Chapter II
Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keloid
Keloid merupakan suatu tumor jinak jaringan fibrosa padat yang berkembang
pertumbuhan berlebihan kolagen yang meluas keluar dari batas luka atau
inflamasi.1,4 Keloid terjadi karena sintesis dan penumpukan kolagen yang berlebihan
dan tidak terkontrol pada kulit yang sebelumnya terjadi trauma dan
keloid menyebar melewati garis batas luka awal, menginvasi kulit normal di
2.1.1 Epidemiologi.
terlihat perbedaan di antara kelompok ras. Keloid lebih sering dijumpai pada ras
Afrika, Amerika Latin dan Asia. Secara umum risiko untuk terjadi keloid pada ras
dengan kulit lebih gelap 15 kali lebih tinggi dibanding ras kulit putih.6 Insidens
keloid pada kulit hitam dan Hispanik bervariasi dari 4,5-16%,3,5,6 dan pada ras
kelompok umur 10 – 30 tahun dan tidak umum pada usia yang lebih kecil dan
orang usia tua.3-6 Terdapat dominasi wanita yang mungkin disebabkan oleh karena
5
6
wanita lebih perhatian secara kosmetika dan lebih sering menindik telinga.3,6,9.
Berdasarkan penelitian Putra & Jusuf tahun 2012, jumlah kunjungan pasien baru
keloid di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP H Adam Malik tahun 2009 sampai
dengan 2011 didominasi oleh wanita, dan terbanyak pada rentang usia 15 – 24
sebesar 41,57%.7
mempunyai keloid. Ditemukan insidens keloid yang lebih tinggi pada individu
dengan Human Leukocyte Antigens (HLA) B14, BW16, dan golongan darah
yang dilakukan pada tahun 1969 sampai 1970, dimana mengikutsertakan 486
pasien keloid. Seluruh pasien berasal dari ras yang sama dan bermukim di kota
golongan darah A pada pasien keloid dibandingkan dengan penduduk lokal kota
2.1.2 Etiopatogenesis
penting. Falco mengatakan bahwa keloid dapat timbul setelah trauma atau
setelah lesi kulit lainnya.2,3,6 Pada penelitian Putra dan Jusuf tahun 2012
kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan dari tahun 2009 – 2011, mengalami
7
keloid didahului oleh riwayat trauma.7 Selain itu timbulnya keloid dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya faktor familial, lokasi lesi, usia, jenis
luka terbagi dalam tiga fase, yaitu: inflamasi, fibroblastik dan maturasi.5 Secara
umum, keloid timbul setelah cedera atau inflamasi kulit pada individu
yang beresiko. Keloid dapat terjadi dalam jangka waktu satu bulan sampai satu
tahun setelah trauma atau inflamasi. Trauma kulit pada retikuler dermis atau
lapisan kulit lebih dalam lagi cenderung berpotensi menjadi skar hipertrofik dan
keloid. Beberapa faktor pencetus keloid yang sering dilaporkan adalah akne,
folikulitis, varisela, vaksinasi, tindik telinga, trauma, luka bakar, luka robek dan
luka operasi.2,4,9 Luka kecil sekalipun, bahkan bintil bekas gigitan serangga dapat
menjadi keloid. Injeksi menggunakan jarum ukuran kecil, seperti injeksi anestesi
lokal, biasanya tidak menimbulkan keloid. Keloid dapat terjadi pada injeksi yang
bahwa 10% remaja mendapat keloid pada tempat bekas injeksi vaksin Bacil
bekuan fibrin untuk hemostasis. Bekuan ini selanjutnya berperan sebagai rangka
aktifasi sitokin poten termasuk TGF-β, epidermal growth factor (EGF), insulin
8
Growth factor berfungsi merekrut dan mengaktifkan sel netrofil, epitel, endotel,
baru, memulai sintesis kolagen dan menciptakan regangan tepi luka melalui
protein yang kontraktil seperti aktin dan desmin. Pembuluh darah menyediakan
hiperemis dan contracted. Remodeling skar terjadi pada 6-12 bulan selanjutnya,
dengan skar yang terbentuk mendekati 70-80% tensile strength kulit normal.
apoptosis. Selain itu pada biakan fibroblas keloid didapatkan produksi kolagen
normal.3
kolagen tipe I dan memiliki kapasitas untuk berproliferasi 20 kali lebih besar
membuat serat kolagen sukar didegradasi, selain itu ditemukan penurunan enzim
kolagenase .3,6
memiliki tiga sub-tipe yaitu: tipe 1, 2 dan 3. Tipe 1 dan 2 menstimulasi fibroblas,
ditemukan meningkat pada skar hipertrofi dan keloid. Pada keloid, TGF-β terkait
pada keloid. Disamping itu IGF-1 juga meningkat pada keloid. Fungsi IGF-1
reaksi imun spesifik. Immunoglobin (Ig) yang meningkat pada keloid adalah
IgA, IgG dan IgM. Pelepasan produk sel mast yang dimediasi oleh IgE juga
kolagen pada keloid. Aktifitas metabolik sel mast juga berperan dan mendasari
melanosit yang bersifat asam. Kepadatan kolagen akan sesuai dengan parut
normal bila sintesis dan degradasi kolagen berada dalam keseimbangan. Peranan
yang kemudian secara akumulasi akan terbentuk tumpukan kolagen yang padat
dan bermanifestasi sebagai suatu kelainan keloid. Enzim yang berperan sebagai
keloid pada orang kulit berwarna disebabkan karena keberadaan melanin yang
ekstraselular dan degradasi, ada keseimbangan proliferasi sel dan apoptosis. Telah
dicatat bahwa pengaturan apoptosis dan proliferasi pada fibroblas berubah pada
keloids.15 Fibroblas keloid telah terbukti dalam beberapa studi memiliki tingkat
dan Luo et al, dalam penelitian menunjukkan penurunan apoptosis terkait gen
dalam jaringan keloid manusia dan penurunan aktivitas apoptosis pada fibroblas
terlokalisir dalam sel. Salah satu sitokin yang dimaksud adalah TGF-β1. TGF-β1
Manifestasi klinis keloid berupa plak atau nodul kenyal, berwarna merah
atau merah muda (sering disertai telangiektasis), biasanya gatal dan nyeri, yang
tidak dapat pulih secara spontan dan ukurannya makin lebar seiring dengan
waktu.2,4 Lee et al melaporkan bahwa dari 28 pasien keloid; 86% mengeluh gatal
dan 46% mengeluh nyeri, gatal terutama pada tepi lesi sedangkan nyeri pada
bagian tengah lesi, dimana nyeri alodinia tercatat pada 43% pasien.16 Keloid lebih
sering muncul pada daerah kulit tebal, banyak bergerak dan teregang seperti pada
pada beberapa bulan setelah luka. Untuk itu perlu pengenalan ciri dari kedua
jenis parut tersebut pada pemantauan secara klinis menyangkut waktu timbulnya,
Ada maturasi, cenderung regresi dalam Tidak ada maturasi, cenderung membesar/
perjalanan waktu progress dengan perjalanan waktu
Tidak ada hubungan dengan ras Sering mengenai ras kulit hitam
Berikut ini adalah gambaran suatu skar hipertropik yang disebabkan cedera
Gambar 2.1 Skar hipertropik setelah Gambar 2.2 Keloid pada presternal.
cedera. Dikutip dari kepustakaan no.3 Dikutip dari kepustakaan no.3
14
2.1.4 Histopatologi
kolagen yang tidak beraturan ini berbeda dari serabut kolagen normal yang
tersusun secara paralel terhadap epidermis. Selain itu pada keloid terdapat
tersusun vertikal, adanya gambaran seperti ujung lidah di bawah epidermis dan
2.1.5 Pengobatan
pemahaman tentang patogenesis keloid yang ada saat ini, terdapat tiga
berbagai terapi dan cenderung kambuh. Keloid yang hanya diterapi dengan
untuk lesi yang tidak berespon terhadap terapi lain.5,14 Jika kulit sekitar
kecil dapat dieksisi dan luka ditutup secara primer. Namun jika
akan ditanamkan graft kulit. Full thickness graft lebih baik dibanding split
antara 45% sampai 100%. Karena rekurensi yang tinggi ini, bedah eksisi
menyebabkan skar yang lebih panjang dari keloid asalnya dan bila kambuh
dapat terjadi keloid yang lebih besar lagi.5,8 Injeksi kortikosteroid intralesi
1. Radiasi.
cohort besar dengan follow-up secara ektensif menyatakan tidak ada bukti
tiroid.10
2. Laser
efek fototermolisis selektif dan efek panas yang dihasilkan oleh energi
merupakan salah satu jenis laser yang pertama kali digunakan untuk
rekurensi keloid. Saat ini laser CO2 digunakan untuk debulking keloid
modalitas laser lain, namun saat ini jarang digunakan. Mekanisme kerja
3. Cryotherapy
dini berespon lebih baik secara signifikan dibanding lesi yang lebih besar,
4. Terapi Tekanan
pengobatan keloid setelah luka bakar menjadi umum pada akhir tahun
luka bakar ataupun pasca pembedahan, tidak ada penelitian yang mampu
5. Injeksi Intralesional
a. Kortikosteroid
kerja yang mungkin didapat dari KIL ini adalah inhibisi nictric
mengurangi nyeri saat injeksi KIL. Karena nyeri saat injeksi dan
b. Interferon.
bervariasi.23
22
c. Bleomisin
digunakan setiap sesi tidak lebih dari 6 ml. Semua kasus yang
d. Mitomycin C.
e. 5-Fluorourasil
keloid adalah dengan injeksi IL. Efek samping yang sering terjadi
f. Toksin Botulinum A.
unit / mL, dengan dosis total bervariasi 70-140 unit per sesi.
sembilan bulan. Pada satu tahun tindak lanjut, hasil terapi yang
sangat baik pada 3 pasien, baik pada 4 pasien, dan cukup pada 4
keloid.24
26
h. Verapamil
keloid.8
6. Terapi topikal
skar, mengurangi eritem dan gejala gatal dan nyeri. Silicone gel
b. Imiquimod
kolagen oleh fibroblas maka Berman dan Villa meneliti efek terapi
c. Tamoksifen
keloid.15
29
e. Retinoid
f. Ekstrak tumbuhan
a. Colchicine
b. Antihistamin
mengobati keloid. 28
c. Oksigen hiperbarik
2. 2. 5-Fluorourasil
dengan berat molekul 130,1.29 5FU merupakan analog pirimidin yang banyak
34
digunakan dalam pengobatan kanker dan glaukoma, yang bekerja dengan cara
pengobatan keloid dan skar hipertrofik tidak baru. Teknik ini telah dipraktekkan di
yang ditunjukkan secara in vitro dan in vivo. Selain itu 5FU diperkirakan mempunyai
efek inhibitor ekspresi gen kolagen tipe 1 pada fibroblas manusia melalui
penghambatan sinyal TGF-β. Ini akan mengganggu baik sintesis DNA dan RNA pada
keloid dengan 5FU.5,9 Huang et al dalam penelitian terhadap kultur fibroblast yang
diberikan 5FU dosis rendah menyatakan bahwa 5FU secara signifikan menghambat
proliferasi sel fibroblast keloid, menginduksi apoptosis sel dalam berbagai tingkatan
35
tetapi tidak serta merta membunuh sel fibroblast keloid, dan juga menyebabkan siklus
Pada pemberian 5FU secara IL, Gupta dan Kalra pada tahun 2002 melakukan
suatu uji klinis terhadap pasien-pasien keloid. Duapuluh empat pasien dengan keloid
ukuran <6 cm, diobati dengan injeksi 5FU-IL setiap minggu, dengan maksimum 16
kali injeksi. Hasilnya, dari 35% pasien mengalami pendataran keloid sebesar 75%,
pendataran keloid.34 Nanda dan Reddy pada tahun 2004 dalam suatu penelitian acak,
uncontrolled, dari 28 pasien keloid yang diberikan injeksi 5FU-IL dengan interval 1
80% dari pasiennya menunjukkan perbaikan lesi keloid >50%. Tidak ada pasien
dengan kegagalan terapi. Efek samping yang ditemukan adalah nyeri ketika injeksi,
dan ulserasi. Tidak ada rekurensi selama periode follow-up 24 minggu pada seluruh
memberikan injeksi 5FU-IL dengan konsentrasi 50mg/ml dan dosis 0,2 – 0,4 ml/cm2
(85%) pasien mengalami perbaikan klinis >50%. Efek samping yang ditemukan
adalah nyeri (100%), hiperpigmentasi (100%), dan ulserasi (14%). Rekurensi terjadi
Sediaaan 5FU yang ada : 250 mg/5ml dan 500 mg/10ml (Curacil®). 5FU (50
mg/ml) diinjeksikan secara IL. Dosis yang diberikan disesuaikan menurut luas lesi
tetapi tidak boleh melebihi 100 mg/sesi (2 ml). Sediaan ini diinjeksikan dengan
menggunakan baik syringe 1 cc dengan ukuran needle 27G atau syringe Luerlock 1
36
cc. Solusio 5FU disuntikkan ke dalam bagian sentral dari jaringan parut, sampai
Regresi fibroblas tergantung pada durasi paparan obat dan dosis. Telah
ditemukan bahwa 5FU yang diberikan secara intralesi sekali seminggu atau setiap 2
minggu sekali untuk keloid adalah efektif. Injeksi 5FU sering menimbulkan rasa
sakit. 29,36,37
Efek samping 5FU antara lain : eritema lokal, bengkak, ulserasi kulit, rasa
pada daerah injeksi dan biasanya menghilang secara spontan setelah 3 bulan.33-36
sintetis, berupa bubuk kristal bewarna putih atau krem, hampir tidak berbau yang
bersifat larut dalam air, sebagian larut dalam alkohol dan kloroform, sangat sedikit
larut dalam ether, dengan berat molekul 434,5. TA mempunyai rumus kimia 9α-
Para ahli menduga, TA bekerja pada keloid dengan cara menginhibisi sintesis
kolagen dan pertumbuhan fibroblast secara in vitro, dan menurunkan ekspresi TGF-β
,suatu stimulator kolagen dan protein matriks ekstraseluler yang dihasilkan fibroblas
kolagen baru.20,33
Pada penelitian Prabhu et al, dimana dilakukan uji klinis perbandingan 5-FU
keloid ditemukan lebih baik secara signifikan (71,23%) dibandingkan dengan injeksi
5FU (57,48%), dimana efek samping lebih sering ditemukan pada pasien yang
dengan konsentrasi 10 - 40 mg/ml digunakan pada awal pengobatan pada lesi keloid
38
yang terletak pada batang tubuh dan ekstremitas.4 TA biasanya diberikan tiap 2-4
minggu selama 2-4 bulan, tergantung respon pengobatan. Interval injeksi dapat
Efek samping injeksi TA antara lain : rasa nyeri pada lokasi injeksi,
sekitarnya jika obat tidak diinjeksikan secara tepat ke dalam skar/ keloid,
AKTIVITAS ABNORMAL
FIBROBLAS. RESPON IMUN ABNORMAL PE↑ PRODUKSI ASAM REGULASI
Fibroblast keloid m’hasilkan Pe↑ kadar IgA, IgG, IgM, dan HIALURONAT APOPTOSIS
kolagen tipe 1 dgn kapasitas IgE. Pe↑ produksi asam ABNORMAL :
proliferasi 20x lipat dr IgE mediator histamin hialuronat Penurunan apoptosis
jar.normal. menghambat lysil oksigenase mempertahankan TGF- proliferasi ↑
Pe↑ C4S serat kolagen sulit kolagen pe↑ jumlah kolagen β1 keloid
didegradasi
Pe↓ enzim collagenase
Luka / cedera
inflamasi yang tjd
Penyembuhan luka KELOID
pada individu yg rentan
5FU-IL TA-IL
KELOID
2.6. Hipotesis
Efektivitas injeksi 5FU-IL lebih baik dibandingkan dengan injeksi TA-IL dalam