PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam menganjurkan ummatnya agar selalu ingat akan mati, Islam juga
menganjurkan ummatnya untuk mengunjungi orang yang sedang sakit menghibur
dan mendo’akannya. Apabila seseorang telah meninggal dunia, hendaklah seorang
dari mahramnya yang paling dekat dan sama jenis kelaminnya melakukan kewajiban
yang mesti dilakukan terhadap jenazah, yaitu memandikan, mengkafani,
menyembahyangkan dan menguburkannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sikap seorang mukmin jika ada muslim lain yang baru saja meninggal
dunia?
2. Bagaimana cara memandikan jenazah ?
3. Apa saja yang disiapkan dalam pengafanan jenazah dan bagaimana cara
mengafani jenazah ?
4. Bagaimana cara menshalati jenazah ?
5. Bagaimana cara memakamkan jenazah ?
1
C. Tujuan
1. Menjelaskan sikap seorang mukmin jika ada muslim lain yang baru saja
meninggal dunia.
2. Mengetahui cara-cara pemandian jenazah.
3. Mengetahui alat-alat dan bahan dalam pengafanan jenazah dan cara mengafani
jenazah.
4. Mengetahui cara-cara menshalati jenazah.
5. Mengetahui cara memakamkan jenazah.
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Islam telah mengingatkan kita semua bahwa setiap insan yang bernyawa pasti
mengalami kematian. Allah SWT telah berfirman :
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah
diberikan dengan sempurna balasanmu............(Q.S. Ali ‘Imran/3 : 185)
Jika ada kerabat yang meninggal,keluarga yang meninggal hendaknya ikhlas dan rela
melepaskan kepergiannya. Semua yang di dunia ini hanyalah milik Allah SWT dan
akan kembali kepada-Nya.
A. Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal
Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal adalah:
3
a. menutup(memejamkan) matanya,
ع ْن َ اء ِ َّع ْن خَا ِل ٍد ْال َحذ ُّ ع ْم ٍرو َحدَّثَنَا أَبُو ِإ ْس َحاقَ ْالفَزَ ِار
َ ى َ ب َحدَّثَنَا ُم َعا ِويَةُ ب ُْن ٍ َحدَّثَنِى ُز َهي ُْر ب ُْن َح ْر
علَى أَبِى َ -صلى هللا عليه وسلم- َِّللا َّ سو ُل ُ ت دَ َخ َل َر ْ َسلَ َمةَ قَالَ ع ْن أ ُ ِم ٍ صةَ ب ِْن ذُ َؤ ْي
َ ب َ ع ْن قَبِي َ َأَبِى قِالَبَة
َاس ِم ْن أ َ ْه ِل ِه
ٌ ض َّج ن َ َ ف.» ص ُر َ ض ت َ ِبعَهُ ْال َب
َ الرو َح ِإذَا قُ ِبُّ ضهُ ث ُ َّم قَا َل « إِ َّن َ ص ُرهُ فَأ َ ْغ َم َ سلَ َمةَ َوقَ ْد ش ََّق َب
َ
َّ ُ ُ ُ
ث َّم قَا َل « الل ُه َّم.» َعلى َما تَقولون َ َ ْ َّ ُ ُ َ
َ َعلى أ ْنف ِسك ْم إِال بِ َخي ٍْر فَإ ِ َّن ال َمالَئِ َكة ي َُؤ ِمنُون َ َ عوا ُ فَقَا َل « الَ ت َ ْد
ب َّ ع ِقبِ ِه فِى ا ْلغَابِ ِرينَ َوا ْغ ِف ْر لَنَا َولَهُ يَا َرَ اخلُ ْفهُ فِى ْ ارفَ ْع د ََر َجتَهُ فِى ا ْل َم ْهدِيِينَ َو ْ سلَ َمةَ َوَ ا ْغ ِف ْر ألَبِى
.» َونَ ِو ْر لَهُ فِي ِه.ِسحْ لَهُ فِى قَب ِْره َ ا ْلعَالَ ِمينَ َو ْاف
: معانى بعض الكلمات الباقى: الغابر
Dari Ummu Salamah dia berkata : Rasulullah saw masuk ketempat Abu Salamah
(yang wafat) dan matanya terbuka, maka ditutupkannya, kemudian nabi berkata :
Sesungguhya ruh itu apabila dicabut, akan diikuti oleh mata. Maka manusia dari
keluarganya rebut. Lalu nabi saw berkata : Janganlah kamu do’akan atas diri
(keluargamu) kecuali yang baik, karena malaikat akan meng aminkan apa yang kamu
ucapkan. Kemudian nabi saw berdo’a : Ya Allah, ampunilah Abu Salamah (……isi
dgn nama yg dikunjungi ) , tinggikanlah derajatnya termasuk pada orang-orang
yang dapat petunjuk, dan gantilah sesudahnya pada orang-orang yang
ditinggalkan dan ampunilah kami dan untuknya yang Tuhan seru sekalian alam,
lapangkanlah kuburnya dan terangilah kuburnya.
(HR Muslim, Ahmad,َ Abuَ Daud,َ Nasai,َ Ibnuَ Hibban,َ Baihaqi,َ Abuَ Ya’la,َ
Thabrani)
“Dari Abu Hurairah,Rasulullah saw. bersabda: “Diri orang mukmin itu tergantung
(tidak sampai ke hadirat Allah) karena utangnya,hingga utang itu dibayar.”(H.R. at-
Tirmidzi)
4
g. tidak melukainya,sebagaimana tidak melukai badan orang yang masih hidup,
h. tidak mencelanya.
B. Memandikan Jenazah
Semua jenazah muslim yang wajib dimandikan kecuali muslim yang mati syahid,
yakni yang terbunuh dalam peperangan melawan kaum kafir.
Dalil wajibnya memandikan jenazah ialah hadits Nabi SAW yang berkenaan dengan
sahabat yang meninggal karena jatuh dari ontanya:
”Dari Ibnu Abbas Ia berkata: Tatkala seorang laki-laki jatuh dari kendaraannya lalu
ia meninggal, sabda Beliau: “Mandikanlah dia dengan air serta daun bidara” (atau
dengan sesuatu yang menghilangkan daki seperti sabun).” (H.R Bukhari dan
Muslim).
Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas musilmin lain yang masih
hidup. Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya, maka kewajiban
itu sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena perintah memandikan
mayat itu adalah kepada umumnya kaum muslimin
Sedangkan muslim yang mati syahid tidaklah dimandikan walau ia dalam keadaan
junub sekalipun, melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang baik untuk kain
kafan, ditambah jika kurang atau dikurangi jika berlebih dari tuntunan sunnah, lalu
dimakamkan dengan darahnya tanpa dibasuh sedikitpun juga.
“Janganlah kamu mandikan mereka, karena setiap luka atau setiap tetes darah akan
semerbak dengan bau yang wangi pada hari kiamat”.
Dan beliau menyuruh agar para syuhada dari perang Uhud dikubukan dengan darah
mereka tanpa dimandikan dan disembahyangkan.
5
3. Mayat itu bukan mati syahid.
Laki-laki:
ﺖﷲﺘﻌﺎﻟﻰﻨﻮﻴﺖﺍﻟﻮﻀﻮﺀﻟﻬﺬﺍﻟﻣﻳ
Wanita :
ﻨﻮﻴﺖﺍﻟﻮﻀﻮﺀﻟﻬﺬﻩﺍﻟﻣﻳﺗﺔﷲﺘﻌﺎﻟﻰ
9. Siram dengan air yang dicampur kapur barus,daun bidara,atau daun lain yang
berbau harum.
Jikalau mayat itu laki-laki, yang memandikannya laki-laki pula. Perempuan tidak
boleh memandikan mayat laki-laki, kecuali istri dan mahramnya. Sebaliknya juga jika
mayat itu adalah perempuan. Jika suami dan mahram sama-sama ada, maka istri lebih
berhak memandikan suaminya.
Bila seorang perempuan meninggal dan di tempat itu tidak ada perempuan, suami
atau mahramnya, maka mayat itu hendaklah “ditayammumkan” saja, tidak boleh
dimandikan oleh laki-laki yang lain. Kecuali kalau mayat itu adalah anak-anak, maka
laki-laki boleh memandikanya Begitu juga kalau yang meninggal adalah seorang laki-
laki.
Jika ada beberapa orang ayng berhak memandikan, maka yang lebih berhak ialah
6
keluarga yang terdekat dengan si mayyit, dengan syarat ia mengetahui kewajiban
mandi serta dapat dipercaya. Kalau tidak, berpindahlah hak itu kepadakeluarga jauh
yang berpengetahuan serta amanah (dipecaya).
”Dari ‘Aisyah Rasul bersabda: “Barang siapa memandikan mayat dan dijaganya
kepercayaan, tidak dibukakannya kepada orang lain apa-apa yang dilihat pada
mayat itu, maka bersihlah ia dari segala dosanya, seperti keadaannya sewaktu
dilahirkan oleh ibunya”. Kata Beliau lagi: “Yang memimpinnya hendaklah keluarga
yang terdekat kepada mayat jika ia pandai memandikan mayat. Jika ia tidak pandai,
maka siapa saja yang dipandang berhak karena wara’nya atau karena amanahnya.”
(H.R Ahmad)
7
rangkaian ini, berarti telah selesai satu kali mandi, namun masih disunnahkan
melakukannya sampai tiga kali. Nabi Muhammad bersabda kepada para wanita yang
memandikan putrinya Ummi Kulsum:
“Kamu mandikanlah ia tiga kali, lima kali atau lebih jika kamu pandang hal itu
perlu, dengan air dan sidr; dan taruhlah kapur atau sedikit kapur pada yang
terakhir. Mulailah dengan bagian sebelah kanan dan tempat-tempat wudhu’nya”.
(H.R Bukhari)
Apabila ternyata setelah selesai dimandikan masih ada najis yang keluar, maka najis
itu wajib dibersihkan.
a) Dewasa Laki-laki
ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺖﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ
b) Dewasa Perempuan
ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺘﺔﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ
c) Anak Laki-laki
ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺖﺍﻟﻄﻞﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ
d) Anak Perempuan
ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺘﺔﺍﻟﻄﻔﻠﺔﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ
C. Mengkafani Jenazah
Setelah dimandikan,kewajiban yang harus kita lakukan adalah mengafani. Hal-
hal yang harus diperhatikan dalam mengafani jenazah yaitu sebagai berikut.
1. Kain kafan harus dalam keadaan baik,tetapi tidak boleh berlebihan. Tidak dari
jenis yang mewah dan mahal harganya.
“Janganlah kamu berlebih-lebihan (memilih kain yang mahal) untuk kafan
karena sesungguhnya kafan itu akan hancur dengan segera.”(H.R.Abu Dawud)
8
2. Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi.
3. Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan dengan
lima lapis.
“Dari Aisyah,Rasulullah saw. dikafani dengan tiga lapis kain putih bersih yang
terbuat dari kapas,tanpa baju dan tanpa serban di dalamnya.(H.R.al-Bukhari)
ﺍﻠﻠﻬﻡﺍﺠﻌﻝﻠﺑﺎﺴﻪﻋﻦﺍﻠﻛﺮﻴﻡﻮﺍﺩﺨﻟﻪﻴﺎﺍﷲﺘﻌﺎﻠﻰﺒﺭﺤﻣﺗﻚﺍﻠﺟﻧﺔﻴﺎﺍﺭﺤﻢﺍﻠﺭﺤﻣﻳﻦ
D. Menyhalati Jenazah
9
3. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain,yaitu harus : suci dari
hadas dan najis,suci badan tempat dan pakaian,menutup auratnya,dan
menghadap kiblat.
b. Rukun dan cara mengerjakan shalat jenazah
Shalat jenazah tidak dengan ruku’ dan sujud,tidak dengan adzan dan iqamat. Caranya
sebagai berikut.
-Laki-laki Dewasa
ﺃﺼﻟﻰﻋﻟﻰﻫﺬﺍﻟﻣﻳﺕﺍﺮﺒﻊﺘﻛﺒﻳﺮﺍﺕﻔﺮﺽﺍﻛﻓﺎﻳﺕﷲﺘﻌﺎﻟﻰ
-Wanita Dewasa
ﺃﺼﻟﻰﻋﻟﻰﻫﺬﻩﺍﻟﻣﻳﺗﺔﺍﺮﺒﻊﺘﻛﺒﻳﺮﺍﺕﻔﺮﺽﺍﻛﻓﺎﻳﺕﷲﺘﻌﺎﻟﻰ
-Anak Laki-laki
ﺃﺼﻟﻰﻋﻟﻰﻫﺬﺍﻟﻣﻳﺕﺍﻟﻁﻓﻞﺍﺮﺒﻊﺘﻛﺒﻳﺮﺍﺕﻔﺮﺽﺍﻛﻓﺎﻳﺕﷲﺘﻌﺎﻟﻰ
-Anak Perempuan
ﺃﺼﻟﻰﻋﻟﻰﻫﺬﻩﺍﻟﻁﻟﺔﺍﺮﺒﻊﺘﻛﺒﻳﺮﺍﺕﻔﺮﺽﺍﻛﻓﺎﻳﺕﷲﺘﻌﺎﻟﻰ
-Mayit Gaib
ﺃﺼﻟﻰﻋﻟﻰﺍﻟﻤﻴﺖﺖﺍﻟﻐﺎﺋﺐﺍﺮﺒﻊﺘﻛﺒﻳﺮﺍﺕﻔﺮﺽﺍﻛﻓﺎﻳﺕﷲﺘﻌﺎﻟﻰ
a. Takbir Pertama
Sesudah takbir pertama dengan membaca اَهللُ ا َ ْكبَر maka dibaca al Fatihah dan
shalawat.
10
b. Takbir Kedua
maka dibaca do’a :اَهللُ ا َ ْكبَر Sesudah takbir kedua dengan membaca
ْف َع ْنهَُ ،وأ َ ْك ِر ْم نُ ُز َلهَُ ،و َو ِس ْع ُم ْد َخلَهَُ ،وا ْغس ِْلهُ عا ِف ِه ،واع ُ ار َح ْمهَُ ،و َ"اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر َلهَُ ،و ْ
ض ِمنَ الدَّن َِسَ ،وأ َ ْبد ِْلهُ ب األ َ ْب َي ُ اء َوالث َّ ْلجِ َو ْالبَ َردَِ ،ون َِق ِه ِمنَ ْال َخ َ
طايَا َك َما يُنَقَّى الث َّ ْو ُ بِ ْال َم ِ
ارا َخي ًْرا ِم ْن دَ ِارهَِ ،وأَ ْهال َخ ْي ًرا ِم ْن أ َ ْه ِل ِهَ ،وزَ ْو ًجا َخي ًْرا ِم ْن زَ ْو ِج ِهَ ،وأَد ِْخ ْلهُ ْال َجنَّةَ، دَ ً
ب النَّ ِ
ار ب ْالقَب ِْرَ ،و ِم ْن َ
عذَا ِ عذَا ِ َوأ َ ِع ْذهُ ِم ْن َ
c. Takbir Ketiga
maka dibaca do’a :اَهللُ ا َ ْكبَر Sesudah takbir ketiga dengan membaca
اَهللُ ا َ ْكبَر Sesudah takbir keempat dengan membaca maka dibaca do’a :
ضلَّنَا َب ْعدَهُ
اللَّ ُه َّم الَ تَ ْح ِر ْمنَا أ َ ْج َرهُ َوالَ ت ُ ِ
Mengucapkan salam (seperti salam shalat biasa) dengan membaca :
Catatan : Do’a untuk jenazah anak – anak dibaca sesudah takbir keempat :
11
E. Menguburkan Jenazah
سلَّم
َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا ُ علَى ِملَّ ِة َر
َّ سو ِل
َ َِّللا ِ َّ ِبس ِْم
َ َّللا َو
Artinya :
12
Menembok ( membeton ) kuburan
Dalam penguburan jenazah, kita tidak boleh sembarangan. Kita harus mengetahui tata
cara penguburannya. Tata cara tersebut adalah sebagai berikut.
Cara lain ialah menaruh mayat dalam peti dan menanam bersama peti tersebut ke
dalam kubur. Atau peti tersebut terlebih dahulu diletakkan dalam keadaan kosong
dan terbuka, kemudian setelah mayat dimasukkan ke dalam peti lalu peti itu
ditutup lalu ditimbun dengan tanah.
d. Cara Memasukkan Mayat ke Dalam Lubang Kubur
Cara terbaik ialah dengan mendahulukan memasukkan kepala mayat dari arah
kaki kubur, karena demikian menurut sunnah Rasulullah SAW.
13
e. Menghadapkan Mayat ke Arah Kiblat
Baik di dalam lahad, syaqqu maupun dikubur di dalam peti, mayat diletakkan
miring ke kanan menghadap kea rah kiblat dengan menyandarkan bagian tubuh
sebelah kiri ke dinding kubur atau dinding peti supaya tidak terlentang kembali.
f. Tentang Mengalas Dasar Kubur
Para ulama mazhab empat berpendapat makruh menaruh hamparan atau bantal di
bawah mayat di dalam kubur. Bahkan para ulama menganjurkan supaya ditaruh
tanah di bawah pipi mayat sebelah kanan setelah dibukakan kain kafannya dari
pipi itu ditempelkan langsung ke tanah.
g. Berdo’a Waktu Menaruh Mayat Dalam Kubur
Pada waktu mayat dimasukkan ke dalam kubur maka dianjurkan supaya
membaca do’a:
سلَّم
َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا ُ علَى ِملَّ ِة َر
َّ سو ِل
َ َِّللا َّ ِبس ِْم
َ َّللاِ َو
Artinya: “Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah”.
MELAWATَ(َBERTA’ZIAHَ)
14
Sesungguhnya kami milik Allah, dan dan kepadanya kami kembali. Ya Allah, berilah
aku pahala pada musibahku ini dan gantilah dengan yang lebih baik darinya.
ZIARAH KUBUR
kami dari pahala mereka, dan janganlah engkau timbulkan fitnah kepada kami
sepeninggal mereka.”
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan penyelesaian makalah ini kami berharap dapat menambah ilmu pengetahuan
kita,serta tidak terlena atas apa yang ada di dunia kita hidup di dunia ini pada
akhirnya akan meninggal juga. Untuk itu sebelum kita menghampiri yang namanya
kematian, baiknya kalau ada persiapan terlebih dahulu. Seperti amal perbuatan baik
tentunya.
1. memandikannya,
2. mengkafaninya,
3. menshalatinya,
4. menguburkannya.
Setelah itu manusia sudah tidak mempunyai urusan di dunia lagi kecuali amal
ibadahnya selama hidup di dunia dan orang-orang yang selalu mendoakannya.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami cara-cara dalam
penyelenggaraan jenazah baik memandikan,mengafani,menyhalatkan maupun
menguburkannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://Fadhlihsan.wordpress.com/2011/08/01/tata-cara-pengurusan-jenazah-disertai-
gambar .
http://Salafiyunm.blogspot.com/2009/01/tata-cara-pengurusan-jenazah.html.
file:///C:/Users/all/Downloads/dhea/Penyelenggaraan%20Jenazah.htm
file:///C:/Users/all/Downloads/dhea/hajisufriadi%20%20TATA%20CARA%20PENY
ELENGGARAAN%20JENAZAH.htm
17