Anda di halaman 1dari 5

1.

Perencanaan

Menurut Undang-Undang Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional, Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya
yang tersedia.
Perencanaan secara konvensional didefinisikan sebagai kegiatan yang
dilakukan untuk masa mendatang yang lebih baik dengan memperhatikan keadaan
sekarang maupun sebelumnya. Perencanaan (planning) adalah proses yang
dimulai dari penetapan tujuan organisasi yaitu menentukan strategi untuk
pencapaian tujuan tersebut secara menyeluruh serta merumuskan sistem
perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkordinasi
seluruh pekerjaan organisasi, hingga tercapainya tujuan organisasi (Robin dan
Coulter,2002)

2. Pendekatan Perencanaan Publik


Wrihatnolo dan Nugroho (2006, h. 157-161) dalam Nirmalasari Haya,
mendefenisikan pendekatan-pendekatan dalam perencanaan publik :
a. Perencanaan teknokratik
Perencanaan teknokratik dianalogikan sebagai proses perumusan
perencanaan yang melibatkan pandangan pengamat profesional, dimana hasil
pemikirannya akan dijadikan sebagai kesimpulan yang memuat tentang
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam menyusun perencanaan. Oleh karena
itu, model perencanaan ini kemudian ditafsirkan sebagai perencanaan yang
mengandung perspektif akademis pembangunan.
b. Perencanaan partisipatif
Perencanaan partisipatif merupakan model perencanaan yang
menghendaki keterlibatan semua stakeholders. Dalam sistem perencanaan
pembangunan nasional, perencanaan partisipatif diwujudkan melalui musyawarah
yang melibatkan semua stakeholders dari seluruh aparat penyelenggara negara
mulai dari eksekutif, legislatif hingga yudikatif, serta masyarakat, kaum
rohaniwan, pemilik usaha, kelompok professional, organisasi-organisasi non-
pemerintah, dan sebagainya.
c. Proses top-down dan bottom up
Proses top-down dan bottom up, merupakan proses perencanaan yang
antara lain bertujuan untuk menyelaraskan program-program agar dapat menjamin
adanya sinergisitas dari semua kegiatan pemerintah dan masyarakat. Proses
topdown dan bottom-up ini sesungguhnya lebih mencerminkan proses dalam
pemerintahan, yaitu dari lembaga/departemen dan daerah ke pemerintah pusat.

3. Siklus Perencanaan Publik


Menurut Akhmad F. (2014), aiklus perencanaan mengikutsertakan semua
aspek perencanaan kedalam satu proses yang terpadu. Siklus perencanaan ini akan
mengawal perjalanan. rencana tersebut dengan matang, terfokus dengan baik, ulet,
hemat biaya, dan praktis. Selain itu, pelajaran dari kesalahan yang pernah dibuat
serta memberikan umpan balik dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
juga tercakup dalam proses perencanaan publik. Tahapan pra-pelaksanaan
perencanaan publik terdiri dari berikut ini :
1. Evaluasi hasil pelaksanaan tahun lalu dan penetapan prosedur perencanaan
Evaluasi ini menggambarkan tentang pelaksanaan aktivitas dapat
ditentukan mana yang telah berjalan dengan baik atau yang kurang optimal,
sehingga perencanaan bisa menyusun strategi perencanaan baru yang bisa
meningkatkan kualitas pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan yang kurang optimal
serta mempertahankan pelaksanaan kegiatan yang sudah berjalan dengan baik.

2. Organisasi pendukung perencanaan


Strategi perencanaan dari hasil evaluasi tahun lalu dan prosedur
perencanaan akan dapat dilaksanakan oleh organisasi pendukung perencanaan.
Melalui organisasi ini langkah-langkah pelaksanaan perencanaan akan dilakukan.

3. Penetapan asumsi perencanaan


Setelah dilakukan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan tahun lalu, hasil
dari evaluasi tersebut akan digunakan sebagai dasar dalam membuat asumsi
perencanaan untuk tahun berjalan.
4. Kriteria evaluasi hasil perencanaan
Agar perencanaan dapat dijalankan sesuai dengan prosedur pelaksanaan
dan hasil yang telah ditetapkan, perlu disepakati terlebih dahulu berbagai kriteria
evaluasi hasil perencanaan. Kriteria inilah yang dapat menilai apakah hasil
perencanaan dikatakan berhasil atau tidak.

5. Penyusunan indikator program


Pelaksanaan perenacaan juga membutukan indicator program. Indikator
program ini akan mengkerangkai bagaimana input, benefit, outcome, output dan
impact suatu program harus dijalankan. Dengan demikian, pelaksanaan
program akan dapat dikendalikan semaksimal mungkin.

Sedangkan tahapan pelaksanaan dari siklus perencanaan publik terdiri dari


berikut ini :
6. Penyusunan kertas kerja perencanaan strategi dan program
Tahapan pelaksanaan perencanaan publik dimulai dengan pembuatan
kertas kerja perencanaan strategi dan program. Kertas kerja ini dibuat sebagai
konsep awal atau usulan-usulan yang terkait dengan strategi dan program yang
hendak dilakukan.

7. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan


Tahapan berikutnya setelah pembuatan kertas kerja perencanaan strategi
dan program tahun berjalan adalah pembicaraan atau permusyawarahan
perencanaan bertahap. Hal ini dilakukan untuk menjaring berbagai aspirasi
masyarakat, atau memberikan wadah bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
menentukan program dalam kebutuhan riilnya.

8. Penentuan usulan perencanaan strategik


Dari kertas kerja perencanaan strategi dan program yang telah dibuat dan
dimusyawarahkan, pada akhir musyawarah akan dihasilkan usulan-usulan
perencanaan strategik berdasarkan keputusan bersama.
9. Penentuan draft skala prioritas dan plafon anggaran
Tidak semua kebutuhan dan aspek perencanaan dimasukkan dalam draft
dokumen perencanaan. Karena keterbatasan sumber daya yang ada, skala prioritas
dan anggaran perlu disusun dalam draft dokumen perencanaan. Skala prioritas dan
plafon anggaran disusun dalam rangka mengakomodir kepentingan dari yang
paling mendesak dan segera membutuhkan tindakan hingga kepentingan yang
paling ringan.

10. Penentuan usulan rencana program kerja


Draft dokumen perencanaan yang disertai dengan skala prioritas dan
plaform anggaran akan dibahas oleh legislatif dan eksekutif untuk mencapai
kesepakatan bersama tentang struktur draft usulan rencana program kerja yang
tepat dan sesuai dengan kondisi organisasi beserta lingkungannya.

11. Penyelesaian draft dokumen perencanaan


Usulan rencana program kerja yang telah ditentukan kemudian
dinyatakan ke dalam draft dokumen perencanaan, sebelum pembahasan akhir
dilakukan.

12. Pembahasan draft dokumen perencanaan


Draft dokumen perencanaan yang telah dihasilkan kemudian dibahas
dalam rapat paripurna untuk menghasilkan kesepakatan akhir dokumen
perencanaan.

13. Penetapan dokumen perencanaan


Melalui proses pembahasan dan kesepakatan bersama, draft dokumen
perencanaan tersebut ditetapkan dan disahkan menjadi dokumen perencanaan
yang berperan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan yang sudah
direncanakan.
4. Unsur-unsur Perencanaan
Menurut Ibnu Syamsi (1994), untuk pembuatan suatu rencana tertentu
yang cukup lengkap, kiranya unsur-unsur dibawah ini perlu dipenuhi.
Rumusannya terkenal dengan istilah 5W+1H, yaitu :
1. What (apa), apa yang dilakukan sehingga perlu direncanakan,
2. Why (mengapa), apa alasannya hal itu perlu dilakukan atau perlu diprioritaskan
pelaksanannya,
3. Who and who, siapa (obyek) dan siapa (subyek) pelaksanaannya,
4. Where (dimana), tempat untuk pembinaan, penyuluhan dan bimbingan usaha
tani tersebut,
5. When (kapan), pelaksanaannya yang tepat. Ini menentukan timing yang tepat
untuk pelaksanaan,
6. How (bagaimana), ini menyangkut teknis pelaksanaan kerja operasionalnya.

DAFTAR PUSTAKA

Fakhruddin, A. (Surabaya). Mekanisme Pengelolaan Badan Penyelenggara


Jaminan Sosial Kesehatan Divisi Regional VII Provinsi Jawa Timur. 2014:
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.
Haya, N., Wijaya, A. F., & Hanafi, I. (n.d.). Perencanaan Pelayanan Publik : Studi
Penanganan Pengaduan Masyarakat tentang Pelayanan Publik.
Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta.
Syamsi, I. (1994). Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Anda mungkin juga menyukai