Anda di halaman 1dari 4

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita semua,

Yth. Dewan juri,


Yang saya hormati panitia penyelenggara,
Yang saya hormati Bapak/Ibu guru pendamping, serta
Rekan-rekan seperjuangan peserta lomba pidato ilmiah dan hadirin yang saya cintai dan
banggakan.

Mengawali pidato saya pada pagi hari yang cerah dan indah serta penuh dengan
keceriaan, marilah kita selaku hamba Tuhan yang beriman dan bertakwa memanjatkan puja
dan puji syukur kehadirat-Nya, karena atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya jualah
sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan yang mulia ini.
Pada kesempatan yang berbahagia ini saya ucapkan terima kasih kepada penyelenggara
atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menyampaikan sebuah pidato yang
berjudul “HIV / AIDS diketahui untuk dijauhi”.

Hadirin yang berbahagia,


Sebelum kita berbicara lebih jauh tentang HIV/AIDS, kita perlu mengetahui bahwa
AIDS (Acquired Immune Deficiency Sindrom) adalah sekumpulan gejala penyakit yang
didapat dari orang lain akibat menurunnya kekebalan tubuh. AIDS bukan penyakit keturunan
atau kutukan. AIDS adalah penyakit yang disebabkan virus HIV (Human Immunodeficiency
Virus) yakni virus yang menyerang sel limfosit/sel darah putih tipe T4 yang berfungsi
memproduksi zat antibodi sehingga dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh manusia
menurun.
Virus ini ditularkan melalui kontak langsung cairan tubuh berupa darah, cairan sperma dan
cairan vagina dengan cairan manusia lain yang tercemar melalui suatu luka. HIV tidak
terdapat/hanya dalam jumlah kecil pada urin, liur/muntahan, feses, keringat, air mata. (dr. Budi
Enoch).

Hadirin yang berbahagia,


Seiring perkembangan zaman di era globalisasi dan perkembangan iptek kebebasan pun
merajalela, segala macam informasi dapat kita ketahui dengan cepat dan akurat serta dalam
waktu yang relatif singkat. Tantangan zaman yang ekstrim penuh dengan liku-liku dan
gelombang dalam mengarungi samudera/bahtera kehidupan. Namun semua ini belum
sepenuhnya dibarengi dengan kesiapan infrastruktur yang meliputi kesiapan mental, sosial,
pengetahuan dan daya nalar yang cukup sehingga kita tidak dapat memfiltrasi pengaruh
informasi, mode/trend yang masuk. Harus kita waspadai bahwa budaya asing yang masuk
harus diseleksi dan budaya yang kita serap harus sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Taktik barat untuk menghancurkan kita adalah dengan serangan 3 F,
yakni Fashion/busana. Sekarang pakaian para wanita remaja khususnya semakin hari serasa
kekurangan material kain, mereka anggap mode/trend. Fun/hiburan/entertainment, menghibur
diri dengan tindakan negatif seperti penyimpangan perilaku seksual, narkoba, dan musik yang
merangsang dan menggairahkan sahwat. Food/makanan, anak muda kita diberikan makanan /
minuman yang dapat merusak tubuh seperti minuman keras. Penyakit masyarakat yang dapat
menjadi kunci/pintu masuk HIV/AIDS adalah 5 M, yaitu Madat/narkoba/napza, Madon/main
perempuan, Main/berjudi, Minum/bermabuk-mabukan, dan Maling/mencuri sebagai salah satu
tindak kriminalitas yang dilakukan. Kita khawatir generasi muda harapan yang merupakan
tunas bangsa penerus estapet perjuangan bangsa hancur terjerat HIV/AIDS. Kita maklumi
bersama bahwa generasi muda merupakan generasi yang masih labil dan sedang mencari jati
dirinya. Proses pembentukan jati diri untuk mewujudkan eksistensinya yang menyimpang
menjadikan generasi muda tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Jika ini terjadi maka
roda kepemimpinan bangsa akan mengalami “loss generation” dalam dimensi mental, sosial,
dan kepribadian.

Hadirin yang berbahagia,


HIV/AIDS dapat ditularkan melalui beberapa cara :
1. Berhubungan seksual dengan orang yang terinfeksi HIV;
2. Tranfusi darah yang telah tercemar HIV;
3. Menusuk/menggores tubuh dengan alat yang tercemar HIV seperti jarum suntik, alat
tindik, dan tato;
4. Dari ibu ke janin melalui ari-ari/plasenta selama kehamilan, melalui perlukaan/pendarahan
selama proses persalinan, dan melalui ASI selama proses menyusui.
HIV/AIDS tidak ditularkan melalui :
1. Kontak fisik yang meliputi sentuhan kulit/jabat tangan, ciuman,pelukan;
2. Memakai barang sehari-hari secara bergantian, menggunakan alat makan/minum bersama,
alat mandi dan alat tidur bersama, memakai WC/kamar mandi bersama, serta berenang
bersama;
3. Gigitan nyamuk/serangga;
4. Tinggal serumah dengan ODHA.

Hadirin yang berbahagia,


Yang perlu menjadi perhatian kita bersama serta menyikapi sebuah pertanyaan, “apakah
kita harus menjauhi/mengasingkan atau bahkan mengucilkan orang yang menderita
HIV/AIDS”. Mereka hanya korban, lagipula virus ini tidak mudah untuk menular jika tidak ada
kontak langsung dengan cairan si penderita melalui luka dan virus HIV mudah mati di alam
bebas. Inilah salah satunya yang harus kita ketahui bahwa sesungguhnya HIV/AIDS bukan
penyakit keturunan/kutukan/penyakit moral. Siapa saja bisa tertular HIV baik tua, muda,
remaja bahkan pemuka agama sekalipun.
Contohnya seorang biksu di Thailan tertular HIV/AIDS, coba kita bayangkan seorang
pemimpin umat yang tidak pernah melakukan hubungan seks bebas, narkoba, bisa tertular. Hal
ini mungkin saja terjadi diluar kesadaran dan tanpa kita sengaja. Misalnya kita menolong
korban kecelakaan dijalan raya yang ternyata mengidap HIV (+), kebetulan ditubuh kita
terdapat luka maka terjadilah kontak darah dengan si penderita, otomatis kita yang menolong
korban kecelakaan dengan niat yang suci tertular penyakit maut yang mematikan. Oleh karena
itu, kita harus merubah paradigma / cara pandang masyarakat yang melakukan tindak
diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS, hal ini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat
awam namun tidak sedikit kalangan medis yang seharusnya merawat pasien HIV/AIDS.

Hadirin yang berbahagia,


Kelompok beresiko tinggi / rawan tertular HIV adalah pengguna narkoba, WTS dan
pelanggannya, Homoseksual, Lesbian, Biseksual, Gigolo, dsb. (Sumber : Klinik Mawar
RSUD dr. Abdul Azis dan Dinas Kesehatan Kota Singkawang).
1. Faktor pendukung yang menyebabkan tertularnya HIV/AIDS :
2. Diri sendiri, tidak bisa menjaga diri, mudah terpengaruh, pemanfaatan waktu luang yang
menyimpang;
3. Latar belakang keluarga, orang tua sibuk, kurangnya perhatian dan kasih sayang orang
tua, menyediakan waktu untuk mendengarkan keluh kesah anaknya, terjadi broken
home/kesenjangan rumah tangga;
4. Lingkungan, pengaruh teman sepermainan dan pergaulan;
5. Faktor pendidikan / pengetahuan / penyuluhan / penerangan, pendidikan moral dan agama
yang masih kurang.
Pintu masuk HIV/AIDS adalah projumina : prostitusi, judi, minuman keras dan
narkoba/napzal. Pintu masuk narkoba adalah rokok. Rokok membuka lebar jurang
penderitaan, matikan api rokok Anda sebelum rokok membakar dan mematikan anda.
Usaha preventif yang dapat dilakukan adalah dengan rumus ABCDE :
A = Abstinance (amannya tidak berhubungan seks/berhubungan seks yang aman dan dengan
pasangan yang sah)
B = Be Faithful (Bagusnya saling setia, hanya berhubungan dengan satu pasangan yang sah).
C = Condom (gunakan kondom terutama bagi yang mempunyai banyak pasangan)
D = Drug (tidak nge-drug/memakai narkoba/napzal khususnya yang disuntikkan).
E = Education ( langkah pencegahan yang terutama adalah pendidikan kesehatan reproduksi
sedini mungkin kepada semua orang agar dapat menghindarkan diri dari perilaku beresiko.
Penyuluhan/penerangan AIDS sejak dini, memberikan pendidikan moral, agama serta mental
spiritual, membangkitkan peran orang tua untuk menciptakan suasana sehat harmonis,
perhatian dan kasih sayang, hindari broken home, mencontohkan hal yang baik).
Sampai saat ini AIDS belum ada obatnya. Solusi terbaik dan paling jitu
adalah preventif, yaitu dengan menjauhinya. Jadi, mencegah adalah cara terbaik untuk
menghindari HIV/AIDS. Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Menurut dr.Michael
Merson Direktur Eksekutif Program Global AIDS WHO, satu-satunya agar remaja tidak
terinfeksi HIV dan menjadi motor penggerak epidemi AIDS adalah pendidikan seks dan
penyuluhan AIDS sedini mungkin pada remaja, baik laki-laki/perempuan. Informasi sangat
mereka butuhkan. HIV/AIDS diketahui untuk dihindari.

Hadirin yang berbahagia,


Trik lain agar tidak terjerumus HIV/AIDS :
1. Dapatkan informasi tentang bahaya HIV/AIDS;
2. Persiapkan diri untuk menolak HIV/AIDS dan berani berkata tidak jika dipengaruhi;
3. Memiliki cita-cita hidup;
4. Lakukan kegiatan positif dan berdoa/mendekatkan diri kepada Allah swt.

Harapan kita bersama diperlukan :


1. Peningkatan peran serta masyarakat, ortu, guru, tokoh agama, pemerintah dll, bersama-
sama mencegah dan menanggulangi masalah HIV/AIDS sehingga penderita menjadi
berkurang minimal tidak bertambah jumlahnya;
2. Peningkatan kepedulian kaum intelektual untuk menginformasikan bahaya dan upaya
penanggulangan HIV/AIDS. (Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Kalbar).

Data 2001 dari WHO dan UNAIDS tentang penduduk dunia menunjukkan :
1. Terinfeksi 40 juta orang, 17,6 juta di antaranya wanita, 2,8 juta anak dibawah 15 tahun,
2. Terdapat gejala-gejala 12 – 18 juta,
3. Meninggal 3 juta,
4. Tertular perharinya 5.000 jiwa.

Dalam 20 tahun terakhir lebih dari 60 juta terinfeksi, 20 juta meninggal. Bagian / belahan
dunia yang paling menderita adalah Afrika subSahara dengan 70% kasus HIV/AIDS
terjadi. Sumber : (Yuli Eti, Nunung.2004. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Klaten :
PT.Macanan Jaya Cemerlang. & Isdriani K, Puji.2004. Kompetensi Bahasa dan Sastra
Indonesia. Jakarta : Literatur Media Sukses; halaman 30 / AIDS dan penanggulangannya
Pusdiknakes Depkes RI, Food Foundation dan studio Driya Medya, 1997. Liflet-liflet,
wawancara, media cetak/massa koran/surat kabar, ptk post senin, 17 April 2006 hal 27,
elektronik serta seminar).
Kesimpulan :
1. Untuk menghindari HIV/AIDS cari/dapatkan informasi tentang bahaya dan upaya
penangulangan HIV/AIDS;
2. Prefentif/pencegahan merupakan cara terbaik;
3. Menghilangkan stigma/cara pandang masyarakat yang melakukan diskriminasi terhadap
korban HIV/AIDS;
4. Mari bersama-sama bahu-membahu memerangi HIV/AIDS;
5. Diharapkan para remaja harapan bangsa sehat jasmani rohani, fisik material mental
spiritual, untuk meneruskan perjuangan bangsa.
6. Manfaatkan waktu luang seefektif dan seefisien dengan kegiatan yang positif dan
bermanfaat serta hindari sekecil apapun hal yang dapat menjerumuskan kita ke dalam
lembah/jurang kenistaan dan kehinaan. Jauhi ‘pil/telur setan’. Keluarkan generasi muda
dari lingkarang merah berdarah menuju kehidupan yang hijau berbunga.

Dewan juri, panitia pelaksana, bapak/ibu guru, serta rekan-rekan, yang saya hormati,
Mengakhiri pidato ini, perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada
penyelenggara yang telah memberikan dukungan, semangat serta motivasi kepada kami untuk
lebih memahami tentang gejala yang menimbulkan akibat buruk yang ditimbulkan oleh
pengaruh-pengaruh yang menjerumuskan para generasi kelembah nista, sehingga secara
preventif hal ini diharapkan dapat diatasi.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Mudah-mudahan apa yang telah saya sampaikan
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi diri saya sendiri yang masih banyak kekurangan,
kekeliruan, serta kedhoifan/kealpaan dalam memahami tentang hal yang satu ini. Terima kasih
atas perhatian, mohon maaf atas kesalahan. Tiada gading yang tak retak, tiada langit yang tak
berawan, tiada laut yang tak berombak, yang benar datangnya dari Allah dan itulah kelebihan
saya, yang salah dari kelalaian saya sendiri selaku manusia yang tak luput dari salah dan khilaf.
Wallahul Muwaffiq Illa Aqwamith Thoriq, summassalaamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh. Selamat Siang.

http://hadikurniawanapt.blogspot.co.id/2013/05/pidato-ilmiah-hivaids.html diakses pada


tanggal 30 Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai