Anda di halaman 1dari 3

BAB 4.

PEMBAHASAN
4.1 Analisis Isi Jurna
Analisis jurnal dari jurnal utama yang berjudul “ An Assessment of Early Child Life Therapy
Pain And Anxiety Management: A Prospective Randomised Controlled Trial” berdasarkan
analisis jurnal menggunakan PICO sebagai berikut:

1. Patient and Clinical Problem(P)


Luka bakar menjadi sangat menyakitkan dan menyusahkan pada anak-anak. Rasa sakit dan
kecemasan yang tidak tertangani dapat berlangsung seumur hidup. Sementara Child Life
Therapy (CLT) telah terbukti efektif dalam banyak situasi, beberapa penelitian telah melihat
efektivitas CLT dalam hal mengurangi rasa sakit dan kecemasan pada anak-anak yang
mengalami perubahan luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan seberapa efektif
CLT adalah untuk mengurangi rasa sakit dan kecemasan pada anak-anak selama pengobatan
awal mereka.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 50 subyek perkelompok ditentukan untuk
memberikan kekuatan 80% pada tingkat signifikansi 5% Sampel yang digunakan yaitu anak-
anak <16 tahun, setelah presentasi awal kepada Unit Luka Bakar di Rumah Sakit Anak di
Westmead, Sydney, Australia. Sedangkan kiteria eksklusi pada penelitian ini yaitu mereka
atau orang tua atau pengasuh mereka ada yang memiliki gangguan kognitif, misalnya tidak
berbahasa Inggris atau tidak dapat menggunakan alat hasil.

2. Intervention (I)
Penelitian ini membandingkan CLT versus perawatan standar dalam kaitannya dengan skor
nyeri dan kecemasan anak-anak yang menjalani pergantian balutan luka bakar mereka. Rasa
sakit dan kecemasan dinilai oleh pengamat independen dan kuesioner yang diisi oleh anak,
orang tua / pengasuh dan staf perawat. Sampel dibagi menjadi dua bagian yang diacak dalam
rasio 1: 1 untuk CLT dan perawatan standar (tidak ada CLT). Pengacakan sampel yaitu
randominasi distratifikasi oleh usia anak (0– 3 tahun versus >3 tahun) dan tingkat luka bakar
( <1% total luas permukaan tubuh (TBSA) versus >1% TBSA). Pengacakan menggunakan
pengacakan melalui komputer dan diakses pada saat pendaftaran. Pasien yang melakukan
pendafataran maka langsung dijadikan sampel dengan melalui beberapa tahap, yaitu
dilakukan pengakajian terlebih dahulu seperti informasi rahasia, demografi, dan bagaimana
keadaan luka bakar. Orang tua atau wali pasien juga akan mengisi kuesioner yang berisi
harapan terkait rasa sakit yang dirasakan dan tingkat kecemasan pasien selama menjalani
perawatan. Setelah itu, sampel di kelompokkan pada data computer dan dibagi menjadi 2
grup, grup yang pertama akan mendapatkan perlakukan CTL dan grup kedua tidak akan
mendapat perlakuan CLT karena akan dijadikan sebagai kelompok kontrol .

Selama prosedur, seorang penilai terlatih independen (CLTP) mencatat rasa sakit dan rasa
cemas anak-anak pada dua interval dengan menggunakan Children's Hörspital dari Eastern
Ontario Pain Scale (CHEOPS) dan the Children's Fear Scale. Sedangkan pasca prosedur,
anak-anak, orang tua/ wali/pengasuh dan staf keperawatan diminta untuk menilai bagaimana
mereka merasa prosedurnya berjalan, menggunakan kombinasi Skala Wajah Wong Baker.

3. Comparasion (C)
Sebuah penelitian dengan judul “The Effect of Directed Medical Play on Young Children’s
Pain and Distress During Burn Wound Care” yang dilakukan oleh Moore Elizhabeth R,
PhD, RN, dkk pada anak-anak yang menjalani perawatan luka di klinik luka bakar. Pada
anak-anak tersebut dilakukan terapi permainan medis secara terarah untuk mempersiapkan
penggantian balutan pada luka bakar mereka. Peralatan yang dibutuhkan dalam terapi
permainan medis ini seperti termometer, gunting, pinset, waslap, salep/krim, dressing yang
biasa digunakan, kassa, dan boneka. Boneka ditawarkan kepada setiap anak untuk
memanipulasi dan bermain dengan urutan yang sama dengan yang dialami anak selama
perawatan luka bakar, permainan tersebut dipandu oleh Child Life Therapiest. Lamanya sesi
bermain medis dalam intervensi kelompok berkisar dari 5 hingga 14 menit. Pengukuran nyeri
pada pasien menggunakan FPS (Face Pain Scale), sedangkan penilaian kecemasan pada anak
menggunakan STAI (State-trait Anxiety Inventory) Hasilnya adalah anak-anak yang
berpartisipasi dalam permainan medis mengalami lebih sedikit kesulitan selama penggantian
balutan mereka daripada mereka yang hanya menerima persiapan standar tanpa terapi
bermain medis. Anak-anak yang hanya menerima persiapan standar tanpa terapi bermain
medis dilaporkan mengalami peningkatan 2 poin nyeri selama prosedur, sedangkan anak-
anak yang berpartisipasi dalam terapi permainan medis dilaporkan hanya mengalami
peningkatan 1 poin. Begitupula pada kepuasan orang tua yang lebih tinggi pada orang tua
anak yang mengikuti terapi permainan medis daripada yang hanya menerima persiapan
standar. Meskipun semua temuan berada dalam arah yang dihipotesiskan, tidak ada yang
signifikan secara statik, kemungkinan besar dikarenakan ukuran sampel kecil.

4. Outcome(O)
Pada penelitian dalam jurnal ini dengan judul “An assessment of early Child Life Therapy
pain and anxiety management: A prospective randomised controlled trial” tidak ada
perbedaan yang signifikan secara statistik pada karakteristik responden (usia, luas permukaan
tubuh yang terbakar, jenis luka bakar) pada kedua kelompok baik kelompok kontrol maupun
kelompok perlakuan. Semua anak menerima analgesia sebelum dilakukan tindakan perawatan
luka.
Skor nyeri dan kecemasan pada intra-prosedur yang diamati secara independen dan diberi
peringkat, dikombinasikan dengan skala secara statistik didapatkan hasil lebih baik pada
kelompok Child Life Therapy (kelompok CLT 1.7, sedangkan kelompok perawatan standar
2.9; p = 0,03). Namun ditemukan tidak ada perbedaan signifikan dalam skor
ketakutan/kecemasan (p = 0,3). Pada penilaian pasca prosedur, orang tua/pengasuh menilai
rasa sakit dan kecemasan anak mereka lebih rendah pada kelompok CLT (nyeri pada
kelompok CLT 2.0 dibandingkan nyeri pada kelompok perawatan standar 3.0; sedangkan
kecemasan pada kelompok CLT 3.0 dibandingkan kecemasan pada kelompok perawatan
standar 4.3). Pada penilaian hasil luka, tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat
infeksi luka (p = 0,5), cangkok kulit (p = 0,3), atau hari untuk menyelesaikan epitelisasi (p =
1) antara kedua kelompok baik kelompok perlakuan (CLT) maupun kelompok kontrol
(perawatan standart)

Kesimpulan pada penelitian ini yaitu dengan adanya Child Life Therapy (CLT) pada awal
perawatan luka bakar di Burn Unit dapat mengurangi rasa sakit yang dialami oleh anak-anak.
Namun dalam penelitian ini tidak ditemukan pengurangan dalam skor ketakutan anak-anak
selama perawatan luka awal, kemungkinan bahwa setelah kunjungan berikutnya, hubungan
anak luka bakar dengan pemandu CLT akan berkembang dan mengurangi stres pada anak
tersebut. Sangat memungkinkan bahwa kemampuan pemandu CLT untuk beradaptasi dengan
perubahan lingkungan yang terkait dengan dressing luka bakar pada anak, dapat mengurangi
gangguan pada anak dan keluarga, dan kemampuan pemandu CLT untuk membangun
hubungan baik dengan anak dan keluarga dapat memberikan kesinambungan perawatan yang
dapat memberikan kualitas yang lebih tinggi dalam penurunan rasa sakit dan kecemasan
dengan penggunaan sebuah permainan.
4.2 Implikasi Keperawatan
Luka bakar pada anak-anak dan perawatannya bisa sangat menyakitkan dan memicu
kecemasan pada anak-anak maupun orang tua/pengasuhnya. Konsekuensi dari rasa sakit dan
kecemasan yang tidak terkontrol pada anak-anak dapat menyebabkan konsekuensi yang
berdampak seumur hidup pada mereka dan keluarga. Manajemen awal luka bakar biasanya
melibatkan pembersihan luka, debridemen blister, dan penerapan dressing antibakteri yang
dapat menimbulkan nyeri prosedural akut. Selain penggunaan analgesik pada sebelum dan
selama perawatan luka, juga diperlukan tambahan teknik non-farmakologis untuk mengatasi
nyeri dan kecemasan tersebut. Salah satu teknik non farmakologi dalam mengatasi nyeri dan
kecemasan anak dengan luka bakar yaitu dengan menerapkan Child Life Therapy (CLT).
Child Life Therapy (CLT) pada anak dengan luka bakar telah terbukti mengurangi rasa sakit
dan kecemasan yang dialami oleh anak-anak luka bakar selama prosedur perawatan luka
bakar.
Bentuk CLT dapat berupa terapi musik, permainan gelembung, permainan medis (medical
play), perangkat elektronik, dan realitas virtual. Dalam hal ini perawat dapat berperan sebagai
seorang Child Life Therapist (CLTP), selain memandu anak bermain, juga sebagai penyedia
dukungan psikologis pra-prosedural, pendidikan untuk orang tua dan anak. Kehadiran
perawat sebagai CLTP selama penggantian luka bakar dapat membuat anak-anak merasa jauh
lebih terkendali, secara teoritis dapat mengurangi stres dengan pelepasan hormon stres, serta
dapat mengurangi rasa sakit dan pengalaman kecemasan mereka.

4.3 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal


Kelebihan dari jurnal ini yaitu, metode ini dapat mendukung dalam praktek keperawatan
untuk pasien anak-anak dengan luka bakar di ruang Burn Unit. Teknik jurnal ini dapat
diaplikasikan dengan mudah, dan jurnal ini dapat menjadi salah satu referensi untuk
memberikan manfaat CLT untuk menurunkan tingkat nyeri dan tingkat kecemasan pasien.
Instrumen dalam jurnal ini dapat memfasilitasi promosi keperawatan, kualitas layanan
keperawatan, otonomi profesional dan yang berkontribusi pada kepercayaan diri perawat
yang merawat pasien. Sedangkan kekurangan dari jurnal ini yaitu belum dijelaskan
bagaimana teknik secara spesifik terkait CLT yang diintervensi pada sampel yang sudah
ditentukan pada jurnal, sehingga hanya dijabarkan secara umum. Jurnal ini juga belum
menjelaskan penggunaan anastesi pada saat perawatan penggantian balutan pada luka bakar.

Anda mungkin juga menyukai