Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT

Disusun guna memenuhi tugas laporan praktikum mikroteknik

Dosen pengampu :

Dra. Ely Rudyatmi,M.Si

Disusun Oleh:

Laila Rahmawati 4411415033

KELOMPOK 1

ROMBEL 1

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATKA DAN LMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2018
PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA
MULUT
Tanggal 8 April 2018

A. TUJUAN
1. Membuat preparat supravital epitelium mukosa mulut dengan zat warna
Methylen blue
2. Menganalisis hasil pembuatan preparat supravital epitelium mukosa
mulut

B. DASAR TEORI
Pada kegiatan praktikum ini, preparat yang akan dihasilkan merupakan
jenis preparat sementara. Preparat sementara adalah preparat yang
keawetannya hanya sementara/beberapa jam saja, tidak lebih dari 24 jam.
Preparat ini tidak diawetkan dengan proses apapun. Tujuan pembuatan preparat
sementara adalah untuk mempelajari sesuatu obyek (bagian dari sel, sel,
jaringan, organ maupun tubuh makhluk hidup) dalam keadaan segar.
Prosedur pembuatan preparat sementara sangat sederhana. Obyek yang
akan diamati diletakan di atas gelas benda yang telah ditetesi dengan medium
pengamatan. Medium pengamatan untuk preparat sementara biasanya
digunakan aquades, walaupun untuk maksud-maksud tertentu digunakan
gliserin. Kemudian ditutup dengan gelas penutup untuk mengurangi laju
penguapan, sehingga preparat dapat dipertahankan strukturnya selama proses
pengamatan berlangsung. Penutupan tersebut juga bertujuan untuk keamanan
lensa obyektif dari sentuhan langsung dengan medium pengamatan.
Epitel adalah jaringan yang terdiri atas sel-sel yang sangat rapat tanpa
adanya zat antar sel. Epitel tidak mempunyai pembuluh darah, namun semua
epitel tumbuh pada jaringan ikat yang mempunyai pembuluh darah. Epitel
dipisahkan dengan jaringan ikat melalui membrana basalis (Subowo. 1992).
Asal epitel yaitu tumbuh dari lapisan yaitu tumbuh dari lapisan
ectoderm dan entoderm embrio, walaupun ada sejumlah epitel yang berasal
dari mesoderm seperti pada systema vrogenitale dan cortex glandula
suprarenalis. Epitel yang berbentuk membrane dan berasal dari mesoderm ada
dua yaitu:
1. Endothelium merupakan susunan sel-sel yang membatasi permukaan
dalam pembuluh darah, jantung dan pembuluh limfa.
2. Mesothelium merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh
yang besar yang yang juga menutupi beberapa organ tertentu, seperti
misalnya melapisi peritoneum, pleura dan pericardium.
Fungsi umum dari membrane epitel itu sendiri yaitu diantaranya :

1. Proteksi atau perlindungan, karena epitel melapisi permukaan dalam dan


luar tubuh.
2. Absorbsi, misalnya epitel yang membatasi permukaan dalam usus
berperan dalam proses penyerapan hasil-hasil pencernaan makanan yang
bekerja secara selektif.
3. Lubrikasi, sebagian besar saluran-saluran dalam tubuh permukaannya
harus tetap basah, sehingga epitel yang menutupi harus menghasilkan
cairan tertentu.
4. Sekretoris, dalam hal ini epitel bertindak sebagai kelenjar.
5. Neurosensoris
Untuk sebaran sel epithelium dalam tubuh manusia antara lain sel epitel
di mulut. Jaringan epithelium mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :
1. Epithelium hanya terdiri atas sel-sel yang saling berdekatan, yang
berbentuk pipih. Hanya ada sedikit material antarsel.
2. Jaringan bersifat avaskular atau tanpa pembuluh darah.
3. Permukaan atas epithelium bebas, atau terbuka bagi bagian luar tubuh
atau rongga tubuh bagian dalam. Permukaan basal berada pada jaringan
ikat.
4. Pembelahan sel pada epithelium terjadi secara terus menerus untuk
menggantikan sel-sel yang rusak.
Metode supravital adalah suatu metode untuk mendapatkan sediaan dari
sel atau jaringan yang hidup. Sel-sel yang hidup juga dapat menyerap warna.
Zat warna yang biasa dipakai untuk pewarnaan supravital adalah janus green,
neutral red, atau methylene blue dengan kosentrasi tertentu. Preparat supravital
merupakan preparat yang bersifat sementara sehingga harus segera diamati
setelah pembuatan. Pengamatan terhadap epithelium ini akan nampak inti dari
sel-sel yang teramati (Rudyatmi, 2017).
C. PROSEDUR KERJA

Tahap pertama membersihkan mulut dengan cara berkumur dengan air,


sebelum melakukan proses pengambilan jaringan epitelium pada mulut bagian
pipi dalam sebelah kanan atau kiri dengan menggunakan sendok steril yang
disterikan dengan alcohol 70% dengan selembar tissue. Menyiapkan gelas
benda bersih dan bebas lemak yang telah disterilkan dengan alkohol 70%
menggunakan selembar tissue. Gelas benda ditetesi 1 tetes dengan zat warna
supravital methylene blue 0,25% dalam larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%)
menggunakan pipet pada 1,5 cm dari sisi kanan. Proses selanjutnya, mengambil
epitelium mukosa mulut dengan menggunakan sendok steril dan diratakan
diatas zat warna menggunakan jarum pentul. Kemudian dilanjutkan dengan
proses mounting menggunakan gelas penutup dengan bantuan jarum preparat
untuk membantu proses penutupan. Melakukan pengamatan preparat
menggunakan mikroskop dengan perbesaran kuat, mengambil foto, dan
menganalisis hasilnya.
D. HASIL PENGAMATAN

No Gambar Sel Epitel Keterangan/Perbesaran

1. Foto preparat supravital


epitelium mukosa mulut
yang telah dibuat

2. Foto preparat supravital


epitelium mukosa mulut.
2
3
Keterangan :

1 1. Membrane plasma
4 2. Sitoplasma
3. Inti sel
4. Granula
Perbesaran 40 X 10

Preparat epitelium mukosa mulut hanya dapat dilihat bentuk selnya


dengan menggunakan mikroskop dimana dalam pembuatan preparat ini
ditemukan hasil pengamatan bahwa sel epitelium terwarna dengan baik, warna
inti lebih terwarna kuat dibandingkan sitoplasma sehingga terlihat kontras. Sel
epitelium tipis, meski banyak sel yang masih bertumpuk-tumpuk tetapi masih
ada sel yang tidak bertumpuk-tumpuk sehingga masih dapat diamati dengan
jelas. Warna sitoplasma sel transparan sehingga mudah dibedakan dengan inti
sel. Masih ada sedikit kotoran makanan yang ikut teramati pada preparat
epitelium mukosa mulut. Pada prepatar tidak terdapat satu gelembung pun,
sehingga tidak mengganggu saat diamati sehingga dapat dikatakan preparat ini
cukup baik.

E. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan mikroskop, epitelium
mukosa mulut merupakan epitelium pipih dengan bentuk bulat agak bulat
seperti telur goreng. Dalam pengamatan preparat mukosa mulut dengan metode
supravital dan menggunakan pewarnaan methelyn blue 0,25% dalam larutan
NaCl fisiologis dapat diketahui bahwa preparat supravital epitel mukosa mulot
dapat diamati dengan baik pada perbesaran 40x10, meskipun pada beberapa
tempat ada penumpukan sel epitel.
Pengamatan dibawah mikroskop, sel-sel epitel terwarna biru. Nukleus
sel epitel terwarna lebih kuat menjadi lebih biru karena nukleus bersifat asam
akan terwarna oleh pewarna basa yaitu methylene blue. Saat pengamatan sel
masih dalam bentuk asalnya, tidak terjadi plasmolisis atau krenasi karena
menggunakan zat warna netral yaitu pada kosentrasi setara dengan kosentrasi
cairan tubuh yaitu 0,9% (larutan NaCl fisiologis 0,9%). Didalam preparat
masih terdapat kotoran hal ini diduga berasal dari kotoran yang ada di dalam
mulut yang ikut terambil saat pengambilan epitelium mukosa menggunakan
sendok.
Sel-sel epitel mukosa mulut terdiri dari empat lapisan berturut-turut dari
yang paling dalam ke permukaan yaitu lapisan germinativum/basalis, lapisan
spinosum, lapisan granulosum dan lapisan corneum. Stratum basalis terdiri dari
selapis sel berbentuk kubus yang berbatasan dengan lamina propia dan
mengandung sel-sel induk yang secara kontinyu bermitosis dan anak selnya
dikirimkan ke lapisan yang lebih superfisial.
Stratum spinosum terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk bulat atau
oval dan mempunyai karakteristik sel yang mulai matang. Stratum granulosum
terdiri dari beberapa lapis sel yang lebih gepeng dan lebih matang dari stratum
spinosum dan mengandung banyak granula keratohyalin yang merupakan
bakal sel keratin. Stratum corneum terdiri dari selapis atau berlapis-lapis sel
(tergantung regio) berbentuk pipih yang tidak berstruktur dan tidak mempunyai
inti sel.
Mukosa mulut dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe yaitu mukosa
pengunyahan, mukosa penutup dan mukosa khusus. Mukosa pengunyahan
terdapat di regio rongga mulut yang menerima tekanan kunyah seperti gusi dan
palatum durum. Jaringan epitelnya parakeratinised (mempunyai lapisan keratin
tipis yang beberapa selnya da yang masih memiliki inti sel yang tidak
sempurna). Mukosa penutup terdapat pada dasar mulut, permukaan inferior
lidah, permukaan dalam bibir dan pipi, palatum molle dan mukosa alveolaris
kecuali gusi. Tipe epitelnya nonkeratinised (tidak memiliki lapisan keratin).
Mukosa khusus terdapat pada dorsum lidah, tipe epitelnya ortokeratinised
(memiliki lapisan keratin yang tebal yang terdiri dari sel-sel yang sudah tidak
berinti). Perbandingan antara sel basal-parabasal, sel intermediet, dan sel
superfisial disebut indeks maturasi. Pada kondisi normal, jumlah sel pada
lapisan superfisial sesuai dengan jumlah sel pada lapisan sel basal. mayoritas
sel yang terdapat pada masing-masing mukosa adalah sel intermediate,
kemudian sel superfisial, dan yang paling sedikit adalah sel basal. Hasil ini
sesuai dengan teori Balaciart (2004) yang menyatakan bahwa sel terbanyak
yang biasa ditemukan pada mukosa oral yang normal adalah intermediate sel
dan bukannya basal-parabasal sel. Hal ini terjadi karena aktivitas proliferasi
pada epitel mulut yang normal tampak lebih banyak terjadi pada lapisan
intermediet daripada sel basal-parabasal maupun sel superfisial.

F. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Preparat sementara epitelium mukosa mulut dapat dibuat dengan metode
supravital, pewarna methylene blue 0,25% dalam larutan NaCl 0,9%.
2. Pewarnaan supravital dengan zat pewarna methylene blue dapat
mewarnai sel epitel mukosa mulut dengan kontras sehingga dapat
membedakan bagian nukleus dengan bagian sel lain seperti sitoplasma.
Dalam hasil pengamatan dan analisis preparat epitelium mukosa mulut
masih terdapat kotoran sisa makanan dan masih ada preparat yang
bertumpuk-tumpuk.

G. SARAN
Preparat epitelium mukosa mulut merupakan preparat yang bersifat
sementara oleh sebab itu preparat harus dengan cepat diamati supaya sel
tidak mengering. Sebaiknya sebelum melakukan praktikum mulut harus
dalam keadaan bersih, dapat dilakukan dengan berkumur terlebih dahulu,
sehingga tidak ada kotoran yang terambil saat pengambilan epitelium
mukosa mulut. Dan usahakan ketika merentangkan preparat epitelium
mukosa mulut sel harus direntangkan seluruhnya dan dilakukan lebih teliti
agar semua sel epitelium mukosa mulut dapat diamati dan tidak ada sel
yang bertumpuk-tumpuk.

H. DAFTAR PUSTAKA
Rudyatmi E. 2017. Diktat Mikriteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA
UNNES.
Subowo. 1992. Histologi umum. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai