Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam menganjurkan ummatnya agar selalu ingat akan mati, Islam juga
menganjurkan ummatnya untuk mengunjungi orang yang sedang sakit menghibur
dan mendo’akannya. Apabila seseorang telah meninggal dunia, hendaklah seorang
dari mahramnya yang paling dekat dan sama jenis kelaminnya melakukan kewajiban
yang mesti dilakukan terhadap jenazah, yaitu memandikan, mengkafani,
menyembahyangkan dan menguburkannya.

Menyelenggarakan jenazah, yaitu sejak dari menyiapkannya, memandikannya,


mengkafaninya, menshalatkannya, membawanya ke kubur sampai kepada
menguburkannya adalah perintah agama yang ditujukan kepada kaum muslimin
sebagai kelompok. Apabila perintah itu telah dikerjakan oleh sebahagian mereka
sebagaimana mestinya, maka kewajiban melaksanakan perintah itu berarti sudah
terbayar. Kewajiban yang demikian sifatnya dalam istilah agama dinamakan fardhu
kifayah. Karena semua amal ibadah harus dikerjakan dengan ilmu, maka
mempelajari ilmu tentang peraturan-peraturan di sekitar penyelengaraan jenazah
itupun merupakan fardhu kifayah juga.

Akan berdosalah seluruh anggota sesuatu kelompok kaum muslimin apabila


dalam kelompok tersebut tidak terdapat orang yang berilmu cukup untuk
melaksanakan fardhu kifayah di sekitar penyelenggaraan jenazah itu. Oleh karena
itu, dalam pembahasan makalah selanjutnya akan dipaparkan secara terperinci insya
Allah tentang penyelenggaraan jenazah. Di dalam makalah ini akan dijelaskan hal-
hal yang dikerjakan dalam penyelenggaraan jenazah dan juga doa-doa yang
diucapkan dari pemandian hingga pemakaman.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sikap seorang mukmin jika ada muslim lain yang baru saja meninggal
dunia?
2. Bagaimana cara memandikan jenazah ?
3. Apa saja yang disiapkan dalam pengafanan jenazah dan bagaimana cara
mengafani jenazah ?
4. Bagaimana cara menshalati jenazah ?
5. Bagaimana cara memakamkan jenazah ?

1
C. Tujuan
1. Menjelaskan sikap seorang mukmin jika ada muslim lain yang baru saja
meninggal dunia.
2. Mengetahui cara-cara pemandian jenazah.
3. Mengetahui alat-alat dan bahan dalam pengafanan jenazah dan cara mengafani
jenazah.
4. Mengetahui cara-cara menshalati jenazah.
5. Mengetahui cara memakamkan jenazah.

D. Manfaat

Setelah mengetahui tata cara dalam penyelenggaraan jenazah, diharapkan para


pembaca mampu menjadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari yang mampu
dalam mempermudah sanak keluarga yang apabila keluarga tersebut terdapat
kelaurganya yang baru saja meninggal yang mampu diurus oleh pembaca.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Menyelenggarakan jenazah bukan saja setelah seseorang meninggal, tetapi


semenjak orang itu sakit, menjelang ajal, di waktu datangnya ajal, menyiapkannya
sesudah itu, sampai selesai menguburnya semuanya telah dicontohkan dan diajarkan
Rasulullah tentang itu secara terperinci, lengkap dan sempurna.

Walaupun penyelenggaraan jenazah itu merupakan fardhu kifayah, tetapi agama


menganjurkan supaya sebanyak mungkin orang menyertai shalat jenazah,
mengantarnya ke kubur dan menyaksikan penguburannya. Oleh sebab itu, kalau
seseorang tidak menguasai ilmu tentang aturan agamanya mengenai perkara ini, akan
sangat aib baginya.

Islam telah mengingatkan kita semua bahwa setiap insan yang bernyawa pasti
mengalami kematian. Allah SWT telah berfirman :

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah
diberikan dengan sempurna balasanmu............(Q.S. Ali ‘Imran/3 : 185)

Jika ada kerabat yang meninggal,keluarga yang meninggal hendaknya ikhlas dan rela
melepaskan kepergiannya. Semua yang di dunia ini hanyalah milik Allah SWT dan
akan kembali kepada-Nya.

َ‫ِلِ إِنَّا قالُوَاْ ُّم ِصيبةَ أصابتْ ُهم إِذا الَّذِين‬


َّ ِ ‫اجعونَ إِل ْي َِه وإِنَّـا‬
ِ ‫ر‬
(yaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh sesuatu kesusahan, mereka
berkata: "Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami
kembali."

Nabi Muhammad saw juga bersabda :

“Dari Abu Hurairah,Nabi saw. bersabda : “Banyak-banyaklah kamu mengingat hal


yang memutuskan kesenangan,yaitu mati.”(H.R. at- Tirmidzi)

A. Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal

Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal adalah:

3
a. menutup(memejamkan) matanya,

‫ع ْن‬ َ ‫اء‬ ِ َّ‫ع ْن خَا ِل ٍد ْال َحذ‬ ُّ ‫ع ْم ٍرو َحدَّثَنَا أَبُو ِإ ْس َحاقَ ْالفَزَ ِار‬
َ ‫ى‬ َ ‫ب َحدَّثَنَا ُم َعا ِويَةُ ب ُْن‬ ٍ ‫َحدَّثَنِى ُز َهي ُْر ب ُْن َح ْر‬
‫علَى أَبِى‬ َ -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ت دَ َخ َل َر‬ ْ َ‫سلَ َمةَ قَال‬َ ‫ع ْن أ ُ ِم‬ ٍ ‫صةَ ب ِْن ذُ َؤ ْي‬
َ ‫ب‬ َ ‫ع ْن قَبِي‬ َ َ‫أَبِى قِالَبَة‬
‫َاس ِم ْن أ َ ْه ِل ِه‬
ٌ ‫ض َّج ن‬ َ َ‫ ف‬.» ‫ص ُر‬ َ ‫ض ت َ ِبعَهُ ْال َب‬
َ ‫الرو َح ِإذَا قُ ِب‬ُّ ‫ضهُ ث ُ َّم قَا َل « إِ َّن‬ َ ‫ص ُرهُ فَأ َ ْغ َم‬ َ ‫سلَ َمةَ َوقَ ْد ش ََّق َب‬
َ
َّ ُ ُ ُ
‫ ث َّم قَا َل « الل ُه َّم‬.» َ‫على َما تَقولون‬ َ َ ْ َّ ُ ُ َ
َ َ‫على أ ْنف ِسك ْم إِال بِ َخي ٍْر فَإ ِ َّن ال َمالَئِ َكة ي َُؤ ِمنُون‬ َ َ ‫عوا‬ ُ ‫فَقَا َل « الَ ت َ ْد‬
‫ب‬ َّ ‫ع ِقبِ ِه فِى ا ْلغَابِ ِرينَ َوا ْغ ِف ْر لَنَا َولَهُ يَا َر‬َ ‫اخلُ ْفهُ فِى‬ ْ ‫ارفَ ْع د ََر َجتَهُ فِى ا ْل َم ْهدِيِينَ َو‬ ْ ‫سلَ َمةَ َو‬َ ‫ا ْغ ِف ْر ألَبِى‬
.» ‫ َونَ ِو ْر لَهُ فِي ِه‬.ِ‫سحْ لَهُ فِى قَب ِْره‬ َ ‫ا ْلعَالَ ِمينَ َو ْاف‬
: ‫معانى بعض الكلمات‬ ‫ الباقى‬: ‫الغابر‬
Dari Ummu Salamah dia berkata : Rasulullah saw masuk ketempat Abu Salamah
(yang wafat) dan matanya terbuka, maka ditutupkannya, kemudian nabi berkata :
Sesungguhya ruh itu apabila dicabut, akan diikuti oleh mata. Maka manusia dari
keluarganya rebut. Lalu nabi saw berkata : Janganlah kamu do’akan atas diri
(keluargamu) kecuali yang baik, karena malaikat akan meng aminkan apa yang kamu
ucapkan. Kemudian nabi saw berdo’a : Ya Allah, ampunilah Abu Salamah (……isi
dgn nama yg dikunjungi ) , tinggikanlah derajatnya termasuk pada orang-orang
yang dapat petunjuk, dan gantilah sesudahnya pada orang-orang yang
ditinggalkan dan ampunilah kami dan untuknya yang Tuhan seru sekalian alam,
lapangkanlah kuburnya dan terangilah kuburnya.

(HR Muslim, Ahmad,َ Abuَ Daud,َ Nasai,َ Ibnuَ Hibban,َ Baihaqi,َ Abuَ Ya’la,َ
Thabrani)

b. menutup mulutnya,yaitu dengan mengikat dagu dan kepalanya,


c. menutup badannya dengan kain agar auratnya tidak terlihat,
d. diperbolehkan menciumnya sebagai tanda berduka cita,
e. membayar utangnya,

“Dari Abu Hurairah,Rasulullah saw. bersabda: “Diri orang mukmin itu tergantung
(tidak sampai ke hadirat Allah) karena utangnya,hingga utang itu dibayar.”(H.R. at-
Tirmidzi)

f. memberi tahu keluarga,kerabat,dan teman-temannya agar mereka segera


mengurus,mendoakan dan menyhalatkannya,

4
g. tidak melukainya,sebagaimana tidak melukai badan orang yang masih hidup,

h. tidak mencelanya.

B. Memandikan Jenazah

Semua jenazah muslim yang wajib dimandikan kecuali muslim yang mati syahid,
yakni yang terbunuh dalam peperangan melawan kaum kafir.
Dalil wajibnya memandikan jenazah ialah hadits Nabi SAW yang berkenaan dengan
sahabat yang meninggal karena jatuh dari ontanya:

”Dari Ibnu Abbas Ia berkata: Tatkala seorang laki-laki jatuh dari kendaraannya lalu
ia meninggal, sabda Beliau: “Mandikanlah dia dengan air serta daun bidara” (atau
dengan sesuatu yang menghilangkan daki seperti sabun).” (H.R Bukhari dan
Muslim).

Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas musilmin lain yang masih
hidup. Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya, maka kewajiban
itu sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena perintah memandikan
mayat itu adalah kepada umumnya kaum muslimin

Sedangkan muslim yang mati syahid tidaklah dimandikan walau ia dalam keadaan
junub sekalipun, melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang baik untuk kain
kafan, ditambah jika kurang atau dikurangi jika berlebih dari tuntunan sunnah, lalu
dimakamkan dengan darahnya tanpa dibasuh sedikitpun juga.

Diriwayatkan oleh Ahmad bahwa Raslullah SAW bersabda

“Janganlah kamu mandikan mereka, karena setiap luka atau setiap tetes darah akan
semerbak dengan bau yang wangi pada hari kiamat”.

Dan beliau menyuruh agar para syuhada dari perang Uhud dikubukan dengan darah
mereka tanpa dimandikan dan disembahyangkan.

a. Syarat wajib memandikan jenazah

Syarat wajib mandi ialah:

1. Mayat orang Islam,

2. Ada tubuhnya walaupun sedikit, dan

5
3. Mayat itu bukan mati syahid.

b. Tahap-tahap memandikan jenazah

1. Letakkan mayat pada tempat yang tinggi,seperti bangku panjang,batabg


pisang yang dijejerkan,dan lain-lain.
2. Gunakan tabir untuk melindungi tempat memandikan dari pandangan umum.
3. Ganti pakaian jenazah dengan pakaian basahan, seperi sarung agar lebih
mudah memandikannya,tetapi auratnya tetap ditutup.
4. Sandarkan punggung jenazah dan urutlah perutnya agar kotoran di dalamnya
keluar.
5. Basuhlah mulut,gigi,jari,kepala dan janggutnya.
6. Sisirlah rambutnya agar rapi.
7. Siramlah seluruh badan lalu bilas dengan sabun.
8. Wudhukanlah jenazah.

Laki-laki:

‫ﺖﷲﺘﻌﺎﻟﻰﻨﻮﻴﺖﺍﻟﻮﻀﻮﺀﻟﻬﺬﺍﻟﻣﻳ‬

Wanita :

‫ﻨﻮﻴﺖﺍﻟﻮﻀﻮﺀﻟﻬﺬﻩﺍﻟﻣﻳﺗﺔﷲﺘﻌﺎﻟﻰ‬

9. Siram dengan air yang dicampur kapur barus,daun bidara,atau daun lain yang
berbau harum.

c. Yang Berhak Memandikan Mayat

Jikalau mayat itu laki-laki, yang memandikannya laki-laki pula. Perempuan tidak
boleh memandikan mayat laki-laki, kecuali istri dan mahramnya. Sebaliknya juga jika
mayat itu adalah perempuan. Jika suami dan mahram sama-sama ada, maka istri lebih
berhak memandikan suaminya.

Bila seorang perempuan meninggal dan di tempat itu tidak ada perempuan, suami
atau mahramnya, maka mayat itu hendaklah “ditayammumkan” saja, tidak boleh
dimandikan oleh laki-laki yang lain. Kecuali kalau mayat itu adalah anak-anak, maka
laki-laki boleh memandikanya Begitu juga kalau yang meninggal adalah seorang laki-
laki.
Jika ada beberapa orang ayng berhak memandikan, maka yang lebih berhak ialah

6
keluarga yang terdekat dengan si mayyit, dengan syarat ia mengetahui kewajiban
mandi serta dapat dipercaya. Kalau tidak, berpindahlah hak itu kepadakeluarga jauh
yang berpengetahuan serta amanah (dipecaya).

Rasulullah SAW bersabda :

”Dari ‘Aisyah Rasul bersabda: “Barang siapa memandikan mayat dan dijaganya
kepercayaan, tidak dibukakannya kepada orang lain apa-apa yang dilihat pada
mayat itu, maka bersihlah ia dari segala dosanya, seperti keadaannya sewaktu
dilahirkan oleh ibunya”. Kata Beliau lagi: “Yang memimpinnya hendaklah keluarga
yang terdekat kepada mayat jika ia pandai memandikan mayat. Jika ia tidak pandai,
maka siapa saja yang dipandang berhak karena wara’nya atau karena amanahnya.”
(H.R Ahmad)

d. Cara Memandikan Jenazah

Dalam memandikan jenazah sebaiknya mayat diletakkan di tempat yang tinggi,


seperti ranjang atau balai-balai; di tempat yang sunyi, berarti tidak ada orang yang
masuk ke tempat itu selain orang yang memandikan dan orang yang menolong
mengurus keperluan yang bersangkutan. Pakaian mayat diganti dengan kain mandi
atau basahan, sebaiknya kain sarung supaya auratnya tidak mudah terlihat.

Mula-mula jenazah didudukkan secara lemah lembut dengan posisi miring ke


belakang, orang yang memandikan meletakkan tangan kanan di bahu jenazah dengan
ibu jarinya pada lekukan tengkuk dan lututnya menahan punggung jenazah. Lalu
perut jenazah diurut dengan tangan kiri untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin
keluar. Kemudian jenazah ditelentangkan dan kedua kemaluannya dibersihkan
dengan tangan kiri yang dibalut dengan perca. Setelah perca pembalut tangan diganti,
mulut; gigi dan lubang hidungnya juga dibersihkan.

Berikutnya, jenazah diwudhukan seperti wudhu orang hidup. Setelah itu


kepalanya, kemudian jenggotnya dibasuh dengan menggunakan sidr, dan dirapikan
dengan sisir, dengan memperhatikan agar rambut yang gugur dikembalikan. Setelah
itu dibasuh bagian kanan kemudian bagian kirinya badannya, lalu tubuhnya
dibaringkan ke kiri dan dibasuh bagian belakang sebelah kanan. Kemudian
dibaringkan ke sebelah kanan dan dibasuh pula bagian belakang badannya yang
sebelah kiri. Untuk semua ini digunakan air bercampur sidr, setelah itu air bercampur
sidr tadi dihilangkan dengan menyiraminya secara merata dengan air bersih.
Kemudian sekali lagi disiram dengan air bercampur sedikit kapur. Dengan melakukan

7
rangkaian ini, berarti telah selesai satu kali mandi, namun masih disunnahkan
melakukannya sampai tiga kali. Nabi Muhammad bersabda kepada para wanita yang
memandikan putrinya Ummi Kulsum:

“Kamu mandikanlah ia tiga kali, lima kali atau lebih jika kamu pandang hal itu
perlu, dengan air dan sidr; dan taruhlah kapur atau sedikit kapur pada yang
terakhir. Mulailah dengan bagian sebelah kanan dan tempat-tempat wudhu’nya”.
(H.R Bukhari)

Apabila ternyata setelah selesai dimandikan masih ada najis yang keluar, maka najis
itu wajib dibersihkan.

Niat dalam pemandian jenazah :

a) Dewasa Laki-laki

‫ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺖﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ‬
b) Dewasa Perempuan

‫ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺘﺔﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ‬
c) Anak Laki-laki

‫ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺖﺍﻟﻄﻞﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ‬
d) Anak Perempuan

‫ﻧﻮﻳﺖﺍﻟﻐﺴﻞﻟﻬﺬﺍﻟﻤﻴﺘﺔﺍﻟﻄﻔﻠﺔﻓﺮﺽﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔﷲﺗﻌﺎﻟﻰ‬

C. Mengkafani Jenazah
Setelah dimandikan,kewajiban yang harus kita lakukan adalah mengafani. Hal-
hal yang harus diperhatikan dalam mengafani jenazah yaitu sebagai berikut.

1. Kain kafan harus dalam keadaan baik,tetapi tidak boleh berlebihan. Tidak dari
jenis yang mewah dan mahal harganya.
“Janganlah kamu berlebih-lebihan (memilih kain yang mahal) untuk kafan
karena sesungguhnya kafan itu akan hancur dengan segera.”(H.R.Abu Dawud)

8
2. Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi.
3. Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan dengan
lima lapis.
“Dari Aisyah,Rasulullah saw. dikafani dengan tiga lapis kain putih bersih yang
terbuat dari kapas,tanpa baju dan tanpa serban di dalamnya.(H.R.al-Bukhari)

Hadits lain yang mengatakan lima lapis bagi perempuan yaitu :

“Dari Laila binti Qanif,katanya,”Saya adalah salah seorang yang turut


memandikan Ummu Kulsum binti Rasulullah saw.ketika wafatnya. Yang mula-
mula diberikan Rasulullah saw. kepada kami adalah kain basahan,kemudian
baju,kemudian tutup kepala,lalu kerudung, dan sesudah itu dimasukka ke dalam
kain yang lain(yang menutup sekalian badan). Sedangkan Rasulullah saw.
berdiri di tengah pintu membawa kafannya dan memberikannya kepada kami
sehelai-sehelai.”(H.R.Abu Dawud)
4. Orang yang meninggal dalam ihram,baik ihram haji maupun umrah,tidak boleh
diberi wangi-wangian dan tutup kepala.

Cara mengafani jenazah :

1. Hamparkan kain sehelai demi sehelai,


2. Taburkan wangi-wangian tiap helai,
3. Letakkan jenazah di atas kafan dengan pelan-pelan,
4. Letakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada,
5. Ikatlah dengan kuat yaitu dengan 3,5 atau 7 ikatan.

Doa menyobek Kain Kafan

‫ﺍﻠﻠﻬﻡﺍﺠﻌﻝﻠﺑﺎﺴﻪﻋﻦﺍﻠﻛﺮﻴﻡﻮﺍﺩﺨﻟﻪﻴﺎﺍﷲﺘﻌﺎﻠﻰﺒﺭﺤﻣﺗﻚﺍﻠﺟﻧﺔﻴﺎﺍﺭﺤﻢﺍﻠﺭﺤﻣﻳﻦ‬

D. Menyhalati Jenazah

a. Syarat-syarat shalat jenazah


1. Jenazah sudah dimandikan dan dikafani
2. Letak jenazah sebelah kiblat dari orang yang menyembahyangi,kecuali
bila shalat dilakukan di atas kuburan atau shalat gaib.

9
3. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain,yaitu harus : suci dari
hadas dan najis,suci badan tempat dan pakaian,menutup auratnya,dan
menghadap kiblat.
b. Rukun dan cara mengerjakan shalat jenazah

Shalat jenazah tidak dengan ruku’ dan sujud,tidak dengan adzan dan iqamat. Caranya
sebagai berikut.

Sesudah berdiri seperti biasanya akan mengerjakan shalat, lalu mengerjakan :

1. Niat, sengaja mengerjakan shalat atas jenazah dengan 4 takbir, menghadap


kiblat,karena Allah.

-Laki-laki Dewasa

‫ﺃﺼﻟﻰﻋﻟﻰﻫﺬﺍﻟﻣﻳﺕﺍﺮﺒﻊﺘﻛﺒﻳﺮﺍﺕﻔﺮﺽﺍﻛﻓﺎﻳﺕﷲﺘﻌﺎﻟﻰ‬
-Wanita Dewasa

‫ﺃﺼﻟﻰﻋﻟﻰﻫﺬﻩﺍﻟﻣﻳﺗﺔﺍﺮﺒﻊﺘﻛﺒﻳﺮﺍﺕﻔﺮﺽﺍﻛﻓﺎﻳﺕﷲﺘﻌﺎﻟﻰ‬
-Anak Laki-laki

‫ﺃﺼﻟﻰﻋﻟﻰﻫﺬﺍﻟﻣﻳﺕﺍﻟﻁﻓﻞﺍﺮﺒﻊﺘﻛﺒﻳﺮﺍﺕﻔﺮﺽﺍﻛﻓﺎﻳﺕﷲﺘﻌﺎﻟﻰ‬
-Anak Perempuan

‫ﺃﺼﻟﻰﻋﻟﻰﻫﺬﻩﺍﻟﻁﻟﺔﺍﺮﺒﻊﺘﻛﺒﻳﺮﺍﺕﻔﺮﺽﺍﻛﻓﺎﻳﺕﷲﺘﻌﺎﻟﻰ‬
-Mayit Gaib

‫ﺃﺼﻟﻰﻋﻟﻰﺍﻟﻤﻴﺖﺖﺍﻟﻐﺎﺋﺐﺍﺮﺒﻊﺘﻛﺒﻳﺮﺍﺕﻔﺮﺽﺍﻛﻓﺎﻳﺕﷲﺘﻌﺎﻟﻰ‬
a. Takbir Pertama

Sesudah takbir pertama dengan membaca ‫اَهللُ ا َ ْكبَر‬ maka dibaca al Fatihah dan
shalawat.

ِ ‫ع َلى إب َْرا ِهي َْم َوآ ِل إب َْرا ِهي َْم َو َب‬


‫ار ْك‬ َ ‫صلَّي‬
َ ‫ْت‬ َ ‫ع َلى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ َ ‫ع َلى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫اللَّ ُهم‬
َ ‫ص ِل‬
َ ‫علَى إب َْرا ِهي َْم وآل إب َْرا ِهي َْم‬
ٌ ‫إنك َح ِميد ٌ َم ِجيد‬ َ ‫ار ْك‬
َ ‫ت‬ َ َ‫علَى ُم َح َّم ٍد وآ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما ب‬َ

10
‫‪b. Takbir Kedua‬‬

‫‪ maka dibaca do’a :‬اَهللُ ا َ ْكبَر ‪Sesudah takbir kedua dengan membaca‬‬

‫ْف َع ْنهُ‪َ ،‬وأ َ ْك ِر ْم نُ ُز َلهُ‪َ ،‬و َو ِس ْع ُم ْد َخلَهُ‪َ ،‬وا ْغس ِْلهُ‬ ‫عا ِف ِه‪ ،‬واع ُ‬ ‫ار َح ْمهُ‪َ ،‬و َ‬‫"اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر َلهُ‪َ ،‬و ْ‬
‫ض ِمنَ الدَّن َِس‪َ ،‬وأ َ ْبد ِْلهُ‬ ‫ب األ َ ْب َي ُ‬ ‫اء َوالث َّ ْلجِ َو ْالبَ َردِ‪َ ،‬ون َِق ِه ِمنَ ْال َخ َ‬
‫طايَا َك َما يُنَقَّى الث َّ ْو ُ‬ ‫بِ ْال َم ِ‬
‫ارا َخي ًْرا ِم ْن دَ ِارهِ‪َ ،‬وأَ ْهال َخ ْي ًرا ِم ْن أ َ ْه ِل ِه‪َ ،‬وزَ ْو ًجا َخي ًْرا ِم ْن زَ ْو ِج ِه‪َ ،‬وأَد ِْخ ْلهُ ْال َجنَّةَ‪،‬‬ ‫دَ ً‬
‫ب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫ب ْالقَب ِْر‪َ ،‬و ِم ْن َ‬
‫عذَا ِ‬ ‫عذَا ِ‬ ‫َوأ َ ِع ْذهُ ِم ْن َ‬
‫‪c. Takbir Ketiga‬‬

‫‪ maka dibaca do’a :‬اَهللُ ا َ ْكبَر ‪Sesudah takbir ketiga dengan membaca‬‬

‫يرنَا َوذَ َك ِرنَا َوأ ُ ْنثَانَا اللَّ ُه َّم َم ْن‬


‫يرنَا َو َك ِب ِ‬‫ص ِغ ِ‬‫اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل َح ِينَا َو َم ِي ِتنَا َوشَا ِه ِدنَا َوغَائِ ِبنَا َو َ‬
‫ان اللَّ ُه َّم الَ تَ ْح ِر ْمنَا‬ ‫اإلي َم ِ‬‫علَى ِ‬ ‫اإل ْسالَ ِم َو َم ْن ت َ َوفَّ ْيتَهُ ِمنَّا فَت َ َوفَّهُ َ‬
‫علَى ِ‬ ‫أ َ ْح َي ْيتَهُ ِمنَّا فَأ َ ْح ِي ِه َ‬
‫ضلَّنَا بَ ْعدَهُ »‪.‬‬ ‫أ َ ْج َرهُ َوالَ ت ُ ِ‬
‫‪d. Takbir Keempat‬‬

‫اَهللُ ا َ ْكبَر ‪Sesudah takbir keempat dengan membaca‬‬ ‫‪maka dibaca do’a :‬‬

‫ضلَّنَا َب ْعدَهُ‬
‫اللَّ ُه َّم الَ تَ ْح ِر ْمنَا أ َ ْج َرهُ َوالَ ت ُ ِ‬
‫‪Mengucapkan salam (seperti salam shalat biasa) dengan membaca :‬‬

‫السَّال ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ َّ‬


‫َّللاِ َوبَ َركَاتُهُ‬

‫‪Catatan : Do’a untuk jenazah anak – anak dibaca sesudah takbir keempat :‬‬

‫طا َوأ َ ْج ًرا‬ ‫اج َع ْلهُ لَنَا َ‬


‫سلَفًا َوفَ َر ً‬ ‫اَللَّ ُه َّم ْ‬
‫‪Kemudian memberi salam.‬‬

‫‪11‬‬
E. Menguburkan Jenazah

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penguburan jenazah adalah :

a) Jenazah segera dikuburkan.


“Dari Abu Hurairah,Rasulullah saw. bersabda,”Hendaklah kamu segerakan
mengubur jenazah,karena jika orang shaleh,maka kamu mendekatkannya
pada kebaikan,dan jika ia bukan orang yang shaleh,supaya kejahatan itu
lekas terbuang dari tanggunganmu.” (H.R.Muslim)
b) Liang lahat dibuat seukuran jenazah dengan dengan kedalaman kira-kira
setinggi orang ditambah setengah lengan,lebar kira-kira 1 meter.
c) Liang lahat tidak dibongkar dengan binatang buas. Maksud menguburkan
jenazah adalah untuk menjaga kehormatan mayat dan menjaga keehatan
orang-orang disekitar makam dari bau busuk.
d) Mayat dipikul dari empat penjuru.
“Barang siapa yang mengikuti jenazah maka hendaklah memikul pada
keempat penjuru ranjang(keranda) karena sesungguhnya seperti itu adalah
dari sunah Nabi.(H.R.Ibnu Majah)
e) Setelah sampai di tempat pemakaman,jenazah dimasukkan ke liang lahat
dengan posisi miring ke kanan dan dihadapkan ke kiblat. Ketika meletakkan
jenazah di dalam kubur,kita membaca do’a:

‫سلَّم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ُ ‫علَى ِملَّ ِة َر‬
َّ ‫سو ِل‬
َ ِ‫َّللا‬ ِ َّ ‫ِبس ِْم‬
َ ‫َّللا َو‬
Artinya :

Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah.(H.R.at-Tirmidzi)

f) Lepaskan tali-tali pengikat,lalu tutup dengan papan,kayu,atau bambu,dan


timbun sampai galian liang kubur menjadi rata.
g) Mendoakan dan memohonkan ampun atas jenazah.
h) Larangan yang berhubungan dengan kuburan :

 Duduk sebelum jenazah diletakkan di dalam kubur( harus berdiri terus )

 Duduk diatas kuburan

 Berjalan diantara kuburan dengan memakai alas kaki

 Meninggikan kuburan lebih dari sejengkal

12
 Menembok ( membeton ) kuburan

 Menjadikan kuburan sebagai bangunan mesjid,dll.

 Menulisi kuburan dengan berbagai tulisan seperti nama keluarga,dll

 Semua yang menjurus ke arah syirik, seperti berwasilah kepada orang


yang telah mati, minta restu pada orang yang telah mati, dll.

Tata Cara Menguburkan Jenazah :

Dalam penguburan jenazah, kita tidak boleh sembarangan. Kita harus mengetahui tata
cara penguburannya. Tata cara tersebut adalah sebagai berikut.

a. Waktu Untuk Mengubur Mayat


Mengubur mayat boleh pada siang atau malam hari beberapa sahabat Rasulullah
Saw dan keluarga beliau dikubur pada malam hari.
b. Memperdalam Galian Lubang Kubur
Maksud mengubur mayat ialah supaya tertutup, tidak nampak jasadnya dan tidak
tercium baunya dan juga agar tidak mudah dimakan burung atau binatang
lainnya. Oleh sebab itu, lubang kubur harus cukup dalam sehingga jasad mayat
itu aman dari hal-hal di atas.
c. Tentang Liang Lahad
Cara menaruh mayat dalam kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah kiblat,
kemudian di atasnya ditaruh semacam bata dengan posisi agak condong, supaya
nantinya setelah ditimbun mayat tidak langsung tertimpa tanah. Cara ini dalam
bahasa Arab disebut lahad.
Ada juga dengan menggali di tengah-tengah dasar lubang kubur, kemudian
mayat diletakkan di dalamnya, lalu di atasnya diletakkan semacam bata dengan
posisi mendatar untuk penahan tanah timbunan. Cara ini dalam bahasa Arab
disebut syaqqu atau dlarhu.

Cara lain ialah menaruh mayat dalam peti dan menanam bersama peti tersebut ke
dalam kubur. Atau peti tersebut terlebih dahulu diletakkan dalam keadaan kosong
dan terbuka, kemudian setelah mayat dimasukkan ke dalam peti lalu peti itu
ditutup lalu ditimbun dengan tanah.
d. Cara Memasukkan Mayat ke Dalam Lubang Kubur
Cara terbaik ialah dengan mendahulukan memasukkan kepala mayat dari arah
kaki kubur, karena demikian menurut sunnah Rasulullah SAW.

13
e. Menghadapkan Mayat ke Arah Kiblat
Baik di dalam lahad, syaqqu maupun dikubur di dalam peti, mayat diletakkan
miring ke kanan menghadap kea rah kiblat dengan menyandarkan bagian tubuh
sebelah kiri ke dinding kubur atau dinding peti supaya tidak terlentang kembali.
f. Tentang Mengalas Dasar Kubur
Para ulama mazhab empat berpendapat makruh menaruh hamparan atau bantal di
bawah mayat di dalam kubur. Bahkan para ulama menganjurkan supaya ditaruh
tanah di bawah pipi mayat sebelah kanan setelah dibukakan kain kafannya dari
pipi itu ditempelkan langsung ke tanah.
g. Berdo’a Waktu Menaruh Mayat Dalam Kubur
Pada waktu mayat dimasukkan ke dalam kubur maka dianjurkan supaya
membaca do’a:

‫سلَّم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ُ ‫علَى ِملَّ ِة َر‬
َّ ‫سو ِل‬
َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫ِبس ِْم‬
َ ‫َّللاِ َو‬
Artinya: “Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah”.

h. Menutupi Kubur Mayat Perempuan Pada Waktu Ia Dimasukkan Kedalamnya


Bagi mayat perempuan hendaknya dibentangkan kain dan sebagainya di atas
kuburnya pada waktu ia dimasukkan kedalamnya.
i. Mencurah Kubur Dengan Tanah Tiga Kali
Sesudah mayat diletakkan dengan baik, maka masing-masing orang yang
menyaksikan penguburan itu dianjurkan mencurahi lubang kubur itu dengan
tanah tiga kali dengan tangannya dari arah kepalanya. Sesudah itu, dilanjutkan
ditimbun dengan tanah galian kubur itu sampai cukup.
j. Sunat Menyapu Kubur Dengan Telapak Tangan
Disunnatkan bagi orang yang menyaksikan pemakaman mayat, menyapu kubur
dari arah kepala mayat sebanyak tiga kali.
k. Sunat Berdo’a Untuk Mayat Seusai Pemakaman
Disunatkan memohon ampun bagi mayat dan minta dikuatkan pendiriannya
seusai ia dimakamkan, karena pada saat itu ia sedang ditanya di dalam kubur.

MELAWATَ(َBERTA’ZIAHَ)

1. Bila mendapat musibah atau mendengar musibah, maka ucapkan :

ِ ‫ف ِلى َخي ًْرا ِم ْنهَ *إِنَّا ِ َّّلِلِ َوإِنَّا إِلَ ْي ِه َر‬


َ‫اجعُون‬ ِ ‫اللَّ ُه َّم أْ ُج ْرنِى فِى ُم‬
ْ ‫صي َبتِى َوأ َ ْخ ِل‬

14
Sesungguhnya kami milik Allah, dan dan kepadanya kami kembali. Ya Allah, berilah
aku pahala pada musibahku ini dan gantilah dengan yang lebih baik darinya.

2. Lawatlah ( berta’ziah ) kepada ahli mayit, dan anjurkanlah bersabar.


3. Jangan meratapi mayat, jangan pula menampar pipi, merobek pakaian dan
meratap dengan ratapan jahiliyah.
4. Tapi dibolehkan menangis( tanda bersedih hati )
5. Buatkanlah makanan bagi kerabat mayat.
6. Dan jangan berkumpul makan –makan di rumah musibah itu.

ZIARAH KUBUR

1. Pergilah berziarah ke kubur agar ingat akhirat.


2. Jangan melakukan sesuatu di kuburan yang tidak diiznkan oleh Allah dan
Rasulnya, seperti meminta – minta kepada mayat, dan menjadikannya perantara
dengan Allah swt
3. Bila kamu ziarah kubur, maka ucapkanlah :

َ‫َّللاُ ِب ُك ْم الَ ِحقُون‬ َ َ‫علَ ْي ُك ْم د‬


َّ ‫ار قَ ْو ٍم ُمؤْ ِمنِينَ َوإِنَّا ِإ ْن شَا َء‬ َ ‫سالَ ُم‬
َّ ‫ال‬ ‫ َوال ت َ ْفتِنَّا‬، ‫اللَّ ُه َّم ال تَحْ ِر ْمنَا أَجْ َر ُه ْم‬
‫بَ ْعدَ ُهم‬
“Semoga selamat sejahtera bagimu, wahai rumah orang – orang mukmin, dan insya

Allah kami akan menyusulkamu sekalian. Ya Allah, janganlah engkau menjauhkan

kami dari pahala mereka, dan janganlah engkau timbulkan fitnah kepada kami

sepeninggal mereka.”

4. Kemudian menghadaplah ke kiblat, dan berdo’a kepada Allah, dengan meminta


ampun dan ‘afiat bagi mereka.
5. Janganlah orang perempuan sering ziarah kubur.
6. Jangan ziarah kubur hanya mengkhususkan pada waktu - waktu tertentu, seperti
menjelang Ramadhan atau sekitar Idul Fithri.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan penyelesaian makalah ini kami berharap dapat menambah ilmu pengetahuan
kita,serta tidak terlena atas apa yang ada di dunia kita hidup di dunia ini pada
akhirnya akan meninggal juga. Untuk itu sebelum kita menghampiri yang namanya
kematian, baiknya kalau ada persiapan terlebih dahulu. Seperti amal perbuatan baik
tentunya.

Adapun kewajiban terhadap jenazahnya ada empat macam, yaitu

1. memandikannya,
2. mengkafaninya,
3. menshalatinya,
4. menguburkannya.

Setelah itu manusia sudah tidak mempunyai urusan di dunia lagi kecuali amal
ibadahnya selama hidup di dunia dan orang-orang yang selalu mendoakannya.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami cara-cara dalam
penyelenggaraan jenazah baik memandikan,mengafani,menyhalatkan maupun
menguburkannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Posted May 4, 2012 by Abu Afifah (Afifah's Father) in Uncategorized. Tagged:


Islam, jenazah.

https://Fadhlihsan.wordpress.com/2011/08/01/tata-cara-pengurusan-jenazah-disertai-
gambar .

http://Salafiyunm.blogspot.com/2009/01/tata-cara-pengurusan-jenazah.html.

file:///C:/Users/all/Downloads/dhea/Penyelenggaraan%20Jenazah.htm

file:///C:/Users/all/Downloads/dhea/hajisufriadi%20%20TATA%20CARA%20PENY
ELENGGARAAN%20JENAZAH.htm

17

Anda mungkin juga menyukai

  • P3B
    P3B
    Dokumen21 halaman
    P3B
    Putri Azizah
    Belum ada peringkat
  • Utang Dagang
    Utang Dagang
    Dokumen5 halaman
    Utang Dagang
    Putri Azizah
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1234
    Tugas 1234
    Dokumen6 halaman
    Tugas 1234
    Putri Azizah
    Belum ada peringkat
  • Tax Pallaning PPH Badan
    Tax Pallaning PPH Badan
    Dokumen6 halaman
    Tax Pallaning PPH Badan
    Putri Azizah
    Belum ada peringkat
  • CFC
    CFC
    Dokumen14 halaman
    CFC
    Putri Azizah
    Belum ada peringkat
  • PPN
    PPN
    Dokumen18 halaman
    PPN
    Putri Azizah
    Belum ada peringkat
  • Hukum Pajak
    Hukum Pajak
    Dokumen4 halaman
    Hukum Pajak
    Putri Azizah
    Belum ada peringkat
  • Akuntansi Pajak Nurrohman
    Akuntansi Pajak Nurrohman
    Dokumen66 halaman
    Akuntansi Pajak Nurrohman
    Putri Azizah
    Belum ada peringkat