Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
dakwah islam adalah suatu usaha di mana feed back dari mad’u adalah sasaran
utamanya dan tentu saja di barengi dengan perubahan, pada awal islam dakwah hanya di
jadikan sebagai media penyampaian pesan saja, namun seiring perkembangan zaman dakwah
mulai di perhatikan eksistensinya, sehingga di bukalah pertamakali fakultas dakwah di
unifersitas ala-azhar mesir, namun seiring dengan bertumbuhan yang di alami dakwah
sendiri, para calon lulusan fakultas dakwah menjadi ragu dan mempertanyakan eksistensinya,
dan di mana kedudukan perannya dan menanyakan status epistimologi ilmu dakwah, apa
yang harus di ketahui (ontology ilmu dakwah), bagaimana cara mengetahui dan batasan-
batasannya (epistimologi keilmuan dakwah) untuk apa pengetahuan dakwah itu (axiology
keilmuan dakwah).
untuk menghadapi problem itu diadakan beberapa kali seminar baik dari kalangan
anatar dekan, dosen, bahkan mahasiswa fakultas dakwah sendiri, demi mebahas peran
dakwah yang sesungguhnya, sehingga di rancang epistimologi dakwah dan peran dan fungsi
ilmu dakwah menjadi nyata. sehingga epistimologi dakwah memulai tahap baru, namun yang
serius mengkaji hal itu bukan dari daerah timur tengah atau barat, namun datang dari daerah
asia, khususnya indonesi, sungguh suatu prestasi yang mengagumkan bagi indoneisa.
BAB I
PEMBAHASAN
KONSTRUKSI KEILMUAN DAKWAH DAN PENGEMBANGAN JURUSAN
KONSENTRASI STUDI.

I. Realitas Dan Perkembangan Pemikiran Keilmuan Dakwah.


Dakwah islam sebagai usaha dan kegiatan orang berimandalam mewujudkan
ajaran islam dengan menggunakan system dan cara tertentu kedalam hidup perorangan
(fardiyah), keluarga (usrah), kelompok (tsoifah), masyarakat (mujtama’), dan Negara
(daulah). dan merupakan kegiatan yang menjadi sebab termebtuknya komunitas dan
masyarakat serta peradabannya..
menurut al-faruqi dakwah bukan saja merupakan suatu keharusan, melainkan
merupakan tugas terbesar kaum muslim yang mesti di tunaikan.bahkan bisa juga di jadikan
cita-cita hidup seorang muslim dengan semangat untuk menyampaikan dan memperjuangkan
kebenaran islam yaitu dengan membawa manusia kedalam suatu kehidupandimana islam
dalam segala aspeknya, baik teologi, hukum, akhlak, dan institusi-institusi islam dapat di
terima dan menjadi system hidupseluruh ummat manusia [1]
secara substansial dakwah islam dapat di pandang dari dua sisi : pertama. dakwah
sebagai ilmu (dakwah yang merupakan kesatuan pengetahuan yang tersusun secara sistematis
yang antara bagiaannya saling berhubungan dan memiliki tujuan tertentu yang bersifat
[1] disisni menurut pendapat saya, saya lebih setuju apa bila islam lebih bersifat universal,
dalam arti terbuka pada agama-agama lain, islam seharusnya lebih mangutamakan nilai-nilai
ajaran akhlaknya yang mulia yang bersumber dari nabi Muhammad yang utama. kare na
zaman sekarang bukan zamannya orang mengakui bahwa agamanya adalah agama yang
benar sendiri dengan semangat sektarianismenya menggembar gemborkan hal itu, sehingga
islam lebih terkenal akan arogansinya, dan semangat jihadnya (qital) sehingga kesan negative
tertancap di hati masyarakat duni bila memandang agama islam. mungkin islam kalau
kembali ke ajaranya yang murni (lebih mengutamakan nilai-nilai akhlakul karimahnya) islam
akan di terima dengan mudah di masa sekarang ini. dan hal itu akan menjadi mudah bila
dakwah di wajibkan bagi semua orang, karena mereka tidak harus berpikir dakwah lewat
podium atau yang lainnya, tapi lebih mudah lewat budi pekerti kita yang di ajarkan oleh nabi
Muhammad saw. jadi dakwah bukanlah menjadi beban bagi semua orang, tapi melatih kita
untuk berbuat yang lebih baik lagi.
teoritis maupun praktis dan sebagai penjelas yang menentukan arah aktifis dakwah di masa
kini dan akan datang sejalan dengan perkemabngan ilmu dan teknologi). yang ke dua adalah
dakwah sebagai aktifitas (hakikatnya merupakan pergerakan trnasformasi islam menjadi
tatanan kehidupan pribadi, keluarga, jamah, ummah dan daulah. sehingga dakwah dapat
menjalankan fungsinya secara maksimal dan lebih tepat, masalahnya sejak dakwah masa nabi
Muhammad SAW. serta zaman keemasan perdaban, islam tidak memperoleh dukungan
teoritis yang di tandai dengan berkembangnya dakwah sebagai ilmu, yang berakibat semakin
jauhnya harokah dakwah islam dari system dakwah nabi Muhammad SAW.
dewasa ini dakwah secara internal mengalami penurunan kualitas di sebabkan hal-
hal sebagai berikut : pertama : bergesernya dakwah islam dari fondasi dakwah yang telah di
bangun oleh nabi. kedua : menurunnya ghiroh dakwah islam. ketiga : menurut shaqir, karena
hilangnya kekuasaanduni, hilangnyasemangat dan ketulusan dalamberdakwah dan
keterbatasanwawasan dan metodologi yang dimiliki oleh para dai. keempat : sebagaimana di
ungkapkan oleh amrullah amahzun yaitu karena gerakanmeninggalkan manhaj islam yang
sangat komperensip untuk melakukan suatu perubahan dan mayoritas gerakan islam silam
tidak memiliki acuan program pembinana yang terstruktur dan pemikiran ilmiah yang akurat
untuk menghadapi tabiat perjuangan dakwah yang tengah di jalani. kelima : ketidak sesuaian
model pelaksanan dakwah islam saat ini dengan model dakwah nabi SAW. hal ini di
sebabkan adanya kesahan teorits dan prektis, salah satunya karena masih sangat lemahnya
penelitian dan pengembangan dakwah sebagai ilmu, selain itu juga ada factor ekternal yang
mempangaruhi kemunduran dakwah islam, yaitu merebaknya gerakan faham matrelisme,
liberalisme, skularisme, dan kapitalisme global di dalam masyarakat dunia bahkan di dalam
diri invidual muslim sendiri, pada sisi lain system jahiliah modern semakin menguat,
sehingga dakwah islam masa kini mengalami tantangan yang sangat besar. [2]
dalam literature klasik, pembahasan ilmu dakwah secara systematis belum di kenal
kecuali sebatas dakwah sebagai prinsip-prinsip menegakkan amar makruf nahi mungkar serta
sebagai kegiatan memelihara dan membina masyarakat islam (ummah).

[2] penulis menambahi : kelemahan dakwah islam salah satunya adalah jalannya dakwah
islam secara individual tidak terstruktur dengan baik dan belum mempunyai palnning
kedepan yang jelas seperti apa?.
pada umumnya para mufassir hanya terjebak pada pembahasan mengenai ketika
manfsirkan ayat-ayat dakwah yang pada umumnya terbatas pada lingkup makna ayat
tersebut, pembahasan tematik menganai dakwah dari kalangan mufassirin masih sulit di
temukan kecuali sayyid kutub, pada umumnya para mufassir terjebak untuk membahas ayat-
ayatn dakwah saja, misalnya Q.s. an-nahl:125Q.S. ali imron: 10 dll. dan yang menjadi bahan
uatama pokok persoalan adalah status ontologism khoiru ummah, (apakah status khoiru
ummah hanya di berikan untuk zaman nabi SAW. atau untuk ummat yang memenuhi syarat
kualitas yang di maksud). menurut ibnu katsir khoiru ummah berlaku bagi umum, setiap
kurun ada ummat yang terbaik, kurun pertama adalah masa nabi beserta para sahabatnya lalu
tabiin, dan tabiit tabiin, dan di jelaskan oleh imam qurtubi bahwa ummat nabi di sebut
sebagai khirul ummah karena ummat nabi jumlahnya yang merata di kalangan ummat
muslim dalam melaksanakan amar makruf nahi mungkar. arti dari amar makruf menurut ath-
tabari memerintahkan keimanan kepada Allah dan rosulnya dan menjalankan syariatnya.
sedangkan makna nahi mungkar adlah melarang kemusyrikan kepada Allah dan pendustaan
terhadap rosulnya dan pelanggaran terhadap apa yang di laranganya. bagi mereka yang dapat
melaksanakan tugas ini di terangkan dalam salah satu hadist bahwa mereka mendapat gelar
khoiru ummah dan memperoleh predikat sebagai kholifatullah fil ardhi, dalam hal ini para
ahli mufassir telah mengkaji secara mendalam fungsi amar makruf nahi mungkar sebagai
kegiatan essensial bagi tegaknya peradaban islam sebagai perwujudan kebenaran universal
dan di tunaikannya tugas khalifah.
selanjutnya pengkajian dakwah secara kontemporer, mulai memasuki sisi praktis
pendekatan epistimologi dalam pengertian sekitar metode pelaksanaan dakwah (praktis),
pemmbahasan ini mencakup : masalah unsure dan system dakwah, metode dakwah, tujuan
dan strategi dakwah gerakan pemikiran dakwah dengan menggunakan metode
pendekatanepistimilogi (teori pengetahuan) nampaknya bukan berawal dari barat da timur
tengah tetapi dari asia khususnya Indonesia. perkembangan pemikiran “dakwah sebagai
ilmu” dirasa cukup menggembirakan saat ini karena bila dibandingkan ketika keilmuan
dakwah muali di kaji untuk pertama kali tahun 1942 dalam dunia akademik dengan di
bukanya jurusan dakwah pada fakultas ushuluddin unifersitas al-azhar mesir dengan tujuan
untuk mendapatkan tenaga da’I yang memiliki kualitas akademis, agar dakwah islam mampu
mengatasi problem ummat islam dalam pembangunan nasional, namun epistimologi
keilmuan dakwah belumlah di kaji secara mendalam. namun seiring perkembangan zaman
para calon lulusan dakwah mempertanyakan spesifikasi keahlian dan teknostruktur
pembangunban yang mana yang harus diisi oleh sarjana ilmu dakwah, maka pada saat itu
para sarjana ilmu dakwah mulai menanyakan status epistimologi ilmu dakwah, apa yang
harus di ketahui (ontology ilmu dakwah), bagaimana cara mengetahui dan batasan-
batasannya (epistimologi keilmuan dakwah) untuk apa pengetahuan dakwah itu (axiology
keilmuan dakwah) mulai didiskusikan para pakar ilmu dakwah.
dari beberapa kali diadakannya seminar dan dikusi seputar epistem dakwah baik
antar dosen ataupun mahasiswa belum berhasil merumuskan epistimologi dakwah, sehingga
tim depag RI mengenai penyusunan kurikulum fakultas dakwah merekomendasikan adanya
lima jurusan pada fakultas dakwah yang terdiri : jurusan manajemen dakwah, penyiaran dan
penerangan agama islam, bimbingan dan penyuluhan, komunikasi dakwah islam dan
pengembangan masyarakat islam, sehingga lebih jelas kerangka epistimologi dakwah islam
menuju kearah mana pada decade ini. lalu di lanjutkan dengan mengadakan seminar
membahas system pendidikan fakultas dakwah di tinjau dari penjurusan, kurikulum dan
metode pendidikannya. dan hal itu menghasilkan rumus bahwa ilkmu dakwah terdiri dari tiga
disiplin ilmu utama :pertama disiplin ilmu tablilgh (komunikasi dan penyiaran islam serta
penyuluhan dan bimbingan islam). kesua disiplin pengembangan masyarakat islam, ketiga
disiplin manajemen dakwah. dan untuk selanjutnya kajian dakwah sebagai ilmu terus
berkembang
II. hakikat dakwah : usaha mewujudkan islam dalam kehidupan masyarakat
A. substansi dakwah islam.
istilah dakwah berasala dari bahasa arab da’wah bentuk masdar dari kata kerja da’a
yad’u, yang berarti seruan, ajakan atau panggilan, seruan panggilan atau ajakan ini dapat
dilakukan dengan kata-kata, suara, atau perbuatan, sedangkan pencantuman “islam” setelah
kata “dakwah” di maksudkan untuk mempertegas kandungan misi dakwah, sedangkan makna
dekwah secara universal mengandung dua system yaitu : mengajak kejalan yang benar (jalan
yang di ridloi allah), dan jalan kesesatan, dan para pakar ketika menulis buku dakwah
biasanya mempertegas dengan ‘da;wah ilallah”. sedangkan kata islam mempunyai makna
kepatuhan, damai dan tentram, dengan kata lain damai melalui kepatuhan pada Allah.
menurut sayyid sabiq islam adalah agama Allah yang di wahyukan kepada Muhammad SAW.
yang terdiri atas iman (aqidah) dan amal (syariah), dan keduanya tidak bisa di pisahkan.
dengan tercakupnya aspek amal atau syariah dan muamalah maka ajaran islam tidak terhenti
pada keyakinan saja, tetapi secara langsung secara oprasional menyangkut maslah-maslah
yang bersifat duniawi, termasuk dalam wilayah kehidupan masyarakat dan Negara.
sedangkan substansi dakwah islam adalah ‘usaha orang-orang beriman mewujudkan
ajaran islam dalam semua segi kehidupan yang di lakukan baik secara lisan dan tulisan
maupun perbuatan dalam kehidupan perorangan (fardiyah), keluarga (usroh), kelompok
(thaifah), masyarakat (mujtama’), dan Negara (daulah), secara berjamaah (terorgansisir)
dengan system nidhom dan metode manhaj (tertentu), sampai terwujud masyarakat yang
berkualitas khoiro ummah dan daulah toyyibah”. secara rinci substansi dakwah islam
melipuiti : pertama, dakwah islam adalah usaha orang-orang beriman mewujudkan ajaran
islam, kedua sasarannya semua segi kehidupan baik itu perorangan, keluarga, kelompok,
masyarakat, dan daulah. ketiga melaksanakan secara berjamaah (terorganisir) dengan system
dan metode tertentu, keempat tujuann empiriknya terwujudnya masyarakat berkualitas khoiro
ummah dan Negara berkualitas toyyibah wa robbuul ghofur, kelima tujuan
universalnyaerwujudnya islam sebagai rahmatallilalamin dan keenam tujuan akhirnya
kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat dalam ridlo Allah.

B. Dimensi Tujuan Dakwah


 mewujudkan pribadi muslim.
 mewujudkan keluarga muslim
 mewujudkan jamaah muslim
 mewujudkan masyarakat islam.
 mewujudkan daulah tayyibah[3]
C. Fungsi Sitem Dakwah
 Fungsi Tablgih (tabligh berarti menyampaikan agama dan risalah islam ke pihak lain baik dari
al-qur’an atau assunah maupun dari dirinya sendiri)

[3] saya setuju dengan hal ini. pokok unsure utama sasaran dakwah adalah diri sendiri, lalu
orang-orang di sekitarnya, sesuai dengan dalil alqur’an surat attahrim yang berbunyi,
yaayuhalladzina amanu qu anfusakum waahlikum naro”, dalam ayat ini di jelaskan unsure
utama dakwah adalah diri sendiri, lalu ahlinya (bisa keluarga atau teman atau tetangganya)
dan juga bisa lebih luas lagi cakupannya.
 Fungsi Qiyadah / kepemimpinan (kepemimpinan dakwah menjalankan fungsi mengarahkan
dan menggerakkan, mengambil keputusan, menyelesaikan berbagai masalah dan perselisihan,
menegakkan keadilan, menjadi teladan hidup, memerintah dan membuat kesepakatan
perdamaian dan penerapan peraturan)
 Fungsi Ta’dib (islam memainkan perannya dengan memberikan ta’di_pelajaran_ pada
khususnya akhlak, etika dan intelektual yang baik dengan tujuan utamanya pencapaian
karakter yang baik)
 Fungsi Hijrah. (kata hijrah mempunyai arti seseorang mrninggalkan yang lain baik secara
fisik, perkatan, bahkan hati, dan maksud hijrah disini adalah meninggalkan segala apa yang
di larang Allah baik keyakinan, pola piker, sikap, maupun perbuatan (amal) atau
meninggalkan dar kufr menuju dr islam, dan hijrah adalah solusi menyelamatkan dari ujian
akidah tauhid)
 Fungsi Amar Ma’ruf Nahi Mungkar (amar makruf nahi mungkar dalam dimensi islam
merupakan dimensi kekuasaan dlam dkwah yang menjadi penopang kekuatan dakwah dalam
memecahkan masalah secara berkelanjutan sebagai pengolah balik negative dan positif
sehingga system dakwah tetap stabil dan terintegrasi, selain itu juga amar makruf nahi
mungkar adalah salah satu ciri khas muslim yang mebedakannya dengan yang lain, dan
barang siapa yang dapat menjalankannya maka akan dapat barakah yang melimpah seperti
yang di janjikan oleh Allah).
 Fungsi Jihad (jihad adalah mencurahkan segala tenaga dan kekuatan untuk menegakkan islam
dalam rangka memperoleh ridlo Allah, namun secara hakiki jihad adalah menundukkan hawa
nafsu untuk taat pada Allah. fungsi jihad baik qital untuk melawan penghalang dakwah
maupun karena mereka tidak mau menerima dakwah, jihad juga bukan hanya bersifat
desensif tetapi sekaligus ofensif terhadap lawan-lawan dakwah. juga jihad adalah penegak
system dakwah dalam mewujudkan system islam di muka bumi, salin itu jihad juga salah satu
metode yang efektif untuk mewujudkan perdamaian, dalam perspektif system dakwah jihad
adalah mekanisme pertahanan dan penjagaan stabilitas system dakwah dalam mengolah
balikan hambatan menjadi kekuatan dakwah serta menjadi penegak system dakwah [4]

[4] dalam hal ini saya kurang sependapat; karena bukan zamannya sekarang jihad diartika
menganngkat pedang, atau melawan musuh. musuh kita terbesar saat ini adalah
kebobrokan akhlah yang harus kita gantikan dengan berbudi pekerti yang baik, kenalkanlah
nilai-nilai atau ajaran islam yang luhur yang kita tonjolkan bukan semangat berperang
III. Lingkup Kajian Dakwah Sebagai Ilmu
A. Obyek kajian Dakwah
a. Obyek Material (meliputi ajaran pokok islam yaitu al-qur’an dan sunah dan hasil ijtihad
serta manifestasinyadalam semua aspek kegiatan dan kehidupan umat islam dalam sepanjang
sejarah islam contohnya system pengetahuan, teknologi, social hukum, ekonomi, dll.)
b. Obyek Formal (mengkaji salah satu obyek forml tersebut, yakni apa yang menjadi substansi
dakwah islam yang membedakan dengan substansi kajian keilmuan islam lainnya)
B. Analisa Masalah (Obyek Formal)
setiap bidang dakwah yang di kaji memiliki unsure-unsur kegiatan hubungan dan interaksi
anatar unsure dalam masing-masing bidang itulah yang secara khusus dikaji oleh ilmu
dakwah dan masalah yang ditimbulkan dari interaksi hubungan antara unsure-unsur tersebut,
unsure pokok dasar dakwah islam teridiri dari empat pokok yaitu : doktrin islam (al-qur’an,
sunah dan hasil ijtihad), da’I (baik pribadi maupun lembaga), mad’u (masyarakat atau ummat
manusia)da tujuan dakwah, keempat hal itu salingterkait dan saling tehubung dan saling
bergantung dalam mencapai tujuan dakwah.
a. Analisa Masalah Hakikat Dakwah Dan Pemahaman Esensi Islam.
dalam pemahaman masalah hakikat dakwah sebagai interaksi anatar doktrin, atau da’I, atau
mad’u, contohnya masalah doktrin didalam islam mempunyai beberapa golongan yang
berbeda doktrin missal antara doktrin islam (A) dan da’I (B)
b. Analisa Masalah Tabligh Dan Silaturrahim (Komunikasi) Islam
interaksi da’I dengan mad’u melahirkan masalah tabligh dan silaturrahmi.
c. Analisa Masalah Model Perilaku Islam Secra Empiris (Amal Saleh)
interaksi antara unsure mad’u dengan tujuan dakwahmelahirkan masalah kategori model
perilaku islam yang empiris sebagai masalah.
d. Analisa Masalah Efesiensi Dan Efektifitas Pencapaian Sasaran Dan Tujuan Dakwah
interaksi antara dai dan tujuan melahirkan masalah efesiensi dan efektifitas dalam
penggunaan sumber daya yang ada dan sumber daya lainnya dalam mencapai tujaun dan
sasaran. namun ada beberapa tahapan untuk memudahkan da’I yaitu

melawan musuh, juga adalagi yang lebih penting dalm bahasan jihad, yaitu ihad
mengendalikan hawa nafsu, juga mengendalikan arus globalisasi yang semakin mengikis
nilai-nilai luhur di muka bumi ini, dan juga jihad melawan kebodohan dan kemiskinan, itulah
poin-poin pentingnya.
C. Jenis kegiatan dakwah sebagai fenomena keilmuan
 Kegiatan tabligh islam.
a. Komunikasi Dan Penyiaran Islam terdiri dari kegiatan pokok : sosialisasi, internalisasi, dan
eksternalissi ajaran islam dengan menggunakan sarana mimbar dan media massa (cetak dan
audio visual).
b. Bimbingan Dan Penyuluhan Islam (ta’dib) terdiri dari kegiatan pokok bimbingan probadi
dan keluarga dengan melakukan penyuluhan islamsesuai dengan konteks masalah dan
pemecahan problempsikologis dengan psikoterapi islam.
 kegiatan pengembangan masyarakat islam.
kegiatan pengembangan masyarakat islam terdiri dari kegiatan pokok :
tranformasi dan pelembagaan ajaran islam kedalam realitas islam (khoirul ummah).
 kegiatan manajemen dakwah
kegiatan manajemen dakwah islam terdiri dari kegiatan pokok : penyususnan kebijakan,
perencanaan program, pengorganisasian program, monitoring dan evaluasi dakwah.
D. Metode Keilmuan Dakwah
Metode (yunani) adalah cara atau jalan, metode keilmuan mengandung arti cara kerja untuk
memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. sedangkan metode dakwah
sendiri meluputi beberapa tahapan yaitu :
 Metode Tafsir Maudlui : metode tafsir yang berusaha mencari jawaban al-quran tentang suatu
masalah tertentu dengan jalan menghimpun seluruh ayat yang di maksud lalu menganalisa
lewat ilmu-ilmu Bantu yang relevan dengan masalah yang di bahas , untuk kemudian
melahirkan konsep yang utuh dari al-qr’an tentang masalah tersebut
 Metode Takhrij Khadits : dalam penelitian ini pencarian hadits menggunakan metode takhrij
hadits baik bllafdzi maupun bil maudlui
 Pendekatan Analisa Sestem Dakwah : dengan memilih metode yang bermabfaat bagi
perumusan kebijakan dan program dakwah islam
 Metode Historis : metode ini di gunkan untuk melihat dakwah dalam perspektif waktu :
kemarin kini dan yang akan datang, caranya dengan melihat semua unsure system dakwah
dalam perspektif waktu dan di barengi dengan penjelasan tempat dimana kejadiannya.
 Metode Reflektif : yaitu refleksi pandangan dunia tauhid kedalam prinsip epistimilogi, di
lanjut penyusunan wawasan teoritikdan refleksi teoritik kedalam pemahaman fakta dakwah.
 Metode Riset Dakwah Partisipatif :obyek kajian dakwah tidak hanya memiliki sifat masa
lalu tetapi juga (bahkan lebih banyak) bersifat mesa kini dan yang akan dating karena itu
dakwah merupakan fenomena actual yang berinteraksi dengan anega ragam system
kemasyarakatan, sains dan teknologi karena setiap wacana dakwah tidak bisa di kaji secra
sendiri tapi berkesinambungan dengan komponen-komponen lain.
 Metode Surfey Dakwah : metode ini tepat menyusun peta dakwah yang merupakan
kebutuhan yang urgen sebelum dakwah dilaksanakan, peta dakwah meliputi materi, system,
metode, da’I serta kebijakan dan strategi dakwah.
 Riset Kecendrungan Gerakan Dakwah : setelah peneliti (da’i) melakukan generalisasi atas
fakta dakwah masa lalu dan saat sekarang serta melakukan kritik teori-teori dakwah yang
ada, dan menyususn snalisis kecendrungan masalah, system, metode dan pola
pengorganisasian dan pengelolaan dakawah di masa lali. masa kini dan masa yang akan
datang
E. Hakikat Ilmu Dakwah
berdasarakan hakikat dakwah, obyek formal, analisis masalah antara unsure maka dakwah
sebagai obyek formal dan hakikat ilmu di atas, maka ilmu dakwah dapat di beri pengertian ;
kumpulan pengetahuan yang berasal dari Allah yang di kembangkan ummat islam dalam
susunan yang sistematis dan terorganisir yang membahas masalah yang ditimbulkan dalam
interaksi anatar unsure dalam system mewujudkan ajaran islamdalam semua kenyataan
kehidupan manusia dengan maksud memperoleh pemahaman yang tepat mengenai kenyataan
dakwahsehingga akan dapat di perolehsusunan pengetahuan yang bermanfaatbagi penegakan
tugas dakwah dan khilafah ummat islam.
F. Disiplin dan Struktur Keilmuan Dakwah.
a. Sub Disiplin Tabligh
 Ilmu komunikasi dan penyiaran islam
 Ilmu bimbingan dan penyuluhan islam
b. Sub Disiplin Ilmu Pengembangan Masyarakat Islam
Termasuk dalam komponen ini system pengembangan masyarakat islam, metodologi
pengembangan masyarakat islam, peta dakwah islam, riset dakwah partisipatif, manhaj
pengembangan jamaah, system pemberdayaan ekonomi ummat, pembangunan jaringan
keuangan syariah, analisa dampak lingkungan dakwah, kebijakan dan strategi pembangunan
di dunia islam.
c. Sub Disiplin Ilmu Manajemen Dakwah
Membahas dasar-dsar manajemen dkwah, kepemimpinan strategi dakwah, manajemen
sumberdaya dakwah, manajemen lembaga keuangan syariah, perencanaan strategi dakwah,
perbandingan organisasi dakwah dan manajemen zakat, infak dan sodaqoh, manajemen
wakaf.
G. Ilmu Bantu
Ilmu dakwah banyak sekali diantaranya : ilmu tauhid, ilmu akhlak, mantiq, filasafat dan
pemikiran islam,ulumul qur’an, ulumul hadits, dan masih banyak lagi yang penting untuk di
kaitkan dengan dakwah islam, dan tetu saja harus sesuai.
IV. Ancangan Pengembangan Teori Dakwah.
A. Teori Medan dakwah.
Teori medan dakwah adalah teori yang menjelaskan situasi teologis, kultural dan struktural
mad’u pada saat permulaan pelaksanaan dakwah islam. dari sisi sebenarnya kita dapat
menconto teori dakwah nabi di makkah yang notabennya mempunyai kebudayaan yang
berbeda dengan orang islam, namun nabi dapat masuk dan malah bisa menggaet pemuka-
pemuka mekah, ketika dapat mempelajari semua itu dengan mempelajari sejarah nabi.
B. Teori Proses Dan Tahapan Dakwah
1. Model dakwah dalam tahap pembentukan (takwin).
2. Tahap penataan dakwah (tandzim).
3. Teori Analisis System Dakwah
C. Teori Analisa System Dakwah
b. Dakwah islam adalah suatu system yang terdiri dari beberapa sub system (input, proses,
output, feedback) yang saling berhubungan, bergantung dan berinteraksi dalam mencapai
tujuan dakwah
c. Dakwah nabi Muhammad SAW. berjalan menurut alur system dakwah yang di arahkan Allah
SWT. yang menjadi sunah Allah yang berlaku dalam dakwah ialam yang bersifat tetap,
obyektif dan universal. dengan demikian dakwah nabi SAW. adalah sumber utama model
dakwah yang baik, dan sukses. karena dakwah nabi berdasarkan sunnah Allah yang tidak
memihak dan bisa di obserfasi oleh siapapun.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hakikat dakwah : usaha mewujudkan islam dalam kehidupan masyarakat
B. Substansi Dakwah Islam.
Sedangkan substansi dakwah islam adalah ‘usaha orang-orang beriman mewujudkan ajaran
islam dalam semua segi kehidupan yang di lakukan baik secara lisan dan tulisan maupun
perbuatan dalam kehidupan perorangan (fardiyah), keluarga (usroh), kelompok (thaifah),
masyarakat (mujtama’), dan Negara (daulah), secara berjamaah (terorgansisir) dengan system
nidhom dan metode manhaj (tertentu), sampai terwujud masyarakat yang berkualitas khoiro
ummah dan daulah toyyibah
H. Dimensi Tujuan Dakwah
mewujudkan pribadi muslim., keluarga muslim, jamaah muslim, masyarakat islam., dan
daulah tayyibah
I. Fungsi Sitem Dakwah
Tablgih, Qiyadah , Ta’dib, Hirah, Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, Fungsi Jihad
IV. Lingkup Kajian Dakwah Sebagai Ilmu
A. Obyek kajian Dakwah
1. Obyek Material
2. Obyek Formal
3.Analisa Masalah (Obyek Formal)
B. Jenis kegiatan dakwah sebagai fenomena keilmuan
 Kegiatan tabligh islam.
 kegiatan pengembangan masyarakat islam.
 kegiatan manajemen dakwah
C. Metode Keilmuan Dakwah
 Metode Tafsir Maudlui
 Metode Takhrij Khadits
 Pendekatan Analisa Sestem Dakwah
 Metode Historis
 Metode Reflektif
 Metode Riset Dakwah Partisipatif
 Metode Surfey Dakwah
 Riset Kecendrungan Gerakan Dakwah
D. Hakikat Ilmu Dakwah
ilmu dakwah dapat di beri pengertian ; kumpulan pengetahuan yang berasal dari Allah yang
di kembangkan ummat islam dalam susunan yang sistematis dan terorganisir yang membahas
masalah yang ditimbulkan dalam interaksi antara unsure dalam system mewujudkan ajaran
islam dalam semua kenyataan kehidupan manusia dengan maksud memperoleh pemahaman
yang tepat mengenai kenyataan dakwah sehingga akan dapat di peroleh susunan pengetahuan
yang bermanfaat bagi penegakan tugas dakwah dan khilafah ummat islam.
E. Disiplin dan Struktur Keilmuan Dakwah.
a. Sub Disiplin Tabligh
 Ilmu komunikasi dan penyiaran islam
 Ilmu bimbingan dan penyuluhan islam
b. Sub Disiplin Ilmu Pengembangan Masyarakat Islam
c. Sub Disiplin Ilmu Manajemen Dakwah
F. Ilmu Bantu
Ilmu dakwah banyak sekali diantaranya : ilmu tauhid, ilmu akhlak, mantiq, filasafat dan
pemikiran islam,ulumul qur’an, ulumul hadits, dan masih banyak lagi yang penting untuk di
kaitkan dengan dakwah islam, dan tetu saja harus sesuai.
B. KRITIK DAN SARAN

Penulis belum berani memberi kritikan yang pasti ubtuk semua teori dakwah, baik dari
bidang keilmuan dakwah, sampai aspek-aspek yang, semua itu karena keterbatasan penulis
yang masih baru tahap belajar
Namun besar harapan penulis bagi semua ahli-ahli dakwah, kader-kader dakwah dan para
perumus-perumus ilmu dakwah untuk tidah berhenti sapai di sini, dan tentu saja
mempraktikan apa yang menjadi teori-teori dakwah yang sudah valid, agar tidak hany
terlaksana di buku saja, tapi juga terlaksana di tindakan, karena selama ini kesan
berkembangan dakwah masih stagnan, semoga dakwah bias berkembang lebih baik lagi
amin.

C. PENUTUP
Segala puja puji tak henti-hentinya penulis haturkan ke hadirat illahi robby yang mana atas
limpahan rahmadnya penulis dapat menyelesaikan tugas resume ini, salawat serta salam tak
lupa penulis haturkan kepada junjungan nabi agung Muhammad SAW. Semoga kita
mendapat syafaatnya di yaumil qiyamah kelak, amin.
Penulis sadari betul, di dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritk dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca yang budiman, akhir
kata dari penulis, semoga makalh ini bermanfaat sebagaimana mestinya, amin.

Anda mungkin juga menyukai