Anda di halaman 1dari 9

Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian

Lingkup Wilayah Studi


Penentuan lingkup wilayah studi disesuaikan dengan karakteristik kegiatan proyek
yang akan dilakukan, besarnya dampak yang akan terjadi serta
jangkauan/penyebarannya. Lingkup wilayah studi ANDAL rencana kegiatan
pembangunan permukiman terpadu ini ditentukan oleh batas proyek, batas
administrasi, batas sosial, dan batas ekologis.

Batas Proyek
Batas proyek yaitu lokasi dimana seluruh komponen rencana kegiatan akan
dilakukan, terutama komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak. Sesuai izin
lokasi dan kepemilikan lahan, batas proyek adalah hamparan wilayah seluas ±
563.065,56 m2 yang terletak Desa Bojongnangka – Kecamatan Gunungputri,
Kabupaten Bogor sebagaimana disajikan pada Gambar 2.38.

Batas Ekologis
Batas ekologis yaitu wilayah terjadinya sebaran dampak-dampak yang akan dikaji,
mengikuti media lingkungan masing-masing. Batas ini menyesuaikan dengan
ekosistem yang terdapat di sekitar lokasi yang dapat terpengaruh oleh kegiatan
pembangunan permukiman terpadu. Dalam studi ini batas ekologis adalah aliran
dampak melalui media air (sungai cikeas). Sebaran dampak udara berdasarkan pada
rona awal arah angin dominan dan kecepatannya dengan arah dominan dari Barat ke
Timur, berdasarkan data kecepatan dan arah angin selama 10 tahun terakhir dari
Tahun 2005-2014, sementara sebaran dampak terhadap kualitas air permukaan
dipengaruhi oleh kondisi hidrologi. Batas ekologis rencana pembangunan
permukiman terpadu disajikan pada Gambar 2.39.

Batas Sosial
Batas sosial yaitu ruang dimana masyarakat, yang terkena dampak limbah, emisi,
atau kerusakan lingkungan, tinggal atau melakukan kegiatan. Batas ini meliputi
ruang di sekitar lokasi rencana pembangunan permukiman terpadu yang
diperkirakan sebagai tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial dengan norma
dan nilai tertentu yang diperkirakan akan mengalami perubahan akibat rencana
kegiatan ini. Di dalam studi ini yang menjadi batas sosial adalah kelompok-kelompok
masyarakat yang tercakup di dalam permukiman penduduk yang berhubungan
langsung dengan rencana pembangunan permukiman terpadu, yaitu permukiman
penduduk di Desa Bojongnangka (RW 15, RW 16) dan Kranggan, Kec. Gunungputri –
Kab. Bogor dan Kelurahan Tapos (RW 12, RW 13) dan Kelurahan Cimpaeun (RW 01,
RW 13), Kecamatan Tapos-Kota Depok. Batas sosial rencana pembangunan
permukiman terpadu disajikan pada Gambar 2.40.

Batas Administrasi
Batas administrasi yaitu wilayah administratif (desa) yang wilayahnya tercakup
dalam salah satu unsur diatas. Secara administrasi rencana pembangunan
permukiman terpadu di Desa Bojongnangka - Kecamatan Gunungputri, Kabupaten
Bogor serta jalan akses (jalan Tapos) di Kelurahan Tapos – Kecamatan Tapos, Kota
Depok. Batas administrasi rencana pembangunan permukiman terpadu disajikan
pada Gambar 2.41.

Batas Wilayah Studi


Batas wilayah studi merupakan perpaduan dari batas proyek, batas administrasi,
batas sosial, dan batas ekologis. Berdasarkan uraian ke-empat batas tersebut, maka
batas wilayah studi sebagaimana disajikan pada Gambar 2.42.

Batas Waktu Kajian


Batas kajian memprediksi dampak sesuai dengan umur kegiatan rencana
pembangunan permukiman terpadu dari tahap prakonstruksi hingga tahap operasi
untuk tiap-tiap dampak penting yang diperkirakan akan terjadi. Uraian rinci batas
waktu kajian tiap dampak disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 2.1. kajian tiap dampak


Batas waktu

penting
Tahapan
Dampak Penting Hipotetik Batas Waktu Kajian
Kegiatan
Prakonstruksi Sikap masyarakat 1 tahun
Konstruksi Penurunan kualitas udara 5 tahun
Peningkatan kebisingan 5 tahun
Tahapan
Dampak Penting Hipotetik Batas Waktu Kajian
Kegiatan
Penurunan kualitas air permukaan 5 tahun
Peningkatan limpasan air permukaan 5 tahun
Longsor 5 tahun
Kesempatan kerja 5 tahun
Peluang berusaha 5 tahun
Sikap masyarakat 5 tahun
Kerusakan jalan 5 tahun
Gangguan lalu lintas 5 tahun
Aksesibilitas 5 tahun
Operasi Penurunan kuantitas air tanah 10 tahun
Penurunan kualitas air permukaan 10 tahun
Kesempatan kerja 10 tahun
Peluang berusaha 10 tahun
Sikap masyarakat 10 tahun
Peningkatan tekanan penduduk dan 10 tahun
pembangunan wilayah
Penurunan sanitasi lingkungan 10 tahun
Gangguan lalu lintas 10 tahun
Gambar 2.1. Peta batas proyek rencana pembangunan permukiman terpadu
Gambar 2.2. Peta batas ekologis rencana pembangunan permukiman terpadu
Gambar 2.3. Peta batas sosial rencana pembangunan permukiman terpadu
Gambar 2.4. Peta batas administrasi rencana pembangunan permukiman terpadu
Gambar 2.5. Peta batas wilayah studi rencana pembangunan permukiman terpadu

Anda mungkin juga menyukai