Pembimbing : dr.Ririn
Disusun oleh :
Indranu Nanggala .P (111.0211.004)
Arsyani Lizaria (111.0211.012)
Arya Yudha Rahman (111.0211.031)
Lu'lu Hafiyyani (111.0211.015)
Ita Mashitoh Ardi (111.0211.092)
Pembimbing Lapangan
dr. Ririn
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mencapai mutu pelayanan medik yang baik dari suatu klinik dokter
keluarga, perlu perlu mengacu pada standar-standar yang telah ditentukan bagi dokter
keluarga. Salah satunya dengan memperhatikan aspek sosiodemografi daerah yang akan
didirikan klinik dokter keluarga. Diantara aspek tersebut adalah luas wilayah, kepadatan
penduduk, masalah kesehatan di penduduk, dan lain-lain.
Jumlah penduduk dan luas wilayah merupakan indikator penting dalam hal
penyebaran penduduk. Penyebaran penduduk yang tidak merata dan pesat menyebabkan
timbulnya masalah-masalah yang menyangkut segi sosial, ekonomi, politik, budaya dan
kesehatan. Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.
Pengetahuan masyarakat tentang konsep sehat dan sakit yang benar akan
membuat masyarakat mengerti bagaimana memberdayakan diri untuk hidup sehat dan
kebiasaan mereka untuk mempergunakan fasilitas kesehatan yang ada. Untuk
mewujudkan keadaan sehat tersebut dapat dilakukan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk menigkatkan
dan memelihara kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat (Levey and Loomba,
1973).
Saat ini penyakit tidak menular (PTM) seperti kanker dan penyekit kardiovaskular
telah menjad beban penyakit di dunia menggantikan penyakit infeksius. Tercatat pada
tahun 2005, 60% dari tiga juta kematian dibawah usia 70 tahun terjadi akibat penyakit
tidak menular. (Lidya HA. 2009)
Salah satu kecamatan terbesar dan terpadat di kota ini yaitu kecamatan Sukmajaya
dengan jumlah penduduk pria sebanyak 198.924 dan penduduk wanita sebanyak 193.317
(Bappeda Depok, 2014), mencatat jumlah kasus hipertensi primer di Puskesmasnya
adalah sebanyak 5452 kunjungan dalam laporan bulanan data kesakitan (LB I) dan
menempati urutan pertama pada penyakit tidak menular yang terdiagnosis oleh tenaga
kesehatan. (Puskesmas Sukmajaya, 2013) diperkirakan angka ini akan terus meningkat
sepanjang tahun.
Maka dari masalah tersebut diatas dan untuk mengatasi kekurangan tersebut tidak
ada pilihan lain kecuali menempatkan the best doctor sebagai kontak pertama, yang
disebut dengan nama dokter keluarga. Hal ini di lakukan untuk meminimalisasi angka
kejadian hipertensi di masyarakat.
(The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981)
3. Terkoordinasi
- Waspada terhadap berbagai macam keluhan/masalah pasien.
- Sumber utama pelayanan pasien dengan konsultasi dan rujukan ke spesialis bila
diperlukan.
- Mengelola pelayanan yang diberikan oleh tim layanan kesehatan.
- Menerjemahkan nasihat-nasihat spesialistik untuk pasien dan keluarganya.
4. Berkesinambungan
- Membentuk hubungan jangka panjang dengan pasien.
- Mempertahankan pencatatan jangka panjang mengenai masalah pasien.
- Meningkatkan kesehatan jangka panjang.
5. Dapat Dipercaya
- Bertanggung jawab terhadap berbagai isu kesehatan dan hasil-hasil pengelolaan.
- Penasihat pasien dalam sistem pelayanan kesehatan.
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai hasil pengobatan, prognosis
dan harus dapat mengerti keinginan pasien.
Isi konsultasi:
- Seluruh masalah pasien berkaitan dengan diagnosis.
- Temuan-temuan selama pemeriksaan
- Hasil pemeriksaan penunjang
- Terapi yang telah diterima / diresepkan
Alasan konsultasi :
- Penegakan diagnosis
- Saran untuk terapi khusus
- Pandangan tentang hasil pemeriksaan/pemeriksaan penunjang
- Meyakinkan pasien
Rujukan :
Memindahkan tanggung jawab perawatan pasien sementara waktu karena masalah
tertentu dari pasien. Pemindahan tanggung jawab tidak bersifat total. Dimana dokter
keluarga akan kembali bertanggung jawab atas pasiennya setelah pasien kembali dari
tempat rujukan.
Selama dalam pengobatan dan/atau perawatan, pasien harus mempunyai 1 orang
dokter keluarga yang bertanggung jawab penuh atas kesehatan dan keputusan klinik yang
terbaik untuk pasien karena dokter keluarga sangat mengerti kondisi fisik, mental, sosial
dan keadaan pasien/keluarga.
IDI (1982)
Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat
Pelayanan menyeluruh dan maksimal
Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan
Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya
Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutannya
Siti Mariah merupakan anak pertama dari keluarga Bpk. Syafii. Menikah dengan
Suryadi dan memiliki 2 orang anak. Anak pertama berumur 7 tahun dan anak
yang kedua berumur 3 tahun.
Siti Aisyah anak kedua dari keluarga Bpk. Syafii. Baru saja melahirkan anak
perempuan berusia 3 bulan.
Muhammad Syahrial anak ketiga dari keluarga Bpk. Syafii. Sedang
menyelesaikan perkuliahannya di semester akhir sarjana ekonomi.
F. Deskripsi Identitas Keluarga
Keluarga Bpk. Syafii dan Ny. Wasmi selalu memperhatikan kehidupan anak, dan
cucunya. Anak yang pertama tinggal di kontrakan di dekat Bpk. Syafii dan Ny. Wasmi.
Anak yang kedua Siti Aisyah baru saja melahirkan sehingga beliau tinggal di rumah Bpk.
Syafii dan Ny. Wasmi bersama anak ketiganya. Karena Bpk. Syafii telah pensiun
sehingga kesibukannya adalah mengantar cucu-cucunya sekolah dan membantu Ny.
Wasmi.Keluarga ini sering sekali membantu warga yang kesulitan di sekitar
rumahnya.Ny. Wasmi selalu mengajarkan kepada kelurga ini tentang menjaga perilaku
hidup bersih dan sehat.Setiap seminggu sekali keluarga ini selalu mengadakan makan-
makan bersama keluarga atau lari pagi untuk makin dekat bersama anak, menantu dan
cucu-cucunya.Rumah keluarga ini cukup luas hanya saja kurang adanya pencahayaan
matahari yang masuk ke rumah ini.
G. Genogram
Tn.B Ny.S
Tn.A Ny.M
Ny. Ny. Ny. Ny. Ny. Ny. Ny. Ny. Tn. Tn. Ny.
s S S M H
A A I F N H
Tn.S Ny. W
(56th)
(51 th)
Bulat : Laki-laki
Kotak : Perempuan
Merah : Hipertensi
Hijau : Diabetes
1. Masalah dalam fungsi fisiologis : pasien berumur 56 tahun. Berhubungan dengan usia
pasien, elastisitas pembuluh darah semakin berkurang sehingga meningkatkan resistensi
perifer pembuluh darah tepi.
2. Masalah dalam fungsi psikologis: berdasarkan usia, pasien sudah tidak lagi bekerja.
Kondisi ini menyebabkan pasien kurang aktivitas dan meningkatnya stressor sehingga
menyebabkan gejala hipertensi muncul.
3. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan : dalam keluarga pasien ini
memiliki penghasilan dari ke dua anaknya yang bekerja sebagai pegawai bank. Sehingga
memiliki penghasilan setara dengan UMR kota depok 2012 (Rp. 1.424.797,00).
4. Masalah perilaku kesehatan: Keluarga cukup mengerti akan pentingnya kesehatan dan
pemeliharaan kesehatan, namun yang menjadi kendala adalah kejenuhan pasien untuk
mengkonsumsi obat antihipertensi dan obat diabetes yang harus dikonsumsi setiap hari.
Pola makan istri dan pasien cukup teratur, keduanya memiliki pengetahuan yang cukup
tentang makanan dan minuman apa saja yang tidak boleh dikonsumsi oleh pasien, namun
terkadang pasien masih sedikit mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak boleh
dikonsumsi.
5. Masalah lingkungan: Lingkungan rumah bersih, kedaan rumah cukup nyaman sehingga
kemungkinan timbulnya masalah kesehatan yang berhubungan dengan tempat tinggal
dapat di minimalisir.
6. Kondisi lingkungan ditinjau dari kondisi rumah. Rumah yang dihuni adalah rumah
pribadi yang berada di daerah padat penduduk. memiliki halaman rumah, tidak
bertingkat, lantai rumah dari keramik, dinding rumah dari tembok yang dilapisi cat.
mempunyai tiga jendela dibagian depan, 1 jendela di bagian ruang belakang, dan 2
jendela dikamar atas. Mempunyai tiga pintu masuk, yaitu satu pintu masuk pada bagian
depan, satu pintu masuk pada bagian garasi, dan satu pintu masuk pada bagian ruang
belakang. Memiliki empat ruang kamar tidur yang mempunyai dua jendela pada kamar
atas kamar tersebut sering dibuka pada waktu pagi. Ruang dapur dan kamar mandi
dijadikan ruangan terpisah. Rumah Tn.x cukup bersih memiliki tempat sirkulasi udara
dan juga paparan sinar matahari kerumah yang baik.
Diagnostik Holistik
Aspek Personal : Pasien memiliki harapan untuk menurunkan tekanan darah dan
menurunkan gula darahnya, akan tetapi pasien mengeluh sudah
terlalu lama meminum obat sehingga tidak mau meminum obat
lagi dan pasien juga suka melanggar makanan yang tidak boleh di
makan.
Aspek Klinis : Hipertensi derajat dua ( kriteria JNC VII) dan diabetes.
Aspek Individul : Pasien adalah seorang laki-laki berusia 56 tahun yang memiliki
masalah dengan kesadaran untuk mengonsumsi obat hipertensi
dan obat diabetes yang berkesinambungan.
Aspek Psikososial : Pasien merasa senang karena masih bisa bermain dengan
cucunya dan memiliki rutinitas mengantarkan cucunya sekolah.
Aspek Fungsional : Derajat1, pasien mampu melakukan semua aktivitas sehari-hari
sendiri.
Diagnosis Keluarga
Keluarga ini merupakan keluarga pasangan lansia, dimana anak-anak sudah memiliki
keluarga masing-masing. Anak pertama tidak tinggal serumah dengan orangtua. Anak ke dua dan
ketiga tinggal serumah bersama dengan orangtua. Pasien juga sudah tidak bekerja dan sehari-hari
hanya menghabiskan masa tua dirumah bersama istri, anak-anaknya dan cucu-cucunya pada
akhir pekan.Hal ini diduga merupakan penyebab utama hipertensi yang dialami pasien.Ditambah
pasien memiliki faktor hipertensi dari keluarganya. Selain itu adanya pola makan yang tidak
terjaga diwaktu muda sehingga timbulah penyakit diabetes. Selain itu, dilihat dari sisi
pendidikannya, dimana pasien dan istrinya tidak tamat SMA.Sehingga diduga menjadi penyebab
kurangnya kesadaran untuk hidup sehat dan mengontrol hipertensi dan diabetesnya dengan
meminum obat antihipertensi dan obat diabetes secara kontinu.
Tujuan Umum Penyelesaian Masalah Pasien dan Keluarga
Indikator Keberhasilan
Keluarga mengetahui tentang penyakit hipertensi, kemudian keluarga pasien juga
memahami mengenai gizi seimbang bagi pasien yang menderita hipertensi, dan keluarga
mengetahui apa yang harus dihindari bagi penderita yang memiliki penyakit hipertensi.
1. Motivasi agar
Pemberian tabel sering control ke
olahraga yang pusat pelayanan dan
dapat dilakukan di selalu meminum obat.
rumah untuk 2. Memberikan
mengurangi pertimbangan agar
disabilitas (tangan pasien selalu
kiri) pasien serta Olahraga Pelayanan meminum obat dilihat
Pola Makan
memberikan kesehatan dari segi kebaikan
demonstarisnya Dan dan efek samping
Pengobatan obat serta edukasi
untuk meminimalisir
1. Edukasi tentang resiko tersebut
jenis makanan dan
minumam apa yang
harus dibatasi.
2. Pemberian tabel
pola diet nasi merah
serta susu rendah
gula tinggi kalori
untuk Tn.S (selama
3 minggu)
Tindakan Terhadap Keluarga
Pasien yang kami kunjungi yaitu Tn. S dengan riwayat penyakit stroke setahun yang lalu,
hipertensi heart desseas (kardiomegali) dan diabetes mellitus tipe 2. Melihat kondisi keluarga
dan dari hasil anamnesis, keluarga tersebut berlatar belakang pendidikan cukup tinggi, istri dan
anak-anak pasien terdengar mengerti akan pentingnya kesehatan tiap anggita keluarga terutama
Tn. S ini dengan segala riwayat penyakitnya. Mereka selalu mengupayakan pengobatan terbaik
untuk kepala keluarganya ini.
Pasien hipertensi yang kami kunjungi adalah Tn. S, yang mengalami hipertensi sejak 6
tahun yang lalu. Pada awal gejala hipertensi, Tn.T mengalami sakit kepala yang menjalar hingga
ke leher bagian belakang yang menyebabkan pasien menjadi susah tidur. Di keluarga Tn. S ini
yaitu ke-2 kakak kandungnya menderita penyakit yang sama yaitu hipertensi dan stroke dan saat
ini sudah meninggal dunia. Diduga peran genetik pada penyakit yang diderita Tn. S ini cukup
kuat.
Hipertensi yang dialami Tn. S ini cukup berat karena disertai komplikasi
kardiomegali.Pasien menceritakan bahwa dokter mengatakan jantung beliau sudah mengalami
pembesaran akibat tekanan darah yang selalu tinggi.Hal ini dialami pasien sejak tahun 2008
(kurang lebih 6 tahun yang lalu).Obat-obatan anti hipertensi untuk mengatasi tekanan darah dan
kardiomegalinya inipun dirasa sangat banyak. Tn. S sangat patuh untuk minum obat juga
didukung oleh keluarganya yang sadar akan kesehatan. Namun, semakin lama Tn. S merasa
bosan dan merasa tubuhnya biasa saja jika tidak minum obat sehingga sering obatnya tidak
diminum lagi.
Kemudian, setahun yang lalu (sekitar tahun 2012-2013) pasien kami Tn. S mengalami
stroke iskemik.Beliau dan istri menceritakan bahwa sebelum terjadinya stroke, pasien sempat
menyetir yang cukup jauh setelah itu baru pasien mengalami kelemahan dan mulutnya miring
serta bicara yang tidak jelas dan langsung dibawa ke rumah sakit.Dokter mengatakan bahwa Tn.
S ini mengalami stroke iskemik.Gangguan pada otak kanan sehingga kelemahan terjadi pada
tubuh sebelah kiri.Alat gerakpun menjadi lemah, bahkan kaki kiri sudah tidak dapat berjalan
dengan normal lagi padahal upaya fisioterapi dan penyinaran selalu dilakukan.
Pada saat terjadinya stroke, dokter juga mengatakan bahwa kadar gula darah Tn. S juga
tinggi sekitar 180 mg/dl. Jadi kemungkinan besar stroke yang dialami Tn.S ini tidak hanya
karena hipertensi heart desseasnya tapi juga karena diabetes mellitus yang baru disadarinya.
Berdasarkan kondisi yang telah dijelaskan tersebut, tindakan awal yang kami lakukan
adalah memberikan edukasi, dari sisi medis, kepada keluarga pasien sebagai pelaku rawat pasien,
untuk memahami kondisi sebenarnya Tn.S. Dengan media audio-visual, kami menjelaskan
kepada keluarga pasien tentang penyakit hipertensi, diabetes mellitus, dan stroke dari mulai
definisi, proses perjalanan penyakit (patofisiologi), penyebab dan faktor resiko, hingga
pengobatan yang tepat menurut ilmu medis, hingga komplikasi yang dapat ditimbulkan dari
hipertensi. Tindakan tersebut kami lakukan dengan harapan; keluarga pasien dan pasien dapat
memahami keadaan pasien yang sebenarnya sehingga mampu lebih bijaksana untuk memantau
dan mengingatkan pasien dengan baik.Selain itu, kami pun memberikan motivasi secara personal
kepada Tn.S untuk sealu rutin dan teratur dalam mengkonsumsi obat antihipertensi supaya
tekanan darahnya tetap terkontrol.
Hipertensi yang dialami pasien adalah hipertensi derajat II menurut JNC VII.Hal tersebut
dipresentasikan dari hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan pada awal kunjungan 160
mmHg untuk sistolnya dan tidak kurang dari 100 untuk diastolnya.Pada kunjungan pertama kami
hanya memberikan edukasi agar tekanan darah dan gula darahnya dapat terkontrol.
Pada kunjungan kedua, kami melakukan pengukuran terhadap tekanan darah pasien
didapatkan hasil 150/100.Terjadi penurunan tekanan darah pada pasien sehingga derajat
hipertensi beliau turun menjadi derajat I. kemudian kami lakukan pengukuran terhadap gula
darah sewaktu dan didapatkan hasil yang sangat tinggi yaitu 560mg/dl. Pasien mengaku bahwa
sehabis olahraga pada hari tersebut beliau minum minuman botol isotonic karena tidak adanya
penjual air mineral, seperti yang kita ketahui bahwa minuman botol memiliki kadar gula
yangsangat tinggi, sehingga kami menduga hal ini yang menyebabkan kadar gula darah Tn. S
sangat tinggi pad saat pemeriksaan.
Pemeriksaan lain yang kami lakukan yaitu mengukur kadar asam urat dan kolesterol
dalam darah Tn. S dan didapatkan hasil normal pada keduanya.
Dari hal tersebut diatas, untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang
penyakit yang di alaminya yaitu hipertensi heart desseas, diabetes mellitus tipe 2 maka dilakukan
intervensi pada pasien.
Memberikan intervensi terhadap pasien dengan cara penyuluhan tentang penyakit pasien
yaitu hipertensi, diabetes mellitus dan stroke melalui media slide dengan menggunakan
tablet. Dimana isi dari penyuluhan tersebut adalah edukasi mengenai daftar makanan dan
minuman apa saja yang diperbolehkan dan yang harus dihindari.
Memotivasi pasien agar rutin berobat dan meminum obat sehingga tekanan darah dan
gula darahnya dapat terkontrol.
Memberikan garam rendah natrium dan memberitahukankepada istri pasien supaya
mengganti garam yang sebelumnya digunakandengan garam rendah natrium dengan
tujuan untuk mengontrol tekanan darah pasien.
Memberikan makanan pendukung lainnya seperti oat meal,roti gandum, buah (jeruk dan
pisang) untuk memberi beberapa contoh secara langsung mengenai makanan yang dapat
dikonsumsi
Memberikan gula, susu, kecap khusus untuk penderita diabetes dan daftar makan pasien
selama 3 minggu hingga kunjungan selanjutnya agar gula darah dapat terkontrol.
Memotivasi pasien supaya rutin melakukan olahraga ringan seperti jalan santai di pagi
hari selama ±½ jam.
Memberikan daftar program latihan untuk pasien pasca stroke yang dilakukan setiap hari
selama 45-60 menit. Gerakan diajarkan kepada bapak dan istri agar istri dapat
memantaunya dan daftar program diberikan kepada istri untuk di isi.
Melakukan test yang lain yaitu test asam urat dan kolesterol pada pasien untuk
mengetahui ada atau tidaknya penyakit maupun faktor risiko lain yang menyertai.
dilakukan oleh orang lain/dokter/pelayanan kesehatan
intervensi yang kami lakukan di kunjungan kedua ini dengan harapan dapat dipatuhi oleh
Tn. S dan istri yang kemudian akan kami evaluasi pad akunjungan selanjutnya.
Hasil intervensi
1. Telah dilakukan edukasi mengenai hipertensi dan pasien beserta keluarga sudah cukup
mengerti tentang hipertensi dan komplikasi dari penyakit itu sendiri serta sudah cukup
termotivasi untuk mengubah pola makan dan pola hidup, hal ini dibuktikan pada
pengukuran tekanan darah yang ketiga hasilnya adalah 130/90. Tekanan darah pasien
menurun sampai normal dengan harapan hieprtensi dapat terus terkontrol.
2. Istri pasien berupaya mengontrol asupan makanan dan minuman Bpk. T dengan
mengurangi konsumsi makanan berminyak, bersantan, dan makanan dengan diet rendah
garam.
3. Istri pasien sudah mulai melakukan apa yang disarankan dari hal – hal yang telah
diedukasikan. Diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan kesadaran pasien untuk lebih
mengontrol pola hidup.
4. Istri pasien bersedia untuk mengawasi pola makan, pola hidup sehari-hari serta
mengingatkan untuk lebih teratur mengkonsumsi obat antihipertensi.
5. Pasien lebih menyadari mengenai penyakitnya dan mulai rutin mengkonsumsi obat serta
mengontrol pola makan dan pola hidupnya.
6. Pasien dan istri pasien sudah berupaya untuk mengikuti edukasi dari kami dengan
memperbaiki pola makan dan obat yang rutin diminum serta mengikuti anjuran kami
untuk selalu control kedokter, namu ada satu hal yang terleatkan yaitu pada hari terakhir
kami kunjungan (kunjungan ke-3) semalam sebelum dan paginya pasien makan bubur
kacang ijo dimana makanan tersebut sangat manis dan mempunyai kandungan gula
sangat tinggi. Hasilnya pada saat pengukuran kadar gula darah sewaktunya didapatkan
hasil 526 mg/dl dimana angka tersebut sangat tinggi dan tidak ada perubahan kadar gula
darah dari kunjungan kami sebelumnya.
7. Intervensi yang kami lakukan untuk pasca stroke yang dialami pasien dengan
memberikan daftar program latihan, ceklis terisi penuh. Istrinya mengaku suaminya ini
sangat rutin melakukan latihan tersebut setiap pagi dan kami berharap latihan dilakukan
secara kontinu dan berkesinambungan karena selain berfungsi untuk kebugaran jasmani
juga untuk menguatkan otot-otot yang mengalami kelemahan.
Pembahasan
Saran
Saran bagi kesinambungan pelayanan adalah :
2. Mental psikologikal :
Untuk melakukan pembinaan terhadap suatu keluarga perlu pendekatan–tertentu yang
sangat membutuhkan empati dan pemahaman yang baik dalam pembinaan.
3. Komunikasi :
Kemampuan berkomunikasi merupakan hal utama pelayan kesehatan yang bertugas
sebagai pembina. Komunikasi yang baik bertujuan untuk menjadi perantara dan media
untuk penyampaian maksud dan tujuan dari pelayanan kesehatan yang diberikan supaya
pasien dan keluarga dapat terbuka, nyaman dan mengerti dengan apa yang disampaikan
oleh pembina sehingga program keluarga binaan ini dapat terlaksana.
4. Manajemen klinis :
Untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam keluarga perlu adanya kerjasama antara
provider kesehatan dan seluruh anggota keluarga.
5. Evaluasi masalah
Menindak lanjuti tindakan yang belum terlaksana yaitu:
a. Apakah keluarga dapat selalu mengontrol pasien dalam mengatur asupan
makanan dan minuman serta keteraturan dan kerutinan dalam mengkonsumsi obat
antihipertensi.
b. Apakah keluarga dapat selalu mengontrol pola hidup sehat pasien agar proses
penyembuhan stroke pasien berlangsung cepat.
Penutup
Pasien.Tn. S didiagnosis hipertensi dengan komplikasi kardiomegali, diabetes melitus,
dan stroke.Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa Tn. S mengalamipeningkatan tekanan
darah sejak 6 tahun yang lalu.
Hipertensi dan diabetes melitus merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan
hanya dapat dikontrol supaya keadaan pasien tetap stabil yang dideteksi dengan nilai tekanan
darah ,gula darah dan kolesterol. Untuk mengontrolnya diperlukan faktor dari individu dan faktor
dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar. Dari faktor individu diperlukan untuk melakukan
pola hidup sehat dan dinbantu dengan meminum obat secara rutin dan benar. Faktor kedua
adalah faktor dukungan keluarga dimana keluarga memiliki peran yang sangat penting untuk
mendukung dan mengingatkan salah satu anggota keluarga yang mengalami penyakit tersebut.
Saat ini Tn. S juga sedang dalam masa penyembuhan stroke. Dalam masa penyembuhan
stroke tetap perlu diketahui fungsi-fungsi saraf pasien. Terkadang yang dibutuhkan untuk mengatasi
keluhan paska stroke adalah rehabilitasi medik atau latihan fisik pada daerah yang terganggu. Fungsi-
fungsi saraf perlu diketahui untuk dapat melakukan rehabilitasi medik terhadap fungsi-fungsi yang
menurun atau rusak. Rehabilitasi medik ini sangat penting agar pasien dapat melakukan aktivitas harian
dengan semakin baik. Disini juga perlu peran dari keluarga untuk membantu pasien dalam
a. Menilai perkembangan sebuah penyakit yang dialami pasien dalam sebuah keluarga serta
peran keluarga dalam pencegahan penyakit dan perawatan pasien
b. Melihat pola penyakit tertentu dalam keluarga terkait kebiasaan keluarga tersebut
c. Melihat pengaruh faktor sosial, ekonomi, dan pendidikan keluarga terhadap perilaku
kesehatannya
d. Membina keluarga dalam mengubah perilaku kesehatan keluarga.
II. KEADAAN RUMAH
a. Denah bangunan rumah
Rumah Tn.x luas tanah …. meter, mempunyai tiga jendela dibagian depan, 1
jendela di bagian ruang belakang, dan 2 jendela dikamar atas. Mempunyai tiga
pintu masuk, yaitu satu pintu masuk pada bagian depan, satu pintu masuk pada
bagian garasi, dan satu pintu masuk pada bagian ruang belakang. Memiliki empat
ruang kamar tidur yang mempunyai dua jendela pada kamar atas kamar tersebut
sering dibuka pada waktu pagi.Ruang dapur dan kamar mandi dijadikan ruangan
terpisah.Rumah Tn.x cukup bersih memiliki tempat sirkulasi udara dan juga
paparan sinar matahari kerumah yang baik.
Hubungan setiap anggota keluarga Tn. Syafii baik hal tersebut tercerminkan dari
setiap dua kali atau lebih dalam seminggu anggota keluarga tersebut akan
berkumpul dirumah tn. Syafii, serta sering mengadakan olahraga bersama setiap
hari minggunya. Pengambil keputusan dalam keluarga diambil oleh suami (Tn.x)
dan akan dihormati dan dipatuhi oleh setiap anggota keluarga.
Pendidikan terakhir ibu dan ayah adalah SMA, dimana pada masanya mereka
pendidikan terakhir SMA sudah cukup tinggi. Kemudian mereka berprisip bahwa
pendidikan adalah yang paling utama walaupun mereka harus kerja keras banting tulang
untuk membiayainya sehingga anak-anak mereka semua lulusan sarjana dan yang
terakhir sedang menempuh semester akhir menuju sarjana.
Kebutuhan primer yaitu sandang, pangan, papan dalam keluarga ini terpenuhi
sangat baik begitu pula dengan kebutuhan sekunder dan tersier. Di kehidupan sosia
kelurga ini menjadi panutan dimana sang ayah merupakan mantan ketua RT setempat.
Dalam hal spiritual, dalam kelurga ini memang tidak menerapkan ibabah
bersama-sama karena masing-masing anggota ada yang bekerja akan tetapi walaupun
kegiatan ibadahnya masing-masih, terlihat bahwa orang tua dalam keluarga ini peduli
akan agama dan ibadah anggota keluarga didalamnya.
Dari segi pendidikan yang terpenuh di setiap anggota keluarga, juga terlihat
bahwa mereka cukup memperhatikan kesehatan masing-masing individu.Apabila ada
yang sakit, mereka membawanya ke dokter untuk berobat.Bahkan ketika ayahnya sakit,
mereka berupaya untuk memberikan yang terbaik untuk ayahnya meski harus berganti-
ganti dokter dan rumah sakit.
Keluarga ini suka sekali olahraga terutama Bpk. Syafii, beliau suka sekali jalan
kaki setiap beliau pergi.Setiap minggu pagi keluarga ini suka sekali lari pagi.
Keluarga ini selalu menjaga kesehatan jika berada di lingkungan tempat kerja atau
kantornya.Bapak Syafii dan istri merupakan keluarga yang dihormati dilingkungan
sekitar rumahnya.istri bapak syaiful aktif di kegiatan sosial,menjadi kader puskesmas dan
menjadi ketua kegiatan PAUD yang ada dilingkungan rumahnya. dari lingkungan hidup
keluarga bapak syafii tidak terdapat stress psikis yang mempengaruhi perjalanan penyakit
kronisnya.
bapak syafii juga sudah tidak bekerja lagi dan lebih sering berada dirumah
sehingga tidak ditemukan faktor resiko stress dari pekerjaannya atau terpaparnya polusi
udara karena lebih sering dirumah.hanya dirumah bapak syafii menjada cucunya yang
ditipkan oleh anaknya.kemungkinan terdapat faktor stress atau kelelahan akibat menjaga
cucu.
VII. MASALAH KESEHATAN YANG ADA DALAM KELUARGA
KU
Tn. Syafii 56 tahun menderita tekanan darah tinggi
RPS
riwayat penyakit sekarangnya yaitu penyakit hipertensi sejak 6 tahun yang lalu,
hipertensi yang sudah disertai pembesaran jantung (kardiomegali) kemudian disertai gula
darah yang tinggi, dan sejak 1 tahun yang lalu menderita stroke atau penyumbatan
pembuluh darah otak kanan sehingga kelemahan terjadi pada anggota gerak sebelah kiri.
RPD
Dahulu pernah menderita hepatitis B, Koleterol dan gula darah agak tinggi.
RPO
dahulu sebelum stroke, sering sakit kepala dan hanya beli obat warung untuk
menyembuhkan nyerinya itu. Namun sekarang, karena sudah banyak komplikasi penyakit
yang dialami pasien sehingga pasien harus minum obat-obatan diantaranya digoksin,
furosemid, spironolakton, aspilet, nifediin dan obat gula nya.
RPK
Riwayat penyakit 2 saudara kandng pasien juga menderita hipertensi dan stroke dan
meninggal karena penyakitnya tersebut.Istri dari pasien juga menderita hipetensi.