Anda di halaman 1dari 12

Advokasi adalah aksi yang strategis dan terpadu oleh perorangan atau kelompok masyarakat untuk

memasukkan suatu masalah ke dalam agenda kebijakan dan mengontrol para pengambil keputusan
untuk mengupayakan solusi bagi masalah tersebut sekaligus membangun basis dukungan bagi
penegakan dan penerapan kebijakan publik yang di buat untuk mengatasi masalah tersebut (Manual
Advokasi Kebijakan Strategis IDEA, Juli 2003 dalam kompasiana, 2015)

Advokasi terdiri atas sejumlah tindakan yang dirancang untuk menarik perhatian masyarakat ada
suatu isu, dan mengontrol para pengambil kebijakan untuk mencari solusinya. Advokasi itu juga
berisi aktifitas-aktifitas legal dan politis yang dapat memengaruhi bentuk dan praktik penerapan
hukum. Inisiatif untuk melakukan advokasi perlu diorganisir, digagas secara strategis, didukung
informasi, komunikasi, pendekatan, serta mobilisasi (Human Rights Manual).

Pengertian advokasi selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu tergantung pada situasi dan
kondisi kekuasaan dan politik pada suatu kawasan tertentu. Advokasi ditilik dari segi bahasa
adalah pembelaan. Setidaknya ada beberapa pengertian dan penjelasan terkait dengan definisi
advokasi, seperti berikut ini.

1. Usaha-usaha terorganisir untuk membawa perubahan-perubahan secara sistematis dalam


menyikapi suatu kebijakan, regulasi, atau pelaksanaannya.
2. Advokasi adalah membangun organisasi-organisasi demokratis yang kuat untuk membuat para
penguasa bertanggung jawab menyangkut peningkatan keterampilan serta pengertian rakyat
tentang bagaimana kekuasaan itu bekerja.
3. Upaya terorganisir maupun aksi yang menggunakan sarana-sarana demokrasi untuk menyusun
dan melaksanakan undang-undang dan kebijakan yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat
yang adil dan merata.

Jadi, advokasi dapat dipahami sebagai bentuk upaya individu, kelompok, dan organisasi
masyatakat untuk melakukan pembelaan rakyat (masyarakat sipil) dengan cara yang
sistematis dan terorganisir atas sikap, perilaku, dan kebijakan yang tidak berpihak pada
keadilan dan rakyat.
Advokasi terdiri atas sejumlah tindakan yang dirancang untuk menarik perhatian masyarakat
ada suatu isu, dan mengontrol para pengambil kebijakan untuk mencari solusinya. Advokasi
itu juga berisi aktifitas-aktifitas legal dan politis yang dapat memengaruhi bentuk dan praktik
penerapan hukum. Inisiatif untuk melakukan advokasi perlu diorganisir, digagas secara
strategis, didukung informasi, komunikasi, pendekatan, serta mobilisasi (Human Rights
Manual).

Pengertian advokasi selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu tergantung pada situasi dan
kondisi kekuasaan dan politik pada suatu kawasan tertentu. Advokasi ditilik dari segi bahasa
adalah pembelaan. Setidaknya ada beberapa pengertian dan penjelasan terkait dengan definisi
advokasi, seperti berikut ini.

1. Usaha-usaha terorganisir untuk membawa perubahan-perubahan secara sistematis dalam


menyikapi suatu kebijakan, regulasi, atau pelaksanaannya.
2. Advokasi adalah membangun organisasi-organisasi demokratis yang kuat untuk membuat para
penguasa bertanggung jawab menyangkut peningkatan keterampilan serta pengertian rakyat
tentang bagaimana kekuasaan itu bekerja.
3. Upaya terorganisir maupun aksi yang menggunakan sarana-sarana demokrasi untuk menyusun
dan melaksanakan undang-undang dan kebijakan yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat
yang adil dan merata.

Jadi, advokasi dapat dipahami sebagai bentuk upaya individu, kelompok, dan organisasi
masyatakat untuk melakukan pembelaan rakyat (masyarakat sipil) dengan cara yang
sistematis dan terorganisir atas sikap, perilaku, dan kebijakan yang tidak berpihak pada
keadilan dan rakyat.

Lingkungan
Lingkungan hidup biasa juga disebut dengan lingkungan hidup manusia (human
environment) atau cukup disebut dengan “lingkungan” saja. Unsur-unsur lingkungan hidup
itu terdiri dari: manusia, hewan, tumbuhan, bangunan, dan berbagai unsur lainnya.
Lingkungan hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Dengan
kata lain, lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia. Istilah lingkungan hidup,
dalam bahasa Inggris disebut dengan environment, dalam bahasa Belanda disebut
dengan millieu, sedangkan dalam bahasa Perancis disebut dengan l’environment.

Beberapa Definisi mengenai lingkungan (hidup)

1. jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi
kehidupan kita (Otto Soemarwoto);
2. Semua faktor ekstrenal yang bersifat biologis dan fisika yang langsung memengaruhi kehidupan,
pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi organisma (McNaughton & Wolf);
3. The physical, chemical and biotic condition surrounding and organism (Allaby);
4. semua benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang
terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi hidup serta kesejahteraan
manusia dan jasad hidup lainnya (Munadjat Danusaputro);
5. Kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan mahluk hidup. termasuk di dalamnya manusia
dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk
hidup lainnya (Sri Hayati);
6. Wilayah yang merupakan tempat berlangsungnya bermacam-macam interaksi sosial antara
berbagai kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai (Johny Purba),

Jadi, lingkungan (hidup) adalah semua makhluk (bilogis), semua benda (fisika), kondisi
(social), dan perilaku yang berpengaruh pada kehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makluk hidup lainnya. Lingkungan (hidup) bukan saja memengaruhi manusia tetapi
memengaruhi makhluk hidup lainya dan saling berpengaruh satu dengan yang lain.
Advokasi Lingkungan

Advokasi lingkungan (hidup) muncul berawal dari kegelisahan terhadap kondisi lingkungan
yang buruk dan kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia serta kegagalan pemerintah
dalam melakukan perlindungan terhadap sumberdaya alam.

Jadi, Advokasi lingkungan adalah upaya-upaya pembelaan dan pemberdayaan yang


dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan perubahan kearah
lingkungan hidup yang lebih baik.

Tujuan dari gerakan advokasi lingkungan yang dilakukan antara lain untuk mendorong
terjadinya perubahan kebijakan dalam pengelolaan lingkungan (hidup) di Indonesia,
mendorong perubahan prilaku aparatur negara dalam menyikapi persoalan lingkungan hidup
serta mendorong gerakan masyarakat sipil (organisasi rakyat) untuk melakukan perbaikan
terhadap pengelolaan lingkungan (hidup). Pada dasarnya gerakan perjuangan yang paling riil
dilakukan ditingkatan rakyat sebagai sebuah kekuatan untuk melakukan perubahan ke arah
yang lebih baik dengan keberpihakan pada rakyat dan lingkungan.

Dasar Hukum Advokasi Lingkungan

1. UUD 1945 yang pada pasal 1 secara jelas menyatakan bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat.
Jadi merupakan wewewnang rakyat untuk melakukan upaya-upaya penyelamatan lingkungan
hidup di Indonesia. Ini artinya bahwa tindakan yang dilakukan untuk melakukan advokasi
lingkungan dari kerusakan dibenarkan menurut UUD 1945.
2. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-Undang yang mengatur
tentang (1) Hak masal; (2) Kewajiban pemerintah; (3) Larangan; (4) Sangsi-sangsi.

Nilai-Nilai Dasar Advokasi


Dalam melakukan kerja-kerja advokasi ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi: (1)
Demokratis; (2) Transparan; (3) Anti kekerasan; (4) Kesetaraan; (5) Keadilan gender; (6)
Partisipatif.

MENGAPA ADVOKASI LINGKUNGAN DILAKUKAN?

Ada banyak sekali alasan kerja-kerja advokasi lingkungan harus dilakukan, beberapa alasan
yang seringkali menjadi dasar advokasi lingkungan adalah sebagai berikut.

1. Munculnya permasalahan kemanusiaan dan kemiskinan yang terkait dengan perusakan


lingkungan dan penguasaan sumberdaya alam;
2. Kebijakan yang tidak berpihak pada kesejahteraan masyarakat tetapi malah berpihak pada
kepentingan kuasa modal;
3. Keserakahan dan kekerasan terkait dengan lingkungan dan sumberdaya alam yang semakin
meningkat baik jumlah maupun skalanya;
4. Ancaman dan kerentanan akan munculnya bencana yang lebih besar di masa-masa mendatang.

Beberapa alasan di atas memicu lahirnya kesadaran bagi beberapa indan untuk melakukan
pembelaan, perlawanan, dan perubahan atas ketidakadilan dan perusakan alam dan
lingkungan. Salah satu bentuk perlawanan dan pembelaan tersebut adalah advokasi. Tujuan
dari kerja-kerja advokasi adalah untuk mendorong terwujudnya perubahan atas sebuah
kondisi yang tidak adil. Secara lebih spesifik, dalam praksisnya kerja advokasi diarahkan
pada kebijakan publik yang dibuat oleh kuasa kebijakan (pemerintah).

Mengapa kebijakan publik? Kebijakan publik merupakan regulasi yang dibuat berdasarkan
kompromi para penguasa (eksekutif, legislatif, dan yudikatif) dengan mewajibkan rakyat
untuk mematuhi peraturan yang telah dibuat. Setiap kebijakan yang akan disahkan untuk
menjadi peraturan perlu dan harus dikawal serta diawasi agar kebijakan tersebut tidak
menimbulkan dampak negative, khususnya ketidakadilan bagi rakyat. Hal ini dikarenakan
pemerintah ataupun penguasa tidak mungkin mewakili kepentingan rakyat secara luas,
sementara kekuasaannya cenderung sentralistik dan memiliki peranan besar dalam proses
penyusunan dan penetapan kebijakan.
BAGAIMANA MELAKUKAN ADVOKASI LINGKUNGAN?

Advokasi bekerja untuk melakukan perubahan kebijakan, regulasi, dan cara badan-badan
perwakilan melaksanakan kebijakan. Dalam melakukan perubahan kebijakan dan regulasi
tidaklah mudah, ada beberapa tahapan kerja yang harus dilewati.

1. Tahap pertama, mencakup permintaan, tuntutan, atau desakan perubahan dalam praktik
kelembagaan dan program-programnya. Contoh, sekelompok Pecinta Alam (PA) dan individu-
individu yang peduli pada lingkungan menolak kebijakan yang telah dirancang oleh Kepala Daerah
untuk merubah Hutan Kota menjadi Taman.
2. Tahap kedua, mengembangkan kemampuan individu yang terlibat dan terdampak proses advokasi
seperti masyarakat, anggota ormas, dan lembaga lain yang terlitbat. Dengan penolakan dan
penentangan kebijakan Kepala Daerah tersebut, anggota komunitas (aliansi) belajar berbagai cara
dan metoda mengomunikasikan pesan mereka pada segmentasi yang lebih luas untuk
memperkuat basis dukungan kelembagaan.
3. Tahap ketiga, melakukan penguatan organisasi dan pemberdayaan masyarakat sekitar Hutan
Kota. Advokasi harus pula mampu mengubah pola pikir dan memberdayakan masyarakat secara
lebih luas, supaya rakyat sekitar Hutan Kota mampu melakukan perjuangan hak-haknya secara
mandiri. Advokasi dikatakan berhasil apabila kita mampu membuat komunitas dan masyarakat
lebih berdaya dan mampu memperjuangkan aspirasinya sendiri.

Oleh karena itu, ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk memetakan dan mengawal
jalannya sebuah kebijakan sebelum disahkan menjadi hukum formal.

1. Mengerti dan memahami isi kebijakan beserta konteksnya, dengan memeriksa tujuan dari
lahirnya kebijakan tersebut;
2. Mempelajari beberapa konsekuensi dari kebijakan tersebut, siapa saja yang akan mendapat
manfaat dan siapa yang akan terimbas olehkebijakan tersebut;
3. Siapa yang akan dipengaruhi baik itu sifatnya merugikan ataupun menguntungkan;
4. Siapa aktor-aktor utama, siapa yang mendorong dan apa kepentingan serta posisi mereka;
5. Tentukan jaringan formal maupun informal melalui mana kebijakan sedang diproses. Jaringan
formal bisa termasuk institusi-institusi seperti komite legislatif dan forumpublic hearing. Jaringan
informal melalui komunikasi interpersonal dari individu-individu yang terlibat dalam proses
pembentukan kebijakan;
6. Mencari tahu apa motivasi para aktor utama dan juga jaringan yang ada dalam mendukung
kebijakan yang telah dibuat.

Perlu dipahami bahwa advokasi tidak terjadi seacara seketika, advokasi butuh perencanaan
yang matang. Agar advokasi yang dilakukan dapat terwujud secara maksimal, maka kita
perlu menggunakan beberapa strategi. Berikut beberapa strategi dalam melakukan advokasi
yang dapat dilakukan.

1. Membangun jaringan di antara organisasi-organisasi akar rumput (grassroots), seperti federasi,


perserikatan, dan organisasi pengayom lainnya;
2. Melakukan lobi-lobi antar instansi, tokoh masyarakat, organisasi kemahasiswaan, organisasi
kemasyarakatan, bila diperlukan pada pejabat Negara yang lebih tinggi;
3. Melakukan kampanye dan kerja-kerja media sebagai ajang publikasi dan edukasi;
4. Melewati aksi-aksi peradilan (litigasi, class action, dan lain-lain);
5. Menerjunkan massa untuk melakukan demonstrasi.

Aktivisma Advokasi Lingkungan Hidup

Prinsip dasar Advokasi Lingkungan adalah “Jangan biarkan pemerintah dan korporasi
bekerja sendiri, tanpa keterlibatan dan pengawasan masyarakat.”Advokasi lingkungan
hidup melibatkan advokasi kebijakan dan penegakan hukum, pendidikan umum dan
pembelaan masyarakat. Aktivitas advokasi Lingkungan dapat berupa aktivitas seperti berikut
ini.

1. Advokasi terhadap kebijakan dan peraturan Pemerintah yang mengancam kelestarian alam dan
merusak lingkungan hidup;
2. Advokasi untuk mendorong terbitnya kebijakan dan peraturan baru yang menganjurkan
pelestarian alam dan lingkungan;
3. Advokasi untuk penegakan undang-undang lingkungan hidup dengan proses pengadilan. Proses
pengadilan untuk menganjurkan hukum lingkungan hidup dapat dilakukan dengan memakai “legal
standing” atau memakai “class action” atau “citizen law suite”.
4. Advokasi dengan melakukan pengawasan terhadap praktik-praktik bisnis dan aktivitas industry
yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dan mengamcam kelestarian alam.
Kesadaran Masyarakat

Peningkatan kesadaran masyarakat sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan


hidup. Peningkatan kesadaran masyarakat dapat dilakukan dengan pendidikan umum
(edukasi) dan kampanye mengenia pentingnya lingkungan yang sehat dan alam yang lestari.
Isu-isu yang penting termasuk pembuangan sampah dan penyelamatan binatang dan
tumbuhan yang terancam punah. Kelompok-kelompok advokasi lingkungan hidup berperan
penting dalam gerakan-gerakan perlawanan. Ini termasuk bekerja dengan masyarakat lokal
untuk melawan kerusakan lingkungan hidup. Kampanye yang mementingkan suatu isu di
tingkat lokal sangat efektif.

Pendekatan Advoksi Lingkungan Hidup

Berdasarkan Pelestarian (Konservasi)

Pendekatan berdasarkan pada “konservasi” mengutamakan aktivitas untuk melindungi


ekosistem, berbagai jenis-jenis binatang, dan tumbuhan-tumbuhan yang terancam punah.
Masalah-masalah tersebut dianggap sama pentingnya dengan manusia. Pendekatan yang
menjaga selarasnya kehidupan seluruh makhluk hidup dan habitatnya. Organisasi seperti
Profauna merupakan organisasi garda terdepan pendekatan konservasi di Indonesia.

Berdasarkan Keadilan Lingkungan

Pendekatan kedua mendasarkan gerakan advokasinya pada Keadilan Lingkungan Hidup


menyangkut pelestarian lingkungan sambil memperjuangkan keadilan sosial, demokrasi dan
hak asasi manusia. Kelompok lingkungan hidup Indonesia seperti WALHI, mengambil
pendekatan ini dalam melakukan aktivitas advokasi lingkungannya.
Berdasarkan Hak-Hak Masyarakat Asli

Pelestarian lingkungan hidup dapat juga diadvokasi dengan pendekatan berdasarkan hak
masyarakat asli. Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup/Sumber Daya Alam oleh
masyarakat setempat juga merupakan pendekatan yang sangat efektif. Organisasi seperti
Laskar Hijau merupakan organisasi yang menggunakan pendekatan hak masyarakat asli
sebagai dasar advokasi lingkungannya.

KAPAN ADVOKASI LINGKUNGAN DILAKUKAN?

Advokasi adalah serangkaian aksi yang dilakukan untuk mengubah kebijakan dan
pelaksanaan kebijakan serta keadaan yang apa adanya (pembiaran) dan bahkan membawa
konsekuensi buruk bagi alam, lingkungan, dan manusia menjadi kebijakan, pelaksanaan
kebijakan, dan keadaan yang berkeadilan dan berdampak baik bagi alam, lingkungan, dan
manusia. Kapan dilakukan? Bila kerentanan dan ancaman terhadap kelestarian alam dan
lingkungan serta peri kehidupan manusia terancam oleh kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
dan pembiaran terjadi.

Pola-pola advokasi lingkungan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Mempertanyakan proses penetapan suatu aturan atau perundangan yang tidak berkeadilan bagi
alam dan manusia.
2. Mempertanyakan pelaksanaan suatu aturan atau perundangan yang tidak sesuai dan mengancam
peri kehidupan manusia dan lingkungan.
3. Mengajukan solusi pada pemerintah dan pemangku kepentingan lain untuk menjamin keadilan
lingkungan dan peri kehidupan manusia yang adil.
4. Berperan aktif melakukan edukasi dan pemberdayaan pada masyarakat tentang isu keadilan
lingkukngan dan pelestarian alam.
DIMANA ADVOKASI LINGKUNGAN DILAKUKAN?

Dimanapun terjadinya ketidakadilan dan ancaman terhadap peri kehidupan manusia serta dan
kelestarian lingkungan terjadi, advokasi harus dilakukan. Advokasi bisa dilakukan di ruang-
ruang kelas dan diskusi untuk membangun kesadaran. Advokasi bisa dilakukan di ruang-
ruang public dengan melakukan kampanye melalui berbagai media dan berbagai cara untuk
mengedukasi masyarakat terhadap sebuah permasalahan lingkungan. Advokasi dapat pula
dilakukan di ruang-ruang kekuasaan dengan mengajukan petisi pada pemerintah terhadap
aturan dan kebijakan atau pelaksanaan kebijakan yang mengancam kelestarian lingkungan
dan kehidupan makhluk hidup. Advokasi dapat dilakukan dengan menajukan usulan
kebijakan atau perbaikan kebijakan atau ketegasan pelaksanaan kebijakan yang menjamin
keadilan dan kelestarian lingkungan. Advokasi bisa dilakukan di jalanan dengan melakukan
berbagai bentuk aksi, mulai dari kampanye sampai demonstrasi bila memang diperlukan.

Ada banyak ruang dan ada banyak tempat dengan berbagai cara dan media dalam melakukan
advokasi lingkungan. Tidak hanya berada di ruang-ruang kekuasaan ataupun di ruang-ruang
kelas, jalananpun dapat dijadikan tempat untuk melakukan advokasi lingkungan. Dimanapun
terjadi ketidakadilan lingkungan, disitu advokasi harus dilakukan. Dimanapun tempat berada,
disitu dapat dilakukan advokasi dengan menyesuaikan bentuk advokasi dan tujuan advokasi
lingkungan dilakukan.

SIAPA YANG MELAKUKAN ADVOKASI LINGKUNGAN?

Advokasi dilakukan oleh siapapun baik perorangan, kelompok, atau organisasi yang dapat
diklasifikan sebagai berikut.

1. Perseorangan (Non Govermental Individual);


2. Mahasiswa atau organisasi kemahasiswaan;
3. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Organisasi Non Pemerintah (Ornop) seperti Walhi,
Profauna, dan lain sebagainya;
4. Komunitas Basis dan Kelompok Akar Rumput, seperti kelompok petani, nelayan, dan lain
sebagainya seperti Laskar Hijau, SPPQT, dan lain sebagainya;
5. Organisasi masyarakat keagamaan (NU, Muhammadiyah, MUI, PHDI, PWI, PGI, Walubi, dan lain
sebagainya);
6. Serikat Buruh, Lembaga Jaringan, Media Massa, dan kelompok-kelompok lain yang peduli akan
perubahan menuju kebaikan.
7. Setiap individu dan setiap organisasi yang peduli terhadap kelestarian alam dan tidak sepakat
dengan ketidakadilan lingkungan.

REFLEKSI

Advokasi lingkungan (hidup) bukan suatu aktivitas yang tidak memiliki dasar pemikiran dan
dasar aksi. Advokasi lingkungan didasarkan pada ide untuk menjaga keadilan kehidupan dan
lestarinya alam untuk kesejahteraan manusia. Advokasi lingkungan tidak dikerjakan dengan
sekenanya dan seenaknya. Advokasi lingkungan merupakan aktivitas yang tertata dan
terorganisir dengan baik serta dikerjakan dengan sangat serius. Advokasi lingkungan bukan
aktivitas yang bersifat jangka pendek, tetapi aktivitas yang bersifat jangka panjang yang
membutuhkan stamina tahan lama dan logistic yang tidak sedikit. Advokasi lingkungan
bukan pekerjaan heroic seorang diri karena membutuhkan dukungan dari jaringan dan aliansi
karena yang dihadapi adalah kuasa birokrasi (pemerintah) dan kuasa modal (korporasi) dan
seringkali gabungan dari keduanya.

Advokasi bukan hanya menjadi tanggungjawab individu-individu aktivis (lingkungan) dan


organisasi-organisasi pembela linkungan. Advokasi lingkungan harus dilakukan oleh setiap
individu dan kelompok masyarakat yang yang peduli pada kelestarian lingkungan dan
keadilan hidup bagi kesejahteraan seluruh makhluk hidup. Advokasi lingkungan dapat
dilakukan dimanapun dan dengan berbagai bentuk, bukan berarti harus melakukan dengan
cara aksi jalan dan demonstrasi, tidak juga dengan muncul di public menyuarakan melalaui
ruang-ruang public. Advokasi lingkungan dapat dilakukan dengan cara yang sangat pribadi
melalui berbagai media social yang dimiliki untuk membangun kesadaran diri sendiri dan
kawan-kawan selingkung.

Bila tidak mampu melakukan advokasi lingkungan secara pribadi, paling tidak jangan ikut
ambil bagian dalam perusakan lingkungan dan menjadi pendukung kebijakan yang
mengancam kelestarian alam dan ketidakadilan bagi kehidupan.kompasiana 2015
http://journals.ums.ac.id/index.php/warta/article/download/3201/2062

http://journals.ums.ac.id/index.php/warta/article/download/3201/2062

www.kompasiana.com/denielstephanus/sekelumit-cerita-tentang-advokasi-lingkungan-
hidup_566a36da7097732a06d644dd

Anda mungkin juga menyukai