran beberapa sumur, seperti gas bumi, ditentukan berdasarkan
data masing-masing dengan menggunakan hukum percampuran (Kay). Entalpi dari gas
campuran berdasarkan kaidah gas ideal diterapkan berdasarkan persamaan 1.52.

Sifat Gas Alam 1- 49


Teknik Gas Alam

H m0 = ∑ X i H i0 (1.52)
i

dimana

Xi = fraksi mole dari komponen i

Demikian pula dengan harga “acentric factor” dari gas campuran ω m , dimana

harganya ditentukan berdasarkan harga acentric factor dari masing-masing unsur ( ωi ).

ωm = ∑ X i ωi (1.53)
i

sedangkan

T = ∑ X i Tci (1.54)

Pcm = ∑ X i Pci (1.55)


i

digunakan untuk mencari harga

[(H0 - H)/RTc](O)

dan

[(H0 - H)/RTc](‘)

dari Gambar 1-30 dan Gambar 1-31.

Selanjutnya harga (H0 - H)m diperoleh dari persamaan

(H0 - H)m = RTcm {[(H0 - H)RTc](O) + ω m [(H0 - H)/RTc](‘)} (1.56)

sehingga entalpi dari gas campuran pada tekanan dan temperatur tertentu dapat dihitung,
yaitu dengan menggunakan persamaan 1.57.

H m = H mO − ( H O − H ) m (1.57)

1.5.2. Panas Jenis

Dalam perhitungan termodinamika, seperti penekanan gas (adiabatic compression),


sering digunakan harga panas jenis. Dibedakan dua macam panas jenis, yaitu: Panas jenis
pada volume yang konstan Cv dan panas jenis tekanan pada tekanan konstan Cp. Untuk gas
yang ideal keduanya dinyatakan dalam hubungan

Sifat Gas Alam 1- 50


Teknik Gas Alam

Cp = Cv + 1.986 BTU (lb.mole 0R). (1.58)

Definisi dari panas jenis masing-masing dikaitkan dengan dua fungsi, yaitu entalpi
(H) dan energi dalam (U).

H = f (T,P)

δH δH
dH = ( ) p dT + ( )T dp
δT δT

δH
= C p dT + ( ) dp (1.59)
δT T

δH
dimana : C p = ( )
δT p

U = f (T,V), V = specific volume (ft3 /lb)

δU δU
dU = ( )V dT + ( )T dV
δT δV

δU
= CV dT + ( )T dv (1.60)
δV

Harga Cp dari masing-masing komponen dari gas campuran pada tekanan 1 atm
dapat diperoleh dari Tabel 1-1. Harga panas jenis campuran Cpm diperoleh dengan
menggunakan hukum pencampuran

C pm = ∑ X i C pi (1.61)
1

atau dicari lengsung dengan menggunakan grafik pada Gambar 1-32.

Penentuan panas jenis untuk tekanan yang konstan dimana P>14.7 psia didasarkan
pada harga untuk P = 14.7, Cp (14.7,T) dengan menambahkan harga koreksi, Δ Cp (Pr, Tr)

C p ( P, T ) = C p (14.7, T ) + Δ C p ( Pr , Tr ) (1.62)

δH
Δ C p ( Pr , Tr ) = ( )T . P (1.63)
δpr r r

Sifat Gas Alam 1- 51


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 52


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 53


Teknik Gas Alam

δH T T δ 2Z
( )Tr = − 1.986 c r ( ) Pr (1.64)
δPr pr δTr

Selain rumus di atas, maka harga Δ Cp dapat ditentukan langsung dengan bantuan Gambar
1-33.

1.5.3. Entropi

Entropi tidak dapat digambarkan secara fisik, entropi merupakan suatu konsep matematis
yang sering timbul dalam analisa termodinamika. Istilah entropi diberikan untuk
dq
menyatakan jumlah ∫ T
. Tidak ada harga absolut untuk entropi, yang ada adalah

perbedaan entropi untuk dua keadaan dalam suatu sistem termodinamis. Perbedaan entropi
“reversebilitas process” dinyatakan dalam persamaan

dq
S 2 − S1 = ∫ 12 (1.65)
T

atau

dq = T ds (1.66)

Harga entropi masing-masing pembentuk gas bumi sebagai gas yang ideal dengan
tekanan P = dapat ditentukan dari grafik Gambar 1-34. Harga Si0 (BTU/lb0R) dinyatakan
sebagai fungsi dari temperatur. Sedangkan harga entropi dari gas campuran diperoleh dari
persamaan berikut ini

S m0 = ∑ X i M i Si0 − R ∑ X i ln X i (1.67)

dimana

Xi = fraksi mole

R = konstanta gas

= 1.986 BTU/(lb.mole 0R)

Si0 = entropi dari komponen i,

BTU/lb.0R

Sifat Gas Alam 1- 54


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 55


Teknik Gas Alam

S m0 = BTU / lb.R

Harga entropi pada tekanan P dan temperatur T dari gas campuran memerlukan koreksi
dari harga S m0 . Harga koreksi ini dinyatakan oleh (S0 – S)m.

⎡⎛ S 0 − S ⎞ (0 ) ⎛ S0 − S ⎞
(' )

(S 0
−S )m = R ⎢⎜⎜ ⎟⎟ + ωm ⎜⎜ ⎟⎟ + ln P ⎥ (1.68)
⎢⎣⎝ R ⎠ ⎝ R ⎠ ⎥⎦

dimana

R = 1.986 BTU/(lb.mole 0R)

P = tekanan dalam atm

ωm = ∑X i ωi

Hasil dari persamaan 1.68 merupakan koreksi untuk menghitung Sm (P,T)

S m (P, T ) = S m0 − S 0 − S ( )m (1.69)

Cara lain untuk mencari entropi dari gas bumi adalah menggunakan persamaan
analisis.

⎡ ⎛ δZ ⎞ P⎤ P
S (P, T ) = C p ln
T T
− 1.986⎢ Z + ⎜⎜ ⎟⎟ pr ln ⎥ (1.70)
Ts ⎣ Tc ⎝ δTr ⎠ Ps ⎦ Ps

dimana

T = temperatur referensi, 0R

Ps = tekanan referensi, psia

T = temperatur, 0R

Tc = temperatur kritis, 0R


T
Ts C p dT
Cp = (1.71)
(T − Ts )

Sifat Gas Alam 1- 56


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 57


Teknik Gas Alam

P

r

Z=
PS
zd P
=

PrS
z d Pr
(1.72)
( P − Ps ) ( Pr − PrS )

δz
δZ ∫ (δ T ) d P r
( ) Pr = r
(1.73)
δ Tr ( Pr − Prs )

1.5.4. Diagram Mollier

Hubungan entalpi – entalpi diperoleh berdasarkan masing-masing definisi.

d H = d U + d (FV)

= d U + P dV + V dP (1.74)

dq d U + P dV
dS = = (1.75)
T T

Pengolahan lebih lanjut dari persamaan 1.74 dan 1.75 akan memberikan hubungan

d H = T dS + V dP (1.76)

Hubungan H(P,T) terhadap S(P,T) untuk bermacam-macam harga specifik gravity ( γ g )

diberikan pada grafik dari Gambar 1-35.

1.6. Contoh Penyelesaian

1. Penentuan Sifat Fisik Gas Alam

Suatu gas alam yang bersifat masam (sour gas) memiliki komposisi (fraksi mol)
berikut ini:

N2 = 0.0236

CO2 = 0.0164

H2S = 0.1841

CH4 = 0.7700

C2H6 = 0.0042

Sifat Gas Alam 1- 58


Teknik Gas Alam

C3H8 = 0.0005

iC4H10 = 0.0003

nC4H10 = 0.0003

iC5H12 = 0.0001

nC5H12 = 0.0001

C6H14 = 0.0001

C7H16+ = 0.0003

Tekanan dan temperatur gas masing-masing 2000 psia dan 2000 0F.

Tentukan :

a. Pc, Tc, dan γ g

b. Z

c. Cg

d. μ

Jawaban:

a. Jawaban a ditabelkan

b. Jawaban b ditabelkan

c. Harga Cr Tr diperoleh dari Gambar 1-6 untuk harga Pr = 2.73, yaitu

Cr Tr = 0.66

0.66
Cr = = 0.38
1.73

Cg = Cr/Pc

0.38
= = 0.000520 psi-1
731.34

Sifat Gas Alam 1- 59


Teknik Gas Alam

d. Gambar 1-7 digunakan untuk mencari harga viskositas pada tekanan 14.7 psia ( μ1 ) dan
dilengkapi dengan faktor koreksi.

Dengan harga

M = 20.2498

T = 200 0F

Sifat Gas Alam 1- 60


Teknik Gas Alam

Diperoleh μ1 = 0.0123 cp

Koreksi untuk 2.36 % mole N2 = 0.00023 cp

Koreksi untuk 1.64 % CO2 = 0.00010 cp

Koreksi untuk 18.41 % H2S = 0.00040 cp

(ekstrapolasi)

Jadi harga μ1 yang sudah dikoreksi

μ1 = 0.01230 + (0.00023 + 0.00010 + 0.00040)

= 0.01303

Tr = (200 + 460)/406.19 = 1.62

Pr = 2000/787.69 = 2.54

Harga Pc dan Tc yang digunakan di sini adalah harga-harga yang belum dikoreksi.

Berdasarkan Gambar 1-8 diperoleh harga

μ / μ1 =1.28

Jadi μ = (1.28) (0.01303)

= 0.01668 cp

Sifat Gas Alam 1- 61


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 62


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 63


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 64


Teknik Gas Alam

2. Penentuan Entalpi

Tabulasi berikut ini menggambarkan urutan perhitungan untuk memperoleh harga H(P,T)
dengan menggunakan data yang sama seperti soal (1).

Prosedur penentuan harga dalam tabulasi adalah sebagai berikut:

1. Kolom (2) ditentukan berdasarkan Tabel I-3

2. Penentuan H0 pada kolom (4) dengan satuan BTU/lb ditentukan berdasarkan Gambar I-
28 dan I-29. Khusus untuk nC6 dan C7 +, H0 ditentukan berdasarkan Gambar I-30 dengan
menggunakan spec. gravity C6 dan C7+ masing-masing 0,6640 dan 0,7070. Data ini
diperoleh dari Tabel I-3. Perhitungan H0 didasarkan pada T = 200 0F.

3. Kolom (5) diperoleh dengan mengalikan kolom (3) dengan kolom (4).

4. Kolom (6) diperoleh dari Tabel I-3.

5. Kolom (7) diperoleh dari kolom (3) x (6)

6. Kolom (8) diperoleh dari kolom (3) x (5)

Jadi ωm = ∑ X iωi H m0 = ∑ X i H i0

= 0,0327 = 5379 BTU/lb mole

Kemudian tentukan

[(H0 - H)/RTC](o) = 1.1 dari Gambar 1-31

dan

[(H0 - H)/RTC](‘) = 0,04 dari Gambar 1-32

Sifat Gas Alam 1- 65


Teknik Gas Alam

berdasarkan Pr = 2,54 dan Tr = 1,62

( H 0 − H ) m = 1,986 TCm [(( H 0− H ) / RTC ) ( 0 ) + ωm (( H 0 − H ) / RTC ) (') ]

= 1,986(406,19) [1,1 + 0,0327(-0,04)]

Sifat Gas Alam 1- 66


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 67


Teknik Gas Alam

= 886,3 BTU/lb mole

Jadi H(P,T) = H0m – (H0 – H)m

= 5379 – 886,3

= 4492,7 BTU/lb mole

3. Penentuan Entropi (S0)

Dengan menggunakan data gas seperti soal (1), maka sasaran pertama dalam perhitungan
adalah menentukan harga entropi untuk gas yang ideal pada T = 2000F, berdasarkan
persamaan

S m0 = ∑ X i Si0 −1,986 ∑ X i ln X i

Harga penjumlahan ∑(X i Si0 ) diperoleh dalam tabulasi berikut ini. Prosedur pengisian

kolom-kolom dari tabulasi penentuan entropi adalah sebagai berikut:

1. Kolom (4) diisi berdasarkan Gambar 1-35

2. Harga Si0 untuk C6 dan C7+ ditentukan berdasarkan ekstrapolasi hubungan S0+ vs. M,
seperti terlihat pada Gambar 1-35. Hasil diperoleh dari gambar itu:

S0 (C6) = 1,18 BTU/lb 0R

S0 (C7+) = 1,06

3. Kolom (5) = kolom (2) x kolom (4)

4. Kolom (6) = kolom (3) x kolom (5)

S0m = 51,5177-1,986 (-0,754)

= 52,92 BTU/lb mole 0R

Langkah selanjutnya menentukan

Sifat Gas Alam 1- 68


Teknik Gas Alam

[(S0 - S)/R](0) berdasarkan Gambar 1-36

dan

[(S0 - S)/R](‘) berdasarkan Gambar 1-37

Sifat Gas Alam 1- 69


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 70


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 71


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 72


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 73


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 74


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 75


Teknik Gas Alam

Sifat Gas Alam 1- 76


Teknik Gas Alam

untuk harga Pr = 2,54

Tr = 1,62

Hasilnya adalah sebagai berikut

[(S0 - S)/R](0) = 0,25

[(S0 - S)/R](‘) = 0,075

dan

( S o − S ) m =1,986[(( S o − S ) / R)]( o ) + ωm [(( S o − S ) / R )(1) + ln P]

= 1,986[0,52 + 0,0327(.,075)]

= 10,79 BTU/lb mole 0R

Jadi S(P,T) = S0m – (S0-S)m

= 52,92 – 10,79

= 42,13 BTU/lb.mole 0R

4. Penentuan Cp (P,T)

Contoh berikut ini masih menggunakan data komposisi gas bumi seperti soal (1)

C p ( p, T ) = C p (14,7, T ) + Δ C p ( pr , Tr )

Ada dua cara menentukan harga Cp(14,7,T) yaitu

A) Menggunakan Gambar 1-33 bila diketahui γ g dan T.

Dari contoh yang digunakan berikut ini γ g = 0,699 dan T = 200 0F dan dengan bantuan

Gambar I-33 diperoleh Cp(14,7,T) = 11,15 BTU/lb.mole (0F).

B) Bila komposisi dari gas diketahui maka dengan bantuan Tabel 1-1 dapat dihitung

Cp(14,7,T) = ∑X i C pi

Sifat Gas Alam 1- 77


Teknik Gas Alam

Total seluruh ∑ = 9,12


(*) Digunakan harga Cp untuk C7.

Langkah berikutnya menentukan faktor koreksi Δ Cp(Pr,Tr) dari Gambar 1-34. Dengan
diketahuinya Pr = 2,54 dan Tr = 1,62 maka diperoleh

Δ Cp = 2,90 BTU/lb-mole 0F

Jadi

Cp(P,T) = 11,5 + 2,90

= 14,05 BTU/lb mole 0F

Sifat Gas Alam 1- 78

Anda mungkin juga menyukai