Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank Indonesia sebagai bank sentral didirikan pada tanggal 1 juli 1953.
Kelahiran Bank Indonesia merupakann hasil proses nasionalisasi De Javasche
Bank NV, sebuah bank Belanda yang pada masa kolonial diberi tugas oleh
pemerintah Belanda sebagai Bank sirkulasi Hindia Belanda dan berdasarkan
keputusan Konfenrensi Medja Bundar (KBM) tahun 1949 ditunjuk lagi sebagai
bank sentral. Sementara itu sejarah mencatat pula bahwa sejak tahun 1946 Bank
Negara Indonesia bank pertama yang didirikan oleh pemerintah Republik
Indonesia telah ditetapkan pula sebagai bank sentral.

Bank Indonesia merupakan prantara sosial yang bergerak dibidang


keuangan, sebagaimana definisi secara umum yang dimaksud dengan Lembaga
Keuangan adalah “setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan,
menghimpun dana menyalurkan dana atau kedua-duanya”. Artinya kegiatan yang
dilakukan oleh lembaga keuangan selalu berkaitan dengan bidang keuangan,
apakah kegiatannya hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau
kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana.

Ditinjau dari segi fungsinya, salah satu jenis perbankan yang paling utama
dan paling penting adalah Bank Sentral (Central Bank). Bank Sentral ditiap
Negara hanya ada satu dan mempunyai cabang hamper provinsi Fungsi utama
Bank Sentral adalah mengatur masalah-masalah yang berhubungan dengan
keuangan di suatu Negara secara luas, baik didalam negeri maupun diluar negeri.
Di Indonesia tugas Bank Sentral dipegang oleh Bank Indunesia (BI).
Bank Indonesia (dulu disebut De Javasche Bank) adalah Bank Sentral Republik
Indonesia. Sebagai Bank Sentra (BI) mempunyai satu tujuan tunggal yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini
mengandung dua aspek yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa,
serta kestabilan terhadap mata uang Negara lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang


merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter mengatur dan menjaga kelancaran system
pembayaran serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya
perlu diitegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Peranan Bank Indonesia sebagai bank sentral atau sering juga disebut
bank to bank dalam pembangunan memang penting dan sangat dibutuhkan
keberadaanya. Hal ini disebabkan bahwa pembangunan disektor apa pun selalu
membutuhkan dana dan dana ini diperoleh dari sector lembagakeuangan termasuk

[Type text] Page 1


bank. Bank Indonesia juga mengurus dana yang dihimpun dari masyarakat agar
disalurkan kembali kemasyarakat benar-benar efektif pembangunanya sesuai
dengan tujuan pembangunan.

Peranan lain dari bank Indonesia adalah dalam hal menyalurkan uang
terutama uang kartal (kertas dan logam) di mana bank Indonesia mempunyai hak
tunggal untuk menyalurkan uang kartal. Kemudian mengendalikan jumlah uang
yang beredar dan suku bungan dengan maksud untuk menjaga kestabilan nilai
rupiah. Disamping itu hubungan bank Indonesia dengan pemerintah adalah
sebagai pemegang kas pemerintahbegitu pula hubungan keuangan dengan dunia
internasional juga ditangani oleh Bank Indonesia seperti menerima pinjaman luar
negeri.

Dalam menjalankan tugas sehari-hari Bank Indonesia dipimpin oleh


Dewan Gubernur,Dewan Gubernur terdiri dari seorang Gubernur, seorang Deputi
Gubernur Senior dan sekurang-kurangnya 4 orang atau sebanyaknya 7 orang
Deputi Gubernur, kedudukan Gubernur dan Deputi Gubernur Senior diusulkan
dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR untuk masa 5 tahun.
Kemudian masa jabatan yang sama dapat diperpanjang sebanyak-banyaknya 1
kali masa jabatan berikutnya.

Visi & Misi

Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui
penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang
rendah dan nilai tukar yang stabil

MISI

 Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan


moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
 Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta
mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi
sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan
stabilitas perekonomian nasional.
 Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang
berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem
keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.
 Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang
menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan
tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang
diamanatkan UU.

[Type text] Page 2


1.2 Tujuan Penulisan Laporan

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk menunjukkan kepada


mahasiswa tentang implementasi pembagian tugas yang baik di dalam suatu
perusahan atau organisasi dalam praktiknya langsung di dunia kerja.

1.3 Manfaat Penulisan Laporan

Dengan adanya laporan kuliah kerja lapangan ini menunjukkan bahwa


mata kuliah tersebut adalah mata kuliah yang wajib diambil oleh setiap mahasiswa
S1 Fakultas Ekonomi Universitas Semarang. Selain itu laporan ini juga dapat
digunakan sebagai pengantar bagi penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa
dalam menyusun skripsi nantinya

[Type text] Page 3


BAB II LANDASAN TEORI

Perekonomian Indonesia

Menurut Dumairy. Ahli ekonomi yang satu ini menyatakan pendapatnya


bahwa perekonomian merupakan suatu bentuk sistem yang berfungsi untuk mengatur
serta menjalin kerjasama dalam bidang ekonomi, dilakukan melalui hubungan
antarmanusia dan kelembagaan. Dumairy menambahkan pendapatnya lagi bahwa
perekonomian yang terjadi pada suatu tatanan kehidupan tidak harus berdiri tunggal,
melainkan harus berdasarkan falsafah, ideologi, serta tradisi masyarakat yang
berkembang seara turun-temurun disuatu tempat.

Perekonomian Indonesia Menurut Bank Dunia (World Bank)

Bank Dunia (World Bank) pun memproyeksikan pertumbuhan ekonomi


Indonesia tahun 2017 ini sebesar 5,2%. Pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat serta
harga komoditas yang lebih tinggi dinilai menjadi pendorong utama.

"Pertumbuhan ekonomi naik pertama kali dalam 5 tahun terakhir. PDB 2016 bisa
mencapai 5,02% dari 4,9% di 2015, itu kabar baik. Setelah penguatan di 2016,
pertumbuhan ekonomi 2017 diharapkan akan sangat membantu bagi kenaikan harga
komoditas dan diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi 5,2% dan 5,3% di
2018," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo Chaves saat acara
Indonesia Economic Quarterly, di Energy Building, SCBD, Jakarta, Senin
(22/3/2017).

Perekonomian Indonesia Menurut Bank Indonesia

Bank Indonesia merupakan salah satu badan terpenting dalam perekonomian di


Indonesia. Bank Indonesia merupakan badan keuangan tertinggi di bawah kementrian
keuangan. Uang yang beredar di hidup kita, yang kita pakai untuk jual beli, itu semua
yang menerbitkan adalah Bank Indonesia. Bank-bank yang kita temui sehari-hari
seperti BRI, BNI, BCA dan lainnya itu semua ada di bawah naungan Bank Indonesia.
Tidak hanya itu, stabilitas kebijakan moneter, kestabilan perekonomian negara ini juga
ada di tangan Bank Indonesia
Dari uraian pengaruh faktor-faktor di atas dapat disimulkan bahwa
perekonomian Indonesia mengandung tiga potensi kerawanan.

Tiga potensi kerawanan yang menjadi karakteristik perekonomian Indonesia adalah:


1. Potensi rawan kesenjangan, terutama kesenjangan antara daerah (pulau). Hal ini
terutama sebagai akibat pengaruh faktor geografi.
2.Potensi rawan kemiskinan, terutama kemiskinan di darah pedesaan. Hal ini
terutama sebagai akibat pengaruh faktor demografi dan faktor budaya.
3. Potensi rawan perpecahan, terutama perpecahan antar suku, antar golongan (elit)
politik. Hal ini terutama sebagai akibat pengaruh faktor sosial-politik.
Indikator Ekonomi

[Type text] Page 4


2.2 STATUS DAN KEDUDUKAN BANK INDONESIA

 Lembaga Negara yang Independen

Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU
No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 6/ 2009. Undang-
undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau
pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini.

Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap
tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar
tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga
berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak
manapun juga.
Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.

:: Sebagai Badan Hukum

Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata
ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang
menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang
yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai
badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam
maupun di luar pengadilan.

2.2.1 TUJUAN DAN TUGAS BANK INDONESIA

o Tujuan Tunggal

Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan
tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai
rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang
dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua
tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.
Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus
dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian,

[Type text] Page 5


tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan
mudah.

o Tugas Bank Indonesia

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

Kebijakan moneter terkait dengan kebijakan untuk mengatur jumlah uang


beredar, yang termasuk dalam kebijakan moneter adalah :

a. Operasi Pasar Terbuka

OPT dapat dilakukan dengan penjualan Sertifikat Bank Indonesia dan Intervensi

b. Penetapan Cadangan Wajib Minimum

Giro wajib minimum oleh BI ditetapkan sebesar 5% dari aktiva yang dimiliki bank.
Untuk melaksakan kebijakan moneter ini bank dapat menurunkan tingkat giro wajib
minimum jika BI menginginkan penambahan jumlah uang beredar dan menaikkan
tingkat giro wajib minimum ketika kondisi mengharuskan penurunan jumlah uang
beredar.

c. Pengelolaan cadangan devisa

Dalam mengelola cadangan devisanya, Bank Indonesia menerapkan sistem


diversifikasi berdasarkan jenis valuta asing atau pun berdasarkan jenis investasi surat
berharga. Cadangan devisi sendiri adalah posisi bersih aktiva luar negeri pemerintah
dan bank-bank devisa yang harus dipelihara untuk kepentingan internasional.

Pemahaman selengkapnya mengenai kebijakan moneter dapat dilihat pada


website Bank Indonesia
2. Mengatur dan menjaga sistem pembayaran

Tugas ke-2 dari Bank Indonesia ini tersurat dalam UU No.23 Tahun 1999,
dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia mempunyai hak oktroi atau hak tunggal
untuk mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik, dan memusnahkan uang
dari peredaran. Sementara itu untuk layanan pembayaran dana antar nasabah
dilakukan melalui transfer elektronik, sistem kliring, dan Bank Indonesia Real Time
Gross Settlement (BI-RTGS).

Keterangan selengkapnya mengenai tugas BI yang ke-2 ini dapat dilihat pada
website BI

3. Mengatur dan mengawasi bank

Untuk mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia, Bank Indonesia


menetapkan peraturan yang harus dipatuhi oleh perbankan, memberikan dan mencabut
izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan

[Type text] Page 6


pengawasan atas bank serta mengenakan sanksi terhadap bank-bank yang melanggar
peraturan perbankan.

2.2.2.Peran Bank Indonesia

Sebagai lembaga sebesar ini memiliki beberapa peranan penting bagi


perekonomian Indonesia, antara lain :

1. Menjaga stabilitas moneter

Kestabilan moneter adalah tanggung jawab dari Bank Indonesia. Hal ini
merupakan peranan paling vital karena stabilitas moneter memiliki ruang lingkup
besar dan menyeluruh. Selain itu gangguan dari stabilitas moneter memiliki dampak
besar dan dirasakan secara langsung atas beberapa aspek ekonomi, seperti inflasi,
permintaan dan penawaran dan lain sebagainya. Maka dari itu Bank Indonesia di
harap mampu menerapkan suatu kebijakan moneter yang mampu menyelesaikan
permasalahan yang ada dan memberikan sumbangsih lebih agar stabilitas moneter
tercapai.

Untuk membuat kebijakan moneter bukan hal mudah karena jika kebijakan
moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat akan memfakumkan atau
mematikan kegiatan perekonomian, begitu pula sebaliknya jika kebijakan moneternya
terlalu longgar akan banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang tentu akan
menimbulkan dampak negatif. Untuk itu Bank Indonesia menerapkan suatu kebijakan
yang sering dikenal dengan inflation targeting framework yang di harap mampu
menciptakan stabilitas moneter yang baik dan berimbang.

2. Menciptakan kinerja lembaga keuangan yang baik

Bank Indonesia memiliki peran vital yakni dalam upaya menciptakan suatu
lemabaga keuangan dengan kerja baik dan sehat., khususnya pada perbankan. Kita
tahu sendiri bahwa perbankan memiliki peranan penting juga menjadi salah satu
bidang yang diminati oleh semua kalangan dalam kegiatan perekonomian. Tentu jika
dalam bidang ini terjadi gangguan atau kesalahan maka akan menimbulkan dampak
buruk berupa gangguan terhadap sistem keuangan sutu negara serta dapat
mengganggu kestabilan perekonomian negara. Dalam mesnsiasati hal ini Bank
Indonesia melakukan sebuah pengawasan dan regulasi.

Selain itu, sama halnya degan negara lain dimana mereka menerapkan disiplin
pasar melalui pengawasan dan pembuatan kebijakan serta penegakan hukum. Karena
upaya tersebut menunjukkan hasil yang baik yaitu penerapan disiplin pasar terbukti
ammpu membuat stabilitas sistem keuangan menjadi kokoh dan kuat. Begitu juga
dengan penegakan hukum yang mampu melindungi perbankan dan stakeholder serta
mampu mendorong kepercayaan atas sistem keuangan suatu negara. Tidak hanya itu
saja untuk menciptakan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan Bank Indonesia
menyusun sebuah rancangan berupa arsitektur perbankan Indonesia dan
merencanakan penerapan implementasi Basel II.

[Type text] Page 7


3. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.

Berbicara tentang sistem pembayaran pasti akan kita temui masalah yang
kompleks. Hal yang sering terjadi adalah gagal bayar pada salah satu pihak maka akan
terjadi sebuah masalah terutama pada kelancaran sistem pembayaran. Untuk
mengatasi hal tersebut serta menjaga kelncaran sistem pembayaran, Bank Indonesia
menerapkan suatu mekanisme dan aturan yang mampu mnmegurangi resiko dalam
sistem pembayaran yang cenderung meningkat.

Beberapa cara yang ditempuh oleh Bank Indonesia antara lain menerapkan
suatu sistem pembayaran yang tersistem yang bersifat real time yang sering disebut
dengan sistem Real Time Gross Settlement (RTGS) yanag akan berimbas pada
peningkatan keamanan dan kecepatan serta ketepatan sistem pembayaran. Selain itu
Bank Indonesia juga rutin melakukan pengawasan dan melihat serta mengidentifikasi
potensi resiko yang ada dalam sistem pembayaran.

4. Menjalankan riset dan pemantauan

Peran Bank Indonesia sangat penting dalam hal riset dan pemantuan, Bank
Indonesia rutin mencari dan menggali segala informasi penting terutama yang mampu
mengancam stabilitas keuangan negara. Peman tauan yang dilakukan oleh Bank
Indonesia bersifat macroprudential, melalui pemantauan tersebut Bank Indonesia bisa
memantau dan memonitor kerentanan yang dimiliki oleh sektor keuangan serta
mendeteksi dan mencari potensi yang tidak diduga yang biasanya berdampak pada
stabilitas dari sistem keuangan negara.

Sedangkan tentang riset, Banak Indonesia mampu menciptakan dan


mengembangkan instrumen serta indikator yang dibutuhkan oleh macroprudential
dalam upaya mendeteksi dan mencari tahu kerentanan dari sistem keuangan. Dan pada
akhirnya hasil dari riset serta pemantauan tersebut akan dijadikan sebagai acuan bagi
otoritas terkait dalam hal pengambilan langkah-langkah yang tepat dan efektif dalam
upaya meminimalisir gangguan pada sektor keuangan.

5. Sebagai jaring pengamanan sistem keuangan.

Peran yang satu ini didapaat karena Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai
Lender of the Last Resort (LoLR). Peran ini bisa digolongkan sebagai peran tradisonal
Bank Indonesia sebagai Bank sentral. Peran ini memiliki dampak baik terutama pada
pengelolaan krisis yang berguna untuk menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem
keuangan. Peran ini meliputi penyediaan likuiditas pada saat kondisi normal maupun
krisis. Dalam menjalankan peran ini Bank Indonesia selalu melakukan pertimbangan
atas resiko sistemik dan menerapkan persyaratan yang ketat dalam upaya penyediaan
likuiditas bagi pihak yang membutuhkan.

6. Menciptakan uang giral

Uang yang beredar di kehidupan kita, yang bisa kita gunakan untuk membeli
suatu produk atau untuk transaksi lainnya. Perlu anda ketahui bahwa uang tersbut
yaitu uang giral diciptakan dan dicetak oleh Bank Indonesia. Cara yang dilakukan
oleh Bank Indonesia adalah dengan mengeluarkan uang giro seperti bilyet, giro dan
cek. Dengan begitu uang bisa dicetak dan disebarluaskan kepada masyarakat. Untuk
masalah pencetakan uang Bank Indonesia menyesuaiakan dengan situasi dan kondisi
dalam masyarakat. Ketika sedang terjadi inflasi Bank Indonesia mengedarkan uang

[Type text] Page 8


lebih banyak dari biasanya agar inflasi cepat selesai. Dan begitu pula sebaliknya
ketika terjadi kondisi yang kurang kondusif maka uang yang diedarkan dikurangi
jumlahnya.

7. Menjadi perantara keuangan

Peran yang tak kalah penting dari Bank Indonesia adalah sebagai perantara.
Perantara yang dimaksud adalah menjadi jembatan antara dua pihak yang saling
membutuhkan, yaitu diantara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang
memiliki atau kelebihan dana. Dimana pihak yang mmebutuhkan dana bisa membuka
lappangan atau peluanag usaha bagi dirinya sendiri, serta pihak yang memiliki modal
akan mendapat investasi besar dan bagi hasil dengan pihak yang diberikan modal.
Dalam hal ini Bank menyediakan sebuah program dimana mereka menerima
simpanan dari masyarakat untuk disalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Kredit
ini diharapkan mampu membantu masyarakat dalam upaya membuka usaha sendiri
atau mandiri untuk memenuhi tujuan hidupnya.

8. Mengelola arus pembayaran dan pelayanan jasa-jasa seputar perbankan.

Dalam menjalankan peranan pengelolaan arus pembayaran dan pelayanan jasa-


jasa perbankan dengan melakukan berbagai macam kegiatan yang pada dasarnya
menyuport peran tersebut, diantaranya :

 Menghimpun dan mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang
berupa giro, deposito yang berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan bentuk lainnya
yang sejenis dengan hal tersebut.
 Memberikan dan meminjami kredit bagi masyarakat kecil yang ingin memiliki usaha
mandiri.
 Menerbitkan surat atau tanda bukti pengakuan hutang, baik hutang yang memiliki jangka
waktu panjang maupun yang berjangka pendek.
 Memindahkan atau mengalihkan surat pengakuan hutang, baik yang digunakan untuk
kepentingan sendiri atau kelompok yang disini diwakili oleh nasabah.
 Menyediakan pembiayaan bagi para nasabah yang didasrakan atas prinsip bagi hasil yang
sesuai dengan ketentuan peraturan pemerintah.
 Melaksanakan dan penempatan atau pengalihan dana dari satu nasabah ke nasabah lain
dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat atau tidak termasuk ke dalam bursa efek.
 Memberikan jasa-jasa perbankan lainnya kepada nasabah.

9. Memelihara cadangan devisa negara

Devisa negara merupakan salah satu aset penting yang dimiliki oleh sebuah negara.
Semakin besar pemasukan atau devisa negara maka negara tersebut akan maju dan penuh
dengan inovasi. Begitu juga sebaliknya jika devisa rendah maka kemajuan dan kemakmuran
di negara tersebut sulit dicapai. Dalam hal ini Bank Indonesia berperan untuk memelihari
cadangan devisa yang ada dengan menerapkan dua sistem, yaitu :

 Internal reserve: menangani jumlah peredaran uang yang ada di masyarakat.


 Eksternal reserve: menangani tentang alat pembayaran internasional.

[Type text] Page 9


10. Mengawasi bank

Bank Indonesia merupakan pemimpin diantara bank bank lainnya. Tentu peran
bank Indonesia yang dipangku oleh lembaga ini adalah melakukan pengawasan
terhadap bank bank di bawah naungannya. Ada dua cara pengawasan yang dilakukan
oleh Bank Indonesia, yaitu :

 Prudential supervision : pengawasan dengan tujuan untuk mengarahkan para individu-


individu yang ada dalam bank tersebut mendapatkan penjagaan atas kelangsungan
hidupnya sehingga kepentingan masyarakatpun bisa terlindungi.
 Monetary supervision : pengawasan terhadap nilai mata uang suatu negara sehingga bank
tersebut bisa menjadi penopang kebijakan moneter maupun kebijakan pemerintah lainnya.

11. Sebagai bankir sekaligus agen dan penasehat pemerintah

Dalam peran sebagi bankir, hal-hal yang dilakukan oleh Bank Indonesia meliputi :

 Memberdayakan rekening pemerintahan


 Menyediakan dan memberikan pinjaman sementara bagi nasabah
 Memberikan dan menyediakan pinjaman khusus
 Melakukan transaksi yang terkait dengan jual beli valuta asing.
 Menerima pembayaran dari setiap pajak
 Menganalisis permasalahan ekonomi

Sedangkan dalam peran sebagai agen dan penasehat pemerintah menjalankan beberapa
kegiatan antara lain :

 Mengelola dan mencari jalan keluar atas hutang nasional


 Menyediakan jasa pembayaran bunga yang timbul akibat hutang
 Menyediakan sarana dan infromasi mengenai keadaan pasar uang dan pasar modal.

Itulah beberapa peran yang dijalankan dan dipangku oleh Bank Indonesia yang
bertindak sebagai Bank pusat atau Bank center dari negara kita

[Type text] Page 10


BAB III METODE PENULISAN LAPORAN KKL

3.1. Lokasi/Obyek KKL

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Universitas Semarang Fakultas Ekonomi


jurusan Manajemen semester gasal tahun 2017 dilakukan di Bandung, Jawa Barat
pada tanggal 29-31 Oktober 2017. Adapun obyek KKL adalah Bank Indonesia
Kantor Perwakilan Bandung.

3.2. Jenis Data

Penulisan laporan ini menggunakan pendekatan kualitatif dan Jenis Data yang di
gunakan dalam laporan ini adalah :

 Data Primer (primary data): data primer adalah data yang


dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung
dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan
yang dapat berupa interview, observasi.

 Data Sekunder (secondary data): data sekunder adalah data yang
diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau
yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak
langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah :

 Kepustakaan

Kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang
bersumber dari berbagai literatur seperti buku-buku, jurnal dan
media teknologi informasi atau internet.

 Observasi

Observasi yaitu dengan langsung mendatangi perusahaan yang
bersangkutan

 Tanya jawab

Tanya jawab dilakukan oleh mahasiswa secara langsung kepada
perwakilan perusahaan untuk mengetahui segala sesuatu tentang
perusahaan yang menjadi tujuan KKL

[Type text] Page 11


BAB IV PEMAHASAN HASIL KKL

4.1 BI 7-day (Reverse) Repo Rate


Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter dengan
memperkenalkan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan baru yaitu BI 7-Day
Repo Rate, yang akan berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016. Selain BI Rate yang
digunakan saat ini, perkenalan suku bunga kebijakan yang baru ini tidak
mengubah stance kebijakan moneter yang sedang diterapkan.

Mengapa BI memperkenalkan suku bunga acuan BI baru? Hal itu agar suku
bunga kebijakan dapat secara cepat memengaruhi pasar uang, perbankan dan sektor
riil. Instrumen BI 7-Day Repo Rate sebagai acuan yang baru memiliki hubungan yang
lebih kuat ke suku bunga pasar uang, sifatnya transaksional atau diperdagangkan di
pasar, dan mendorong pendalaman pasar keuangan.

Pada masa transisi, BI Rate akan tetap digunakan sebagai acuan bersama
dengan BI Repo Rate 7 Hari.

Penguatan kerangka operasi moneter ini merupakan hal yang lazim dilakukan
di berbagai bank sentral dan merupakan best practice internasional dalam pelaksanaan
operasi moneter. Kerangka operasi moneter senantiasa disempurnakan untuk
meningkatkan efektivitas kebijakan. Khususnya untuk menjaga stabilitas harga.

Penguatan kerangka operasi moneter juga mempertimbangkan kondisi


makroekonomi yang kondusif dalam beberapa waktu terakhir, yang memberikan
momentun bagi upaya penguatan kerangka operasi moneterBank Indonesia melakukan
penguatan kerangka operasi moneter dengan memperkenalkan suku bunga acuan atau
suku bunga kebijakan baru yaitu BI 7-Day Repo Rate, yang akan berlaku efektif
sejak 19 Agustus 2016. Selain BI Rate yang digunakan saat ini, perkenalan suku
bunga kebijakan yang baru ini tidak mengubah stance kebijakan moneter yang sedang
diterapkan.

Mengapa BI memperkenalkan suku bunga acuan BI baru? Hal itu agar suku
bunga kebijakan dapat secara cepat memengaruhi pasar uang, perbankan dan sektor
riil. Instrumen BI 7-Day Repo Rate sebagai acuan yang baru memiliki hubungan yang
lebih kuat ke suku bunga pasar uang, sifatnya transaksional atau diperdagangkan di
pasar, dan mendorong pendalaman pasar keuangan.

Pada masa transisi, BI Rate akan tetap digunakan sebagai acuan bersama
dengan BI Repo Rate 7 Hari.

Penguatan kerangka operasi moneter ini merupakan hal yang lazim dilakukan
di berbagai bank sentral dan merupakan best practice internasional dalam pelaksanaan
operasi moneter. Kerangka operasi moneter senantiasa disempurnakan untuk
meningkatkan efektivitas kebijakan. Khususnya untuk menjaga stabilitas harga.

Penguatan kerangka operasi moneter juga mempertimbangkan kondisi


makroekonomi yang kondusif dalam beberapa waktu terakhir, yang memberikan

[Type text] Page 12


momentun bagi upaya penguatan kerangka operasi moneter

.2.1 Fungsi BI 7 DAY RAPO RATE

Fungsi

 BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan
Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan
Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar
uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.
 Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku
bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga
PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan
pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.
 Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank
Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan
diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia
akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah
sasaran yang telah ditetapkan.
 Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter dengan
memperkenalkan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan baru yaitu BI 7-
Day Repo Rate, yang akan berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016. Selain BI Rate
yang digunakan saat ini, perkenalan suku bunga kebijakan yang baru ini tidak
mengubah stance kebijakan moneter yang sedang diterapkan.

4.2.1 Suku Bunga BI 7 DAY RAPO RATE

Fenomena saat ini ektor perbankan Indonesia memburuk ditandai dengan


meningkatnya non-performing loans (NPL) yang sudah berada di atas batas atas yang
ditetapkan dalam Basel III threshold.

Defisit transaksi berjalan meningkat menjadi 1% GDP lebih tinggi dibandingkan


dengan kuartal IV tahun 2016 sebesar 0,9% GDP. Untuk tahun 2017 defisit transaksi
berjalan akan meningkat pada posisi 1,8% GDP.

Defisit fiskal juga diproyeksikan akan meningkat oleh karena meningkatnya


investasi infrastruktur publik. Keseimbangan fiskal pemerintah pusat diproyeksikan
sebesar 2,6% dari PDB pada tahun 2017, lebih besar dan defisit sebesar 2,4% dalam
APBN Pemerintah tahun 2017 yang sudah disetujui.

Dengan adanya Suku Bunga BI 7 DAY RAPO RATE diharapkan mampu menekan
laju inflasi dan memperbaiki perekonomian indonesia.

[Type text] Page 13


BI 7-day (Reverse) Repo Rate
Penggunaan BI 7-Day Repo Rate sebagai suku bunga acuan berlaku mulai tanggal
19 Agustus 2016. sebelum periode tersebut, suku bunga acuan menggunakan BI
Rate.

Tanggal BI 7-Day Siaran Pers

19 Oktober 2017 4.25 % Pranala Siaran Pers

22 September 2017 4.25 % Pranala Siaran Pers

22 Agustus 2017 4.50 % Pranala Siaran Pers

20 Juli 2017 4.75 % Pranala Siaran Pers

15 Juni 2017 4.75 % Pranala Siaran Pers

18 Mei 2017 4.75 % Pranala Siaran Pers

20 April 2017 4.75 % Pranala Siaran Pers

16 Maret 2017 4.75 % Pranala Siaran Pers

16 Februari 2017 4.75 % Pranala Siaran Pers

19 Januari 2017 4.75 % Pranala Siaran Pers

15 Desember 2016 4.75 % Pranala Siaran Pers

17 Nopember 2016 4.75 % Pranala Siaran Pers

20 Oktober 2016 4.75 % Pranala Siaran Pers

22 September 2016 5.00 % Pranala Siaran Pers

19 Agustus 2016 5.25 % Pranala Siaran Pers

21 Juli 2016 5.25 % Pranala Siaran Pers

16 Juni 2016 5.25 % Pranala Siaran Pers

19 Mei 2016 5.50 % Pranala Siaran Pers

21 April 2016 5.50 % Pranala Siaran Pers

4.2.1 Target BI 7 DAY RAPO RATE 2017

Penurunan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate ke level


4,25% dari sebelumnya 4,50% diperkirakan dapat diikuti oleh penurunan suku
bunga kredit perbankan meski tidak dalam waktu dekat. Kendati demikian,
penurunan suku bunga pinjaman harus diikuti dengan kondisi likuiditas
perbankan yang normal.
Diperkirakan suku bunga kredit akan turun pada awal tahun depan,”
ujar Direktur PT Bank Mayapada Internasional Tbk Hariyono Tjahjarijadi.
Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG), Jumat(22/9), Bank Indonesia (BI)
memutuskan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate diturunkan
sebesar25 bps dari 4,50% menjadi4,25%.
BI juga menurunkan suku bunga Deposit Facility turun 25 bps menjadi
3,50% dan Lending Facility turun 25 bps menjadi 5,00% yang akan berlaku

[Type text] Page 14


efektif mulai 25 September 2017. Penurunan suku bunga acuan ini masih
konsisten dengan realisasi dan perkiraan inflasi 2017 yang rendah serta
perkiraan inflasi 2018 dan 2019 yang akan berada di bawah titik tengah kisaran
sasaran. Deputi Direktur Departemen Komunikasi BI Edhie Haryanto
mengatakan, risiko eksternal terutama yang terkait rencana kebijakan Fed
Funds Rate (FFR) dan normalisasi neraca bank sentral AS juga telah
diperhitungkan oleh otoritas moneter.

“Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat mendukung perbaikan


intermediasi perbankan dan pemulihan ekonomi domestik yang sedang
berlangsung,” kata Edhie di Jakarta, Jumat (22/9). Sementara itu, prospek
perekonomian global diperkirakan semakin membaik terutama di negara maju.
Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan lebih tinggi sejalan dengan perbaikan
permintaan domestik. “Demikian pula, pertumbuhan ekonomi di Eropa
membaik seiring dengan peningkatan aktivitas konsumsi dan penurunan
ketidakpastian sektor keuangan,” ungkap dia.

Adapun perekonomian Indonesia pada kuartal III 2017 diperkirakan mulai


membaik pada beberapa sektor terutama konsumsi rumah tangga dan
menguatnya penjualan barang-barang tahan lama. Direktur Departemen
Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Pungky P Wibowo
menambahkan, dari sisi nilai tukar, rupiah juga bergerak stabil dan cenderung
terapresiasi. Se lama Agustus 2017 secara rata-rata rupiah menguat sebesar
0,02% menjadi Rp13.343 per dolar AS.

4.3 Hasil Analisa Target dan Realisasi BI 7 DAY RAPO RATE

Di sisi lain, inflasi diperkirakan akan tetap rendah dan berada dalam
kisaran sasaran inflasi didukung oleh terjaganya ekspektasi inflasi, relatif
stabilnya nilai tukar rupiah, dan tren penurunan inflasi global. Ke depan BI
akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama pemerintah pusat dan
daerah dalam rangka pengendalian inflasi agar tetap berada dalam kisaran yang
ditetapkan yaitu sebesar 4,0 plus minus 1% pada 2017 serta 3,5 plus minus 1%
pada 2018 dan 2019. “BI memandang bahwa tingkat suku bunga acuan saat ini
cukup memadai sesuai dengan perkiraan inflasi dan makro ekonomi ke depan,”
ujar Pungky.

Sementara itu, ekonom Institute For Development of Economics and Finance


(Indef). Eko Listiyanto mengatakan, pendorong utama BI dalam menurunkan
suku bunga acuan karena perekonomian membutuh kan stimulus untuk tumbuh
sesuai target 2017. Menurut dia, dengan kondisi cadangan devisa yang dalam
tren meningkat, rupiah yang cukup stabil, dan inflasi umum relatif terkendali,
momentum untuk menurunkan BI 7-Day Reserve Repo Rate menjadi terbuka.

[Type text] Page 15


V KESIMPULAN

Penguatan kerangka operasi moneter ini merupakan hal yang lazim dilakukan
di berbagai bank sentral dan merupakan best practice internasional dalam pelaksanaan
operasi moneter. Kerangka operasi moneter senantiasa disempurnakan untuk
meningkatkan efektivitas kebijakan. Khususnya untuk menjaga stabilitas harga.

Penguatan kerangka operasi moneter juga mempertimbangkan kondisi makroekonomi


yang kondusif dalam beberapa waktu terakhir, yang memberikan momentun bagi upaya
penguatan kerangka operasi moneter

[Type text] Page 16


DAFTAR PUSTAKA

dumairy. (2008), “perekonomian indonesia, edisi ke-III” Erlangga: jakarta.

http://sbm.binus.ac.id/2014/10/06/kunjungan-central bank-persada/
https://ilmumanajemenpemasaran.wordpress.com/artikel/bauran-pemasaran-marketing-mix/

https://www.bi.co.id.wordpress.com/artikel/bauran-pemasaran-marketing-mix

[Type text] Page 17


DAFTAR GAMBAR

[Type text] Page 18


[Type text] Page 19
[Type text] Page 20

Anda mungkin juga menyukai