Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

AGAMA KRISTEN

PANDANGAN IMAN KRISTEN TENTANG MANUSIA

DOSEN Pdt. MARIANA SUSANTI, M.Th

Disusun Oleh:

NAMA: LEA GIANI RUMBRUREN

NIM : 171700019

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA BALI

DENPASAR

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul Pandangan Iman Kristen tentang Manusia tepat waktu.

Makalah ini disusun dalam rangka menempuh mata kuliah Agama Kristen

Protestan yang diampu oleh Ibu Pdt. Mariana Susanti, M.Th pada Semester I, Prodi

Teknologi Laboratorium Medik, Institut Ilmu Kesehatan Medika Persada Bali.

Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih

mendalam tentang Pandangan Iman Kristen tentang Manusia kepada para

pembaca.

Banyak hambatan dan kesulitan yang dialami dalam penyusunan makalah ini.

Namun demikian, berkat kerja keras dan adanya bantuan dari berbagai pihak,

kesulitan dan hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu, melalui pengantar ini

penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1) Ibu Pdt. Mariana Susanti, M.Th., dosen pengampu mata kuliah Agama

Kristen Protestan yang telah menugaskan mahasiswa untuk menyusun

makalah;

2) Keluarga dan teman-teman yang sudah mendukung dan membantu penulis

dalam menyelesaikan makalah ini.

i
Disadari bahwa tulisan ini masih jauh dari yang sempurna. Oleh karena itu,

segala kritik dan saran yang konstruktif sangat diperlukan demi sempurnya karya-

karya penulis berikutnya. Semoga tulisan kecil ini ada manfatnya.

Denpasar, November 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………2


1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5

BAB II .......................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6

2.1 Manusia Menurut pandangan Iman Kristen…………………………..9

2.2 Manusia Menurut gambar dan Rupa Allah…………………………....9

2.3 Manusia sebagai Makluk Sosial……………………………………….10


2.4 Manusia menurut pandangan Allah…………………………………..11
2.5 Manusia menurut pandangan Alkitab………………………………..12

PENUTUP .................................................................................................................. 14

3.1 Simpulan .................................................................................................. 14

3.2 Saran…………………………………………………………………………………….………………..……..18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk paling mulia yang diciptakan ALLAH. Manusia

hadir ke dunia ini dengan cara yang istimewa, dan dengan tujuan yang istimewa juga.

Namun sayangnya, banyak dari manusia yang tidak mengetahui tujuan istimewa

tersebut, tidak mengetahui siapa sebenarnya manusia itu, dan seberharga apa manusia

di mata ALLAH sehingga banyak dari manusia yang menghancurkan tujuan istimewa

tersebut.

1.1.1 Pengertian Manusia menurut para Ahli

 Filosuf Socrates menyatakan bahwa hakekat manusia terletak pada budinya

yang memungkinkan untuk menentukan kebenaran dan kebaikan. Plato dan

Aristoteles menyatakan hakikat manusia terletak pada pikirnya.

 Tokoh Dunia Barat melanjutkan pendapat Plato & Aristoteles tentang hakekat

kebaikan manusia yang selanjutnya bergeser kepandangan humanistik yang

menyatakan manusia merupakan kemenyuluruhan dari segala dimensinya.

o Spinoza berpandangan pantheistik menyatakan hakekat manusia sama

dengan Tuhan dan sama pula dengan hakekat alam semesta.

1
o Voltaire mengatakan hakekat manusia sangat sulit untuk diketahui dan

butuh waktu yang sangat panjang untuk mengungkapkannya.

o Notonagoro mengatakan manusia pada hakekatnya adalah mahluk

mono-dualis yang merupakan kesatuan dari jiwa dan raga yang tak

terpisahkan.

 Para ahli biologi memandang hakekat manusia titik beratnya pada segi jasad,

jasmani, atau wadag dengan segala perkembangannya. Pandangan ini

dipelopori oleh Darwin dengan teori evolusinya.

(satriabangkit.WordPress.com)

1.1.2 Pengertian Manusia menurut Hasil Wawancara

1. Manusia adalah mahakarya Allah yang diciptakan melalui Firman Allah yang

dibekali sifat rohani dan jasmani. Sifat rohani antara lain: kasih, sukacita,

lemah lembut, dll. Sedangkan sifat jasmani: bertumbuh, bernafas, dll.

(menurut Bp. Turut, majelis gereja)

2. Manusia adalah makhluk monodualis ciptaan Tuhan yang dikaruniai status

sebagai utusan Allah atas bumi. Manusia sebagai makhluk individu dan

makhluk sosial. (menurut Drs, Sarju, Guru)

3. Manusia adalah makhluk religius yang dianugerahi ajaran-ajaran yang

dipercayainya melalui nabi-nabi. (menurut Sutarjo, S.pd, Guru)

2
Menurut kesaksian Alkitab, manusia diciptakan oleh Allah serupa dan

segambar dengan Dia. Manusia berdosa dan membutuhkan pemulihan melalui

pertobatan. Tuhan Allah sangat peduli dengan kehidupan manusia serta seluruh

ciptaanNya. Pada hakikatnya manusia diciptakan sebagai makhluk religious, rasional

dan social.

Pdt. Stephen Tong pernah berkata : “Nilai terbesar di dalam kebudayaan

manusia adalah manusia itu sendiri. Potensi terbesar di dalam sejarah manusia

adalah manusia itu sendiri. Bahaya terbesar di dalam masyarakat adalah manusia

itu sendiri. Bukankah manusia telah menjadi sasaran kasih yang paling mempesona

manusia yang lain? Manusia, siapakah manusia itu?” (Peta dan Teladan Allah, hal.

vii). Ya! Siapakah manusia itu? Ini adalah salah satu pertanyaan yang paling penting

di dalam dunia ini. Pertanyaan ini bukan saja penting tetapi juga klasik

Anthony Hoekema – Manusia menjadi salah satu problem paling krusial pada

zaman kita. Para filsuf bergumul dengannya, para sosiolog mencoba untuk

menjawabnya, para psikolog dan psikiater tengah menghadapinya, pakar etika dan

aktivis sosial mencoba untuk memecahkannya. Bahkan para penulis novel dan

dramawan juga melibatkan diri dalam pertanyaan ini Hampir setiap novel atau drama

kontemporer bergumul dengan pertanyaan, “Apakah manusia itu?” (Manusia :

Ciptaan Menurut Gambar Allah, hal. 2-3).

3
Kalau kita memeriksa Firman Tuhan, maka Firman Tuhan memberitahukan

dengan jelas kepada kita bahwa sesungguhnya manusia itu adalah ciptaan Allah.

(Man is the Creation of God).

Kej 1:1, 27 – (1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi (27) Maka Allah

menciptakan manusia itu

Kis 17:25,28 – (25) “…Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu

kepada semua orang. (28) Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada…”

Ayub 12:9-10 – (9) Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu, bahwa tangan

Allah yang melakukan itu (10) bahwa di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala

yang hidup dan nafas setiap manusia?

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa setelah dicipta manusia terus bergantung pada

Allah. Manusia tidak pernah menjadi otonom / independen di dalam keberadaannya.

Anthony Hoekema – “…kita berhutang kepada Allah atas setiap nafas kita, kita

bereksistensi hanya di dalam Dia, di dalam setiap gerakan yang kita lakukan, kita

bergantung kepada-Nya. Kita tidak akan mampu mengangkat satu jari pun di luar

kehendak Allah. (Manusia : Ciptaan Menurut Gambar Allah, hal. 8).

Inilah natur manusia! Manusia adalah ciptaan yang bergantung mutlak kepada

Allah. Maksudnya adalah manusia bergantung kepada Allah supaya berada dan terus

bergantung kepada Allah supaya tetap berada. Seorang anak yang lahir, seluruh

hidupnya bergantung pada orang tuanya, tetapi ada saat di mana ia menjadi mandiri

dan tidak bergantung pada orang tuanya lagi yakni pada saat dia sudah dewasa.

Tetapi manusia tidak demikian. Keberadaannya berasal dari Allah dan

4
keberlangsungan keberadaannya juga terus bergantung pada Allah. Tidak saat di

mana manusia tidak bergantung pada Allah. Paulus berkata dalam Kis 17:28 : “Sebab

di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan

masalah sebagai berikut.

1.2.1 Apakah sajakah pengertian dari Pandangan Iman Kristen Tentang

Manusia?

1.2.2 Apa saja pengertian dari Manusia adalah gambaran dan rupa Allah?

1.2.3 Apa saja pengertian Manusia sebagai makhluk sosial?

1.2.4 Apa saja pengertian manusia menurut pandangan Allah?

1.2.5 Apa saja pengertian Manusia menurut pandangan Alkitab?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penulis dapat menuliskan tujuan dari

penulisan makalah ini.

1.3.1 Untuk Memahami pengertian dari pandangan Iman Kristen terhadap

manusia

1.3.2 Untuk Memahami manusia sebagai gambar dan rupa Allah

1.3.3 Untuk Memahami manusia sebagai makluk social

1.3.4 Untuk Memahami manusia menurut pandangan Allah

1.3.5 Untuk Memahami Manusia menurut pandangan Alkitab

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Pengertian Manusia menurut Agama Kristen Pandangan iman Kristen

mengenai hakikat manusia berpijak kepada Alkitab, khususnya dalam Kejadian 1:26-

27, yaitu pernyataan Allah disekitar penciptaan alam semesta dimana manusia

termasuk didalamnya. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, dalam hal

ini menunjuk pada unsur kesamaan. Dalam kitab Kejadian ada beberapa prinsip

mengenai hakikat manusia, yaitu:

1. Manusia adalah hasil ciptaan Allah (Kejadian 1:26-27; 2:7) Manusia bukanlah

“pletikan” Allah, jelmaan dari sebagian diri Allah, bukan pula anak dalam arti

biologis yang keluar dari diri Allah. Manusia adalah mahluk yang riil ada,

hasil karya dari tangan agung Sang Khalik. Untuk ini harus dicamkan bahwa

manusia bagaimanapun berbeda dengan Allah. Allah adalah khalik dan

manusia adalah hasil karyaNya.

2. Allah menciptakan manusia tidak seperti Allah menciptakan ciptaanNya yang

lain (unik). Manusia diciptakan dari tanganNya sendiri. Kemudian Allah

menghembuskan nafas kehidupan ke lubang hidung manusia.

6
3. Manusia diciptakan melalui sebuah musyawarah dalam diri Allah (Kejadian

1:26-27). Ini bisa berarti konsekuensi dan risiko menciptakan manusia telah

dipertimbangkan.

4. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Ini menunjuk bahwa

manusia adalah sebuah eksistensi sangat unik dan dahsyat. Dalam hal ini

tersimpul hakekat manusia yang menunjukkan perbedaan yang hakiki dan

prinsipal antara ciptaan Allah yang lain. Hal ini juga menunjukan adanya

potensi hubungan intim yang terjalin antara manusia dengan Allah.

(satriabangkit.WordPress.com)

Iman Kristen meyakini bahwa langit, bumi beserta dengan segala isinya

diciptakan oleh Tuhan, hal itu dapat kita lihat dalam Alkitab khususnya Kejadian 1-3.

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa

Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung - burung di udara dan

atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di

bumi. “(Kejadian 1:26 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,

menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya

mereka (Kejadian 1:27) Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari

debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah

manusia itu menjadi makhluk yang hidup (Kejadian 2:7)

7
2.2 Manusia Menurut gambar dan Rupa Allah

Dalam perjanjian lama menyebut gambar dengan kata tselem yang berarti

gambar, patung, model yang asli, sedangkan rupa disebut dengan kata Demuth yang

berarti salinan, tembusan yang asli. Dalam perjanjian Baru menyebut gambar dengan

kata eikon yang berarti bentuk asli, perwujudan yang dilukiskan yang Nampak. Dari

penjelasan ini dapat diartikan bahwa pada awal penciptaan manusia, antara manusia

dengan Allah ada kesamaan yaitu kesamaan ilahi. Tetapi setelah manusia jatuh ke

dalam dosa maka kedudukan manusia sebagai gambar dan rupa Allah menjadi rusak.

Kristus datang ke dalam dunia untuk memperbaiki gambar yang rusak itu.

Kristus adalah sungguh-sungguh Allah dan Ia juga adalah manusia. Ia dating untuk

melaksanakan pekerjaan penebusan, mendamaikan Allah dengan manusia. Sebagai

Allah, sepenuhnya Ia mampu mendamaikan manusia dengan Allah dan pendamaian

yang dilakukanNya itu sungguh-sungguh bias dirasakan manusia. Di dalam

pekerjaanNya dengan manusia. Dalam hubunganNya dengan Allah, Yesus taat

menjalankan perintah-perintah BapaNya untuk menytelamatkan dunia. Dalam

hubunganNya dengan manusia Yesus prihatin dan mengasihi umatNya serta rela mati

menebus dosa umatNya. Yesus sebagai gambar dan rupa Allah bearti: manusia dan

Allah tidak dapat mepaskan diri dari hubungan satu sama lain, Kristus yang adalah

Allah (anak) setia dan taat kepada BapaNya dan selalu memperhatikan umatNya

manusia. Ia sebagai manusia selalu setia kepada Allah dan memperhatikan dan

8
mengasihi sesamanya manusia. Ia hidup dalam persekutuan dengan Allah dan

manusia.

Manusia sebagai gambar dan rupa Allah berarti manusia betul-betul

menyadari bahwa dirinya tidak lepas dari keterikatannya dengan Allah. Bahwa ia

ditentukan untuk hidup bersama-sama dengan Allah(kel 20:1-11). Manusia ada

hubungan dengan sesamanya dalam situasi saling menilong, saling memperhatikan,

saling menghargai. Manusia harus saling menghormati sesamanya sebagai gambar

Allah.

2.3 Manusia sebagai Makluk Sosial


Manusia adalah makhluk sosial: TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau

manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan

dengan dia.“ (Kejadian 2:18) Sebelum Allah menjadikan dan memberikan penolong

Apa yang terjadi Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-

burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak

menjumpai penolong yang sepadan dengan dia

Manusia sebagai makhluk sosial menunjuk kepada kenyataan bahwa manusia

adalah tidak sendirian dan selalu dalam keterhubungannya dengan orang lain dan

berorientasi kepada sesama. (Kejadian 2 : 18).

Perdebatan mengenai hakikat manusia dalam dimensi individual dan kolektif

telah berjalan lama yang menghasilkan dua ideologi besar yang mempengaruhi sistem

kemasyarakatan, politik, dan ekonomi dari penganutnya. Misalnya saja, negara –

9
negara dunia pertama yang sangat mengagungkan dimensi individual dengan

memperjuangkan kemedekaan dan kebebasan individu telah melahirkan sistem

masyarakat dan ekonomi yang kapitalis dengan ideologi pasar bebasnya. Demikian

pun pihak yang sangat mengagungkan dan menomorsatukan dimensi sosial dari

kemanusiaan telah melahirkan sistem kemasyarakatan yang kita kenal dengan

sosialisme. Pada sistem ini hak – hak dan kebebasan individu harus tunduk kepada

kepentingan kelompok atau masyarakat. Persaingan ideologis seperti ini telah terjadi

dalam apa yang kita kenal dengan perang dingin itu kini telah berakhir dan sepertinya

sistem kemasyarakatan dan ekonomi kapasitalis nampaknya unggul, tak berarti

bahwa pemutlakkan dimensi individual manusia adalah suatu kebenaran yang

didukung oleh kekristenan. Bagaimanakah sesungguhnya sikap Kristenyang

bertanggung jawab.

Teologi Kristen banyak berkembang di Barat di mana dimensi individu itu

sangat diunggulkan maka kitaharus mulai dengan kritik terhadap segala bentuk

privatisasi ajaran Kristen yang fundamental seperti privatisasi dosa dan keselamatan

maupun pemahaman diri yang sangat individualisik.

Kejadian 2 diatas menyatakan bahwa tak baik kalau manusia itu sendiri, dan

karena itu Allah menciptakan penolong yang sepadan. Hal ini tak hany terbatas pada

mnusia jenis kelamin yang lain, tetapi juga bahwa manusia sendirian adalah tidak

baik. Allah menghendaki manusia hidup dengan sesamanya.

Ada ahli teologi bahkan yang mengatakan bahwa hanya dalam hubungan

dengan orang lain kita memaham dan menemukan hakikat kita sebagai manusia. Hal

10
ini membawa implikasi bahwa manusia selamanya dan selalu berorientasi kepada

sesamanya. Manusia tak tahan dalam kesendirian. Orientasi kepada sesama juga

menyebabkan lahirnya berbagai pranata dan lembaga sosial ( misalnya keluarga,

komunitas dari lokal sampai internasional, maupun pranata politik, ekonomi, dll)

Dengan kata lain, lahirnya sebagai pranata sosial merupakan konsekuensi

logis dari penciptaan manusia sebagai makhluk sosial. Orientasi pada sesama manusia

juga turut berperan dalam berbagai tindakan religius dan pertimbangan serta

pengambilan keputusan etis. Itulah sebabnya orang tak bisa beragama sendiri. Agama

selalu merupakan fenomena sosial, walaupun hubungan seseorang dengan Tuhan,

atau yang dianggap Tuhan sangat Tuhan sangat bersifat pribadi.

Namun kita harus berhati – hatidengan pandangan yang memutlakkan dan

menggunggulkan dimensi sosial serta meremehkan dimensi individu. Sebaliknya ada

juga pendapat yang begitu mengutamakan dimensi individu di atas dimensi sosial,

dan karenanya jatuh ke dalam individualisme. Sikap yang lebih bertanggung jawab

adalah bahwa kita adalah individu dalam kolektivitas, sebaliknya kolektivitas tak bisa

diabaikan demi individualitas.

2.4 Manusia menurut pandangan Allah


Pada saat Allah menciptakan manusia, Ia memberikan tugas dan tanggung

jawab kepada manusia untuk memperbanyak keturunan, memenuhi bumi dan

menaklukannnya, berkuasa atas ikan-ikan, burung-burung dan atas segala binatang

merayap. Tugas dan tanggung jawab tersebut merupakan membedakan manusia dari

11
segala makhluk ciptaan Allah lainnya. Tugas dan tanggung jawab itu merupakan

anugerah Allah bagi manusia, bahwa manusia diperkenankan memperbanyak

keturunan, memenuhi bumi, mengelola bumi demi kepentingannya dan memiliki

otoritas atas segal binatang di air, udara, dan daratan. Allah meletakkan segala-

galanya di bawah kaki manusia, dan manusia berkuasa atas segala ciptaan tangan

Allah (Maz 8:7). Itulah kemuliaan yang dianugerahkan kepada manusia bahwa

manusia merupakan mahkota dari ciptaan Allah. Manusia menjadi mandataris Allah,

dalam hubungan khusus dengan Allah. Tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan

kepada manusia itu bermaksud mendorong manusia mengambil prakarsa dan

berkarya dengan kepentingan sendiri dan kepentingan makhluk-makhluk yang lain.

Ini adalah tugaas suci yang diberikan kepada manusia. Dengan melaksanakan tugas

tersebut berarti memuliakan Allah pencipta langit dan bumi.

2.5 Manusia menurut pandangan Alkitab

Orang Kristian Rohani (orang yang telah menerima Kristus dan yang mahu

dipimpin oleh Roh Kudus) "Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia

sendiri tidak dinilai oleh orang lain." I Korintus 2:15 Orang yang dikuasai oleh

Kristus Kristus bertakhta dalam hidup Si Aku turun dari takhta dan menyerah kepada

Kristus Semua keinginan dikuasai oleh Tuhan dan menghasilkan keserasian sesuai

dengan rancangan Tuhan.

Berikut ini ada 4 kebenaran dasar yang boleh membantu anda menjadi

seorang Kristian rohani yang dipenuhi dan dikuasai oleh Roh Kudus. Tuhan telah

12
menyediakan bagi kita kehidupan Kristian yang berkelimpahan dan yang penuh

dengan buah-buah yang baik Yesus berkata: "Aku datang supaya mereka mempunyai

hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." Yohanes 10:10 Akulah pokok

anggur dan kamulah cabang-cabangnya. Barangsiapa yang tinggal di dalam Aku dan

Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab tanpa Aku kamu tidak dapat berbuat apa-

apa." Yohanes 15:5 "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai-sejahtera,

kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri.

Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." Galatia 5:22,23 "Tetapi kamu akan

menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-

Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke hujung bumi."

Kisah Para Rasul 1:8 Orang Kristian Rohani Berikut adalah beberapa ciri rohani

yang dihasilkan akibat mempercayai pada Tuhan. Hidupnya dikuasai oleh Kristus,

Rajin bersaksi tentang Kristus, Kehidupan doa yang efektif, Memahami firman

Tuhan, Percaya kepada Tuhan, Taat kepada Allah, Kasih, Sukacita, Damai-sejahtera,

Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemah-lembutan, dan Penguasaan

diri.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari uraian diatas didapatkan, pengertian menurut Iman Kristen tentang Manusia

adalah Pandangan iman Kristen mengenai hakikat manusia berpijak kepada Alkitab,

khususnya dalam Kejadian 1:26-27, yaitu pernyataan Allah disekitar penciptaan alam

semesta dimana manusia termasuk didalamnya. Manusia diciptakan menurut gambar

dan rupa Allah, dalam hal ini menunjuk pada unsur kesamaan.

Dan dapat diklasifikasi menjadi :

1. Manusia menurut Iman Kristen

2. Manusia Menurut gambar dan Rupa Allah

3. Manusia sebagai makluk social

4. Manusia menurut pandangan Allah

5. Manusia menurut pandangan Alkitab.

3.2 Saran

Apabila pembaca ingin mengetahui atau memahami lebih lanjut mengenai

Pandangan Iman Kristen tentang Manusia penulis sarankan agar mencari lebih

14
banyak buku referensi dari sumber-sumber terpercaya karena makalah ini masih jauh

dari kata sempurna.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alkitab Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama

https://www.scribd.com/doc/.../Manusia-Menurut-Alkitab-Dan-Pandangan-Lain

jonaagatos.weebly.com/bab-2-manusia-menurut-iman-kristen

www.academia.edu/.../Resensi_Buku_-_Manusia_Ciptaan_Menurut_Gambar_Allah

https://satriabangkit.wordpress.com/2012/12/06/pengertian-manusia-dari-sudut-

pandang-iman-kristen/

http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=554&res=jpz

http://jonaagatos.weebly.com/bab-2-manusia-menurut-iman-kristen

www.momentum.or.id/images/files/Manusiacipataan.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai