Anda di halaman 1dari 13

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ATM BERAS RASKIN

DENGAN MENGGUNAKAN RADIO FREQUENCY


IDENTIFICATION (RFID)

Muhammad Hidayat Tullah1), Tiena Gustina Amran2), Dedy Sugiarto3)


Mahasiswa Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti
Dosen Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti
m.hidayatullah89@outlook.com, tiena_amran@yahoo.com, d_giarto@yahoo.com

Abstract
Indonesian Goverment launched rice program for poor households, called as Program
Beras Miskin (RASKIN) with the aim to help poor families in the avaibility of rice. Raskin
program is still raises problems so that the benefits received are not significant for poor families.
The purpose of this study was to describe about distribution proccess of Raskin especially in
Bekasi City, mapping constraints experienced in the implementation of Raskin distribution and
make a design of Rice ATM information system for Raskin distribution in Bekasi City. The
research methodology used in this study began with observation of the research object to obtain
preliminary data in Raskin general guidlines, number of seeds of households needs and Raskin
beneficiary mapping in study area. Research result is a design of system information with RFID
implementation to improve the effectiveness and the achievement of Raskin objectives program.
Keywords: Raskin, RFID, System Information.

1. PENDAHULUAN 2. Melakukan identifikasi faktor-faktor


Program Raskin untuk Rumah Tangga yang menyebabkan menurunnya
Miskin hingga kini masih memunculkan kualitas dan mutu beras ketika proses
beberapa permasalahan, diantaranya adalah pendistribusian ke masyarakat.
pendistribusian belum tepat sasaran, belum 3. Memahami cara kerja, kelebihan,
tepat jumlah dan belum tepat waktu, kekurangan dan jenis-jenis teknologi
sehingga kurang bermanfaat bagi penerima. RFID dalam penerapan di masyarakat.
Hal ini diperkuat dengan beberapa hasil 4. Menghasilkan rancang bangun sistem
penelitian, diantaranya oleh Sari (2007) informasi dengan memanfaatkan
yang menjelaskan bahwa harga RASKIN teknologi RFID sebagai sistem
yang diterima oleh rumah tangga miskin pengenal identitas penerima Raskin
berbeda dengan harga yang ditetapkan oleh untuk otomasi pendistribusian raskin,
pemerintah. Dari hasil penelitiannya pencatatan dan pelaporan di titik
dijelaskan bahwa 51,2% distribusi Raskin distribusi akhir.
tidak tepat sasaranm jumlah, harga, waktu 5. Menghasilkan rancang bangun alat
dan administrasi. bantu dan susunan data untuk otomasi
Penelitian ini bertujuan untuk pendistribusian Raskin dengan tujuan
menghasilkan rancang bangun sistem agar mutu beras tetap baik dan proses
informasi pada proses distribusi Raskin distribusi dapat tepat sasaran.
yang efektif dan efisien dengan
memanfaatkan teknologi yang sesuai 2. TINJAUAN PUSTAKA
dengan tujuan pemerintah. Rencana Pedoman Umum Raskin 2015
pemecahan masalah tersebut penulis Program Raskin (Program Penyaluran
lakukan dengan langkah langkah: Beras untuk Keluarga Miskin) adalah
1. Melakukan identifikasi faktor-faktor sebuah program dari pemerintah dengan
yang menyebabkan proses distribusi upaya untuk mengurangi beban
Raskin tidak tepat sasaran. pengeluaran dari rumah tangga-rumah
tangga miskin. Program Raskin adalah

Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 165
sebuah bentuk dukungan pemerintah benda menggunakan transmisi frekuensi
dalam meningkatkan ketahanan pangan radio, khususnya 125kHz, 13.65Mhz atau
dengan memberikan perlindungan sosial 800-900MHz. Terdapat beberapa pengertian
kepada rumah tangga-rumah tangga RFID (Maryono, 2005)
miskin melalui distribusi beras murah Suatu sistem RFID secara utuh terdiri atas 3
dengan jumlah maksimal 15 kg/ rumah (tiga) komponen:
tangga miskin/ bulan dengan masing- a. Tag RFID, dapat berupa stiker, kertas
masing seharga Rp 1.600,00 per kg (netto) atau plastik dengan beragam ukuran. Di
di titik distribusi. dalam setiap tag ini terdapat chip yang
Tujuan Raskin adalah mengurangi mampu menyimpan sejumlah
beban pengeluaran RTS melalui pemenuhan informasi tertentu. RFID Tag berfungsi
sebagian kebutuhan pangan beras. Sasaran sebagai transponder (transmitter dan
program raskin adalah berkurangnya beban responder) yang berisikan data dengan
pengeluaran 15.530.897 RTS dalam menggunakan frekuensi 125 KHz.
mencukupi kebutuhan pangan beras dengan Berdasarkan sumber energinya, tag
alokasi sebanyak 15kg/RTS/bulan. RFID dibagi menjadi dua jenis yaitu
Active Tag dan Passive Tag.
• Manfaat Program raskin:
b. Reader RFID, terdiri atas RFID reader
1. Peningkatan ketahanan pangan di
dan antenna yang akan mempengaruhi
tingkat RTS.
jarak optimal identifikasi. Terminal
2. Peningkatan akses pangan secara
RFID akan membaca atau mengubah
fisik (beras tersedia di TD),
informasi yang tersimpan di dalam tag
maupun ekonomi (harga
melalui frekuensi radio. Terminal
terjangkau) kepada RTS.
RFID terhubung langsung dengan
3. Sebagai pasar bagi hasil usaha tani
sistem Host Komputer.
padi.
c. Host Komputer, sistem komputer yang
4. Stabilisasi harga beras di pasaran.
mengatur alur informasi dari item-item
5. Pengendalian inflasi melalui
yang terdeteksi dalam lingkup sistem
intervensi Pemerintah dengan
RFID dan mengatur komunikasi antara
penetapan harga beras bersubsidi
tag dan reader. Host bisa berupa
Rp.1.600/kg, dan menjaga stok
komputer stand-alone maupun
pangan nasional.
terhubung ke jaringan LAN atau
6. Membantu pertumbuhan ekonomi
internet untuk komunikasi dengan
daerah.
server.
Distribusi
Distribusi merupakan penambahan Basis Data
kegunaan waktu, tempat dan pemilikan Menurut Connolly (2002), basis
barang dalam cakupan pengangkutan barang data adalah kumpulan data data yang
dari tempat asal atau produksi lanjutan ke secara logis saling berhubungan, dimana
tempat penjualan. Distribusi mencakup gambaran dari data ini didesain untuk
berbagai bidang manajemen seperti memenuhi kebutuhan informasi dari suatu
penjualan, keuangan, pengangkutan, organisasi.
pergudangan dan pengiklanan (Taff, 1994) Basis data adalah kumpulan
Peranan saluran distribusi tercermin penyimpanan data operasional yang
dari besarnya biaya distribusi yang dapat dipakai oleh sistem aplikasi dari suatu
melebihi biaya produksi, promosi, enterprise. Suatu enterprise selalu
administrasi dan lain-lain. Peranan yang membutuhkan berbagai data untuk
besar dapat ditunjukkan dengan kinerja yang mendukung operasinya dan oleh karena
baik terhadap fungsi pemasaran yang itu disebut sebagai “data operasional”.
dilakukan di setiap saluran (Purwadi, 2000). 1. Pemanfaatan basis data antara lain
untuk memenuhi tujuan berikut ini :
Radio Frequency Identification (RFID) 2. Kecepatan dan kemudahan (Speed)
Menurut Maryono (2005) identifikasi 3. Efisiensi ruang penyimpanan
dengan frekuensi radio adalah teknologi (Space)
untuk mengidentifikasi seseorang atau objek 4. Keakuratan (Accuracy)

Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 166
5. Ketersediaan (Availability) tepat harga, tepat jumlah dan tepat
6. Kelengkapan (Completeness) administrasi. Penelitian ini bersifat kualitatif
7. Keamanan (Security) sehingga akan mempengaruhi semua
8. Pemakaian bersama (Sharability) komponen yang dilakukan dalam penelitian
ini baik dari identifikasi permasalahan, jenis
3. METODOLOGI PENELITIAN data, pengembangan metode pengumpulan
Penelitian ini dirancang dengan tujuan data, serta metode analisis yang digunakan
umum melakukan analisa terhadap aktivitas serta alternatif perbaikan yang diajukan
distribusi Raskin khususnya di wilayah Kota dalam penelitian ini.
Bekasi dari mulai proses pengadaan hingga
titik distribusi akhir (masyarakat).
Keefektifan distribusi Raskin dapat dinilai
melalui indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan, yaitu tepat waktu, tepat sasaran,

• Perumusan Tujuan • Kajian Pustaka :


• Melakukan identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan proses distribusi raskin tidak • Teori Kemiskinan
tepat sasaran • Pedoman umum raskin 2015
• Memahami cara kerja, kelebihan dan kekurangan penerapan teknologi RFID di • RFID
masyarakat • Pembangunan Basis Data
• Merancang model pengukuran efektifitas raskin • Teori Efektifitas dan Efisiensi Distribusi
• Merancang model pengukuran efisiensi raskin • Metode dan model yang mendukung
• Merancang model sistem informasi distribusi beras Raskin dengan RFID

Model Sistem Informasi ATM Beras Raskin


Perumusan Basis Data Perumusan Model sistem informasi

Analisa Fakta
Menormalkan struktur
tabel

Membuat diagram Model Sistem Informasi ATM


hubungan entitas (ERD) Beras Raskin dengan RFID

Mendefinisikan skema
basis data
Memetakan ERD ke
tabel relasional

Model Sistem Informasi ATM Beras Raskin Verifikasi dan


Validasi
dengan RFID

Gambar 1 Kerangka Berfikir

Pengumpulan data dilakukan dengan cara


wawancara langsung di kelurahan dan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
RTS-PM penerima raskin, juga dengan
melakukan pengumpulan data sekunder Pemerintah menetapkan harga
yang didapatkan dari kelurahan. Teknik Raskin 2015 sebesar Rp 1.600/kg dengan
pengolahan data yang penulis lakukan tujuan meringankan beban pengeluaran
adalah dengan melakukan analisa proses pangan bagi warga miskin. Berdasarkan
distribusi, analisa kegiatan di dalam sistem penelitian di lapangan diketahui bahwa
harga tersebut berbeda setelah sampai di
yang sedang berlangsung serta mengukur
tangan RTS-PM. Hal tersebut karena adanya
tingkat efektifitas dan efisiensi proses
pembagian beras miskin yang tidak sesuai
distribusi Raskin saat ini. pedoman umum.

Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 167
Tabel 1 Harga Raskin di tingkat RTS
Total Harga Harga
Pagu Biaya Total Harga
Pagu Raskin Jumlah Raskin di Total Biaya Raskin di Gap Keuntungan
Raskin Distribusi Raskin di RTS-
(Kg) RTS-PM Titik Distribusi RTS-PM Keuntungan (Rp/Kg)
(Kg) (Rp/Kg) PM (Rp)
Distribusi (Rp/Kg)
RW.01 174 2.610 4.176.000 300.000 115 2350 6.133.500 1.657.500 635
RW.02 156 2.340 3.744.000 250.000 107 2350 5.499.000 1.505.000 643
RW.03 116 1.740 2.784.000 200.000 115 2350 4.089.000 1.105.000 635
RW.04 72 1.080 1.728.000 120.000 111 2350 2.538.000 690.000 639
RW.05 102 1.530 2.448.000 200.000 131 2350 3.595.500 947.500 619
RW.06 89 1.335 2.136.000 200.000 150 2350 3.137.250 801.250 600
RW.07 93 1.395 2.232.000 200.000 143 2350 3.278.250 846.250 607
RW.08 205 3.075 4.920.000 350.000 114 2350 7.226.250 1.956.250 636
RW.09 64 960 1.536.000 100.000 104 2350 2.256.000 620.000 646
RW.10 88 1.320 2.112.000 200.000 152 2350 3.102.000 790.000 598
Total 1.159 17.385 27.816.000 2.120.000 Rata-Rata 2.350 4.085.475 1.091.875 626

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa pagu penerima manfaat terhadap biaya-biaya
Raskin 2015 untuk kelurahan Bantargebang dasar, maka diproyeksikan lembaga
adalah 1.385 kg dengan jumlah RTS-PM penyalur beras miskin dari titik distribusi ke
sebanyak 1.159 KK. Total biaya yang terjadi RTS-PM memperoleh keuntungan rata-rata
selama proses pendistribusian di TD hingga sebesar Rp 1.091.875 atau Rp 626/kg.
RTS-PM sebesar Rp 2.120.000 atau Rp 125 Adapun selisih Harga Raskin setelah
untuk tiap kilogram. Berdasarkan selisih diterima RTS-PM dapat dilihat pada tabel
harga yang dibayarkan oleh masing-masing 5.2.

Tabel 2 Perbedaan harga di tingkat RTS-PM

Harga di RTS per Kg Harga Patokan


Perbedaan Harga (Rp)
(Rp) Pemerintah (Rp)

2350 1600 750

Secara keseluruhan, analisis tingkat efektivitas distribusi Raskin berdasarkan 6 indikator dapat
dilihat pada tabel 5.9 berikut ini.

Tabel 3 Persentase Tingkat Keefektifan Distribusi Beras Miskin


Indikator Tingkat Tidak Tepat
No Tepat (%) Jumlah (%)
Efektivitas (%)
1 Sasaran 44 56 100
2 Jumlah 0 100 100
3 Harga 0 100 100
4 Waktu 100 0 100
5 Administrasi 80 20 100
6 Mutu 33 67 100
Rata-rata 43 57 100

Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 168
Tingkat Efektivitas distribusi Raskin menyebabkan RTS-PM mengalami
penurunan penerimaan beras dari yang
Tingkat keefektifan distribusi seharusnya.
Raskin dikatakan efektif bila seluruh
indikator yang menunjukkan tingkat Efisiensi Distribusi Beras Raskin
efektivitas berada diatas atau sama dengan Kegiatan fungsi distribusi oleh
80%. Bila ada indikator yang memiliki nilai lembaga – lembaga pemasaran/distribusi
dibawah 80% maka perlu diketahui rata-rata akan mengakibatkan timbulnya biaya
persentase keefektivan, bila dari rata-rata pemasaran. Besarnya biaya pemasaran
indikator menunjukkan nilai dibawah 80% mempengaruhi harga jual kepada
maka dapat dikatakan tidak efektif. konsumen, hal ini disebabkan biaya
Berdasarkan Pedum Raskin 2015, pemasaran yang timbul menjadi tambahan
Faktor kunci dalam program harga pada barang yang akan ditanggung
penanggulangan kemiskinan adalah Tepat oleh konsumen. Efisiensi pemasaran dapat
Sasaran. Dengan demikian Tepat sasaran dihitung dengan membagi biaya pemasaran
menjadi faktor penentu dalam tingkat (distribusi) dengan nilai produk yang
efektivitas dari keenam faktor yang ada. didistribusikan. Dalam hal ini penulis
Pada tabel 5.9 diketahui bahwa ketepatan merumuskan efisiensi distribusi adalah
sasaran hanya mencapai 44%. Ssaran perbandingan total biaya yang harus
program raskin adalah RTS-PM yang telah dibayarkan RTS-PM (tidak termasuk harga
terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat tebus raskin) terhadap harga tebus beras
(DPM). Namun kondisi aktual di lapangan Raskin yang ditetapkan pemerintah dalam
adalah Raskin tidak hanya diberikan untuk Pagu Raskin 2015. Adapun efisiensi
RTS-PM tetapi juga dibagikan pada pemasaran distribusi Raskin dapat dilihat
kelompok masyarakat lain, yang pada tabel 5.10 berikut ini :

Tabel 4 Efisiensi Pemasaran Distribusi Beras Miskin

Total Pagu Harga Raskin Total Harga Biaya Distribusi Efisiensi


Raskin (kg) per Kg (Rp) Raskin (Rp) (Rp) Pemasaran

17.385 1.600 27.816.000 13.038.750 0,469

Efisiensi pemasaran merupakan = 0,469


perbandingan antara biaya pemasaran
dengan nilai produk yang dipasarkan. Dalam Dari hasil perhitungan diketahui
hal ini dikarenakan program Raskin tingkat efisiensi pemasaran diperoleh
merupakan program pemerintah yang sebesar 0,469 yang masih menunjukkan
bersifat sosial sehingga tidak dibenarkan bahwa pendistribusian beras Raskin dalam
untuk mengambil keuntungan dalam setiap kategori Efisien. Dikatakan efisien karena
kegiatan untuk program tersebut, maka hasil perhitungan efisiensi pemasaran (Ep)
efisiensi pemasaran distribusi beras raskin berada di bawah 1. Meski demikian hasil
penulis tetapkan adalah total biaya yang tersebut seharusnya masih dapat diturunkan
dibebankan kepada RTS-PM (biaya bila pelaku distribusi tidak mengambil
distribusi+keuntungan yg diambil lembaga keuntungan dari setiap proses yang
distribusi) dibagi nilai jual Raskin di Titik dilakukan, karena Raskin merupakan
Distribusi yang ditetapkan pemerintah kegiatan sosial. Biaya distribusi yang cukup
seperti pada perhitungan dibawah ini: rendah dibandingkan dengan nilai total
penjualan Raskin karena jalur pemasaran
Ep = Biaya Pemasaran / Nilai jual produk dalam pendistribusian tergolong pendek
yang dipasarkan yaitu pendistribusian dari Bulog langsung
= 13.038.750 / 27.816.000 kepada RTS-PM dengan perantara pihak

Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 169
Kelurahan dan RW sebagai perwakilan efisien, sedangkan jika ditinjau dari tujuan
warga. program tersebut, pendistribusian beras
Berdasarkan penelitian diketahui Raskin dikatakan tidak efektif.
bahwa program distribusi Raskin tergolong

Sistem Distribusi Beras Raskin Saat Ini


Proses Distribusi dan Pelaporan Beras Raskin
Pemprov / Pemkot / Camat Bulog Kelurahan RT/RW/RTS

Walikota Perum Bulog RTS-PM

1
SPA awal tahun

2
SPPB

Raskin
6
Pelaporan Manual

10
3 4
Raskin Raskin

RW-RT
9 Gudang Bulog Kelurahan

Pembayaran Pembayaran
Kecamatan 8 7
Pelaporan Manual Pelaporan Manual

Gambar 2 Proses distribusi Raskin saat ini.


saat ini biasanya hanya melakukan
Proses distribusi Raskin saat ini pemeriksaan jumlah karung, tanpa
meliputi tahap pengajuan, pendistribusian, melakukan pemeriksaan sample
hingga pelaporan di tingkat Pemkot hingga mengenai kondisi beras. Menurut
Titik Bagi (TB) kepada RTS-PM. Untuk pengamatan penulis, hal tersebut
memperdalam pengamatan pada proses berkaitan erat dengan adanya keluhan
distribusi Raskin, penulis membagi proses mengenai berbedanya kualitas beras
distribusi tersebut kedalam dua tahap, yaitu yang diterima tiap bulannya.
: • Pihak kelurahan hanya memberikan
1. Tahap pendistribusian beras Raskin. beras di titik bagi (kelurahan) pada
2. Tahap pembayaran dan pelaporan beras ketua RW sesuai dengan alokasi RTS-
Raskin. PM di masing-masing RW tersebut.
• Harga yang diberikan oleh kelurahan
Kelemahan dan Dampak
adalah Rp24.000/karung (harga sesuai,
yaitu Rp1.600/kg). Tetapi untuk harga
Untuk memperdalam informasi
dan jumlah beras yang didistribusikan
mengenai proses distribusi beras dan
oleh pengurus RW bisa saja berbeda
permasalahan yang kerap terjadi, maka
dikarenakan adanya biaya akomodasi.
peneliti melakukan wawancara mendalam
• Pembayaran keseluruhan terkumpul
terhadap pihak yang terlibat dalam proses
setelah tujuh hari beras diterima oleh
distribusi beras khususnya di tingkat
RTS-PM. Hal ini menyebabkan sering
kelurahan hingga RTS-PM.
terhambatnya pembayaran ke Bulog.
Beberapa hal yang menjadi permasalahan
selama proses distribusi beras Raskin • Jumlah pembayaran dari RW tidak
berdasarkan hasil wawancara adalah : pernah kurang, namun dana yang
terkumpul cukup lama.
• Beras diterima di TD dari BULOG,
pelaksana distribusi dengan kondisi

Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 170
• Kelurahan tidak melakukan verifikasi sebaliknya beberapa warga yang tergolong
sampling RTS-PM yang namanya cukup mampu mendapatkan kartu Raskin
tercantum dalam laporan hasil sehingga terjadi keresahan. Untuk
distribusi dari RW untuk mengetahui mengatasi permasalahan tersebut ketua RW
apakah pendistribusian ke tiap RTS- berperan dengan mengatur pembagian
PM telah tepat sasaran, jumlah harga Raskin kepada warga. Tentu saja kegiatan
dan mutu atau hanya dibagikan secara ini juga tidak dapat dibenarkan karena tidak
“pukul rata” pada seluruh warga di RW sesuai dengan Pedum Raskin.
tersebut.
• Pelaporan dari Kelurahan ke Rancang Bangun Sistem Informasi ATM
Kecamatan dilakukan dengan data Beras Raskin
tertulis manual, begitu juga dari Entity Relationship Diagram (ERD)
kecamatan ke tingkat atas sehingga Entitiy Relationship Diagram
kebutuhan data untuk evaluasi kinerja (ERD) adalah suatu diagram yang
distribusi tersebut dapat terhambat. menggambarkan hubungan objek data yang
disimpan didalam suatu sistem secara
Berdasarkan analisa mendalam, konseptual dalam bentuk logic. Gambar 5.3
warga miskin yang berada di Kelurahan adalah ERD untuk sistem informasi ATM
Bantar gebang ada yang tidak terdata dalam Beras Raskin dengan RFID :
RTS-PM sehingga tidak dapat Raskin,

Gambar 3 ERD Sistem Informasi ATM Beras Raskin


format, record ordering dan access path.
Physical Data Model (PDM) Sasarannya adalah menciptakan
perancangan untuk penyimpanan data yang
Physical data model (PDM) menyediakan kinerja baik dan memastikan
merupakan presentasi suatu implementasi integritas, keamanan serta kemampuan
basis data secara spesifik yang mencakup untuk dipulihkan. Gambar 5.4 adalah PDM
detail data penyimpanan yang untuk model sistem informasi ATM Beras
direpresentasikan dalam bentuk record Raskin yang memuat struktur data beserta
tipe data.

Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 171
Gambar 4 PDM Sistem Informasi ATM Beras Raskin
harga dan kuota yang ditetapkan oleh
pemerintah.
5. Minimal pembayaran beras adalah
Simulasi Model
untuk 1Kg beras.
Penulis melakukan simulasi model
6. Maksimal pembayaran beras adalah
untuk memastikan rancang bangun sistem
untuk kuota 15Kg/Rts/Bulan.
informasi yang telah disusun dapat
7. Pembayaran beras hanya dapat
diimplementasikan dalam kondisi nyata.
dilakukan pada hari dan jam kerja dan
Untuk simulasi, penulis merancang susunan
dibayarkan melalui pelaksana
basis data sesuai PDM ke dalam format
distribusi.
Ms.excell. Dalam simulasi ini penulis
8. Pengambilan beras dapat dilakukan
menyusun beberapa skenario berdasarkan
kapanpun sesuai dengan saldo yang
analisa kemungkinan-kemungkinan yang
telah dibayarkan.
akan terjadi bila sistem diimplementasi
9. Beras akan dikeluarkan oleh mesin
kepada masyarakat, skenario dan batasan
dengan kelipatan 1Kg
dalam simulasi model tersebut adalah:
10. Minimal pengambilan beras perhari
Batasan – batasan dalam simulasi model:
adalah 1Kg/Rts.
1. Data RTS-PM yang terdaftar dalam
11. Maksimal pengambilan beras dalam 1
sistem adalah data dummy yang
hari adalah 3Kg/RTS.
disesuaikan dengan kebutuhan data
12. Maksimal pengambilan beras 1 bulan
Pagu Raskin 2015 yang ditetapkan
adalah 15Kg/RTS.
pemerintah pusat
2. Penambahan/pengurangan peserta RTS Skenario Pengujian:
dalam sistem hanya dapat dilakukan RTS yang terdaftar adalah pemilik nomor
bila keputusan pemerintah telah kartu 1 - 30 (lampiran 1).
ditetapkan. RTS yang belum membayar adalah nomor
3. RTS-PM yang terdaftar akan kartu 1 – 5.
mendapatkan kartu RFID. RTS yang telah membayar adalah nomor
4. Untuk dapat mengambil beras kartu 6 – 30.
menggunakan kartu RFID, RTS-PM
harus membayar harga beras sesuai

Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 172
RTS yang telah melakukan pengambilan RTS yang masih dapat melakukan
sampai dengan 15kg adalah nomor kartu 11 pengambilan di hari tersebut adalah kartu
– 20. nomor 26-30.
RTS yang masih memiliki kuota namun
telah mengambil beras 3kg di hari tersebut
adalah nomor kartu 21 – 25.
Tabel 5 Skenario pengujian kartu
telah Pengambilan Telah Pengambilan
Nomor kartu Terdaftar Membayar
15 kg 3kg di hari tersebut
Kartu 003 √ x x x
Kartu 007 √ √ x x
Kartu 015 √ √ √ x
Kartu 023 √ √ √ √
Kartu 029 √ √ √ x
Kartu 050 x x x x

Simulasi Pembayaran Raskin


25/02/2016
Informasi Akun
Hari ini bisa Yg sudah sudah diambil Sisa Kuota
Masukkan No. Kartu Keterangan
mengambil: diambil hari ini bulan ini Bulan ini

Kartu 000 Tidak terdaftar - 0 0 -

Pembayaran
Nama : Nomor Anggota: Date : Jumlah:
- - 25/02/2016 5

Total Harga: - Bayar

Gambar 5 Tampilan menu proses pembayaran


Keterangan:
- Terdapat dua bagian menu pada tampilan pembayaran, yaitu :
o Informasi Akun
o Pembayaran
- Field putih adalah data yang harus diisi yaitu:
o field kartu adalah kode kartu yang terbaca oleh RFID
o field jumlah adalah jumlah kilo gram beras yang ingin dibayarkan.
- Field kuning adalah informasi pemilik kartu.
- Radio button hitam adalah untuk tombol konfirmasi pembayaran.

Berikut ini adalah simulasi yang dilakukan pada kartu dengan berbagai kondisi :

Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 173
25/02/2016
Informasi Akun
Hari ini bisa Yg sudah sudah diambil Sisa Kuota
Masukkan No. Kartu Keterangan
mengambil: diambil hari ini bulan ini Bulan ini

Kartu 003 belum bayar - 0 0 15

Pembayaran
Nama : Nomor Anggota: Date : Jumlah:
Dewi 1111103 25/02/2016 5

Total Harga: 8000 Bayar

Gambar 6 Simulasi pembayaran pemilik kartu 003


Hasil yang ditampilkan pada saat simulasi percobaan pemilik kartu 003 yang belum
melakukan pembayaran adalah tidak ada kuota beras yang dapat diambil hari ini.

25/02/2016
Informasi Akun
Hari ini bisa Yg sudah sudah diambil Sisa Kuota
Masukkan No. Kartu Keterangan
mengambil: diambil hari ini bulan ini Bulan ini

sudah bayar
Kartu 007 untuk 5x 3 0 0 15
pengambilan

Pembayaran
Nama : Nomor Anggota: Date : Jumlah:
Putri 1111107 25/02/2016 1

Total Harga: 1600 Bayar

Gambar 7 Simulasi pembayaran pemilik kartu 007

Simulasi Distribusi Raskin


Gambar 8 adalah tampilan layar yang berada pada ATM Beras Raskin sebagai informasi
pengambilan beras. Field putih adalah hasil scan RFID terhadap kartu dan field kuning adalah
informasi terhadap kartu tersebut.

Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 174
2 25/02/2016
Masukkan No. Kartu Instruksi
silahkan bayar
Kartu 001 dahulu

Sisa pengambilan Sisa kuota


Nama : No. Anggota Keterangan
hari ini bulan ini

Muhammad 1111101 - belum bayar 14

Gambar 8 Tampilan menu Distribusi Raskin


Ketika peserta RTS-PM menempelkan kartu ke reader RFID, akan segera muncul
informasi dan instruksi di layar ATM Beras Raskin. Berikut ini adalah simulasi yang dilakukan
pada kartu dengan berbagai kondisi :

2 25/02/2016
Masukkan No. Kartu Instruksi
silahkan bayar
Kartu 003 dahulu

Sisa pengambilan Sisa kuota


Nama : No. Anggota Keterangan
hari ini bulan ini

Dewi 1111103 - belum bayar 15

Gambar 9 Simulasi distribusi pemilik kartu 003


Pemilik kartu 003 belum bisa melakukan pengambilan karena belum membayar.
2 25/02/2016
Masukkan No. Kartu Instruksi
silahkan ambil
Kartu 007 beras

Sisa pengambilan Sisa kuota


Nama : No. Anggota Keterangan
hari ini bulan ini
sudah bayar untuk 4x
Putri 1111107 2x 14
pengambilan lagi

Gambar 10 Simulasi distribusi pemilik kartu 007

Secara otomatis beras akan keluar dari bulan tersebut berdasarkan data
mesin karena kartu 007 telah terdaftar dan pembayaran.
melakukan pembayaran sebanyak 5 kali
pengambilan (5kg). Tampilan di keterangan
adalah untuk informasi berapa kali
pengambilan yang masih dapat dilakukan di

Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 175
Kesimpulan Date, C.J. 2000. An Introduction to Basis
data System. Edisi ke-7. Addison-
Berdasarkan penelitian yang telah Wesley. United State of America.
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai Davenport, T. H., Short, J. E. 1990. The New
berikut : Industrial Engineering Information.
1. Identifikasi faktor – faktor yang Dwi, A., K., 2008. Studi Implementasi
menyebabkan proses distribusi raskin Kebijakan Beras Untuk Rumah Tangga
tidak tepat sasaran dapat dilakukan Miskin (Raskin) Di Kelurahan Barusari
dengan analisa dan perbandingan Semarang. Semarang: Universitas
terhadap pedoman umum Raskin 2015 Diponegoro.
dan kondisi aktual di masyarakat. http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/23#su
2. Penurunan kualitas dan mutu beras bjekViewTab1|accordion-daftar-
terjadi karena tidak dilakukannya subjek1, Diakses 24 Okt 2015.
monitoring saat beras diterima oleh Kementrian Koordinator Bidang
pelaksana di titik distribusi, dan tidak Kesejahteraan Rakyat Republik
terjaminnya kondisi tempat Indonesia (2015). Keputusan Menteri
penyimpanan di titik bagi (RW). Koordinator Bidang Kesejahteraan
3. Semakin berkembangnya teknologi Rakyat Nomor 54 Tahun 2014.
informasi memberikan peluang Kpk.go.id/id/berita/siaran-pers/1781-tidak-
penggunaan RFID secara luas, efektif-kpk-minta-program-raskin-
sehingga beberapa peneliti telah didesain-ulang.
melakukan penerapan teknologi RFID Liu, X., Tang, O., Huang, P., 2008. Dynamic
dalam implementasi di masyarakat. pricing and ordering decision for the
4. Rancang bangun sistem informasi perishable food of the supermarket
ATM Beras dengan RFID untuk using RFID technology. Asia Pacific
pengenal identitas penerima Raskin Journal of Marketing and Logistic Vol.
dapat dilakukan dengan melakukan 20, No.1, 2008 pp.7-22.
analisa terhadap proses distribusi, Lorchirachoonkul, W., J., 2010. RFID
pembayaran dan proses pelaporan Implementation With Virtual
pendistribusian Raskin dari RTS-PM Infrastructures. Business Process
hingga pemerintah pusat. Dengan Management Journal, Vol.16 Iss.6
pemanfaatan teknologi RFID maka pp.917-931.
proses pencatatan dan pelaporan dapat Maryono. 2005. Dasar-dasar Radio
dilakukan secara tersistem. Frequency Identification (RFID)
5. Rancang bangun alat bantu dan Teknologi Yang Berpengaruh di
susunan data untuk otomasi Perpustakan. Media Informasi 2005
pendistribusian sangat memungkinkan Vol. XIV No.20.
untuk diimplementasikan dalam
McLeod, Raymond. (2001). Sistem
kondisi nyata.
Informasi Manajemen (jilid ke-1).
Jakarta: Prehallindo.
Musawa, M.,2009. Studi Implementasi
Program Beras Miskin (Raskin) Di
DAFTAR PUSTAKA
Wilayah Kelurahan Gajahmungkur,
Kecamatan Gajahmungkur, Kota
Arief, A., W., Thalib, F., Heruseto, B., 2006.
Semarang. Universitas Diponegoro,
Pemprograman Mikrokontroler Pada
Semarang.
Sistem Pengamanan Berdasarkan Pola
Sidik Jari Yang Tersimpan Pada Kartu Paryono. 2005. Sistem Informasi Geografis,
(edisi pertama). Yogyakarta: Andi
Pintar Menggunakan Mikrokontroler
Office.
Dt51 Minsys. Jurnal SMART 2006.
Putra, J., Setiawardhana, Kurnia, D., B.,
Connolly, T., Begg, C., 2002. Basis data
(2011). Sistem Identifikasi Smartcard-
Systems: a practical approach to design,
implementation, and management. 3rd RFID Dan Pengenalan Tanda Tangan
Menggunakan Metode
Edition. Eddison- Westley: Harlow
England.

Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 176
Backpropagation Dengan Kohonen
Sebagai Pembanding. IES 2011 Vol.13.
Saputra, D., Cahyadi, D., Harsa, A., K., 2010.
Sistem Otomasi Perpustakaan Dengan
Menggunakan Radio Frequency
Identification RFID. Jurnal Informatika
Mulawarman 2010, Vol.5 No.3
Subekti. Mohammad. (1997). Sistem
Management Basis Data. Universitas Bina
Nusantara. Jakarta.
Tan, V., S., L. (1994). Change To Win.
Singapore: Times Book International.
Turban, E., Rainer, kelly, Potter, R. E. (2003).
Introduction to Information Technology
(2nd edition). New York: John Wiley &
sons.
Yanita, S. (2007). Analisis Efektifitas dan
Efisiensi Distribusi Raskin, Studi kasus:
Desa Securai Utara, Kabupaten Langkat.
Universitas Sumatera Utara.

Rancang bangun (M Hidayat, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 177

Anda mungkin juga menyukai