Anda di halaman 1dari 8

A.

PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
1) Pasien
a. Nama : Tn. R
b. Usia : 19 tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Pendidikan : Lulusan SMA
e. Diagnose Medis : Endokarditis

2. RIWAYAT KESEHATAN
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh sesak dan mudah lelah

2) Riwayat Penyakit Sekarang


Tn. R, 19 tahun, seorang pemuda lulusan SMA dating ke rumah sakit diantar
keluarganya karena demam ringan sejak lima hari, batuk-batuk, dan sesak
nafas. Dari pengakuannya, diketahui dia memakai putaw dengan cara suntik
sejak satu tahun.

3) Riwayat Penyakit Dahulu


Klien mengatakan sejak dua tahun yang lalu ia menghisap bahan berbahaya
jenis putaw.

3. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


Pengakuan itu sangat mengejutkan, sekaligus memukul perasaan keluarganya, yang
selama ini tidak menduga sama sekali bahwa anak laki-laki satu-satunya itu seorang
pengguna putaw.

4. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan Umum : penampilan tampak lemah, batuk-batuk, dan sesak napas
2) Tanda tanda vital :
a. Tekanan darah : 100/90 mmHg
b. Nadi : 100x/menit
c. Rerpirasi : 24x/menit
d. Suhu : 39°C
e. HB : 11 mg/dl
f. Ht : 33%
g. Leukosit : 17.000
h. Trombosit : 170.000
3) Pemeriksaan Penunjang Diagnostik (Laboratorium)
a. Kultur darah : positif streptokokus
b. Kedua katup jantung mengalami infeksi yang sangat parah
c. Daun katup jantungnya terancam robek dengan resiko terjadinya kebocoran
1. Menjelaskan definisi penyakit
2. Menjelaskan etiologi dan faktor resiko
3. Menjelaskan dan membuat pathway patofisiologi (WOC) dari berbagai sumber yang
relevan
4. Menjelaskan tanda dan gejala
5. Menjelaskan prosedur diagnostik
6. Menjelaskan farmakoterapetik dan rasional pemilihan obat
7. Mengidentifikasi data yang normal dan abnormal dari kasus sistem respirasi dan
kardiovaskuler
8. Mendokumentasikan hasil pengkajian secara tepat
9. Membuat diagnosa keperawatan prioritas berdasarkan NANDA
10. Membuat rancangan intervensi dan rasionalnya (berdasarkan teori, konsep
patofisiologi dan EBP)
11. Membuat rancangan implementasi
12. Membuat rancangan evaluasi (SOAP)
13. Melakukan telaah jurnal (EBP) yang berkaitan dengan intervensi keperawatan
PENGKAJIAN

DATA OBJEKTIF :

a. Demam ringan sejak 5 hari


b. Batuk batuk
c. Sesak nafas
d. Mudah lelah

DATA SUBJEKTIF :

a. Kultur darah : positif streptococcus


b. Hb : 11 mg/dl
c. Ht : 33%
d. Leukosit : 17.000 normalnya 7000-10.000
e. Trombosit : 170.000 normalnya dewasa 150.000 – 400.000
f. TD : 100/90 mmHg normal 120/80 mmHg
g. HR : 100x/menit normalnya 60-100x/menit
h. RR : 24x/menit normalnya 14-20
i. Suhu : 39c normalnya 36,5-37,2c
j. Bunyi jantung : murmur (+)

1. DEFINISI PENYAKIT

Endocarditis infeksiosa meruakan infeksi yang menimbulkan vegetasi pada endokard.


Keadaan ini hampir selalu fatal jika tidak diobati. Katup jantung biasa terkena, tetapi infeksi bisa
terdapat pada defek septum atau endokard mural. Infeksi pada pintasan erteriovenosa atau
koarktasio aorta lebih tepat jika disebut pintasan endarteritis dan akan menghasilkan sindroma
klinis yang serupa. (Harrison)

Endokarditis infeksi (endocarditis bacterial) adalah infeksi katup dan permukaan endotel
jantung yang disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain dan menyebabkan
deformitas bilah katup. Mikroorganisme penyebab mencakup bakteri (streptokoki, enterokoki,
pneumokoki, stapilakoki) fungi, riketsia, dan streptokokus viridans. (KMB VOL2).
Endokarditis adalah peradangan pada katup dan permukaan endotel jantung (Arif
Muttaqin, 2009: 288). Endokarditis pertama kali ditemukan oleh Rivera tahun 1946. Endokarditis
dibagi menjadi dua, yaitu endokarditis infektif dan endokarditis noninfektif. Endokarditis
bakterialis ialah infeksi kuman yang menyerang katup jantung, endokardium dan epitel pembuluh
darah yang disebabkan oleh berbagai kuman dan beberapa penyakit dasa (Ngastiyah, 2005).

Endokarditis infektif, salah satu infeksi yang paling serius, ditandai oleh kolonisasi atau
infasi katup jantung atau endocardium mural oleh suatu mikroba yang menyebabkan terbentuknya
vegetasi rapuh yang terdiri dari organisme dan debris trombotik, sering kali disertai oleh kerusakan
jaringan jantung di bawahnya. Aota, kantung aneurisma, pembuluh darah lain, dan alat prostetik
juga dapat terinfeksi. Jamur, rickettsiae ( Q fever), dan klamidia sesekali dapat menyebabkan
infeksi ini, tetapi sebagian besar kasus disebabkan oleh bakteri (endocarditis bakterialis).
Diagnosis IE yang cepat dan terapi efektif secara bermakna mengubah prognis bagi pasien.

2. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO


Etiologi Endokarditis

Endokarditis paling banyak disebabkan oleh Sterptococcus viridans, yaitu


mikroorganisme yang hidup dalam saluran napas bagian atas. Penyebab lain dari infeksi
endokarditis yang lebih patogen adalah Staphylococus aureus, yang menyebabkan infeksi
endokarditis subakut. Penyebab lain adalah Streptococcus fecalis, yaitu bakteri gram yang negatif
aerob/anaerob, jamur, virus, Candida, Aspergillus dan Basil E. coli.

Yang paling utama dari beberapa factor presdiposisi timbulnya endocarditis adalah
penyebaran mikroba ke dalam darah. Pintu masuk kuman ke aliran darah mungkin adalah suatu
infeksi ditempat lain yang jelas, prosedur gigi atau bedah yang menyebabkan bakterimia transien,
penyuntikan bahan tercemar langsung ke dalam aliran darah oleh pemakai narkitika intravena atau
suatu sumber tersembunyi disaluran cerna, rongga mulut atau cedera ringan. Pengenalan keadaan
klinis dan anatomis yang menyebabkan bakterinia memungkinkan dilakukannya pencegahan
dengan terapi antibiotic profilaksis.

Berdasarkan kasus yang menjadi etiologi Tn.R mengidap endocarditis yaitu bakteri
mikroorganisme Streptococcus yang diduga berasal dari suntikan.
Factor resiko

Faktor Internal Faktor Eksternal


 Penyakit jantung rematik  Pemakaian obat imunosupresif
 Penyakit jantung bawaan sitostatika
 Katub jantung prostetik  Hemodialisis atau Peritonial
 Penyakit jantung sklerotik dialisis
 Post operasi jantung  Serosis hepatis
 Miokardiopati hipertrof obstruksi  Diabetes mellitus
 Prolaps katub mitral  Penyakit ginjal
 Lupus eritematosus
 Penyakit gout
 Penyalahgunaan narkotika
intravena

Berdasarkan kasus, yang menjadi factor resiko Tn.R mengidap Endokarditis yaitu karena
Tn.R seorang pemakai obat obat suntik dan sering menggunakan jarum juga karena
penyalahgunaan narkotika intravena

3. TANDA DAN GEJALA

Gambaran klinis awal pada endocarditis biasanya tidak spesifik dan meliputi perasaan
malaise (tidak enak badan), lemah, keletihan, penurunan berat badan, anoreksia, keringat malam,
menggigil, insufisiensi katup, demam intermiten yang dapat muncul kembali selama berminggu-
minggu. Awitan yang lebih akut menyertai mikroorganisme dengan patogenisitas yang tinggi,
seperti S. Aureus. Endokarditis umumnya menimbulkan bising regurgitan yang keras dank has
untuk lesi jantung yang ada dibaliknya. Bising jantung yang berubah mendadak atau terdengar
bising yang baru dalam keadaan demam merupakan tanda klasik endocarditis.
Tanda-tanda lain dapat meliputi splenomegaly; petekie pada kulit (khususnya sering
dijumpai pada badan bagian depan atas) dan mukosa pipi, faring, serta konjungtiva; dan splinter
haemorrhages yang terlihat dibawah kuku.

Kadang-kadang endocarditis menimbulkan Nodus Osler (Lesi subkutan yang nyeri tekan
dan menonjol pada jari tangan atau jari kaki), bercak Roth, (bercak pendarahan dengan bagian
tengah berwarna putih pada retina) dan Lesi Janeway (macula berwarna keunguan pada telapak
tangan atau telapak kaki).

Murmur terdapat pada 90% pasien dengan lesi di sisi kiri, tetapi mungkin disebabkan
kelainan jantung yang sudah ada sebelumnya yang menjadi factor predisposisi endocarditis
infektif.

Berdasarkan kasus yang menjadi tanda dan gejala Tn.R mengidap penyakit endocarditis
yaitu mudah lelah (malaise), demam, katup jantung mengalami infeksi, sesak nafas, batuk-batuk,
bunyi jantung murmur (+).

4. MENJELASKAN PROSEDUR DIAGNOSTIK

Tiga atau lebih kultur darah yang dibuat dalam periode 24 jam hingga 48 jam (masing-
masing dengan sampel yang diambil dari fungsi vena yang berlebihan) dapat mengenali
mikroorganisme penyebab endocarditis pada hampir 90% pasien. Sampel untuk kultur darah harus
diambil dari tiga tempat yang berbeda dengan selang waktu antara fungsi vena yang satu dan yang
lain selama satu jam.

Sepuluh persen pasien lain dapat memberikan hasil kultur darah yang negative dan keadaan
ini mungkin menunjukkan infeksi fungus atau infeksi yang sulit didiagnosis, seperti Haemophilus
parainfluenzae.

Hasil uji labolatorium lain yang abnormal tetapi nonspesifik adalah :

a. Jumlah sel darah putih yang normal atau meninggi.


b. Jumlah histiosit (makrofag) yang abnormal.
c. Kenaikan laju endap darah.
d. Factor rheumatoid serum yang positif (pada sekitar separuh jumlah seluruh
pasien setelah endocarditis bertahan selama tiga hingga enam minggu).
e. Kerusakan katup yang dapat diketahui melalui ekokardiografi, khususnya
transesofageal.
f. Fibrilasi atrium dan aritmia lain yang menyertai penyakit katup jantung dapat
dikenali melalui pemeriksaan EKG.

Selain itu,diagnosis endocarditis infeksi dapat ditegakkan dengan sempurna bila ditemukan
kelainan katup, kelainan jantung bawaan dengan murmur, fenomena emboli, demam, dan
pembiakan darah yang positif. Diagnosis dapat ditegakkan bila memenuhi kriteria di atas.
Endocarditis pasca bedah dapat diduga apabila terjadi pans, leukositosis, dan anemia sesudah
operasi kardiovaskular atau operasi pemasangan katup jantung prostetik.

Anda mungkin juga menyukai