Anda di halaman 1dari 8

PENAMBAHAN ISOMETRIK HAMSTRING MENINGKATKAN

PANJANG LANGKAH PASIEN PEREMPUAN DENGAN


OSTEOARTRITIS LUTUT
Eny Sulistinawati, Sub Unit Fisioterapi RSUP Sanglah Denpasar
email : Eny_ft@yahoo.com

ABSTRAK

Masalah : Pada pasien perempuan dengan OA lutut biasanya terjadi penurunan


panjang langkah. Hal ini disebabkan karena terjadi perubahan morfologi yang
mengakibatkan terjadinya penurunan fleksibilitas, kekuatan, ketahanan dan
stabilitas otot dan sendi. Hal tersebut mengakibatkan penurunan kapasitas
fungsional, termasuk didalamnya panjang langkah. Tujuan : Penelitian ini
ditujukan untuk mengetahui penambahan isometrik hamstring dapat
meningkatkan panjang langkah pasien perempuan dengan osteoartritis lutut.
Metode : Penelitian dilakukan dengan desain pre test and post test control group,
dimana didapatkan jumlah sampel untuk kelompok kontrol dengan intervensi
ultrasonik, TENS dan isometrik quadriceps sebanyak 11 orang, dan pada
kelompok perlakuan dengan intervensi ultrasonik, TENS, isometrik quadriceps
dan hamstring sebanyak 11 orang. Hasil : Dari hasil pengujian hipotesis dengan
paired sample t-test pada kelompok kontrol didapatkan nilai p>0,05 (0,249) yang
berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara rata-rata nilai panjang
langkah sebelum dan sesudah intervensi. Sedangkan pada kelompok perlakuan
didapatkan nilai p<0,05 (0,000) yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna
antara rata-rata nilai panjang langkah sebelum dan sesudah intervensi. Dari hasil
pengujian hipotesis dengan independent sample t-test didapatkan nilai p<0,05
(0,004) yang berarti intervensi pada kelompok perlakuan (US, TENS, isometrik
quadriceps dan hamstring) lebih efektif secara signifikan dibandingkan dengan
intervensi pada kelompok kontrol (US, TENS, isometrik quadriceps) dalam
meningkatkan panjang langkah pasien perempuan dengan OA lutut. Kesimpulan
: Penambahan isometrik hamstring meningkatkan panjang langkah pasien
perempuan dengan OA lutut.
Kata kunci : US, TENS, isometrik quadriceps-hamstring, OA, panjang langkah.

ADDITION TO ISOMETRIC HAMSTRING INCREASES THE WOMAN


PATIENT’S LENGTH STEP WITH OSTEOARTHRITIS OF THE KNEE
ABSTRACT
Backgaround : The female patients with osteoarthritis of the knee is usually a
decrease in length step. It was the morphological changes can be decrease in
flexibility, strength, endurance and stability of the muscle and joint. That all can
be decrease the function of capacity, include of there length step. Objective :
This research aimed to identifi addition to isometric hamstring increases the

1
2

woman patient’s length step with osteoarthritis of the knee. Method : This
research is using pre test and post test control group design. Patients were
randomised into two groups : the Control Group (CG) that use ultrasound, TENS
and isometric quadriceps is 11 patients. The Experimental Group (EG) that use
Ultasound, TENS, isometric quadriceps and hamstring is 11 patients too. Result :
The result of CG test which using compare means with paired sample t-test,
p>0,05 (p=0,249) that mean the intervention in CG is not having significant to
increasing length step. In the result of EG test which using compare means with
paired sample t-test, p<0,05 (p=0,000) that mean the intervention in EG is having
significant to increasing length step. The result test researcher using compare
mean test with independent sample t-test, p<0,05 (p=0,000), that means there are
significant different between EG result and CG result. In one tail hypothesis got
result p<0,05, so it shows that intervention in EG more effective significantly than
CG in to increasing length step to female patients with osteoarthritis of the knee.
Conclusion : Addition to isometric hamstring increases the woman patient’s
length step with osteoarthritis of the knee.

Key Word : US, TENS, isometrik quadriceps-hamstring, OA, length step.

PENDAHULUAN Berdasarkan permasalahan


Aktivitas manusia dalam tersebut, maka peran fisioterapi
menjalankan fungsinya banyak sangat penting dalam pemulihan
menggunakan sendi lutut, gerak dan fungsi sesuai dengan
diantaranya adalah berjalan. Oleh definisi fisioterapi menurut
karena beban yang berlebih maka Kep.Menkes RI
sering terjadi gangguan yang bersifat no.1363/Menkes/SK/XII 2001 Bab I
traumatik maupun degeneratif, pasal 1 ayat 2 : Fisioterapi adalah
sehingga terjadi osteoartritis lutut. suatu pelayanan kesehatan yang
Lebih dari 80% usia diatas 65 tahun ditujukan kepada individu dan atau
menderita Osteoartritis (Sudana, kelompok untuk mengembangkan,
2005). Pada OA lutut terjadi memelihara dan memulihkan gerak
perubahan morfologi pada tulang dan fungsi tubuh sepanjang daur
rawan, kapsul sendi, ligamentum, kehidupan dengan modalitas manual,
meniscus, otot dan persendian. peningkatan gerak, peralatan (fisik,
Akibat proses tersebut timbul nyeri, elektrik, mekanis, pelatihan fungsi)
sehingga terjadi pembatasan aktivitas dan komunikasi.
yang berpengaruh pada penurunan Ada beberapa pilihan
fleksibilitas, kekuatan, ketahanan dan modalitas fisioterapi dan parameter
stabilitas otot maupun sendi. Dengan yang biasa di terapkan pada pasien
demikian secara menyeluruh akan dengan osteoartritis lutut, namun
terjadi penurunan kapasitas parameter yang biasa diterapkan
fungsional, termasuk didalamnya adalah nyeri dan LGS. Untuk itu
panjang langkah (Kisner and Colby, penulis tertarik untuk menggunakan
2007). parameter lain yaitu panjang
langkah. Maka apakah penambahan
2

isometrik hamstring meningkatkan MATERI DAN METODE


panjang langkah pasien perempuan
dengan osteoartritis lutut ?. Subyek
Dengan demikian Subyek penelitian di sini
diasumsikan bahwa penambahan adalah pasien perempuan berumur di
isometrik hamstring meningkatkan atas 60 tahun dengan asesmen
panjang langkah pasien perempuan fisioterapi yang menunjukkan adanya
dengan osteoartritis lutut, sehingga OA lutut unilateral atau bilateral
kalau hal itu terbukti maka akan sebanyak 11 orang untuk setiap
meningkatkan aktivitas fungsional kelompok.
yang akan berimbas terhadap
peningkatan kualitas hidup. Dimana Rancangan
para manula dengan OA lutut Rancangan penelitian ini
hidupnya tidak tergantung pada bersifat eksperimental dengan
orang lain. rancangan randomized pre test and
post test control design.

P1
O1 O2
P Purposive sampling S Blok Random RA P2
O3 O4

Prosedur penelitian
Kelompok kontrol dengan Parameter yang di ukur
US, TENS dan isometrik quadriceps. Panjang langkah kaki dalam
Sedangkan kelompok perlakuan sentimeter dengan metode kuantitatif
dengan US, TENS, isometrik analisis berjalan (Cerny K, 1983).
quadriceps dan hamstring. Intervensi Pasien berjalan sejauh 7 meter, 2
diberikan seminggu 3 kali sampai 10 meter pertama sebagai tahap
sesi/terapi. Pada awal sebelum pemanasan, 3 meter berikutnya
intervensi dilakukan pengukuran sebagai tahap pengukuran dan 2
panjang langkah, dan dilakukan meter terakhir sebagai tahap
pengukuran kembali setelah pendinginan. Pengukuran panjang
mendapat intervensi 10 kali. langkah diukur antar jarak kaki,
Pemberian ultrasonik dengan kemudian dirata-ratakan dalam
intensitas 2 watt/cm², gelombang sentimeter.
continues dan waktu 5 menit.
Pemberian TENS menggunakan Analisis Statistik
pulsa 50 µs, frekwensi 100 Hz, burst Data penelitian dianalisis dengan
5 Hz dan waktu 15 menit. Sedangkan beberapa uji statistik, yaitu :
isometrik quadriceps dan hamstring a. Uji Statistik Deskripsi
dengan dosis latihan 2 seri 10 Untuk menganalisis data
repetisi, 6 detik kontraksi, 9 detik tentang karasteristik
istirahat, kemudian istirahat selama penelitian yang meliputi
30 detik sebelum masuk pada seri umur, tinggi badan, berat
berikutnya.
2

badan dan sisi sendi lutut Untuk mengetahui sebaran


yang terserang OA. data bersifat homogen atau
b. Uji Normalitas data dengan tidak.
Saphiro Wilk test d. Analisis Komparasi
Untuk mengetahui distribusi Parametrik dengan paired
sebaran data normal atau sample t-test dan Independent
tidak. saple t-tes
c. Uji Homogenitas data dengan
Leven’s test

HASIL
Tabel 1 Distribusi karakteristik subyek
Variabel Kel.Kontrol Kel.Perlakuan Statistk p
Mean ± SD Mean ± SD
Umur (tahun) 63,27 ± 2,284 63,00 ± 2,236
Tinggi Badan (cm) 155,82 ± 5,437 154,55 ± 5,989
Berat Badan (kg) 59,73 ± 3,952 60,27 ± 3,319
Normalitas kontrol sebelum 0,946 0,593
Normalitas kontrol sesudah 0,959 0,757
Normalitas perlakuan sebelum 0,885 0,119
Normalitas perlakuan sesudah 0,846 0,078
Peningkatan kontrol 0,81 0,113
Peningkatan perlakuan 0,846 0,078
Homogenitas sebelum 0,443
Homogenitas sesudah 0,193
Panjang langkah sebelum 25,991 ± 1,152 26,127 ± 1,293
Panjang langkah sesudah 25,727 ± 1,358 26,291 ± 1,227
paired sampel t-test kontrol 0,249
paired sampel t-test perlakuan 0,000
Independent sample t-test 0,004

Berdasarkan Tabel 1 di atas perbedaan yang bermakna rata-rata


menunjukkan bahwa uji normalitas nilai panjang langkah sebelum dan
dan homogenitas sebelum dan sesudah intervensi. Pada kelompok
sesudah perlakuan nilai p>0,05 yang perlakuan nilai p=0,05 (p<0,05) yang
artinya data berdistribusi normal dan berarti ada perbedaan yang bermakna
bersifat homogen. Pengujian rata-rata nilai panjang langkah
hipotesis dengan menggunakan uji sebelum dan sesudah intervensi.
beda dua rata-rata yaitu paired Sedangkan pengujian hipotesis
sampel t-test, pada kelompok kontrol dengan menggunakan uji beda dua
didapatkan nilai p=0,249 (p<0,05) rata-rata yaitu Independent sample t-
yang berarti bahwa tidak ada test didapatkan nilai p = 0,004
2

(p<0,05) yang berarti bahwa ada peningkatan yang bermakna terhadap


perbedaan yang bermakna rata-rata panjang langkah pasien perempuan
nilai panjang langkah kelompok dengan OA lutut pada intervensi
kontrol dengan kelompok perlakuan. US,TENS, isometrik quadriceps.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Hasil dari peneliti
intervensi pada kelompok perlakuan sebelumnya, Sutejo Bambang (2008)
lebih baik secara signifikan dengan judul
dibandingkan dengan intervensi “ Perbedaan Pengaruh intervensi
kelompok kontrol dalam SWD dan terapi latihan dengan US
meningkatkan panjang langkah dan terapi latihan dalam mengurangi
pasien perempuan dengan OA lutut. nyeri penderita OA sendi lutut “.
Dari pengujian hipotesis tersebut Penelitian ini dilakukan di Klinik
dapat ditetapkan pengujian sebagai Fisioterapi Graha Medika Salatiga
berikut “ Penambahan isometrik dengan jumlah sampel 30 orang,
hamstring meningkatkan panjang didapatkan hasil pengujian dengan
langkah pasien perempuan dengan Mann-Whitney nilai p=0,01 yang
osteoartritis lutut “. berarti bahwa Intervensi US dan
terapi latihan lebih efektif dalam
mengurangi nyeri.
PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan
oleh G. Kelley Fitgerald dan Carol
Terapi I (US, TENS dan Isometrik
Oatis, (2004) tentang “ Role of
Quadriceps)
physical therapy in management of
Dalam pengujian hipotesis
knee osteoarthritis “ dengan beragam
dengan menggunakan uji beda dua
intervensi yaitu manual terapi,
rata-rata yaitu paired sampel t-test
latihan balance, koordinasi dan
nilai p=0,249 (p>0,05), yang artinya
fungsional, teknik taping, TENS,
tidak ada perbedaan yang bermakna
serta foot ortotik. Pada penggunaan
rata-rata nilai panjang langkah
TENS menunjukkan bahwa
sebelum dan sesudah intervensi
intervensi TENS selama 4 minggu
berupa pemberian US, TENS dan
atau lebih dapat menurunkan nyeri
isometrik quadriceps. Hal tersebut
secara bermakna dibandingkan
bisa disebabkan karena kurang
dengan intervensi TENS dibawah 4
stabilnya sendi lutut, peningkatan
minggu.
kekuatan otot hanya terjadi pada
Sedangkan menurut Frannsen
otot-otot quadriceps saja yang
et al dengan judul penelitian “
berfungsi sebagai extensor sendi
Physical Therapy is effective for
lutut. Sedangkan grop otot-otot
patients with osteoarthritis of the
antagonis dalam hal ini otot-otot
knee “ dengan menggunakan dua
hamstring yang berfungsi sebagai
kelompok. Kelompok kontrol
flexor sendi lutut tidak mengalami
diberikan terapi panas saja
peningkatan. Sehingga grop otot
sedangkan pada kelompok perlakuan
extensor cenderung lebih kuat
diberi tambahan latihan isometrik,
dibandingkan dengan grop otot
dengan pengukuran menggunakan
flexor, yang mengakibatkan sendi
fungsional berjalan selama 5 menit.
lutut kurang stabil. Hal inilah yang
Hasil penelitian pada kelompok
menyebabkan tidak adanya
3

perlakuan menunjukkan adanya tambahan latihan isometrik, dengan


perbaikan fungsional berjalan secara pengukuran menggunakan
bermakna, dengan jumlah sampel 86 dynamometer. Hasil penelitian pada
orang dan umur diatas 65 tahun. kelompok perlakuan menunjukkan
adanya peningkatan kekuatan otot
Terapi II (US, TENS, Isometrik yang bermakna.
Quadriceps dan Hamstring) Penelitian yang dilakukan
Dalam pengujian hipotesis oleh J. Haxby Abbott et al, (2009)
dengan menggunakan uji beda dua dalam penelitian yang berjudul
rata-rata yaitu paired sampel t-test “Exercise therapy, manual therapy,
nilai p=0,000(p<0,05) , yang artinya or both, for osteoarthritis of the hip
ada perbedaan yang bermakna rata- or knee: a factorial randomised
rata nilai panjang langkah sebelum controlled trial protocol “
dan sesudah intervensi berupa menunjukkan hasil bahwa pemberian
pemberian US, TENS, isometrik exercise therapy dapat menurunkan
quadriceps dan hamstring. nyeri dan perbaikan fungsional gerak
Sedangkan pengujian hipotesis yang bermakna pada penderita OA
dengan menggunakan uji beda dua lutut.
rata-rata yaitu Independent sample t- Pada kelompok perlakuan,
test didapatkan nilai p = 0,004 pemberian latihan isometrik pada
(p<0,05) yang berarti bahwa ada otot-otot hamstring sebagai
perbedaan yang bermakna rata-rata penambahan intervensi selain latihan
nilai panjang langkah kelompok isometrik quadriceps memberikan
kontrol (US, TENS dan isometrik pengaruh yang besar terhadap
quadriceps) dengan kelompok peningkatan kekuatan grop otot-otot
perlakuan ( US, TENS, isometrik besar tersebut yang berfungsi sebagai
quadriceps dan hamstring). Hal flexor dan ekstensor lutut. Sehingga
tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kekuatan otot
intervensi pada kelompok perlakuan yang seimbang antara grop otot-otot
lebih baik secara signifikan extensor lutut dan grop otot-otot
dibandingkan dengan intervensi fleksor lutut. Dengan demikian
kelompok kontrol dalam stabilitas dan fungsi lutut meningkat,
meningkatkan panjang langkah yang berpengaruh terhadap
pasien perempuan dengan OA lutut. peningkatan panjang langkah
Hasil dari peneliti (Sugijanto, 2008). Dengan
sebelumnya, Dias et al, (2003) dalam meningkatnya panjang langkah
penelitian yang berjudul “ Efficacy of tentunya akan meningkatkan
an isometrik exercise protocol on aktivitas fungsional yang akan
muscle function of the elderly with berimbas terhadap peningkatan
knee osteoarthritis “ yang dimuat kualitas hidup. Dimana para manula
dalam abstracts 14th International dengan OA lutut hidupnya tidak
WCPT Conggress 2003 di Australia. tergantung pada orang lain.
Dengan menggunakan dua
kelompok, kelompok kontrol tanpa
diberi latihan isometrik sedangkan
pada kelompok perlakuan diberi
4

SIMPULAN DAN SARAN Cerny K. 1983.


Penambahan isometrik Physical Therapy : A Clinical
hamstring meningkatkan panjang Method Of Quantitative Gait
langkah pasien perempuan dengan Analysis. Vol. 63 no 7, page
osteoartritis lutut. Hal tersebut dapat 1125- 6
dilihat dari uji beda dua rata-rata
yaitu paired sample t-test didapatkan Dias, J.M.D., Dias, R.C., Ramos,
nilai p = 0,000 (p<0,05) dan L.R. (2003)
independent sample t-test didapatkan Efficacy of an isometrik
nilai p = 0,004 (p<0,05). exercise protocol on muscle
Untuk pengembangan function of the elderly with
penelitian selanjutnya, dibutuhkan knee osteoarthritis, Abstracts
pemilihan sampel yang lebih spesifik 14th International WCPT
(sisi sendi OA) unilateral atau Conggress.
bilateral saja. Sampel dalam
penelitian masih perlu diperbanyak, Fransen, M., Crosbie, J., Edmonds, J.
begitu juga dengan waktu penelitian. 2001.
Karena sampel tidak diperoleh secara Physical Therapy is effective
sekaligus, sehingga periode for patients with
penelitian yang dibutuhkan menjadi osteoarthritis of the knee, The
lebih lama. Journal of Rhematology
28:156-64.

UCAPAN TERIMA KASIH Kelley, F.G. & Carol, O. 2004


Terima kasih yang sebesar- Role of physical therapy in
besarnya kepada sampel penelitian management of knee
ini yang telah bersedia dan tekun osteoarthritis, BioMed
mengikuti segala tata cara dan Central Ltd. Melbourne.
prosedur terapi yang peneliti
sarankan sampai berakhirnya Kep.Menkes RI
program terapi, sehingga penelitian no.1363/Menkes/SK/XII 2001
ini dapat terselesaikan dengan baik. tentang registrasi dan ijin
praktik fisioterapi

DAFTAR PUSTAKA Kisner, C. and Colby, L.A. 2007.


Abbot, J.H., Lyons, B., Mercer, S.R. Therapeutic Exercise
2009 Foundations and Techniques,
Exercise therapy, manual 5th Edition, Phyladelphia; FA.
therapy, or both, for Davis Company.
osteoarthritis of the hip or
knee : a factorial randomised Pocock, S. 2008.
controlled trial protocol Clinical Trial A Practical
(Articel), Biomed Central Approach. England ; John
Ltd. Melbourne. Wiley & Sons. p237.
5

Sudana, P. Diunduh 20 November Sutejo, B. 2008.


2010. Perbedaan Pengaruh SWD
Pengapuran sendi lutut. dan Terapi Latihan dengan
Available at : http // US dan Terapi Latihan
footclinik.wordpress.com. terhadap penurunan Nyeri
Diunduh 20 November 2010. Pasien OA Lutut. Universitas
Sugijanto. 2008. Muhammadiyah Surakarta.
Kumpulan Bahan Kuliah/ Avaible at :
buku ajar Manual Therapy. http//etd.eprints.ums.ac.id

Anda mungkin juga menyukai