Eben L Sepsis
Eben L Sepsis
Defenisi
Sepsis adalah suatu kondisi dimana terjadi reaksi peradangan
sistemik (inflammatory sytemic rection) yang dapat disebabkan oleh invansi
bakteri, virus, jamur atau parasit. Selain itu, sepsis dapat juga disebabkan
oleh adanya kuman-kuman yang berproliferasi dalam darah dan
osteomyelitis yang menahun. Efek yang sangat berbahaya dari sepsis
adalah terjadinya kerusakan organ dan dalam fase lanjut akan melibatkan
lebih dari satu organ. Sepsis merupakan respon tubuh terhadap infeksi yang
menyebar melalui darah dan jaringan lain.
Sepsis adalah suatu sindroma radang sistemik yang ditandai
dengan gejala-gejala: demam atau hipotermi, menggigil, takipnea,
takikardia, hipotensi, nadi cepat dan lemah serta gangguan mental yang
disebabkan oleh infeksi mikroorganisme (Rasional, 2002).
Sepsis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri gram negatif 70%
(pseudomonas auriginosa, klebsiella, enterobakter, echoli, proteus,
neiseria). Infeksi bakteri gram positif 20-40% (stafilokokus aureus,
stretokokus, pneumokokus),infeksi jamur dan virus 2-3% (dengue
hemorrhagic fever, herpes viruses), protozoa (malaria falciparum) (Japardi,
2002).
Salah satu bakteri gram negatif yang dapat menimbulkan sepsis adalah
Neisseria meningitidis. Bakteri ini dalam tubuh manusia menyerang sistem
saraf pusat dan menimbulkan meningitis (Shulman, 1994).
B. ETIOLOGI
Mikroorganisme penyebab yang paling umum dari syok sepsis
adalah bakteri gram-negatif. Namun demikian, agen infeksius lain seperti
gram positif dan virus juga dapat menyebabkan syok sepsis. Ketika
mikroorganisme menyerang jaringan tubuh, pasien akan menunjukkan suatu
respon imun. Respon imun ini membangkitkan aktivitas berbagai mediator
kimiawi yang mempunyai berbagai efek yang mengarah pada syok.
Peningkatan permeabilitas kapiler, yang mengarah pada pembesaran cairan
dari kapiler dan fasodilatasi adalah dua efek tersebut.
C. PATOFISIOLOGI
Sepsis merupakan hasil interaksi yang kompleks antara organisme
patogen dan tubuh manusia sebagai pejamu. Tinjauan mengenai sepsis
berhubungan dengan patofisiologi yang kompleks untuk mengilustrasikan
gambaran klinis akan suatu hipotensi yang berat dan aliran darah yang
terbendung akibat terbentuknya mikrotrombus di dalam sistem kapiler. Hal
ini dapat menyebabkan disfungsi organ yang kemudian dapat berkembang
menjadi disfungsi dari beberapa organ dan akhirnya kematian.
Proses molekuler dan seluler dari pejamu sebagai respon terhadap
sepsis adalah berbeda-beda tergantung dari jenis organisme yang
menginvasi (organisme Gram-positif, organisme Gram-negatif, jamur, atau
virus). Respon pejamu terhadap organisme Gram-negatif dimulai dengan
dikeluarkannya lipopolisakarida, yakni endotoksin dari dalam dinding sel
bakteri Gram-negatif, yang dikeluarkan saat proses lisis. Organisme Gram-
positif, jamur dan virus memulai respon pejamu dengan mengeluarkan
eksotoksin dan komponen-komponen antigen seluler.
Kedua substansi tadi memicu terjadinya kaskade sepsis yakni
dimulai dengan pengeluaran mediator-mediator inflamasi .Mediator-mediator
inflamasi adalah substansi yang dikeluarkan dari sel sebagai hasil dari
aktivasi makrofag. Hasilnya adalah aktifnya sistem koagulasi dan sistem
komplemen. Kerusakan utama akibat aktivasi ini terjadi pada endotel dan
menyebabkan migrasi leukosit serta pembentukan mikrotrombus. Akibat
aktivasi endotelium, terjadi peningkatan jumlah reseptor trombin pada
permukaan sel untuk melokalisasi koagulasi pada lesi tersebut. Lesi pada
endotel berhubungan dengan proses fibrinolisis yang terganggu. Hal ini
disebabkan karena berkurangnya jumlah reseptor pada permukaan sel yang
diperlukan untuk sintesis dan pemunculan molekul antitrombotik.
Gram negatif adalah komponen lipopolisakarida (endotoksin) dari
dinding sel gram negatif. Lipid A adalah bagian dari molekul endotoksin yang
sangat imunoreaktif dan berperan untuk kebanyakan efek toksik. Endotoksin
pertama dihubungkan dengan protein plasma yang disebut protein pengikat-
lipopolisakarida. Kompleks ini lalu menuju ke reseptor spesifik (CD14) di
permukaan makrofag, lalu mengaktifkannya dan menyebabkan pelepasan
mediator inflamasi. Sepsis melibatkan interaksi yang kompleks dari
proinflamatori (seperti, tumor necrosis factor α [TNF α], interleukin [IL]1, IL-6)
dan mediator anti inflamasi (seperti antagonis IL-1, IL-4, dan IL-10). IL-8,
TNF-αmerupakan mediator sepsis yang terutama di samping
beberapa sitokin dan sel-sel lain yang juga terlibat. Mula-mula, makrofag
teraktivasi dan memproduksi sejajaran mediator-mediator proinflamasi,
termasuk TNF-α, Interleukin-1 (IL-1), IL-6, IL-8, platelet activating factor
(PAF),leukotrien, dan thromboxane-A2. Mediator-mediator proinflamasi ini
mengaktifkan banyak jenis sel, menginisiasi kaskade sepsis, dan
menghasilkan kerusakan endotel. Ketika terluka, sel-sel endotel dapat dilalui
oleh granulosit dan unsur-unsur plasma menuju jaringan yang mengalami
inflamasi, yang mana dapat berujung pada kerusakan organ. Inflamasi sel-
sel endotelial menyebabkan vasodilatasi melalui aksi nitric oxide pada
pembuluh darah otot polos. Hipotensi yang berat dihasilkan dari produksi
nitric oxide yang berlebihan, sehingga melepaskan peptida-peptida vasoaktif
seperti bradikinin dan serotonin, dan dengan kerusakan sel endotel ini,
terjadilah ekstravasasi cairan ke jaringan interstisial. Aktivasi IL-8 dapat
menyebabkan disfungsi paru-paru melalui aktivasi netrofil yang berada di
paru-paru. Kerusakan kapiler menyebabkan peningkatan permeabilitas di
paru-paru, serta dapat menyebabkan oedem paru non kardiogenik.
Syok adalah komplikasi paling hebat yang dihubungkan dengan
sepsis gram negatif. Komplikasi penting lainnya adalah disseminated
intravascular coagulation (DIC) dan acute respiratory distress syndrome
(ARDS). Efek hemodinamik dari sepsis pada keadaan hiperdinamik dicirikan
dengan tingginya curah jantung dan kelainan rendahnya tahanan vaskular
sistemik. Sepsis menyebabkan syok yang menyebar yang dicirikan dengan
peningkatan aliran darah yang tidak sesuai ke jaringan tertentu, dengan
kebutuhan oksigen independen (Wheeler, 2007)
G. PENCEGAHAN
e. Menghilangkan infeksi