Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-
Nya dan segala karunianya kita sebagai penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Tugas Besar Teknik Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penulisan Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian
akhir semester VI serta memenuhi tugas besar dari mata kuliah Teknik Pengolahan
dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) di Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas
Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti tahun 2017.
Dalam penyusunan tugas besar ini penulis mendapatkan banyak saran,
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala hormat
dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Dr. Ir. Dwi Indrawati, M.Si dan Pramiati Purwaningrum, S.T M.T selaku
dosen pengajar.
2. Orang Tua saya yang selalu mendo’akan saya dan selalu memberikan
dukungan kepada kita.
3. Kak Lingkan sebagai asisten mahasiswa yang telah memberikan banyak
bantuan baik berupa materi maupun dukungan moril
4. Teman-teman seperjuangan Jurusanan Teknik Lingkungan khususnya
angkatan 2014, terutama TL-B atas dukungan dan bantuannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan ini, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman
yang penulis miliki. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umunya.
Jakarta, 27 April 2017
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR TABEL...................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5
1.1 Latar Belakang...........................................................................................5
1.2 Tujuan Perencanaan...................................................................................6
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN..........................8
2.1 Aspek Geografi dan Demografi.................................................................8
2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah......................................................8
2.1.2 Kondisi Geologi Kabupaten Sarolangun..........................................11
2.1.3 Kondisi Hidrologi Kabupaten Sarolangun....................................... 15
2.1.4 Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Sarolangun.................................16
2.1.5 Keadaan Demografi Kabupaten Sarolangun....................................18
2.3 Justifikasi Wilayah...................................................................................19
BAB III METODE PERENCANAAN...............................................................22
3.1 Metode Pengumpulan Data..................................................................... 22
3.2 Metode Pengolahan Data.........................................................................24
3.3 Kriteria Desain.........................................................................................25
BAB IV HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISIS........................................ 30
4.1 Perhitungan Penentuan Lokasi TPA dengan Metode Scoring.................30
4.2 Perhitungan Penentuan Lokasi TPA dengan Metode Le Grand..............33
4.3 Perhitungan Kebutuhan Lahan TPA........................................................34
4.4 Perhitungan Timbulan Sampah Berdasarkan Komposisi Sampah..........38
4.5 Perhitungan Produksi Gas Landfill..........................................................42
BAB V SIMPULAN............................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 53

2
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kabupaten Sarolangun
Tahun 2010..............................................................................................................18
Tabel 2.2 Deskripsi Gambaran Umum Calon Lokasi TPA...........................................19
Tabel 3.1 Rincian Pengumpulan Data.................................................................................22
Tabel 3.2 Kriteria Desain TPA..............................................................................................25
Tabel 4.1 Scoring Lokasi TPA di Kabupaten Sarolangun.............................................30
Tabel 4.2 Penentuan Lokasi TPA Berdasarkan Metode Le Grand.............................33
Tabel 4.3 Penentuan Lokasi TPA Berdasarkan Metode Le Grand.............................33
Tabel 4.4 Penentuan Lokasi TPA Berdasarkan Metode Le Grand.............................34
Tabel 4.5 Perhitungan Luas Lahan TPA.............................................................................37
Tabel 4.6 Komposisi Sampah................................................................................................38
Tabel 4.7 Perhitungan Volume Sampah di TPA Berdasarkan Komposisi
Sampah..................................................................................................................39
Tabel 4.8 Nilai Densitas pada Komposisi Sampah.........................................................40
Tabel 4.9 Berat Sampah (kg/hari) di TPA Kabupaten Sarolangun.............................41
Tabel 4.10 Persentase Parameter Uji Proximate Analysis............................................42
Tabel 4.11 Hasil Uji Proximate Analysis...........................................................................43
Tabel 4.12 Persen Berat Ultimate Analysis.......................................................................45
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Berat Kering......................................................................46
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Ultimate Analysis Kabupaten Sarolangun................46
Tabel 4.15 Nilai Molekul Relatif..........................................................................................49
Tabel 4.16 Perhitungan Rumus Molekul Sampah Cepat Terurai................................50
Tabel 4.17 Perhitungan Rumus Molekul Sampah Sulit Terurai..................................50
Tabel 4.18 Nilai Densitas CH4 dan CO2 dan Total Berat Kering..............................51
Tabel 4.19 Perhitungan Volume Gas CH4 dan CO2 Sampah Organik Cepat
Terurai....................................................................................................................51
Tabel 4.20 Perhitungan Volume Gas CH4 dan CO2 Sampah Organik Sulit
Terurai....................................................................................................................51

3
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Sarolangun.................................................9

4
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah adalah sisa-sisa bahan mengalami perlakuan-perlakuan, baik karena
telah diambil bagian utamanya, atau karena pengolahan, atau karena sudah tidak
ada manfaatnya, yang ditinjau dari segi sosial ekonomis tidak ada harganya
dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan
kelestarian ( Hadiwiyoto, 1993).
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai
tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan,
pemindahan / pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan tempat
dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang
benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik.
(Menurut Judith, 1996) Lokasi TPA merupakan tempat pembuangan akhir
sampah yang akan menerima segala resiko akibat pola pembuangan sampah
terutama yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya pencemaran lindi
(leachate) ke badan air maupun air tanah, pencemaran udara oleh gas dan efek
rumah kaca serta berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat.
Penentuan tempat akhir pembuangan (TPA) sampah harus mengikuti
persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah melalui
SNI-T-11-1991 tentang tata cara pemilihan lokasi Tempat Pembuangan Akhir
sampah. Persyaratan didirikannya suatu TPA sampah adalah bahwa pemilihan
lokasi TPA sampah harus mengikuti persyaratan hukum, ketentuan perundang-
undangan mengenai pengelolaan lingkungan hidup, analisis mengenai dampak
lingkungan (AMDAL), ketertiban umum, kebersihan kota atau lingkungan,
peraturan daerah tentang pengelolaan sampah dan perencanaan dan tata ruang
kota serta peraturan-peraturan pelaksanaannya.

5
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

Dalam undang-undang No 18 Tahun 2008 pada BAB XVI Ketentuan


Peralihan Pasal 44 menyatakan bahwa “Pemerintah daerah harus membuat
perencanaan penutupan tempat pemrosesan akhir sampah yang menggunakan
sistem pembuangan terbuka paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak berlakunya
Undang-Undang ini. Hal ini mengakibatkan masing-masing kota atau kabupaten
wajib untuk merencanakan TPA yang berbasiskan sanitary landfill atau controlled
landfill terhitung 1 tahun sejak undang-undang ini diberlakukan. Selama ini masih
banyak pendapat yang keliru tentang TPA yang lebih sering dianggap hanya
merupakan tempat pembuangan sampah. Hal ini menyebabkan banyak Pemerintah
Daerah masih merasa sayang untuk mengalokasikan pendanaan bagi penyediaan
fasilitas di TPA yang dirasakan kurang prioritas dibanding dengan pembangunan
sektor lainnya.
Maka dari itu dari kondisi diatas diharapkan hasil dari laporan ini dapat
memberikan lokasi alternatif yang layak untuk pembangunan TPA sampah di
Kabupaten Sarolangun sehingga dapat meminimalkan pengaruh negatif terhadap
pencemaran lingkungan dan pada akhirnya dapat membantu terwujudnya
lingkungan yang asri dan nyaman untuk kehidupan masyarakat luas.

1.2 Tujuan Perencanaan


Maksud penyusunan laporan ini adalah untuk merencanakan TPA di
Kabupaten Sarolangun. Adapun tujuan dari penyusunan laporan pengelolaan ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mencari calon lokasi TPA dengan menggunakan metode scorring
sesuai kriteria berdasarkan perhitungan menurut SNI Pemilihan Lokasi
TPA (T-11-1991-03 / 03-3241-1994).
2. Untuk menentukan calon lokasi TPA yang sesuai dengan Metode Le
Grand
3. Untuk mengetahui luas lahan yang dibutuhkan sebagai TPA untuk dapat
mengolah sampah di Kabupaten Sarolangun.
4. Untuk menentukan volume dan berat berdasarkan komponen sampah di
TPA.

6
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

5. Untuk menghitung Proxymate, Ultimate, dan kebutuhan gas di TPA

7
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

2.1 Aspek Geografi dan Demografi


Secara yuridis formal, Kabupaten Sarolangun dibentuk melalui Undang-
Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun,
Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Selanjutnya diperkuat dengan keputusan DPRD Provinsi Jambi Nomor
2/DPRD/99 tanggal 9 Juli 1999 tentang pemekaran Kabupaten di Provinsi Jambi

2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah


Luas Wilayah Kabupaten Sarolangun 6.174 km², dengan luas masing-
masing kecamatan adalah: Kecamatan Batang Asai 858 km² (13,90%), Kecamatan
Limun 799 km² (12,94%), Kecamatan Cermin Nan Gedang 320 km² (5,18%),
Kecamatan Pelawan 330 km² (5,34%), Kecamatan Singkut 173 km²
(2,80%), Kecamatan Sarolangun 319 km² (5,17%), Kecamatan Batin VIII 498 km²
(8,07%), Kecamatan Pauh 1.770 km² (28,67%), Kecamatan Air Hitam 471 km²
(7,63%), Kecamatan Mandiangin 636 km² (10,30%). Batas-batas wilayah
Administrasi Kabupaten Sarolangun Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten
Batang Hari, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Batang Hari dan
Kabupaten Musi Banyuasin. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Musi
Rawas Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Merangin.
Sampai dengan tahun 2010, Kabupaten Sarolangun terdiri dari 10
Kecamatan 9 Kelurahan dan 134 Desa. Rincian masing-masing kecamatan sebagai
berikut : Kecamatan Batang Asai terdiri dari 22 Desa definitif dan tidak ada
kelurahan serta semua desa berstatus desa pedesaan. Kecamatan Limun terdiri dari
15 Desa definitif, tidak ada kelurahan dan semua desa merupakan desa pedesaan.
Kecamatan Cermin Nan Gedang terdiri dari 9 Desa definitif, tidak ada kelurahan
dan semua desa merupakan desa pedesaan. Kecamatan Pelawan terdiri dari 14
Desa definitif, tidak ada kelurahan dan semua desa

8
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

merupakan desa pedesaan. Kecamatan Singkut terdiri dari 8 Desa definitif, dan 1
kelurahan. Salah satu desa (desa Bukit Tigo) berstatus desa perkotaan sedangkan
yang lainnya merupakan desa pedesaan. Kecamatan Sarolangun terdiri dari 10
desa definitif dan 6 kelurahan yaitu kelurahan Dusun Sarolangun, kelurahan Pasar
Sarolangun, kelurahan Sukasari, Kelurahan Aur Gading, Kelurahan Gunung
Kembang dan kelurahan Sarolangun Kembang. Dari 15 desa/kelurahan tersebut, 2
desa/kelurahan berstatus desa/kelurahan perkotaan (Kelurahan Pasar Sarolangun
dan kelurahan Sukasari), sisanya adalah desa/kelurahan pedesaan. Kecamatan
Batin VIII terdiri dari 14 desa definitif dan
1 kelurahan dan seluruh desa merupakan desa pedesaan. Kecamatan Pauh terdiri
dari 13 Desa definitif, 1 kelurahan yaitu kelurahan Pauh dan seluruh desa
merupakan desa pedesaan. Kecamatan Air Hitam terdiri dari 9 Desa definitif, dan
seluruh desa merupakan desa pedesaan Kecamatan Mandiangin terdiri dari
20 Desa definitif semua desa merupakan desa pedesaan.

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Sarolangun

9
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

Secara geografis Kabupaten Sarolangun berada pada posisi astronomi


1020 03’ 39” sampai 1030 13’ 17” BT dan 010 53’ 39” LS sampai 020 46’ 24”
LS (Meridian Greenwich), dengan posisi geostrategis terletak di wilayah Barat
Provinsi Jambi, ditengah pulau sumatera dan dilalui oleh jalan lintas tengah
sumatera/Trans Sumatera, serta berdekatan dengan negara tetangga seperti
Singapura, Malaysia dan Thailand sebagai tujuan ekspor produk pertanian dan
industri pengolahan.
Kabupaten Sarolangun terletak pada ketinggian 20 sampai dengan
1.950m dari permukaan laut (dpl). Jumlah dataran rendah Kabupaten
Sarolangun seluas 5.248 Km² atau (85%) dan dataran tinggi : 926 Km² (15%),
didominasi oleh bentuk wilayah berombak (23,49%), datar (23,32%),
kemudian diikuti oleh bentuk wilayah bergelombang yang mencapai 18,29%
dari luas kabupaten. Bentuk wilayah berbukit mencapai 11,90%, berbukit kecil
sekitar 6,62% dan cekung sekitar 5% sisanya 11,38% merupakan daerah
dengan bentuk wilayah bergunung. Hal ini mengindikasikan bahwa sekitar
88,51% wilayah Kabupaten Sarolangun potensial untuk pertanian.
Bentuk wilayah berombak dengan lereng 3–8% merupakan bentuk
wilayah dominan daerah penelitian dengan luas 145.039 Ha atau 23,49% dari
luas kabupaten. Bentuk wilayah bergelombang, lereng 8–15% menyebar
sekitar 18,29% atau 112.917 Ha. Di Kecamatan Air Hitam dijumpai di kaki Bt.
Subanpunai banyak (164 m) dan di sekitar Pegunungan Dua Belas. Di
Kecamatan Mandiangin dijumpai di sekitar Desa Bukit Peranginan, Petiduran
Baru, Guruh Baru, Butang Baru dan Pemusiran. Di Kecamatan Pauh dijumpai
di sekitar Desa Karang Mendapo. Di wilayah Kecamatan Pelawan dan Singkut
dijumpai di Desa Pasar Singkut, Sungai Merah. Di Kecamatan Limun dijumpai
di sekitar Dusun Kampung Pondok. Di Kecamatan Batang Asai dijumpai di
sekitar Desa Sungai Bemban.
Bentuk wilayah berbukit kecil, lereng 15–25% menyebar sekitar 40.847 Ha
dijumpai di sekitar Bt. Subanpunaibanyak (164 m) dan Pegunungan Dua Belas
wilayah Kecamatan Air Hitam. Sekitar Desa Jati Baru di Kecamatan Mandiangin,
Dusun Mengkua, Dusun Rantau Alai, Desa Ranggo, Dusun Muara

10
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

Mensao, B. Rebah dan B. Kutur di Kecamatan Limun. Di wilayah Kecamatan


Pelawan dan Kecamatan Singkut dijumpai di Desa Pasar Singkut, Sungai
Merah. Di Kecamatan Batang Asai dijumpai di sekitar Dusun Batu Kudo, Desa
Pulau Salak Baru, Kasiro Ilir dan Sungai Baung.
Bentuk wilayah berbukit, lereng 25–40% menyebar sekitar 73.487 Ha
atau 11,90%. Bentuk wilayah ini paling luas dijumpai di Kecamatan Limun.
Berdasarkan hasil analisis hampir 50% dari Kecamatan Limun mempunyai
bentuk wilayah berbukit, mulai dari Dusun Bukit Melintang, Desa Napal
Melintang, Desa Lubuk Bedorong, Bt. Tinjaulimun (667 m) sampai Dusun
Kampung Manggis dan Dusun Simpang Melako. Di Kecamatan Batang Asai
bentuk wilayah berbukit dijumpai di Desa Batu Empang, Simpang Narso,
Tambak Ratu, Dusun Renah Pisang Kemali dan Dusun Rantau Panjang. Di
Kecamatan Air Hitam bentuk wilayah berbukit merupakan Pegunungan Dua
Belas, yaitu G. Panggang (328 m) dan Bt. Kuaran (328 m). Lebih dari 50%
bentuk wilayah Kecamatan Batang Asai adalah bergunung, lereng > 40%.
Bentuk wilayah ini dijumpai di sekitar Bt. Huluseluro (964 m), Bt. Bujang
(1.957 m), Bt. Gedang, Bt. Legaitinggi (1.015 m) dan Bt. Raya (626 m).

2.1.2 Kondisi Geologi Kabupaten Sarolangun


Struktur geologi Kabupaten Sarolangun/Stratigrafi bahan induk tanah di
Kabupaten Sarolangun berdasarkan umur dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
area, yaitu : Batuan Pra-Tersier, Tersier dan Kuarter. Untuk jenis Tanah yang
dijumpai di Kabupaten Sarolangun dan padanannya menurut sistem klasifikasi
tanah nasional, uraian masingmasing ordo tanah sebagai berikut:
1. Histosols, disebut juga tanah Gambut atau Organosols, Tanah gambut
di Kabupaten Sarolangun dijumpai pada landform gambut topogen
air tawar diwilayah Kecamatan Air Hitam, Pauh, Pelawan, Singkut
dan Sarolangun. Pada tingkat sub grup hanya menurunkan Typic
Haplohemists.
2. Typic Haplohemists, merupakan tanah organik yang sangat dalam (>
25 cm), tersusun dari bahan organik dengan tingkat kematangan

11
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

sedang (hemik) dan drainase sangat terhambat. Tanah ini mempunyai


tingkat kemasaman tinggi (pH 3,5–3,9), kandungan C-organik sangat
tinggi sedangkan N rendah, sehingga rasio C/N sangat tinggi (> 25
cm). Berdasarkan sifat kimia tersebut tanah gambut di daerah
Kabupaten Sarolangun mempunyai tingkat kesuburan tanah tergolong
sedang. Saat ini sebagian besar tanah telah dimanfaatkan untuk
perkebunan kelapa sawit. Selain untuk perkebunan kelapa sawit,
tanah gambut juga potensial untuk tanaman hortikultura.
3. Entisols, merupakan tanah-tanah muda karena belum mempunyai
perkembangan profil. Tanah ini dikenal juga sebagai tanah Aluvial
Coklat. Di Kabupaten Sarolangun Entisols yang dijumpai berkembang
dari alluvium berupa liat, debu dan pasir di sepanjang jalur aliran anak
anak sungai B. Tembesi, B. Merangin, B. Asai dan B. Limun, seperti S.
Air Hitam, S. Ketalo, S. Sekais, S. Belato dan lain-lain.
4. Inceptisols, adalah tanah yang sudah mengalami perkembangan
profil, namun masih tergolong muda. Di Kabupaten Sarolangun,
Inceptisols terbentuk dari endapan sungai, batuan sedimen (berupa
batu liat, batu pasir dan batuan malihan), batuan vulkanik (berupa tuf
dasit dan granit) dan batu kapur pada landform Peneplain Datar
sampai Bergelombang, Punggung Antiklin pada perbukitan Paralel,
Pegunungan Tektonik, Dataran Volkan Tua dan Intrusi Volkanik.
5. Dystrudepts Udepts, di Kabupaten Sarolangun menurunkan
Dystrudepts dan Eutrudepts. Dystrudepts terbentuk dari batu pasir,
batu liat, tuf dasit dan granit. Hampir seluruh wilayah Kabupaten
Sarolangun didominasi oleh tanah Dystrudepts yang setara dengan
Podsolik Coklat Kemerahan. Berdasarkan sifat kimia tanah ini
mempunyai tingkat kesuburan rendah.
6. Eutrudepts, di daerah Kabupaten Sarolangun berkembang dari bahan
alluvium, batu kapur dan batuan volkanik (granit) pada landform
dataran banjir dari sungai bermeander, Peneplain Datar dan
Bergelombang serta Dataran Volkanik Tua.

12
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

7. Endoaquepts adalah Inceptisols yang selalu jenuh air atau sebagian besar
alami tahun-tahun normal jenuh air. Di sepanjang Dataran Banjir
B. Tembesi, B. Merangin, B. Asai dan B. Limun, Endoaquepts
menurunkan Typic Endoaquepts dan di dataran alluvial S. Putih dan
S. Kujung sekitar Desa Bukitsuban, wilayah Kecamatan Air Hitam
menurunkan Fluvaquentic Endaquepts.
8. Typic Endoaquepts, mempunyai penampang tanah dalam tekstur halus
(liat) drainase terhambat. Reaksi tanah sangat masam sampai masam
(pH < 5,5), Berdasarkan karakteristik kimia, Typic Endoaquepts di
Kabupaten Sarolangun tergolong tanah dengan tingkat kesuburan
rendah. Karena posisi geografi yang berada di daerah datar (lereng 0–
3%) dan sumber daya air yang cukup dari B. Tembesi, B. Merangin,
B. Asai dan B. Limun.
9. Fluvaquentic Endoaquepts Mempunyai penampang tanah sangat
dalam, tekstur agak halus (liat berlempung) dan drainase terhambat.
Secara umum Fluvaquentic Endoaquepts mempunyai Typic
Endoaquepts. Hal ini terlihat dari reaksi tanah masam sampai agak
masam (pH 5,4–6,2). Berdasarkan karakteristik kimia, Fluvaquentic
Endoaquepts mempunyai tingkat kesuburan tanah sedang.
Berdasarkan posisi geografi yang berada di daerah datar (lereng 0–
3%), tanah ini potensial untuk padi sawah.
10. Alfisols Alfisols adalah tanah yang sudah cukup berkembang,
ditandai dengan adanya horizon akumulasi liat (argilik). Di daerah
Kabupaten Sarolangun, Alfisols berkembang dari andesit pada
landform Pegunungan Volkan Tua dan batuan sedimen pada landform
Peneplain Berombak. Pada tingkat grup, Alfisols hanya menurunkan
Hapludalfs dan pada tingkat sub grup menghasilkan Humic
Hapludalfs dan Typic Hapludalfs.
11. Oxisols, adalah tanah yang sudah mengalami perkembangan lanjut,
ditandai oleh horizon bawah permukaan oksik, yaitu horizon yang
mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) liat < 16 cmol/kg liat. Di

13
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

daerah Kabupaten Sarolangun Oxisols terbentuk dari batu liat, batu


pasir dan granit. Tanah ini dikenal juga sebagai Podsolik Merah
Kuning (PMK) dan pada tanah-tanah yang warnanya homogeny.
Penyebaran tanah ini terdapat di Kecamatan Mandiangin, Air Hitam,
Pauh, Batang Asai, Sarolangun, Pelawan, Singkut dan Limun.
12. Typic Kandiudox tergolong tanah sangat dalam, drainase baik, tekstur
halus (liat), reaksi tanah sangat masam sampai masam (pH 3,4–5,2),
C-organik rendah di lapisan atas, sangat rendah di lapisan bawah,
demikian juga dengan hara N. Sedang P dan K potensial sangat
rendah dan rendah ketersediaannya. Tanah ini potensial untuk
pengembangan tanaman tahunan/perkebunan.
13. Ultisols, adalah tanah yang sudah mengalami perkembangan lanjut
(tua), dicirikan oleh adanya horizon akumulasiliat (argilik) dan
kejenuhan basa (KB) < 35%. Di Kabupaten Sarolangun Ultisols
terbentuk dari batu liat, batu pasir, tuf dasit dan granit. Tanah jenis ini
terdapat di Kecamatan Mandiangin, Air Hitam, Pauh, Batang Asai,
Pelawan, Singkut, Limun dan Bathin VIII.
14. Hapludults tergolong tanah sangat dalam, drainase baik, tekstur agak
halus (lempung berliat) di lapisan atas dan halus (liat) di lapisan
bawah. Reaksi tanah masam, C-organik sangat rendah, hara tersedia
seperti N sedang di lapisan atas, sangat rendah di lapisan bawah. P
dan K potensial sangat rendah, demikian juga ketersediaannya.
15. Haplohumults tergolong tanah dalam sampai sangat dalam, drainase
baik dan tekstur agak halus (lempung berdebu). Reaksi tanah masam
sampai sangat masam, C-organik tinggi di lapisan atas, sangat rendah di
lapisan bawah. Hara seperti N sedang di lapisan atas, sangat rendah di
lapisan bawah, P potensial sedang di lapisan atas dan sangat rendah di
lapisan bawah, sedangkan ketersediaannya sangat rendah.

14
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

2.1.3 Kondisi Hidrologi Kabupaten Sarolangun


Kemudian untuk keadaan umum hidrologi Kabupaten Sarolangun,
memiliki 4 sungai besar, yaitu Batang Merangin, Batang Tembesi, Batang Asai
dan Batang Limun. Uraian masing-masing sungai tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Batang Merangin berhulu di D. Tujuh melewati Sungai Manau,
Kabupaten Bangko (Ibukota Kab. Merangin) menuju Kabupaten
Sarolangun. Di Kabupaten Sarolangun, Batang Merangin ini
bermuara di Sungai Pelakar dan di Desa Batu Kucing (wilayah
Kecamatan Pauh), yang selanjutnya B. Merangin bermuara ke B.
Tembesi.
b. Batang Tembesi berhulu di G. Masurai (2.935 m) yang merupakan
deretan Pegunungan Bukit Barisan. Dari G. Masurai melewati
jangkat dan Muara Siau terus ke Kabupaten Sarolangun. Di
Kabupaten Sarolangun ke. B. Tembesi bermuara S. Sekamus, S.
Kolang, S. Penarun, S. Selembau dan B. Limun. Setelah melewati
wilayah Kabupaten Sarolangun B. Tembesi terus ke utara menuju
Kabupaten Batanghari.
c. Batang Asai berhulu di G. Gedang (2.447 m), wilayah Kecamatan
Batang Asai. Sungai ini melewati dua wilayah kecamatan, yaitu
Kecamatan Batang dan Kecamatan Limun. Sebelum bermuara ke S.
Limun di Ma. Limun, Sungai B. Asai bermuara ke beberapa sungai,
di antaranya S. Tangkui, S. Kinantan, S. Merandang, S. Melinau, S.
Penetai, S. Pebaik, S. Perambil dan S. Belakang.
d. Batang Limun bermuara ke Muara B. Limun di sekitar Kabupaten
Sarolangun dan selanjutnya ke B. Tembesi. Sungai B. Limun ini
bermuara S. B. Limun, S. Kutur, S. Mensao, S. Mengkadai, Bt.
Rebah, S. Singkut dan S. Jelapang. Untuk mendukung usaha
pertanian di Kecamatan Limun, telah dibangun DAM KUTUR yang
mengairi daerah persawahan di sekitar Kecamatan Limun namun
belum termanfaatkan secara optimal.

15
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

Kabupaten Sarolangun beriklim tropis dengan keadaan iklim ratarata


berkisar antara 230 C sampai dengan 320 C, dengan kelembaban udara rata-
rata 78% dengan curah hujan rata-rata sebesar 260 mm/tahun. Selain itu
Kabupaten Sarolangun terdapat 3 (tiga) macam kawasan lindung yaitu :
1. Kawasan Hutan Lindung
2. Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas.
3. Cagar Alam Durian Luncuk I

2.1.4 Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Sarolangun


Berdasarkan karakteristik struktur ruang menggambarkan bagaimana
pembagian kegiatan di wilayah Kabupaten Sarolangun dengan pembagian
pusat dan sub-pusat. Struktur ini kemudian diterjemahkan/dijabarkan dalam
bentuk pemanfaatan lahan.
Berdasarkan hasil interpretasi citra landsat dilanjutkan dengan verifikasi
lapang, penggunaan lahan Kabupaten Sarolangun dikelompokkan menjadi 10
satuan penggunaan lahan, yaitu sawah, kebun campuran, kebun karet rakyat,
kebun kelapa sawit, belukar, hutan, rumput alang-alang, permukiman dan
genangan.
1. Sawah, penggunaan lahan sawah di daerah Kabupaten Sarolangun
terdiri dari sawah irigasi dan sawah tadah hujan. Sawah irigasi adalah
sawah yang sumber airnya berasal dari air irigasi, baik teknis, setengah
teknis, sederhana maupun irigasi desa/non PU. Sedang sawah tadah
hujan merupakan sawah yang sumber airnya berasal dari air hujan.
Penggunaan lahan ini menyebar sepanjang B. Tembesi dan di wilayah
Kecamatan Batang Asai, yaitu Desa Sungai Baung, Kasiro, Muaro Air
Duo dan sekitar Desa Meribung dan Mersip. Secara keseluruhan
penggunaan lahan sawah adalah 3.819 Ha atau 0,62% dari luas
Kabupaten Sarolangun.
2. Kebun campuran adalah penggunaan lahan yang pengusahaan lahannya
terdiri atas tanaman tahunan dan tanaman semusim. Secara keseluruhan

16
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

luas penggunaan lahan ini mencapai 36.026 Ha atau 5,84% dari luas
Kabupaten Sarolangun.
3. Kebun Karet, potensi perkebunan di Kabupaten Sarolangun cukup
menjanjikan dan pada umumnya adalah perkebunan rakyat. Karet
merupakan komoditas perkebunan utama yang diusahakan masyarakat
di daerah Kabupaten Sarolangun. Berdasarkan interpretasi citra landsat
dilanjutkan verifikasi lapang, penggunaan lahan ini mencapai 80.762
Ha atau 13,08% dari luas Kabupaten Sarolangun. Kebun karet
menyebar luas di Kecamatan Pelawan, Singkut, Bathin VIII, Air Hitam
dan Mandiangin.
4. Kebun kelapa sawit, merupakan tanaman perkebunan kedua setelah
karet. Penggunaan lahan ini menyebar seluas 33.416 Ha atau 5,41%
dari luas kabupaten. Sebagian besar perkebunan kelapa sawit di
Kabupaten Sarolangun adalah perkebunan milik perusahaan, baik
swasta maupun BUMN. Penggunaan lahan ini dapat dijumpai di
Kecamatan Air Hitam, Mandiangin, Sarolangun, Pelawan dan Singkut.
5. Belukar, adalah tutupan lahan yang vegetasinya berupa tanaman perdu
sebagai bentuk suksesi menuju hutan kembali, bertajuk tinggi
bercampur dengan pohon-pohonan berdiameter antara 10-15 cm pada
tahap-tahap pertumbuhan tertentu serta tanaman kelompok perdu
lainnya. Tutupan lahan ini menyebar di seluruh wilayah kecamatan.
Berdasarkan interpretasi citra landsat dilanjutkan dengan verifikasi
lapangan, belukar menempati posisi kedua setelah hutan, yaitu 32,17%
dari luas Kabupaten Sarolangun
6. Hutan, di Kabupaten Sarolangun berdasarkan fungsinya dibedakan atas
hutan produksi, hutan lindung, hutan wisata dan hutan suaka alam serta
hutan konversi. Berdasarkan hasil interpretasi dan verifikasi lapang,
total luas hutan tersebut mencapai 250.325,81 Ha atau 40,54% dari luas
kabupaten.
7. Rumput Alang-alang merupakan lahan terlantar yang ditinggalkan
pengelolanya. Lahan ini umumnya terdapat di Kecamatan Mandiangin.

17
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

Rumput alang-alang ini mencapai luas 2.827 Ha atau 0,48% dari luas
kabupaten.
8. Pemukiman meliputi perkampungan atau perkotaan, setempat di lahan
pekarangan dijumpai tanaman buah-buahan dan tanaman palawija. Luas
pemukiman ini berdasarkan interpretasi citra landsat mencapai 24.016
Ha atau 3,89%.
9. Genangan Lahan tergenang di Kabupaten Sarolangun merupakan lahan
bekas PETI (Penambangan Emas Tanpa Izin) yang dijumpai di wilayah
Kecamatan Bathin VIII dan Limun. Luas genangan ini mencapai 708
Ha atau 0,11% dari luas kabupaten.

2.1.5 Keadaan Demografi Kabupaten Sarolangun


Berdasarkan data dari kantor BPS Kabupaten Sarolangun Tahun 2010
jumlah penduduk Kabupaten Sarolangun sebanyak 246.245 jiwa (125.796 laki-
laki dan 120.449 perempuan), dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar
2,48 % per tahun.
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kabupaten
Sarolangun Tahun 2010

Sumber : BPS Kabupaten Sarolangun

18
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

2.3 Justifikasi Wilayah


Kabupaten Sarolangun merupakan kabupaten yang sedang berkembang di
provinsi jambi baik dalam hal pertumbuhan jumlah penduduk maupun sektor
ekonominya. Semakin meningkatnya jumlah penduduk di kabupaten ini, semakin
tinggi pula jumlah timbunan sampah yang dihasilkan, baik domestik maupun non
domestik. Akan tetapi, TPA eksisting di Kabupaten Sarolangun kini tidak memiliki
kapasitas untuk menampung sampah kota ini, sehingga Kabupaten Sarolangun
membutuhkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah sesuai Undang-Undang
No. 18 tahun 2008 mengharuskan seluruh TPA sampah di Kabupaten Sarolangun
dikelola dengan basis sanitary landfill atau control landfill, sedangkan saat ini
TPA sampah yang dimiliki Kabupaten Sarolangun ini masih dikelola dengan basis
open dumping.
Setelah melakukan tahap penyeleksian dan pemilihan calon TPA ,
didapatkan 3 calon lokasi TPA yaitu Calon lokasi 1 terletak di Kecamatan
Pelawan Desa Lubuk Sepuh, calon lokasi 2 di Kecamatan Pelawan Desa Bukit,
dan calon lokasi 3 terletak di Kecamatan Singkut Desa Bukit Tigo. Gambaran
keadaan dari ketiga kecamatan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Deskripsi Gambaran Umum Calon Lokasi TPA


Calon TPA di Kabupaten Gambaran Umum
Sarolangun, Jambi
LOKASI 1 Calon lokasi 1 ini terletak dalam batas
Provinsi : Jambi administrasi, hak atas tanahnya adalah
Kabupaten : Sarolangun milik lebih dari satu kepemilikan.
Kecamatan : Pelawan Kapasitas lahan diprediksi sekitar 7
Desa : Lubuk Sepuh tahun. Jumlah pemilik lahan 5 kk.
Titik Koordinat : 2°21'15.1"S Partisipasi masyarakat bersifat
102°43'31.7"E digerakkan. Tanah di atas muka air
8
tanah memiliki harga kelulusan 10ˉ
cm/detik. Kedalaman air tanah 35 m
7
dengan kelulusan 10ˉ cm/det. Sistem
aliran air tanah bersifat discharge
area/lokal. Diproyeksikan
Kemungkinan pemanfaatan rendah
dengan batas hidrolis. Tidak adanya
kemungkinan banjir. Tanah penutup
cukup sampai 1/2 umur pakai.
Intensitas hujan rata-rata 250 mm per
19
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

tahun. Jalan menuju lokasi bersifat


datar dengan kondisi baik. Transport
sampah (satu jalan) sekitar 26 menit
dari centroid sampah. Jalan akses ke
calon lokasi TPA yang akan dilalui
oleh truk sampah melalui daerah
pemukiman berkepadatan sedang 200
jiwa/ha dan terletak 200 m dari jalan
umum. Mempunyai dampak sedang
terhadap tata guna tanah sekitar dan
Lahan ini cocok untuk tanaman
keras/perkebunan karena lahan ini
mempunyai sudut lereng 7–140%, peka
terhadap erosi dan batuan di
permukaan tanah maupun di dalam
tanah > 10%. Tidak ada daerah lindung
/ cagar alam disekitarnya dan nilai
habitat yang rendah. Terdapat zona
penyangga yang terbatas serta operasi
penimbunan sampah sedikit terlihat
dari luar.
LOKASI 2 Calon lokasi 2 ini terletak dalam batas
Provinsi : Jambi administrasi, hak atas tanah adalah
Kabupaten : Sarolangun milik pemerintah daerah/pusat.
Kecamatan : Pelawan Kapasitas lahan diprediksi sekitar 9
Desa : Bukit tahun. Jumlah pemilik lahan satu (1)
Titik Koordinat : 2°23'07.2"S kk. Partisipasi masyarakat bersifat
102°42'38.1"E spontan. Tanah di atas muka air tanah
8
memiliki harga kelulusan 10 ˉ
cm/detik. Kedalaman air tanah 40 m
7
dengan kelulusan 10ˉ cm/det. Sistem
aliran air tanah bersifat discharge
area/lokal. Diproyeksikan
kemungkinan pemanfaatan air tanah
rendah dengan batas hidrolis. Tidak
adanya kemungkinan banjir. Tanah
penutup cukup sampai selesai umur
pakai. Intensitas hujan rata-rata 250
mm per tahun. Jalan menuju lokasi
bersifat datar dengan kondisi baik.
Transport sampah (satu jalan) sekitar
28 menit dari centroid sampah. Jalan
akses ke calon lokasi TPA yang akan
dilalui oleh truk sampah tidak melalui
daerah permukiman dan terletak 450 m
pada lalu lintas rendah. Mempunyai

20
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

dampak sedang terhadap tata guna


tanah sekitar dan Lahan ini cocok
untuk tanaman keras/perkebunan
karena lahan ini mempunyai sudut
lereng 7–140%, peka terhadap erosi
dan batuan di permukaan tanah
maupun di dalam tanah > 10%. Tidak
ada daerah lindung / cagar alam
disekitarnya dan nilai habitat yang
rendah. Terdapat zona penyangga serta
operasi penimbunan sampah tidak
terlihat dari luar.
LOKASI 3 Calon lokasi 3 ini terletak dalam batas
Provinsi : Jambi administrasi, hak atas tanah adalah
Kabupaten : Sarolangun milik pemerintah daerah/pusat.
Kecamatan : Singkut Kapasitas lahan diprediksi sekitar 10
Desa : Bukit Tigo tahun. Jumlah pemilik lahan 1 kk.
Titik Koordinat : 2°30'44.3"S Partisipasi masyarakat bersifat
102°43'15.8"E digerakkan. Tanah di atas muka air
5
tanah memiliki harga kelulusan 10ˉ
cm/detik . Kedalaman air tanah 30 m
7
dengan kelulusan 10ˉ cm/det. Sistem
aliran air tanah bersifat recharge area
regional dan lokal. Diproyeksikan
kemungkinan pemanfaatan air tanah
rendah dengan batas hidrolis. Ada
kemungkinan banjir <25 tahunan.
Tanah penutup cukup sampai selesai
umur pakai. Intensitas hujan rata-rata
250 mm per tahun. Jalan menuju lokasi
bersifat naik turun. Transport sampah
(satu jalan) sekitar 50 menit dari
centroid sampah. Jalan akses ke calon
lokasi TPA yang akan dilalui oleh truk
sampah melalui daerah pemukiman
berkepadatan sedang 200 jiwa/ha dan
terletak 350 m pada lalu lintas rendah.
Mempunyai dampak sedikit terhadap
pertanian tanah sekitar dan terindikasi
tidak ada dampak terhadap pertanian
sekitar. Tidak ada daerah lindung /
cagar alam disekitarnya dan nilai
habitat yang rendah. Terdapat zona
penyangga serta operasi penimbunan
tidak terlihat dari luar.

21
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

BAB III
METODE PERENCANAAN

3.1 Metode Pengumpulan Data


Dalam perencanaan Teknis Pengelolaan dan Pemrosesan Akhir Sampah,
diperoleh dua jenis data yaitu data primer dan sekunder. Adapun rincian
pengumpulan datanya yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1 Rincian Pengumpulan Data


No Data Jenis Data Sumber
1 Volume Timbulan Sampah Primer Sampling berdasarkan
Kabupaten Sarolangun SNI 19-3964-1994
Tentang Metode
Pengambilan dan
Pengukuran Contoh
Timmbulan dan
Komposisi Sampah
Perkotaan

2 Pemilihan Calon Lokasi Sekunder 1. Data Rencana Tata


TPA di Kabupaten Ruang Wilayah Kota
Sarolangun Kabupaten Sarolangun
2. Data RPJMD
(Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah)
3. Analisis menggunakan
parameter penyisih
berdasarkan SNI T-
11-1991-03

22
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

No Data Jenis Data Sumber


3 Karakteristik Calon Lokasi
TPA Kabupaten Sarolangun
1. Kemiringan lereng Sekunder Peta Hidrogeologi dari
Bappeda Kabupaten
Sarolangun

2. Jarak terhadap badan air Sekunder Data RPJMD (Rencana


Pembangunan Jangka
Menengah) Kabupaten
Sarolangun

3. Kawasan lindung atau Sekunder Data Rencana Tata Ruang


cagar alam Wilayah Kabupaten
Sarolangun

4. Kawasan budidaya Sekunder Data Rencana Tata Ruang


pertanian dan atau Wilayah Kabupaten
perkebunan Sarolangun

5. Batas administrasi Sekunder Data Rencana Tata Ruang


Wilayah Kabupaten
Sarolangun

6. Jarak TPA ke sumur Primer Survey lokasi terkait


terdekat sebagai sumber
air minum

7. Luas Lahan Sekunder Data RPJMD (Rencana


Pembangunan Jangka
Menengah) Kabupaten
Sarolangun

8. Ketersediaan zona Primer Survey lokasi terkait


penyangga kebisingan
dan bau

23
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

No Data Jenis Data Sumber


9. Permeabilitas tanah Sekunder Data RPJMD (Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah) Kabupaten
Sarolangun

10. Kedalaman muka air Sekunder Peta Hidrogeologi dari


tanah Bappeda Kabupaten
Sarolangun

11. Intensitas hujan Sekunder Data RPJMD (Rencana


Pembangunan Jangka
Menengah) Kabupaten
Sarolangun

12. Bahaya banjir Sekunder 4. Data RPJMD


(Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah)

13. Jalur dan lama Primer Survey lokasi terkait


pengangkutan

3.2 Metode Pengolahan Data


Analisa terhadap permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan
persampahan meliputi :
• Analisa kondisi kota, yaitu tinjauan terhadap aspek topografi kota dalam
hal penentuan metode pengumpulan dan pembuangan
akhir sampah, jaringan jalan dalam hal penentuan rute pengangkutan dan
penentuan lokasi TPA, fasilitas kota dalam hal penentuan urgensi daerah
pelayanan dan besarnya timbulan sampah, demografi dalam hal penentuan
tingkat pelayanan dan timbulan sampah, pendapatan per kapita dalam hal
penentuan kemampuan masyarakat membayar retribusi, APBD dalam hal

24
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

kemampuan daerah mensubsidi anggaran kebersihan dan penentuan tarif


retribusi, dan lain-lain.
• Analisa rencana pengembangan kota, yaitu berkaitan dengan rencana
pengembangan daerah pelayanan, penentuan lokasi TPA, rencana
peruntukan lahan pasca TPA dan lain-lain.
• Analisa kondisi pengelolaan sampah yang ada saat ini, yaitu berkaitan dengan
kemungkinan peningkatan institusi pengelola sampah minimal dalam hal
operasionalisasi struktur organisasi, peningkatan profesionalisasi SDM,
peningkatan pelayanan yang aplikatif dalam periode perencanaan,
peningkatan metode operasi penanganan sampah dari sumber sampai TPA
yang terjangkau dan tidak mencemari lingkungan, peningkatan retribusi agar
dapat mencapai cost recovery, peningkatan PSM agar secara bertahap dapat
melaksanakan minimalisasi sampah/ 3 R, kemungkinan peningkatan peran
swasta dalam pengelolaan sampah dan lain-lain. Analisa dapat dilakukan
dengan berbagai metode seperti pendekatan sistem input/ output, analisa
hubungan sebab akibat, analisa SWOT, analisa deskripsi dan metode lain
yang disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam analisa tersebut juga
diproyeksikan jumlah penduduk yang akan mendapatkan pelayanan termasuk
proyeksi timbulan sampah selama masa perencanaan.

3.3 Kriteria Desain


Dalam perencanaan Teknis Pengelolaan Pemrosesan Akhir, terdapat beberapa
kiteria desain yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kriteria Desain TPA


No Parameter Kriteria Sumber
1 Waktu Operasi ≥ 10 tahun
Kepmen PU
2 Tidak boleh
berlokasi di zona No.125/KPTS/1991
Holocene fault

25
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

No Parameter Kriteria Sumber


3 Tidak boleh di zona
bahaya geologi

4 Muka air tanah ≥ 3 meter


5 Kelulusan tanah -6
≤ 10 cm/det
>100 meter
Jarak terhadap
6 >200 meter Tchobanoglous,
sumber air minum Theisen, dan Vigil
(1993)

7 Kemiringan zona <20%


8 Jarak dari lapangan >3000 meter
terbang (penerbangan turbo jet)
>1500 meter
(penerbangan jenis lain
Kepmen PU
9 Daerah Tidak boleh pada
lindung/cagar alam daerah lindung/cagar No.125/KPTS/1991
alam

10 Daerah banjir Tidak boleh pada


daerah banjir pada
periode ulang 25 tahun

11 Kondisi formasi K<106 Lampiran III Permen


batuan PU tentang
Penyelenggaraan
Prasarana dan Sarana
Persampahan dalam
Penanganan Sampah
Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis
Rumah Tangga.

26
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

No Parameter Kriteria Sumber


12 Jarak lokasi TPA 5 – 15 km Tchobanoglous,
dengan sumber Theisen, dan Vigil
sampah (1993)

13 Jarak dari tempat 2 km Tchobanoglous,


pemukiman
Theisen, dan Vigil
penduduk
(1993)
14 Jarak dari laut 15 km
Fasilitas Dasar
1 Jalan Masuk a. Dapat dilalui Lampiran III Permen
kendaraan truk PU tentang
sampah dari 2 arah Penyelenggaraan
b. Lebar jalan 8 m Prasarana dan Sarana
c. Kemiringan Persampahan dalam
permukaan jalan 2- Penanganan Sampah
3% ke aras saluran Rumah Tangga dan
drainasi Sampah Sejenis
d. Tipe jalan kelas 3 Rumah Tangga.

Fasilitas Perlindungan Lingkungan


1 Lapisan Dasar TPA
a. Permealibitas < 10
-6

b. Pelapis dasar a. Tanah lempung


kedap air yang dipadatkan
(30 cm x 2) atau
b. Geomembran
setebal 1,5 – 2 mm

c. Kemiringan 2% kea rah saluran


saluran pipa pengumpul
pengumpul lindi maupun penampun
pada dasar TPA lindi.

27
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

No Parameter Kriteria Sumber


2 Pengumpun dan
Pengolahan Lindi

a. Kemiringan 2%
saluran
pengumpul
Lampiran III Permen
b. Diameter 3 mm
PU tentang
c. Kecepatan 0,6-3 m/det
pengaliran Penyelenggaraan
Prasarana dan Sarana
3 Penutup Tanah
Persampahan dalam
a. Penutup tanah 10-15 cm
harian Penanganan Sampah
Rumah Tangga dan
b. Penutup antara 30-40 cm
Sampah Sejenis
c. Penutup tanah 50-100 cm
akhir Rumah Tangga.

d. Gradien ≤30
0

kemiringan
4 Daerah penyangga
a. Kerapatan 2-5 m
pohon

5 Sumur Uji
a. Kedalaman 20-25 m
sumur uji

b. Luas 1m
2

6 Fasilitas Penunjang
1. Jembatan
Timbang
a. Beban yang Min 5 ton
dapat ditahan

28
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

No Parameter Kriteria Sumber


b. Lebar jembatan
timbang

7 Sel
a. Lebar sel 10-30 ft
2,4384 – 3,6576 m

b. Tebal tiap 0,5 – 0,6 m


lapisan antara

c. Ketinggian sel 2-3,5 m


d. Variasi Lebar 3 – 30 m
Tchobanoglous,
e. Tebal tanah 15 – 30 cm
penutup Theisen, dan Vigil
(1993)
f. Slope 2:1–3:1
g. Kemiringan 3-6 %
muka tanah
penutup

h. Kemiringan 4%
muka tanah
penutup tipikal

8 Lapisan Caping
a. Geotekstile 2
300 gr/m , tebal 1,5 Lampiran III Permen
nonwoven mm PU tentang
Penyelenggaraan
Prasarana dan Sarana
Persampahan dalam
Penanganan Sampah
Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis
Rumah Tangga.

29
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

BAB IV
HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISIS

4.1 Perhitungan Penentuan Lokasi TPA dengan Metode Scoring


Penentuan lokasi TPA dengan menggunakan metode scorring sesuai kriteria
berdasarkan perhitungan menurut SNI Pemilihan Lokasi TPA (T-11-1991-03 / 03-
3241-1994) Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah.
Perhitungan ini dilakukan pada 3 calon lokasi antara lain adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Scoring Lokasi TPA di Kabupaten Sarolangun
No Parameter Bobot Lokasi
1 2 3
I UMUM
1 Batas Administrasi 5
dalam batas Administrasi 10 50 50 50
diluar batas administrasi tetapi dalam satu sistem 1
pengelolaan TPA sampah terpadu
diluar batas administrasi dan diluar sistem 1
pengelolaan TPA sampah terpadu
diluar batas administrasi 1

2 Pemilih Hak Tanah 3


Pemerintah daerah/pusat 10 30 30
pribadi (satu) 7
swasta/perusahaan (satu) 5
lebih dari satu pemilik hak dan atau status 3 9
organisasi sosial/agama 1

3 Kapasitas Lahan 5
> 10 tahun 10
5 tahun - 10 tahun 8 40 40 40
3 tahun - 5 tahun 5
kurang dari 3 tahun 1

4 Jumlah Pemilik Tanah 3


satu (1) kk 10 30 30
2 -3 kk 7
4 -5 KK 5 15
6 - 10 kk 5
lenih dari 10 kk 1

5 Partisipasi Masyarakat 3
spontan 10 30
digerakan 5 15 15
negoisasi 1

30
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

II Lingkungan Fisik
1 Tanah (diatas muka air tanah) 5
harga kelulusan <10-9 cm/det 10
harga kelulusan <10-9 cm/det - 10-6 cm/det 7 35 35
harga kelulusan >10-6 cm/det (Tolak/kecuali adan
masukan teknologi) 0

2 Air Tanah 5
>=10 m dengan kelulusan <10-6 cm/det 10 50 50 50
< 10 m dengan kelulusan <10-6 cm/det 8
>= 10 m dengan kelulusan 10-6 cm/det - 10-4 cm/det 3
< 10 m dengan kelulusan 10-6 cm/det - 10-4 cm/det 1

3 Sistem Aliran Air Tanah 3


discharge area/lokal 10 30 30
recharge area dan discharge area lokal 5 15
recharge area regional dan lokal 1

4 Kaitan Dengan Pemanfaatan Air Tanah 3


kemungkinan pemanfaatan rendah dengan batas
hidrolis 10 30 30 30
diproyeksikan untuk dimanfaatkan dengan batas
hidrolis 5
diproyeksikan untuk dimanfaatkan tanpa batas
hidrolis 1

5 Bahaya Banjir 2
tidak ada bahaya banjir 10 20 20
kemungkinan banjir > 25 tahunan 5
kemungkinan banjir < 25 tahunan (tolak, kecuali ada
masukan teknologi) 0

6 Tanah Penutup 4
tanah penutup cukup 10 40 40
tanah penutup cukup sampai 1/2 umur pakai 5 20
tanah penutup tidak ada 1

7 Intensitas Hujan 3
dibawah 500 mm per tahun 10 30 30 30
dantara 500 mm - 1000 mm per tahun 5
diatas 1000 m per tahun 1

8 Jalan Menuju Lokasi 5


datar dengan kondisi baik 10 50 50
datar dengan kondisi buruk 5
naik/turun 1 5

9 Trasnport sampah (satu jalan) 5


kurang dari 1,5 menit dari centroid sampah 10
antara 16 menit - 30 menit dari centroid sampah 8 40 40
antara 31 menit - 60 menit dari centroid sampah 3 15
lebih dari 60 menit dari centroid sampah 1

10 Jalan Masuk 4
truk sampah tidak melalui daerah pemukiman 10 40
truk sampah melalui daerah pemukiman 5
berkepadatan sedang (<= 300 jiwa/ha) 20 20
truk sampah melalui daerah pemukiman 1
berkepadatan tinggi (> 300 jiwa/ha)
31
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

11 Lalu Lintas 3
terletak 500 m dari jalan umum 10
terletak < 500 m pada lalu lintas rendah 8 24 24
terletak < 500 m pada lalu lintas sedang 3 9
terletak pada lalu lintas tinggi 1

12 Tata Guna Lahan 5


mempunyai dampak sedikit terhadap tata guna 10
tanah sekitar 50
mempunyai dampak sedang terhadap tata guna 5
tanah sekitar 25 25
mempunyai dampak besar terhadap tata guna tanah 1
sekitar

13 Pertanian 3
berlokasi di lahan tidak produktif 10
tidak ada dampak terhadap pertanian sekitar 5 15
terdapat pengaruh negatif terhadap pertanian 1
sekitar 3 3
berlokasi di tanah pertanian produktif 1

14 Daerah lindung / cagar alam 2


tidak ada daerah lindung/cagar alam di sekitarnya 10 20 20 20
terdapat daerah lindung / cagar alam di sekitarnya 1
yang tidak terkena dampak negatif
terdapat daerah lindung / cagar alam di sekitarnya 1
yang terkena dampak negatif

15 Biologis 3
nilai habitat yang rendah 10 30 30 30
nilai habitat yang tinggi 5
habitat kritis 1

16 Kebisingan dan bau 2


terdapat zona penyangga 10 20 20 20
terdapat zona penyangga yang terbatas 5
tidak terdapat penyangga 1

17 Estetika 3
operasi penimbunan tidak terlihat dari luar 10 30 30
operasi penimbunan sedikit terlihat dari luar 5 15
operasi penimbunan terlihat dari luar 1
TOTAL 576 697 559
Persentase % 68 86 66

32
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

4.2 Perhitungan Penentuan Lokasi TPA dengan Metode Le Grand


Tabel 4.2 Penentuan Lokasi TPA Berdasarkan Metode Le Grand
Parameter Calon 1 Nilai Calon 2 Nilai Calon 3 Nilai
Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Pelawan Pelawan Singkut
Desa Lubuk Desa Bukit Desa Bukit
Sepuh Tigo
Jarak TPA ke
sumur terdekat 176,75 m 3 632,77 m 2 17,95 m 8
sebagai sumber air dibagian hulu dibagian hulu dibagian hilir
minum
Golongan Perikanan Perikanan Perikanan
Peruntukan Sungai Tangkapan Tangkapan Tangkapan
Kedalaman Muka 10 m 4 30 m 1 20 m 2
air
Gradient Muka Air 2% 2 2% 2 6% 5
Jenis Tanah Lempung Lempung Lempung
Tebal Tanah 9m 1 16 m 0 6m 6
Batuan Dasar Impermeabel Impermeabel Semipermeabel
Tingkat B - B - B -
Keakuratan data
Sumber air sekitar W dan S - W - W -
lokasi
Informasi
tambahan tentang - - F -
calon lokasi
Jumlah 8 8 21
Tabel 4.3 Penentuan Lokasi TPA Berdasarkan Metode Le Grand

Calon Jenis Akuifer Nilai Jenis Limbah


PAR
Kecamatan Pelawan, Desa Highly Fracture 14,4 Landfill Kota
Lubuk Sepuh (Akuifer Sensitif)
Kecamatan Pelawan, Desa Highly Fracture 14,4 Landfill Kota
Bukit (Akuifer Sensitif)
Kecamatan Singkut, Desa Highly Fracture 14,4 Landfill Kota
Bukit Tigo (Akuifer Sensitif)

33
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

Tabel 4.4 Penentuan Lokasi TPA Berdasarkan Metode Le Grand


Calon Nilai TOTAL Kemungkinan Drajat NILAI
Total Jarak Muka Gradien Permeabilitas Pencemar Pencemar
nilai Air
Tanah
Kec. Pelawan, 10 3 4 2 1 -7 Sulit Cenderung B
Desa Lubuk 14 4 terkategori terima
Sepuh -4 -3
Kec. Pelawan, 5 2 1 2 0 -13 Sangat Kecil Kemungkinan A
Desa Bukit Terima
14 4
-9 -4
Kec. Singkut, 21 8 2 5 6 9 Sangat Hampir pasti E
Desa Bukit mungkin tolak
Tigo 14 4
7 2

4.3 Perhitungan Kebutuhan Lahan TPA


Dalam merencanakan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah pada suatu kota, tentunya perlu diketahui luas lahan yang dibutuhkan
untuk TPA kota tersebut. Hal ini diperlukan agar, luas lahan TPA yang dibagung mampu menampung atau memproses sampah di kota
tersebut. Kebutuhan luas lahan TPA dihitung untuk tiap tahun hingga tahun perencanaan (tahun 2026). Untuk menghitung kebutuhan
lahan TPA tersebut maka dilakukan tahap-tahap perhitungan sebagai berikut :
1. Mengetahui total timbunan sampah.
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

Total Sampah yang ditimbun

2. Mengetahui total timbulan sampah dengan faktor pemadatan.


Total timbulan sampah dengan faktor pemadatan dapat dihitung
menggunakan rumus berikut :

Timbulan sampah = ( )
Faktor Pemadatan Truk/Faktor Pemadatan TP

Dengan nilai faktor pemadatan truk dan TPA sebagai berikut :

Faktor Pemadatan
Truk 0.3
TPA 0.6

3. Menghitung kebutuhan tanah penutup


Setelah diketahui jumlah timbulan sampah dengan faktor pemadatan,
dilakukan perhitungan kebutuhan tanah penutup. Dalam perencanaan ini,
tanah penutup yang dibutuhkan yaitu sebanyak 20% dari timbulan
sampah, maka kebutuhan tanah penutup dihitung dengan rumus sebagai
berikut :

Kebutuhan tanah penutup = 20% × Timbulan sampah

4. Menghitung kebutuhan lahan landfill tahunan dan akumulasi


Kemudian, dilakukan perhitungan untuk mengetahui kebutuhan lahan
landfill tiap tahunnya. Kebutuhan lahan landfill dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :

2
Kebutuhan lahan landfill (m ) = (( ℎ + ℎ ℎ ) )

Dimana :
• Faktor koreksi = 0.7
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

• Ketinggian timbunan dari dasar landfill = 15 m


Setelah itu, dihitung akumulasi kebutuhan lahan landfill hingga tahun
2026 dengan cara :
2
Kebutuhan lahan landfill (m ) = Kebutuhan landfill tahun X+ akumulasi
kebutuhan landfill tahun berikutnya

5. Menghitung kebutuhan luas lahan TPA tahunan


Kemudian dilakukan perhitungan kebutuhan luas lahan TPA tahunan
dimana luas lahan TPA yaitu sebesar 120% lahan landfill maka,
kebutuhan luas lahan TPA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
2
Kebutuhan lahan TPA tahunan (m ) = Kebutuhan landfill tahunan × 120%

6. Menghitung akumulasi luas lahan TPA


Setelah dilakukan perhitungan kebutuhan lahan TPA tahunan, dilakukan
perhitungan kebutuhan luas lahan akumulasi TPA yaitu dengan rumus
sebagai berikut :

Kebutuhan lahan TPA tahunan (Ha)) = Kebutuhan landfill tahunan/10000

Kebutuhan lahan TPA (Ha) = Kebutuhan TPA tahun X + akumulasi


kebutuhan TPA tahun (X-1)

Dari keenam langkah tersebut maka didapat kebutuhan luas lahan TPA
hingga akhir tahun perencanaan (2026). Luas lahan TPA yang dibutuhkan di
Kabupaten Sarolangun dapat dilihat pada tabel 4.5

36
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

Tabel 4.5 Perhitungan Luas Lahan TPA


SATUAN TAHUN
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Individual Langsung m³/hari
(Dump Truk) 23,93 25,79 29,45 32,47 36,16 39,34 42,83 47,01 50,00 54,73 58,39
Komunal Langsung (Arm m³/hari
Roll Truk) 6,68 7,20 8,22 9,06 10,09 10,98 11,95 13,12 13,95 15,27 16,29
Dikumpulkan dari TPS ke m³/hari 19,64 21,16 24,16 26,43 29,17 31,43 34,29 37,66 40,05 43,78 46,60
TPA (Dump Truck)
TOTAL TIMBULAN SAMPAH m³/hari 43,57 46,94 53,62 58,90 65,32 70,77 77,12 84,67 90,05 98,52 104,99
TPA (DUMP TRUCK)

Densitas (Dump Truck) m³/hari 21,79 23,47 26,81 29,45 32,66 35,38 38,56 42,33 45,02 49,26 52,49
TOTAL TIMBULAN SAMPAH m³/hari 6,68 7,20 8,22 9,06 10,09 10,98 11,95 13,12 13,95 15,27 16,29

TPA (ARM ROLL TRUCK)

Densitas (Arm Roll Truck) m³/hari 1,67 1,80 2,05 2,27 2,52 2,74 2,99 3,28 3,49 3,82 4,07
TOTAL TIMBULAN m³/hari 23,46 25,27 28,86 31,72 35,18 38,13 41,55 45,61 48,51 53,08 56,57
SAMPAH DI TPA m³/Tahun 8561 9224 10535 11576 12842 13917 15165 16649 17707 19373 20647
Kebutuhan Tanah Penutup m³/Tahun 1712,22 1844,80 2106,96 2315,21 2568,41 2783,38 3032,98 3329,78 3541,47 3874,69 4129,40

Luas Landfill m2 479,42 516,55 589,95 648,26 719,15 779,35 849,23 932,34 991,61 1084,91 1156,23
m2 575,30 619,85 707,94 777,91 862,99 935,21 1019,08 1118,81 1189,94 1301,89 1387,48
Luas TPA Ha 0,0575 0,0620 0,0708 0,0778 0,0863 0,0935 0,1019 0,1119 0,1190 0,1302 0,1387
Akumulasi 0,0575 0,1195 0,1903 0,2681 0,3544 0,4479 0,5498 0,6617 0,7807 0,9109 1,0496

37
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

4.4 Perhitungan Timbulan Sampah Berdasarkan Komposisi Sampah


Berdasarkan jenisnya, sampah dibagi menjadi sampah Organik dan Non
Organik dimana jenis sampah organik terdiri dari sampah cepat terurai dan
sampah sulit terurai. Jenis sampah tersebut memiliki komposisi dan persentase
yang berbeda. Komposisi sampah dan persentasenya dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Komposisi Sampah


JENIS SAMPAH PERSENTASE (%)
*Organik
Cepat Terurai
1. Sisa Makanan 50,58%
2. Kertas 12,48%
Sulit Terurai
1. Plastik 18,58%
2. Kayu/halaman 8,62%
3. Kain/Tekstil 0,88%
4. Karet 0,96%
*Non-Organik
1. Logam 3,28%
2. Kaca/gelas 4,54%
3. B3 0,08%
TOTAL 100%

Untuk mengetahui volume sampah berdasar kan komposisinya, maka


dilakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut :

Volume sampah di TPA berdasarkan komposisinya (m3/hari) = timbulan


sampah dengan faktor pemadatan × Persentase komposisi sampah

Rumus di atas digunakan untuk setiap tahun perencanaan (2016-2026) dan


setiap jenis komposisi sampah. Setelah dilakukan perhitungan tersebut, maka
didapatkan volume sampah di TPA pada Kabupaten Sarolangun untuk tahun 2016-
2026 yang dapat dilihat pada tabel 4.7

38
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

Tabel 4.7 Perhitungan Volume Sampah di TPA Berdasarkan Komposisi Sampah


JENIS SAMPAH PERSENTASE (%) SATUAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

*Organik
Cepat Terurai
1. Sisa Makanan 50,58% m³/hari 11,86 12,78 14,60 16,04 17,8 19,3 21,0 23,1 24,5 26,8 28,61
2. Kertas 12,48% m³/hari 2,93 3,15 3,60 3,96 4,39 4,76 5,19 5,69 6,05 6,62 7,06
Sulit Terurai
1. Plastik 18,58% m³/hari 4,36 4,70 5,36 5,89 6,54 7,08 7,72 8,47 9,01 9,86 10,51
2. Kayu/halaman 8,62% m³/hari 2,02 2,18 2,49 2,73 3,03 3,29 3,58 3,93 4,18 4,58 4,88
3. Kain/Tekstil 0,88% m³/hari 0,21 0,22 0,25 0,28 0,31 0,34 0,37 0,40 0,43 0,47 0,50
4. Karet 0,96% m³/hari 0,23 0,24 0,28 0,30 0,34 0,37 0,40 0,44 0,47 0,51 0,54
*Non-Organik
1. Logam 3,28% m³/hari 0,77 0,83 0,95 1,04 1,15 1,25 1,36 1,50 1,59 1,74 1,86
2. Kaca/gelas 4,54% m³/hari 1,06 1,15 1,31 1,44 1,60 1,73 1,89 2,07 2,20 2,41 2,57
3. B3 0,08% m³/hari 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03 0,03 0,03 0,04 0,04 0,04 0,05
TOTAL 100% m³/hari 23,46 25,27 28,86 31,72 35,18 38,13 41,55 45,61 48,51 53,08 56,57

39
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

Data Volume sampah tersebut kemudian dikalikan dengan densitas pada tiap-tiap
komponen sampah dengan nilai densitas seperti pada tabel 4.8

Tabel 4.8 Nilai Densitas pada Komposisi Sampah


JENIS SAMPAH KOMPONEN SAMPAH DENSITAS
*Organik Cepat Terurai 1. Sisa Makanan 290
2. Kertas 88
*Organik Sulit Terurai 1. Plastik 65
2. Kayu/halaman 100
3. Kain/Tekstil 65
4. Karet 130
*Non-Organik 1. Logam 520
2. Kaca/gelas 195
3. B3 195

Dari tabel diatas maka dihitung berat sampah di TPA dengan rumus sebagai
berikut :

Berat sampah di TPA (kg/hari) = Volume sampah di TPA berdasarkan


komposisinya (m3/hari) × densitas (kg/l)

Setelah melakukan perhitungan di atas, maka didapat data berat sampah


Kabupaten Sarolangun di TPA setiap tahunnya yang dapat dilihat pada tabel
4.9

40
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

Tabel 4.9 Berat Sampah (kg/hari) di TPA Kabupaten Sarolangun


KOMPONEN SAMPAH SATUAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
JENIS SAMPAH DENSITAS
*Organik Cepat Terurai 1. Sisa Makanan 290 Kg/m³ 3440,43 3706,84 4233,60 4652,05 5160,81 5592,75 6094,30 6690,66 7116,03 7785,57 8297,37
88 Kg/m³ 257,59 277,54 316,98 348,31 386,40 418,74 456,29 500,94 532,79 582,92 621,24
2. Kertas
*Organik Sulit Terurai 1. Plastik 65 Kg/m³ 283,27 305,20 348,57 383,02 424,91 460,48 501,77 550,87 585,90 641,02 683,16

2. Kayu/halaman 100 Kg/m³ 202,18 217,84 248,79 273,39 303,28 328,67 358,14 393,19 418,19 457,53 487,61
65 14,46 16,51 18,14 20,13 21,81 23,77 26,09 27,75 30,36 32,36
3. Kain/Tekstil Kg/m³ 13,42
130 Kg/m³ 29,27 31,54 36,02 39,58 43,91 47,58 51,85 56,93 60,54 66,24 70,60
4. Karet
520 400,05 431,03 492,28 540,93 600,09 650,32 708,64 777,98 827,44 905,30 964,81
*Non-Organik 1. Logam Kg/m³
195 Kg/m³ 207,65 223,73 255,52 280,77 311,48 337,55 367,82 403,82 429,49 469,90 500,79
2. Kaca/gelas
195 3,66 3,94 4,50 4,95 5,49 8,28 8,82
3. B3 Kg/m³ 5,95 6,48 7,12 7,57

41
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

4.5 Perhitungan Produksi Gas Landfill


Perhitungan ini merupakan perhitungan untuk karakteristik kimia yang
meliputi Proximate analysis (kadar air, volatile matter, fixed carbon, dan
non cumbustible) ultimate analysis (kadar karbon, hydrogen, oksigen,
nitrogen, sulfur, ash) dan kandungan energi (Tchobanoglous, 1993).
1. Proximate Analysis
Perekiraan analisis untuk komponen-komponen sampah meliputi uji :
0
a) Moisture yaitu hilangnya uap air ketika dipanaskan sampai 105 C
dalam 1 jam.
b) Volatile combustible matter merupakan tambahan kehilangan berat
0
pada pembakaran di suhu 950 C dalam wadah tertutup
c) Fixed carbon adalah sisa/residu pembakaran yang tersisa setelah
bahan yang menguap dihilangkan.
d) Abu yaitu berat residu setelah pembakaran dalam wadah terbuka.
Persentase dari tiap-tiap pengujian tersebut sesuai dengan jenis sampahnya
dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Persentase Parameter Uji Proximate Analysis


Jenis Sampah Komponen Carbon Hydrogen Oxygen Nitrogen Sulfur Ash
Organik Cepat Sisa Makanan 48,0% 6,4% 37,6% 2,6% 0,4% 5,0%
Terurai Kertas 43,4% 5,8% 44,3% 0,3% 0,2% 6,0%
Plastik 60,0% 7,2% 22,8% 0,0% 0,0% 10,0%
Organik Sulit Kayu Halaman 46,0% 6,0% 38,0% 3,4% 0,3% 6,3%
Terurai Kain/Tekstil 48,0% 6,4% 40,0% 2,2% 0,2% 3,2%
Karet 69,7% 8,7% 0,0% 0,0% 1,6% 20,0%
Logam 4,5% 0,6% 4,3% 0,1% 0,0% 90,5%
Non Organik Kaca/gelas 0,5% 0,1% 0,4% 0,1% 0,0% 98,9%
B3 24,3% 3,0% 4,0% 0,5% 0,2% 68,0%

Dari data pada tabel 4.10 di atas, maka dilakukan perhitungan dengan
mengalikan volume sampah di TPA dengan persentase pada komponen yang akan
di uji sesuai dengan jenis sampah dan parameter ujinya. Hasil perhitungan
proximate analysis pada Kabupaten Sarolangun dapat dilihat pada tabel 4.11

42
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

Tabel 4.11 Hasil Uji Proximate Analysis


KADAR AIR
Jenis Sampah Komponen Kadar Air Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 TOTAL
Organik Cepat Sisa Makanan 70,0% kg 2408,30 2594,79 2963,52 3256,44 3612,57 3914,93 4266,01 4683,47 4981,22 5449,90 5808,16 43939,30
Terurai Kertas 10,2% kg 26,27 28,31 32,33 35,53 39,41 42,71 46,54 51,10 54,34 59,46 63,37 479,38
Plastik 0,2% kg 0,57 0,61 0,70 0,77 0,85 0,92 1,00 1,10 1,17 1,28 1,37 10,34
Organik Sulit Kayu Halaman 60,0% kg 121,31 130,70 149,28 164,03 181,97 197,20 214,88 235,91 250,91 274,52 292,56 2213,28
Terurai Kain/Tekstil 10,0% kg 1,34 1,45 1,65 1,81 2,01 2,18 2,38 2,61 2,77 3,04 3,24 24,48
Karet 1,2% kg 0,35 0,38 0,43 0,47 0,53 0,57 0,62 0,68 0,73 0,79 0,85 6,41
Logam 5,0% kg 20,00 21,55 24,61 27,05 30,00 32,52 35,43 38,90 41,37 45,26 48,24 364,94
Non Organik Kaca/gelas 2,0% kg 4,15 4,47 5,11 5,62 6,23 6,75 7,36 8,08 8,59 9,40 10,02 75,77
B3 3,2% kg 0,12 0,13 0,14 0,16 0,18 0,19 0,21 0,23 0,24 0,26 0,28 2,14
VOLATILE MATTER
Jenis Sampah Komponen Volatile Matter Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 TOTAL
Organik Cepat Sisa Makanan 21,4% kg 736,25 793,26 905,99 995,54 1104,41 1196,85 1304,18 1431,80 1522,83 1666,11 1775,64 13432,87
Terurai Kertas 75,9% kg 195,51 210,65 240,59 264,37 293,28 317,82 346,33 380,22 404,39 442,44 471,52 3567,12
Plastik 95,8% kg 271,37 292,38 333,93 366,94 407,07 441,14 480,70 527,74 561,29 614,10 654,47 4951,11
Organik Sulit Kayu Halaman 30,0% kg 60,65 65,35 74,64 82,02 90,98 98,60 107,44 117,96 125,46 137,26 146,28 1106,64
Terurai Kain/Tekstil 66,0% kg 8,85 9,54 10,90 11,97 13,28 14,39 15,69 17,22 18,31 20,04 21,36 161,55
Karet 83,9% kg 24,56 26,46 30,22 33,21 36,84 39,92 43,50 47,76 50,80 55,58 59,23 448,08
Logam 0,0% kg 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Non Organik Kaca/gelas 0,0% kg 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
B3 20,5% kg 0,75 0,81 0,92 1,01 1,13 1,22 1,33 1,46 1,55 1,70 1,81 13,69

43
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

FIXED CARBON
Jenis Sampah Komponen Fixed Carbon Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 TOTAL
Organik Cepat Sisa Makanan 3,6% kg 123,86 133,45 152,41 167,47 185,79 201,34 219,39 240,86 256,18 280,28 298,71 2259,74
Terurai Kertas 8,4% kg 21,64 23,31 26,63 29,26 32,46 35,17 38,33 42,08 44,75 48,97 52,18 394,78
Plastik 2,0% kg 5,67 6,10 6,97 7,66 8,50 9,21 10,04 11,02 11,72 12,82 13,66 103,36
Organik Sulit Kayu Halaman 9,5% kg 19,21 20,69 23,64 25,97 28,81 31,22 34,02 37,35 39,73 43,47 46,32 350,44
Terurai Kain/Tekstil 17,5% kg 2,35 2,53 2,89 3,17 3,52 3,82 4,16 4,57 4,86 5,31 5,66 42,84
Karet 4,9% kg 1,43 1,55 1,76 1,94 2,15 2,33 2,54 2,79 2,97 3,25 3,46 26,17
Logam 0,0% kg 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Non Organik Kaca/gelas 0,0% kg 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
B3 6,3% kg 0,23 0,25 0,28 0,31 0,35 0,37 0,41 0,45 0,48 0,52 0,56 4,21
NON CUMBUSTIBLE
Jenis Sampah Komponen Non Cumbustible Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 TOTAL
Organik Cepat Sisa Makanan 5,0% kg 172,02 185,34 211,68 232,60 258,04 279,64 304,71 334,53 355,80 389,28 414,87 3138,52
Terurai Kertas 5,4% kg 13,91 14,99 17,12 18,81 20,87 22,61 24,64 27,05 28,77 31,48 33,55 253,79
Plastik 2,0% kg 5,67 6,10 6,97 7,66 8,50 9,21 10,04 11,02 11,72 12,82 13,66 103,36
Organik Sulit Kayu Halaman 0,5% kg 1,01 1,09 1,24 1,37 1,52 1,64 1,79 1,97 2,09 2,29 2,44 18,44
Terurai Kain/Tekstil 6,5% kg 0,87 0,94 1,07 1,18 1,31 1,42 1,54 1,70 1,80 1,97 2,10 15,91
Karet 9,9% kg 2,90 3,12 3,57 3,92 4,35 4,71 5,13 5,64 5,99 6,56 6,99 52,87
Logam 95,0% kg 380,05 409,48 467,66 513,89 570,09 617,80 673,21 739,08 786,07 860,03 916,57 6933,92
Non Organik Kaca/gelas 98,0% kg 203,49 219,25 250,41 275,16 305,25 330,80 360,47 395,74 420,90 460,50 490,77 3712,74
B3 70,0% kg 2,56 2,76 3,15 3,46 3,84 4,16 4,54 4,98 5,30 5,80 6,18 46,73

44
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

2. Menghitung Ultimate Analysis


Analisis ultimate dari komponen sampah terdiri dari penentuan persentase
C (karbon), H (hydrogen), O (oksigen), N (nitrogen), S (belerang), dan abu.
Hasil analisis ultimate ini digunakan untuk mengkarakterisasi komposisi
kimia dari mineral organik sampah. Persen berat pada tiap-tiap komponen
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12

Tabel 4.12 Persen Berat Ultimate Analysis


Jenis Sampah Komponen Carbon Hydrogen Oxygen Nitrogen Sulfur Ash
Organik Cepat Sisa Makanan 48,0% 6,4% 37,6% 2,6% 0,4% 5,0%
Terurai Kertas 43,4% 5,8% 44,3% 0,3% 0,2% 6,0%
Plastik 60,0% 7,2% 22,8% 0,0% 0,0% 10,0%
Organik Sulit Kayu Halaman 46,0% 6,0% 38,0% 3,4% 0,3% 6,3%
Terurai Kain/Tekstil 48,0% 6,4% 40,0% 2,2% 0,2% 3,2%
Karet 69,7% 8,7% 0,0% 0,0% 1,6% 20,0%
Logam 4,5% 0,6% 4,3% 0,1% 0,0% 90,5%
Non Organik Kaca/gelas 0,5% 0,1% 0,4% 0,1% 0,0% 98,9%
B3 24,3% 3,0% 4,0% 0,5% 0,2% 68,0%

Untuk mencari nilai proximate analysis, maka digunakan rumus sebagai


berikut :

Berat kering = Berat Sampah - Kadar Air pada Analisi


Proximate

Untuk menghitung tiap parameter uji, dapat menggunakan rumus:

Komposisi = Berat Kering x % Parameter

Dari rumus di atas maka didapatkan hasil perhitungan berat kering dan
ultimate analysis pada Kabupaten Sarolangun pada tabel 4.13 dan 4.14

45
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Berat Kering


BERAT KERING
Jenis Sampah Komponen Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 TOTAL
Organik Cepat Sisa Makanan kg 1032,13 1112,05 1270,08 1395,62 1548,24 1677,83 1828,29 2007,20 2134,81 2335,67 2489,21 18831,13
Terurai Kertas kg 231,32 249,23 284,65 312,78 346,99 376,03 409,75 449,85 478,45 523,46 557,88 4220,38
Plastik kg 282,70 304,59 347,87 382,26 424,06 459,56 500,77 549,77 584,72 639,74 681,79 5157,84
Organik Sulit Kayu Halaman kg 80,87 87,14 99,52 109,35 121,31 131,47 143,26 157,27 167,27 183,01 195,04 1475,52
Terurai Kain/Tekstil kg 12,07 13,01 14,86 16,33 18,11 19,63 21,39 23,48 24,97 27,32 29,12 220,30
Karet kg 28,92 31,16 35,59 39,11 43,38 47,01 51,23 56,24 59,82 65,45 69,75 527,65
Logam kg 380,05 409,48 467,66 513,89 570,09 617,80 673,21 739,08 786,07 860,03 916,57 6933,92
Non Organik Kaca/gelas kg 203,49 219,25 250,41 275,16 305,25 330,80 360,47 395,74 420,90 460,50 490,77 3712,74
B3 kg 3,54 3,82 4,36 4,79 5,31 5,76 6,27 6,89 7,33 8,02 8,54 64,62

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Ultimate Analysis Kabupaten Sarolangun

Carbon
Jenis Sampah Komponen Carbon Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 TOTAL
Organik Cepat Sisa Makanan 48,0% kg 495,42 533,79 609,64 669,90 743,16 805,36 877,58 963,46 1024,71 1121,12 1194,82 9038,94
Terurai Kertas 43,4% kg 100,39 108,17 123,54 135,75 150,59 163,20 177,83 195,23 207,65 227,18 242,12 1831,65
Plastik 60,0% kg 169,62 182,75 208,72 229,36 254,44 275,73 300,46 329,86 350,83 383,84 409,08 3094,70
Organik Sulit Kayu Halaman 46,0% kg 37,20 40,08 45,78 50,30 55,80 60,47 65,90 72,35 76,95 84,19 89,72 678,74
Terurai Kain/Tekstil 48,0% kg 5,80 6,24 7,13 7,84 8,69 9,42 10,27 11,27 11,99 13,12 13,98 105,74
Karet 69,7% kg 20,16 21,72 24,80 27,26 30,24 32,77 35,71 39,20 41,69 45,62 48,61 367,78
Logam 4,5% kg 17,10 18,43 21,04 23,12 25,65 27,80 30,29 33,26 35,37 38,70 41,25 312,03
Non Organik Kaca/gelas 0,5% kg 1,02 1,10 1,25 1,38 1,53 1,65 1,80 1,98 2,10 2,30 2,45 18,56
B3 24,3% kg 0,86 0,93 1,06 1,16 1,29 1,40 1,52 1,67 1,78 1,95 2,08 15,70

46
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

Hydrogen
Jenis Sampah Komponen Hydrogen Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 TOTAL
Organik Cepat Sisa Makanan 6,4% kg 66,06 71,17 81,29 89,32 99,09 107,38 117,01 128,46 136,63 149,48 159,31 1205,19
Terurai Kertas 5,8% kg 13,42 14,46 16,51 18,14 20,13 21,81 23,77 26,09 27,75 30,36 32,36 244,78
Plastik 7,2% kg 20,35 21,93 25,05 27,52 30,53 33,09 36,06 39,58 42,10 46,06 49,09 371,36
Organik Sulit Kayu Halaman 6,0% kg 4,85 5,23 5,97 6,56 7,28 7,89 8,60 9,44 10,04 10,98 11,70 88,53
Terurai Kain/Tekstil 6,4% kg 0,77 0,83 0,95 1,04 1,16 1,26 1,37 1,50 1,60 1,75 1,86 14,10
Karet 8,7% kg 2,52 2,71 3,10 3,40 3,77 4,09 4,46 4,89 5,20 5,69 6,07 45,91
Logam 0,6% kg 2,28 2,46 2,81 3,08 3,42 3,71 4,04 4,43 4,72 5,16 5,50 41,60
Non Organik Kaca/gelas 0,1% kg 0,20 0,22 0,25 0,28 0,31 0,33 0,36 0,40 0,42 0,46 0,49 3,71
B3 3,0% kg 0,11 0,11 0,13 0,14 0,16 0,17 0,19 0,21 0,22 0,24 0,26 1,94
Oxygen
Jenis Sampah Komponen Oxygen Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 TOTAL
Organik Cepat Sisa Makanan 37,6% kg 388,08 418,13 477,55 524,75 582,14 630,86 687,44 754,71 802,69 878,21 935,94 7080,50
Terurai Kertas 44,3% kg 102,47 110,41 126,10 138,56 153,72 166,58 181,52 199,28 211,95 231,89 247,14 1869,63
Plastik 22,8% kg 64,46 69,45 79,32 87,16 96,69 104,78 114,18 125,35 133,32 145,86 155,45 1175,99
Organik Sulit Kayu Halaman 38,0% kg 30,73 33,11 37,82 41,55 46,10 49,96 54,44 59,76 63,56 69,54 74,12 560,70
Terurai Kain/Tekstil 40,0% kg 4,83 5,20 5,94 6,53 7,25 7,85 8,56 9,39 9,99 10,93 11,65 88,12
Karet 0,0% kg 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Logam 4,3% kg 16,34 17,61 20,11 22,10 24,51 26,57 28,95 31,78 33,80 36,98 39,41 298,16
Non Organik Kaca/gelas 0,4% kg 0,81 0,88 1,00 1,10 1,22 1,32 1,44 1,58 1,68 1,84 1,96 14,85
B3 4,0% kg 0,14 0,15 0,17 0,19 0,21 0,23 0,25 0,28 0,29 0,32 0,34 2,58
Nitrogen
Jenis Sampah Komponen Nitrogen Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 TOTAL
Organik Cepat Sisa Makanan 2,6% kg 26,84 28,91 33,02 36,29 40,25 43,62 47,54 52,19 55,51 60,73 64,72 489,61
Terurai Kertas 0,3% kg 0,69 0,75 0,85 0,94 1,04 1,13 1,23 1,35 1,44 1,57 1,67 12,66
Plastik 0,0% kg 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Organik Sulit Kayu Halaman 3,4% kg 2,75 2,96 3,38 3,72 4,12 4,47 4,87 5,35 5,69 6,22 6,63 50,17
Terurai Kain/Tekstil 2,2% kg 0,27 0,29 0,33 0,36 0,40 0,43 0,47 0,52 0,55 0,60 0,64 4,85
Karet 0,0% kg 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Logam 0,1% kg 0,38 0,41 0,47 0,51 0,57 0,62 0,67 0,74 0,79 0,86 0,92 6,93
Non Organik Kaca/gelas 0,1% kg 0,20 0,22 0,25 0,28 0,31 0,33 0,36 0,40 0,42 0,46 0,49 3,71
B3 0,5% kg 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03 0,03 0,03 0,04 0,04 0,04 0,32
47
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

Sulfur
Jenis Sampah Komponen Sulfur Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 TOTAL
Organik Cepat Sisa Makanan 0,4% kg 4,13 4,45 5,08 5,58 6,19 6,71 7,31 8,03 8,54 9,34 9,96 75,32
Terurai Kertas 0,2% kg 0,46 0,50 0,57 0,63 0,69 0,75 0,82 0,90 0,96 1,05 1,12 8,44
Plastik 0,0% kg 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Organik Sulit Kayu Halaman 0,3% kg 0,24 0,26 0,30 0,33 0,36 0,39 0,43 0,47 0,50 0,55 0,59 4,43
Terurai Kain/Tekstil 0,2% kg 0,02 0,03 0,03 0,03 0,04 0,04 0,04 0,05 0,05 0,05 0,06 0,44
Karet 1,6% kg 0,46 0,50 0,57 0,63 0,69 0,75 0,82 0,90 0,96 1,05 1,12 8,44
Logam 0,0% kg 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Non Organik Kaca/gelas 0,0% kg 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
B3 0,2% kg 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,13
Ash
Jenis Sampah Komponen Ash Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 TOTAL
Organik Cepat Sisa Makanan 5,0% kg 51,61 55,60 63,50 69,78 77,41 83,89 91,41 100,36 106,74 116,78 124,46 941,56
Terurai Kertas 6,0% kg 13,88 14,95 17,08 18,77 20,82 22,56 24,59 26,99 28,71 31,41 33,47 253,22
Plastik 10,0% kg 28,27 30,46 34,79 38,23 42,41 45,96 50,08 54,98 58,47 63,97 68,18 515,78
Organik Sulit Kayu Halaman 6,3% kg 5,09 5,49 6,27 6,89 7,64 8,28 9,03 9,91 10,54 11,53 12,29 92,96
Terurai Kain/Tekstil 3,2% kg 0,39 0,42 0,48 0,52 0,58 0,63 0,68 0,75 0,80 0,87 0,93 7,05
Karet 20,0% kg 5,78 6,23 7,12 7,82 8,68 9,40 10,25 11,25 11,96 13,09 13,95 105,53
Logam 90,5% kg 343,94 370,58 423,24 465,07 515,93 559,11 609,25 668,87 711,39 778,33 829,49 6275,20
Non Organik Kaca/gelas 98,9% kg 201,26 216,84 247,65 272,13 301,89 327,16 356,50 391,39 416,27 455,44 485,37 3671,90
B3 68,0% kg 2,41 2,59 2,96 3,26 3,61 3,92 4,27 4,68 4,98 5,45 5,81 43,94

48
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

Jumlah analisis ultimate tiap komponen

3. Menghitung Produksi Gas


Untuk Menghitung produksi gas, dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
a) Menghitung rumus molekul tiap unsur (C, H, O, N dan S) untuk
kedua komponen sampah (cepat terurai dan sulit terurai) dengan
rumus:
Rumus Molekul =
b) Menghitung mol tiap komponenMrtiap(C,unsurH,O, N dan S)

Berikut adalah tabel nilai Mr pada tiap unsur yang digunakan

Tabel 4.15 Nilai Molekul Relatif


Unsur MR

C 12,01

H 1,01

O 16

N 14,1
S 32,06

b) Penyederhanaan dihitung dengan membagi semua hasil rumus molekul


tiap unsur dengan menggunakan rumus molekul Nitrogen
c) Rumus molekuk untuk sampah mudah terurai adalah C25H40O16N dan
untuk yang sulit terurai adalah C90H132O29N

Komponen mudah terurai menggunakan rumus kimia yaitu:

4 − −2 +3 4 + −2 +3
25 40 16N + ( )+ 2 +( )
4 8

+ 4 (4 − + 2 + 3 ) 2 + 3 3 4
49
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI
(082001400068)

Sedangkan untuk komponen yang sulit terurai, menggunakan rumus:

4 − −2 +3 4 + −2 +3
90 132 29N + ( )+ 2 +( )
4 8

+ 4 (4 − + 2 + 3 ) 2 + 3 3 4

d) Perhitungan volume gas CH4 dan CO2 yang dihasilkan dapat


dihitung dengan menggunakan rumus:
Volume CH4 =
Berat Total CH4 x Berat Kering Total
Berat Sampah Organik x Densitas CH 4

Berat Total 2 x Berat Kering Total


Volume 2 =
Berat Sampah Organik x Densitas 2

Tabel 4.16 Perhitungan Rumus Molekul Sampah Cepat Terurai

Unsur Mr Rumus Molekul Penyederhanaan Rumus Molekul


Carbon 12,01 905,13 25
Hydrogen 1,01 1435,62 40 C25H40O16N
Oxygen 16 559,38 16
Nitrogen 14,01 35,85 1
Tabel 4.17 Perhitungan Rumus Molekul Sampah Sulit Terurai

Unsur Mr Rumus Molekul Penyederhanaan Rumus Molekul


Carbon 12,01 353,62 90
Hydrogen 1,01 514,75 131 C90H132O29N
Oxygen 16 114,05 29
Nitrogen 14,01 3,93 1

50
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI
(082001400068)

Tabel 4.18 Nilai Densitas CH4 dan CO2 dan Total Berat Kering
Keterangan Nilai Satuan
Densitas CH4 0,7871 kg/m3
Densitas CO2 1,9783 kg/m3
Berat Kering Total Organik Cepat Terurai 23051,51 kg
Berat Kering Total Organik Sulit Terurai 7381,32 kg

Berikut adalah hasil dari perhitungan produksi gas:

Tabel 4.19 Perhitungan Volume Gas CH4 dan CO2 Sampah Organik Cepat Terurai
C25H40O16N H20 CH4 CO2 NH3
Konstanta 1 8,18 13,35 11,89 1
BM 607,32 18,00 16,00 44,00 17,00
Berat Total 607,32 147,32 213,65 523,33 17
Volume (m3) 10302,89 10040,64

Tabel 4.20 Perhitungan Volume Gas CH4 dan CO2 Sampah Organik Sulit Terurai
C90H132O29N H20 CH4 CO2 NH3
Konstanta 1 43,51 53,78 36,28 1
BM 1692,65 18,00 16,00 44,00 17,00
Berat Total 1692,650 783,16 860,42 1596,17 17
Volume (m3) 4767,03 3518,46

51
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

BAB V
SIMPULAN

Simpulan dari Laporan Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah di


Kabupaten Sarolangun adalah sebagai berikut :
1. Di Kabupaten Sarolangun didapat tiga calon lokasi TPA, yaitu di Desa
Lubuk Sepuh Kecamatan Pelawan, Desa Bukit Kecamatan Pelawan, dam
Desa Bukit Tigo Kecamatan Singkut
2. Berdasarkan perhitungan menurut SNI Pemilihan Lokasi TPA (T-11-1991-
03 / 03-3241-1994) dari hasil scorring kecamatan yang direkomendasikan
sebagai calon lokasi TPA di Kabupaten Sarolangun yaitu Kecamatan
Pelawan Desa Bukit dengan skor 697 dengan persentasi 86 %
3. Berdasarkan penilaian dengan metode Le Grand calon lokasi yang
kemungkinan pencemarnya sangat kecil dan berpotensi untuk di jadikan
lahan TPA dengan nilai A adalah Desa Bukit Kecamatan Pelawan.
4. Kebutuhan lahan TPA yang dibutuhkan hingga tahun 2026 yaitu 0,1387 Ha
3
5. Total volume sampah di TPA pada tahun 2026 yaitu sebesar 56,57 m /hari.
6. Total berat sampah di TPA pada tahun 2026 yaitu sebesar 11666,75 kg/hari
3
7. Produksi gas sampah cepat terurai untuk gas CH4 10302,89 m dan untuk
3
gas CO2 adalah sebesar 10040,64 m .
3
8. Produksi gas sampah sulit terurai yaitu 4767,03 m untuk gas CH4 dan
3
3518,46 m untuk gas CO2.

52
LAPORAN TPPAS | TIFANI PUTRI (082001400068)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1991. SNI 19-3241-1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat
Pembuangan Akhir Sampah. Dinas Pekerjaan Umum.

Anonim. 1991. SNI T-11-1991-03 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat
Pembuangan Akhir Sampah.

Anonim. 2008. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008


tentang Pengelolaan Sampah.

Hadiwiyoto,S. 1993. Penanganan dan Pengelolaan Sampah, Yayasan Idayu. Jakarta

Judith Petts, Envoronmental Impact Assesment for Waste Treatment & Disposal
Facilities, 1996.

Lampiran III Permen PU tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana


Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Rumah Tangga
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sarolangun Tahun
2011-2016

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sarolangun Tahun 2014-2034

Tchoanoglous. 1997. Integrated Solid Waste Management Engineering Principles


and Management Issues. Megraw Hill, New York.

53

Anda mungkin juga menyukai