K ementerian PANRB
Tahun 2014
Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi
ii I Laporan Kinerja Kementerian PANRB 2014
Daftar Isi Hal
Kata Pengantar ………………………………………………………………… i
Daftar Isi ………………………………………………………………………… ii
Pernyataan Telah Direviu ……………………………………………………… iii
Ikhtisar Eksekutif ………………………………………………………………. iv
BAB IV PENUTUP…………………………......................……….. 64
Lampiran:
1. Penetapan Kinerja Kementerian PANRB Tahun 2014
2. Realiasi Penetapan Kinerja Kementerian PANRB Tahun 2014
3. Kebijakan yang telah diterbiktan dan dalam proses penyusunan Tahun 2014
4. Daftar LNS yang dihapuskan dan pelimpahan tugas dan fungsi
5. Daftar Jabatan Fungsional Baru Tahun 2014
6. Daftar unit organisasi yang ditata organisasi dan tata kerjanya Tahun 2014
7. Unit inovatif pelayanan publik yang mengikuti UNPSA 2015
8. Realisasi anggaran berdasarkan sasaran Kementerian PANRB Tahun 2014
B
irokrasi merupakan alat utama d alam Mengingat pentingnya reformasi
penyelenggaraan negara dan pe birokrasi tersebut, maka dalam rangka
merintahan karena berfungsi untuk m end ukung arah pembangunan
menerjemahkan berbagai kepu sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan
tusan politik ke dalam berbagai kebijakan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
publik serta untuk menjamin pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
kebijakan tersebut secara operasional, Nasional (RPJMN) 2010-2014, Kabinet
terutama dalam memberikan pelayanan Indonesia Bersatu II telah menetapkan
publik dan pemberdayaan masyarakat. Oleh 11 Prioritas Nasional, dan prioritas per
karena itu, birokrasi menjadi faktor penentu tama adalah Reformasi Birokrasi dan Tata
keberhasilan keseluruhan agenda negara Kelola. Hal ini menunjukkan betapa penting
dan pemerintahan, dalam kerangka upaya nya reformasi birokrasi yang didalamnya
merealisasikan sebuah tata pemerintahan meliputi penataan kelembagaan, sumber
yang baik (good governance). daya manusia aparatur, ketatalaksanaan,
pengawasan dan akuntabilitas aparatur,
Dengan alasan tersebut, reformasi
serta pelayanan publik.
irokrasi harus dilakukan guna mewujud
b
kan negara dan pemerintahan yang me Dalam rangka melaksanakan amanat
menuhi karakteristik good governance. strategis tersebut, Presiden Republik
Reformasi birokrasi harus disertai rencana Indonesia telah memberikan tugas pokok
tindak (action) yang jelas serta implemen kepada Kementerian PANRB berdasarkan
tasinya secara konkrit dan konsekuen. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010
Dengan demikian, upaya reformasi birokrasi untuk menyelenggarakan urusan di bidang
dapat membawa implikasi yang nyata ter pendayagunaan aparatur negara dan refor
hadap kinerja pelayanan publik. Dalam masi birokrasi untuk membantu Presiden
kaitan itu maka reformasi birokrasi harus dalam menyelenggarakan pemerintahan
dilaksanakan secara komprehensif dalam negara. Tugas tersebut harus senantiasa
seluruh aspeknya dan bukan pembenahan dilaksanakan dengan penuh tanggung
secara parsial. jawab, efektif, efisien dan akuntabel.
Dalam Kabinet Kerja Periode Tahun dang dalam proses restrukturisasi. Draft Per
2014-2019, Kementerian PANRB tidak ada pres Susunan Organisasi Kementerian PANRB
jabatan wakil Menteri, dan pada saat ini yang baru tersebut menunggu pengesahan
Struktur Organisasi Kementerian PANRB se dari Presiden.
D
alam pelaksanaan tugas dan fungsi lebih terarah dan operasional berupa perumusan
Kementerian PANRB dijiwai semangat tujuan strategis (strategic goals) organisasi.
dan komitmen melakukan reformasi
birokrasi pada sektor aparatur negara Dalam pelaksanaannya, Rencana Strategis
untuk mewujudkan pembaharuan dan perbaikan Kementerian PANRB 2010-2014 telah mengalami
bidang aparatur negara. Untuk mewujudkan hal revisi sejalan dengan tuntutan perubahan internal
tersebut telah ditetapkan Visi dan Misi Kementerian maupun eksternal. Demikian juga dengan Indikator
PANRB yang merupakan panduan/acuan dalam Kinerja Utama (IKU) yang digunakan dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Visi dan Misi pengukuran kinerja dan pengendalian pelaksanaaan
tersebut selanjutnya dijabarkan dalam tujuan yang program dan kegiatan.
VISI TUJUAN
Mewujudkan Aparatur
Negara yang Bersih, à Terwujudnya Pemerintahan yang Efektif
Kompeten dan Melayani dan efisien
Indikator Kinerja Utama Kementerian PANRB terkait Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
KONDISI TARGET KONDISI TARGET
2009 2014 2009 2014
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 50 Skor Integritas Pelayanan Publik (Daerah) 6,4 8,00
28
100% 75
% KL dengan Opini WTP atas LKK/L Score Ease of Doing Business 129
41%
Penetapan Kinerja pada dasarnya kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur,
adalah pernyataan komitmen pimpinan yang dan sebagai dasar pemberian penghargaan
merepresentasikan tekad dan janji untuk (reward) dan sanksi (punishment).
mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam
rentang waktu satu tahun tertentu dengan Penetapan Kinerja Tahun 2014 merupakan
mempertimbangkan sumber daya yang tahun terakhir Renstra Kementerian PANRB,
dikelolanya. Tujuan khusus penetapan kinerja sehingga capaian kinerja tahun 2014 tersebut
antara lain untuk meningkatkan akuntabilitas, mencerminkan capaian akhir renstra 2010-2014.
transparansi, dan kinerja aparatur sebagai Penetapan Kinerja Kementerian PANRB Tahun 2014
wujud nyata komitmen antara penerima terlampir pada Lampiran-1.
amanah dengan pemberi amanah. Penetapan
kinerja digunakan sebagai dasar penilaian Untuk mewujudkan kinerja Kementerian
keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan PANRB Tahun 2014 tersebut didukung dengan
sasaran organisasi, menciptakan tolak ukur anggaran sebesar Rp146.153.116.000 dengan
rincian sbb:
Integritas Pelayanan Publik (Pusat) 6,64 7,1 6,86 7,37 7,22 8,00
Peningkatan 6,2
kualitas
Integritas Pelayanan Publik (Daerah) 6,46 6,3 6,82 n.a. 8,00
pelayanan 5,3 6,0
publik kepada
masyarakat Peringkat Kemudahan Berusaha 120 114
75
122 121 129 116
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian masyarakat juga telah menunjukkan perbaikan
prioritas Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik yang cukup signifikan. Skor integritas
menunjukkan perbaikan, meskipun belum pelayanan publik dan Peringkat Kemudahan
mencapai target yang ditetapkan, dengan uraian Berusaha tahun 2014 meningkat dibanding
sebagai berikut: tahun 2010, namun belum secara konsisten
dan mencapai target RPJMN.
• Terwujudnya birokrasi yang bersih dan bebas
korupsi, kolusi dan nepotisme menunjukkan • Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja
perkembangan yang baik, namun belum birokrasi menunjukkan perkembangan yang
mencapai target RPJMN. Skor IPK tahun 2014 cukup baik. Untuk K/L/ dan Pemda Provinsi
sebesar 34 masih jauh dari target skor 50. telah mencapai target RPJMN, sedangkan
Instansi pemerintah pusat yang memperoleh untuk Pemda Kabupaten/Kota belum
opini WTP dari BPK yang ditargetkan 100% mencapai target yang telah ditetapkan.
hanya mencapai 76%, sedangkan untuk
pemerintah daerah hanya 35% dari target Uraian lebih lanjut mengenai capaian
60%; tata kelola pemerintah yang baik disampaikan
bersamaan dengan capaian penetapan kinerja
• Peningkatan kualitas pelayanan publik kepada Kementerian PANRB tahun 2014.
C. Capaian Kinerja
Kementerian PANRB
Pengukuran tingkat capaian kinerja Kementerian
PANRB dilakukan dengan cara membandingkan antara
target pencapaian sasaran yang telah ditetapkan
dalam penetapan kinerja Kementerian PANRB tahun
2014 dengan realisasinya. Secara keseluruhan
tingkat capaian kinerja Kementerian PANRB tahun
2014 sebesar 84,03% yang dihitung berdasarkan
prosentase rata-rata capaian sasaran. Dari 17 sasaran,
sebanyak 15 sasaran dinyatakan “berhasil”, dan 2
sasaran dinyatakan tidak berhasil. Sasaran dinyatakan
“berhasil” jika capaiannya ≥ 75% dari target yang
telah ditetapkan. Rincian realisasi kinerja kementerian
terlampir pada Lampiran-2.
Evaluasi dan analisa capaian kinerja Kementerian PANRB sebagaimana yang telah ditetapkan,
diuraikan berdasarkan indikator sasaran pada masing-masing tujuan sebagai berikut:
Sasaran 1.1
2 kebijakan strategis yang masih dalam proses penyusunan adalah sebagai berikut:
Selain fondasi kebijakan di atas Kemente Capaian sasaran mewujudkan kebijakan PANRB
rian PANRB selama tahun 2010-2014 telah yang komprehensif dan sesuai kebutuhan adalah
menerbitkan berbagai kebijakan yang ter sebagai berikut:
kait dengan tugas dan fungsi Kementerian Jumlah Kebijakan terkait pelaksanaan
dalam upaya mendorong pendayagunaan PANRB yang diterbitkan
aparatur dan reformasi birokrasi. Seluruh do n
aka n
ebij ebijaka
127 %
kumen kebijakan tersebut dapat dilihat pada K
44 56 K
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
(JDIH) Kementerian PANRB melalui alamat
http://www.menpan.go.id/jdih
Kebijakan yang akan diterbitkan semula sebanyak 65, namun berdasarkan hasil
sinkronisasi dan harmonisasi terdapat beberapa kebijakan yang harus digabung, seperti
Peraturan Pemerintah Pelaksana UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, sehingga jumlah
kebijakan yang harus diterbitkan berkurang menjadi 44 kebijakan. Realisasi kebijakan
yang diterbitkan selama tahun 2014 sebanyak 56, yang meliputi UU, RUU, PP, RPP,
Peraturan Presiden, Peraturan Menteri PANRB. Jumlah tersebut melebihi target karena
perpres terkait organisasi kementerian yang sebelumnya direncanakan disusun dalam 1
perpres untuk seluruh kementerian, dirubah menjadi masing-masing kementerian dalam
satu Perpres. Berikut ini ringkasan kebijakan yang diterbitkan:
Meskipun secara jumlah penerbitan kebijakan melebihi target, namun terdapat beberapa
kebijakan yang masih dalam proses sinkronisasi dan harmonisasi dengan instansi terkait
atau masih dalam pembahasan tim penyusun, diantaranya UU Sistem Pengawasan dan
Peraturan Pemerintah Pelaksana UU No.5 Tahun 2014 Tentang ASN.
Di samping itu dalam tahun 2014 terdapat kebijakan lain yang diterbitkan diantaranya:
‐ Perpres 29 Tahun 2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
‐ PermenPANRB No. 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu Atas Laporan Kinerja.
Sasaran 1.2
Jumlah Lembaga/Unit
Jumlah Lembaga/Unit Organisasi yang efektif
Organisasi yang efektif setelah penataan
asi
setelah penataan r g anis nisasi
tO rga
290 %
0 Uni Unit O
3 87
Upaya penataan terhadap lembaga/
unit organisasi dalam periode 2010-
2014 telah dilakukan beberapa kali.
Pada tahun 2011 dilakukan evaluasi
target realisasi
terhadap beberapa Lembaga Non
Strktural (LNS). Hasilnya, sebanyak Jumlah Kementerian yang
10 LNS direkomendasikan untuk telah dievaluasi/diaudit
dibubarkan dan 4 LNS untuk diin n
eria n
tegrasikan ke dalam Kementerian ent nteria
94 %
K e m m e
17 16 K e
terkait karena tugas dan fungsinya
tumpang tindih.
Selanjutnya pada tahun 2012, Ke
menterian PANRB kembali menyam target realisasi
paikan rekomendasi lanjutan
*) Uraian lebih lanjut tentang LNS yang dibubarkan terlampir dalam Lampiran-5.
Dalam tahun 2014 juga telah disusun aristektur kabinet hasil Pemilu 2014 sebagai re
komendasi arsitektur kabinet kepada Presiden terpilih dalam menyusun kabinetnya dan
penataan organisasi Kementerian Negara pada Kabinet Kerja.
Selain itu berdasarkan Keputusan Presiden No. 121/P Tahun 2014 tentang Pembentu
kan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019,
telah dibentuk 34 Kementerian yang terdiri dari 2 Kementerian baru, 11 Kementerian
yang mengalami perubahan, dan 21 Kementerian tetap. Terhadap seluruh Kementerian
tersebut sedang dilakukan penataan organisasi termasuk organisasi Eselon II ke bawah.
Sasaran 1.3
100 %
telah ditetapkan. rusa an
2 u 2 urus
Untuk mengetahui tatalaksana peme
rintahan yang efektif dan efisien terse
but, Kementerian PAN RB melakukan
reviu terhadap bisnis proses urusan
pemerintahan yang strategis. Tujuan
nya adalah mewujudkan rangkaian proses dan kegiatan penyelenggaraan urusan peme
rintahan secara tepat, benar, dan terukur berdasarkan pembagian kewenangan yang telah
ditetapkan.
Dalam tahun 2014 urusan pemerintah strategis yang telah reviu bisnis prosesnya adalah:
‐ Urusan bidang ketahanan pangan yang menyangkut tugas dan fungsi Kementerian
Pertanian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian
‐ Urusan bidang pendidikan tinggi keagamaan yang menyangkut tugas dan fungsi Kemen
terian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama.
Kesepakatan yang diperoleh adalah adanya pembagian tugas yang jelas antara masing-
masing kementerian yang menangani urusan pemerintahan strategis tersebut sehingga tidak
terjadi overlapping (tumpang tindih) tugas dan fungsi, tetapi justru saling melengkapi.
Sasaran 2.1
100 %
independen yaitu mulai dari proses pengumu
%
man penerimaan sampai dengan penentuan 100 100 %
kelulusan diinformasikan secara luas kepada
masyarakat dan bebas dari intervensi politik
atau kepentingan lainnya. target realisasi
% K/L/Pemda yang
mendapatkan alokasi formasi
% K/L/Pemda yang telah CPNS dari pelamar umum dan
menerapkan rekrutmen telah menerapkan kebijakan
terbuka pengadaan dengan Sistem CAT
100 %
Sejak berakhirnya kebijakan moratorium, %
100 100 %
mulai tahun 2013 kembali dilakukan
rekrutmen terhadap CPNS. Pelaksanaan
rekruitmen tersebut dilakukan secara ter target realisasi
buka, yaitu sejak pengumuman pendaf
taran, sampai dengan pengumuman hasil
seleksi dilakukan secara transparan dan objektif.
Tahun 2013 sebanyak 324 instansi pemerintah (K/L/Pemda) telah mendapatkan tam
bahan formasi PNS. Pemenuhan tambahan formasi tersebut berasal dari pelamar
umum dan Tenaga Honorer Kategori-II. Untuk pelamar umum didasarkan pada anali
sis dan evaluasi pemetaan kebutuhan pegawai dari masing-masing instansi pemerin
tah, sedangkan untuk tenaga honorer K-II berdasarkan PP 56 Tahun 2013.
Sedangkan dalam tahun 2014 telah diberikan tambahan formasi kepada 465 instansi
Kab/
Uraian K/L Prov. Jml
Kota
· Jumlah IP yang mendapat Formasi 69 28 368 465
· Jumlah yang telah melaksanakan test 69 26 328 423
· Jumlah yang belum melaksanakan test - 2 40 42
· Jumlah yang telah mengumumkan Hasil test 15 12 119 146
· Jumlah yang belum mengumumkan Hasil test 54 14 209 277
Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam ma
najemen ASN, mulai tahun 2014 pengajuan formasi dilakukan melalui aplikasi e-for-
masi. Dengan e-formasi mempercepat proses administrasi serta menjamin keakuratan
data terkait dengan peta jabatan, jumlah pegawai, posisi penempatan pegawai, alo
kasi kekurangan dan kelebihan pegawai.
Adapun data yang harus dimuat dalam aplikasi e-formasi antara lain:
‐ Peta jabatan pada setiap unit organisasi melalui analisis jabatan (nama jabatan,
ikhtisar jabatan, tugas jabatan, kompetensi jabatan, dst);
‐ Jumlah kebutuhan pegawai dalam jangka waktu tertentu minimal 5 tahun yai
tu dari tahun 2014 s.d 2018 pada setiap unit organisasi melalui hasil analisis
beban kerja;
‐ Jumlah riil pegawai pada setiap unit organisasi;
‐ Jumlah pegawai yang akan mencapai batas usia pensiun setiap tahunnya dari
tahun 2014 s.d. 2018;
‐ Perkiraan kekurangan/kelebihan pegawai pada setiap unit organisasi.
Instansi pemerintah yang mendapatkan tambahan alokasi formasi tahun 2014 tetapi
belum menyelenggarakan test CPNS adalah Papua dan Papua Barat beserta Kab/Kota
di lingkungan Papua dan Provinsi Papua Barat. Pemerintah Daerah tersebut meminta
penundaan dan pelaksanaan test akan dillakukan pada tahun 2015.
Sasaran 2.2
Terwujudnya Sistem Penempatan dan Promosi yang
Kompetitif dan Terbuka
Capaian terwujudnya sistem penempatan dan
Salah satu langkah penting untuk mening
promosi yang kompetitif dan terbuka adalah
katkan profesionalisme SDM aparatur adalah
sebagai berikut:
melalui perubahan sistem atau mekanisme
rekruitmen yang berbasis pada kompetisi. Yang % K/L/Pemda yang
menarik dari perubahan mekanisme ini adalah telah menerapkan
adanya lelang jabatan (job tender) dan fit and PP 46/2011
100 %
poper test.
%
100 100 %
Sesuai dengan UU Nomor 5 Tahun 2014 ten
tang ASN bahwa untuk pengisian jabatan
pimpinan tinggi utama dan madya K/L/Pemda
dilakukan secara terbuka dan kompetitif di target realisasi
kalangan PNS dengan memperhatikan syarat
kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendi Jumlah K/L/Pemda yang
dikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan telah melaksanakanan
integritas serta persyaratan lain yang dibutuh promosi jabatan secara terbuka
kan. untuk pejabat /Ko
ta
Kab /Kota)
0
Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk men Eselon I dan II 10 Prov., 2ov., 9 Kab
6 Pr
80 %
,
K/L
jamin obyektifitas, keadilan dan transparansi 20 K/L,
/P ( (25
0 K/L K/L/P
pengisian jabatan struktural pimpinan tinggi, 5 40
sehingga mendapatkan pejabat yang pro
fessional, berkinerja tinggi, memiliki kompeten
si yang sesuai dengan uraian dan syarat jabatan target realisasi
serta memiliki integritas yang jelas.
Sasaran 2.3
Capaian terwujudnya sistem pengembangan
Terwujudnya Sistem SDM aparatur berbasis kompetensi jabatan
Pengembangan SDM adalah sebagai berikut:
83 %
/P /P
Untuk mendukung reformasi birokrasi dibu K/L
30 25 K/L
tuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) apara
tur yang kompeten dan berkualitas agar
mampu menjalankan tugas dan tanggung
target realisasi
jawabnya. Pengembangan SDM bertujuan
meningkatkan keterampilan, keahlian dan
kompetensi tenaga yang pada akhirnya Jumlah jabatan fungsional baru
mampu meningkatkan pelayanan kepada yang ditetapkan
masyarakat. Program Peningkatan SDM ber n n
180 %
ata
basis kompetensi bertujuan meningkatkan 0 Jab Jabata
1 18
kualitas dan produktivitas
Untuk mengantisipasi kebutuhan percepatan
reformasi birokrasi diperlukan SDM aparatur target realisasi
yang memiliki kompetensi dalam penyeleng
Nama Jabatan
No Instansi Pembina PermenPANRB
Fungsional
1 Polisi Pamong Praja Kementerian Dalam Negeri No. 4 Tahun 2014
2 Penyuluh Hukum Kementerian Hukum dan HAM No. 3 Tahun 2014
3 Pemeriksa Keimigrasian Kementerian Hukum dan HAM No. 8 Tahun 2014
4 Analis Keimigrasian Kementerian Hukum dan HAM No. 7 Tahun 2014
5 Analis Keuangan Pemerintah Kementerian Keuangan No. 42 Tahun 2014
Pusat dan Daerah
6 Pelelang Kementerian Keuangan No. 43 Tahun 2014
7 Analis Manajemen Mutu Industri Kementerian Perindustrian No. 45 Tahun 2014
8 Pengamat Tera Kementerian Perdagangan No. 33 Tahun 2014
9 Pranata Laboratorium Kemetro Kementerian Perdagangan No. 34 Tahun 2014
logian
10 Pengawas Kemetrologian Kementerian Perdagangan No. 35 Tahun 2014
11 Analis Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian No. 38 Tahun 2014
12 Pengelola Ekosistem Laut dan Kementerian Kelautan dan No. 44 Tahun 2014
Pesisir Perikanan
13 Penguji Keselamatan dan Kementerian Tenaga Kerja dan No. 36 Tahun 2014
Kesehatan Kerja Transmigrasi
14 Rescuer Badan SAR Nasional No. 10 Tahun 2014
15 Analis APBN Sekretariat DPR No. 39 Tahun 2014
16 Pelatih Olahraga Kementerian Pemuda dan No. 40 Tahun 2014
Olahraga
17 Asisten Pelatih Olahraga Kementerian Pemuda dan No. 41 Tahun 2014
Olahraga
18 Penyuluh Narkoba Badan Narkotika Nasional No. 46 Tahun 2014
Selama tahun 2010 s.d. 2014 telah dibentuk jabatan fungsional baru sebanyak 44 jabatan,
sehingga s.d. tahun 2014 menjadi sebanyak 142 jabatan fungsional.
Selain jabatan fungsional baru tersebut juga pada tahun 2014 telah dilakukan revisi ter
hadap 10 peraturan atas jabatan fungsional yang telah diterbitkan sebelumnya, yaitu:
Nama Jabatan
No Instansi Pembina PermenPANRB
Fungsional
1 Penguji Mutu Barang Kementerian Perdagangan No. 37 Tahn 2014
2 Penera Kementerian Perdagangan No. 32 Tahun 2014
3 Pengantar Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan No. 5 Tahun 2014
Transmigrasi
4 Perawat Kementerian Kesehatan No. 25 Tahun 2014
5 Perawat Gigi Kementerian Kesehatan No. 23 Tahun 2014
6 Pranata Hubungan Masyarakat Kementerian Kesehatan No. 6 Tahun 2014
7 Widyaiswara LAN No. 22 Tahun 2014
8 Pustakawan Perpustakaan Nasional No. 9 tahun 2014
9 Pranata Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional No. 2 Tahun 2014
10 Penerjemah Sekretariat Negara No. 49 Tahun 2014
Sasaran 3.1
68 %
K/L
pedoman penyusunan rencana aksi RB/ 75 51 K/L
Sasaran 3.2
Capaian mewujudkan pelauanan publik yang
Mewujudkan pelayanan terus menerus meningkat kualitasnya adalah
publik yang terus sebagai berikut:
85 %
kualitasnya 40 34
86 %
melakukan perbaikan terhadap manajemen kua 100 114
litas pelayanan (service quality management), dan
melakukan monitoring dan pengukuran kinerja
pelayanan secara periodik untuk mengidentifikasi
tingkat kesenjangan yang terjadi dan mengiden target realisasi
tifikasi apakah tingkat kualitas pelayanan publik jumlah instansi pemerintah
sudah lebih baik daripada sebelumnya.
yang membuat inovasi
pelayanan publik
IPK (Indeks Persepsi Korupsi)
100 %
IP
99 99 IP
Indeks persepsi korupsi merupakan
pengukuran terhadap tingkat korupsi di
suatu negara yang dilakukan secara berkala
oleh Lembaga Transparency International. target realisasi
109 %
uni
33 36 uni
indeks gabungan yang mengukur persepsi
korupsi secara global. Indeks gabungan
ini berasal dari 13 (tiga belas) data korupsi
yang dihasilkan oleh berbagai lembaga in
target realisasi
dependen yang kredibel. Di Indonesia IPK
digunakan oleh KPK dalam mengukur tingkat persepsi korupsi di sektor publik, yaitu
korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara dan politisi.
Untuk tahun 2014 Transparency Internasional telah mengeluarkan laporan tahunan
Indeks Persepsi Korupsi 2014 dan Indonesia memperoleh skor 34 atau urutan ke 109
dari 175 negara. Sedikit membaik dibanding tahun lalu, di mana Indonesia ada di urutan
ke 114 dengan skor 32. Namun dibanding dengan target tahun 2014 sebesar 50 maka
peningkatan skor masik jauh dari target RPJMN.
Dibanding dengan negara-negara asean perkembangan indeks persepsi korupsi juga
masih dibawah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand dan Philipina.
Peningkatan Skor IPK Indonesia selama dua tahun terakhir didorong oleh efektivitas
pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia. Di sisi lain, optimisme publik
dan keberhasilan KPK dalam upaya penegakan hukum memberikan warna lain. Upaya
penegakan hukum di bidang korupsi politik dan korupsi di sektor strategis justru menguak
tabir stagnasi tersebut.
Selanjutnya ditetapkan 17 langkah (rencana aksi) yang melibatkan seluruh instansi terkait,
BUMN/D dan Pemerintah Daerah yang merupakan ujung tombak pelayanan maupun
pemberian izin-izin yang berkaitan dengan kegiatan berusaha.
Berdasarkan hasil survey yang dirilis oleh Bank Dunia bahwa pada tahun 2014 Indonesia berada
pada peringkat 114 dari 189 negara. Peringkat tersebut mengalami lompatan yang cukup signifikan
dari peringkat 121 di tahun 2010. Namun peringkat tersebut masih dibawah target RPJMN pada
tahun 2014 yaitu peringkat 100.
Perkembangan peringkat Kemudahan Berusaha sejak tahun 2010 s.d. 2014
Dibanding dengan negara tetangga seperti Brunei Darussalam (peringkat 101), Filipina (peringkat
95), Vietnam (peringkat 78), Thailand (peringkat 26), dan Malaysia (peringkat 18), bahkan S ingapura
yang menduduki peringkat pertama peringkat Indonesia masih sangat jauh.
Dalam tahun 2014 tercatat 515 praktik inovasi masuk ke dalam bank data Sinovik.
Selanjutnya dilakukan penilaian dan seleksi untuk mendapatkan praktik terbaik dalam
kategori Top 99, Top 33 dan Top 9. Proses seleksi melibatkan tim evaluasi dan juri yang
terdiri dari pakar kalangan akademis dan praktisi yang kompeten independen.
Pencapaian ini cukup mengesankan karena setelah sekian tahun UNPSA berlangsung,
belum satupun wakil Indonesia yang mencapai tahap ini.
Sebagai tindak lanjut kompetisi tingkat nasional tahun 2014, sebanyak 36 inovasi
pelayananan publik telah difasilitasi untuk mengikuti kompetisi UNPSA Tahun 2015.
Daftar inovasi pelayanan yang mengikuti UNPSA Tahun 2015 terlampir pada L ampiran-7.
Sasaran 3.3
Mewujudkan sistem penanganan pengaduan
masyarakat yang terbuka dan responsif
Salah satu kunci keberhasilan pelayanan publik
adalah partisipasi masyarakat pengguna layanan Capaian terwujudnya sistem penanganan
dalam menentukan ragam, kualitas pelayanan pengaduan masyarakat yang terbuka dan
dan aspek penting lainnya. Kesenjangan antara responsif adalah sebagai berikut:
kebutuhan pengguna layanan dengan kebutuhan
pengembangan kapasitas penyedia layanan harus % K/L/Pemda yang telah
dijembatani dengan komunikasi yang efektif. Untuk menerapkan sistem pengelolaan
memperoleh aspirasi pengguna layanan umumnya pengaduan pelayanan publik.
dapat dilakukan melalui pernyataan “kepuasan”
97 %
atau “ketidakpuasan” terhadap kinerja pelayanan. %
100 97 %
Pernyataan ketidakpuasan tersebut umumnya
disampaikan dalam bentuk keluhan (pengaduan).
Oleh karena itu setiap unit pelayanan harus menye
diakan saluran pengaduan untuk memperoleh infor target realisasi
masi mengenai harapan pengguna layanan.
Berdasarkan hasil evaluasi pengelolaan pengaduan pelayanan publik pada 67 instansi pemerintah
yang terdiri dari 34 Kementerian, 7 Lembaga Negara dan 26 LPNK, bahwa 33 Kementerian (97%)
telah memiliki pengelolaan pengaduan, 1 Kementerian belum memiliki pengelolaan pengaduan
karena merupakan kementerian yang baru yaitu Kemenko Kemaritiman. Sedangkan untuk Lembaga
Negara dan LPNK seluruhnya (100%) telah melakukan pengelolaan pengaduan atas pelayanan
publik. Untuk Pemerintah Daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota sudah banyak yang mene
rapkan Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik namun belum dilakukaan pendataan.
Media pengaduan yang digunakan oleh K/L tersebut pada umumnya melalui surat, email, dan
pengaduan secara langsung dan sudah didukung dengan SOP pengelolaan pengaduan. Namun
demikian penanganan pengaduan masih dilaksanakan oleh unit hubungan masyarakat dan be
lum ada pelatihan secara khusus tentang pengelolaan pengaduan, koordinasi internal antar unit
kerja belum berjalan sesuai harapan serta belum adanya standar baku pengelolaan pelayanan
pengaduan.
Untuk tingkat nasional penanganan pengaduan sudah dilakukan sejak dahulu melalui Tromol Pos
5000 yang saat ini dikelola oleh Kementerian PANRB. Selain itu atas inisiasi UKP4 telah dibuat
aplikasi Layanan Aspirasi dan Pengaduan On-line Rakyat (LAPOR!) dan disepakati Sistem Aplikasi
LAPOR! ini sebagai Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N).
Pada saat ini aplikasi LAPOR! telah terhubung dengan 81 K/L, 5 Pemda dan 44 BUMN. Melalui
LAPOR!, masyarakat bukan saja menjadi mudah berinteraksi dengan pemerintah, melainkan juga
dapat secara aktif berpartisipasi dalam mengawasi pembangunan dan pelayanan publik. Pada
saat bersamaan, pemerintah memiliki sarana untuk menjaring partisipasi masyarakat sekaligus
mencarikan solusi atas permasalahan yang ada yaitu negara hadir di tengah rakyatnya. Kolaborasi
masyarakat dan pemerintah ini diharapkan dapat berkontribusi maksimal dalam mewujudkan
penyelenggaraan pemerintahan tata kelola yang lebih baik.
Sasaran 3.4
100 %
%
10 10 %
Pemanfaatan TIK merupakan salah satu solusi
tepat bagi pemecahan masalah pelayanan
publik. Setidaknya pemanfaatan TIK dalam
pelayanan publik akan mengatasi masalah
target realisasi
sebagai berikut:
- Masalah geografis, waktu dan sosial ekonomis Indonesia. Indonesia merupakan negara kepu
lauan, daerah tropis dan pegunungan, hal ini akan mempengaruhi terhadap pengembangan
infrastruktur layanan publik sehingga dapat menyebabkan distribusi informasi yang tidak merata;
- Mengurangi ketertinggalan dalam pemanfaatan TIK dalam layanan publik dibandingkan dengan
negara berkembang dan negara maju lainnya;
- Akselerasi pemerataan kesempatan layanan dan peningkatan mutu layanan yang sulit diatasi
dengan cara-cara konvesional;
- Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan pendayagunaan TIK;
- TIK akan membantu kinerja layanan publik secara terpadu sehingga akan terwujud manajemen
yang efektif dan efisien, transparan dan akuntabel.
Pencapaian 100% ini adalah sesuai target yang ditetapkan yaitu sebanyak 60 instansi
pemerintah atau sebesar 10% dari seluruh Kementerian/Lembaga, Provinsi dan Kabupa
ten/Kota. Hal ini telah menggambarkan peningkatan kesadaran oleh Instansi Pemerintah,
baik yang di pusat maupun yang di daerah, untuk senantiasa meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat. Terwujudnya pelayanan prima kepada masyarakat dalam arti pe
layanan yang cepat, tepat, adil dan akuntabel, merupakan harapan bagi setiap institusi/
lembaga/organisasi pelayanan publik. Oleh itu, perlu melakukan penyempurnaan sistem
pelayanan publik yang menyangkut perbaikan metoda dan prosedur pelayanan publik.
Penerapan dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat mem
bantu memfasilitasi terhadap harapan tersebut di atas. Pelayanan publik yang prima ke
depan bukan sekedar mengikuti trend global melainkan merupakan suatu langkah stra
tegis di dalam upaya meningkatkan akses dan mutu layanan kepada masyarakat.
Terkait dengan pengembangan penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan
telah dilakukan upaya penguatan pengembangan sistem elektronisasi pemerintahan
(e-Government) yang sinergis dan terintegrasi sehingga meningkatkan efektifitas dan
efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Untuk mewujudkan aparatur yang bersih dan bebas KKN dan Akuntabel
ditetapkan sasaran strategis sebagai berikut:
Sasaran 4.1
Terwujudnya SDM Aparatur yang berintegritas dan disiplin
Berita yang bersifat negatif terhadap
birokrasi, sering muncul akibat adanya be Capaian terwujudnya SDM yang berintegritas
berapa perilaku pelanggaran yang dilaku dan disiplin adalah sebagai berikut:
kan oleh oknum aparatur birokrasi dalam
Jumlah K/L Pemda yang telah
melayani masyarakat. Berbagai perilaku
pelanggaran tersebut dipandang sebagai
melaksanakan penetapan
ketidakmampuan aparatur birokrasi dalam kode etik, disiplin dan konflik
menghadapi kompleksitas permasalahan kepentingan
/P /P
33 %
bangsa yang bergerak secara eksponensial K/L
30 10 K/L
sekarang ini, antipati, trauma, berkurang
nya kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah, dan ancaman kegagalan
pencapaian pemerintahan yang baik (good target realisasi
governance), bahkan menghambat keber
hasilan pembangunan nasional. Padahal
pelanggaran hanya dilakukan oleh segelintir oknum aparatur birokrasi yang tidak ber
tanggung jawab, namun secara tidak langsung dapat mencoreng wajah birokrasi.
Maka dari itu, prinsip integritas dan profesionalisme muncul sebagai suatu kebutuhan
terhadap tantangan tugas yang dihadapi aparatur birokrasi, sebab tanpa prinsip tersebut
tidaklah mungkin tercapai tingkat efektifitas dan produktivitas yang tinggi dalam melak
sanakan proses reformasi birokrasi.
Dalam rangka mewujudkan SDM Aparatur yang berintegritas dan berdisiplin telah dilaku
kan berbagai upaya diantaranya penyusunan peraturan. Salah satunya adalah penyusu
nan ulang atas kebijakan tentang Disiplin PNS supaya selaras dengan UU ASN.
Sambil menunggu kebijakan tersebut disusun ulang, telah dilakukan sosialiasi pada bulan
november terkait kode etik, disiplin dan konflik kepentingan kepada 4 wilayah provinsi.
Dan 10 Provinsi telah menyampaikan penegakan penegakan kode etik, disiplin dan kon
flik kepentingan
Terhadap terjadinya benturan kepentingan tersebut, telah dilakukan tindak lanjut se
bagai berikut:
‐ Setiap pelanggaran akan diberi teguran, surat peringatan dan sanksi.
‐ Telah dibuat beberapa peraturan internal instansi yang bersangkutan antara lain
mengenai larangan menerima gratifikasi, masalah pelaksanaan pemilihan rekanan.
‐ Dibuat peraturan agar setiap akan melaksanakan kegiatan harus mendapat izin
atasan langsungnya, dan lain-lain
90,25 %
8 2
7,2
pemerintah yang bersih dan
bebas KKN target realisasi
74 %
%
100 74 %
ma yang meliputi pemerintahan dimana birokra
si termasuk didalamnya; dunia usaha (swasta,
dan usaha-usaha negara); dan masyarakat
memiliki peran dalam sistem administrasi negara target realisasi
55 %
%
gis untuk melakukan penataan terhadap sistem 60 33 %
70 %
uni
30 21 uni
Keberhasilan upaya pemberantasan korupsi
harus dilakukan secara intensif, serius, dan
sungguh-sungguh yang diwujudkan melalui
program atau tindakan yang nyata. Upaya ini target realisasi
76 %
%
90 68 %
target realisasi
Berikut adalah kriteria penilaian Skor Integritas yang dilakukan KPK pada tahun 2013:
Dari Tabel tersebut terlihat bahwa dari LKKL Tahun 2009 s.d. 2013 yang memperoleh
opini WTP semakin meningkat dari 44 entitas di Tahun 2009 menjadi 68 entitas untuk
LKKL Tahun 2012. Sedangkan pada LKKL Tahun 2013, jumlah LK yang memperoleh
opini WTP turun menjadi 64 entitas karena jumlah entitas yang diperiksa berkurang
meskipun secara persentase tetap sebesar 74%.
Untuk LKKL Tahun 2013 yang memperoleh opini WDP umumnya disebabkan dise
babkan masih adanya kelemahan dalam pengelolaan dan pencatatan kas dan setara
kas, persediaan, PNBP, aset tetap, belanja barang, dan belanja modal. Sedangkan atas
2 LKKL yang memperoleh opini TMP disebabkan sistem pengendalian intern entitas
belum dilaksanakan dengan optimal, seperti: pencatatan dan pengelolaan yang belum
memadai atas persediaan, aset tetap, pendapatan, belanja barang, belanja modal,
belanja hibah, dan belanja bantuan sosial.
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari LKPD Tahun 2009 s.d. 2013 yang memperoleh
opini WTP semakin meningkat dari 15 entitas di Tahun 2009 menjadi 153 entitas di
Tahun 2013. Kenaikan opini tersebut disebabkan entitas telah melaksanakan per
baikan atas kelemahan dalam LKPD tahun sebelumnya, seperti: (1) perbaikan sistem
pengelolaan barang dan jasa, belanja pegawai, belanja hibah, dan bantuan sosial; (2)
penyusunan bukti realisasi belanja modal; (3) memperjelas nilai dan status penyertaan
modal pemerintah daerah serta melengkapi bukti pendukung atas penyertaan modal
pemerintah daerah; (4) perbaikan sistem pencatatan dan pengelolaan piutang, per
sediaan, investasi non permanen, aset tetap, dan hutang perhitungan pihak ketiga;
dan, (5) inventarisasi aset peralatan dan mesin serta menatausahakannya dalam Kartu
Inventaris Barang (KIB) dan buku inventaris.
Sedangkan LKPD yang memperoleh opini TMP, pada umumnya disebabkan oleh pem
batasan lingkup pemeriksaan, kelemahan pengelolaan yang material pada akun aset
tetap, kas, piutang, persediaan, investasi permanen dan nonpermanen, aset lainnya,
belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal.
Dari sejumlah instansi pemerintah yang telah mencanangkan pembangunan ZI, hanya
27 instansi pemerintah yang telah mengirimkan hasil evaluasi terhadap pembangunan
Zona Integritas di lingkungan masing-masing dengan 93 calon unit kerja yang akan
ditetapkan untuk mendapatkan predikat WBK/WBBM.
Pada tahun 2013 telah dilakukan reviu terhadap 58 unit kerja dan hasilnya terdapat
5 unit kerja yang ditetapkan berpredikat menuju WBBM, yaitu:
Selanjutnya tahun 2014 dilakukan reviu terhadap 35 Unit kerja dan 4 unit kerja. Hasilnya
4 unit kerja berpredikat menuju WBBM dan 12 unit kerja berpredikat menuju WBK.
Sedangkan unit kerja lainnya proses pembangunan ZI dan proses evaluasinya belum
sesuai dengan ketentuan.
Hasil reviu atas unit kerja tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Predikat Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
Kementerian Keuangan 1. Direktorat Dana Perimbangan, Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan (DJPK) Jakarta
2. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
(KPKNL) Banda Aceh
3. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
Semarang II
4. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purwokerto
Penyerahan sertifikat kepada unit kerja yang mendapat kategori WBK/WBBM dilaku
kan pada puncak acara Peringatan Hari Anti Korupsi tanggal 11 Desember 2014 di
Yogyakarta. Predikat WBK/WBBM hanya diberikan kepada unit kerja yang secara
serius dan berkomitmen mampu membangun tata kelola yang baik serta mendorong
pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Beberapa langkah kedepan untuk meningkatkan
unit kerja yang berpredikat menuju WBK/WBBM antara lain:
1) Melakukan sosialisasi kepada kementerian/lembaga/pemerintah daerah untuk
segera pencanangkan dan membangun zona Integritas sebagai langkah perce
patan pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
2) Melakukan bimbingan dan pendampingan kepada instansi pemerintah yang telah
mencanangkan zona integritas, untuk segera menetapkan dan membangun unit
kerja sebagai zona intergritas.
Langkah
duan bersifat sumbang saran atau selanjutnya
keinginan pelaporuntuk mengawal
yang secara Strategi
normatif Nasional Pencegahan dan Pem
tidak
berantasan Korupsi (Stranas PPK) yang menjadi tanggung jawab Kementerian
an ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
PANRB, maka K/L/Pemda danmencanangkan
yang telah pemerintah Zona Integritas (ZI) didorong
n memenuhinya; membangun unit kerja percontohan menuju WBK/WBBM. Selain itu dalam rang
ka penguatan integritas aparatur juga didorong agar setiap instansi pemerintah
membentuk
duan hanya berupa masukan/saran, agen
himbauan perubahan dan
pemberitahuan danunit penanganan
tujuan surat gratifikasi.
sumbang saran;
% laporan pengaduan terkait aparatur yang disalurkan dan
telah
duan telah ditindaklanjuti oleh ditindaklanjuti
instansi olehmenangani,
lain yang berwenang instansi pemerintah
dengan
busan kepada Kementerian Negara PAN dan Reformasi Birokrasi atas
Pengaduan masyarakat dan aparatur merupakan salah satu bentuk nyata peran
pengaduan tersebut; serta masyarakat dalam penyelenggaran tata kelola pemerintahan menuju good
governance, oleh karena itu Kebijakan pengaduan masyarakat dan aparatur
duan berupa pencabutan atas pengaduan yang telah
dilakukan dengan disampaikan. peran APIP instansi pemerintah.
mengoptimalkan
Perkembangan penanganan pengaduan masyarakat selama tahun 2014 adalah
ya dari jumlah tersebut sebanyak 579 telah mendapatkan tanggapan tindak
sebagai berikut:
i Inspektorat
Dalam tahun 2014 surat penga
an yang telah duan masyarakat yang masuk
PENGADUAN
YANG
SELESAI
sai sebanyak Kementerian PAN dan RB seba
DITINDAKLANJUTI
nyak 736 surat pengaduan.
atau 87,22%,
74
pengaduan
yang
Dari jumlah tersebut setelah
ang belum telah
diMndaklanjuM
dilakukan telaahan dan anali
sebanyak 74 sis, surat pengaduan yang la
505
yak untuk diproses (berkadar
au 12,78%. Pengaduan
yang
belum
selesai
pengawasan) dan disalurkan
di atas dapat diMndaklanjuM
kepada instansi terkait sebanyak
708 surat pengaduan, sedang
kan selebihnya bukan berkadar
pengawasan atau sudah disampaikan secara langsung kepada instansi terkait.
Selanjutnya dari jumlah tersebut sebanyak 505 telah ditindak lanjut oleh instansi
terkait, sedangkan sisanya masih dalam proses.
Beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi dalam penanganan pengaduan
masyarakat antara lain adalah:
1) Pengaduan masyarakat belum mendapatkan respon yang optimal dari Instansi
Pemerintah, dan ada kecenderungan melindungi bawahan terlapor;
2) Penanganan pengaduan masyarakat di setiap Instansi Pemerintah belum dilak
sanakan dengan baik;
Sasaran 4.3
Dalam tahun 2014 untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, Ke
menterian PANRB telah menerbitkan PermenPANRB No. 53 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Laporan Kinerja.
Kebijakan ini merupakan pelaksanaan dari Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan Menteri PANRB ini akan mulai diterap
kan untuk penyusunan Laporan Kinerja tahun 2014 dan Perjanjian Kinerja tahun 2015.
99,37 %
amanah dalam Peraturan Presiden
Nomor 29 indikator
Tahun 2014 tentang Target Realisasi %
Sistem Akuntabilitas
Persentase Kinerja Instansi
instansi pemerintah 77,67% 77,13% 99,37%
Pemerintah.
yang akuntabilitasnya baik (98% K/L; (98,76% K/L
90% Prov 87,88% Prov
45% Kab/Kota) 44,9% Kab/Kota)
Secara keseluruhan, instansi yang
Secaraberkategori baik dalam
keseluruhan, penerapan
instansi SAKIP meningkat,
yang berkategori untuk instansi
baik dalam pusatSAKIP
penerapan mening
kat dari 63,29% ditahun 2010 menjadi 98,76% di tahun 2014. Provinsi meningkat
meningkat, untuk instansi pusat meningkat dari 63,29% ditahun 2010 menjadi 98,76%
dari 31,03% ditahun 2010 menjadi 87,88% di tahun 2014, sedangkan Kab/Kota juga
di tahun 2014. Provinsi
meningkat meningkat
dari 9,77% menjadidari 31,03%
44,90% ditahun
di tahun 2010 menjadi 87,88% di tahun
2014.
2014, sedangkan Kab/Kota juga meningkat dari 9,77% menjadi 44,90% di tahun 2014.
Berikut
Berikut ini perkembangan
ini perkembangan penerapan
penerapan SAKIP
SAKIP sejak
sejak tahun
tahun 2010
2010 s.d.s.d. 2014:
2014:
120.00%
98.76%
100.00% 95.06% 95.24%
87.88%
82.93% 84.85%
75.76%
80.00%
63.29% 63.33%
Kementerian/ lembaga
60.00%
44.90%
Pemda Provinsi
36.56% Pemda kab/kota
40.00% 31.03%
24.37%
20.00% 12.22%
3.31%
0.00%
2010 2011 2012 2013 2014
Sasaran 5.1.
Capaian terwujudnya organisasi Kementerian
Terwujudnya Organisasi PANRB yang efektif dan efisien adalah sebagai
berikut:
Kementerian PANRB yang Tingkat Persepsi masyarakat
efektif dan efisien terhadap Gerakan RB
100 %
Organisasi Kementerian PANRB yang efektif dan BaikBaik
efisien digambarkan dengan organisasi yang te
pat fungsi dan ukuran dengan memenuhi tingkat
kesesuaian struktur organisasi dengan kebutu target realisasi
han sehingga dapat mencapai target kinerja yang
ditetapkan. Persentase aplikasi TIK yang
Dalam pelaksanaan tugas dan perannya dinya terintegrasi
takan semakin efektif ditandai dengan menurun
90 %
%
nya tumpang tindih kewenangan. Sedangkan 100 90 %
efisiensi pelaksanaan digambarkan dalam sistem
prosedur yang baik dengan rasio sarana dan prasa
rana kerja yang proporsional. target realisasi
Sasaran 5.2.
125 %
si terbuka dan meningkatkan kompetensi pegawai %
80 100 %
melalui pendidikan dan pelatihan sehingga seluruh
SDM Kementerian PANRB memiliki kemampuan baik
teknis dan manajerial sehiggga mendukung capaian
target realisasi
kinerja dan memiliki keunggulan kompetitif.
100 %
%
penerimaan pegawai dan pegawai yang dipekerjaan 100 100 %
dari instansi lain. Sejak tahun 2007 s.d 2014 telah
dilakukan beberapa kali penerimaan pegawai un
tuk memenuhi kebutuhan organisasi dan pengisian target realisasi
pegawai yang telah memasuki purna tugas.
Untuk pengembangan SDM, pada tahun 2012 telah dilakukan pemetaan minat dan bakat
serta kompetensi guna mengetahui sebaran kuantitas dan kualitas pegawai melalui Talent
Mapping. Kegiatan ini dilakukan terhadap pejabat eselon III dan IV dan seluruh staf sehingga
didapatkan gambaran utuh mengenai potensi bakat di Kementerian PANRB. Hasil dari Talent
Mapping digunakan dalam pengembangan pegawai terkait dengan peningkatan kapasitas,
pengembangan karier dan penempatan. Kegiatan serupa juga dilakukan pada tahun 2014
berupa Pool Talent yang diikuti oleh para pejabat eselon II, III, dan IV.
Di samping itu dalam rangka meningkatkan kompetensi Kementerian PANRB telah menye
lenggarakan berbagai pelatihan berbasis kompetensi baik diklat teknis, fungsional, maupun
struktural, yang diselenggarakan baik dalam negeri maupun luar negeri. Selama 2014 telah
dilaksanakan berbagai Diklat Teknis di lingkungan Kementerian PANRB.
100 %
Oleh sebab itu, untuk mendorong pelaksanaan refor *)
baikbaik
masi birokrasi pada instansi pemerintah lainnya, Ke
menterian PANRB telah melakukan berbagai penataan
internal sebagai berikut:
target realisasi
1. Penguatan nilai-nilai Kementerian PANRB (Inte *) indikator 5.3.1.sebelumnya Nilai PMPRB dengan target
nilai 86, diganti menjadi indeks Reformasi Birokrasi “Baik”
gritas, Profesional, Akuntabel/IPA) sebagai bagian
dari Revolusi Mental melalui Sharing Knowlegde,
Reform Corner maupun leaflet, penempatan Tingkat persepsi masyarakat
banner di berbagai tempat strategis di Kem. PAN yang menyatakan “baik”
RB, dan Workshop Revolusi Mental dan Nilai-Nilai terhadap Kementerian PANRB
50 %
IPA bekerjasama dengan ESQ Leadership Center; %
90 45 %
2. Penguatan pengawasan dengan penerbitan
Peraturan Menteri PANRB Nomor 4 Tahun 2015
tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan target realisasi
Kementerian PANRB;
3. Penguatan bisnis proses melalui penerapan berb
agai aplikasi berbasis elektronik yang meliputi e-performance, Jaringan Dokumentasi dan
Informasi Hukum, sistem pengaduan, layanan pengadaan secara elektronik (LPSE), Aplika
si SMS center, Aplikasi monitoring persuratan (Si Mail), Aplikasi Registrasi Tamu (Si Reta),
Aplikasi data Kehadiran Pegawai (Si Dara), Aplikasi E-Complaint (Si Duta), Whistle Blowing
System, Sistem E-Formasi, Aplikasi Reservasi Ruang Rapat (Si Rara);
4. Penguatan pengelolaan pengaduan masyarakat terhadap Kementerian PANRB melalui
berbagai media terkait, khususnya masalah Seleksi CPNS tindak lanjut penanganan Tena
ga Honorer K2, penjelasan SE Menteri PANRB Nomor 10, 11 dan 13 Tahun 2014, Kebija
kan Moratorium PNS, pelaksanaan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN;
5. Membangun Sistem Manajemen SDM Terpadu Berbasis Kompetensi/Integrated Compe-
tency Based Human Resource Management System (ICBHRMS);
Namun demikian masih terdapat beberapa area yang harus dilakukan perbaikan diantara
nya:
1. Melakukan evaluasi atas proses bisnis dan prosedur operasional tetap untuk seluruh
kegiatan utama;
2. Meningkatkan implementasi e-government secara terintegrasi sehingga dapat mening
katkan kualitas pelayanan;
3. Menyempurnakan berbagai indikator kinerja individu agara selaras dengan kinerja
organisasi;
Untuk mengetahui tingkat persepsi tersebut dalam tahun 2014 telah dilakukan survey ke
pada tamu yang berkunjung ke kantor Kementerian PANRB yang berasal dari pegawai ber
bagai instansi pemerintah (PNS/TNI/Polri), Anggota Dewan, wartawan, LSM, mahasiswa,
dan masyarakat lainnya. Survey dilakukan menggunakan Aplikasi “Si-Sukma” dimana setiap
tamu memberikan penilaian dengan pilihan kategori “baik sekali”, “baik”, “ cukup”, atau
“buruk” terhadap pelayanan Kementerian PANRB secara keseluruhan dengan menekan
tombol pada layar monitor yang disediakan.
Dari sebanyak 699 tamu (responden), 319 orang atau 45,64% menyatakan “baik” dan 288 res
ponden atau 41,2% menyatakan “cukup”. Berikut ini rincian hasil survey selama tahun 2014:
Baik
Responden Baik Cukup Buruk Jumlah
Sekali
‐ PNS/TNI/Polri 2 221 196 44 463
‐ DPR/MPR/DPD/DPRD 0 39 20 7 66
‐ Wartawan 0 13 11 7 31
‐ LSM 0 7 15 1 23
‐ Mahasiswa 0 11 15 11 37
‐ Masyarakat 0 28 31 20 79
Jumlah 2 319 288 90 699
Persentase (%) 0.29 45.64 41.2 12.88 100
Hasil tersebut menunjukkan bahwa sejak tahun 2012 s.d. 2014 Kementerian PANRB
mendapat penilaian “Baik” dari stakeholder, meskipun prosentasenya terjadi penurunan.
Hal tersebut disebabkan adanya perubahan metode dan unsur penilaian dalam survey.
Dalam tahun 2012 survey dilakukan menggunakan lembar questioner yang berisi 14
unsur pelayanan yang dinilai oleh responden, yang selanjutnya dilakukan tabulasi dan
dihitung rata-ratanya. Sedangkan tahun 2013 survey dilakukan secara on-line oleh pihak
ketiga (majalah gatra).
Selain hasil di atas telah dilakukan survey terkait dengan penerapan nilia-nilai IPA oleh
seluruh pegawai Kementerian PANRB. Secara umum indeks persepsi core values Kemen
pan-RB (IPA) telah mengalami kemajuan yang cukup signifikan sebelum dan sesudah
program RB dilaksanakan yaitu dari 3.21 (cukup baik) sebelum 2010 menjadi 3.61 (baik) pada
tahun 2014.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan persepsi masyarakat terhadap Kementerian PAN
RB adalah melalui:
o Penetapan Nilai-Nilai Budaya Unggul Kementerian PANRB sebagai Inti dari Manajemen Peruba
han yang meliputi Integritas, Profesional dan Akuntabel (IPA).
o Penguatan dan internalisasi nilai IPA melalui kegiatan dialog pimpinan dalam forum Shar-
ing Knowlegde, Reform Corner, penyebaran leaflet, penempatan banner di berbagai
tempat strategis di Kementerian PANRB. Penetapan Agen Perubahan dan Role Model di
lingkungan Kementerian PANRB.
Sasaran 5.4
100 %
terhadap kinerja aparatur negara merupakan cermi P
WT WTP
nan dari kondisi kinerja birokrasi yang masih jauh dari
harapan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu upaya
yang lebih komprehensif dan terintegrasi dalam upa
target realisasi
ya mendorong peningkatan kinerja birokrasi aparatur
negara. Tuntutan untuk menciptakan pemerintahan Nilai Hasil Evaluasi Penerapan
yang akuntabel dan bebas KKN merupakan amanah Sistem Akuntabilitas Kinerja
reformasi dan tuntutan seluruh rakyat Indonesia. Kementerian PANRB
ik)
A (ba (baik)
100 %
ri A
Pada Kementerian PANRB, sasaran ini sudah menun ego ori
Kat KAteg
jukkan hasil seperti yang diharapkan. Dan sebagai
prime mover dalam reformasi birokrasi, Kementerian
PANRB diharapkan menjaga kondisi ini agar menjadi
target realisasi
contoh bagi instansi lain.
Komponen
No. Bobot 2010 2011 2012 2013 2014
Yang Dinilai
a. Perencanaan Kinerja 35 22,53 22,94 25,61 28,90 28,87
b. Pengukuran Kinerja 20 11,42 12,98 13,07 15,24 15,41
c. Pelaporan Kinerja 15 10,50 10,63 10,75 11,94 11,41
d. Evaluasi Kinerja 10 7,08 7,46 8,08 7,79 7,92
e. Capaian Kinerja 20 13,58 12,64 13,59 13,10 13,60
Nilai Hasil Evaluasi 100 65,11 66,65 71,10 76,97 77,21
Kategori CC B B A A
D. Realisasi Anggaran
Untuk mencapai sasaran strategis tahun 2014 dari pagu anggaran sebesar Rp146.152.116,000
telah direalisasi sebesar Rp115.982.544.082 atau 79,36%, dengan rincian sebagai berikut:
No Tujuan Anggaran Realisasi %
Sedangkan selama periode tahun 2010 s.d. 2014 jumlah realisasi anggaran adalah sebesar
Rp793.761.522.000 atau 69,20% dari total anggaran sebesar Rp549.319.271.162, dengan
rincian sebagai berikut:
No. Tahun Anggaran Realisasi %
Jumlah realisasi anggaran tahun 2014 sebesar 79,36%, apabila dibandingkan dengan capaian
kinerja periode 2010-2014 sebesar 84,03% menunjukkan adanya efisiensi/penghematan
penggunaan anggaran. Efisiensi tersebut pada umumnya dari pengadaan barang/jasa, peng
hematan dalam pelaksanaan kegiatan, seperti pengurangan biaya perjalanan dinas, membata
si rapat konsinyering yang dilaksanakan di hotel dan sinergi dalam monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan.
Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi.
Lampiran 1
No Tujuan dan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program
3 Terwujudnya pemerintah yang Terbuka dan Melayani
3.1 Terwujudnya efektivitas pelaksa- Jumlah K/L/Pemda yang RB-nya kategori 75 K/L/P
naan reformasi birokrasi Baik
3.2 Mewujudkan pelayanan publik yang IPK (indeks Persepsi Korupsi) 40
terus menerus meningkat kuali- peringkat ease of doing business 100
tasnya
jumlah instansi pemerintah yang telah 99 IP
mereplikasi pelayanan publik
Jumlah unit inovatif pelayanan publik yang 33 unit
mengikuti UNPSA
Jumlah laporan evaluasi nasional atas 1 laporan
kualitas pelayanan publik pemerintah
3.3 Mewujudkan sistem penanganan % K/L yang menerapkan Sistem Pengelo- 100 %
pengaduan masyarakat yang terbu- laan Pengaduan Pelayanan Publik
ka dan responsif
3.4 Mewujudkan sistem pemerintahan % instansi pemerintah yang menggunakan 10 %
yang informatif TIK dalam manajemen pelayanannya
Program
Pendayagunaan
4 Mewujudkan aparatur yang bersih, bebas KKN dan akuntabel Aparatur Negara
4.1 Terwujudnya SDM aparatur yang Jumlah K/L/Pemda yang telah melak- 30 K/L/P dan Reeformasi
berintegritas dan disiplin sanakan penegakan kode etik, disiplin dan Birokrasi
konflik kepentingan
4.2 Terwujudnya Instansi pemerintah skor integritas nasional 8
yang bersih dan bebas KKN % opini BPK atas LKK/L dengan status 100 %
WTP
% opini BPK atas LKPD dengan WTP 60 %
Jumlah unit kerja pada Instansi Pemerintah 30 unit
yang memperoleh predikat menuju WBK/
WBBM
% laporan pengaduan terkait aparatur yang 90 %
disalurkan dan telah ditindaklanjuti oleh
instansi pemerintah
4.3 Meningkatnya instansi pemerintah % K/L yang akuntabilitas kinerjanya baik 77,67%
yang akuntabel (98 % K/L;
90 % Prov;
45 % Kab/
Kota)
Lampiran 1
No Tujuan dan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program
5 Mewujudkan aparatur Kementerian PANRB yang professional dan berkinerja tinggi
5.1 Mewujudkan organisasi kementeri- Tingkat persepsi masyarakat terhadap Baik
an PANRB yang efektif dan efisien gerakan Reformasi Birokrasi
Program
persentase aplikasi TIK yang terintegrasi 100 % Dukungan
5.2 Terwujudnya SDM Kementerian % pegawai yang memperoleh nilai SKP 80 % Manajemen dan
PANRB yang profesional dan kom- baik pelaksanaan
petitif Tugas Lain
% pengisian jabatan eselon I dan II secara 100 % Kementerian
terbuka PANRB dan
5.3 Terwujudnya pelaksanaan reformasi Nilai PMPRB Kementerian PANRB Kategori Program Sarana
birokrasi di Kementerian PAN dan Baik dan Prasarana
RB Tingkat persepsi masyarakat yang menya- 90 % Aparatur
takan baik terhadap Kementerian PANRB Kementerian
PANRB
5.4 Mewujudkan Kementerian PANRB Opini BPK terhadap Laporan keuangan WTP
yang akuntabel dan bebas KKN Kementerian PANRB
Nilai Hasil evaluasi Penerapan Sistem Kategori A
Akuntabilitas Kinerja Kementerian PANRB (Baik)
LAMPIRAN 2
REALISASI PENETAPAN KINERJA
KEMENTERIAN PAN DAN REFORMASI BIROKRASI
TAHUN 2014
Tujuan dan Sasaran % Realisasi % Realisasi
No Indikator Kinerja Target Realisasi
Strategis Per Indikator Per Sasaran
1 Terwujudnya pemerintahan yang efektif dan efisien
1.1 Mewujudkan kebijakan jumlah kebijakan terkait pelaksa- 44 Kebija- 56 Kebija- 127% 127%
PAN RB yang kom- naan PAN RB yang diterbitkan kan kan
prehensif dan sesuai
kebutuhan
1.2 Mewujudkan organisasi jumlah lembaga/unit organisasi 30 Unit 87 Unit 290%
pemerintah yang tepat yang efektif setelah penataan
145%
fungsi dan tepat ukuran Jumlah Kementerian yang telah 17 Kemen 16 Ke- 94%
dievaluasi/diaudit terian menterian
1.3 Terwujudnya tatalaksa- Jumlah urusan pemerintah 2 urusan 2 urusan 100% 100%
na pemerintahan yang strategis yang telah dilakukan
efektif dan efisien penataan bisnis prosesnya
2 Terwujudnya SDM Aparatur yang kompeten dan kompetitif
2.1 Mewujudkan sistem % K/L/pemda yang menerapkan 100 % 100% 100%
rekrutmen yang terbu- sistem rekrutmen terbuka
ka dan independen % K/L/Pemda yang mendapatkan 100 % 100% 100%
alokasi formasi CPNS dari pela- 100%
mar umum dan telah menerap-
kan kebijakan pengadaan dengan
sistem CAT
2.2 Terwujudnya sistem % K/L/pemda yang telah mener- 100 % 100% 100%
penempatan dan pro- apkan PP 46/2011
mosi yang kompetitif jumlah K/L/Pemda yang telah 50 K/L/P 23 K/L/P 46%
73%
dan terbuka melaksanakan promosi jabatan (20 K/L; 10 (12 K/L;
secara terbuka untuk pejabat Prov; 20 5 Prov; 6
eselon I dan II Kab/Kota) Kab/Kota)
2.3 Terwujudnya sistem Jumlah K/L/Pemda yang memi- 30 K/L/P 25 K/L/P 83%
pengembangan SDM liki standar kompetensi jabatan
Aparatur berbasis kom- struktural 131,50%
petensi jabatan Jumlah jabatan fungsional baru 10 jabatan 18 Ja- 180%
yang ditetapkan batan
Lampiran 2
Tujuan dan Sasaran % Realisasi % Realisasi
No Indikator Kinerja Target Realisasi
Strategis Per Indikator Per Sasaran
3 Terwujudnya Pemerintahan yang Terbuka dan Melayani
3.1 Terwujudnya efektivitas Jumlah K/L/Pemda yang RB-nya 75 K/L/P 51 K/L/P 68% 68%
pelaksanaan reformasi kategori Baik
birokrasi
3.2 Mewujudkan pelayanan IPK (indeks Persepsi Korupsi) 40 34 85%
publik yang terus peringkat ease of doing business 100 114 86%
menerus meningkat jumlah instansi pemerintah yang 99 IP 99 IP 100%
kualitasnya membuat inovasi pelayanan publik 1)
96%
Jumlah unit inovatif pelayanan 33 Unit 33 Unit 109%
publik yang mengikuti UNPSA
Jumlah laporan evaluasi nasional 1 laporan 1 Laporan 100%
atas kualitas pelayanan publik
pemerintah
3.3 Mewujudkan sistem % K/L/Pemda yang menerapkan 100% K/L 97 % K/L 97% 97%
penanganan pengad- Sistem Pengelolaan Pengaduan
uan masyarakat yang Pelayanan Publik
terbuka dan responsif
3.4 Mewujudkan sistem % instansi pemerintah yang 10 % 10% 100% 100%
pemerintahan yang menggunakan TIK dalam manaje-
informatif men pelayanannya
4. Mewujudkan aparatur yang bersih, bebas KKN dan akuntabel
4.1 Terwujudnya SDM Jumlah K/L/Pemda yang telah 30 K/L/ 10 K/L/ 33% 33%
aparatur yang berinteg- melaksanakan penegakan kode etik, Pemda Pemda
ritas dan disiplin disiplin dan konflik kepentingan
4.2 Terwujudnya Instansi skor integritas nasional 8 7,22 90,25%
pemerintah yang bersih % opini BPK atas LKK/L dengan 100 % 74% 74%
dan bebas KKN status WTP
% opini BPK atas LKPD dengan WTP 60 % 33% 55%
Jumlah unit kerja Instansi Pemer- 30 unit 21 Unit 70%
73,05%
intah yang memperoleh predikat
menuju WBK/WBBM
% laporan pengaduan terkait 90 % 68% 76%
aparatur yang disalurkan dan
telah ditindaklanjuti oleh instansi
pemerintah
Lampiran 2
Tujuan dan Sasaran % Realisasi % Realisasi
No Indikator Kinerja Target Realisasi
Strategis Per Indikator Per Sasaran
4.3 Meningkatnya instan- % K/L/P yang akuntabilitas kiner- 77,67% 77,13% 99,37% 99,37%
si pemerintah yang janya baik
akuntabel
5 Mewujudkan aparatur Kementerian PANRB yang professional dan berkinerja tinggi
5.1 Mewujudkan organisasi Tingkat persepsi masyarakat Baik Baik 100%
kementerian PANRB terhadap gerakan Reformasi
yang efektif dan efisien Birokrasi 95%
persentase aplikasi TIK yang 100 % 90% 90%
terintegrasi
5.2 Terwujudnya SDM % pegawai yang memperoleh 80 % 100% 125%
Kementerian PANRB nilai SKP baik
yang profesional dan % pengisian jabatan eselon I dan 100 % 100% 100% 112,50%
kompetitif II secara terbuka
5.3 Terwujudnya pelaksa- Nilai PMPRB Kementerian Baik Baik 100%
naan reformasi birokra- PANRB
si di Kementerian PAN Tingkat persepsi masyarakat 90 % 45% 50% 75%
dan RB yang menyatakan baik terhadap
Kementerian PANRB
5.4 Mewujudkan Kemente- Opini BPK terhadap Laporan WTP WTP 100%
rian PANRB yang akunt- keuangan Kementerian PANRB
abel dan bebas KKN Nilai Hasil evaluasi Penerapan Kategori A Kategori 100% 100%
Sistem Akuntabilitas Kinerja (Baik) A (Baik)
Kementerian PANRB
Capaian Rata-Rata 89.11% 83.89%
LAMPIRAN 3
KEBIJAKAN YANG TELAH DITERBITKAN DAN DALAM PROSES PENYUSUNAN
KEMENTERIAN PAN DAN REFORMASI BIROKRASI
TAHUN 2014
No Jenis Peraturan Target Realisasi
Tentang Jml Jml Uraian
1. Undang-Undang UU Sistem Pengawasan Internal 1 - Masih dalam proses pembahasan
Pemerintah
UU tentang Administrasi Pemerintahan 1 1 Telah terbit UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintah
Jumlah 2 1
2. Rancangan Un- RUU tentang organisasi/ kelembagaan 1 - Masih dalam proses pembahasan
dang-Undang pemerintah
RUU tentang e-Govemment 1 - Masih dalam proses pembahasan
Jumlah 2 0
3. Rancangan Pera- RPP tindak lanjut UU Administrasi 1 - Masih dalam proses pembahasan
turan Pemerintah Pemerintahan
RPP Pelaksanaan UU No. 5 Tahun 2014 6 6 RPP tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan
tentang ASN Perjanjian Kerja (PPPK);
RPP tentang Manajemen PNS;
RPP tentang Gaji dan Tunjangan
RPP tentang Pensiun dan Tunjangan Hari Tua;
RPP tentang Disiplin dan Penilaian Kinerja
RPP tentang Korps Pegawai ASN
PP terkait dengan Gaji dan Tunjangan 5 - Masih dalam Proses pembahasan
PNS, TNI, Polri, Veteran dan Perintis
Kemerdekaan
Jumlah 12 6
3 Peraturan Presiden Rperpres terkait e-Govemment 1 1 RPerpres tentang penyelenggaraan sistem Pemerintah
Berbasis elektronik pada badan pemerintah
Rperpres terkait organisasi pemerintah/ 2 15 RPepres tentang Pokok-pokok organisasi Kementerian
kementerian negara (pengganti Perpres No. 47/2019
Dan Rpepres untuk masing-masing Kementerian
Perpres Pelaksanaan UU No. 5 Tahun 4 4 Perpres terkait Pedoman Penyusunan Persyaratan
2014 tentang ASN Kompetensi dan Kualifikasi PPPK dan 3 Perpres terkait
dengan kelembagaan/ organisasi KASN, LAN, dan BKN
Jumlah 7 20
Lampiran 3
No Jenis Peraturan Target Realisasi
Tentang Jml Jml Uraian
4 PermenPANRB Per.Men.PANRB terkait penataan 2 2 Per.Men.PANRB terkait penataan organisasi dan
organisasi dan ketatalaksanaan ketatalaksanaan pemerintah
pemerintah
Per.MenPANRB terkait penerapan 1 1 Per.MenPANRB terkait penerapan
e-government e-govemment
Per.MenPANRB tentang Road Map 1 1 Per.MenPANRB tentang Road Map Reformasi Birokrasi
Reformasi Birokrasi Tahun 2015-2019 Tahun 2015-2019
Per.MenPANRB terkait lmplementasi 1 1 Per.MenPANRB terkait lmplementasi Sistem lndeks
Sistem lndeks PANRB PANRB
Per.MenPANRB terkait Akuntabilitas 1 1 Per.MenPANRB terkait Akuntabilitas Kinerja
Kinerja
Per.MenPANRB terkait Evaluasi APIP 1 1 Per.MenPANRB terkait Evaluasi APIP
Per.MenPANRB terkait Pengawasan 2 2 Per.MenPANRB terkait Pengawasan Masyarakat
Masyarakat dan Aparatur dan Aparatur
Per.MenPANRB terkait Pelaksanaan 2 2 Per.MenPANRB terkait Pelaksanaan Perencanaan
Perencanaan PNS PNS
Per.MenPANRB terkait Penetapan 10 18 Per.MenPANRB terkait Penetapan Jabatan Fungsional
Jabatan Fungsional Tertentu Baru Tertentu Baru
Jumlah 21 29
Total 44 56
LAMPIRAN 4
DAFTAR LNS YANG DIHAPUSKAN
DAN PELIMPAHAN TUGAS DAN FUNGSI
Lampiran 6
No. Kementerian/ Unit Organisasi
Lembaga
7. Kementerian 17) Penataan organisasi dan tata kerja UPT Unit Penyelenggara Bandar
Perhubungan Udara (UPBU) Kementerian Perhubungan
18) Penataan organisasi dan tata kerja UPT di lingkungan Sirektorat
Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan
19) Penataan organisasi dan tata kerja UPT Balai Kesehatan Penerbangan,
Kementerian Perhubungan
20) Penataan organisasi dan tata kerja BP2IP Malahayati Aceh dan BP2IP
Sorong
21) Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Akademi Perkeretaapian Madiun
22) Penataan organisasi dan tata kerja Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP)
Semarang dan Makassar
23) Penataan organisasi dan tata kerja Akademi Teknik dan Keselamatan
Penerbangan (ATKP) Surabaya
8. Kementerian Kelauatan 24) Penataan organisasi dan tata kerja Sekolah Usaha Perikanan
dan perikanan Menengah Kupang, Kementerian Kelautan dan Perikanan
25) Penataan organisasi dan tata kerja Politeknik Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
9. DPR RI 26) Penataan organisasi unsur pendukung DPR RI
Lampiran 6
No. Kementerian/ Unit Organisasi
Lembaga
15. BNP2TKI 35) Penataan organisasi dan tata kerja UPT di lingkungan Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)
16. BP BATAM 36) Penataan organisasi dan tata kerja BP Batam
17. SAR 37) Kriteria Klasifikasi Kantor SAR dan peningkatan Eselon Kantor SAR
18. Kementerian Komunikasi 38) Penataan organisasi dan tata kerja Sekolah Tinggi Multi Media
dan dan Informasi Yogyakarta
19. BNN 39) Revisi perubahan kedudukan Balai Besar Rehabilitasi BNN di
lingkungan Badan Narkotika Nasional
20. Kementerian Keuangan 40) Penataan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
41) Penataan organisasi dan tata kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai
21. Kementerian ESDM 42) Evaluasi Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ESDM
22. Kementerian Agama 43) Pembentukan KUA Kecamatan
44) Peningkatan Status Asrama Haji menjadi UPT
45) Organisasi dan Tata Kerja UIN Sunan Ampel
46) Organisasi dan Tata Kerja UIN Ar-Raniry Banda Aceh
47) Alih status 3 IAIN menjadi UIN
48) Organisasi dan Tata Kerja UIN Sunan Ampel
49) Alih status 9 STAIN menjadi IAIN
50) Penegerian STAI Meulaboh menjadi STAIN Meulaboh
51) Penegerian STAI Bengkalis menjadi STAIN Bengkalis
23. Kementerian 52) Relokasi Operasional ITPC Chicago ke New York dan Pembukaan ITPC
Perdagangan Shanghai.
24. BATAN 53) Penataan organisasi dan tata kerja UPT di lingkungan BATAN.
25. TVRI 54) Pembentukan Stasiun Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik TVRI
Stasiun Bangka Belitung.
26. RRI 55) Kriteria Klasifikasi dan Peningkatan Status Stasiun Penyiaran LPP RRI.
Lampiran 6
No. Kementerian/ Unit Organisasi
Lembaga
27 Kementerian Pendidikan 56) Pembentukan Fakultas Kedokteran Gigi Univ. Syiah Kuala
dan Kebudayaan 57) Penataan Organisasi dan Tata Kerja Univ. Jambi
58) Penataan Organisasi dan Tata Kerja Univ. Jenderal Soedirman
59) Penataan Organisasi dan Tata Kerja Univ. Lambung Mangkurat
60) Pendirian Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Tanah Laut
61) Pendirian Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Ketapang
62) Perubahan STSI Bandung menjadi ISBI Bandung
63) Penataan Orgnisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Semarang
64) Penataan Organissi dan Tata Kerja Univ.Lampung
65) Penataan Organisasi dan tata kerja Univ Sebelas Maret
66) Penataan Organisasi dan tata kerja Univ. Mataram
67) Penataan Organisasi dan tata kerja Univ. Riau
68) Pendirian Perguruan Tinggi Negeri UNSIKA
69) Pendirian Perguruan Tinggi Negeri UNIMOR
70) Pendirian Perguruan Tinggi Negeri ITERA
71) Pendirian Perguruan Tinggi Negeri ITK
72) Pendirian Perguruan Tinggi Negeri ISBI ACEH
73) Pendirian Perguruan Tinggi Negeri ISBI PAPUA
74) Pendirian Perguruan Tinggi Negeri UPN JOGJAKARTA
75) Pendirian Perguruan Tinggi Negeri UPN JAWA TIMUR
76) Pendirian Perguruan Tinggi Negeri UPN JAKARTA
77) Pendirian Perguruan Tinggi Negeri POLITEKNIK CILACAP
78) Pendirian Perguruan Tinggi Negeri POLITEKNIK INDRAMAYU
79) Penataan Organisasi dan Tata Kerja UHO
80) Penataan Organisasi dan Tata Kerja Polije
81) Penataan Organisasi dan Tata Kerja Unimed
82) Penataan Organisasi dan Tata Kerja Poltani Payakumbuh
83) Organisasi dan Tata Kerja USN
84) Organisasi dan Tata Kerja Untidar
85) Organisasi dan Tata Kerja Unsil
86) Organisasi dan Tata Kerja UTU
LAMPIRAN 7
UNIT INOVATIF PELAYANAN PUBLIK
YANG MENGIKUTI UNPSA 2015
1) Dinas Pendapatan dan Pengelolaan 20) Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan
Keuangan Daerah Kota Cilegon Kemiskinan (UPTPK) Kab. Sragen
2) Media Center/Dinas Komunikasi dan 21) Dinas Kesehatan Kab. Pangkep
Informatika Kota Surabaya 22) Kantor Pertanahan Kab. Tangerang
3) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 23) BKIP Semarang Kementerian Kelautan dan
Provinsi Aceh Perikanan
4) Sekretariat Daerah Kota Banda Aceh 24) Balitbangnovda Provinsi Sumatera Selatan
5) Dinas Pendapatan dan Pengelolaan 25) Pustekkom Kementerian Pendidikan dan
Keuangan Daerah Kab. Banyuwangi Kebudayaan
6) Komisi Pemberantasan Korupsi 26) Dinas Kesehatan Kab. Gianyar
7) Taman Pintar Kota Yogyakarta 27) Dinas Perhubungan LLAJ Provinsi Jawa
8) Rumah Sehat Lansia/Dinas Kesehatan Kota Timur
Yogyakarta 28) Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
9) Dinas Pendidikan Kab. Luwu Utara Kota Surakarta
10) E-Musrenbang/ Badan Perencanaan 29) Unit Pelayanan Informasi dan Keluhan Kota
Pembangunan Daerah Kota Surabaya Yogyakarta
11) Ditjen AHU Kementerian Hukum dan HAM 30) RSUD Kab. Kulonprogo
12) Surabaya Single Window/Dinas Komunikasi 31) Dinas Perhubungan Komunikasi dan
dan Informatika Kota Surabaya Informatika Provinsi Nusa Tenggara Barat
13) Dinas Kesehatan Kota Cimahi 32) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kab.
14) Dinas Kesehatan Kab. Aceh Singkil Sidoarjo
15) Dinas Pendidikan Kota Surabaya 33) Kecamatan Kota Sumenep, Kab. Sumenep
16) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 34) Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru
Provinsi Jawa Barat 35) GRMS/Bagian Bina Program Sekretariat
17) RSUD Kab. Pinrang Daerah Kota Surabaya
LAMPIRAN 8
REALISASI ANGGARAN BERDASARKAN TUJUAN/SASARAN
KEMENTERIAN PANRB TAHUN 2014
b. Mewujudkan organisasi pemerintah yang tepat fungsi dan 3,883,078,000 1,349,716,347 34.76%
tepat ukuran
Lampiran 8
No Tujuan/Sasaran Strategis Anggaran Realisasi %
4 Mewujudkan aparatur yang bersih, bebas KKN dan 8,021,540,000 5,661,223,583 70.58%
akuntabel
a. Terwujudnya SDM aparatur yang berintegritas dan disiplin 1,323,335,000 837,030,288 63.25%
b. Terwujudnya Instansi pemerintah yang bersih dan bebas 216,600,000 166,227,716 76.74%
KKN