Menurut Undang-Undang Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan secara konvensional didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk masa mendatang yang lebih baik dengan memperhatikan keadaan sekarang maupun sebelumnya. Perencanaan (planning) adalah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi yaitu menentukan strategi untuk pencapaian tujuan tersebut secara menyeluruh serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkordinasi seluruh pekerjaan organisasi, hingga tercapainya tujuan organisasi (Robin dan Coulter,2002)
2. Pendekatan Perencanaan Publik
Wrihatnolo dan Nugroho (2006, h. 157-161) dalam Nirmalasari Haya, mendefenisikan pendekatan-pendekatan dalam perencanaan publik : a. Perencanaan teknokratik Perencanaan teknokratik dianalogikan sebagai proses perumusan perencanaan yang melibatkan pandangan pengamat profesional, dimana hasil pemikirannya akan dijadikan sebagai kesimpulan yang memuat tentang kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam menyusun perencanaan. Oleh karena itu, model perencanaan ini kemudian ditafsirkan sebagai perencanaan yang mengandung perspektif akademis pembangunan. b. Perencanaan partisipatif Perencanaan partisipatif merupakan model perencanaan yang menghendaki keterlibatan semua stakeholders. Dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, perencanaan partisipatif diwujudkan melalui musyawarah yang melibatkan semua stakeholders dari seluruh aparat penyelenggara negara mulai dari eksekutif, legislatif hingga yudikatif, serta masyarakat, kaum rohaniwan, pemilik usaha, kelompok professional, organisasi-organisasi non- pemerintah, dan sebagainya. c. Proses top-down dan bottom up Proses top-down dan bottom up, merupakan proses perencanaan yang antara lain bertujuan untuk menyelaraskan program-program agar dapat menjamin adanya sinergisitas dari semua kegiatan pemerintah dan masyarakat. Proses topdown dan bottom-up ini sesungguhnya lebih mencerminkan proses dalam pemerintahan, yaitu dari lembaga/departemen dan daerah ke pemerintah pusat.
3. Siklus Perencanaan Publik
Menurut Akhmad F. (2014), aiklus perencanaan mengikutsertakan semua aspek perencanaan kedalam satu proses yang terpadu. Siklus perencanaan ini akan mengawal perjalanan. rencana tersebut dengan matang, terfokus dengan baik, ulet, hemat biaya, dan praktis. Selain itu, pelajaran dari kesalahan yang pernah dibuat serta memberikan umpan balik dalam perencanaan dan pengambilan keputusan juga tercakup dalam proses perencanaan publik. Tahapan pra-pelaksanaan perencanaan publik terdiri dari berikut ini : 1. Evaluasi hasil pelaksanaan tahun lalu dan penetapan prosedur perencanaan Evaluasi ini menggambarkan tentang pelaksanaan aktivitas dapat ditentukan mana yang telah berjalan dengan baik atau yang kurang optimal, sehingga perencanaan bisa menyusun strategi perencanaan baru yang bisa meningkatkan kualitas pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan yang kurang optimal serta mempertahankan pelaksanaan kegiatan yang sudah berjalan dengan baik.
2. Organisasi pendukung perencanaan
Strategi perencanaan dari hasil evaluasi tahun lalu dan prosedur perencanaan akan dapat dilaksanakan oleh organisasi pendukung perencanaan. Melalui organisasi ini langkah-langkah pelaksanaan perencanaan akan dilakukan.
3. Penetapan asumsi perencanaan
Setelah dilakukan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan tahun lalu, hasil dari evaluasi tersebut akan digunakan sebagai dasar dalam membuat asumsi perencanaan untuk tahun berjalan. 4. Kriteria evaluasi hasil perencanaan Agar perencanaan dapat dijalankan sesuai dengan prosedur pelaksanaan dan hasil yang telah ditetapkan, perlu disepakati terlebih dahulu berbagai kriteria evaluasi hasil perencanaan. Kriteria inilah yang dapat menilai apakah hasil perencanaan dikatakan berhasil atau tidak.
5. Penyusunan indikator program
Pelaksanaan perenacaan juga membutukan indicator program. Indikator program ini akan mengkerangkai bagaimana input, benefit, outcome, output dan impact suatu program harus dijalankan. Dengan demikian, pelaksanaan program akan dapat dikendalikan semaksimal mungkin.
Sedangkan tahapan pelaksanaan dari siklus perencanaan publik terdiri dari
berikut ini : 6. Penyusunan kertas kerja perencanaan strategi dan program Tahapan pelaksanaan perencanaan publik dimulai dengan pembuatan kertas kerja perencanaan strategi dan program. Kertas kerja ini dibuat sebagai konsep awal atau usulan-usulan yang terkait dengan strategi dan program yang hendak dilakukan.
7. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan
Tahapan berikutnya setelah pembuatan kertas kerja perencanaan strategi dan program tahun berjalan adalah pembicaraan atau permusyawarahan perencanaan bertahap. Hal ini dilakukan untuk menjaring berbagai aspirasi masyarakat, atau memberikan wadah bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam menentukan program dalam kebutuhan riilnya.
8. Penentuan usulan perencanaan strategik
Dari kertas kerja perencanaan strategi dan program yang telah dibuat dan dimusyawarahkan, pada akhir musyawarah akan dihasilkan usulan-usulan perencanaan strategik berdasarkan keputusan bersama. 9. Penentuan draft skala prioritas dan plafon anggaran Tidak semua kebutuhan dan aspek perencanaan dimasukkan dalam draft dokumen perencanaan. Karena keterbatasan sumber daya yang ada, skala prioritas dan anggaran perlu disusun dalam draft dokumen perencanaan. Skala prioritas dan plafon anggaran disusun dalam rangka mengakomodir kepentingan dari yang paling mendesak dan segera membutuhkan tindakan hingga kepentingan yang paling ringan.
10. Penentuan usulan rencana program kerja
Draft dokumen perencanaan yang disertai dengan skala prioritas dan plaform anggaran akan dibahas oleh legislatif dan eksekutif untuk mencapai kesepakatan bersama tentang struktur draft usulan rencana program kerja yang tepat dan sesuai dengan kondisi organisasi beserta lingkungannya.
11. Penyelesaian draft dokumen perencanaan
Usulan rencana program kerja yang telah ditentukan kemudian dinyatakan ke dalam draft dokumen perencanaan, sebelum pembahasan akhir dilakukan.
12. Pembahasan draft dokumen perencanaan
Draft dokumen perencanaan yang telah dihasilkan kemudian dibahas dalam rapat paripurna untuk menghasilkan kesepakatan akhir dokumen perencanaan.
13. Penetapan dokumen perencanaan
Melalui proses pembahasan dan kesepakatan bersama, draft dokumen perencanaan tersebut ditetapkan dan disahkan menjadi dokumen perencanaan yang berperan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan yang sudah direncanakan. 4. Unsur-unsur Perencanaan Menurut Ibnu Syamsi (1994), untuk pembuatan suatu rencana tertentu yang cukup lengkap, kiranya unsur-unsur dibawah ini perlu dipenuhi. Rumusannya terkenal dengan istilah 5W+1H, yaitu : 1. What (apa), apa yang dilakukan sehingga perlu direncanakan, 2. Why (mengapa), apa alasannya hal itu perlu dilakukan atau perlu diprioritaskan pelaksanannya, 3. Who and who, siapa (obyek) dan siapa (subyek) pelaksanaannya, 4. Where (dimana), tempat untuk pembinaan, penyuluhan dan bimbingan usaha tani tersebut, 5. When (kapan), pelaksanaannya yang tepat. Ini menentukan timing yang tepat untuk pelaksanaan, 6. How (bagaimana), ini menyangkut teknis pelaksanaan kerja operasionalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fakhruddin, A. (Surabaya). Mekanisme Pengelolaan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan Divisi Regional VII Provinsi Jawa Timur. 2014: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Haya, N., Wijaya, A. F., & Hanafi, I. (n.d.). Perencanaan Pelayanan Publik : Studi Penanganan Pengaduan Masyarakat tentang Pelayanan Publik. Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta. Syamsi, I. (1994). Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen. Jakarta: PT. Rineka Cipta.