Anda di halaman 1dari 31

Gangguan Elektrolit dan

Penanganannya

Prihatma Kriswidyatomo
• Elektrolit  zat kimia di dalam cairan tubuh
yang terdisosiasi membentuk ion tubuh
(positif/ kation ataupun negative/anion)

• Setiap kompartemen cairan tubuh memiliki


kandungan elektrolit dengan komposisi dan
konsentrasi yang berbeda.

• Beberapa gangguan elektrolit merupakan


akibat sekunder dari penyakit primer pasien
Intraseluler

Kalium  Kation +
Protein  Anion - Ekstraseluler
Natrium  Kation +
Kalsium  Kation ++
Klorida  Anion -
HIPONATREMIA

kadar natrium dalam serum kurang dari 135


mmol/l

Pada umumnya terjadi pada kondisi


hipoosmolar di mana terjadi retensi air atau
cairan yang masuk ke dalam tubuh melebihi
ekskresi renal
Gejala hiponatremi
- Gangguan timbul akibat dari edema otak

- Hipoosmolar otak terjadi 24 jam setelah plasma

- Na < 125 meq/L  Nausea, malaise

- Na 110-120  Letargi dan sakit kepala

- Na < 110 meq/L  Kejang2 dan koma

5
Penatalaksanaan Hiponatremia
• Hiponatremia hipovolemia  resusitasi volume
dengan cairan, biasanya dengan normal saline.

• Hiponatremia euvolemia dan hypervolemia 


Mengurangi atau meningkatkan ekskresi cairan dengan
loop diuretics.  Pemberian saline hanya dibutuhkan
jika didapatkan gejala klinis yang signifikan.

• Hiponatremia akut simptomatis  Cegah pemberian


cairan tanpa elektrolit dan berikan saline hipertonik
(NaCl3%). Furosemide dapat diberikan untuk
meningkatkan ekskresi cairan.
Penatalaksanaan Hiponatremia
• Hiponatremia kronik simptomatis  koreksi perlahan
mengingat risiko osmotic demyelination.

• Apabila koreksi terlalu cepat Hal ini menyebabkan sel


shrinkage yang akhirnya adalah central pontine myelinolysis
(ditandai dengan quadriplegia, kejang, koma, dan
kematian).

• Target awal koreksi pada hiponatremia kronik simptomatis


 peningkatan kadar natrium sekitar 10 mEq/L. Setelah itu,
koreksi tidak boleh melebihi 0,5 – 1 mEq/L/jam atau
peningkatan maksimal sehari 12 mEq/L.

• Rumus perhitungan Defisit Natrium = 0,6 x BB kg x (kadar


yang diinginkan – kadar sekarang mmol/L)
HIPERNATREMIA
• Hipernatremia  kadar natrium darah > 145 mEq/L.

• Hipernatremia  lebih jarang terjadi dibandingkan


dengan hiponatremia  mekanisme rangsangan haus
pada orang normal sangat efektif pada kondisi
hypernatremia hipertonik.

• Penyebab yg sering  Cairan bebas yang keluar dari


tubuh pada diabetes insipidus dan keluarnya cairan
gastrointestinal

• Hypernatremia  peningkatan osmolalitas


ekstraselular  air keluar dari sel menyebabkan sel
mengalami dehidrasi dan shrinkage/ mengkerut.
Gejala Hipernatremi
Terjadi Karena keluarnya cairan dari sel otak
Sel otak shrinkage/ mengkerut
 Dapat terjadi perdarahan otak

Gejala Berupa Gangguan neurologis :


- Letargi
- Kelemahan otot
- Kedutan (twitching)
- Kejang2 dan koma..

11
Penatalaksanaan Hipernatremia
• Pada Hypernatremia Hipovolemia  kekurangan cairan
dapat diganti dengan normal saline atau Balance
electrolyte solution sampai pasien euvolemia 
selanjutnya osmolalitas plasma dikoreksi dengan saline
hipotonik atau dextrose 5%.

• Pada Hypernatremia Hypervolemia  terapi utama adalah


penggunaan loop diuretic (kecuali gagal ginjal 
hemodialysis)

• Pada Hypernatremia Euvolemia  membutuhkan


penggantian cairan baik secara oral maupun dengan
dextrose 5% intravena.

• Hypernatremia akut  dikoreksi selama beberapa jam.


• Hypernatremia kronik  dikoreksi lebih lambat, sekitar 2-3
hari untuk menghindari edema serebri.
HIPOKALEMIA
• Hipokalemia  kadar kalium < 3,5 mmol/L.

• Jika hypokalemia disebabkan oleh pembuangan


kalium yang berlebihan  pemeriksaan kadar
kalium dalam urine dapat menjadi petunjuk hal
tersebut disebabkan masalah ginjal atau bukan.

• Pada hypokalemia yang disebabkan peningkatan


ekskresi kalium oleh ginjal  kadar kalium dalam
urine dapat mencapai 15-20 mEq/L.
PENYEBAB HIPOKALEMIA
1. Hipokalemia karena peningkatan ekskresi kalium oleh
ginjal

• Diuretic Thiazide
• Loop diuretics
• Mineralokortikoid
• Glukokortikoid dosis tinggi
• Antibiotik (penicillin, nafcillin, ampicillin)
• Obat yang berhubungan dengan deplesi
Magnesium (aminoglycosides)
• Trauma pembedahan
• Hiperglikemia
• hiperaldosteronisme
2. Hipokalemia karena peningkatan ekskresi kalium oleh
gastrointestinal
• Muntah dan diare
• Zollinger – Ellison syndrome
• Bypass jejunoileal
• Malabsorpsi
• Kemoterapi
• Nasogastric suction

3. Hipokalemia karena pergeseran kalium transelular


• Agonis beta-adrenergik
• Obat tokolitik
• Insulin
• Alkalosis respiratorik dan metabolic
• Familial periodic paralysis
• Hiperkalsemia
• Hipomagnesemia
Gejala hipoKalemia
• Gejala dan tanda hypokalemia pada umumnya 
system kardiak dan neuromuscular.

• Gejala yang muncul :


- disritmia,
- kelemahan otot,
- kram otot,
- paralisis,
- ileus.

18
Penatalaksanaan HipoKalemia

• Jika hypokalemia disertai dengan tanda yang


mengancam nyawa,  penggantian kalium dilakukan
melalui intravena.

• Pada pasien dengan gejala paralisis dan disritmia 


kecepatan penggantian kalium dapat mencapai 20 mEq
selama 30-60 menit (melalui infus pump) dan dapat
diulangi sesuai kebutuhan.

• Kecepatan penggantian kalium  dapat


mengakibatkan munculnya disritmia malignan,
sehingga pada saat dilakukan penggantian kalium perlu
dimonitor menggunakan EKG.
Penatalaksanaan HipoKalemia
• Pada kondisi urgensi  lebih dipilih penggantian
menggunakan cairan tanpa dextrose  Dextrose akan
merangsang sekresi insulin yang mengakibatkan
transfer kalium intraselular

• Pada kondisi yang tidak gawat  kalium dapat diganti


per oral.

• Namun, jika dipilih penggantian secara intravena 


kecepatan penggatian kalium dilakukan <20 mEq/jam

• Infus perifer pada larutan kalium dapat menyebabkan


rasa nyeri dan inflamasi pada tempat penyuntikan,
sehingga lebih dipilih penggantian kalium melalui CVC.
HIPERKALEMIA

• Hiperkalemia  kadar kalium > 5,5 mEq/L

• Hiperkalemia sering terjadi akibat dari


pemberian kalium yang berlebihan, Gagal
Ginjal, pasien luka bakar, dan multitrauma.
Diagnosis Hiperkalemia
Hiperkalemia dapat diidentifikasi dari perubahan EKG :
• yang pertama gelombang T tinggi,
• pada kondisi yang lebih parah dapat ditemukan
gelombang P hilang dan pemanjangan kompleks QRS,
• pada akhirnya dapat terjadi asystole.

Untuk membedakan penyebab hyperkalemia akibat


perubahan kadar kalium transelular atau masalah pada
ekskresi kalium dapat dilakukan pemeriksaan kadar
kalium dalam urine.
1. Peningkatan kandungan kalium total dalam tubuh
• Gagal ginjal akut/ kronik
• Hipoaldosteronisme
• Obat yang mengganggu ekskresi kalium: Triamterene,
Spironolactone, NSAID
• Obat yang menghambat system Renin – Angiotensin – Aldosterone

2. Perubahan kalium transelular


• Suksinilkolin
• Asidosis metabolic atau respiratorik
• Lisis dari sel akibat kemoterapi
• Iatrogenic bolus
PENYEBAB
3. Pseudohiperkalemia
HIPERKALEMIA
• Hemolitik dari specimen darah
• Trombositosis/leukositosis
Gejala HiperKalemia
• Gejala dan tanda hyperkalemia  tergantung pada
kecepatan peningkatan kadar kalium.

• Pasien dengan hyperkalemia kronik sering tidak


menimbulkan keluhan

• Pasien dengan dialysis mampu bertahan dengan variasi


kadar kalium di antara waktu hemodialysis tanpa
mengalami keluhan.

• Pada peningkatan akut kadar kalium  depolarisasi


membrane  perubahan kardiak dan neuromuscular
 kelemahan, paralisis, mual, muntah, bradikardia,
hingga asystole.
24
Penatalaksanaan HiperKalemia
• Hyperkalemia yang mengancam / ada gangguan EKG 
Terapi Cepat

• Kalsium klorida atau Kalsium glukonas diberikan secara


intravena untuk menstabilkan membrane selular.

• Kalium dapat dimasukkan intraselular menggunakan insulin


baik dengan ataupun tanpa glukosa.

• Jika penyebab hyperkalemia karena peningkatan kadar


kalium dlm tubuh  loop diuretic (seperti furosemide),
infus saline untuk merangsang diuresis,

• Dialisis mungkin dibutuhkan pada kasus hyperkalemia


emergensi atau pada pasien dengan fungsi ginjal yang
menurun.
HipoKalsemia
Etiologi :
1. Defisiensi vitamin D : makanan kurang lemak, sindrom
malabsorbsi( gastrektomi, pankreatitis, obat pencahar),
ggn.metab.vit.D, renal insuf , gangguan hepar , obat anti
kejang
2. Hipoparatiroidism
3. Pseudohipoparatiroidism
4. Keganasan
5. Hipofosfatemia

Pengobatan :
koreksi defisiensi dg kalsium iv ( Ca.Gluconat/ klorida 10%) atau
peroral (Ca.Gluconas/karbonat);
dapat disertai pemberian vit.D dosis besar
26
Hiperkalsemia
Etiologi:
1. Hiperparatiroidisme
2. Tumor ganas yg mengeluarkan PTH
3. Intoksikasi vit.D
4. Intoksikasi vit. A
5. Hipertiroid
6. Insufisiensi adrenal
7. Milk Alkali Syndrome: ok pemberian antasid
disertai pemberian susu> pada ulkus peptikum
atau pemberian tiasid lama bersama vit.D.

27
Pengobatan:
1. Fosfat : meningkatkan deposisi kalk tulang &
menghambat resorbsi tulang  hati2 pada
Chronic Kidney disease
2. Indometasin : berguna pada hiperkalsemia
akibat keganasan
3. Meningkatkan ekskresi dengan Cairan NaCl.
4. Diet rendah kalsium
5. hemodialisis

28
Hipomagnesemia
Etiologi :
1. Gangguan Absorbsi : primer, steatorea, reseksi usus
2. Alkoholism kronik
3. Ketoasidosis diabetik
4. Pemberian diuretik, sindr.Barter, SIADH,
Hiperaldosteron

• Gejala  Gejala klinis mirip dengan hipokalsemia dan


melibatkan system kardiovaskular dan neuromuscular.
Disritmia, kelemahan, kedutan otot (muscle twitching), tetani,
apati, kejang, dapat terjadi.

• Hypokalemia dan/atau hipokalsemia yang refrakter dapat


membaik setelah koreksi hipomagnesium.

Terapi  pemberian magnesium p.o/I.v 29


Hipermagnesemia

Penyebab  GGK atau insuf.hormon korteks adrenal

Gejala  gangguan Saraf Pusat & neuromuskular.


 gangguan menelan, quadriplegi, gangguan
bicara, kelumpuhan pernafasan

Terapi  Pemberian kalsium 5-10 meq I.v


 Diuretik bila fungsi ginjal baik
 Hemodialisis
30

Anda mungkin juga menyukai